MAKALAH2
MAKALAH2
MAKALAH2
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika Pendidikan
yang diampu oleh Ibu Fitriana Yolanda,S.Pd.,M.Pd
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berjudul “Korelasi
Bivariat Menggunakan Uji Korelasi Koefisien Kontingensi”.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1. 2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1. 3. Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
2. 1 Konsep Korelasi.....................................................................................2
BA B III.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3. 1. Latar Belakang Masalah
Agar dapat memberikan informasi yang tepat, ringkas dan jelas. Karena
merupakqan hal yang sangat merugikan apa bila kita sebagai peneliti tidak
mengetahui apa arti dan bagaimana cara mengolah data yang telah kita dapatkan
agar menjadi data byang bisa memberikan informasi yang jelas.
3. 2. Rumusan Masalah
3. 3. Tujuan Penulisan
1
BAB II
ISI
3. 4. Konsep Korelasi
Secara umum, korelasi adalah cara untuk mencari suatu hubungan antara
dua variabel. Korelasi merupakan salah satu bentuk dan ukuran yang memiliki
beberapa variabel dalam hubungan yang menggunakan kata dari korelasi positif,
sehingga terjadi perubahan meningkat pada sebuah benda.
2
point biserial (rpb), korelasi phi (0), korelasi tetrachoric (rt), korelasi contingency
(C), dan korelasi kendall’s tau (8).
Dalam dunia pendidikan dapat diambil satu contoh. Anak yang memiliki
motivasi berprestasi sering terlihat senang mengerjakan tugas, rajin belajar, dan
datang ke sekolah tepat waktu. Hal ini sangat mungkin terjadi juga pada siswa-
siswa yang lain. Kalau demikian, maka akan muncul sejumlah pertanyaan yang
3
ingin mengungkap tentang keberadaan korelasi atau hubungan antara variabel
yang satu (variabel bebas, variabel X, independent variable) dengan variabel
yang lain (variabel terikat, variabel Y, dependent variable).
4
Arah korelasi tersebut ditunjukkan oleh suatu harga yang disebut koefisien
korelasi (r). Koefisien korelasi bergerak dari – 1,0 sampai dengan +1,0. Korelasi
tertinggi adalah –1,0 atau +1,0, sedang korelasi terrendah adalah 0. Korelasi
disebut positif apabila hasil analisis menunjukkan angka bertanda positif,
misalnya rxy = +0.756; rxy = +0,234; dan lain-lain. Dan korelasi disebut negatif
apabila hasil analisis menunjukkan angka bertanda negatif, misalnya rxy = –
0.756; rxy = –0,234; dan lain-lain.
Perlu dicermati bahwa tanda plus (+) dan minus (–) di depan indek
korelasi adalah bukan tanda aljabar, yang berarti kurang dari atau lebih dari nol
(0). Tanda minus (–) menunjukkan adanya korelasi yang berlawanan (tidak
pararel, tidak searah) sedangkan tanda plus (+) menunjukkan adanya korelasi
yang se arah (pararel, tidak berlawanan). Namun, pada tataran realitas hampir
tidak pernah ditemukan korelasi yang koefisiennya benar-benar sempurna (+1,00
atau –1,00) atau benar-benar tidak ada korelasi (Nihil, 0). Berikut ini disajikan
tabel interpretasi koefisien korelasi.
Tabel 1.1
Interpretasi Nilai r (Koefisien Korelasi)
Nilai r Interprtasi
0,900 s.d. 1.000 (-0,900 s.d. - Korelasi (+/-) sangat tinggi
1.000)
0,700 s.d. 0.900 (-0,700 s.d. - Korelasi (+/-) tinggi
0.900)
0,500 s.d. 0.700 (-0,500 s.d. - Korelasi (+/-) sedang
0.700)
0,300 s.d. 0.500 (-0,300 s.d. - Korelasi (+/-) rendah
0.500)
0,000 s.d. 0.300 (-0,000 s.d. - Korelasi (+/-) tidak berarti
0.300)
5
islam: baik, cukup, kurang dan sebagainya. Teknik KK dalam operasionalnya
membutuhkan rumus kai kuadrat atau chi square. dengan demikian, penggunaan
rumus KK harus diawali dengan penggunaan rumus kai kuadrat atau chi square.
Apabila variable itu hanya menjadi dua kategori, dan kedua kategori itu
sifatnya diskrit(terpisah menjadi dua buah kutub yang ekstrem), maka selain
menggunakan teknik analisis korelasioanl koefisien kontigensi, dapat pula
dipergunakan teknik analisis korelasional Phi koefisien. Akan tetapi apa bila
kategori itu lebih dari dua buah, maka teknik analisis korelasional Phi koefisien
tidak dapat di terapkan disini.
Uji ini sangatlah erat kaitannya dengan uji chi-square. Sebab berdasarkan
rumus uji koefisien ini, bahwa tidaklah mungkin koefisien ini dapat dihitung tanpa
terlebih dahulu mengetahu nilai dari chi-square. Jadi, logikanya adalah hitung
terlebih dahulu chi-square, baru kemudian hitung koefisien kontingensi.
6
Sedangkan rumus kai kuadrat (chi square) adalah sebagai berikut.
Keterangan :
X2 = chi square
fo = frekuensi objektif, frekuensi hasil pengamatan terhadap sampel.
fh = frekuensi harapan, frekuensi yang diharapkan terhadap populasi
jlh fr sebaris x jlh fr sekolom
fh =
N
N = Jlh indivdu atau sampel
Tabel 1.2
Hasil Observasi Tentang Pilihan Pekerjaan
PP
JP Jumlah
Petani Pedagang Pegawai
Umum 25 20 35 80
Kejuruan 20 30 20 70
Jumlah 45 50 55 150
7
Tabel 1.3
Tabel Kerja Perhitungan Kai Kuadrat
( fo−fh ) 2
JP PP fo fh fo-fh (fo-fh)2
fh
Petani 25 24 1 1 0,042
Umum Pedagang 20 27 -7 49 1,815
Pegawai 35 29 6 36 1,241
Petani 20 21 -1 1 0,048
Kejuruan Pedagang 30 23 7 49 2,130
Pegawai 20 26 -6 36 1,385
Jumlah - 150 150 0 - 6,661
X2
KK = √ 2
X +N
6,661
= √
6,661+150
6,661
= √
156,661
= √ 0,042518559
= 0,206200289
= 0,206 (pembulatan, r empirik)
8
Terdapat korelasi positif antara Jenis Pendidikan (JP) dengan Pilihan
Pekerjaan (PP). Namun korelasi tersebut dalam kategori sedikit atau
tidak berarti.
Tabel 1.4
Hasil Observasi Tentang Pengamalan Ibadah
PI
JP Jumlah
Kuat Sedang Lemah
Umum 30 50 45 125
Kejuruan 55 45 25 125
Jumlah 85 95 70 250
( fo−fh ) 2
JP PI fo fh fo-fh (fo-fh)2
fh
Kuat 30 42,5 -12,5 156,25 3,6765
Umum Sedang 50 47,5 2,5 6,25 0,1316
Lemah 45 35 10 100 2,8571
Kuat 55 42,5 12,5 156,25 3,6765
Kejuruan Sedang 45 47,5 -2,5 6,25 0,1316
Lemah 25 35 -10 100 2,8571
Jumlah - 250 250 0 - 13,33
9
Hasil analisis menggunaka kai kuadrat menunjuan indek korelasi sebesar
2 = 13,33. Hasil ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan analisis dengan
menggunakan teknik korelasi KK.
X2
KK = √ 2
X +N
13,33
= √
13,33+250
13,33
= √
263,33
= √ 0,051
= 0,226 (r empirik)
Hasil kedua analisis dengan teknik korelasi KK tersebut kemudian dijadikan dasar
untuk mengambil kesimpulan sebagai berikut.
Tabel 1.6
10
(JK) Ikut Tidak Ikut
Pria 9 6 15
Wanita 11 4 15
Jumlah 20 10 30
Tabel 1.5
Tabel Kerja Untuk Menghitung Kai Kuadrat
( fo−fh ) 2
JK Keikutsertaan fo fh fo-fh (fo-fh)2
fh
Ikut 9 10 -1 1 0,1
Pria
Tidak Ikut 6 5 1 1 0,2
Ikut 11 10 1 1 0,1
Wanita
Tidak Ikut 4 5 -1 1 0,2
Jumlah - 30 30 0 0,6
2
X
KK = √ 2
X +N
0,6
= √
0,6+ 30
0,6
= √
30,6
= √ 0,0196078431
= 0,140 (r empirik)
Hasil kedua analisis dengan teknik korelasi KK tersebut kemudian dijadikan dasar
untuk mengambil kesimpulan sebagai berikut.
11
4. Kesimpulan akhir:
Terdapat korelasi positif antara jenis kelamin siswa terhadap
keikutsertaan dalam pemilihan ketua kelas 6 namun korelasi tersebut
dalam kategori tidak berarti.
BA B III
PENUTUP
3. 6. Kesimpulan
Koefisien kontingensi adalah suatu ukuran kadar asosiasi relasi antara dua
himpunan atribut. Ukuran ini berguna khususnya apabila kita hanya mempunyai
informasi kategori (skala nominal) mengenai satu diantara himpunanhimpunan
atribut atau kedua himpunan atribut tersebut. Yaitu, pengukuran ini dapat
dipergunakan jika informasi kita tentang atribut-atribut itu terdiri dari suatu
rangkaian frekuensi yang tidak berurut. Dalam menggunakan koefisien
kontingensi, tidak perlu membuat anggapan kontinuitas untuk berbagai kategori
yang dipergunakan untuk mengukur salah satu atau kedua himpunan.
3. 7. Saran
12
dapat memacu semanggat penulis agar lebih giat dalam belajar menulis yang
lebih baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
14