Paper Alih Fungsi Lahan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK PEMBANGUNAN RUMAH DI AREA TANAH

GEMBUR ATAU LUNAK

DISUSUN OLEH :

RIA NURPIA

E1M016059

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
DAMPAK PEMBANGUNAN RUMAH DI AREA TANAH GEMBUR ATAU LUNAK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pelaksanaan pembangunan merupakan hal biasa yang ditemui pada era ini.
Semakin banyak terjadinya alih fungsi lahan akibat pembangunan yang terjadi. Lahan
yang semakin sempit menuntut terjadinya pembangunan diatas tanah yang kurang
cocok bila dibangun bangunan di atasnya. Misalnya pada lahan yang memiliki tanah
yang gembur dan lembab atau lunak. Dimana harusnya lokasi terbaik untuk
membangun rumah yaitu berada di daerah yang tanahnya bersifat keras dan kering.
Sehingga pondasi dalam pembangunan rumah tersebut kuat dan tidak mudah
mengalami pergeseran. Namun akibat semakin berkurangnya lahan yang strategis
dalam pembangunan rumah menyebabkan alih fungsi lahan dari semestinya.
Tanah yang gembur atau lembab mengakibatkan tidak kuatnya pondasi dalam
menahan beban, sehingga dapat menyebabkan mudah bergeser atau mudah melesak
masuk ke dalam tanah. Bila hal ini terjadi, dapat mengakibatkan beberapa dampak
yang ditimbulkan seperti mudah terjadinya keretakan pada tembok, lantai yang
melesak masuk, dan dapat pula menyebabkan bangunan menjadi miring atau roboh
sewaktu’waktu. Selain itu, hal ini juga dapat merugikan dan membahayakan bagi
penghuninya.
Untuk mengatasinya, dapat dilakukan dengan cara mengukur kedalaman tanah
yang gembur tersebut. Kemudian tanah tersebut dikeruk dan ditutup kembali dengan
tanah lain yang sifatnya lebih keras. Tanah kemudian diratakan dengan mesin perata
atau pemadat tanah. Kemudian, menunggu beberapa bulan agar tanah benar-benar
mengeras dan kering. Karena umumnya meski telah diratakan dan dipadatkan dengan
mesin, namun tanag masih bisa bergerak atau melesak ke dalam. Sehingga waktu
yang dibutuhkan tanah agar padat dan keras bukan dalam hitungan haru atau minggu,
namun dalam hitungan bulan. Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui jika tanah
tersebut sudah keras atau belum sehingga dapat diberikan timbunan lagi agar tamah
benar-benar keras sehingga dapat dijadikan pondasi yang kuat. Selain itu, pemadatan
tanah dengan proses yang alami juga dapat memberikan keuntungan karena daya
tahannya bisa kuat meskipun tidak dapat merata sekaligus. Setelah pemadatan, agar
tetap kuat, pondasi yang digunakan sebaiknya menggunakan pondasi tiang pancang.
Jika pondasinya menggunakan batu kali, biasanya pondasinya tidak terlalu kuat dalam
menahan beban. Apalagi jika rumah yang dibangun diatasnya menggunakan sistem
berlantai dua atau lebih.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan?
2. Apa yang dimaksud dengan alih fungsi lahan?
3. Apa dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan lingkungan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan alih fungsi lahan.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan pada tanah
yang gembur.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dampak yang diakibatkan oleh alih
fungsi lahan pada tanah yang gembur.
BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian lingkungan dan pembangunan


Alih fungsi lahan dalam pembangunan berkaitan dengan lingkungan sekitar.
Dalam hal ini lingkungan yang digunakan biasanya berasal dari lingikungan abiotik
seperti pada tanah. Namun dalam alih fungsi lahan, biasanya kurang memperhatikan
kondisi dari keadaan tanah yang akan dibangun atau mengesampingkan dampak dari
pembangunan diatas tanah tersebut. Seperti yang diketahui bahwa lingkungan adalah
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya, mineral, serta
flora da fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Sehingga penting
halnya bila harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dalam proses
pembangunan yang akan dilaksanakan.
Kemudian pembangunan adalah proses perubahan yang mencakup seluruh
sistem sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, dan pendidikan. Sehingga
penting halnya bila pembangunan dilakukan pada lingkungan yang sesuai dengan
pembangunan tersebut. Pembangunan merupakan usaha untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, bangsa, ataupun negara. Pembangunan dapat menghasilkan
keuntungan dalam bidang perekonomian. Namun, di samping itu pula pembangunan
dapat menyebabkan terjadinya perubahan terhadap lingkungan sekitar. Apabila
masyarakat melakukan pembangunan tanpa mempertimbangkan akibat atau dampak
yang dapat ditimbulkan oleh pembangunan tersebut maka pembangunan tersebut
dapat menimbulkan akibat terhadap lingkungan sekitar dan sumber daya alam yang
ada.

b. Pengertian alih fungsi lahan


Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki banyak fungsi dalam
memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Lahan merupakan input yang utama bagi
berbagai kegiatan produksi komoditas pertanian dan non-pertanian. Banyaknya lahan
yang digunakan untuk setiap kegiatan produksi tersebut umumnya merupakan
permintaan turunan dari kebutuhan dan permintaan komoditas yang dihasilkan. Oleh
karena itu, perkembangan kebutuhan lahan untuk setiap jenis kegiatan produksi akan
ditentukan oleh perkembangan jumlah permintaan setiap komoditas. Umumnya,
komoditas pangan kurang elastis terhadap pendapatan dibandingkan permintaan
komoditas nonpertanian. Namun konsekuensinya adalah pembangunan ekonomi yang
membawa kepada peningkatan pendapatan cenderung menyebabkan naiknya
permintaan lahan untuk kegiatan di luar pertanian dengan laju lebih cepat
dibandingkan kenaikan permintaan lahan untuk kegiatan pertanian.
Alih fungsi lahan adalah kegiatan menggantikan fungsi sebenarnya lahan
menjadi berfungsi lain. Suatu proses perubahan penggunaan lahan dari bentuk
penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain misalnya ke non pertanian. Dan
biasanya dalam alih fungsi lahan mengarah ke hal yang bersifat negatif bagi
ekosistem lingkungan alam itu sendiri. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan
pemukiman adalah kegiatan menggantikan fungsi lahan yang sebenarnya digunakan
untuk kegiatan pertanian dialihkan menjadi berfungsi sebagai lahan pemukiman
penduduk untuk membangun rumah sebagai tempat tinggal.
Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian menjadi suatu hal yang biasa
ditemukan pada era ini. Kemudian, satu hal yang mungkin tidak menjadi bahan
pertimbangan dalam melakukan alih fungsi lahan adalah dampak yang ditimbulkan
dari alih fungsi lahan tersebut. Bagi sektor pertanian, lahan merupakan faktor
produksi utama dan tak tergantikan. Berbeda dengan penurunan produksi yang
disebabkan oleh serangan hama penyakit, kekeringan, banjir dan faktor lainnya lebih
bersifat sementara, maka penurunan produksi yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan
lebih bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki. Sehingga berkurangnya luasan
lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian secara signifikan dapat mengganggu
stabilitas kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan baik lokal maupun nasional.
Pertumbuhan perekonomian menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa
jalan, bangunan industri dan pemukiman. Menurut Murdaningsih (2017: 175)
tingginya permintaan lahan dalam hal pembangunan fasilitas pendidikan,
permukiman, dan kegiatan perekonomian lain mengakibatkan alih fungsi lahan
pertanian yang tidak terkendali yang dapat menyebabkan permasalahan pada pangan.
Melalui itu, permintaan terhadap lahan untuk penggunaan non pertanian semakin
meningkat, akibatnya banyak lahan pertanian terutama yang berada di sekitar
perkotaan mengalami alih fungsi ke penggunaan lain. Pertumbuhan ekonomi yang
ditandai dengan berkembangnya industri, prasarana ekonomi, fasilitas umum, dan
permukiman dimana semuanya memerlukan lahan telah meningkatkan permintaan
lahan untuk memenuhi kebutuhan nonpertanian. Namun pertumbuhan ekonomi juga
meningkatkan kondisi sosial ekonomi pada lahan non pertanian. Kondisi inilah yang
membuat konversi lahan pertanian terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi yang tidak mungkin dapat dihindari. Alih fungsi lahan
pertanian tidak menguntungkan bagi pertumbuhan sektor pertanian karena dapat
menurunkan kapasitas produksi dan daya serap tenaga kerja yang selanjutnya dapat
berdampak pada penurunan produksi pangan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pengalihan fungsi lahan pertanian
menjadi lahan pemukiman, antara lain :
1. Meningkatnya jumlah penduduk
Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak dan setiap saat mengalami
peningkatan yang signifikan. Menurut Purwaningsih (2015: 99) peningkatan
penduduk dan taraf hidup masyarakat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
lahan untuk permukiman atau kegiatan ekonomi lainnya. Kebutuhan lahan ini
mengakibatkan pengambilan alih fungsi lahan sawah yang produktif dimana
sarana dan prasarananya baik dan lokasinya berdekatan dengan perkotaan.
Pesatnya jumlah peningkatan penduduk di Indonesia menyebabkan kurangnya
lahan yang bisa dijadikan sebagai lahan pemukiman karena lingkungan tidak bisa
selalu menyediakan lahan kosong. Hal tersebut mengakinatkan penduduk
bertempat tinggal pada daerah yang telah beralih fungsi lahan karena semakin
sedikitnya lahan yang tersedia.
2. Meninngkatnya kebutuhan
Meningkatnya kebutuhan akan lahan di bidang ekonomi seperti kegiatan
pariwisata maupun perdagangan. Selain itu, tekanan ekonomi pada saat krisis
ekonomi juga dapat menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. Hal tersebut
menyebabkan banyak petani menjual asetnya berupa sawah untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang berdampak meningkatkan alih fungsi lahan sawah dan
makin meningkatkan penguasaan lahan pada pihak-pihak pemilik modal. Lahan
pertanian biasanya dibeli oleh para pemilik modal untuk digunakan menjadi
lahan pemukiman yang dibuat rumah untuk tempat tinggal mereka.
3. Meningkatnya biaya operasional pertanian
Pertanian pada zaman sekarang telah mengalami kemajuan-kemajuan terutama
dalam bidang teknologi. Dari kemajuan tersebut diperlukan biaya yang besar
untuk membeli peralatan-peralatan yang akan digunakan. Zaman sekarang juga
banyak kegiatan pertanian yang menggunakan obat-obatan atau pupuk yang
berbahaya bagi kesehatan manusia karena untuk membeli pupuk organik atau
obat yang tidak berbahaya memerlukan biaya yang besar. Dengan peningkatan
biaya operasional pertanian ini menyebabkan para petani mulai enggan untuk
bertani dan lebih memilih menjual lahannya kepada pemilik modal dan berpindah
profesi dari petani.
4. Kurangnya minat generasi muda dibidang pertanian
Pada zaman sekarang jarang ditemukan para pemuda yang berprofesi sebagai
petani karena kurangnya minat mereka untuk bertani. Para pemuda merasa
gengsi atau malu jika berprofesi sebagai petani karena dianggap sebagai
pekerjaan yang rendah. Mereka lebih memilih untuk bekerja sebagai pengusaha
atau lainnya. Dengan menurunnya minat para pemuda untuk bekerja sebagai
petani dapat menyebabkan bidang pertanian kekurangan tenaga kerja untuk
mengolah lahan pertanian, dan akhirnya lahan pertanian akan dijual daripada
dibiarkan terbengkalai.
5. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai lingkungan
Kesadaran masyarakat mengenai lingkungan semakin rendah dapat dilihat dari
fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. Dengan adanya
alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dapat menyebabkan
kurangnya lahan resapan air karena semua tanah akan tertutup oleh jalan atau
bangunan yang dijadikan sebagai lahan pemukiman. Kurangnya lahan resapan air
dapat mengakibatkan banjir karena tidak adanya tempat untuk menampung air.
Berkurangnya lahan pertanian atau lahan hijau lainnya juga dapat menyebabkan
kerusakan lapisan atmosfer karena banyak polusi yang tidak dinetralisir oleh
tumbuhan dan langsung mengudara ke atmosfer yang dapat merusak lapisan
ozon.

c. Dampak alih fungsi lahan pada tanah yang gembur


Dampak yang dapat ditimbulkan dari alih fungsi lahan tidak sedikit. Apalagi
alih fungsi lahan dilakukan pada banyak tempat, maka dapat mengakibatkan dampak
yang ditimbulkan menjadi semakin banyak. Dampak dari alih fungsi lahan dari lahan
pertanian atau lahan dengan tanah yang gembur atau lunak dapat memberikan dampak
bagi pembangun tersebut, orang yang tinggal di dalamnya dan lingkungan di
sekitarnya. Biasanya tanah dengan sifat yang lunak atau gembur dijadikan sebagai
tempat untuk bertani. Namun karena semakin sedikitnya lahan yang tersedia dalam
pembangunan, maka masyarakat mengalih fungsikan lahan tersebut sebagai tempat
pemukiman mereka.tanah yang lunak merupakan cirri dari tanah untuk lahan bertani.
Namun akhir-akhir ini tanah ini dijadikan sebagai tanah untuk pemukiman dan
dibangun rumah diatasnya. Tanah yang lunak merupakan tanah kohesif yang terdiri
dari tanah yang sebagian besar terdiri dari butir-butir yang sangat kecil seperti
lempung dan danau. Di bawah ini merupakan karakteristik tanah yang lunak menurut
siska (2016: 45) sehingga kurang baik bila dijadikan pondasi untuk sebuah bangunan
seperi rumah, yaitu:
1. Lapisan tanah yang lunak memiliki gaya geser yang rendah
2. Kemampatan yang tinggi
3. Koefisien permeabilitas yang rendah, dan
4. Memiliki daya dukung yang rendah.

Berdasarkan ciri di atas, tanah yang lunak atau gembur kurang cocok bila
dijadikan sebagai lahan permukiman atau pembangunan. Karena dalam
pembangunan, harus memiliki pondasi yang bagus dan kuat untuk menahan bangunan
di atasnya sehingga lebih tahan lama dan lebih aman. Menurut Dewi (2015: 1)
kendala yang sering dihadapi pada pembangunan rumah di atas tanag yang gambut
atau lunak diantaranya adalah daya dukung tanah yang rendah.
Tanah yang bagus untuk pembangunan yaitu tanah yang kuat dan keras
sehingga pondasinya lebih kuat dalam menahan bangunan. Karena apabila suatu
bangunan atau rumah dibangun di atas tanah yang lunak dapat menyebabkan mudah
bergeser atau mudah melesak masuk ke dalam tanah. Bila hal ini terjadi, dapat
mengakibatkan beberapa dampak yang ditimbulkan seperti mudah terjadinya
keretakan pada tembok, lantai yang melesak masuk, dan dapat pula menyebabkan
bangunan menjadi miring atau roboh sewaktu’waktu. Selain itu, hal ini juga dapat
merugikan dan membahayakan bagi penghuninya. Seperti beberapa bulan lalu di
wilayah Lombok telah terjadi gempa dengan kekuatan 7.0 SR sehingga
mengakibatkan banyak korban jiwa. Selain itu, banyak juga rumah-ruma warga yang
roboh dan runtuh. Meskipun pusat gempa terbilang sedikit jauh dari tempat
tinggalnya, namun apabila pondasi rumah berasal dari tanah yang lunak yang
merupakan bekas danau karena dulunya tanah tersebut sangat berair. Maka rumah
tersebut akan mudah mengalami keretakan dan kerusakan yang parah karena
pondasinya tidak kuat menahan beban bangunan tersebut. Selain itu juga, rumah yang
dibangun tersebut berlantai dua dimana hal tersebut semakin memperbesar
kemungkinan terjadinya kerusakan yang sangat parah. Hal ini merupakan akibat dari
alih fungsi lahan yang kurang sesuai dengan penempatannya. Dimana hal tersebut
dapat mengakibatkan banyak hal seperti robohnya bangunan, bangunan menjadi
mudah rusak, dan dapat membahayakan penghuni di dalamnya. Seperti halnya yang
disebutkan oleh Indarto (2015: 428) bahwa alih fungsi lahan dapat memicu dampak
pada kondisi social, ekonomi, dan lingkungan dengan adanya alih fungsi lahan
menjadi bangunan rumah. Sehingga baik halnya bila tetap mempertimbangkan atau
mencoba untuk mengatasi dan mengurangi dampak-dampak yang akan timbul akibat
alih fungsi lahan tersebut.
Apabila alih fungsi lahan telah terjadi, dampaknya tidak hanya terlihat dari
keadaan bangunan itu saja. Namun dampaknya juga akan terlihat pada lingkungan di
sekitar pembangunan tersebut dilaksanakan. Dampak lain yang ditimbulkan dari
adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman antara lain :
a. Semakin berkurangnya lahan pertanian
Semakin banyak terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan
pemukiman dapat sangat berdampak negatif bagi keberlangsungan kegiatan
pertanian di Indonesia. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan
luasnya lahan pertanian yang terbentang dari sabang sampai merauke. Jika lahan
pertanian berkurang maka akan mengakibatkan kurangnya pasokan pangan untuk
masyarakat Indonesia karena tidak tersedianya lahan untuk melakukan kegiatan
pertanian. Semakin meningkatnya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan
pemukiman di Indonesia akan menyebabkan Indonesia mengalami penurunan
produksi pangan dan mengancam ketahanan pangan nasional. Sedangkan
kebutuhan pangan Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk di Indonesia sehingga dengan terpaksa Indonesia harus
melakukan impor pangan dari negara lain.
b. Rusaknya lingkungan
Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dapat merusak
lingkungan atau menyebabkan bencana alam seperti banjir karena kurangnya
lahan resapan air karena hampir semua lahan tertutupi oleh jalan atau bangunan
yang digunakan untuk lahan pemukiman. Alih fungsi lahan juga dapat
menyebabkan rusaknya lapisan atmosfer karena polusi udara tidak ternetralisir
terlebih dahulu oleh tumbuhan melainkan langsung mengudara ke atmosfer.
Kerusakan lingkungan lainnya adalah rusaknya saluran irigasi akibat pendirian
bangunan diatas lahan yang awalnya merupakan lahan sawah.
c. Menurunnya pendapatan masyarakat
Dengan beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman membuat
para petani kehilangan pekerjaannya karena lahan pertanian semakin berkurang.
Menurunnya pendapatan penduduk juga akan mengakibatakan menurunnya
pendapatan suatu negara.
d. Meningkatnya urbanisasi
Dengan adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman
menyebabkan semakin berkurangnya lapangan pekerjaan, sehingga banyak orang
yang memilih untuk pergi ke kota untuk mencari pekerjaan disana.

d. Cara mengatasi dampak akibat alih fungsi lahan


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi alih fungsi lahan.
Untuk mengatasinya, dapat dilakukan dengan cara mengukur kedalaman tanah yang
gembur tersebut. Kemudian tanah tersebut dikeruk dan ditutup kembali dengan tanah
lain yang sifatnya lebih keras. Tanah kemudian diratakan dengan mesin perata atau
pemadat tanah. Kemudian, menunggu beberapa bulan agar tanah benar-benar
mengeras dan kering. Karena umumnya meski telah diratakan dan dipadatkan dengan
mesin, namun tanag masih bisa bergerak atau melesak ke dalam. Sehingga waktu
yang dibutuhkan tanah agar padat dan keras bukan dalam hitungan haru atau minggu,
namun dalam hitungan bulan. Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui jika tanah
tersebut sudah keras atau belum sehingga dapat diberikan timbunan lagi agar tamah
benar-benar keras sehingga dapat dijadikan pondasi yang kuat. Selain itu, pemadatan
tanah dengan proses yang alami juga dapat memberikan keuntungan karena daya
tahannya bisa kuat meskipun tidak dapat merata sekaligus. Setelah pemadatan, agar
tetap kuat, pondasi yang digunakan sebaiknya menggunakan pondasi tiang pancang.
Jika pondasinya menggunakan batu kali, biasanya pondasinya tidak terlalu kuat dalam
menahan beban. Apalagi jika rumah yang dibangun diatasnya menggunakan sistem
berlantai dua atau lebih.
Alih fungsi lahan pertanian sulit dicegah selama kebijakan pembangunan
ditujukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Jika tetap terjadi, alih fungsi lahan
dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan terhadap ketahanan pangan,
lingkungan, kesempatan kerja, dan masalah sosial lainnya. Oleh karena itu, kebijakan
pemerintah untuk mengatasinya sebaiknya lebih diarahkan dengan meminimalkan
dampak negatif yang ditimbulkan. Ada tiga strategi dapat ditempuh dan harus
dilaksanakan secara serentak yaitu :
- Memperkecil peluang terjadinya alih fungsi lahan dengan mengurangi intensitas
faktor yang dapat mendorong terjadinya alih fungsi lahan
- Mengendalikan kegiatan alih fungsi lahan dalam rangka menekan potensi dampak
negatif yang ditimbulkan
- Menanggulangi atau menetralisasi dampak negatif alih fungsi lahan.

Memperkecil peluang terjadinya alih fungsi lahan dengan mengurangi intensitas


faktor yang dapat mendorong terjadinya alih fungsi lahan dapat diwujudkan dengan
beberapa upaya seperti:

a. Menekan laju pertumbuhan penduduk


b. Relokasi atau penempatan ulang penduduk untuk mengurangi tekanan terhadap
lahan pertanian terutama di kawasan pertanian produktif
c. Mengembangkan pajak progresif pada lahan nonpertanian untuk mengurangi
permintaan lahan yang berlebihan dan tidak efisien
d. Menerapkan prinsip "hemat lahan" dalam mengembangkan kegiatan nonpertanian.
Pada prinsip “hemat lahan”, dapat diterapkan pengubahan tata letak suatu
bangunan. Cara ini berupa membangun bangunan bertingkat. Cara ini sangat
efektif untuk mengurangi penggunaan lahan. Dengan menggunakan cara ini, lahan
yang digunakan untuk bangunan lebih sedikit karena letaknya yang sejajar secara
vertikal bukan horisontal. Bangunan yang disusun secara vertikal memberikan
peluang untuk pencegahan pengurangan lahan serta memperluas penyerapan air
sehingga dapat mengurangi potensi banjir. Dengan cara ini, lahan yang seharusnya
digunakan untuk bangunan, bisa dikurangi penggunaannya.

KESIMPULAN
Pengalihan fungsi lahan dapat memberikan banyak dampak bagi lingkungan
sekitar atau kehidupan manusia. Semakin banyaknya kebutuhan akan lahan menuntut
pengalihan fungsi lahan terjadi sehingga dampak yang ditimbulkan juga semakin
tampak pada kehidupan. Oleh karena itu, cara mengatasi dampak dari alih fungsi
lahan dapat dilakukan dengan cara hemat lahan misalnya agar dapat meminimalisir
pengalihan fungsi lahan dan mengurang dampak yang dapat ditimbulkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ratna, Engelina, dan Esti Patri Wulandari. 2015. Peningkatan Daya Dukung
Tanah Gambut Sebagai Subgrade Jalan dengan menggunakan Perkuatan
Anyaman dan Grid Bambu. Jurnal Teknik Sipil Vol.1 No. 1: 1.
Indarto, Kukuh Dwi dan Sri Rahayu. 2015. Dampak Pembangunan Perumahan
terhadap kondisi lingkungan, social, dan ekonomi masyarakat sekitar di
kelurahan sambiroto, kecamatan tembalang. Jurnal Teknik PWK Volume 4
Nomor 3: 428.
Murdianingsih, dkk. 2017. Analisis Spasial Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian
untuk Mendukung Kemandirian Pangan di Kabupaten Indramayu. Jurnal
Ilmiah Volume 19 Nomor 2: 175.
Purwaningsih, Yunastiti, Sutomo, dan Nurul Istiqomah. 2015. Analisis Dampak Alih
Fungsi Lahan terhadap Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di
Karanganyar, Jawa Tengah. Jurnal Agraris Volume 1 Nomor 2: 99.
Siska, Heldys Nurul dan Yuki Achmad Yakin. 2016. Karakterisasi Sifat Fisis dan
Mekanik Tanah Lunak di Gedebage. Jurnal Teknik Sipil Vol. 2 No. 4: 44-45.
DAMPAK PEMBANGUNAN RUMAH DI AREA TANAH GEMBUR ATAU LUNAK

Kompetensi Dasar:

Menganalisis bagaimana dampak yang diakibatkan dari alih fungsi lahan dari tanah yang
gembur atau lunak menjadi lahan pembangunan.

Soal

Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Di bawah ini merupakan karakteristik tanah yang gembur atau lunak, kecuali …
a. Gaya geser yang rendah
b. Kemampatan yang tinggi
c. Koefisien permeabilitas rendah
d. Koefisien permeabilitas yang tinggi
e. Daya dukung yang rendah
Jawaban : D
2. Lahan merupakan suatu daerah yang dapat dimanfaatkan dalam banyak hal. Semakin
sempitnya suatu lahan mengakibatkan pengalihan fungsi lahan dari kegunaan aslinya.
Pernyataan di atas merupakan pengertian dari ..
a. Lahan
b. Alih fungsi lahan
c. Dampak alih fungsi lahan
d. Penyebab alih fungsi lahan
e. Kondisi lahan dalam era ini
Jawaban : B
3. Alih fungsi lahan dapat diartikan sebagai …
a. Beralihnya manfaat suatu lahan
b. Suatu proses perubahan penggunaan lahan dari bentuk penggunaan tertentu
menjadi penggunaan lain
c. Lahan yang dirubah menjadi sesuatu yang lebih baik
d. Penggantian lahan yang ada di lingkungan sekitar
e. Perombakan suatu lahan menjadi sesuatu yang baru
Jawaban : B
4. Berikut ini yang tidak termasuk dari faktor-faktor alih fungsi lahan yaitu ..
a. Meningkatnya jumlah penduduk
b. Meningkatnya kebutuhan
c. Meningkatnya biaya operasional pertanian
d. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai lingkungan
e. Meningkatnya jumlah lahan yang tersedia
Jawaban : E
5. Penyebab alih fungsi lahan dapat menurunkan pendapatan ekonomi dari petani yaitu

a. Lahan untuk bertani dialih fungsikan sehingga lahan pertanian semakin berkurang
b. Petani menjual lahan untuk memenuhi kebutuhan
c. Mahalnya biaya operasional dalam pengelolaan pertanian
d. Lahan pertanian diperluas
e. Lahan pertanian dikembangkan secara maksimal
Jawaban : A
6. Pembangunan di atas tanah yang lunak atau gembur, atau tanah bekas lahan pertanian
dapat menyebabkan terjadinya …
a. Bangunan menjadi lebih kuat dan kokoh
b. Proses pembangunan menjadi lebih mudah ketika pembangunan pondasi
c. Proses pembangunan menjadi lebih cepat
d. Keretakan pada tembok dan kemiringan pada bangunan
e. Bangunan melesak ke dalam tanah sehingga menjadi lebih kuat
Jawaban : D
7. Dampak negatif dari alih fungsi lahan dalam hal pembangunan dapat terlihat dari ...
a. Terjadinya banjir karena kurang terserapnya air karena tertutupi oleh bangunan
atau jalanan
b. Pencemaran udara
c. Efek globalisasi
d. Semakin rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
e. Penghasilan ekonomi negara semakin meningkat
Jawaban : A
8. Cara meminimalisir terjadinya alih fungsi lahan dapat dilakukan dengan cara ..
a. Menempatkan penduduk sesuai dengan daerah asalnya
b. Memperbanyak jumlah rumah
c. Mengurangi pajak progresif pada lahan pertanian
d. Pengembangan pajak progresif pada lahan pertanian
e. Tidak membangun bangunan bertingkat
Jawaban : D
9. 1. Berkurangnya pasokan pangan untuk masyarakat Indonesia
2. Penurunan produksi pangan
3. Meningkatnya pangan yang di import ke indonsesia
4. Petani Indonesia semakin kaya karena hasil jual lahan meningkat
5. Sedikitnya petani di Indonesia
Pernyataan yang sesuai dengan dampak yang ditimbulkan oleh alih fungsi lahan dari
segi lahan pertanian dapat dilihat pada nomor ..
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 1, 3, dan 5
Jawaban : A
10. Yang dimaksud dengan prinsip hemat lahan adalah …
a. Lahan untuk pembangunan dibuat kecil sehingga tersisa banyak lahan untuk
pertanian
b. Lahan untuk pembangunan dikhususkan pada suatu tempat
c. Pengurangan lahan pembangunan
d. Pembuatan bangunan secara bertingkat untuk mengurangi penggunaan lahan
e. Penaingkatan harga beli suatu lahan, sehingga tidak mudah dibeli oleh banyak
orang untuk mengurangi pengalihan fungsi lahan
Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy