SUMMARY Ernawati
SUMMARY Ernawati
SUMMARY Ernawati
SD
NIP : 198603182022212032
Wawasan Kebangsaan
Bela Negara
A. Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
B. Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan SumberDaya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
1. cinta tanah air
2. sadar berbangsa dan bernegara
3. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
4. rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. kemampuan awal Bela Negara
C. Pembina Kesadaran Bela Negara Lingkup Pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan,
dan/atau pelatihan kepada warga negara guna dalam rangka memberikan
pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada warga negara guna
menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela
Negara.
1. Indikator Cinta Tanah Air
a. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruhruang wilayah Indonesia
b. Jiwa dan raganya banggasebagai bangsa Indonesia
c. Jiwa patriotisme terhadapbangsa dan negaranya
d. Menjaga nama baik bangsadan negara
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dannegara
f. Bangga menggunakan hasil
g. produk bangsa Indonesia
2. Indikator Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara
a. Berpartisipasi aktif dalam organisasikemasyarakatan, profesi maupun
politik
b. Menjalankan hak dan kewajibannyasebagai warga Negara sesuai
dengan peraturanperundang- undangan yang berlaku
c. Ikut serta dalam pemilihan umum
d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang
e. terbaik bagi bangsa dan negaranya
f. Berpartisipasi menjaga kedaulatan
g. bangsa dan negara
3. Indikator Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
a. Paham nilai-nilai dalam
b. Pancasila Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupansehari-hari
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsadan negara
d. Senantiasa mengembangkan nilai-nilaiPancasila
e. Yakin dan percaya bahwaPancasila sebagai dasar negara
4. Indikator Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara
a. Bersedia mengorbankan waktu,tenaga dan pikirannya untuk
kemajuan bangsa dannegara
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macamancaman
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat,bangsa dan negara
d. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan
5. Indikator Kemampuan Awal Bela Negara
a. Memiliki kecerdasan emosionaldan spiritual serta intelejensia
b. Senantiasa memelihara jiwa danraga
c. Senantiasa bersyukur dan berdoaatas kenikmatan yang telah
diberikan Tuhan YangMaha Esa
d. Gemar berolahraga
e. Senantiasa menjaga kesehatannya
D. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Bagi ASN
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
alinea ke-4 Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
AGENDA 1 MODUL 2 : ANALISIS ISU KONTEMPORER
Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Berorientasi Pelayanan
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratifyang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
A. Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU
Pelayanan Publik, yaitu:
1. kepentingan umum
2. kepastian hukum
3. kesamaan hak
4. keseimbangan hak dan kewajiban
5. keprofesionalan
6. partisipatif
7. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
8. keterbukaan
9. akuntabilitas
10. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11. ketepatan waktu
12. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
B. Prinsip pelayanan publik yang baik adalah:
1. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yang dibutuhkan masyarakat, pemerintah
perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
hasilnya.
2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagiwarga negara untuk mengetahui segala
hal yang terkait dengan pelayanan publik.
3. Responsi
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah wajibmendengar dan memenuhi
tuntutan kebutuhan warga negaranya.
4. Tidak diskriminatif.
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara
satu warga negara dengan warga negara yang lain..
5. Mudah dan Murah
Pelayanan layanan yang mereka butuhkan, harus diterapkan prinsip mudah, artinya
berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.
Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara.
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh
warga negara
8. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan
sumber daya manusia yang dibiayaioleh warga negara melalui pajak yang mereka
bayar.
9. Berkeadilan
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompok rentan dan mampumenghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.
C. Membangun Budaya Pelayanan Prima
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan
pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat,
pelayanan yang berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan
prima didasarkan pada implementasistandar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara.
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas
yaitu:
1. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang
berkualitas
2. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat
3. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan
pelayanan publik
4. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan
masyarakat
5. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja,
fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana
prasarana
6. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
penyelenggara pelayanan publik.
D. ASN Sebagai Pelayan Publik
Dalam pasal 10 UU ASN, Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta sabagai perekat dan pemersatu bangsa. Adapun tugas ASN yaitu:
1. Melaksanakan kewajiban publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
3. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Pasal 34 UU Pelayanan publik, tentang penyelenggaraan pelayanaan publik, yatu :
1. Adil
2. Cermat
3. Santun dan Ramah
4. Tegas
5. Profesional
6. Tidak mempersulit
7. Patuh
8. Menjunjung tinggi nilai akuntabilitas dan integritas
9. Tidak membocorkan dokumen rahasia
10. Tidak menyalahgunakan sarpas
11. Terbuka
12. Tidak memberikan info salah
13. Tidak menyalahgunakan informasi
14. Sesuai keputusan
15. Tidak menyimpang dari prosedur
Hal fundamental mengenai pelayanan publik :
1. Pelayanan public merupakan hak warga negara sebagai amanat konstusi
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal strategis bagi
kemajuan di masa akan datang
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi)
Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah a. Menjadi dasar pembentukan peraturan
internal tentang kewajiban masuk kerja b. Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan
menciptakan budaya kerja yang mendukung tercapainya kinerja terbaik c. Menjadi
pertimbangan pimpinan unit kerja dalam menentukan rekanan dalam proyek strategis d.
Menjadi instrumen pengukuran kinerja ASN oleh masyarakat
AGENDA 2 MODUL 2 : MODUL AKUNTABEL
Akuntabilitas
A. Pengertian Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/ organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggung jawabkan segalatindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan
Zonke, 2017).
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakankepadanya. Amanah seorang
ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritastinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barangmilik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Bagan 1 Tingkatan Akuntabilitas
B. Aspek-Aspek Akuntabilitas
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan(Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihakantara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan
arahan yang memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam konteks ini, setiap
individu/kelompok/institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi
untuk mencapai hasil yang maksimal.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan
kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/ kelompok/ institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses
yang telah dilakukan.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
Akuntabilitas menunjukkan tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atausanksi.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountabilityimproves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang
bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah
hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sejak
C. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yangberlaku pada setiap level/unit
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggung jawaban
laporan kegiatan kepada atasannya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (perandemokrasi)
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalah gunaan kekuasaan (peran konstitusional)
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1. akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas
yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada
pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah kepadapemerintah pusat, pemerintah
pusat kepada MPR
2. akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas horizontal adalah pertanggung jawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan "ke samping"
kepada parapejabat lainnya dan lembaga negara.
D. Tingkatan Akuntabilitas
1. Akuntabilitas Personal mengacu pada nilai-nilaiyang ada pada diri seseorang seperti
kejujuran,integritas, moral dan etika.
2. Akuntabilitas Individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan
3. Akuntabilitas Kelompok mengacu pada Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan
atas kerjasama kelompok.
4. Akuntabilitas Organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai.
5. Akuntabilitas Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yangmemberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya.
Pengembangan Kompetensi
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar KompetensiASN, kompetensi meliputi:
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapa
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural.
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta
nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil
pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.
Perilaku Kompeten
A. Berkinerja yang BerAkhlak:
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi,kompetensi, dan kinerja.
2. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
3. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
B. Meningkatkan kompetensi diri:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah
keniscayaan.
2. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut denganHeutagogi atau disebut juga sebagai
teori ―net-centric‖, merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama
dari Internet.
3. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network.
4. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau
tempat lain.
5. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri
dalam interaksidengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.
C. Membantu Orang Lain Belajar:
1. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk morning
tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
2. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam ―pasar pengetahuan‖
atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
3. Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja
seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam
repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories).
4. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam
bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessonslearned).
D. Melaksankan Tugas Baik:
Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan
kecenderungan setiap organisasi, baik instansi
pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai
perubahan lingkungan dan karya manusia.
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknyatidak dilepaskan dengan apa
yang menjadi terpenting
dalam hidup seseorang.
AGENDA 2 MODUL 4 : HARMONIS
Mengapa Adaptif
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan
tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis,
kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan
lain sebagainya.
A. Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis di tingkat global, regional maupun nasional yang kompleks dan
terus berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek administrasi publik, proses-
proses kebijakan publik dan penyelenggaraan pemerintahan ke depan.
Perubahan lingkungan strategis ini menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. Tidak ada
satu pun negara ataupun pemerintahan yang kebal akan perubahan ini, pun demikian dengan
Indonesia. Negara-negara di dunia juga dihadapkan pada persoalan global dalam bidang
keamanan dan perdamaian dunia. Kasus-kasus seperti terorisme, radikalisme, konflik regional
dan sebagainya.
B. Kompetensi di Sektor Publik
Seluruh bentuk kompetisi di atas akan memaksa dan mendorong pemerintah baik
di tingkat nasional maupun daerah dengan motor birokrasinya untuk terus bersaing dan
beradaptasi dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan yang terjadi. Adaptasi
menjadi kata kunci bagi negara untuk dapat menjadi kompetitif.
C. Komitmen Mutu
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kerja ASN di
sektornya masing-masing memerlukan banyak perbaikan dan penyesuaian dengan berbagai
tuntutan pelayanan terbaik yang diinginkan oleh masyarakat.
Standar mutu pelayanan, ASN yang responsif dan cerdas dalammenyelenggarakan pelayanan,
serta literasi publik atas kualitas layanan yang terus meningkat menjadi faktor-faktor yang
mendorongkomitmen mutu yang lebih baik.
Dalam hubungan itu, maka efektivitas, efisiensi, inovasi dan mutu menjadi kata kunci
bagi ASN agar berkomitmen dalam memberikan pelayanan yang terbaik. Konsekuensi penting
darikomitmen mutu ini adalah bahwa ASN harus memastikan pelayanan publik terselenggara
sebaik mungkin dengan cara apapun, sekalipun harus melakukan perubahan, penyesuaian atau
―adaptasi‖ tentunya.
D. Perkembangan Teknologi
A. Definisi Kolaborasi
Definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi dan collaborative
governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between two or more firms aiming
to become more competitive by developing shared routines”.
definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga perlu dijelaskan yaitu
collaborative governance. Irawan (2017 P 6) mengungkapkan bahwa ― Collaborative
governance ―sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksisaling
menguntungkan antar aktor governance .
B. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)
Collaborative governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan fungsi.
Ansell dan Gash A (2007:559), menyatakan Collaborative governance mencakup
kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria pentinguntuk kolaborasi yaitu:
1. forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau Lembaga
2. peserta dalam forum termasuk aktor nonstate
3. peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‗dikonsultasikan‘ oleh agensi public
4. forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5. forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik)
6. fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang mampu
membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan mempertahankan tata kelola
stuktur horizontal sambil mendorong pembangunan hubungan dan pembentukan ide.
Selain itu, Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta
menggerakan pemanfaatan berbagaisumber daya untuk tujuan bersama.
Gambar Kerangka Pikir dalam melakukan Assessment Tata Kelola Kolaborasi
Ansen dan Gash 2012 p 550) menjelaskan terkait model collaborative governance.
Menurutnya starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses
tersebutterdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue,commitment to process,
pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara.
Karakteristik Keterangan
Hasil yang Proses bisnis diubah dan fokus model bisnis organisasi
Diharapkan diubah; dalam beberapa kasus proses bisnis dioptimalkan.
Tujuan Penjelasan
Cuti Cuti
Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; -
Perlindungan Perlindungan
Pengembangan kompetensi Pengembangan Kompetensi