ARTIKEL GEOMORFOLOGI PRISCILA_A35122078_6

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Priscila Nyolo-Nyolo| Vol.

Xx Tahun 2023

JURNAL GAWALISE
GEOGRAFI, WILAYAH, LINGKUNGAN, DAN STRUKTURAL
Uevolo Vol. x No. x Tahun 2023| 5 – 21
https://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/gt

Analisis Bentuk Lahan Struktural Sebagai Perkebunan Bagi


Masyarakat Di Desa Uevolo Kecamatan Siniu Kabupaten Parigi
Moutong Provinsi Sulawesi Tengah
Priscila Nyolo-Nyolo
A35122078
Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
Email : Pricilnyolonyolo@gmail.com

Article info ABSTRAK

Article History Perkebunan tetap memiliki peran yang penting bagi masyarakat desa di era
Diterima : teknologi. Dalam konteks perkebunan, lahan struktural memberikan
Revisi : keuntungan yang signifikan bagi para petani. Lahan struktural merupakan jenis
Dipublikasikan : lahan yang memiliki kualitas dan kondisi tanah yang sangat baik untuk
dijadikan sebagai lahan perkebunan. Lahan ini memiliki berbagai karakteristik
Kata kunci: yang membuatnya ideal untuk pertanian dan budidaya tanaman komersial.
Kata kunci 1 : Struktural Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, bagaimana kondisi lahan
Kata kunci 2 : Lahan struktural di Desa Uevolo. Jenis penelitian yang di gunakandalam penelitian ini
Kata kunci 3 : Perkebunan adalah penelitian observasional. Penelitian observasional adalah metode
penelitian yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat fenomena atau
kejadian yang terjadi di lingkungan nyata, tanpa melakukan intervensi atau
pengaruh langsung terhadap variabel yang diteliti. Hasil penelitian
menunjukan bahwa secara keseluruhan bahwa Desa Uevolo memiliki banyak
lahan struktural yang dapat di jadikan sebagai lahan perkebunan.

ABSTRACT
Keywords: Plantations still have an important role for rural communities in the technological era.
Keyword 1 : Structural In the plantation context, structural land provides significant advantages for farmers.
Keyword 2 : Land Structural land is a type of land that has excellent soil quality and conditions to be used
Keyword 3 : Plantation as plantation land. These lands have various characteristics that make them ideal for
agriculture and the cultivation of cash crops. This study aims to identify, how is the
condition of the structural land in Uevolo Village. The type of research used in this
research is observational research. Observational research is a research method that is
carried out by observing and recording phenomena or events that occur in the real
environment, without intervening or direct influence on the variables studied. The
results of the study show that as a whole, Uevolo Village has a lot of structural land
that can be used as plantation land.

Jurnal Gawalise 1
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Pendahuluan

Perkebunan tetap memiliki peran yang penting bagi masyarakat desa di era
teknologi. Meskipun teknologi terus berkembang dan mempengaruhi berbagai sektor
kehidupan, perkebunan tetap menjadi sektor vital dalam menjaga keberlanjutan ekonomi
dan sosial di daerah pedesaan. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa perkebunan
masih penting bagi masyarakat desa di era teknologi :

1) Sumber Pendapatan
2) Keamanan Pangan
3) Pemeliharaan
4) Pengembangan Ekonomi Lokal
5) Konservasi Budaya dan Warisan.

Bentuk lahan memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkebunan. Berikut


adalah beberapa pengaruh utama bentuk lahan terhadap kegiatan perkebunan. Drainase
Bentuk lahan, dapat mempengaruhi drainase atau aliran air di perkebunan. Aksesibilitas
Bentuk lahan, dapat mempengaruhi aksesibilitas ke area perkebunan, Penyusunan
Tanaman Bentuk lahan, juga dapat mempengaruhi penyusunan tanaman di perkebunan.
Pemanfaatan Lahan Bentuk lahan, mempengaruhi pemanfaatan lahan di perkebunan.
Misalnya, di lereng curam, mungkin lebih sulit untuk mengalokasikan lahan untuk
budidaya tanaman secara luas dan Pengendalian Erosi: Bentuk lahan memainkan peran
penting dalam pengendalian erosi. Di lereng curam, risiko erosi tanah lebih tinggi karena
air dan angin cenderung mengikis lapisan tanah yang subur. Penting untuk
mempertimbangkan pengaruh bentuk lahan saat merencanakan dan mengelola
perkebunan. Mengenali karakteristik dan tantangan yang terkait dengan bentuk lahan
dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat terkait dengan drainase,
aksesibilitas, penanaman, dan pengendalian erosi, sehingga meningkatkan produktivitas
dan keberlanjutan perkebunan.

Bentuk lahan ini dapat bervariasi secara signifikan di berbagai wilayah di dunia,
tergantung pada kondisi geologi, iklim, dan proses geomorfologis yang terlibat dalam
pembentukannya. Studi tentang bentuk lahan memainkan peran penting dalam
memahami evolusi landskap dan proses-proses geologis yang telah mempengaruhinya
selama jutaan tahun. Ada beberapa alat dan metode yang digunakan untuk mengkaji
bentuk lahan. Beberapa di antaranya meliputi Peta Topografi, Pemantauan Penginderaan
Jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG), Pengukuran Lapangan, Analisis, dan Penggunaan
Perangkat Lunak.

Jurnal Gawalise 2
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Bentuk lahan struktural dapat berpengaruh signifikan terhadap penentuan wilayah


perkebunan. Struktur lahan mencakup topografi, drainase, dan tekstur tanah, yang
semuanya berkontribusi pada produktivitas dan kesesuaian lahan untuk berbagai jenis
tanaman. Terdapat beberapa pengaruh utama bentuk lahan struktural terhadap wilayah
perkebunan yaitu :

1) Topografi: Bentuk lahan seperti lereng, dataran rendah, atau lembah dapat
mempengaruhi aksesibilitas, pembuangan air, dan erosi tanah. Lereng yang curam
mungkin kurang sesuai untuk perkebunan karena kemiringannya yang tinggi, yang
dapat meningkatkan risiko erosi dan kehilangan tanah. Di sisi lain, dataran rendah
atau lembah dengan drainase yang baik dapat menjadi wilayah yang lebih ideal
untuk perkebunan.
2) Drainase: Kemampuan lahan untuk mengalirkan air secara efisien sangat penting
untuk pertumbuhan tanaman. Lahan dengan drainase yang buruk atau cenderung
menggenang air dapat menjadi kurang cocok untuk perkebunan. Kelebihan air
dapat menyebabkan kelebihan kelembaban atau tanah terlalu basah, yang dapat
merusak akar tanaman. Sebaliknya, lahan dengan drainase yang baik dapat
mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.
3) Tekstur tanah: Komposisi fisik tanah, termasuk kandungan pasir, liat, dan debu,
mempengaruhi kemampuan tanah untuk menyimpan air dan nutrisi. Tanah yang
subur dengan struktur yang baik, seperti campuran pasir, liat, dan humus,
cenderung mendukung pertumbuhan tanaman yang baik. Namun, tanah yang
terlalu berpasir atau berliat berlebihan mungkin memerlukan pengelolaan yang
lebih intensif atau membatasi jenis tanaman yang dapat tumbuh di wilayah
tersebut.
4) Ketersediaan air: Bentuk lahan struktural juga dapat mempengaruhi ketersediaan
air untuk pertanian. Misalnya, lereng yang curam dapat menyebabkan air
merembes dengan cepat, sehingga mengurangi kelembaban tanah yang tersedia
bagi tanaman. Di sisi lain, lembah atau dataran rendah mungkin memiliki akses
yang lebih baik ke air permukaan atau sumber air bawah tanah.

Pada dasarnya, pemilihan wilayah perkebunan sangat dipengaruhi oleh


karakteristik struktural lahan seperti topografi, drainase, tekstur tanah, dan ketersediaan
air. Faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan secara holistik untuk menentukan kesesuaian
lahan untuk jenis tanaman tertentu dan menjaga produktivitas jangka panjang
perkebunan.

Bentuk lahan struktural merujuk pada karakteristik topografi atau morfologi suatu
wilayah yang dihasilkan oleh proses geologis seperti pergerakan lempeng tektonik, lipatan
Jurnal Gawalise 3
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

dan patahan batuan, atau erosi. Bentuk lahan struktural terbentuk dalam skala besar dan
dapat ditemukan di berbagai skala, mulai dari pegunungan hingga lembah. Bentuk lahan
struktural yang paling umum ditemukan adalah pegunungan dan lembah-lembah. Bentuk
lahan struktural memiliki implikasi penting dalam berbagai aspek, termasuk geologi,
geomorfologi, hidrologi, dan pengelolaan sumber daya alam. Pemahaman tentang bentuk
lahan struktural membantu dalam penilaian potensi bencana alam seperti gempa bumi,
longsor, atau banjir, serta membantu dalam menentukan lokasi yang sesuai untuk
berbagai kegiatan manusia seperti pertanian, pemukiman, atau infrastruktur.

Pada dasarnya bentuk lahan ini disebabkan karena proses struktural akibat
geologis seperti pergerakan lempeng tektonik, lipatan dan patahan batuan, atau erosi.
Berkaitan dengan penulisan artikel ini, penulis berusaha mengkaji bentuk lahan struktural
untuk dijadikan Lahan Perkebunan bagi masyarakat Uevolo, yang terletak di Desa
Uevolo, Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


observasional. Penelitian observasional adalah metode penelitian yang dilakukan dengan
mengamati dan mencatat fenomena atau kejadian yang terjadi di lingkungan nyata, tanpa
melakukan intervensi atau pengaruh langsung terhadap variabel yang diteliti. Metode ini
yang kami gunakan untuk mengumpulkan data mengenai perilaku, karakteristik, atau
hubungan antara variabel dalam konteks yang alami.

Metode penelitian deskriptif adalah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk


menggambarkan, mengidentifikasi, dan menguraikan suatu fenomena atau situasi
dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan dengan fenomena tersebut. Metode ini
berfokus pada pengamatan dan analisis objektif terhadap fakta-fakta yang ada. Tujuan
utama dari metode penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran yang akurat dan
rinci tentang karakteristik atau keadaan fenomena yang diteliti. Penelitian dilakukan di
wilayah daerah Lahan Struktural Desa Uevolo, beberapa pertimbangan dalam memilih
lokasi ini adalah yaitu :

1) Potensi lahan yang cukup menarik untuk melakukan penelitian,


2) Bentukan lahan struktural yang bagus
3) Dan penelitian terkait bentukan lahan masih sedikit.

Jurnal Gawalise 4
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Kemudian tahapan lapangan, yaitu memulai penelitian dan mengumpulkan data di


lapangan, mengamati daerah sekitar sungai seperti bentukan lahan, dan potensi membuka
lahan perkebunan. Tahapan berikutnya adalah pasca lapangan yaitu tahapan mengolah
data menjadi sebuah laporan. Penelitian dilakuka dengan survei langsung dilapangan,
untuk mengetahui kebenaran hasil interpretasi geomorfologi, bentukan lahan struktural
dan kelayakan lahan untuk di jadikan area perkebunan di Desa Uevolo, Kecamatan Siniu,
Kabupaten Parigi Moutong.

Analisis yang digunakan yaitu mengkaji daerah penelitian dengan menganalisis


daerah lahan pada lereng Desa Uevolo kemudian mengakaji dan mencari sumber
informasi dan mencari data mengenai pola aliran sungai serta kondisi tanah, menentukan
tipe lembah sungai, dan mengidentifikasi lokasi lahan struktural yang sesuai untuk di
jadikan lahan perkebunan di Desa Uevolo, Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong.
Penelitian ini dilaksanakan pada hari jumat – minggu, tanggal 19-21 mei 2023 di Desa
Uevolo.

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk penunjang praktikum ini adalah :

1. Kamera

2. Alat tulis

3. GPS

Hasil dan Pembahasan

A. Deskripsi Wilayah

Gambar 1. Peta Wilayah Desa Uevolo


Jurnal Gawalise 5
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Desa Uevolo terletak di Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi


Sulawesi Tengah, Indonesia. Sebagai sebuah desa di Wilayah Sulawesi Tengah, Desa
Uevolo memiliki karakteristik yang unik dan khas budaya yang merupakan bagian
dari keanekaragaman budaya di daerah tersebut. Desa Uevolo memiliki luas wilayah
yang cukup luas dengan topografi yang beragam. Wilayah Desa ini dikelilingi oleh
pegunungan, perbukitan, serta sungai-sungai yang membelah Desa.

1. Ketergantungan perkebunan pada kondisi lahan struktural

Bentuk lahan struktural merujuk pada karakteristik topografi atau morfologi suatu
wilayah yang dihasilkan oleh proses geologis seperti pergerakan lempeng tektonik, lipatan
dan patahan batuan, atau erosi. Bentuk lahan struktural terbentuk dalam skala besar dan
dapat ditemukan di berbagai skala, mulai dari pegunungan hingga lembah.

Proses geologis yang terjadi selama ribuan atau jutaan tahun dapat menyebabkan
perubahan dalam litologi (komposisi batuan) dan struktur batuan di suatu wilayah. Ini
bisa melibatkan lipatan (pembungkukan batuan) dan patahan (pecahan atau pergeseran
batuan), yang menciptakan sesar dan lipatan di kerak bumi.

Bentuk lahan struktural yang paling umum ditemukan adalah pegunungan dan
lembah-lembah. Pegunungan terbentuk ketika lempeng tektonik bertabrakan,
menyebabkan timbulnya batuan dan lipatan yang mengarah pada pembentukan
rangkaian pegunungan. Pegunungan ini dapat memiliki puncak-puncak yang tajam dan
lereng curam.

Di sisi lain, lembah-lembah terbentuk melalui proses yang berlawanan. Tekanan


yang dihasilkan oleh pergerakan lempeng tektonik dapat menyebabkan pembenaman
atau penurunan blok-blok batuan, menciptakan depresi yang dikenal sebagai lembah.
Lembah-lembah ini dapat memiliki sungai-sungai yang mengalir di dalamnya dan sering
kali memiliki tanah yang subur.

Selain pegunungan dan lembah-lembah, bentuk lahan struktural lainnya meliputi


antiklin (pembungkukan ke atas batuan), sinklin (lipatan turun), doma (elevasi pusat
dengan lereng curam), dan graben (depresi antara sesar). Semua bentuk lahan ini adalah
hasil dari proses struktural yang berhubungan dengan gerakan lempeng tektonik dan
perubahan dalam kerak bumi.

Jurnal Gawalise 6
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Bentuk lahan struktural memiliki implikasi penting dalam berbagai aspek,


termasuk geologi, geomorfologi, hidrologi, dan pengelolaan sumber daya alam.
Pemahaman tentang bentuk lahan struktural membantu dalam penilaian potensi bencana
alam seperti gempa bumi, longsor, atau banjir, serta membantu dalam menentukan lokasi
yang sesuai untuk berbagai kegiatan manusia seperti pertanian, pemukiman, atau
infrastruktur.

B. Konservasi Lahan Struktural dalam pengelolaan perkebunan di Desa Uevolo

Konservasi lahan struktural merupakan salah satu komponen penting dalam


pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan serta menjaga keberlanjutan
ekosistem di sekitarnya.

Konservasi pengelolaan perkebunan Parigi Moutong mengacu pada upaya untuk


melindungi dan menjaga keberlanjutan lingkungan serta sumber daya alam di wilayah
tersebut, sambil tetap mengoptimalkan produksi perkebunan. Parigi Moutong adalah
sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia, yang dikenal dengan sektor
perkebunan yang signifikan, terutama kelapa sawit dan kakao.

Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan konservasi dan pengelolaan
perkebunan di desa Uevolo:

1. Pengelolaan lahan: Upaya konservasi melibatkan pengelolaan lahan yang bijaksana


untuk meminimalkan dampak negatif pada ekosistem. Ini dapat mencakup
penanaman kembali lahan yang terdegradasi, menjaga vegetasi alami, dan
menerapkan praktik-praktik budidaya yang ramah lingkungan.

2. Pemantauan keanekaragaman hayati: Penting untuk memantau dan memahami


keanekaragaman hayati di perkebunan Parigi Moutong. Langkah-langkah seperti
inventarisasi spesies, pemetaan habitat, dan pemantauan populasi dapat membantu
identifikasi area penting bagi konservasi dan memungkinkan pengembangan
program perlindungan spesies.

3. Penggunaan pestisida yang bijaksana: Perkebunan sering menggunakan pestisida


untuk melawan hama dan penyakit tanaman. Namun, penggunaan pestisida yang

Jurnal Gawalise 7
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

berlebihan dapat berdampak negatif pada lingkungan. Oleh karena itu, penting
untuk menerapkan penggunaan pestisida yang bijaksana, termasuk penggunaan
pestisida organik dan penggunaan yang sesuai dengan petunjuk teknis.

4. Pengelolaan air: Pengelolaan air yang baik diperlukan dalam perkebunan untuk
menjaga ketersediaan air yang memadai dan menghindari dampak negatif seperti
pencemaran air dan penurunan kualitas air. Penggunaan irigasi yang efisien dan
pemantauan kualitas air dapat membantu dalam pengelolaan yang berkelanjutan.

5. Pendidikan dan kesadaran lingkungan: Peningkatan kesadaran dan pemahaman


masyarakat serta pekerja perkebunan tentang pentingnya konservasi dan
pengelolaan lingkungan sangat penting. Pelatihan, kampanye, dan kegiatan
pendidikan dapat membantu meningkatkan kesadaran dan mempromosikan
praktik-praktik berkelanjutan di perkebunan.

Pemerintah daerah, perusahaan perkebunan, dan masyarakat setempat dapat


bekerja sama dalam menjalankan konservasi dan pengelolaan perkebunan desa Uevolo.
Ini akan membantu memastikan bahwa produksi perkebunan tetap berlanjut sambil
melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem yang berharga di desa tersebut.
Lahan perkebunan struktural di Desa Uevolo adalah area yang secara khusus
ditetapkan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan dalam struktur desa tersebut.
Perkebunan di desa tersebut mencakup berbagai jenis tanaman seperti jagung, kelapa,
kakao, sayuran dan tanaman lain yang memiliki nilai ekonomi. Tanaman ini dapat
digunakan untuk konsumsi lokal maupun dijual ke pasar di wilayah sekitar desa.

Pemerintah Desa Uevolo memiliki peran penting dalam pengelolaan lahan


perkebunan struktural. Mereka memberikan bantuan kepada petani dalam bentuk
pemilihan jenis tanaman yang sesuai, penyediaan bibit unggul, pemantauan
pertumbuhan tanaman, dan penyuluhan terkait teknik bertani yang efektif. Secara
umum, lahan perkebunan struktural di desa Uevolo memiliki peran penting dalam
perekonomian desa dan kehidupan masyarakat setempat. Pengelolaan yang baik dapat
meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani, serta
berkontribusi pada ketahanan pangan dan kesejahteraan desa secara keseluruhan.

Jurnal Gawalise 8
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Gambar 2. Pemanfaatan Lahan Struktural sebagai area perkebunan

Gambar di atas mendeskripsikan Lahan Struktural sebagai area Perkebunan bagi


masyarakat Desa Uevolo.

Gambar 3. Tampak kondisi Lahan Perkebunan

Gambar di atas mendeskripsikan Lahan Struktural yang dimanfaatkan oleh masyarakat


setempat.

Jurnal Gawalise 9
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Gambar 4. Tampak kondisi Bentuk Lahan Struktural sebagai Perkebunan.

Gambar di atas mendeskripsikan pemanfaatan bentuk lahan struktural sebagai lahan


perkebunan yang membawakan hasil perkebunan bagi masyarakat.

Gambar 5. Tampak Perkebunan masyarakat yang berada di Lahan Struktural.

Gambar di atas mendeskripsikan bentuk lahan struktural sebagai lahan perkebunan,


dimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui pemanfaatan lahan
tersebut.

Jurnal Gawalise 10
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Kesimpulan

Perkebunan tetap memiliki peran yang penting bagi masyarakat desa di era
teknologi. Meskipun teknologi terus berkembang dan mempengaruhi berbagai sektor
kehidupan, perkebunan sendiri menjadi sektor vital dalam menjaga keberlanjutan
ekonomi dan sosial di daerah pedesaan. Selain itu, bentuk lahan struktural memiliki
pengaruh yang signifikan pada perkebunan di Desa Uevolo. Lahan struktural sendiri
merupakan lahan yang terbentuk dari proses geologis seperti pergerakan lempeng
tektonik, lipatan dan patahan batuan, atau erosi. Berdasarkan hasil observasi dapat kita
lihat bahwa Desa Uevolo memiliki banyak lahan struktural yang dapat di jadikan sebagai
lahan perkebunan.

Jurnal Gawalise 11
Priscila Nyolo-Nyolo| Vol. Xx Tahun 2023

Daftar Pustaka

Agista, Z., Rachwibowo, P., & Aribowo, Y. 2014. Analisis Litologi Dan Struktur Geologi
Berdasarkan gCitra Landsat Pada Area Prospek Panasbumi Gunung Telomoyo Dan
Sekitarnya, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Geological Engineering E-
Journal, 6(1), 278-293.

Arifianto, D., Setiawan, B., & Harnani, H. (2022). Identifikasi Morfologi Berdasarkan
Lineament dan Analisis Struktur Geologi Daerah Tanjung Beringin dan Sekitarnya
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Journal of Geology Sriwijaya, 1(2), 25-36.

Bauer, B.O., 2004, Geomorphology. In Goudie, A.S., editor, Encyclopedia of


Geomorphology, 1:428–35.

Bemmelen, van, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, vol 1, Martinus Nijhoff, The Haque.
P. 732.

Giovano, M. B., Muzani Jalaludin, & Henry Giovano. (2021). ANALISIS BENTUKAN
LAHAN DI SEPANJANG BUKIT BARISAN, KABUPATEN PESISIR BARAT, PROVINSI
LAMPUNG. Jurnal Samudra Geografi, 4(1), 10-15.

Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 7(2).


Rahmadan, Heru A., I. Nyoman Sutyawan, Julio Hosan, dkk. 2017.

NOFIRMAN, Nofirman. Interpretasi Satuan Litologi, Satuan Bentuk Lahan, Dan Struktur
Geologi Dengan Integrasi Citra Srtm Di Wilayah Kota Bengkulu. Jurnal Georafflesia:
Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 27-37, dec. 2016. ISSN 2615-4781.

SOPANDI, Ayi et al. Analisis Bentuk Lahan Pangandaran Berbasis Citra Satelit Landsat 8
OLI. Jurnal Georafflesia: Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi, [S.l.], v. 5, n. 1, p. 49-57, june
2020. ISSN 2615-4781.

Suwarno, Suwarno and Sutomo, Sutomo (2014) KAJIAN SATUAN BENTUK LAHAN
DENGAN KEJADIAN LONGSOR LAHAN DI SUB-DAS LOGAWA KABUPATEN
BANYUMAS. PROSIDING PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN XVII IKATAN
GEOGRAFI INDONESIA (IGI).

Jurnal Gawalise 12

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy