Laporan Bulanan Teluk Lancar Viky Daniel BRGM

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM

MAGANG DAN STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT


“SOBAT MUDA (MAGANG UNTUK DUNIA KERJA)
GAMBUT – MANGROVE”

PENDAMPING SEKOLAH LAPANG PETANI GAMBUT


BADAN RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2023

1
ABSTRAKSI

Lahan gambut adalah lahan hasil akumulasi timbunan bahan organik yang berasal dari
pelapukan vegetasi yang tumbuh disekitarnya dan terbentuk secara alami dalam jangka waktu
yang lama. Produktivitas lahan gambut sangat tergantung dari pengelolaan dan tindakan
manusia. Lahan gambut dikenal sebagai lahan yang rapuh, mudah mengalami perubahan sifat
akibat perubahan lingkungan. Desa Teluk Lancar merupakan salah satu Desa Mandiri Peduli
Gambut (DMPG) dibawah bimbingan instansi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
(BRGM). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani gambut dalam
mengelola lahan gambut secara ramah lingkungan, menemukenali dan menyebarluaskan
inovasi lokal dalam pengelolaan lahan gambut, membangun media saling bertukar
pengetahuan dan informasi antar petani, mengembangkan demplot pertanian lahan gambut
tanpa bakar yang berada di Desa Mandiri Peduli Gambut, sarana pengorganisasian untuk
mencetak kader restorasi gambut dan meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam
melestarikan lingkungan.
Pelaksanaan Program Magang Dan Studi Independen Bersertifikat “Sobat Muda (Magang
Untuk Dunia Kerja) Gambut – Mangrove” posisi Pendamping Sekolah Lapang Petani
Gambut dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober – 28 November 2023. Bertempat di Desa
Teluk Lancar Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Saat magang Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) program kami berfokus pada
pengelolaan lahan tanpa bakar dikelompok Masyarakat Tani sumber Rezeki Desa Teluk
Lancar, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Kelompok tani ini terdiri dari anggota
dengan beragam latar belakang sosial dan ekonomi, mayoritas dari mereka adalah petani
yang mengandalkan hasil karet, pinang, kelapa dan kelapa sawit sebagai sumber penghasilan
utama.
Selama program SLPG, mereka memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
pengelolaan lahan gambut tanpa membakar dengan menanam berbagai jenis tanaman
hortikultura menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan. Program ini tidak hanya
memberikan pendapatan tambahan kepada para petani, tetapi juga meningkatkan pemahaman
mereka tentang pentingnya pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Dengan menanam tanaman
holtikultura serta menggunakan sistem pertanian organik, unsur hara tanah meningkat dan
kualitas tanah menjadi lebih baik. Ini berkontribusi pada upaya restorasi gambut yang sangat
penting bagi lingkungan, sambil memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi
mendatang.
Pertanian organik telah menjadi fokus utama dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan
dan kesehatan manusia. Namun, di banyak wilayah, tanah gambut menjadi tantangan
tersendiri dalam menerapkan praktik pertanian organik. Tanah gambut memiliki karakteristik
yang unik, seperti tingkat keasaman tinggi, kandungan air yang bervariasi, dan kadar bahan
organik yang melimpah. Keberhasilan pertanian organik di lahan gambut membutuhkan
pendekatan berbasis ilmiah, kesadaran lingkungan, serta kolaborasi antara petani dan ahli
pertanian organik untuk mencapai hasil yang bermakna secara ekonomi dan lingkungan.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan program Magang dan Studi Independen
Bersertifikat “Sobat Muda (Magang untuk Dunia Kerja) Gambut–Mangrove” di Provinsi
Riau, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis.
Laporan magang ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh
perusahaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Sehubungan dengan
penyelesaian laporan magang ini tak jarang saya meminta bimbingan dari berbagai pihak
disebabkan kekurangan pengetahuan penulis mengenai pembuatan laporan magang. Oleh
karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Budiyanto, S, Hut selaku Kepala Sub Kelompok Kerja Sosialisasi dan
Pelatihan dan Mas Budi Setyawan selaku Staf Pokja Edukasi dan Sosialisasi.
2. Kak Rizki Audina Putri selaku Tenaga Teknis Fasilitator Desa Teluk Lancar
3. Kelompok Tani Sumber Rezeki yang berada di lahan demplot Desa Mandiri Peduli
Gambut (DMPG).
4. Kezia Nasstasya Putri dan Novita Trie Rizqi selaku rekan kerja Sobat Muda
(Magang untuk Dunia Kerja) Gambut-Mangrove.
5. Orang tua yang senantiasa memberikan doa restu dan semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kepada para pembaca, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan
pelaksanaan program magang ini dapat lebih disempurnakan.

Bengkalis, November 2023


Mahasiswa Magang MSIB
Pendamping SLPG

Viky Daniel Liklikwatil

3
DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .............................................................................................................2
KATA PENGANTAR ..............................................................................................3
DAFTAR ISI .............................................................................................................4
DAFTAR TABEL .....................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................6
Bab I PENDAHULUAN ...........................................................................................7
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................7
1.2 Tujuan ........................................................................................................8
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................................9
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................9
2.2 Ruang Lingkup Kegiatan ...........................................................................9
2.3 Deskripsi dan Struktur Kelompok Kelompok SLPG .................................9
BAB III HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN .....................................................11
3.1 Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat ..................................................11
3.2 Pembangunan/Pengembangan Demplot PLTB .........................................14
3.3 Percobaan Input Pertanian Organik ...........................................................16
3.4 Transfer Pengetahuan dan Inovasi Teknologi ...........................................17
3.5 Pendampingan Diskusi Kelompok SLPG ..................................................19
3.6 Evaluasi Kader SLPG ................................................................................21
3.7 Profil Kader SLPG .....................................................................................22
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN ....................................................................26
4.1 Waktu Pelaksanaan dan Lokasi Magang ...................................................26
4.2 Kesimpulan ................................................................................................26
4.3 Rekomendasi ..............................................................................................26
BAB V PENUTUP ....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................28
LAMPIRAN ..............................................................................................................29

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Struktur Kelompok Tani Sumber Rezeki ............................................................. 10

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Foto Pendampingan Bersama Fasilitator Desa, Kader dan Kelompok..........................25


Gambar 2. Foto Aktifitas Demplot ..................................................................................................25
Gambar 3. Foto Diskusi Kelompok .................................................................................................26

Gambar 4. Awal koordinasi kedatangan di Desa Muntai Barat..........................................30


Gambar 5. Berdiskusi dengan kelompok Tani Sumber Rezeki ..........................................30
Gambar 6. Pembersihan lahan demplot...............................................................................30
Gambar 7. Pembuatan bedengan.........................................................................................31
Gambar 8. Penanaman ........................................................................................................31
Gambar 9. Penyiraman........................................................................................................31
Gambar 10. Pemupukan .....................................................................................................32
Gambar 11. Pembuatan F1 Embio.......................................................................................32
Gambar 12. Pembuatan Pupuk Organik Padat (POP).........................................................32
Gambar 13. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)...........................................................33
Gambar 14. Pembuatan Pestisida Nabati.............................................................................33
Gambar 15. Penyemprotan Pestisida Nabati.......................................................................33
Gambar 16. Panen Timun, Sawi dan Kangkung.................................................................34
Gambar 17. Perpisahan........................................................................................................34

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan mencapai 24,67 juta hektar yang
tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Lahan gambut telah lama
dimanfaatkan oleh petani untuk menghasilkan bahan pangan dan komoditas perkebunan.
Pemanfaatan lahan gambut memegang peran sentral dalam menjaga keseimbangan
lingkungan dan menyediakan sumber daya alam yang berkelanjutan bagi masyarakat
setempat. Namun, tantangan besar muncul seiring dengan potensi yang dimiliki.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bertugas memfasilitasi percepatan
restorasi gambut seluas 1,2 juta hektare di tujuh provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua serta
melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare di sembilan provinsi
yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua dan Papua Barat.
Restorasi gambut sebagai bagian dari pemulihan fungsi ekosistem gambut
dilaksanakan melalui tiga pendekatan utama yang dikenal dengan 3R atau 3P yakni
Rewetting (pembasahan gambut), Revegetation (penanaman kembali) dan Revitalization
(peningkatan kesejahteraan masyarakat). Selain itu juga dilakukan pendekatan sosial dan
kelembagaan melalui program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) sebagai upaya
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam restorasi gambut.
Tanah Gambut merupakan tanah hasil akumulasi timbunan bahan organik yang
terbentuk secara alami dalam jangka waktu yang lama. Bahan organik tersebut berasal dari
pelapukan vegetasi yang tumbuh di sekitarnya dan lahan gambut berasal dari endapan bahan
organik yang terbentuk karena pengaruh hujan yang tinggi dan genangan air. Proses
dekomposisi tanah gambut belum terjadi secara sempurna karena keadaan gambut yang
selalu jenuh air dan menyebabkan tanah gambut memiliki kesuburan serta pH yang rendah.
Ketebalan tanah gambut di Indonesia diperkirakan rata-rata 3-5 cm di Indonesia bagian barat,
sementara Indonesia bagian timur mencapai 1-2 meter. Tanah gambut juga memegang
peranan penting dalam hal penyimpanan karbon, di mana kemampuan menyerap maupun
menyimpan lebih tinggi dibandingkan tanah mineral (Alwi, 2006).
Tanah gambut umumnya memiliki kadar pH yang rendah, memiliki kapasitas tukar
kation yang tinggi, kejenuhan basa yang rendah, memiliki kandungan unsur K, Ca, Mg, P
yang rendah dan memiliki kandungan unsur mikro (seperti Cu, Zn, Mn serta B) yang rendah.
Kadar abu pada tanah gambut tergolong rendah, namun tergantung dari ketebalan gambutnya
dan kadar abu sangat dipengaruhi oleh limpasan pasang air sungai yang membawa bahan
mineral dengan demikian kadar abu dapat dijadikan sebagai gambaran kesuburan tanah
gambut.

7
Senyawa utama pada tanah gambut adalah hemiselulosa, selulosa, dan lignin, hasil
biodegradasi lignin dapat menghasilkan asam-asam fenolat, sedangkan selulose atau
hemiselulosa menghasilkan asam karboksilat. Asam- asam fenolat merupakan senyawa
organik yang dapat bersifat racun bagi tanaman.
Kabupaten Bengkalis, yang terletak di Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah
yang kaya akan ekosistem gambut yang memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat setempat. Ekosistem ini
tidak hanya menyediakan habitat bagi flora dan fauna yang unik, tetapi juga memiliki
dampak yang signifikan terhadap upaya mitigasi perubahan iklim global melalui
penyimpanan karbon yang besar di dalam gambut.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya magang ini yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan petani gambut dalam mengelola lahan gambut secara
ramah lingkungan
2. Menemukenali dan menyebarluaskan inovasi lokal dalam pengelolaan lahan gambut
3. Membangun media saling bertukar pengetahuan dan informasi antar petani
4. Mengembangkan demplot pertanian lahan gambut tanpa bakar (PLTB) yang berada
di Desa Mandiri Peduli Gambut
5. Sarana pengorganisasian untuk mencetak kader restorasi gambut
6. Meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam melestarikan lingkungan

8
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Adapun waktu periode pelaksanaan magang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober
2023 – 28 November 2023. Bertempat di Desa Teluk Lancar, Kecamatan Bantan, Kabupaten
Bengkalis, Provinsi Riau.
2.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Pada laporan kegiatan magang ini menjalaskan tentang proses kegiatan dilapangan
tentang pendampingan sekolah lapang petani gambut, waktu dan tempat melaksanakan kerja
praktek yang saya lakukan terhitung dari 28 Oktober 2023 – 28 November 2023. Praktek
yang saya lakukan melibatkan penanaman tentang operasi pertanian, praktik pertanian yang
dilakukan, pengembangan materi edukasi, serta kontribusi dan pengalaman pribadi selama
magang dilokasi pertanian yang dibimbing oleh BRGM di Desa Teluk Lancar.
2.3 Deskripsi dan Struktur Kelompok SLPG
1. Deskripsi
Ketua : Khaidir
Sekretaris : Asroni Mukhlis
Bendahara : Fitria Ningsih
Anggota : Idris
Azhar. U
Lizawati
Nordin
Hairudin
Hasan
Azlan
Tuminah
Fadil
Nurhidayati
Arifin
Syaharuddin

9
2. Struktur Kelompok SLPG
Tabel 1. Struktur kelompok Masyarakat Petani Gambut Barokah Desa Muntai Barat

KETUA
Khaidir

SEKRETARIS BENDAHARA
Asroni Mukhlis Fitria Ningsih

Anggota

TIM PELAKSANA
TIM PERSIAPAN
Ketua : Azhar U TIM PENGAWAS
Ketua : Arifin
Anggota : 1. Syahruddin Ketua : Idris
Anggota : 1. Azian
2. Fadil Anggota : 1. Nordin
2. Hairudin
3. Nurhidayati 2. Hasan
3. Lizawati
4. Tuminah

10
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAAN

3.1 Kondisi Sosial dan Ekonomi Kelompok Masyarakat

No Nama Usia Latar Pekerjaan Penghasilan Komoditas Kendala yang Penyaluran Peralihan Perubahan Setelah
Pendidikan Perbulan yang Dihadapi Hasil Pekerjaan atau Adanya SLPG
Ditanam Pertanian Komoditas
yang Ditanam
1. Bapak 53 SMP Petani Rp3.000.000,00 Pinang Kendala faktor Ke pengepul Tidak ada Mendapat pengalaman
Khaidir Tahun iklim cuaca dan pengetahuan yang
yang berubah- baru mengenai PLTB,
ubah membantu dalam
perekonomian dan
memiliki niat untuk
menanam tanaman
hortikultura.
2. Ibu 32 SMA Ibu rumah Rp1.500.000,00 Kelapa dan Hama yang Ke pengepul Dari Kelapa dan Senang dapat
Nurhidayat Tahun tangga sampai Pinang berada di Pinang beralih berinteraksi dan
2.000.000,00 kebun seperti ke tanaman berkumpul bersama
monyet dan hortikultura anggota kelompok tani
babi (cabai, serta mendapat
kangkung, pengetahuan baru
bayam) mengenai pengolahan

11
tanah gambut.
3. Ibu 32 SMA Ibu Rumah Rp1.500.000,00 Karet, Kendala faktor Ke pengepul Dari Pinang Dengan adanya program
Yusman Tahun Tangga sampai Kelapa Sawit iklim cuaca beralih ke SLPG, Ibu Yusman
2.000.000,00 dan Pinang yang berubah- Kelapa Sawit semakin semangat dalam
ubah menanam tanaman
hortikultura di rumah.
4. Ibu Fitria 37 SMA Ibu Rumah Rp3.000.000,00 Karet dan Kendala saat Ke pengepul Tidak ada Timbulnya niat untuk
Tahun Tangga Kelapa Sawit panen banyak menanam tanaman
buah busuk holtikultura dan
dan buah yang mendapatkan
kecil pengetahuan baru
mengenai berbagai
macam pupuk organik.

12
3.2 Pembangunan/Pengembangan Demplot PLTB
Kebakaran hutan merupakan masalah yang krusial dan perlu penanganan yang
sungguh-sungguh, karena kebakaran ini disamping menyebabkan terjadinya gangguan
lingkungan hidup dari asap yang timbul juga berakibat hilangnya potensi hutan dan
penuruanan keanekaragaman hayati. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu upaya
pengendalian kebakaran hutan yang efektif dan efesien(Yuliani, F.,2019).
Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Riau.
Pengembangan dan pemanfaatan lahan pertanian yang ada berupa kawasan gambut
merupakan tantangan tersendiri, perlu penataan sistem pertanian termasuk didalamnya adalah
kelembagaan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan serta sistem pertanian yang
mendukung pada pembukaan lahan tanpa bakar. Keuntungan membuka lahan tanpa bakar,
teknik ini dalam aplikasinya tidak terlalu tergantung pada kondisi cuaca, kecuali
kondisi yang terlalu basah karena dapat menghambat mobilitas alat berat. Selain itu,
kelebihan utama teknik ini adalah jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan
tehnik tanpa bakar. Selain manfaat lingkungan dan agronomis, pembukaan lahan tanpa bakar
juga memberikan nilai tambah ekonomis (Onrizal, 2008).
Lahan demplot yang akan digunakan oleh Kelompok Tani Sumber Rezeki merupakan
lahan milik Bapak Khaidir. Proses pembukaan lahan demplot di Desa Teluk Lancar
dilakukan dengan cara pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) menggunakan alat-alat berupa
cangkul, parang, garu dan sekop kecil. Para anggota Kelompok Tani Sumber Rezeki
bergotong royong bersama kami mahasiswa pendamping sekolah lapang petani gambut
(SLPG) untuk memastikan bahwa proses PLTB dilakukan dengan benar dan efisien.
Kami memulai dengan melakukan pengolahan tanah menggunakan cangkul, parang
dan garu untuk menggemburkan tanah dan memastikan bahwa struktur tanahnya baik untuk
penanaman. Kami juga memanfaatkan garu untuk meratakan permukaan tanah dan
membersihkan lahan dari rerumputan atau gulma, serta seresah yang masih ada di dalam
tanah. Selanjutnya, kami mempersiapkan area lahan yang akan digunakan untuk menanam
dengan memasang tanda batas dan membagi lahan menjadi beberapa bedengan sesuai dengan
rencana tanam yang telah disusun bersama Kelompok Tani Sumber Rezeki.
Setelah pengelolaan tanah dan pembersihan lahan, langkah selanjutnya kami
melakukan pembuatan F1-Embio. F1-Embio merupakan salah satu pembenah tanah yang
ramah lingkungan dan dapat dibuat sendiri dengan bahan yang ada disekitar lahan pertanian.
F1-Embio merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan kesuburan tanah di lahan
gambut. F1-Embio memiliki beberapa manfaat yaitu meningkatkan perkembangan
mikroorganisme tanah sehingga terjadi keseimbangan sistem ekologi dalam tanah,
meningkatkan daya serap tanah terhadap air sehingga menjaga ketersediaan air dalam tanah,
mencegah kehilangan unsur hara tanah, meningkatkan kapasitas kation, serta
menggemburkan tanah sehingga proses oksidasi lebih mudah. F1-Embio yang akan
digunakan merupakan campuran dari bahan-bahan organik seperti terasi, tepung sagu, gula
merah, nanas masak yang sudah dihaluskan, dedak, air bersih, dan kotoran ayam yang masih
baru (belum terkena sinar matahari) yang telah diolah. F1-Embio difermentasikan selama 3
hari dan diaplikasikan pada tanah dalam jangka waktu 1 minggu.

13
Setelah F1-Embio diaplikasikan dikahan langkah selanjutnya adalah pembuatan
Pupuk Organik Padat (POP). Pupuk organik padat adalah pupuk yang terbuat dari bahan-
bahan organik atau alami, seperti kompos, pupuk kandang, tumbuhan dan bahan-bahan
organik. Pupuk organik padat yang akan digunakan pada lahan demplot merupakan campuran
dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, daun hijau/kering, dedak, MOL, dolomit,
air cucian beras dan gula merah. Alat yang digunakan yaitu cangkul, ember, karung goni dan
parang. Cara pembuatan pupuk organik padat diantaranya yaitu mencacah daun hijau/kering,
hancurkan gula merah lalu dilarutkan dengan air dan menambahkan MOL. Setelah dingin
kemudian dihamparkan kotoran ternak dengan ketebalan 10-15 cm, kemudian ditaburkan
dedak dan di siram dengan larutan MOL dan gula merah di siram secara merata, dilakukan
sampai mendapatkan 3 lapisan dengan cara yang sama. Kemudian tutup rapat dengan plastik
hitam, setelah 1 minggu lakukan pengadukan sambil di semprot lagi dengan larutan MOL
yang di campur dengan gula merah. Dilakukan pengadukan kembali pada minggu ke 2 sambil
di semprot dengan larutan MOL. Pada minggu ke di lakukan pembukan plastik agar terjadi
penguapan air dari kompos. Setelah 1 bulan pupuk organik padat (POP) siap digunakan. Cara
penggunaan pupuk organik padat dicampur dengan tanah pada lahan demplot yang akan di
tanam.
Selanjutnya kami melakukan pemilihan varietas tanaman yang akan digunakan. Benih
tanaman yang akan ditanam merupakan varietas unggul diantaranya yaitu benih timun,
kangkung, bayam dan kacang panjang.
Pada kondisi lahan demplot kelompok Tani Sumber Rezeki masih banyak seresah
atau akar-akar pada bedengan, yang juga faktor menghambat dari pertumbuhan tanaman.
Pada praktik pembangunan demplot kelompok Tani Sumber Rezeki kami melakukan
pengolahan lahan kembali pada bedengan dengan menggunakan cangkul, parang dan Garu
sebagai alat untuk menggemburkan tanah. Kemudian setelah kondisi bedengan dalam
keadaan gembur dan bersih dari akar-akar dan seresah, kami melakukan penyiraman F1-
Embio pada bedengan yang berfungsi untuk menurunkan kadar asam pada tanah gambut serta
menaikkan pH tanah dalam keadaan netral berkisar antara pH 5.8 - pH 7 pada tanah, kami
mempersiapkan lahan dengan kondisi siap untuk ditanam, agar pada penanaman nantinya
tidak terjadi kendala pada pertumbuhan tanaman.
Penanaman kami lakukan langsung pada bedengan tanpa adanya semai benih terlebih
dahulu dikarenakan benih-benih yang akan ditanam merupakan benih yang memilki usia
tumbuh yang cepat berkisar antara 2-3 hari masa tumbuh tanaman.
Penanaman tanaman timun kami lakukan dengan Jarak lubang tanam pada bedengan
yaitu 50 cm x 50 cm dengan lebar bedengan 1 m. Pada setiap lubang tanam diberikan pupuk
kandang yang dicampur dengan tanah bakar. Pada lobang tanam diberikan 2 benih timun
dengan jarak 5 cm antar benih. Selanjutnya masukkan benih yang sudah siap tanam ke media
tanam dengan kedalaman 3 cm (ketebalan tanah yang menutupi benih 3 cm). Setelah selesai
penanaman kemudian kami lakukan penyiraman pada benih timun yang berfungsi agar
keadaan tanah menjadi lembab agar pertumbuhan benih tanaman timun dapat tumbuh dengan
baik.
Penanaman pada benih kangkung kami lakukan dengan membuat lubang tanam
dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm pada bedengan dengan lebar 1 m, kemudian dilakukan
pemupukan dengan menabur pupuk kotoran hewan secara merata pada bedengan kotoran

14
hewan yang kami gunakan yaitu kotoran dari hewan kambing yang difermentasi dengan
tanah yang ditambahkan dengan abu bakaran, setelah pemupukan selesai, pada lubang tanam
ditutup dengan tanah, kemudian di lakukan penyiraman. Setelah penyiraman kemudian
diakukan pemadatan danah dibagian permukaan atas bedengan dengan kayu, yang bertujuan
agar benih kangkung dapat tumbuh dengan baik dan pertumbuhan yang merata karena tidak
adanya rongga antara benih dengan tanah ataupun pupuk kandang.
Penanaman tanaman Bayam kami lakukan dengan sistem penaburan pada bedengan
secara merata. Penaburan benih bayam kami lakukan dengan campuran pasir agar benih
dapat tersebar secara merata serta membuat benih tidak terlalu rapat ketika bayam tumbuh.
setelah selesai penaburan benih bayam kemudian kami berikan pupuk kandang yaitu pupuk
kotoran hewan kambing, yang berfungsi sebagai nutrisi bagi tanaman bayam ketika tumbuh.
Setelah selesai menabur pupuk kemudian pada permukaan bedengan kami tutup dengan
menggunakan tanah dan kemudian kami lakukan pemadatan pada bedengan yang berfungsi
agar tidak ada rongga antara benih dengan tanah, sehingga benih dapat tumbuh secara merata,
kemudian kami melakukan penyiraman pada benih bayam agar kondisi tanah dalam keadaan
lembab dan benih bayam dapat tumbuh dengan baik.
Penanaman tanaman kacang panjang kami lakukan dengan pembuatan lobang tanam
dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Pada bedengan dengan panjang 25 meter dan lebar 1
meter, kami membagi bedengan menjadi 3 baris dikarenakan pada setiap lobang tanam kami
menanam 1 benih. Pada tiap lobang tanam kami memberikan pupuk kandang yang sudah
difermentasikan terlebih dahulu dengan campuran tanah bakaran, penanaman benih kacang
panjang kami tanam dengan kedalaman 3 cm dibawah permukaan tanah. Penanaman benih
kacang panjang kami lakukan langsung pada bedengan dikarenakan kondisi benih kacang
panjang yang mudah untuk tumbuh jika media tanam dalam keadaan lembab. Setelah selesai
proses penanaman kami lakukan penyiraman pada benih kacang panjang yang bertujuan agar
benih dalam keadaan lembab sehingga benih kacang panjang dapat tumbuh dengan baik dan
optimal.
3.3 Percobaan Input Pertanian Alami
Pada percobaan input pertanian alami telah kami lakukan di lahan demplot kelompok
Tani Sumber Rezeki kami menanam tanaman tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida
sintetis. Pengelolaan lahan yang kami lakukan menerapkan sistem pengelolaan lahan
minimum tillage mengunakan alat pertanian sederhana yaitu cangkul, parang, garu, dan sekop
mini. Karna tanah yang digunakan sebagai lahan pertanian adalah tanah gambut maka
sebelum penanaman tanahnya harus diberi bahan pembenah tanah. Menurut hasil penelitian
Nafa et Al (2021) pH lahan gambut umumnya sangat rendah. pH yang dimiliki lahan gambut
berkisar antara 3 hingga 5. Kondisi ini membuatnya bersifat asam. Kadar asam yang tinggi
disebabkan oleh dekomposisi lambat bahan organik di dalamnya.
Pada praktek pertanian kali ini kami menggunakan F1-Embio sebagai bahan
pembenah tanah. Kami mengaplikasikan F1-Embio seminggu sebelum penanaman. Ini
berfungsi untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik yang ada didalam tanah.

15
Untuk tanaman yang ada didemplot ini berupa tanaman Kangkung, timun, bayam dan
kacang panjang. Tanaman yang ditanam menggunakan metode pertanian alami ini tumbuh
lebih lambat, akan tetapi hal ini terjadi bukan hanya karena faktor pupuk yang digunakan,
tetapi pupuk organik tidak memiliki komposisi yang konsisten dan kandungan nutrisinya
dapat bervariasi tergantung pada bahan organik apa yang digunakan. Pupuk organik memiliki
kandungan nutrisi yang lebih rendah dari pupuk kimia.
3.4 Transfer Pengetahuan dan Inovasi Teknologi
Transfer pengetahuan dan inovasi teknologi pertanian adalah proses penting dalam
meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian. Melalui transfer
pengetahuan, para petani dapat belajar tentang praktik terbaru, teknologi modern, dan metode
yang lebih efisien dalam mengelola tanaman mereka. Inovasi teknologi pertanian juga dapat
membantu mengatasi tantangan seperti perubahan iklim, kekurangan sumber daya, dan
ketahanan pangan.
Transfer pengetahuan yang kami lakukan yaitu mengenai pertumbuhan fase vegetatif
dan fase generative. Fase vegetatif adalah salah satu tahap pertumbuhan tanaman di mana
tanaman fokus pada pengembangan struktur vegetatif seperti daun, batang, dan akar. Pada
fase ini, tanaman belum memulai pembentukan bunga atau buah. Sebaliknya, energi yang
dihasilkan dari fotosintesis digunakan untuk memperkuat struktur tanaman dan memperluas
sistem akar untuk menyerap lebih banyak air dan nutrisi dari tanah. Fase vegetatif ini
merupakan periode kritis dalam siklus hidup tanaman, karena kondisi dan perawatan yang
tepat selama fase ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman hingga masa
panen.
Fase generatif adalah tahap pertumbuhan tanaman di mana tanaman mulai
membentuk struktur reproduktif, seperti bunga, buah, atau biji. Pada fase ini, tanaman
mengalokasikan energi dan sumber daya untuk proses reproduksi, seperti pembuahan dan
perkembangan biji. Fase generatif terjadi setelah fase vegetatif, di mana tanaman fokus pada
pengembangan struktur vegetatif seperti daun, batang, dan akar. Fase generatif merupakan
periode penting dalam siklus hidup tanaman, karena hasil akhir dari fase ini adalah produksi
biji atau buah yang dapat digunakan untuk penyemaian atau konsumsi manusia. Keberhasilan
fase generatif sangat tergantung pada faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, dan
kelembaban, serta manajemen pertanian yang tepat seperti pemupukan dan irigasi.
A. Pestisida Nabati
Kami melakukan transfer pegetahuan mengenai pestisida nabati yaitu insektisida,
semua bahan-bahan yang kami gunakan dalam pembuatan pestisida nabati ini dapat diambil
dari bahan yang mudah untuk di dapat. Ada 3 jenis insektisida yang kami buat yaitu berbahan
dasar dari cabai rawit, tembakau dan bawang putih.

a.Insektisida dari cabai rawit


kami menggunakan cabai rawit, karena cabai rawit mengandung senyawa aktif
capsaicin, bagi hama yang memakan tanaman yang terkena semprotan air cabai hama akan
kepedasan sampai mati mengering dengan membran sel rusak kehabisan cairan, karena itu
pestisida cabai menjadi pestisida nabati yang ampuh untuk menghalau hama seperti kutu
putih,kutu daun, kutu kebul, tungau,ulat.

16
b. Insektisida dari tembakau
kami menggunakan tembakau untuk dijadikan pestisida nabati, tanaman tembakau
memiliki kandungan nikotin yang dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis
hama seperti kutu-kutuan (thrips, kutu kebul, aphid, tungau),walang sangi dan ulat. selain itu
tembakau juga mempunyai karakteristik rasa pahit yang tidak disukai hama karenanya bisa
digunakan sebagai ekstrak pestisida nabati.
c. Insektisida dari bawang putih
Penggunaan bawang putih sebagai pestisida nabati ternyata dapat menyehatkan
tanaman karena ekstrak bawang putih mengandung senyawa allisin, aliin, minyak atsiri,
saltivine, scordinin, dan menteilalin trisilfida senyawa ini bersifat insektisida dan dapat
berfungsi sebagai penolak kehadiran serangga (Nuriyatul, 2017) Karena umbi bawang putih
mengandung bahan insektisida dan aman bagi lingkungan, maka dilakukan penelitian untuk
menguji ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera
litura F.).
d. Fungisida Nabati
Fungisida Nabati kami buat dengan menggunakan air kelapa muda yang dicampurkan
dengan lengkuas. Kandungan hara pada air kelapa muda yaitu unsur N, P, dan K serta
memiliki hormon auksin dan pada lengkuas memiliki kadar panas yang berfungsi untuk
membunuh jamur yang ada pada tanaman.

Beberapa jenis dari insektisida nabati berbahan dasar cabai rawit, tembakau dan bawang
putih kami ambil berdasarkan kandungan senyawa aktif yang mampu membunuh, mengusir
serta membuat hama tidak ingin mendekati tanaman sedangkan fungisida nabati dapat
membunuh jamur yang tumbuh pada bagian tanaman dan mampu melindungi tanaman dari
virus bakteri yang menyebabkan jamur pada tanaman tersebut.
B. Inovasi Teknologi
Kami memperkenalkan inovasi teknologi berbasis pertanian modern dengan
memperkenalkan aplikasi tani Plantix. Kami menjelaskan bagaimana penggunaan dan
menggunaan aplikasi ini. Platix adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu petani
dalam mengidentifikasi penyakit tanaman pada tanaman, aplikasi ini dapat memberikan
informasi tentang cara merawat tanaman yang sakit dan terinfeksi penyakit. Aplikasi ini
memiliki teknologi pengenalan gambar untuk menganalisis foto-foto tanaman yang kita
potret dan kemudian aplikasinya akan menjelaskan tentang penyakit yang dimiliki serta cara
mengatasi penyakitnya.

17
3.5 Pendampingan Diskusi Kelompok SLPG
Pada pendampingan diskusi kelompok Di Desa Teluk Lancar bersama kelompok Tani
Sumber Rezeki kami memberikan pemahaman tentang fungsi dari F1-Embio. F1-Embio
merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan kesuburan tanah dilahan gambut, dengan
beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan perkembangan mikroorganisme tanah sehingga terjadi keseimbangan
sistem ekologi dalam tanah
2. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air, sehingga menjaga ketersediaan air
dalam tanah
3. Mencegah kehilangan unsur hara
4. Meningkatkan kapasitas kation
5. Mengemburkan tanah, karena proses oksidasi lebih mudah.
F1-Embio berfungsi sebagai salah satu pembenah tanah yang ramah lingkungan dan
dapat dibuat sendiri dengan bahan yang ada disekitar lahan pertanian. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan F1-Embio antara lain terasi, tepung sagu, gula putih, nanas, dedak, air
bersih dan kotoran ayam kampung yang belum terkena sinar matahari. Alat yang digunakan
dalam pembuatan F1-Embio antara lain, panci, sendok, blender, wadah, kompor, botol besar
dan gelas takar.
Cara pembuatan F1-Embio diantaranya yaitu:
a) Dicampur tepung sagu dengan air secukupnya hingga encer, kemudian disisihkan
dahulu.
b) Dimasak campuran adonan nanas parut, gula, dedak, terasi dan air, kemudian direbus
hingga mendidih dan dimasukan tepung sagu yang telah diencerkan. Setelah itu
ditiriskan dan didiamkan selama 12 jam di tempat yang teduh.
c) Dimasukkan kotoran ayam dan diaduk hingga merata, lalu simpan di tempat yang
teduh untuk proses fermentasi selama 3 hari.
d) Disimpan hasil fermentasi dalam wadah botol yang telah diberi lubang kecil pada
tutupnya di tempat yang teduh.
Cara penggunaan F1-Embio yaitu dengan 1 liter F1-Embio dicampur dengan air 60 liter +
gula merah 1 kilogram. Penyemprotan F1-Embio dilakukan pagi hari (sebelum jam 09.00
WIB) dan sore hari (setelah jam 16.00 WIB).
Selanjutnya membahas mengenai unsur hara pada tanaman yang ditanam di lahan
demplot yaitu pada tanaman kangkung.
Kondisi tanaman kangkung di lahan demplot kelompok Tani Sumber Rezeki katika
kami memeriksa, kami mendapati bahwa pada tanaman kangkung yang sudah ditanam
sebelumnya oleh anggota kelompok Tani Sumber Rezeki terlihat bahwa pertumbuhan
tanaman kangkung terhambat yang dikarenakan pada saat penanaman benih kangkung terlalu
dalam hal ini kami ketahui ketika, tanaman kangkung kami cabut terlihat pada bagian akar
sangatlah lebat dibandingkan pertumbuhan dari batang dan daun dari tanaman kangkung
tersebut, kemudian pada bagian batang dan daun yang berukuran kecil serta menguning yang
diakibatkan kurangnya penyiraman dan kondisi tanah yang masih dalam keadaan asam.

18
Kemudian langkah penting dalam bertani yaitu Pemilihan varietas tanaman,
perawatan tanaman, pemupukan serta memperhatikan kondisi pH tanah juga tidak boleh
diabaikan, karena pengaturan pH tanah yang tepat dapat meningkatkan ketersediaan unsur
hara bagi tanaman. Kelompok Masyarakat Petani Gambut Barokah sebaiknya terus
memantau kondisi tanaman secara berkala dan merespons secara cepat apabila gejala
kekurangan unsur hara muncul kembali. Dengan melakukan langkah tersebut, diharapkan
hasil panen akan meningkat dan kualitas tanaman akan lebih optimal.
3.6 Evaluasi Kader SLPG
3.6.1 Kader Bapak Azhar U
Bapak Azhar U merupakan seorang kader yang dipilih sebagai perwakilan dari Desa
Teluk Lancar dalam kegiatan pelatihan sekolah lapang petani gambut. Namun dikarenakan
beliau banyak kesibukan dalam pekerjaannya dan kesibukannya dalam organisasi Yang
beliau ikuti, bapak Azhar U selaku kader 1 perwakilan dari Desa Teluk Lancar memilih untuk
mengundurkan diri dan tidak dapat memberikan informasi ataupun ilmu yang sudah beliau
dapatkan ketika dalam kegiatan pelatihan sekolah lapang petani gambut.
3.6.2 Kader Ibu Salimah
Ibu Salimah merupakan seorang kader yang dipilih untuk perwakilan dari Desa Teluk
Lancar dalam kegiatan pelatihan sekolah lapang petani gambut. Namun Ibu Salimah
kesalahpahaman terkait lokasi lahan demplot kelompok Tani Sumber Rezeki. Ibu Salimah
mempunyai lahan tanaman hortikultura yang sudah diolah beliau sebelum mengikuti kegiatan
sekolah lapang petani gambut, Ibu Salimah berpendapat lahan yang sudah diolah ibu Salimah
tersebut yang akan dijadikan lahan untuk demplot kelompok Tani Sumber Rezeki, Ibu
Salimah tidak ingin berbagi hasil terhadap kelompok jika lahan milik ibu Salimah di gunakan
sebagai lahan demplot dari kelompok Tani. Kemudian Bapak Khaidir selaku ketua kelompok
Tani Sumber Rezeki bersedia menyediakan lahan demplot untuk kelompok Tani Sumber
Rezeki, namun dikarenakan lokasi Ibu sarimah yang berada didusun 4, sedangkan lokasi
demplot berada didusun 1 dengan pekerjaan dan aktivitas dari ibu sarimah sebagai ibu rumah
tangga kesulitan untuk datang kedemplot yang berlokasi didusun 1, karena itu ibu sarimah
memilih untuk mengundurkan diri dan tidak dapat memberikan informasi serta ilmu yang
didapatkan dalam kegiatan pelatihan sekolah lapang petani gambut.
3.6.3 Kesimpulan dan Evaluasi Kinerja Kader
Kader Bapak Azhar U dan Ibu Sarimah tidak mampu menjalankan tanggung jawab
sebagai kader sekolah lapang petani gambut, hal itu membuat keaktifan dari anggota
kelompok Tani Sumber Rezeki tidak berjalan semestinya, hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan mengenai pertanian, khususnya pada tanaman hortikultura. Ketika bapak Azhar
Daan Ibu Sarimah mengundurkan diri terhadap tanggung jawab sebagai kader sekolah lapang
petani gambut, ada seorang Bapak yang bersedia menjadi ketua kelompok Tani, yaitu Bapak
Khaidir yang sekarang menjabat sebagai ketua kelompok Tani Sumber Rezeki.
Bapak khaidir mengakui kepada kami mahasiswa magang, selaku pendamping sekolah
lapang petani gambut, bahwa pengetahuan beliau kurang dalam pertanian dengan sistem
Pengolahan Lahan Tanpa Bakar (PLTB). Tentunya, sebagai mahasiswa magang, kami merasa
senang dan bertanggung jawab untuk membantu dan mendampingi Bapak Khaidir
meningkatkan pengetahuan beliau tentang pertanian dengan sistem Pengolahan Lahan Tanpa

19
Bakar (PLTB). Kami berharap dengan mendampingi beliau, kami bisa saling belajar dan
berkembang bersama untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan
petani gambut. Kami yakin dengan semangat dan kerja sama yang baik, kami bisa mencapai
hasil yang lebih baik lagi di masa depan.

3.7 Profil Kader SLPG (Sekolah Lapang Petani Gambut)


3.7.1 Profil Kader SLPG Bapak Azhar U
Nama Lengkap : Azhar U
No. HP : -
Tempat, Tanggal Lahir : Teluk lancar, 04-07-1971
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : -
Agama : Islam
Status Pernikahan : Kawin
Pekerjaan (KTP) : Petani/Pekebun
NIK : 1403020407710003
Alamat : Jl. Parit Tengah, Kec. Bantan, Kab. Bengkalis, Prov.
Riau
Tahun SLPG : SLPG 2023
Nama Kelompok : Kelompok Tani Sumber Rezeki
Jabatan di Kelompok : Ketua Pelaksana
Jumlah Anggota : 15 orang
Sumber Anggaran Demplot : APBN 2023
Luas Lahan / Demplot : 900m²
Jenis Komoditi : Kacang panjang, Kangkung, Bayam, Buncis dan Timun
Status DMPG : APBN 2023
KHG : Pulau Bengkalis

3.7.1 Profil Kader SLPG Ibu Salimah


Nama Lengkap : Salimah
No. HP : -
Tempat, Tanggal Lahir : Kembung Luar, 08-08-1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : -
Agama : Islam
Status Pernikahan : Kawin

20
Pekerjaan (KTP) : Mengurus rumah tangga
NIK : 1403024808732245
Alamat : Jl. Rumbia, Kec. Bantan, Kab. Bengkalis, Prov.
Riau
Tahun SLPG : SLPG 2023
Nama Kelompok : Kelompok Tani Sumber Rezeki
Jabatan di Kelompok : Anggota
Jumlah Anggota : 15 orang
Sumber Anggaran Demplot : APBN 2023
Luas Lahan / Demplot : 900m²
Jenis Komoditi : Kacang panjang, Kangkung, Bayam, Buncis dan
Timun
Status DMPG : APBN 2023
KHG : Pulau Bengkalis

3.7.3 Aktifitas Kader Sekolah Lapang Petani Gambut Dan Demplot Pengelolaan Lahan
Tanpa Bakar(PLTB)

Ketua Kelompok Tani Sumber Rezeki, Desa Teluk Lancar, Kecamatan Bantan,
Kabupaten Bengkalis, yaitu Bapak Khaidir selaku ketua kelompok Tani dan penanggung
jawab dari dari anggota kelompok Tani Sumber Rezeki dikarenakan pada kedua kader
mengundurkan diri karena kesibukan pribadi masing-masing dan tidak dapat berkontribusi
sama sekali di demplot kelompok Tani Sumber Rezeki.
Bapak khaidir sangat bersemangat dalam menekuni pertanian dengan sistem
Pengolahan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dimulai dengan cara pengolahan lahan, pemupukan,
pembuatan lanjaran, perawatan tanaman serta pembuatan kompos, Bapak Khaidir
mengatakan bahwa budidaya tanaman hortikultura ini sangat penting bagi usaha jangka
panjang, beliau juga mengatakan bahwa budidaya tanaman hortikultura memiliki peranan
strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan
menjaga kelestarian lingkungan dengan sistem pengolahan lahan tanpa bakar (PLTB) dan
pertanian organik.
Selain itu, Bapak Khaidir mampu mengajak masyarakat selain dari anggota kelompok
Tani Sumber Rezeki untuk berkontribusi dalam kegiatan yang ada dilahan demplot maupun
sharing ilmu yang kami lakukan sebagai mahasiswa magang.

21
Gambar1. Foto Pendampingan bersama Fasilitator Desa, Kader dan Kelompok

Gambar 2. Foto aktifitas demplot

Gambar 3. Foto Diskusi kelompok

22
BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN

4.1 Waktu Pelaksanaan dan Lokasi Magang


Waktu pelaksanaan program Magang Dan Studi Independen Bersertifikat “Sobat
Muda (Magang Untuk Dunia Kerja) Gambut-Mangrove” posisi Pendamping Sekolah Petani
Gambut dimulai dari 28 Oktober 2023 sampai 28 November 2023. Bertempat di Desa Teluk
Lancar, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
4.2 Kesimpulan
Kami sebagai mahasiswa magang Pendamping Sekolah Lapang Petani Gambut sangat
menyadari bahwa waktu magang kami hanya satu bulan, dan hasil dari pembelajaran yang
kami berikan mungkin belum terlihat secara langsung dalam waktu singkat tersebut. Namun,
kami yakin bahwa pembelajaran dan pengetahuan yang kami bagikan akan menjadi bekal
berharga bagi petani gambut dalam jangka panjang.
Kami berharap bahwa petani gambut akan terus menerapkan apa yang telah mereka
pelajari dari kami, bahkan setelah magang berakhir. Kami juga berharap bahwa mereka akan
terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka dalam mengelola lahan gambut
dengan lebih baik. Proses perubahan dan peningkatan dalam pertanian seringkali memerlukan
waktu yang cukup lama, dan hasilnya mungkin baru terlihat dalam beberapa musim tanam ke
depan.
Kami berkomitmen untuk terus mendukung petani gambut dalam perjalanan mereka
menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan kerja sama yang
kuat antara petani, mahasiswa magang dan pihak terkait lainnya, kami yakin bahwa
perubahan positif akan terwujud di masa depan.

4.3 Rekomendasi
Saya sebagai mahasiswa magang posisi Pendamping Sekolah Lapang Petani Gambut
(PLTB) merekomendasikan adanya mesin air untuk kelompok Tani Sumber Rezeki agar
memudahkan untuk penyiraman tanaman dan merekomendasikan mesin pencacah untuk
memudahkan dalam pembuatan kompos dengan adanya alat mesin air dan mesin pencacah
dapat menghemat waktu dan tenaga agar dapat menjalankan kegiatan yang lain di demplot.
Selain itu kedisiplinan di kelompok Tani Sumber Rezeki perlu ditingkatkan sepeti bila
ada anggota kelompok yang tidak dapat hadir di haruskan untuk adanya perwakilan seperti
perwakilan dari anak ataupun saudara, yang dimana tujuannya untuk lebih meningkatkan
keaktifan dalam kelompok Tani Sumber Rezeki.

23
BAB V

PENUTUP

Pelaksanaan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat “Sobat Muda (Magang
Untuk Dunia Kerja) Gambut – Mangrove” posisi Pendamping Sekolah Lapang Petani
Gambut yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober – 28 November 2023. Bertempat di
Desa Teluk Lancar, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, sangat
memberikan manfaat bagi saya. Selama program magang ini berlangsung, saya mendapatkan
wawasan mendalam mengenai praktik pertanian berkelanjutan dan pengelolaan lahan gambut
tanpa bakar. Berinteraksi dengan kelompok Tani Sumber Rezeki juga memperkaya
pemahaman saya tentang kondisi sosial dan ekonomi di Desa Teluk Lancar. Saya yakin
pengalaman berharga ini akan membantu saya dalam pengembangan karier saya di bidang
pertanian berkelanjutan.
Saya berterima kasih kepada Bapak Budiyanto, S. Hut selaku Kepala Sub Kelompok Kerja
Sosialisasi dan Pelatihan dan Mas Budi Setyawan selaku Staf Pokja Edukasi dan Sosialisasi.
Kak Rizki Audina Putri selaku Tenaga Teknis Fasilitator Desa Teluk Lancar. Kelompok Tani
Sumber Rezeki yang berada di lahan demplot Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG). Saya
turut berterimakasih kepada rekan saya Novitha Trie Rizqi dan Kezia Nasstasya Putri selaku
rekan kerja Sobat Muda (Magang untuk Dunia Kerja) Gambut–Mangrove, orang tua yang
senantiasa memberikan doa restu dan semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kepada para pembaca, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar laporan pelaksanaan program magang ini dapat lebih
disempurnakan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Masganti. 2013. Teknologi Inovatif Pengelolaan Lahan Suboptimal Gambut Dan


Sulfat Masam Untuk Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. Pengembangan Inovasi
Pertanian 6(4):187-197.

Putra, B. W. R. I. H., Ratnawati, R. 2019. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari


Limbah Buah Dengan Penambahan Bioaktivator EM4. Jurnal Sains & Teknologi
Lingkungan. Vol. 11(1): 44-56.
Nurhayati, N., Razali, R., Zuraida, Z. 2014. Peranan Berbagai Jenis Bahan Pembenah
Tanah Terhadap Status Hara P Dan Perkembangan Akar Kedelai Pada Tanah Gambut Asal
Ajamu Sumatera Utara. Jurnal Floratek. Vol. 9(1): 29-38.

25
LAMPIRAN

a. Dokumentasi Kegitan Magang Sekolah Lapang Petani Gambut di Desa,


Teluk Lancar, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis.

Gambar 4. Awal koordinasi kedatangan di Desa Teluk Lancar.

Gambar 5. Berdiskusi dengan kelompok Tani Sumber Rezeki.

Gambar 6. Pengolahan lahan

26
Gambar 7. Penyiraman F1 Embio

Gambar 8. Penanaman

Gambar 9. Penyiraman

Gambar 10. Pemupukan

Gambar 11. Pembuatan F1 Embio

Gambar 12. Pembuatan Pupuk Organik Padat (POP)

Gambar 13. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)

Gambar 14. Pembuatan Pestisida Nabati

Gambar 15. Penyemprotan Pestisida Nabati

27
Gambar 16. Panen Timun, Sawi dan Kangkung

Gambar 17. Perpisahan

28

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy