Revisis Makalah Fiqih Ibadah Kel 11B
Revisis Makalah Fiqih Ibadah Kel 11B
Revisis Makalah Fiqih Ibadah Kel 11B
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Fiqih Ibadah Yang
Diampu Oleh Ibu Li’izza Diana Manzil, S.H.I.,M.H.I
Disusun Oleh
kelompok 11B :
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1445 M/ 2023 H
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Wakaf, Infaq, Shodaqoh.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 11B
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III...................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
A. Kesimpulan.................................................................................................23
B. Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu
(harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infak
berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan
untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Hukum melaksanakan
infak adalah sunnah. Tidak ada batasan jumlah dalam berinfak,
semampunya saja. Tidak ada ketentuan nishab dan waktu juga dalam
melakukan infak. Sedekah bersifat sukarela dan tidak terikat pada syarat-
syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu dan
kadarnya. Sedekah memiliki makna yang luas dalam berbagi. Karena itu,
sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi
juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum
yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk
kategori sedekah. Dzikir pun termasuk dalam sedekah. Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Setiap tasbih adalah sedekah,
setiap takbir sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap amar ma’ruf adalah
sedekah, nahi munkar sedekah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri
sedekah.” (HR Muslim)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Wakaf
Wakaf adalah suatu pranata yang berasal dari hukum islam.Oleh
karena itu, apabila membicarakan masalah perwakafan pada umumnya dan
perwakafan tanah pada khususnya, tidak mungkin untuk melepaskan diri
dari pembicaraan tentang konsepsi wakaf menurut Hukum Islam. Akan
tetapi, dalam hukum Islam tidak ada konsep yang tunggal tentang wakaf
ini, karena terdapat banyak pendapat yang sangat beragam.58 Wakaf
menurut Bahasa Arab berarti al-habsu, yang berasal dari kata kerja habasa-
yahbisu-habsan, menjauhkan orang dari sesuatu atau memenjarakan.
Kemudian, kata ini berkembang menjadi habbasa dan berarti mewakafkan
harta karena Allah SWT.
Kata wakaf sendiri berasal dari kata kerja waqofa (fiil madi), yaqifu
(fiil mudori’), waqfan (isim masdar) yang berarti berhenti atau berdiri.
Sedangkan wakaf manurut syara’ adalah menahan harta yang mungkin
diambil manfaatnya tanpa menghabiskan atau merusakkan bendanya
(ainnya) dan digunakan untuk kebaikan.1
Secara terminologis fiqih tampak diantara para ahli (fuqoha),baik
Maliki, Hanafi, Syafi’i maupun Hambali berbeda pendapat terhadap
batasan pendefinisian wakaf. Realitas dan kenyataan ini disebabkan karena
adanya perbedaan landasan dan pemahaman serta penginterpretasiannya
terhadap ketentuan-ketentuan yang ada dalam berbagai hadits yang
1
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 37
3
menerangkan tentang wakaf. Berbagai rumusan tentang definisi wakaf
ditemukan dalam beberapa literatur yang dikemukakan oleh para ulama
dan cendekiawan, yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Abu Hanifah (Imam Hanafi), wakaf adalah suatu
sedekah atau pemberian, dan tidak terlepas sebagai milik orang
yang berwakaf, selama hakim belum memutuskannya, yaitu
bila hukum belum mengumum-kan harta itu sebagai harta
wakaf, atau disyaratkan dengan ta’liq sesudah meninggalnya
orang yang berwakaf. Umpamanya dikatakan: “Bila saya telah
meninggal, harta saya (rumah) ini, saya wakafkan untuk
keperluan madrasah anu”. Jadi dengan meninggalnya orang
yang berwakaf barulah harta yang ditinggalkan itu jatuh
menjadi harta wakaf bagi madrasah anutersebut.
b. Menurut Imam Syafi’i, wakaf ialah suatu ibadah yang
disyariatkan. Wakaf itu berlaku sah apabila orang yang
berwakaf (waqif) telah menyatakan dengan perkataan : “Saya
telah wakafkan (waqaffu) sekalipun tanpa diputus oleh hakim.”
Bila harta telah dijadikan harta wakaf, orang yang berwakaf
tidak berhak lagi atas harta itu walaupun harta itu tetap
ditangannya, atau dengan perkataan lain walaupun harta itu
tetap dimilikinya.
c. Menurut Sayid Ali Fikri Dalam “Al Muamalatul Madiyah Wal
Adabiyah” pendapat golongan Maliki (Mazhab Maliki) tentang
wakaf adalah menjadikan menfaat benda yang dimiliki, baik
berupa sewa atau hasilnya untuk diserahkan kepada orang yang
berhak, dengan bentuk penyerahan berjangka waktu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh orang yang mewakafkan.
d. Sayid Ali Fikri menyatakan bahwa menurut pendapat golongan
Hambali (Mazhab Hambali) wakaf itu adalah menahan
kebebasan pemilik harta dalam membelanja-kan hartanya yang
bermanfaat dengan tetap utuhnya harta dan memutuskan semua
hak penguasaan terhadap harta itu, sedangkan manfaatnya
dipergunakan pada suatu kebaikan untuk mendekatkan diri
kepadaAllah.
e. The Shorter Encyclopaedia of Islam menyebutkan pengertian
wakaf menurut islilah Hukum Islam yaitu “to protect a thing, to
prevent it from becoming of a third person.” Artinya,
memelihara suatu barang atau benda dengan jalan menahannya
agar tidak menjadi milik pihak ketiga. Barang yang ditahan itu
haruslah benda yang tetap dzatnya yang dilepaskan oleh yang
punya dari kekuasaannya sendiri dengan cara dan syarat
tertentu, tetapi dapat dipetik hasilnya dan dipergunakan untuk
keperluan amal kebajikan yang ditetapkan oleh ajaranIslam.
f. Ahmad Azhar Basyir mengemukakan bahwa wakaf berarti
menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah
seketika dan untuk penggunaan yang mubah, serta
dimaksudkan untuk mendapatkan ke-ridhaan Allah.
g. Rachmat Djatmika mengemukakan wakaf berarti menahan
harta (yang menmpunyai daya tahan lama dipakai) dan
peredaran transaksi, dengan tidak mem-perjualbelikannya,
tidak mewariskannya, dan tidak pula menghibahkannya, dan
menyedekahkan manfaatnya untuk kepentingan umum, dengan
ini harta benda yang diwakafkan, beralih menjadi milik Allah,
bukan lagi menjadi milik wakif.
h. Dalam Ensiklopedia Islam Indonesia yang disusun oleh Tim
IAIN Syarif Hidayatullah yang diketahui oleh Harun Nasution,
disebutkan bahwa waqaf berasal dari kata waqafa yang
menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum
fiqih istilah tersebut berarti menyerahkan sesuatu hak milik
yang tahan lama dzat-nya kepada seseorang atau Nadzir
(penjaga wakaf) atau kepada suatu badan pengelola, dengan
ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan pada hal-hal
5
yang sesuai dengan ajaran syariat Islam. Dalam hal tersebut
benda yang diwakafkan bukan lagi hak milik yang mewakafkan
dan bukan pula hak milik yang menyerah-kan melainkan ia
menjadi hak Allah (hak umum).
i. Rumusan dalam Pasal 215 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam
(KHI) disebutkan bahwa wakaf adalah perbuatanhukum
seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang
memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan
ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran
Islam.
2. Infaq
Kata Infaq berasal dari kata anfaqo-yunfiqu, artinya mem-belanjakan
atau membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika dikaitkan dengan upaya
realisasi perintah-perintah Allah. Dengan demikian Infaq hanya berkaitan
dengaat atau hanya dalam bentuk materi saja, adapun hukumnya ada yang
wajib (termasuk zakat, nadzar),ada infaq sunnah, mubah bahkan ada yang
haram. Dalam hal ini infaq hanya berkaitan dengan materi. Menurut
kamus bahasa Indonesia Infaq adalah mengeluarkan harta yang mencakup
zakat dan non zakat Sedangkan menurut terminologi syariat, infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk
suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.
Oleh karena itu Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal
nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus
diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya
orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orang-orang yang
sedang dalam per-jalanan.2 Dengan demikian pengertian infaq adalah
pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang. Allah memberi
2
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 21
kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa
jumlah yang sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki,
sebanyak yang ia kehendakinya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa infaq bisa diberikan
kepada siapa saja artinya mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu.
Sedangkan menurut islilah syari’at, infaq adalah mengeluarkan sebagian
harta yang diperintahkan dalam islam untuk kepentingan umum dan juga
bisa diberikan kepada sahabat terdekat, kedua orang tua, dan kerabat-
kerabat terdekat lainnya.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa infaq adalah menge-luarkan
harta yang mencakup harta benda yang dimiliki dan bukan zakat. Infaq ada
yang wajib dan ada pula yang sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat,
kafarat, nadzar, dan lain-lain. Infaq sunnah diantara nya, infaq kepada fakir
miskin sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain
lain. Terkait dengan infaq ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang
diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo’a
setiap pagi dan sore : “Ya Allah SWT berilah orang yang berinfaq,
gantinya. Dan berkata yang lain : “Ya Allah jadikanlah orang yang
menahan infaq,kehancuran”. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami
bahwa infaq berasal dari bahasa Arab, namun telah dibahasa Indonesiakan
dan berarti; pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya untuk kebaikan.
Dalam bahasa Arab (infaq/ ). Akar kata yang berarti sesuatu yang habis.
Dalam al-Munjid, dikatakan bahwa infaq boleh juga berarti dua lubang
atau berpura-pura.
Kata “infaq” terambil dari kata berbahasa Arab infaq yang menurut
penggunaan bahasa berarti “berlalu, hilang, tidak ada lagi” dengan
berbagai sebab: kematian, kepunahan, penjualan dan sebagainya. Atas
dasar ini, Al-Quran menggunakan kata infaq dalam berbagai bentuknya –
bukan hanya dalam harta benda, tetapi juga selainnya. Dari sini dapat
dipahami mengapa ada ayat-ayat Al-Quran yang secara tegas menyebut
kata “harta” setelah kata infaq. Misalnya QS al-Baqarah ayat 262. Selain
7
itu ada juga ayat di mana Al-Quran tidak menggandengkan kata infaq
dengan kata “harta”, sehingga ia mencakup segala macam rezeki Allah
yang diperoleh manusia. Misalnya antara lain QS al-Ra’d ayat 22 dan al-
Furqan ayat 67.
Dengan demikian, dapat peneliti pahami bahwa pengertian Infaq
menurut etimologi adalah pemberian harta benda kepada orang lain yang
akan habis atas hilang dan terputus dari pe-milikan orang yang memberi.
Dengan ungkapan lain, sesuatu yang beralih ke tangan orang lain atau
akan menjadi milik orang lain.Secara terminologi, pengertian infaq
memiliki beberapa batasan, sebagai berikut :Infaq adalah mengeluarkan
sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan
yang diperintahkan ajaran Islam.
Infaq berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan ke-
manusiaan sesuai dengan ajaranIslam. Kata infaq adalah kata serapan dari
bahasa Arab: al-infâq. Kata al-infâq adalah mashdar (gerund) dari kata
anfaqa–yunfiqu–infâq[an]. Kata anfaqa sendiri merupakan kata bentukan;
asalnya nafaqa–yanfuqu–nafâq[an] yang artinya: nafada (habis), faniya
(hilang/lenyap), berkurang, qalla (sedikit), dzahaba (pergi), kharaja
(keluar).Karena itu, kata al-infâq secara bahasa bisa berarti infâd
(menghabiskan), ifnâ’ (pelenyapan/pemunahan), taqlîl (pengurangan),
idzhâb (menyingkirkan) atau ikhrâj (pengeluaran).
3. Shodaqoh
Secara etimologi, kata shadaqah berasal dari bahasa arab ash-
shadaqah. Pada awal pertumbuhan Islam, shadaqah diartikan dengan
pemberian yang disunahkan (shadaqah sunah).Sedangkan secara
terminologi shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya
karena mengharapkan pahala dari Allah SWT. Shadaqah adalah pemberian
harta kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-
pihak lain yang berhak menerima shadaqah, tanpa disertai imbalan.
3
Shadaqah atau yang dalam bahasa indonesia sering dituliskan dengan
sedekah memiliki makna yang lebih luas lagi dari zakat dan infaq.
Sedekah merupakan salah satu kewajiban yang dilakukan oleh seorang
muslim yangtelah berlebihan hartanya. Sedekah adalah hak Allah
SWTberupa harta yang diberikan oleh seseorang yang kaya kepada yang
berhak menerimanya yaitu fakir dan miskin. Harta itu disebut dengan
sedekah karena di-dalamnya terkandung berkah penyucian jiwa,
pengembangan dengan kebaikan-kebaikan, dan harapan untuk
mendapat.Hal itu disebabkan asal kata sedekah adalah al-Shadaqah yang
berarti tumbuh, suci, dan berkah.
Disamping sedekah wajib ada juga sedekah yang disunnah-kan dan
dianjurkan untuk dikeluarkan kapan saja. Hal ini disebabkan karena
anjuran dari al-Qur’an dan as-Sunnah untuk mengeluarkan sedekah
tidaklah terikat. Mengeluarkan sedekah pada setiap saat yang merupakan
perbuatan sunnat dilakukan menurut ijma’ ulama, dan Islam mengajak
manusia untuk berkorban harta, memberikan dorongan kepadanya dengan
gaya bahasa yang memikat hati,membangkitkan semangat jiwa,dan
menanamkan nilai- nilai kebaikan didalam hati. Sedekahdisunnahkan bagi
orang yang memiliki kelebihan harta, yaitu dari biaya untuk dirinya sendiri
dan biayaorang-orang yang dinafkahkan apabila seseorang memberikan
sedekah sehingga orang-orang yang dinafkahkan menjadi kekurangan,
maka iaberdosa, berdasarkan sabda Nabi SAW:
3
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 31
9
Sedekah tidak terbatas dengan jenis amal tertentu, kaidah
keumumannya adalah setiap perbuatan yang makruf adalah sedekah.
Begitu banyak redaksi yang menerangkan tentang macam-macam sedekah,
dan begitu juga dengan konsekuensinya.Sesuatunya berdasarkan hadits
Rasulullah SAW, di antaranya:
11
B. Macam-macam Wakaf, Infaq, Shodaqoh
1. Macam-macam Wakaf
Jenis wakaf ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu : Wakaf khairi adalah
wakaf yang digunakan untuk kebaikan yang terus menerus dan tahan lama.
Pihak yang memberikan barang wakaf (wakif) mensyaratkan bahwa wakaf
harus digunakan untuk menyebar manfaat jangka panjang, contohnya
masjid, sekolah, rumah sakit, hutan, sumur, dan bentuk lainnya untuk
kesejahteraan masyarakat.
2. Macam-macam Infaq
3. Macam-macam Shodaqoh
a. Shodaqoh Wajib
13
tersebut harus sesuai dengan ketentuan jumlah yang
harus dibayarkan, hal ini telah diatur dalam Al Qur’an
Surah Al Maidah ayat 89. Terdapat beberapa jenis
kafarat, seperti kafarat yamin (kafarat sumpah), kafarat
nazhar (kafarat nazar), dan kafarat kaffarah (kafarat
akibat pelanggaran hukum syariat). Kafarat biasanya
berupa pemberian makanan, seperti memberi makan
kepada sepuluh orang miskin atau memberikan
makanan yang setara dengan nilai tertentu kepada
mereka.
b. Shodaqoh Sunnah
5
https://www.shariaknowledgecentre.id/id/news/macam-macam-sedekah/ (diakses pada
tanggal 2 september 2023)
15
Dengan menyumbangkan dana untuk
pembangunan masjid, seseorang
berpartisipasi dalam membangun tempat
ibadah yang bermanfaat bagi banyak orang.
Sedekah ini memiliki nilai keutamaan yang
tinggi dalam Islam.
17
b. Benda yang diwakafkan (mauquf);
6
https://www.sinergifoundation.org/pengertian-zakat-infak-sedekah-dan-wakaf/ (diakses pada
tanggal 2 september 2023)
hendaknya disebutkan dengan terang dan jelas kepada siapa
dan untuk apa diwakafkan.
7
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 42
19
i. Benar-benar ada waktu diberi infaq. Bila benar-
benar tidak ada, atau diperkirakan adanya, misalnya
dalam bentuk janin maka infaq tidak ada.
i. Benar-benar ada
8
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 28
d. Ijab dan Qabul, Infaq itu sah melalui ijab dan qabul,
bagaimana pun bentuk ijab qabul yang ditunjukkan oleh
pemberian harta tanpa imbalan. Misalnya penginfaq
berkata: Aku infaqkan kepadamu; aku berikan kepadamu;
atau yang serupa itu; sedang yang lain berkata: Ya aku
terima. Imam Malik dan Asy-Syafi’i berpendapat di
pegangnya qabul di dalam infaq. Orang-orang Hanafi
berpendapat bahwa ijab saja sudah cukup, dan itulah yang
paling shahih. Sedangkan orang-orang Hambali
berpendapat: Infaq itu sah dengan pemberian yang
menunjukkan kepadanya; karena Nabi SAW. diberi dan
memberikan hadiah. Begitu pula dilakukan para sahabat
serta tidak dinukil dari mereka bahwa mereka
mensyaratkan ijab qabul, dan yang serupa itu.
a. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan
berhak untuk mentasharrufkan (mem-peredarkannya)
c. Ijab dan qabul, ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang
memberi sedangkan qabul ialah pernyataan penerimaan dari orang
yang menerima pemberian.
21
d. Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual.9
9
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020. Hal: 36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Dalam fiqih Islam dikenal ada 4 (empat) rukun atau unsur wakaf,
antara lain adalah: Orang yang berwakaf (waqif); Benda yang
23
diwakafkan (mauquf); Penerima wakaf (nadzir); Lafaz atau pernyataan
penyerahan wakaf.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, meskipun penulis menginginkan
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiku. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli, Buku panduan praktis memahami zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan pajak, 2020.
https://www.sinergifoundation.org/pengertian-zakat-infak-sedekah-dan-wakaf/
(diakses pada tanggal 2 september 2023)
https://www.shariaknowledgecentre.id/id/news/macam-macam-sedekah/(diakses pada
tanggal 2 september 2023)
25