Revisis Makalah Fiqih Ibadah Kel 11B

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

WAKAF, INFAQ, SHODAKOH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Fiqih Ibadah Yang
Diampu Oleh Ibu Li’izza Diana Manzil, S.H.I.,M.H.I

Disusun Oleh

kelompok 11B :

Dimas Arya 2321030083


Opia Febrianti 2321030200
Sinta Amelia 2321030057

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1445 M/ 2023 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Wakaf, Infaq, Shodaqoh.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Ibu Lizza Diana Manzil,SHI.,MH selaku dosen
mata kuliah Fiqih Ibadah yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 01 September 2023


Penyusun,

Kelompok 11B

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Pengertian Wakaf, Infaq, Shodaqoh..............................................................3

B. Macam-macam Wakaf, Infaq, Shodaqoh....................................................12

C. Rukun dan Syarat Wakaf, Infaq, Shodaqoh................................................17

BAB III...................................................................................................................23

PENUTUP..............................................................................................................23

A. Kesimpulan.................................................................................................23

B. Saran............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wakaf berasal dari kata wa-qa-fa (‫ )وق>>ف‬yang berarti menahan,


berhenti, atau diam. Maksud dari menahan adalah untuk tidak
diperjualbelikan, dihadiahkan, atau diwariskan. Artinya, seseorang
menyerahkan harta miliknya untuk ditahan pokoknya (benda aslinya),
namun terus dialirkan manfaatnya dari waktu ke waktu. Wakaf merupakan
wujud taqarrub (mendekatkan diri) seorang hamba kepada Rabbnya.
Karena melaksanakan wakaf hakikatnya adalah menyerahkan kepemilikan
harta manusia menjadi milik Allah untuk dimanfaatkan bagi
kemashlahatan umat. Sedangkan definisi wakaf menurut UU no. 41 tahun
2004 adalah suatu perbuatan hukum oleh pihak yang melakukan wakaf
untuk memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda atau aset
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
untuk keperluan ibadah atau kesejahteraan umum sesuai ketentuan agama
Islam.

Dari definisi tersebut, wakaf juga termasuk ke dalam amal jariyah


yang Rasulullah anjurkan untuk dimiliki oleh setiap umatnya. Nabi
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia,
maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah
(wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh.” (HR Muslim).
Berbeda dengan ibadah harta yang dapat langsung habis, wakaf
diinvestasikan dalam bentuk aset riil dan sosial. Dengan pengelolaan yang
baik, hasil wakaf di aset riil bisa menyokong manfaat aset sosial yang juga
dibangun dari wakaf. Sehingga manfaatnya pun dapat dirasakan lebih lama
dan panjang.

1
Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu
(harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infak
berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan
untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Hukum melaksanakan
infak adalah sunnah. Tidak ada batasan jumlah dalam berinfak,
semampunya saja. Tidak ada ketentuan nishab dan waktu juga dalam
melakukan infak. Sedekah bersifat sukarela dan tidak terikat pada syarat-
syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu dan
kadarnya. Sedekah memiliki makna yang luas dalam berbagi. Karena itu,
sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi
juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum
yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk
kategori sedekah. Dzikir pun termasuk dalam sedekah. Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Setiap tasbih adalah sedekah,
setiap takbir sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap amar ma’ruf adalah
sedekah, nahi munkar sedekah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri
sedekah.” (HR Muslim)

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Waqaf, Infaq, Shodaqoh?

2. Jelaskan Macam-Macam Wakaf, Infaq, Shodaqoh?

3. Rukun Dan Syarat Wakaf, Infaq, Shodaqoh?

C. Tujuan

1. Untuk Memahami Tentang Pengertian Wakaf, Infaq, Shodaqoh

2. Untuk Memahami Macam-Macam Wakaf, Infaq, Shodaqoh

3. Untuk Memahami Rukun Dan Syarat Wakaf, Infaq, Shodaqo


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wakaf, Infaq, Shodaqoh

1. Wakaf
Wakaf adalah suatu pranata yang berasal dari hukum islam.Oleh
karena itu, apabila membicarakan masalah perwakafan pada umumnya dan
perwakafan tanah pada khususnya, tidak mungkin untuk melepaskan diri
dari pembicaraan tentang konsepsi wakaf menurut Hukum Islam. Akan
tetapi, dalam hukum Islam tidak ada konsep yang tunggal tentang wakaf
ini, karena terdapat banyak pendapat yang sangat beragam.58 Wakaf
menurut Bahasa Arab berarti al-habsu, yang berasal dari kata kerja habasa-
yahbisu-habsan, menjauhkan orang dari sesuatu atau memenjarakan.
Kemudian, kata ini berkembang menjadi habbasa dan berarti mewakafkan
harta karena Allah SWT.
Kata wakaf sendiri berasal dari kata kerja waqofa (fiil madi), yaqifu
(fiil mudori’), waqfan (isim masdar) yang berarti berhenti atau berdiri.
Sedangkan wakaf manurut syara’ adalah menahan harta yang mungkin
diambil manfaatnya tanpa menghabiskan atau merusakkan bendanya
(ainnya) dan digunakan untuk kebaikan.1
Secara terminologis fiqih tampak diantara para ahli (fuqoha),baik
Maliki, Hanafi, Syafi’i maupun Hambali berbeda pendapat terhadap
batasan pendefinisian wakaf. Realitas dan kenyataan ini disebabkan karena
adanya perbedaan landasan dan pemahaman serta penginterpretasiannya
terhadap ketentuan-ketentuan yang ada dalam berbagai hadits yang
1
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 37

3
menerangkan tentang wakaf. Berbagai rumusan tentang definisi wakaf
ditemukan dalam beberapa literatur yang dikemukakan oleh para ulama
dan cendekiawan, yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Abu Hanifah (Imam Hanafi), wakaf adalah suatu
sedekah atau pemberian, dan tidak terlepas sebagai milik orang
yang berwakaf, selama hakim belum memutuskannya, yaitu
bila hukum belum mengumum-kan harta itu sebagai harta
wakaf, atau disyaratkan dengan ta’liq sesudah meninggalnya
orang yang berwakaf. Umpamanya dikatakan: “Bila saya telah
meninggal, harta saya (rumah) ini, saya wakafkan untuk
keperluan madrasah anu”. Jadi dengan meninggalnya orang
yang berwakaf barulah harta yang ditinggalkan itu jatuh
menjadi harta wakaf bagi madrasah anutersebut.
b. Menurut Imam Syafi’i, wakaf ialah suatu ibadah yang
disyariatkan. Wakaf itu berlaku sah apabila orang yang
berwakaf (waqif) telah menyatakan dengan perkataan : “Saya
telah wakafkan (waqaffu) sekalipun tanpa diputus oleh hakim.”
Bila harta telah dijadikan harta wakaf, orang yang berwakaf
tidak berhak lagi atas harta itu walaupun harta itu tetap
ditangannya, atau dengan perkataan lain walaupun harta itu
tetap dimilikinya.
c. Menurut Sayid Ali Fikri Dalam “Al Muamalatul Madiyah Wal
Adabiyah” pendapat golongan Maliki (Mazhab Maliki) tentang
wakaf adalah menjadikan menfaat benda yang dimiliki, baik
berupa sewa atau hasilnya untuk diserahkan kepada orang yang
berhak, dengan bentuk penyerahan berjangka waktu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh orang yang mewakafkan.
d. Sayid Ali Fikri menyatakan bahwa menurut pendapat golongan
Hambali (Mazhab Hambali) wakaf itu adalah menahan
kebebasan pemilik harta dalam membelanja-kan hartanya yang
bermanfaat dengan tetap utuhnya harta dan memutuskan semua
hak penguasaan terhadap harta itu, sedangkan manfaatnya
dipergunakan pada suatu kebaikan untuk mendekatkan diri
kepadaAllah.
e. The Shorter Encyclopaedia of Islam menyebutkan pengertian
wakaf menurut islilah Hukum Islam yaitu “to protect a thing, to
prevent it from becoming of a third person.” Artinya,
memelihara suatu barang atau benda dengan jalan menahannya
agar tidak menjadi milik pihak ketiga. Barang yang ditahan itu
haruslah benda yang tetap dzatnya yang dilepaskan oleh yang
punya dari kekuasaannya sendiri dengan cara dan syarat
tertentu, tetapi dapat dipetik hasilnya dan dipergunakan untuk
keperluan amal kebajikan yang ditetapkan oleh ajaranIslam.
f. Ahmad Azhar Basyir mengemukakan bahwa wakaf berarti
menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah
seketika dan untuk penggunaan yang mubah, serta
dimaksudkan untuk mendapatkan ke-ridhaan Allah.
g. Rachmat Djatmika mengemukakan wakaf berarti menahan
harta (yang menmpunyai daya tahan lama dipakai) dan
peredaran transaksi, dengan tidak mem-perjualbelikannya,
tidak mewariskannya, dan tidak pula menghibahkannya, dan
menyedekahkan manfaatnya untuk kepentingan umum, dengan
ini harta benda yang diwakafkan, beralih menjadi milik Allah,
bukan lagi menjadi milik wakif.
h. Dalam Ensiklopedia Islam Indonesia yang disusun oleh Tim
IAIN Syarif Hidayatullah yang diketahui oleh Harun Nasution,
disebutkan bahwa waqaf berasal dari kata waqafa yang
menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum
fiqih istilah tersebut berarti menyerahkan sesuatu hak milik
yang tahan lama dzat-nya kepada seseorang atau Nadzir
(penjaga wakaf) atau kepada suatu badan pengelola, dengan
ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan pada hal-hal

5
yang sesuai dengan ajaran syariat Islam. Dalam hal tersebut
benda yang diwakafkan bukan lagi hak milik yang mewakafkan
dan bukan pula hak milik yang menyerah-kan melainkan ia
menjadi hak Allah (hak umum).
i. Rumusan dalam Pasal 215 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam
(KHI) disebutkan bahwa wakaf adalah perbuatanhukum
seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang
memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan
ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran
Islam.

2. Infaq
Kata Infaq berasal dari kata anfaqo-yunfiqu, artinya mem-belanjakan
atau membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika dikaitkan dengan upaya
realisasi perintah-perintah Allah. Dengan demikian Infaq hanya berkaitan
dengaat atau hanya dalam bentuk materi saja, adapun hukumnya ada yang
wajib (termasuk zakat, nadzar),ada infaq sunnah, mubah bahkan ada yang
haram. Dalam hal ini infaq hanya berkaitan dengan materi. Menurut
kamus bahasa Indonesia Infaq adalah mengeluarkan harta yang mencakup
zakat dan non zakat Sedangkan menurut terminologi syariat, infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk
suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.
Oleh karena itu Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal
nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus
diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya
orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orang-orang yang
sedang dalam per-jalanan.2 Dengan demikian pengertian infaq adalah
pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang. Allah memberi

2
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 21
kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa
jumlah yang sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki,
sebanyak yang ia kehendakinya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa infaq bisa diberikan
kepada siapa saja artinya mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu.
Sedangkan menurut islilah syari’at, infaq adalah mengeluarkan sebagian
harta yang diperintahkan dalam islam untuk kepentingan umum dan juga
bisa diberikan kepada sahabat terdekat, kedua orang tua, dan kerabat-
kerabat terdekat lainnya.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa infaq adalah menge-luarkan
harta yang mencakup harta benda yang dimiliki dan bukan zakat. Infaq ada
yang wajib dan ada pula yang sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat,
kafarat, nadzar, dan lain-lain. Infaq sunnah diantara nya, infaq kepada fakir
miskin sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain
lain. Terkait dengan infaq ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang
diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo’a
setiap pagi dan sore : “Ya Allah SWT berilah orang yang berinfaq,
gantinya. Dan berkata yang lain : “Ya Allah jadikanlah orang yang
menahan infaq,kehancuran”. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami
bahwa infaq berasal dari bahasa Arab, namun telah dibahasa Indonesiakan
dan berarti; pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya untuk kebaikan.
Dalam bahasa Arab (infaq/ ). Akar kata yang berarti sesuatu yang habis.
Dalam al-Munjid, dikatakan bahwa infaq boleh juga berarti dua lubang
atau berpura-pura.
Kata “infaq” terambil dari kata berbahasa Arab infaq yang menurut
penggunaan bahasa berarti “berlalu, hilang, tidak ada lagi” dengan
berbagai sebab: kematian, kepunahan, penjualan dan sebagainya. Atas
dasar ini, Al-Quran menggunakan kata infaq dalam berbagai bentuknya –
bukan hanya dalam harta benda, tetapi juga selainnya. Dari sini dapat
dipahami mengapa ada ayat-ayat Al-Quran yang secara tegas menyebut
kata “harta” setelah kata infaq. Misalnya QS al-Baqarah ayat 262. Selain

7
itu ada juga ayat di mana Al-Quran tidak menggandengkan kata infaq
dengan kata “harta”, sehingga ia mencakup segala macam rezeki Allah
yang diperoleh manusia. Misalnya antara lain QS al-Ra’d ayat 22 dan al-
Furqan ayat 67.
Dengan demikian, dapat peneliti pahami bahwa pengertian Infaq
menurut etimologi adalah pemberian harta benda kepada orang lain yang
akan habis atas hilang dan terputus dari pe-milikan orang yang memberi.
Dengan ungkapan lain, sesuatu yang beralih ke tangan orang lain atau
akan menjadi milik orang lain.Secara terminologi, pengertian infaq
memiliki beberapa batasan, sebagai berikut :Infaq adalah mengeluarkan
sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan
yang diperintahkan ajaran Islam.
Infaq berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan ke-
manusiaan sesuai dengan ajaranIslam. Kata infaq adalah kata serapan dari
bahasa Arab: al-infâq. Kata al-infâq adalah mashdar (gerund) dari kata
anfaqa–yunfiqu–infâq[an]. Kata anfaqa sendiri merupakan kata bentukan;
asalnya nafaqa–yanfuqu–nafâq[an] yang artinya: nafada (habis), faniya
(hilang/lenyap), berkurang, qalla (sedikit), dzahaba (pergi), kharaja
(keluar).Karena itu, kata al-infâq secara bahasa bisa berarti infâd
(menghabiskan), ifnâ’ (pelenyapan/pemunahan), taqlîl (pengurangan),
idzhâb (menyingkirkan) atau ikhrâj (pengeluaran).

3. Shodaqoh
Secara etimologi, kata shadaqah berasal dari bahasa arab ash-
shadaqah. Pada awal pertumbuhan Islam, shadaqah diartikan dengan
pemberian yang disunahkan (shadaqah sunah).Sedangkan secara
terminologi shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya
karena mengharapkan pahala dari Allah SWT. Shadaqah adalah pemberian
harta kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-
pihak lain yang berhak menerima shadaqah, tanpa disertai imbalan.
3
Shadaqah atau yang dalam bahasa indonesia sering dituliskan dengan
sedekah memiliki makna yang lebih luas lagi dari zakat dan infaq.
Sedekah merupakan salah satu kewajiban yang dilakukan oleh seorang
muslim yangtelah berlebihan hartanya. Sedekah adalah hak Allah
SWTberupa harta yang diberikan oleh seseorang yang kaya kepada yang
berhak menerimanya yaitu fakir dan miskin. Harta itu disebut dengan
sedekah karena di-dalamnya terkandung berkah penyucian jiwa,
pengembangan dengan kebaikan-kebaikan, dan harapan untuk
mendapat.Hal itu disebabkan asal kata sedekah adalah al-Shadaqah yang
berarti tumbuh, suci, dan berkah.
Disamping sedekah wajib ada juga sedekah yang disunnah-kan dan
dianjurkan untuk dikeluarkan kapan saja. Hal ini disebabkan karena
anjuran dari al-Qur’an dan as-Sunnah untuk mengeluarkan sedekah
tidaklah terikat. Mengeluarkan sedekah pada setiap saat yang merupakan
perbuatan sunnat dilakukan menurut ijma’ ulama, dan Islam mengajak
manusia untuk berkorban harta, memberikan dorongan kepadanya dengan
gaya bahasa yang memikat hati,membangkitkan semangat jiwa,dan
menanamkan nilai- nilai kebaikan didalam hati. Sedekahdisunnahkan bagi
orang yang memiliki kelebihan harta, yaitu dari biaya untuk dirinya sendiri
dan biayaorang-orang yang dinafkahkan apabila seseorang memberikan
sedekah sehingga orang-orang yang dinafkahkan menjadi kekurangan,
maka iaberdosa, berdasarkan sabda Nabi SAW:

“Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Kasir, telah


mengabarkan kepada kami Sufyan, telah bercerita kapada kami
Abu Ishak dari Wahab bin Jabir hawani dari Abdullah bi Amru
berkata. Telah bersabda Rasulullah SAW cukuplah seseorang
dinilai berdosa apabila ia menyia-nyia orang-orang yang harus
dinafkahkan”. (HR. Abu Daud)

3
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 31

9
Sedekah tidak terbatas dengan jenis amal tertentu, kaidah
keumumannya adalah setiap perbuatan yang makruf adalah sedekah.
Begitu banyak redaksi yang menerangkan tentang macam-macam sedekah,
dan begitu juga dengan konsekuensinya.Sesuatunya berdasarkan hadits
Rasulullah SAW, di antaranya:

“Telah bercerita Abdullah telah bercerita abi talah bercerita waki’


berkata telah bercerita ‘Abad bin Mansur dan Ismail berkata telah
dikabarkan kepada kami ‘Abad ma’na dari Qosim bin Muhammad
berkata: Aku telah mendengar Abu Hurairah dan berkata Ismail
dari Abi Hurairah mengatakan. Telah bersabda Rasulullah SAW.:
Sesungguhnya Alla SWT menerima sedekah dan mengambilnya
dengan tangan kanan-Nya, lalu memeliharanya untuk seseorang
dari kalian. Seperti halnya seseorang diantara kalian memelihara
anak kuda atau anak untanya. Sehingga yang sesuap pun akan
menjadisebesar gununguhud”(HR.Al-Bukhari)

Bersedekah kepada keluarga lebih utama, dan memberikannya


secara sembunyi-sembunyi juga lebih utama dari memberikan secara
terang-terangan. Keluarga jauh hendaklah didahulukan dari pada tetangga
yang bukan keluarga. Sebab selain merupakan sedekah juga sebagai
mempererat hubungan silaturrahim. Dalam hal itu akan lebih baik jika
diberikan kepada seorang yang alim, karena menjadi penopang untuk
penyebaran ilmu pengetahuan dan agama serta memperkuat syariat, dan
lebih utama juga diberikan kepada orang yang baik dalam beragama serta
kepada yang telah berkeluarga. Diharamkan menyebut-nyebut nama orang
yang menerima sedekah darinya, hingga menyakiti perasaan orang tersebut
atau dengan berbuat riya’
Apabila seseorang membutuhkan, ia akan menjadi rendah/hina
dihadapan orang yang memberinya. Karena meyebut-nyebut kebaikan
dimuka orang yang menerimanya,menjadikan orang yang menerima itu
merasa hina, sementara jiwa mencintai kehormatan. menghapus dosa-
dosanya jika termasuk dosa kecil yang berkaitan dengan hak Allah SWT.
Adapun dosa besar makatidak dapat dihapus, kecuali dengan bertaubat.
Apabila dosa itu berkaitan dengan hak manusia maka tidak dapat terhapus,
kecuali adanya kerelaan pemiliknya. Rasulullah SAW. mengungkapkannya
dengan sabda beliau:

“Telah bercerita kepada kami Harun bin Abdullah Hammal dan


Ahmad bin al-Azhar Telah bercerita kepada kami ibnu Abi Fudaik
dari Isa bin abi Isa al- Hanath dari abi Zinad dari Anas bahwa
sesungguhnya Rasulullah SAW. Bersabda:Iri hati memakan
kebaikan sebagaimana neraka mengumpulkan api.Sebagaimana
air itudapat memadamkan api. Kesalahan itu mengakibatkan
adanya siksa, dan siksa itu muncul dari adanya kemarahan, dan
kemarahan itu menggunakan kata memadamkan, seperti
padamnya
kemarahan Fulan, dan kemarahan padam.

Berdasarkan penjelasan hadits diatas bahwa sedekah itu


disunnahkan setiap saat, baik dalam bentuk materi maupun tidak.Dan
banyak hadits yang menjelaskan keutamaan-keutamaan dalam bersedekah.
Dengan banyaknya keutamaan tersebut, maka dikatakan juga bahwa
sedekah dapat memadamkan amarah Allah SWT dan mencegah mati yang
buruk.
Apabila sedekah dapat memadamkan amarah Allah SWT dan
mencegah mati buruk, maka itu merupakan suatu keistimewaan yang
diberikan oleh Allah SWT kepada manusia itu sendiri, memang itu tidak
mustahil bagi hak Allah SWT. Ada juga keutamaan sedekah dengan sebutir
kurma dan sedekah yang sedikit dapat memelihara diri dari api neraka.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

11
B. Macam-macam Wakaf, Infaq, Shodaqoh

1. Macam-macam Wakaf

Jenis wakaf ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu : Wakaf khairi adalah
wakaf yang digunakan untuk kebaikan yang terus menerus dan tahan lama.
Pihak yang memberikan barang wakaf (wakif) mensyaratkan bahwa wakaf
harus digunakan untuk menyebar manfaat jangka panjang, contohnya
masjid, sekolah, rumah sakit, hutan, sumur, dan bentuk lainnya untuk
kesejahteraan masyarakat.

Lalu, Wakaf Ahli merupakan jenis wakaf yang kebermanfaatannya


ditujukan untuk keturunan wakif. Wakaf ini dilakukan oleh wakif kepada
kerabat atau keluarganya, contohnya kisah wakaf Abu Thalhah yang
membagikan harta wakaf untuk keluarga pamannya. Kemudian, Wakaf
Musytarak merupakan wakaf yang manfaatnya ditujukan untuk keturunan
wakif dan masyarakat umum, contohnya yaitu yayasan yang berdiri di atas
tanah wakaf, pembebasan sumur pribadi untuk digunakan oleh masyarakat
luas.

2. Macam-macam Infaq

secara hukum, infaq terbagi menjadi empat macam, yaitu :

a. Infaq mubah yaitu mengeluarkan harta untuk hal-hal yang mubah


seperti dalam usaha atau perdagangan.

b. Infaq wajib; mengeluarkan harta untuk hal-hal yang wajib seperti


dalam pembayaran maskawin, menafkahi istri dan keluarga, dan
nazar.

c. Infaq haram; mengeluarkan harta untuk perkara haram seperti


infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam.4
4
Hadziq, fuad, Fikih zakat, infaq dan shodaqoh 3, hal:118
d. Infaq sunnah; mengeluarkan harta dengan niatan sedekah. Infaq
jenis ini ada dua macam; infaq untuk jihad dan infaq kepada yang
membutuhkan.

3. Macam-macam Shodaqoh

Shodaqoh memiliki jangkauan tindakan yang lebih luas dan dapat


kita lakukan demi mendekatkan diri kepada Allah sekaligus menebar
berkah kepada mereka yang membutuhkan.Simak penjelasan mengenai
macam-macam Shodaqoh di bawah ini:

a. Shodaqoh Wajib

Shodaqoh wajib adalah bentuk sedekah yang harus


dilakukan oleh seorang Muslim berdasarkan aturan dalam
agama Islam. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai
shodaqoh wajib:

I. Zakat, merupakan salah satu bentuk sedekah wajib yang


diwajibkan kepada umat Muslim yang memenuhi syarat
tertentu. Zakat diberikan dari harta yang mencapai nisab
(ambang batas) setelah melewati satu tahun haul.
Jumlah zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% dari
total harta yang telah mencapai nisab. Zakat ini
diberikan kepada delapan golongan penerima zakat,
seperti fakir miskin, orang yang terlilit hutang, amil
(pengelola zakat), dan lain sebagainya. Zakat bertujuan
untuk membersihkan harta, memperbaiki kondisi sosial,
serta membantu golongan yang membutuhkan.

II. Kafarat adalah bentuk sedekah wajib sebagai


pembayaran fidyah atau tebusan akibat pelanggaran
atau kesalahan yang dilakukan. Pembayaran fidyah

13
tersebut harus sesuai dengan ketentuan jumlah yang
harus dibayarkan, hal ini telah diatur dalam Al Qur’an
Surah Al Maidah ayat 89. Terdapat beberapa jenis
kafarat, seperti kafarat yamin (kafarat sumpah), kafarat
nazhar (kafarat nazar), dan kafarat kaffarah (kafarat
akibat pelanggaran hukum syariat). Kafarat biasanya
berupa pemberian makanan, seperti memberi makan
kepada sepuluh orang miskin atau memberikan
makanan yang setara dengan nilai tertentu kepada
mereka.

III. Nazar adalah sedekah wajib yang dilakukan sebagai


wujud pemenuhan janji yang diucapkan oleh seseorang
kepada Allah SWT untuk melakukan suatu perbuatan
tertentu apabila Allah mengabulkan permintaannya.
Jika permintaannya dikabulkan, orang tersebut wajib
menunaikan nazar yang diucapkan. Contohnya,
seseorang berjanji untuk memberikan sebagian hartanya
kepada fakir miskin apabila diberi kesembuhan dari
suatu penyakit. Ketika kesembuhan terjadi, orang
tersebut harus menunaikan nazar dengan memberikan
sedekah sesuai dengan yang dijanjikan.

b. Shodaqoh Sunnah

Shodaqoh sunnah adalah bentuk sedekah yang dianjurkan


dan diperbolehkan dalam agama Islam. Meskipun tidak wajib,
shodaqoh sunnah sangat dianjurkan karena memberikan banyak
kebaikan dan pahala. Shodaqoh sunnah dapat berupa sedekah
yang berkelanjutan atau jariyah seperti wakaf, dan sedekah
non-wakaf atau sedekah biasa. Berikut adalah penjelasan
lengkap mengenai sedekah sunnah:
I. Shodaqoh berkelanjutan merupakan, sedekah sunnah
yang diutamakan dalam agama Islam. Sebab, orang
yang melakukan sedekah ini pahalanya akan terus
mengalir meski ia telah meninggal. Sedekah
berkelanjutan atau jariyah ini dikenal dengan istilah
wakaf. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang
unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam wakaf, Anda
bisa mengunjungi infografis kami tentang “Agar Wakaf
Kamu Aman Dunia Akhirat”. Di bawah ini adalah
contoh dari wakaf, yaitu:5

a) Wakaf produktif: DIlansir dari Badan Wakaf


Indonesia, wakaf produktif diartikan sebagai
wakaf yang dapat membiayai dirinya sendiri
dan orang lain. Wakaf produktif merupakan
skema pengelolaan dana wakaf kepada hal
yang mampu membuahkan hasil atau surplus
yang berkelanjutan. Contohnya adalah
wakaf tanah yang dijadikan kebun,
kemudian surplus dari kebun tersebut dapat
dijadikan sumber dana untuk kebutuhan
umat, misalnya untuk pembiayaan
pendidikan.

b) Wakaf non-produktif: Wakaf non-produktif


merupakan wakaf yang pengelolaannya
tidak membuahkan hasil yang berkelanjutan.
Misalnya adalah wakaf untuk pembangunan
masjid. Masjid merupakan tempat ibadah
umat Muslim dan pusat kegiatan keagamaan.

5
https://www.shariaknowledgecentre.id/id/news/macam-macam-sedekah/ (diakses pada
tanggal 2 september 2023)

15
Dengan menyumbangkan dana untuk
pembangunan masjid, seseorang
berpartisipasi dalam membangun tempat
ibadah yang bermanfaat bagi banyak orang.
Sedekah ini memiliki nilai keutamaan yang
tinggi dalam Islam.

II. Sedekah biasa merupakan, jenis sedekah sunnah berupa


pemberian uang atau harta kepada makhluk hidup yang
sangat membutuhkannya (fakir miskin, anak yatim,
hewan terlantar, korban bencana, dan lain sebagainya).
Adapun beberapa contoh dari sedekah biasa antara lain
sebagai berikut:

a) Sedekah Harta: Sedekah jenis ini melibatkan


pemberian harta atau kekayaan kepada yang
membutuhkan. Ini bisa berupa uang tunai,
makanan, pakaian, dan barang-barang lain yang
bermanfaat bagi penerima. Sedekah harta
termasuk salah satu bentuk yang paling umum
dilakukan oleh umat Islam.

b) Memberikan santunan kepada anak yatim:


Memberikan santunan kepada anak yatim
termasuk dalam bentuk sedekah sunnah yang
dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk membantu
anak yatim yang membutuhkan dukungan dan
perhatian. Sedekah ini dapat berupa pemberian
makanan, pakaian, pendidikan, atau kebutuhan
lainnya. Memberikan santunan kepada anak
yatim juga termasuk dalam amal kebaikan yang
dijanjikan pahalanya oleh Allah SWT.
c) Memberi makan hewan: Memberi makan
hewan, terutama hewan yang membutuhkan
seperti hewan jalanan atau hewan yang terlantar,
termasuk dalam sedekah sunnah yang
dianjurkan. Dalam Islam, menjaga dan
memperhatikan makhluk hidup, termasuk
hewan, merupakan amal yang diberi nilai
kebaikan. Memberi makan hewan dapat
dilakukan secara rutin atau ketika ada
kesempatan.

d) Berdonasi untuk korban bencana alam:


Berdonasi untuk korban bencana alam adalah
bentuk sedekah sunnah yang sangat penting.
Ketika terjadi bencana alam seperti gempa
bumi, banjir, atau kebakaran, banyak orang yang
kehilangan tempat tinggal, makanan, dan
kebutuhan pokok lainnya. Dengan
mendonasikan sebagian harta, baik berupa uang
atau barang, kepada korban bencana alam,
seseorang membantu meringankan penderitaan
mereka dan memberikan bantuan yang sangat
dibutuhkan.

C. Rukun dan Syarat Wakaf, Infaq, Shodaqoh.

1. Rukun dan Syarat Wakaf

Dalam fiqih Islam dikenal ada 4 (empat) rukun atau unsur


wakaf, antara lain adalah:

a. Orang yang berwakaf (waqif);

17
b. Benda yang diwakafkan (mauquf);

c. Penerima wakaf (nadzir);

d. Lafaz atau pernyataan penyerahan wakaf.6

Menurut Jumhur, Mazhab Syafi’i, Maliki dan Hambali; rukun wakaf


itu ada 4 (empat) perkara. Menurut Khatib As Sarbun dalam Mugni
Al-Muhtaj, 4 (empat) rukun wakaf tersebut adalah :

a. orang yang berwakaf (Al- waqif), benda yang diwakafkan(Al-


mauquf),

b. orang atau objek yang diberi wakaf (Al-mauqufalaih),

c. dan sighat wakaf. PP No. 28 tahun 1977 tidak mencantum-kan


secara lengkap unsurunsur perwakafan.

Kendatipun demikian, untuk memenuhi fungsi wakaf di dalam


ketentuan umum dan dalam peraturan pelaksananya, nadzir merupakan
salah satu unsur perwakafan di Indonesia. Oleh karenanya unsur-unsur
perwakafan tanah milik adalah waqif, ikrar, benda yang diwakafkan,
tujuan wakaf dannadzir.

Pelaksanaan wakaf dianggap sah apabila terpenuhi syarat-syarat yaitu:

a. Wakaf harus orang yang sepenuhnya menguasai sebagai


pemilik benda yang akan diwakafkan. Si Wakif tersebut harus
mukallaf (akil baligh) dan atas kehendak sendiri.

b. Benda yang akan diwakafkan harus kekal zatnya, berarti ketika


timbul manfaatnya zat barang tidak rusak. Harta wakaf

6
https://www.sinergifoundation.org/pengertian-zakat-infak-sedekah-dan-wakaf/ (diakses pada
tanggal 2 september 2023)
hendaknya disebutkan dengan terang dan jelas kepada siapa
dan untuk apa diwakafkan.

c. Penerima wakaf haruslah orang yang berhak memiliki sesuatu,


maka tidak sah wakaf kepada hamba sahaya.

d. Ikrar wakaf dinyatakan dengan jelas baik dengan lisan maupun


tulisan.

e. Dilakukan secara tunai dan tidak ada khiyar (pilihan) karena


wakaf berarti memindahkan wakaf pada waktu itu. 7 Jadi,
peralihan hak terjadi pada saat ijab qobul ikrar wakaf oleh
Wakif kepada Nadzir sebagai penerima benda wakaf.

2. Rukun dan Syarat Infaq

Infaq memiliki 4 (empat) rukun:

a. Penginfaq (Munfiq), Maksudnya yaitu orang yang berinfaq,


tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut:

i. Memiliki apa yang diinfaqkan.

ii. Bukan orang yang dibatasi haknya karena suatu


alasan.

iii. Dewasa, bukan anak yang kurangkemampuannya.

iv. Tidak dipaksa, sebab infaq itu akad yang


mensyarat-kan keridhaan dalam keabsahannya.

b. Orang yang diberiinfaq, dengan syarat sebagaiberikut:

7
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 42

19
i. Benar-benar ada waktu diberi infaq. Bila benar-
benar tidak ada, atau diperkirakan adanya, misalnya
dalam bentuk janin maka infaq tidak ada.

ii. Dewasa atau baligh maksudnya apabila orang yang


diberi infaq itu ada di waktu pemberian infaq, akan
tetapi ia masih kecil atau gila, maka infaq itu
diambil oleh walinya, pemeliharaannya, atau orang
yang mendidiknya, sekalipun dia orang asing.

c. Sesuatu yangdiinfaqkan, Maksudnya orang yang diberi


infaq oleh penginfaq, harus memenuhi syarat sebagai
berikut:

i. Benar-benar ada

ii. Harta yangbernilai.

iii. Dapat dimiliki zatnya, yakni bahwa yang diinfaqkan


adalah apa yang biasanya dimiliki, diterima pere-
darannya, dan pemilikannya dapat berpindah
tangan. Maka tidak sah menginfaqkan air di sungai,
ikan di laut, burung di udara.

iv. Tidak berhubungan dengan tempat milik penginfaq,


seperti menginfaqkan tanaman, pohon atau
bangunan tanpa tanahnya. Akan tetapi yang
diinfaqkan itu wajib dipisahkan dan diserahkan
kepada yang diberi infaq sehingga menjadi
milikbaginya.8

8
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 28
d. Ijab dan Qabul, Infaq itu sah melalui ijab dan qabul,
bagaimana pun bentuk ijab qabul yang ditunjukkan oleh
pemberian harta tanpa imbalan. Misalnya penginfaq
berkata: Aku infaqkan kepadamu; aku berikan kepadamu;
atau yang serupa itu; sedang yang lain berkata: Ya aku
terima. Imam Malik dan Asy-Syafi’i berpendapat di
pegangnya qabul di dalam infaq. Orang-orang Hanafi
berpendapat bahwa ijab saja sudah cukup, dan itulah yang
paling shahih. Sedangkan orang-orang Hambali
berpendapat: Infaq itu sah dengan pemberian yang
menunjukkan kepadanya; karena Nabi SAW. diberi dan
memberikan hadiah. Begitu pula dilakukan para sahabat
serta tidak dinukil dari mereka bahwa mereka
mensyaratkan ijab qabul, dan yang serupa itu.

3. Rukun dan Syarat Shodaqoh

Rukun shadaqah dan syaratnya masing-masing adalah


sebagai berikut:

a. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan
berhak untuk mentasharrufkan (mem-peredarkannya)

b. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki, dengan demikian


tidak syah memberi kepada anak yang masih dalam kandungan
ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya tidak
berhak memiliki sesuatu

c. Ijab dan qabul, ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang
memberi sedangkan qabul ialah pernyataan penerimaan dari orang
yang menerima pemberian.

21
d. Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual.9

Bersedekah haruslah dengan niat yang ikhlas, jangan ada


niat ingin dipuji (riya) atau dianggap dermawan, dan menyebut-
nyebut sedekah yang sudah dikeluarkan, apalagi menyakiti hati si
penerima. Sebab yang demikian itu dapat menghapuskan pahala
sedekahnya. Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat
264:

Orang yang memberikan shadaqah atau hadiah itu sehat


akalnya dan tidak dibawah perwalian orang lain. Hadiah orang
gila, anak-anak dan orang yang kurang sehat jiwanya (seperti
pemboros) tidak sah shadaqah dan hadiahnya. Penerima haruslah
orang yang benar-benar memerlukan karena keadaannya yang
terlantar. Penerima shadaqah atau hadiah haruslah orang yang
berhak memiliki, jadi shadaqah atau hadiah kepada anak yang
masih dalam kandungan tidak sah. Barang yang dishadaqahkan
atau dihadiahkan harus bermanfaat bagi penerimanya

9
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 36
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara terminologi, wakaf diartikan sebagai penahan hak milik atas


materi benda (al-‘ain) untuk tujuan menyedekahkan manfaat (al-
manfa’ah) (al-Jurjani:328).
Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman baik dalam keadaan
lapang maupun dalam keadaan sempit (Qs. Ali Imran: 143).
Sedangkan sedekah jika ditinjau dari segi terminology syari’at,
pengertian sedekah sama dengan infak termasuk juga ketentuan dan
hukumnya.tak hanya menyangkut hal uang namun juga yang bersifat
non materil.

2. Dalam fiqih Islam dikenal ada 4 (empat) rukun atau unsur wakaf,
antara lain adalah: Orang yang berwakaf (waqif); Benda yang

23
diwakafkan (mauquf); Penerima wakaf (nadzir); Lafaz atau pernyataan
penyerahan wakaf.

Syarat sah pelaksanaan Wakaf : Wakaf harus orang yang


sepenuhnya menguasai sebagai pemilik benda yang akan
diwakafkan,si Wakif tersebut harus mukallaf (akil baligh) dan atas
kehendak sendiri, benda yang akan diwakafkan harus kekal zatnya,
penerima wakaf haruslah orang yang berhak memiliki sesuatu, Ikrar
wakaf dinyatakan dengan jelas baik dengan lisan maupun tulisan,
dilakukan secara tunai dan tidak ada khiyar (pilihan). Peralihan hak
terjadi pada saat ijab qobul ikrar wakaf oleh Wakif kepada Nadzir
sebagai penerima benda wakaf.

Dalam infaq yaitu memiliki 4 (empat) rukun: Penginfaq (Munfiq),


Orang yang diberiinfaq, Sesuatu yang diinfaqkan, Infaq itu sah melalui
ijab dan qabul.

Rukun shadaqah dan syaratnya masing-masing adalah sebagai


berikut: Orang yang memberi, Orang yang diberi,Ijab dan qabul,
Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, meskipun penulis menginginkan
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiku. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.
DAFTAR PUSTAKA

Hadziq, fuad, Fikih zakat, infaq dan shodaqoh

Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020.
https://www.sinergifoundation.org/pengertian-zakat-infak-sedekah-dan-wakaf/
(diakses pada tanggal 2 september 2023)
https://www.shariaknowledgecentre.id/id/news/macam-macam-sedekah/(diakses pada
tanggal 2 september 2023)

25

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy