Jurnal PPPK Formasi Tahun 2021
Jurnal PPPK Formasi Tahun 2021
Jurnal PPPK Formasi Tahun 2021
AGENDA I
MODUL 1
A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA
B. 4 KONSENSUS DASAR
1. Bendera
2. Bahasa
3. Lambang negara
4. Lagu kebangsaan
Nilai-Nilai Bela Negara
BELA NEGARA adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dariberbagai Ancaman”
Implementasi
2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam konteks
penyelenggaraan negara Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan undang-
undang yang berisi aturan dasar kehidupan bernegara di Indonesia. Kedudukan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah sebagai hukum yang paling tinggi dan
bersifat fundamental. Sebagai hukum yang paling tinggi dan fundamental sifatnya,
karena merupakan sumber legitimasi atau landasan bentuk-bentuk peraturan perundang-
undangan di bawahnya.
4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Arti Batang Tubuh UUD 1945 ialah peraturan Negara yang memuat ketentuan ketentuan
pokok dan menjadi salah satu sumber daripada perundang-undangan lainnya yang
kemudian dikeluarkan oleh negara itu.
Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari:
1. 6 Bab
2. 37 Pasal
3. 4 pasal Aturan Peralihan
4. 2 Ayat Aturan Tambahan
5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuaN
Bangsa Indonesia
Kedudukan PNS dalam NKRI sebagai unsur aparatur negara yang berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
PNS melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah. c.
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam menjalankan tugasnya, PNS harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Berikut tugas PNS dan PPPK sebagai pegawai ASN:
A. BERORIENTASI PELAYANAN
B. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi untuk
memenuhi tanggjung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas merupakan prinsip dasar
bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban
jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Aspek-Aspek Akuntablitias
Hasrat untuk mencapai Kesatuan, Kemerdekaan, Keaslian, dan Kehormatan Bangsa
ETIKA PUBLIK
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Kode Etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Tuntutan Etika Publik dan Kompetensi
Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti
kecurangan dapat mendukung secara efektif penerapan nilai-nilai budaya kerja, yang sangat
erat hubungannya dengan hal-hal atau faktor-faktor penentu keberhasilannya yang saling
terkait antara satu dengan yang lainnya, yaitu : 1) Komitmen dari Top Manajemen Dalam
Organisasi; 2) Membangun Lingkungan Organisasi Yang Kondusif: 3) Perekrutan dan
Promosi Pegawai; 4)Pelatihan nilai- nilai organisasi atau entitas dan standar-standar
pelaksanaan; 5) Menciptakan Saluran Komunikasi yang Efektif; dan 6) Penegakan
kedisiplinan.
Perilaku berkaitan dengan menghindari perilaku yang curang dan koruptif (Fraudulent
and Corrupt Behaviour): • ASN tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi; • ASN
dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual atau
potensial untuk setiap orang atau institusinya; 56 • ASN dilarang berbuat curang dalam
menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk keuntungan pribadinya; • ASN akan
melaporkan setiap perilaku curang atau korup; • ASN akan melaporkan setiap pelanggaran
kode etik badan mereka; • ASN akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas
yang berlaku di sektor publik.
Mulgan (1997) mengidentifikasikan bahwa proses suatu organisasi akuntabel karena
adanya kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang dibutuhkan
oleh masyarakat atau pembuat kebijakan atau pengguna informasi dan data pemerintah
lainnya.Informasi ini dapat berupa data maupun penyampaian/penjelasan terhadap apa yang
sudah terjadi, apa yang sedang dikerjakan, dan apa yang akan dilakukan. Hal yang tidak
kalah pentingnya adalah akses dan distribusi dari data dan informasi yang telah dikumpulkan
tersebut, sehingga pengguna/stakeholders mudah untuk mendapatkan informasi tersebut.
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus relevant
(relevan), reliable (dapat dipercaya), understandable (dapat dimengerti), serta comparable
(dapat diperbandingkan), sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil
keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah
(Record Keeping and Use of Government Information):
- ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan;
- ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia;
- ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan;
- ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan kreativitas;
- ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
- ASN memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
- ASN tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
C. KOMPETEN
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan
teknologi itu sendiri.
a. Berorientasi Pelayanan:
a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c) Melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabel:
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritastinggi;
b) Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, danefesien.
c. Kompeten:
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b) Membantu orang lain belajar; c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis:
a) Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b) Suka mendorong orang lain;
c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif
e. Loyal:
a) Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara; c. Menjaga
rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif:
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b) Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c) Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif:
a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c) Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus
memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada
perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek
primodial lainnya yang bersifat subyektif. Pembangunan Apartur sesuai Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan
karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan dengan
beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang
semakin efektif dan efisien Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi
ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik
tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan
Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi
Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan. Pendekatan
pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk kompetensi
teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai,
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh
empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam
menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan
pegawai dalam nine box tersebut.
D. HARMONIS
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama
alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi mencapai 270.203.917
jiwa pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa dan
budaya nya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan tambang, kekayaan hutan
tropis dan kekayaan dari lautan diseluruh Indonesia.
A. Nasionalisme Kebangsaan
B. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman
C. Dampak Konflik
D. Etika ASN sebagai Individu, dalam Organisasi, dan Masyarakat
E. Upaya Mewujudkan Suasana Harmonis
F. Peran ASN Harmonis
E. LOYAL
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan
dimasukkan menjadi salah satu core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan
dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan eksternal.
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang
artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat
dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih
kepadaNegara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukurloyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan.
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama.
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai
terhadap organisasi,hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
a. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
b. Meningkatkan Kesejahteraan
c. Memenuhi Kebutuhan Rohani
d. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
e. Melakukan Evaluasi secara Berkala
F. ADIKTIF
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan
individu didalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri
individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu
dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi,
karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi
memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan,
perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif
sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada
diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana
pengembangan kapasitas pemerintah adaptif dengan indicator-indikator sebagai berikut:
(a) Pengembangan sumber daya manusia adaptif; (b) Penguatan organisasi adaptif dan
(c) Pembaharuan institusional adaptif. Terkait membangun organisasi pemerintah yang
adaptif, Neo & Chan telah berbagi pengalaman bagaimana Pemerintah Singapura
menghadapi perubahan yang terjadi di berbagai sektornya, mereka menyebutnya dengan
istilah dynamic governance. Menurut Neo & Chen, terdapat tiga kemampuan kognitif
proses pembelajaran fundamental untuk pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan
(think ahead), berpikir lagi (think again) dan berpikir lintas (think across). Selanjutnya,
Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk pemerintah yang
adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient organization).
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat
organisasi kuat dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan
budaya (atau sisu, kata Finlandia yang menunjukkankeuletan.
G. KOLABORATIF
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi
dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019)
mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between
two or more firms aiming to become more competitive by developing shared routines”.
A. MANAJEMEN ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan
kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill,
digital safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini
digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat
dalam menguasai teknologi digital.
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan,
yaitu:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.
B. MANAJEMEN ASN
Manajemen adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang Profesional,
Memiliki Nilai Dasar, Etika Profesi, Bebas dari Intervensi Politik, Bersih dari praktik
KKN.