Proposal Bab 1 Revisi 1 - Mend

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

USULAN PENELITIAN

SKRINING PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA DINI DI


PPA BETHANIA TUNGANAMO

OLEH:
ANGELA SOLIAN NDUN
2007020099

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan anak usia dini merupakan fondasi dari semua tahapan


(Aswan & Ridwan, 2023)
perkembangan manusia .
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (14) Tentang Siste

menyatakan bahwa anak usia dini berkisar antara 0-6 tahun. Fase ini

dikatakan sebagai masa keemasan, jendela kesempatan, dan masa krisis sebab

anak sangat sensitif terhadap rangsangan dan setiap potensinya meningkat begitu
(Rahardjo et al., 2019)
pesat . Anak mulai menunjukkan ciri minat yang tinggi,

serta mudah menerima segala sesuatu yang dilihat dan didengar lalu
(Kementerian Kesehatan RI, 2016)
menirukannya

Aspek perkembangan anak terbagi menjadi empat bagian


(Susilawati et al., 2018)
. Pertama, motorik kasar (gross motor) berbicara tentang kemampuan

gerak maupun sikap tubuh anak yang melibatkan otot-otot besar, misalnya duduk,

berjalan, dan melompat. Kedua, motorik halus (fine motor adaptive) yaitu

keterampilan menggerakan otot-otot kecil yang membutuhkan sinkronisasi mata

dan tangan yang telaten, seperti bagaimana mengelola benda dan mengobservasi

sesuatu. Ketiga, kemampuan bicara dan bahasa (language) yaitu kecakapan anak

terkait cara menanggapi, mendengar, memahami, dan penggunaan bahasa saat

berbicara. Keempat, sosialisasi dan kemandirian (personal social) yaitu

keterampilan mengenai kemandirian, gaya bersosialisasi, dan berinteraksi.


Periode yang tepat untuk memaksimalkan perkembangan anak yaitu pada
(Idriansari, 2017)
usia 3-6 tahun . Biasanya keterampilan yang dimiliki semakin

kompleks dan dinamis karena anak mengalami perubahan dalam lingkungan

sosial, menjadi lebih mandiri, berani, penuh ide, rasa keingintahuan, antusiasme,
(Allen & Marotz, 2010)
dan imajinatif . Di samping itu, mereka juga telah berada

pada tahap usia prasekolah, sehingga cenderung untuk belajar mempersiapkan diri
(Fauzi et al., 2021)
demi berbagai kebutuhan memasuki sekolah formal . Kondisi

ini harus diperhatikan agar anak tidak kesulitan beradaptasi dengan segala

tuntutan yang ada di sekolah dasar.

Pada dasarnya setiap aspek perkembangan anak saling terikat satu sama

lain, jika terjadi hambatan pada salah satu aspek maka aspek lainnya juga

terdampak. Menurut hasil riset dari Journal of Global Health bahwa 25% anak-

anak di seluruh dunia mengalami keterlambatan perkembangan, sedangkan pada

tingkat wilayah berkisar 10% di Eropa dan 42% di Asia Tenggara


(Gil et al., 2020)
. Persentase keterlambatan perkembangan bahasa anak prasekolah di Mesir

sebesar 4,2% dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki


(Metwally et al., 2023)
. Data National Center for Health Statistics (NCHS) menyatakan anak-anak

umur 3-17 tahun di Amerika Serikat terdiagnosis disabilitas perkembangan yang

meningkat selama tahun 2019-2021 yaitu dari 7,40% menjadi 8,56%


(Zablotsky et al., 2023).

Keterlambatan perkembangan terjadi saat anak gagal mencapai satu atau

lebih tingkat perkembangan yang seharusnya sesuai dengan teman sebaya mereka.

Permasalahan perkembangan anak dipicu oleh beberapa faktor, satu diantaranya


ialah status gizi. Anak yang berstatus kekurangan gizi akan berimplikasi pada
(Unicef, 2020)
produktivitas hidupnya di masa depan . Hal ini diperkuat dalam
Sulistyorini (2020)
penelitian yang menyatakan status gizi berkorelasi dengan

perkembangan motorik anak usia prasekolah.


Workie et al. (2020) menemukan bahwa
malnutrisi mengganggu kestabilan perkembangan anak usia 12-59 bulan

dalam sektor bahasa, motorik kasar, motorik halus, psikososial, dan pemecahan

masalah. Stunting, wasting, underweight, dan overweight merupakan cerminan

dari buruknya status gizi yang akan melemahkan kinerja sekolah anak
(World Health Organization, 2024)
.

Unicef (2020) tentang situasi anak di Indonesia mengungkapkan bahwa

Indonesia mencapai posisi kelima dan keempat untuk angka wasting dan stunting
Kementerian Kesehatan RI (2023)
tertinggi dunia. Laporan status gizi 2022 oleh

menetapkan provinsi NTT sebagai prevalensi balita stunting 35,3% dan

underweight 28,4% terbesar. Berdasarkan kabupaten di NTT, kabupaten Rote

Ndao mempunyai rasio yang cukup tinggi, yakni sebanyak 38,4% balita tercatat

stunting, 29,2% underweight, 12,8 wasting dan 2,3% overweight. Berbagai

intervensi telah diupayakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

terkhususnya pada masa sebelum kelahiran dan masa usia 6-23 bulan seperti

peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi, pemantauan balita, tata

pelaksanaan balita dengan masalah gizi, dan lainnya. Namun, sepanjang tahun

2021 hingga 2022 angka penurunan stunting di NTT hanya sebesar 2,5% dan

masih menduduki posisi pertama stunting terbanyak


(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2023)
. Situasi tersebut tentu membahayakan keseimbangan atas
perkembangan anak, sehingga penting dilakukan skrining dan pendeteksian dini
(Inggriani et al., 2019)
.

Terdapat beberapa alat ukur untuk mengetahui ketidakteraturan

perkembangan anak, salah satunya yaitu Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

(KPSP) yang mencakup 10 pertanyaan tentang pencapaian perkembangan anak


(Kementerian Kesehatan RI, 2022)
usia 3-72 bulan . Instrumen ini bermanfaat

untuk menilai dan mengidentifikasi anak yang berisiko mengalami abnormalitas

perkembangan, agar segera ditangani lebih awal dengan intervensi yang

komprehensif.

Pusat Pengembangan Anak (PPA) Bethania Tunganamo yang berlokasi di

desa Tunganamo, kecamatan Pantai Baru, kabupaten Rote Ndao, berkomitmen

untuk mengayomi anak-anak yang berada di bawah garis kemiskinan dengan

memberikan pelayanan secara holistik dan mendidik mereka dalam masa

perkembangan kognitif, sosio emosional, fisik, dan kerohanian. PPA Bethania saat

ini memberdayakan 320 anak usia 0-15 tahun dan melaksanakan tiga program

untuk meningkatkan perkembangan anak, terutama anak usia dini. Pertama,

survival atau IPIA yaitu program yang mencakup sembilan kegiatan bagi ibu

hamil sejak usia kandungan 0 bulan sampai anak usia 11 bulan 30 hari. Kedua,

home based yaitu program yang terdiri dari enam aktivitas untuk anak usia 1-3

tahun. Ketiga, centre based yaitu program yang memuat 18 aktivitas kepada anak

usia 3-20 tahun. Akan tetapi, merujuk pada data status gizi anak
PPA Bethania (2023)
belum ditemukan adanya kemajuan yang memuaskan. Dari 98 anak umur

3-6 tahun, terhitung 28 anak stunting, 35 anak underweight, dan 11 anak wasting.
Berdasarkan fenomena yang ada, maka penulis terdorong untuk melakukan

penelitian yang mengkaji tentang “Skrining Perkembangan pada Anak Usia Dini

di PPA Bethania Tunganamo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berasaskan pemaparan latar belakang diatas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “Bagaimana Skrining Perkembangan pada Anak Usia Dini di

PPA Bethania Tunganamo?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang tergolong atas dua bagian yaitu:

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perkembangan anak usia dini di PPA Bethania

Tunganamo melalui hasil skrining.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk menganalisis dan menjelaskan kondisi perkembangan anak usia dini

di PPA Bethania Tunganamo dari perolehan skrining.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penulis berharap hasil temuan dari penelitian yang dilakukan dapat

memberikan kontribusi bagi peningkatan ilmu pengetahuan dan pemahaman


terhadap permasalahan yang diteliti, khususnya dalam bidang psikologi

perkembangan anak.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan dan menaikan

kualitas perkembangan anak di PPA Bethania Tunganamo terhadap permasalahan

yang diteliti oleh penulis melalui skrining perkembangan pada anak usia dini.

Dengan demikian, semakin banyak yang paham mengenai dampak perkembangan

anak bagi kehidupan mereka kedepannya.

1. Anak

Diharapkan dapat menolong anak mengoptimalkan setiap aspek

perkembangan yang ada, sehingga meminimalisir keterlambatan ataupun

penyimpangan perkembangan.

2. Orang tua

Diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan kesadaran orang tua

tentang seberapa berharga perkembangan anak di kemudian hari. Dengan

demikian orang tua lebih peduli, bertanggung jawab, serta bijak dalam

menerapkan pola asuh yang efektif sebagai upaya peningkatan perkembangan

anak.

3. PPA Bethania Tunganamo

Diharapkan mampu memberikan informasi dan wawasan baru bagi

para pengajar (mentor) ketika mengedukasi dan membimbing setiap orang tua
yang menjadi penerima manfaat di PPA. Selain itu, para mentor juga dapat

mengenal siapa saja anak-anak yang mengalami keterlambatan ataupun

penyimpangan dalam masa perkembangan, sehingga mampu merancang

program dan strategi yang inklusif untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.

4. Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat belajar

memberikan rangsangan dan teladan yang positif sehingga perkembangan

anak terus mengalami peningkatan kearah yang lebih baik.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dikerjakan oleh Ma’rifah (2023) tentang “Pengaruh

Permainan Balok terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah”

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan karena permainan balok mampu

merangsang pergerakan otot halus. Instrumen penelitian ini menggunakan SOP

permainan balok dan DDST untuk tumbuh kembang anak, sedangkan penulis

memakai KPSP sebagai alat ukur perkembangan anak. Teknik pengambilan

sampel penelitian ini secara purposive sampling sehingga sebanyak 21 anak

prasekolah di TK Assalam dan TK Kurnia Indah yang menjadi responden.

Unzela (2022) melakukan penelitian pada anak usia 5-6 tahun di Tk

Negeri 2 Bandar Lampung untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua

terhadap perkembangan sosial emosional anak. Teknik sampling penelitian ini

yaitu simple random sampling, sedangkan penulis menggunakan purposive

sampling pada anak usia dini. Data dikumpulkan melalui angket pola asuh dan
angket sosial emosional maka hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola asuh

orang tua berpengaruh pada perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun

dengan koefisien determinasi bernilai 79,4% dan 20,6% disebabkan oleh faktor

lain.

Penelitian dari Wandella (2022) yang meninjau tentang “Hubungan antara

Penggunaan Gadget dengan Perkembangan pada Anak Usia Pra Sekolah di Paud

Al-Islah Malang” membuktikan bahwa terdapat korelasi yang bermakna.

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner pengukuran intensitas gadget

dan KPSP karena menilai keterkaitan antara dua variabel, sedangkan penulis

hanya meneliti variabel tunggal yaitu perkembangan anak usia dini. Metode

penelitian yang diterapkan ialah kuantitatif analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara total sampling,

sehingga anak-anak paud Al-Islah Malang yang berjumlah 23 orang merupakan

partisipan dalam penelitian ini.

Selanjutnya riset oleh Saleem et al. (2021) terkait “Developmental Delay

and Its Predictors among Children Under Five Years of Age with Uncomplicated

Severe Acute Malnutrition: A Cross-Sectional Study in Rural Pakistan” dengan

metode multicentre cross-sectional yang ditujukan pada 185 anak usia 6-59 bulan.

Perkembangan anak diukur menggunakan Denver Development Screening Tool II

(DDST-II), lalu faktor sosio-demografis maupun gizi memakai kuesioner yang

terstruktur dan teruji dari dokter praktisi di bidang tersebut. Data dianalisis dengan

model regresi logistik multivariat, maka ditemukan anak-anak malnutrisi akut


tanpa komplikasi di wilayah pedesaan Pakistan memiliki prevalensi keterlambatan

perkembangan yang tinggi.

Studi serupa dari Murphy et al., (2020)mengenai “Estimated Prevalence of

Disability and Developmental Delay among Preschool Children in Rural Malawi:

Findings from Tikule Limodzi, A Cross-sectional Survey” yang menerapkan

metode survei cross-sectional di 48 pusat prasekolah di kawasan Thyolo, Malawi.

Penelitian ini mengukur dan membandingkan tingkat disabilitas maupun

keterlambatan perkembangan anak prasekolah. Alat penilaian pembangunan

Malawi merupakan alat untuk mengukur perkembangan bahasa dan sosial anak,

sedangkan untuk disabilitas mempergunakan modul fungsi anak Washington

Group/Unicef. Ditemukan 97,4% anak disabilitas dan 97,2% anak menyandang

keterlambatan perkembangan artinya kedua peristiwa tersebut kerap terjadi pada

anak prasekolah di pedesaan Malawi.

Mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu yang mengulas perihal

perkembangan anak, penulis melihat bahwa penelitian mengenai skrining

perkembangan anak usia dini jarang ditemukan terutama di lembaga yang

membantu anak-anak berstatus ekonomi rendah yang terletak di perkampungan di

Kabupaten Rote Ndao. Oleh sebab itu, penelitian ini mempunyai kejelasan pada

kebaruan penelitian karena terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Allen, K. E., & Marotz, L. R. (2010). Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran hingga Usia 12
Tahun (B. Sarwiji, Ed.; 5th ed.). PT Indeks.

Aswan, A. L., & Ridwan, I. (2023). Deteksi Dini (Screening) Perkembangan Anak di
Kelurahan Suli, Kabupaten Luwu Early. Jurnal Dinamika Pengabdian, 8(2), 263–
274.

Fauzi, L., Rahayu, T., Cahyati, W. H., Hariyanto, H., Hardini, A. W., & Hardanis, F. N.
(2021). Anak Usia Pra Sekolah, Bermain, dan Media Digital (N. D. Putriningtyas,
Ed.). LPPM Universitas Negeri Semarang. http://lppm.unnes.ac.id

Gil, J. D. C., Ewerling, F., Ferreira, L. Z., & Barros, A. J. D. (2020). Early Childhood
Suspected Developmental Delay in 63 Low-and Middle-income Countries: Large
within-and between-Country Inequalities Documented Using National Health
Surveys. Journal of Global Health, 10(1), 1–10.
https://doi.org/10.7189/JOGH.10.010427

Idriansari, A. (2017). Seminar dan Workshop Nasional Skrining Tingkat Perkembangan


Anak Usia Pre-school di PAUD Laras Sakti Desa Sakatiga Indralaya. Proceeding
Seminar Nasional Keperawatan, 3(1), 115–118.

Inggriani, D. M., Rinjani, M., & Susanti, R. (2019). Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak Usia 0-6 Tahun Berbasis Aplikasi Android. WELLNESS AND HEALTHY,
1(1), 115–124. https://wellness.journalpress.id/wellness

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan


lntervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Pedoman Pelaksanaan: Stimulasi, Deteksi, dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Kementerian Kesehatan RI. (2023). Status Gizi SSGI 2022.


Ma’rifah, L. (2023). Pengaruh Permainan Balok Terhadap Perkembangan Motorik
Halus Anak Prasekolah [Skripsi Sarjana, Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya]. http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/36070

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia
(SSGI) 2022.

Metwally, A. M., Abdallah, A. M., El-Din, E. M. S., Zeid, D. A., Khadr, Z.,
Elshaarawy, G. A., Elkhatib, A. A., Elsaied, A., Ashaat, E. A., Elghareeb, N. A.,
Abdou, M. H., Fathy, A. M., Eldeeb, S. E., AbdAllah, M., Soliman, M. A. tohamy,
El Banna, R. A. E. S., Hassanein, A. K., Rabah, T. M., Abdelrahman, M., &
Sallam, S. F. (2023). Screening and Determinant of Suspected Developmental
Delays among Egyptian Preschool-aged Children: A Cross-sectional National
Community-based Study. BMC Pediatrics, 23(1). https://doi.org/10.1186/s12887-
023-04335-0

Murphy, R., Jolley, E., Lynch, P., Mankhwazi, M., Mbukwa, J., Bechange, S.,
Gladstone, M. J., & Schmidt, E. (2020). Estimated prevalence of disability and
developmental delay among preschool children in rural Malawi: Findings from
“Tikule Limodzi,” a cross‐sectional survey. Child: Care, Health and
Development, 46(2), 187–194. https://doi.org/10.1111/cch.12741

PPA Bethania Tunganamo. (2023). Status Gizi Anak PPA Bethania Tunganamo 2023.

Rahardjo, S., Wayanti, S., & Wardani, N. E. K. (2019). Pengaruh Fungsi Manajemen
Pelaksana Kegiatan SDIDTK Terhadap Cakupan SDIDTK Balita & Anak
Prasekolah. Jurnal Pamarator, 12(1), 5–11.
https://doi.org/10.21107/pmt.v12i1.5173

Saleem, J., Zakar, R., Bukhari, G. M. J., Fatima, A., & Fischer, F. (2021).
Developmental delay and its predictors among children under five years of age
with uncomplicated severe acute malnutrition: a cross-sectional study in rural
Pakistan. BMC Public Health, 21(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/s12889-021-
11445-w
Sulistyorini, S. (2020). Analisis Status Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Pada
Anak Usia Prasekolah. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan , 12(1), 39–44.

Susilawati, E. H., Nurfurqoni, F. A., & Rosaria, Y. W. (2018). Model Skrining Tumbuh
Kembang Balita Berbasis Pemberdayaan Guru PAUD. Jurnal Idaman, 2(3), 132–
139.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional (2003).

Unicef. (2020). Situasi Anak di Indonesia 2020.

Unzela. (2022). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial
Emosional Anak Usia 5-6 Tahun di TK Negeri 2 Bandar Lampung [Skripsi
Sarjana, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung].
http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/19414

Wandella, A. D. (2022). Hubungan Antara Penggunaan Gadget Dengan


Perkembangan Pada Anak Usia Prasekolah di PAUD Al-Islah Malang [Skripsi
Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Malang].
http://repositori.widyagamahusada.ac.id/id/eprint/679

Workie, S. B., Mekonen, T., Mekonen, T. C., & Fekadu, W. (2020). Child development
and nutritional status in 12-59 months of age in resource limited setting of
Ethiopia. Journal of Health, Population and Nutrition, 39(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s41043-020-00214-x

World Health Organization. (2024). Malnutrition in Children.


https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/malnutrition-in-children

Zablotsky, B., Ng, A. E., Black, L. I., & Blumberg, S. J. (2023). Diagnosed
Developmental Disabilities in Children Aged 3-17 Years: United States, 2019-
2021. Centers Disease Control and Prevention, 473, 1–8.
https://www.cdc.gov/nchs/products/index.htm.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy