Makalah Hendrik Roga
Makalah Hendrik Roga
Makalah Hendrik Roga
TEKNIK PONDASI I
OLEH :
MAKSIMUS TALLE
22011723279
KELAS/SEMESTER : A/III
TEKNIK SIPIL
AKADEMI TEKNIK KUPANG
TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan
mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel
tanah,yaitu pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini berdasarkan
ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran partikel paling besar
sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil.
Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah terutama dalam dalam hal
kemampuannya menahan air. Tekstur tanah merupakan gambaran tinkat kekasaran atau
kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.disini tekstur tanah ditentukan 3 jenis
partikel tanah yaitu,pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan
oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok
ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran
2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan kasar-halusnya suatu tanah, yaitu
perbandingan pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil
daripada kerikil. Partikel-partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang belum
terurai sempurna..
1) Jenis-jenis Tekstur Tanah
Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat–sifat
kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2
kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur
halus (dominant liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah
bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus
memiliki kapasitas adsorpsi unsur-unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya
lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak
mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah
bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian
tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah
pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah-tanah berliat memiliki
persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water
retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak,
yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.
2) Cara Penetapan Tekstur Tanah
Penetapan tekstur tanah dapat ditentukan dengan metode analisis kualitatif,
dengan merasakan tanah langsung dengan menggunakan jari tangan sehingga dapat
diketahui tingkat kehalusan dan kekasarannya. Hal ini disebabkan karena
penentuan tekstur tanah merupakan perbandingan fraksi tanah yang meliputi
kandungan liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah yang memiliki bentuk
partikel yang berbeda-beda. Bila terasa halus maka tanah memiliki kandungan liat
yang dominan dan bila kasar maka kandungan pasirnya dominan.
Penetapan tekstur tanah secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu:
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan
memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan
halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat,
dengan cara sebagai berikut:
1. Pasir (sandy) => Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan tidak
lekat. Pasir mengikat sedikit air karena pori-porinya besar sehingga banyak air
yang keluar dari tanah akibat gaya gravitasi.
2. Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir berlempung ini memiliki
terkstur yang kasar. Pasir berlempung ini akan membentuk bola yang mudah
hancur karena daya ikat pada partikel-partikel di pasir berlempung tidak kuat.
Dan juga akan sedikit sekali lengket karena memang kandungan lempungnya
yang sedikit.
3. Lempung berpasir (Sandy loam) => Rsa kasar pada tanah lempung berpasir
akan terasa agaklas dan juga akan membentuk bola yang agak keras tetapi akan
mudah hancur.
4. Lempung (Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa licin.
Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung dengan
permukaan yang mengkilat. Selain itu, lempung juga dapat melekat.
5. Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam) => Lempung liat berpasir terasa agak
jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat
membentuk gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta dapat
melekat.
6. Lempung liat berdebu (sandy-silt-loam) => Lempung liat berdebu memiliki
rasa licin yang jelas. Dapat membentuk bola teguh dan gulungan yang
mengkilat serta dapat melekat.
7. Lempung berliat (clay loam) => Lempung berliat akan terasa agak kasar.
Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan membentuk gumpalan bila
dipilin tetapi pilinan mudah hancur. Daya lekatnya sedang.
8. Lempung berdebu (Silty Loam) => Lempung berdebu akan terasa agak licin.
Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat melekat.
9. Debu (Silt) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt membentuk bola yang teguh
dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilap serta terasa
agak lekat.
10. Liat berpasir (Sandy-clay) => Liat berpasir akan terasa licin tetapi agak kasar.
Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar untuk dipijit tetapi
mudah digulung serta memilliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
11. Liat berdebu (Silty-clay) => Liat berdebu akan terasa agak licin. Dapat
membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar dipijit tetapi mudah
digulung serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
12. Liat (clay) => Liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik. Serta
memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
2. Pondasi Setempat/bidang
Kadang – kadang sering dijumpai pada lapisan tanah keras. Letaknya pada
kedalaman lebih dari 1.50 m dari permukaan tanah setempat. Bila digunakan pondasi
menerus akan sangat mahal dan tidak efisien. Untuk mengatsinya dapat digunakan
pondasi yang dibuat dibawah kolom – kolom pendukung bangunan disebut pondasi
setempat. Jadi yang merupakan pondasi utma pendukung bangunan adalah pondasi
setempat. Semua beban bangunan yang diterima kolom – kolom pendukung
langsung dilimpahkan padanya. Pondasi setempat dapat dibuat bentuk :
· Pondasi pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung
· Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat sampai
kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu –
batu besar
· Pondasi telapak, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi
atau di sebut voetplat
· Beban total dialihkan ke kolom
· Syarat – syarat penggunaan :
1. Beban cukup ringan dan masih dapat dipikul oleh tanah sesuai dengan
kemampuan daya dukungnya
2. Biasanya pada bangunan sementara atau bangunan permanent hingga
bertingkat satu atau bangunan yang didirikan didaerah berair / rawa –
rawa dan berkondisi daya dukung yang tidak merata
1. Kesimpulan
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu
yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup,
bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.
Fisika tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat tanah seperti tekstrur
tanah, struktur tanah, konsistensi, bulk density, porositas tanah, warna tanah dan
lain-lain.
Menurut Mosher (1966) pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas
yang didasarkan proses pertumbuhan tanaman dan hewan yang dilakukan oleh
petani dalam suatu usahatani sebagai suatu perusahaan. Pertanian menjadi sektor
yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Berbagai produk
pertanian diekspor dan diimpor ke luar maupun dalam negeri. Dari kegiatan
tersebut suatu negara dapat menghidupi rakyatnya. Negara yang bergerak di sektor
pertanian dan di dukung dengan sumberdaya alam yang melimpah, dapat menjadi
negara yang maju dan kaya. Namun, kenyataannya negara dengan sumberdaya
alam yang melimpah justru tertinggal jauh dari negara yang minim sumberdaya
alam seperti Indonesia.
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,
hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering
digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah, dibuat dari beton
atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah
keras. Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :