Persiapan Tanam
Persiapan Tanam
Persiapan Tanam
Persiapan Tanam
Jagung hibrida menghendaki kondisi tanah yan gembur, subur, dan bebas dari gulma.
Pengolahan tanah bertujuan agar tanah menjadi gembur, tidak tergenang air bebas dari gulma
pesaing dan tidak terlindungi dari sinar matahari. Persiapan lahan untuk jagung dapat
dilakukan dengan dua cara:
2. Penanaman
Tiga komponen yang harus diperhatikan dalam penanaman sebagai syarat untuk menghasilkan
panen yang tinggi, yaitu:
Waktu Tanam
Waktu tanam yang tepat akan mengurangi kegagalan panen dalam kaitannya ketersedian air,
serangan hama penyakit dan ketersedian unsur hara.
Jarak Tanam
Dalam kegiatan ini dipersiapkan tambang plastik yang telah diberi jarak 20 cm dalam barisan
tanaman, dan antar barisan dibuat ajir sepanjang 75 cm. kemudian lubang yang telah siap
diberikan benih 2 biji per lubang hal ini untuk menghindari penyulaman kerena akan membuat
tanaman tidak seragam dan akan mempersulit detaselling, kemudian juga dibei furadan
sebelum ditutup pupuk dasar langsung dapat diberikan atau ketika tanaman sudah tumbuh.
Dalam pelaksanaannya dilapangan akan dihasilkan tanaman jantan dan tanaman betina, hasil
dari tanaman betina inilah yang akan dijadikan benih hibrida, yang kemudian akan diperbanyak
oleh petani.
1
Dalam penanamannya tidak berbarengan tetapi dibuat pola untuk baris pertama ditanami
tanaman jantan 2 ST (hari sebelum tanam) kemudian dua baris berikutnya tanaman betina 0
HT (hari tanam) dan baris berikutnya 4 HST (hari setelah tanam). Jarak yang digunakan 40
cm antara tanaman jantan dan betina, sedangkan 70 cm untuk tanaman antar betina.
3. Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan
Adanya gulma akan menurunkan jumlah dan kualitas panen jagung karena gulma akan bersaing
dalam hal air, hara, dan udara. Penyiangan dilakukan satu sampai tiga kali dalam satu siklus
pertanaman jagung.Pada tanah yang diolah secara sempuran biasanya penyiangan pertama
dilakukan pada umur 15 hari, sedangkan pada TOT dilakukan pada umur 21 hari (3 minggu)
atau mempertimbangkann kondisi gulma yang ada penyiangan kedua dan ketiga dilihat dari
kondisi gulma yang ada kondisi tanaman pada umur 4-6 minggu, penyiangan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu, penyiangan secara manual dan dengan cara kimiawi
menggunakan herbisida.
Pemupukan menggunakan Sp-36, Kcl dan Za diberikan sekaligus pada waktu tanam dan pupuk
urea diberikan 2 kali atau 3 kali. Pemupukan kedua pada umur 3 mingggu setelah tanam dan
atau 6 minggu setelah tanam. Pemberian tiga kali di utamakan daerah-daerah miskin unsur
hara dan daerah berpasir.
Pengairan
Untuk hasil yang optimal tanaman jagung membutuhkan kebutuhan air yang merata, kebutuhan
air terutama untuk berkecambah, pucuk petumbuhan vegetatif, pembungaan dan pengisisan
biji. Pengairan di musim kemarau dilakukan selang 2 minggu dengan cara membuat saluran-
saluran kecil diantara barisan tanaman atau dua barisan tanaman jagung.
4. Polinasi
Kastrasi/Detasseling
2
Kegiatan pembuangan atau pencabutan bunga pada tanaman betina, dilakukan ketika bunga
mula terlihat, hal ini dilakukan agar benang sari tidak menyerbuki putik. Untuk,
mendapatkan benih penyerbukan akan dilaksanakan oleh tanaman jantan.
Isolasi
Tanaman jagung harus terpisah dari pertanaman varietas lainnya dengan jarak paling
dekat 200m, isolasi jarak tersebut dapat diperpendek apabila penangkaran benih terus
bertambah, dengan cara menanam induk jantan pada tanaman yang berbatasan dengan blok
liannya. Apabila dua verietas blok yang berdampingan dan akan menghasilkan jagung hibrida
yang berlainan maka tinggal diatur sedemikian rupa sehingga pada saat berbunganya berbeda
kurang lebih 1 bulan agar tidak tejadi persilangan.
5. Panen
Panen dan pasca panen tanaman memiliki ciri-ciri siap kelobot berwarna kuning, biji sudah tua
dan berwarna mengkilap pada buturan jagung sudah terbentuk jaringan tetutup berwarna
hitam, dan bila biji jagung tersebut ditekan dengan kuku tangan maka pada bagian jagung
tidak akan membekas, pada kondisi ini perkiraan kandungan air sudah 35%. Setelah
dipanen jagung agar dibuka agar kadar air tongkol menurun sehinggaterhindar dari
serangan jamur, pengeringan tongkol hingga kadar air 17-20% hingga mudah dipipil dan segera
di jemur hingga kadar air 15 %.
3
Cara memanen jagung
Terdapat 2 (dua) cara pemanenan jagung yang dapat dilakukan oleh petani dari cara yang
praktis maupun yang kurang praktis :
1. Pemanenan bentuk tongkol tanpa klobot, merupakan pemenenan yang secara umum
paling banyak dikerjakan para petani dengan cara memotong tangkai tongkol
dari batang dengan menggunakan tangan secara langsung ataupun kadang kadang
dilakukan dengan memotong batang tanaman .
Cara memotong tangkai tongkol dari batang dengan menggunakan tangan ternyata
efisien dan lebih praktis, mengingat biaya dan pemakaian tenaga yang dikeluarkan lebih
sedikit serta memakan waktu yang tidak terlalu lama.
2. Pemanenan bentuk tongkol dengan klobot, merupakan cara pemanenan yang oleh
para petani untuk sementara ini dianggap kurang praktis. Melalui cara memanen jagung
ini biasanya akan tersisa daun dan batang yang dimanfaatkan sebagai pakan
ternak ruminansia.
Pemipilan
Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat dilakukan dengan tangan atau
dengan alat pemipilan bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya memipil jagung
adalah memisahkan antara biji dan tongkol.
6. Drying
Pengeringan jagung adalah kegiatan yang sangat penting. Pengeringan jagung dapat dilakukan,
dalam bentuk tongkol berkelobot, tongkol tanpa klobot dan pipilan.
1. Pengeringan jagung tongkol tanpa klobot, cara ini banyak dilakukan karena mudah
pelaksanaannya dan tidak diperlukan sarana khusus selama penjemuran disamping
meminimalisir penyusutan bobot karena tercecer/ kehilangan, sehingga petani
menganggap cara ini cukup praktis, namun cara ini membutuhkan waktu yang lebih lama
dan ruangan yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk lain. Pengeringan cara ini
dilakukan sampai kadar air mencapai 18-20%.
2. Pengeringan jagung pipil, pengeringan cara ini dianjurkan dilakukan sampai kadar air
mencapai 14%. Adapun cara pengeringan jagung yang dikenal selama ini adalah dengan 2
(dua) cara yaitu pengeringan alami dengan penjemuran, pengeringan buatan dengan
menggunakan teknik pengering menggunakan mesin pengering (grain dryer). Pengeringan
buatan maupun pengeringan secara alami dengan cara yang salah dapat merusak jagung.