Motivasi Dalam Lembaga Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MOTIVASI DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
SD yang diampu oleh Ibu Fitriani, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :

Ahmad Yusuf Ariyanto (NPM)

Ghea Rahmadani (NPM)

Natira Alma (NPM)

Annisa Miftahul J.A (NPM)

Dian Wahyuni (NPM)

PRODRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca
untuk memperdalam ilmu agama.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan terhadap makalah ini.
Oleh kerena itu, penulis meminta kepada para pembaca untuk memberikan
masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini
agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat
menjadi lebih baik.

Pekanbaru, 25 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

A. Pengertian Motivasi 3

B. Tujuan Motivasi 6

C. Perspektif Kebutuhan Tentang Motivasi 7

D. Hubungan pemimpin dan motivasi dalam pendidikan 12

BAB III..................................................................................................................14

A. Kesimpulan 14

B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, dalam kaitannya


dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara
kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia
akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Motivasi
menyangkut soal perilaku manusia dan merupakan elemen vital pada
manajemen termasuk dalam sebuah organisasi maupun lembaga pendidikan.
Motivasi dapat diartikan sebagai usaha agar seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan semangat karena ia ingin melaksanakannya. Manusia yang
beramal shalih, ia akan melihat hasilnya di kemudian hari. Amalannya akan
menjadi bukti di hadapan Allah di kemudian hari ketika manusia diambil
ruhnya (meninggal). Hal yang perlu diperhatikan adalah apa yang dilakukan
oleh manusia hari ini adalah refleksi kehidupan manusia nanti di hadapan
Allah. Maka dari itu, tidak ada alasan untuk bermalas-malasan dan harus
bekerja keras dengan motivasi yang tinggi. Manusia memiliki motivasi yang
berbeda, tergantung dari banyak faktor seperti kepribadian, ambisi,
pendidikan dan usia. Motivasi diri sendiri timbul dari keinginan yang
mendalam untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu apapun halangan yang harus
diatasinya ia akan berjuang demi mencapai sebuah tujuan. Peran manajemen
tidak terlepas dari sumber daya manusia, hal ini dikarenakan manusia
merupakan subjek dari seluruh pekerjaan dan karya yang dibuatnya.
Sedangkan proses dan hasil kerja manusia ditentukan dari motivasinya dalam
bekerja. Tindakan motivasi akan lebih berarti ketika tujuannya jelas, disadari
dan sesuai dengan kebutuhan orang yang diberikan motivasi. Kinerja
seseorang sangat dipengaruhi oleh motivasi dalam melakukan pekerjaannya.

1
Seorang yang termotivasi akan mampu melaksanakan segala tugas dan
tanggung jawab dengan baik, tanpa harus diawasi oleh atasannya. Seseorang
yang memiliki motivasi yang tinggi, akan melaksanakan pekerjaannya dengan
semaksimal mungkin. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi. Faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi adalah
adanya karyawan yang mampu dan terampil (kompetensi yang baik) serta
mempunyai motivasi yang tinggi, sehingga dapat diharapkan hasil kerja yang
memuaskan.1 Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan konsep motivasi kerja
dalam organisasi khususnya organisasi pendidikan yaitu sekolah dalam
perspektif islam. Metode yang digunakan yaitu studi pustaka (library
research). Ruang lingkup pada artikel ini yaitu pembahasan mengenai
Motivasi Kerja dalam Organisasi Pendidikan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dan tujuan Motivasi


b. Bagaimana perspektif kebutuhan tentang motivasi
c. Apa hubungan pemimpin dan motivasi dalam pendidikan

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Motivasi


b. Untuk mengetahui perspektif kebutuhan tentang motivasi
c. Untuk mengetahui hubungan pemimpin dan motivasi dalam pendidikan
D.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya dorongan atau
menggerakkan. Sedangkan motivasi secara istilah yaitu cara menggerakkan dan
mengerahkan daya serta potensi bawahan agar bekerja sama secara produktif,
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Motivasi pada dasarnya dapat bersumber dari diri sesorang atau yang
sering dikenal sebagai motivasi internal dan dapat pula bersumber dari luar diri
seseorang atau disebut juga motivasi eksternal. Motivasi merupakan salah satu
alat atasan agar bawahan mau bekerja cerdas sesuai yang diharapkan. Manajer
dalam organisasi pendidikan adalah kepala sekolah, kepala sekolah harus mampu
memotivasi pegawainya dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan polanya
masing-masing.

Motivasi dalam pekerjaan dan psikologi organisasi berkaitan dengan


kekuatan energik yang berasal baik di dalam maupun di luar keberadaan individu
yang mempengaruhi inisiasi, intensitas arah, dan durasi tindakan. Pandangan
modern biasanya menggambarkan motivasi sebagai sekumpulan proses dan
tindakan afektif, perilaku, dan kognitif rekursif dan timbal balik yang terkait
waktu yang diatur di sekitar tujuan individu. Perilaku seseorang yang ditentukan
oleh keinginannya untuk mencapai beberapa tujuan disebut motivasi.

Motivasi merupakan pendorong agar seseorang melakukan kegiatan untuk


mencapai sebuah tujuan. Kekuatan motivasi bagi seseorang dapat berubah
sewaktu-waktu, perubahan tersebut terjadi karena kepuasan akan kebutuhannya.
Kebutuhan yang telah terpuaskan tersebut telah memotivasi perilaku seseorang.

3
Definisi motivasi secara sederhana adalah yang membuat orang
mengerahkan upaya dan energi nyata dari apa yang mereka lakukan. Psikolog
telah mengeksplorasi cara memotivasi karyawan sejak awal abad terakhir, dan
banyak pengetahuan tentang motivasi manusia telah dikembangkan dan
diterapkan secara luas.

Beberapa ahli mengemukakan definisi tentang motivasi, yaitu sebagai


berikut:
a. Robin berpendapat bahwa motivasi adalah proses yang ikut
menentukanintensitas, arah dan ketentuan individu dalam mencapai
tujuan.
b. Abraham Sperling mendefinisikan motivasi sebagai kecenderungan
untukberaktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri dan diakhiri
dengan penyesuaian diri.
c. Saefullah mengemukakan bahwa motivasi adalah dorongan untuk
mewujudkan perilaku tertentu yang terarah pada sebuah tujuan.

Motivasi memiliki karakteristik yaitu sebagai hasil dari kebutuhan, terarah


padasatu tujuan dan menopang perilaku. Ditinjau dari segi lingkungan (faktor),
terdapat faktor-faktor yang menyebabkan seseorang termotivasi yaitu faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik berasal dalam diri seseorang
berupa sikap, harapan, cita-cita dan disposisi kebutuhan yang berkembang.
Sedangkan faktor eksternal adalah desakan dari luar yang menyebabkan seseorang
termotivasi.

Menurut Vroom kemampuan melaksanakan tugas atau kinerja


(performance) adalah sesuatu hal yang dapat meningkatkan fungsi motivasi secara
terus menerus. Sebaliknya, kinerja pada dasarnya adalah hasil perkalian antara
kemampuan dan motivasi. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat dan saling
mempengaruhi antara motivasi atau dorongan untuk berbuat sesuatu seseorang
dengan kinerja yang dihasilkan.Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

4
kondisi yang dapat menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan sesuai
dengan kebutuhannya.

Dalam sebuah lembaga pendidikan, motivasi kerja tenaga pendidik dapat


diartikan sebagai kondisi yang memberikan pengaruh untuk membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berkaitan dengan lingkungan kerja di
bidang pendidikan. Kinerja suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja
karyawan, sedangkan untuk meningkatkan kinerja karyawan sangat erat kaitannya
dengan motivasi dari karyawan itu sendiri. Kinerja adalah perilaku seseorang yang
membuahkan hasil kerja tertentu setelah memenuhi sejumlah persyaratan. Banyak
faktor yang memengaruhi kinerja, antara lain adalah lingkungan, perilaku
manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, motivasi, umpan balik dan
administrasi pengupahan.

Motivasi kerja merupakan suatu daya pendorong atau penggerak yang


dimiliki atau terdapat dalam diri setiap individu dalam melakukan suatu kegiatan
agar individu mau berbuat, bekerja serta beraktifitas untuk menggunakan segenap
kemampuan dan potensi yang dimilikinya guna mencapai tujuan yang
dikehendaki, sebagaimana ditetapkan sebelumnya. Untuk mewujudkan motivasi
kerja yang tinggi memerlukan tingkat perhatian khusus kepada karyawan guna
bertujuan perusahaan dalam menghasilkan laba agar dapat berkesinambungan.

Untuk memotivasi kinerja tenaga pendidik dan kependidikan, maka


diperlukan pengondisian dari lembaga pendidikan (pimpinan/kepala sekolah)
dalam bentuk pengarahan dan pemeliharaan kondisi kerja secara berkelanjutan
sehingga dapat menstimulasi kualitas kerja para pegawai.

Motivasi sangat penting artinya bagi seseorang mengingat motivasi


merupakan pendorong/motif dalam diri individu yang mempengaruhi tingkah laku
tertentu, serta usaha menumbuhkembangkan bagi kehidupan pribadi yang
bersangkutan. Perjuangan motif adalah usaha mempertimbangkan dengan hati
nurani dan akal budi bagi kemungkinan dilaksanakannya satu pilihan yang
diambil dari berbagai alternatif motifmotif. Dalam penentuan dan pelaksanannya

5
dipilih motif yang paling baik dan paling kuat untuk dilaksanakannya dengan
segera.

B. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi secara umum adalah menggerakan atau


menggugahcseseorang agar muncul keinginan dan kemauannya untuk
melakukancsesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu. Agar lebih spesifik, Malayu S.P Hasibuan mengemukakan tujuan
motivasi sebagai berikut:

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja;


b. Meningkatkan kedisiplinan
c. Meningkatkan produktivitas kerja;
d. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi;
e. Mengefektifkan pengadaan pegawai;
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang kondusif;
g. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku;
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan pegawai;
i. Meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugasnya.

Pemberian motivasi kerja pegawai biasanya bertujuan mendorong gairah


dan semangat kerja pegawai, meningkatkan produktivitas pegawai, meningkatkan
kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai, dan menciptakan suasana
dan hubungan kerja yang baik, mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai
terhadap tugas-tugasnya. Karena itu kondisi fisik kerja harus terus menerus
diperbaiki dengan faktor motivasi sehingga produktivitas dapat terus ditingkatkan.

Tindakan memotivasi seseorang akan berhasil jika tujuannya jelas dan


disadari oleh orang yang dimotivasi. Maka dari itu, seseorang yang akan
memberikan motivasi harus memahami dan mengenal betul terkait latar belakang

6
kehidupan, kehidupan dan kebutuhan dan kehidupan seseorang yang akan
diberikan motivasi.

Beberapa Pendekatan Mengenai Motivasi

 Pendekatan tradisional atau dikenal sebagai traditional model of motivation


theory
 Pendekatan relasi manusia (human relation model)
 Pendekatan sumber daya manusia (human resources model)

C. Perspektif Kebutuhan Tentang Motivasi

Terdapat lima perspektif kebutuhan tentang motivasi, antara lain sebagai berikut.

1. Perspektif Kebutuhan (Need Perspectives)

Teori kebutuhan menekankan pertanyaan apa sebab motivasi, yang


dihubungkan dengan identifikasi alasan perilaku pegawai, para teorisi ini
menganggap bahwa individu berkelakuan dengan cara tertentu untuk berusaha
mencapai tujuan yang di dorong olhh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya,
jadi analisis teori ini lebih menekankan pada faktor faktor kebutuhan yang
membangkitkan perilaku individu yang bersumber dari dalam diri seseorang.
Terdapat empat teori Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan kita terdiri dari
lima kategori :

- Teori hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) dari Abraham Maslow


a. Fisiologis :berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan utama atau
dasar atau esensial yang harus dipenuhi setiap manusia untuk
mempertahankan diri sebagai makhluk. Seperti kebutuhan makan,
minum, pakaian.

7
b. Keamanan (safety) :berkaitan dengan kebutuhan akan dan proteksi
dari ancaman atau gangguan dari luar . ditempat kerja, misalnya
ada jaminan kerja, jaminan hari tua.
c. sosial (social needs) : merupakan kebutuhan manusia untuk
menjadi bagaian dari kelompokn, mencintai dan dicintai orang lain
dan bersahabat.
d. pengakuan (esteem needs): berkaitan dengan keinginan manusia
untuk dihormati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki dan ingin punya status.
e. Aktualisasi diri ( self-actualization needs) : merupakan kebutuhan
untuk tumbuh dan berkembang sehingga membutuhkan penyaluran
kemampuan dan potensi diri dalam bentuk nyata. Artinya setiap
orang ingin tumbuh, membangun pribadi dan mencapai hasil.

- Teori ERG dari Clayton Alderfer.


Teori kebutuhan ERG Alderfer menyatakan bahwa jika kebutuhan untuk
tumbuh dihalangi oleh lingkungan dan tidak diberikan kesempatan, maka
karyawan akan terdemotivasi dan mencari pemenuhan kebutuhan di
tingkat yang lebih rendah.

8
- Teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan McClelland
Teori Mc Clelland berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu kebutuhan
pencapaian (need for achievement / nAch), kebutuhan kekuasaan (need for
power/ nPow), dan kebutuhan hubungan (need for affiliation/ nAff).

- Teori dua faktor (Two-Factor Theory) dari Frederich Herzberg


a. Motivating Factors
· Kesempatan untuk berprestasi(achievement)
· Pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (recognition)
· Kesempatan untuk bertanggungjawab (responsibility)
· Kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri
(advancement and growth).

b. Hygiene Factors

· Kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang jelas


dan adil (company policy and administration)

9
· Supervisi yang memadai (supervision)
· Keserasian hubungan dengan supervisi (relationship with
supervision)
· Kondisi pekerjaan yang kondusif (working condition)
· Gaji atau upah yang layak(salary)
· Hubungan yang baik antar pekerja (relationship with peers)
· Adanya penghargaan terhadap kehidupan pribadi (personal life)
· Hubungan yang serasi dengan bawahan (relationship with
subordinates)
· Kejelasan status pekerjaan (job status)
· Masa depan dari pekerjaan yang dijalani(job safety)

2. Perspektif Keseimbangan Dan Keadilan (Equity Perspectives)

Motivasi Individu ditentukan oleh kesesuaian antara Job Input dan Job
Rewards.

3. Perspektif Pengharapan (Expectancy Perspectives)


Terdapat 4 asumsi dasar (Nadler & Lawler)
1. Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari berbagai faktor
individu dan berbagai faktor lingkungan
2. Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh
kesadaran dari keputusan setiap individu.

10
3. Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan dan tujuan.
4. Masing-masing individu cenderung akan berperilaku berdasarkan
pilihan alternatif perilaku yang terkait dengan harapan mereka

Adapun 3 komponen utama dalam Perspektif Pengharapan, yaitu :


1. Pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-
performance expectancy)
2. Dorongan terhadap motivasi (valence)
3. Pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan (effort-performance
expectancy)

Penghargaan Intrinsik dan Ekstrinsik

Berdasarkan ketiga komponen yang dikemukakan diatas, maka


seseorang akan cenderung bertanya-tanya dalam setiap melakukan suatu
tindakan. Sesuatau yang diharapkan untuk diperoleh dinamakan sebagai
penghargaan.Secara garis besar penghargaan dapat terbagi menjadi dua,
yaitu penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik.

4. Perspektif Penguatan (Reinforcement Perspectives)

Menurut skinner, orang yang dikondisikan oleh hasil dari


tanggapan-tanggapan mereka masa lalu untuk situasi tertentu. Ini berarti
bahwa faktor yang memotivasi orang dalam melakukan pekerjaan adalah
imbalan yang akan diterima dari hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Kerangka Pikir BF Skinner


      

Perlakuan
Stimulan Respon yang Respon Selanjutnya
diterima

Modifikasi Perilaku

 Penguatan positif (positive reinforcement)


 Pembelajaran melalui penghindaran terhadap sesuatu (avoidance learning)

11
 Pengecualian atau peniadaan (extinction)
 Hukuman (punishment)

5. Perspektif Penyusunan Tujuan (Goal Setting Theory)


Menyangkut tingkat keterlibatan anggota dalam penyusunan dan
penentuan tujuan organisasi.
· Anggota yang bertipe-X cenderung kurang dilibatkan dalam
penyusunan tujuan, sedangkan yang bertipe-Y cenderung untuk lebih
dilibatkan dalam penyusunan tujuan. (Kerangka McGregor).
Empat fase yang harus dilakukan oleh manajer sehubungan dengan tujuan
dari setiap setiap kegiatan yang akan dilakukan, menurut Stoner ,
Freemen, Gilbert, Christopher Earley dan ChristinE Shalley.
 Penentuan tujan atau target yang akan dicapai
 Penetuan apakan tujan atau target tersebut realisasi atau
memungkinkan untuk dicapai
 Mempertimbangkan dan menetukan kesesuaian tujan dan target
tersebut dangan target dan tujan individu dalam organisasi
 jika tujuan organisasi telah selaras dengan tujuan individu, maka
individu akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut dengan
menunjukan perilaku dan kinerja yang diharapkan.

D. Hubungan Pemimpin dan Motivasi Dalam Pendidikan

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang


sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat seolah olah
kepemimpinan dipaksa menghadapi berbagai faktor seperti struktur atau tatanan,
koalisi, kekuasaan dan kondisi lingkungan organisasi. Sebaliknya kepemimpinan
rasanya dapat dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa
terhadap persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi. Menurut
Burhanuddin, kepemimpinan atau kegiatan memimpin merupakan usaha yang
dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk :

12
mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang
dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan
dalam mancapai tujuan-tujuan organisasi.

Kepemimpinan dan motivasi merupakan sebahagian dari faktor penentu


keberhasilan pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran, peranan pimpinan atau manajer lembaga pendidikan merupakan
kunci utama perputaran roda organisasi yang ada di lembaga tersebut. Apabila
pola kepemimpinan yang diterapkan oleh sang manajer mampu mengakomodir
semua kebutuhan institusi, maka boleh dikatakan bahwa roda organisasi itu dapat
berputar dengan lancar. Sebaliknya bila kepemimpinan yang dilakukan tidak
memiliki arah yang jelas, pasti akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan
organisasi atau lembaga.

Faktor penentu berhasil tidaknya pengelolaan lembaga pendidikan yakni


tumbuhnya motivasi kerja yang positif di kalangan staf dan tenaga pendidik yang
ada di lembaga pendidikan yang bersangkutan sebagaimana yang dikemukakan
dalam teori kepemimpinan yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni
atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka mau berjuang berkerja
secara sukarela dan penuh antusias kearah pencapaian tujuan. Sedangkan motivsi
kerja adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keberhasilan pengelolaan adalah hasil
yang dapat diukur melalui proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan prestasi
yang diraih.

Pengaruh kepemimpinan terhadap keberhasilan pengelolaan lembaga


pendidikan berkorelasi kuat, begitu juga sebalikanya motivasi kerja dengan
keberhasilan pengelolaan lembaga pendidikan berkorelasi juga kuat. Jika kedua
aspek kepemimpinan dan motivasi kerja digabungkan maka diperoleh koefisien
korelasi yang sangat kuat, artinya bahwa kedua faktor kepemimpinan, dan
motivasi kerja secara bersama-sama dapat menentukan keberhasilan pengelolaan
lembaga pendidikan.

13
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, kesimpulan dari topik ini adalah motivasi merupakan pendorong agar
seseorang melakukan kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan
motivasi antara lain,
1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja;
2) Meningkatkan kedisiplinan;
3) Meningkatkan produktivitas kerja;
4) Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi;
5) Mengefektifkan pengadaan pegawai;
6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang kondusif;
7) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku;
8) Meningkatkan tingkat kesejahteraan pegawai;
9) Meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugasnya.

Perspektif kebutuhan tentang motivasi ada lima, yaitu :


 Perspektif Kebutuhan (Need Perspectives)
 Perspektif Keseimbangan Dan Keadilan (Equity Perspectives)
 Perspektif Pengharapan (Expectancy Perspectives)
 Perspektif Penguatan (Reinforcement Perspectives)
 Perspektif Penyusunan Tujuan (Goal Setting Theory)

Pengaruh kepemimpinan terhadap keberhasilan pengelolaan lembaga


pendidikan berkorelasi kuat, begitu juga sebalikanya motivasi kerja dengan
keberhasilan pengelolaan lembaga pendidikan berkorelasi juga kuat. Jika
kedua aspek kepemimpinan dan motivasi kerja digabungkan maka diperoleh
koefisien korelasi yang sangat kuat, artinya bahwa kedua faktor

15
kepemimpinan, dan motivasi kerja secara bersama-sama dapat menentukan
keberhasilan pengelolaan lembaga pendidikan.

B. Saran

Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang


manusia kita harus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan
orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena
itu kita harus saling tolong menolong dalam kebaikan antar sesama.
Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini sangat dianjurkan
untuk dilanjutkan, karena bisa menambah wawasan manusia tentang pengetahuan
Agama. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk
menggali lebih dalam Hakikat Manusia menurut Islam.
C.

16
DAFTAR PUSTAKA
Erni Tisnawati Sule.2003.Pengantar Manajemen: Motivasi dan Kepemimpinan.
Jakarta : Prenadamedia

Wahyuni, Annisa. (2019). Motivasi Kerja dalam Organisasi Pendidikan : Jurnal


Manajemen Pendidikan Islam. Hal 16-20.

Suma, Hartoyo. (2012). Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan


Keberhasilan Pengelolaan PKBM : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. 8
(1) Hal 134-140

Prasetyarini, Nur Amalina. (2017). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala


Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru: Prosiding FKIP.
Hal 35-38.

17

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy