532 1135 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN

KOMPETENSI PETANI PADI DI KABUPATEN REMBANG

Siswono Arifianto*, Sriroso Satmoko**, dan Bambang M Setiawan**


*) Mahasiswa Magister Agribisnis Universitas Diponegoro
**) Pengajar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro e-
mail: barshawana@gmail.com

ABSTRAK

Usaha dalam rangka meningkatkan perilaku petani, sehingga petani


memiliki berbagai kompetensi dan dapat meningkatkan produktivitasnya
memerlukan kinerja penyuluh pertanian yang baik. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh kinerja penyuluh pertanian terhadap
kompetensi petani padi di Kabupaten Rembang. Penelitian ini bersifat
kuantitatif analitik. Sampel penelitian ini adalah penyuluh pertanian yang
berasal dari Pegawai Negeri Sipil, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian, dan petani binaan penyuluh pertanian yang tersebar
pada 14 kecamatan di Kabupaten Rembang. Metode pengambilan data
menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisa dengan regresi
linier sederhana menggunakan program SPSS 23. Hasil penelitian ini
menunjukkan peubah kinerja penyuluh pertanian berpengaruh terhadap
kompetensi petani padi sebesar 0,339 satuan atau dengan persamaan
regresi sederhana Y=72,478 + 0,339X. Jadi kinerja penyuluh pertanian
berpengaruh terhadap kompetensi petani padi. Penyuluh pertanian
berperan sebagai faktor penentu peningkatan kompetensi petani, oleh
karena itu saran yang peneliti ajukan adalah agar para penyuluh pertanian
meningkatkan kinerjanya dan dengan pentingnya peran penyuluh pertanian
diharapkan pihak terkait memperhatikan keadaan penyuluh pertanian.
Kata Kunci : Kinerja Penyuluhan Pertanian dan Kompetensi Petani

682 | Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang


THE RELATION OF AGRICULTURAL EXTENTION’S
PERFORMANCE WITH FARMERS COMPETENCIES IN REMBANG
REGENCY

ABSTRACT

The effort in order to improve the behavior of farmers so they have a


wide range of competencies and increasing their productivity needs a good
performance of agricultural extentions.The purpose of this study was to
determine the influence of agricultural extention‘s performance on
farmer‘s competencies in Rembang Regency. This research was
quantitative analytical. Samples were taken from the agricultural
extentions staff from the civil service, daily freelance worker, agricultural
extention workers (THL TB PP) and farmers spread over 14 districts in
Rembang Regency. Data was collected by using questionnaires method.
Collected data was analyzed with simple linier regresion using SPSS 23
program. The results showed that an exchange of agricultural extentions
performances affected farmers competencies about 0.339 unit or with the
simple regression of Y=72,478 + 0,339 . So, agricultural extention‘s
performance affected the farmer‘s competencies. Agricultural extentions
were the key factor in an enhancement of farmer‘s competencies, therefore
the Researcher suggest that agricultural extentions enhance their
performance and because of their important role, every stakeholder could
give attention about their condition.

Keywords: Performance of Agricultural extention and Farmer


Competencies.

Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang | 683


PENDAHULUAN
Padi merupakan tanaman pangan yang strategis hal ini disebabkan
90% penduduk Indonesia sumber pangan dan gizinya berasal dari padi.
Kebutuhan pangan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan
penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan
pendapatan. Sejak tahun 1984, produksi padi Indonesia dari tahun ke tahun
naik sampai sekitar 25 juta ton, namun tingkat keswasembadaan tersebut
merupakan keberhasilan yang marjinal.
Menurut BPS Kabupaten Rembang (2016) rata-rata produktivitas padi
5 tahun terakhir adalah 52.59 kw/ha sedangkan target produktivitas sebesar
70 kw/ha. Masih rendahnya produktivitas padi tersebut disebabkan oleh
banyak hal, salah satunya adalah rendahnya kualitas SDM pertanian.
Sudah jadi pemahaman bersama bahwa SDM pertanian sangat lemah.
Tingkat pendidikan sebagian besar petani masih rendah, sehingga
penguasaan akan pengetahuan dan teknologi juga menjadi lemah. Petani
tidak berdaya terhadap akses-akses faktor produksi dan pasar (Tohir,
2015). Menurut Sukino (2014) sembilan faktor yang mempengaruhi
lemahnya pembangunan pertanian di Indonesia adalah sebagai berikut :
yaitu 1). Pasca panen, 2). Sarana & prasarana, 3). Pemilikan tanah, 4).
Akses modal, 5). Tingkat pendidikan, 6). Pengusaan Teknologi, 7).
Tingkat ketrampilan dan 8). Sikap mental petani. Banyak hal yang sangat
lemah terutama kapasitas pengetahuan, ketrampilan, dan sikap walaupun
faktor di luar seperti pemilikan tanah, kekuatan modal yang dimiliki dan
sarana prasarana sangat terbatas, namun dengan SDM yang unggul akan
mampu meningkatkan kreativitas dan menghasilkan teknologi mengatasi
masalah yang ada.
Dalam rangka mewujudkan pertanian yang tangguh, maka diperlukan
upaya pengembangan SDM pertanian yang profesional, kreatif, inovatif,
kredibel dan berwawasan global (Hartati et al, 2011). Penyuluhan
merupakan upaya yang tepat untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari sistem pembangunan
pertanian mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
pembangunan sumber daya manusia pertanian, khususnya pemberdayaan
masyarakat tani yang berada di wilayah pedesaan.
Tohir (2015) mengemukakan peningkatkan kualitas sumber daya
manusia pertanian hanya dapat diwujudkan melalui proses pendidikan
yang berintikan pada pemberdayaan yaitu penyuluhan pertanian.
Menyuluh dimaknai sebagai proses mengubah petani dan bukan proses

684 | Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang


mengubah cara bertani. Melalui penyuluhan pertanian diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani, merubah perilaku
petani, serta kemandirian petani agar mampu mengelola usaha taninya
secara produktif, efektif dan efisien, sehingga mempunyai daya saing
tinggi yang dicirikan dengan tingginya produktivitas, mutu dan efisiensi
usaha. Selain itu, implementasi program-program pemerintah khususnya
program-program pembangunan pertanian berujung pada kegiatan
penyuluhan pertanian di lapangan karena penyuluh pertanian yang akan
bertindak sebagai pendamping petani dan pelaku agribisnis lainnya yang
menjadi sasaran program tersebut.
Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumber daya lainnya sebagai upaya meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU
No. 16 tahun 2006).
Pengertian lain penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi
dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua
―stakeholders‖ agribisnis melalui proses belajar bersama yang partisipatip,
agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan
masyarakatnya untuk mengelola kegiatan agribisnisnya yang semakin
produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan
semakin sejahtera secara berkelanjutan (Mardikanto, 2003).
Dalam hal penyelenggaraan penyuluhan pertanian, tenaga penyuluhan
berperan sebagai faktor penentu perubahan perilaku petani dalam
pengembangan usaha tani karena penyuluh langsung membimbing petani
hingga menghasilkan perubahan perilaku yang diharapkan (Muliady,
2009).
Kinerja penyuluh pertanian (performance) merupakan respons atau
perilaku individu terhadap keberhasilan kerja yang dicapai oleh individu
secara aktual dalam suatu organisasi sesuai tugas dan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya yang dilaksanakan secara efektif dan efisien
berdasarkan periode waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan
organisasi (Bahua et al, 2010).
Kinerja penyuluh pertanian merupakan perwujudan diri dari
pelaksanaan tugas pokok seorang penyuluh sesuai dengan patokan yang
telah ditetapkan. Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dikatakan

Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang | 685


memiliki kinerja yang baik apabila sudah melaksanakan tugas pokok
menurut standar tertentu. Berdasarkan Undang- Undang No.16 Tahun
2006 bahwa yang menjadi tugas pokok penyuluh pertanian adalah
menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan, dan mengem-
bangkan kegiatan penyuluhan (Supriani, 2014). Hal ini juga sejalan dengan
petunjuk teknis evaluasi kinerja penyuluh pertanian PNS (Kementrian
Pertanian, 2013). Sebagai bagian integral dalam membina profesionalisme
Penyuluh Pertanian secara berkelanjutan Kementerian Pertanian
mengeluarkan Permentan Nomor 91/Permentan/OT.140/9/2013 tentang
Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh pertanian. Dalam permentan tersebut
Indikator Penilaian Kinerja terdiri dari : Persiapan Penyuluhan Pertanian,
Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan
Pertanian.
Petani juga membutuhkan ketrampilan untuk menetapkan
pengetahuannya secara efektif. Ketrampilan yang harus dimiliki petani
dengan berbagai tingkat kemampuan, tergantung pada relevensi
keterampilan-keterampilan tersebut untuk situasi masing-masing. Mosher
(1978) dalam Muliady (2009) menyatakan bahwa petani dalam
menjalankan usahataninya, pada dasarnya mempunyai dua peran yaitu
sebagai juru tani (cultivator) dan sekaligus sebagai pengelola (manager).
Untuk menjalankan kedua peran tersebut petani padi dituntut memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam membudidayakan padi.
Muliady (2009) mengemukakan bahwa perilaku yang harus dimiliki
oleh petani dalam rangka membudidayakan padi adalah pengetahuan dan
ketrampilan mereka dalam proses produksi dan perlindungan tanaman
padi, meliputi penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan,
pengairan, dan perlindungan tanaman.
Kinerja penyuluh pertanian yang baik berdampak pada perbaikan
kinerja petani dalam meningkatkan produksi. Kinerja penyuluh ini terarah
pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani dalam melaksanakan
usaha tani. Masalah yang dihadapi petani dapat berupa masalah teknis dan
masalah non teknis (Bahua et al. 2010).
Menurut Muliady (2009) yang mengungkapkan bahwa perilaku petani
padi adalah kompetensi petani dalam membudidayakan padi dan
partisipasi mereka dalam kegiatan kelompoktani. Kompetensi berusahatani
adalah salah satu hal yang dapat dijadikan prioritas bagi penyuluh dalam
merancang program pembelajaran yang disuluhkan pada petani. Sebagai
pendidik dan pemberi semangat, penyuluh harus fokus pada mendidik

686 | Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang


petani mengembangkan manajemen usahataninya sehingga petani
terinspirasi untuk terus melakukan proses pembelajaran (Sapar et al, 2014).
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh
kinerja penyuluhan pertanian terhadap kompetensi petani padi di
Kabupaten Rembang. Maka rumusan masalah penelitian ini adalah berapa
besar hubungan kinerja penyuluh pertanian terhadap kompetensi petani
padi di Kabupaten Rembang, sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah : Mengetahui pengaruh kinerja penyuluhan pertanian
terhadap kompetensi petani di Kabupaten Rembang;

METODE PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan di Kabupaten Rembang, pada bulan
Januari – Pebruari 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
analitik. Sampel penelitian ini adalah penyuluh pertanian dan petani binaan
penyuluh pertanian di Kabupaten Rembang yang tersebar pada 14
kecamatan di Kabupaten Rembang. Metode pengambilan data
menggunakan kuesioner. Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk kuisioner
kinerja penyuluh sebesar 0,811 dan kompetensi petani padi sebesar 0,866.
Data yang diperoleh dianalisa dengan regresi linier sederhana
menggunakan program SPSS 23. Regresi linier sederhana digunakan
dalam analisis data dengan formula sebagai berikut : Y = bX
Dimana :
Y = Kompetensi Petani
X = Kinerja Penyuluh Pertanian b = Koefisien Regresi

HASIL PENELITIAN
Analisis Regresi Sederhana
Gambaran hasil pengujian regresi sederhana antara kinerja penyuluh
pertanian dan kompetensi petani padi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1 Koefisien Determinasi antara Kinerja Penyuluh Pertanian dengan


Kompetensi Petani Padi

Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang | 687


Tabel 2 Anova antara Kinerja Penyuluh Pertanian dengan Kompetensi
Petani Padi

Tabel 3 Koefisien antara Kinerja Penyuluh Pertanian dengan Kompetensi


Petani Padi

Dari tabel 3 diatas dapat diambil persamaan regresi sederhana adalah : Y =


bX
Y = 72,478 + 0,339X
Keterangan :
Y = Kompetensi Petani
X = Kinerja Penyuluh Pertanian a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
dari persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut
1. Konstanta sebesar 72,478 artinya apabila kenerja penyuluhan
pertanian 0 maka kompetensi petani padi sebesar 72,478.
2. Koefisien Regresi kompetensi sebesar 0,339 dapat diartikan bahwa
apabila kinerja penyuluhan pertanian naik maka akan berdampak pada
kompetensi petani padi meningkat sebesar 0,339.

Pengujian Hipotesis
Uji Koefisien regresi sederhana (Uji t)
Dari tabel 3 diatas dapat lihat bahwa nilai signifikasi menunjukan
nilai 0.015 < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha Diterima. Atau dapat diartikan
bahwa kinerja penyuluhan pertanian berpengaruh terhadap kompetensi
petani padi.

688 | Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang


PEMBAHASAN
Pengaruh Kinerja Penyuluh Pertanian terhadap Kompetensi Petani
Padi
Hasil penelitian terbukti bahwa kinerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kompetensi petani dengan nilai Sig = 0,015 < 0,05.
Hasil ini memberi arti bahwa semakin tinggi kinerja pegawai penyuluh
pertanian maka kompetensi petani juga semakin baik. Sebaliknya semakin
rendah kinerja penyuluh pertanian maka kompetensi petani akan semakin
buruk.
Kinerja penyuluh pertanian yang baik sehingga akan meningkatkan
kompetensi petani, ditunjukkan diantaranya dengan bagaimana penyuluh
pertanian melakukan persiapan penyuluhan. Hasil penelitian ini terbukti
bahwa penyuluh pertanian menyiapkan kegiatan penyuluhan secara
matang dan terencana seperti: pembuatan data potensi wilayah dan
agroekosistem, penyuluh menyusun program penyuluhan dan penyuluh
membuat rencana kerja tahunan. Tujuan pembuatan data potensi wilayah
dan agroekosistem adalah agar petani mendapatkan alternatife-alternatif
bantuan yang tepat (mudah, dan benar-benar bermanfaat) untuk
memperbaiki usaha taninya, dan melalui data potensi wilayah dan
agroekosistem keunggulan-keungulan dan kendala-kendala yang di hadapi
petani dalam berusahatani padi dapat diberikan inovasi atau teknologi yang
tepat untuk mengatasi kendala-kendala tersebut sehingga kompetensi
petani dapat meningkat.
Kinerja penyuluhan yang baik juga ditunjukkan dengan bagaimana
penyuluh pertanian melaksanakan penyuluhan. Hasil penelitian ini terbukti
bahwa penyuluh pertanian melaksanakan kegiatan penyuluhan secara baik
dan tepat seperti : melaksanakan penerapan metoda penyuluhan pertanian
di wilayah binaan dalam bentuk kunjungan / tatapmuka (perorangan
/kelompok/masal), melakukan peningkatan kapasitas petani terhadap akses
informasi pasar, teknologi, sarana prasarana, dan pembiayaan, sehingga
berpengaruh pada kompetensi petani.
Kunjungan kepada kelompok tani secara pasti dan teratur dan
berkelanjutan dapat mempercepat transfer inovasi dan teknologi kepada
petani, sehingga pengetahuan dan ketrampilan petani yang terjadi sehingga
kompentensi meningkat. Peningkatan kapasitas petani terhadap akses
informasi pasar, teknologi, sarana prasarana, dan pembiayaan bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan petani untuk sehingga petani berusaha
secara lebih efesien dengan meproduksi barang- barang yang selain

Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang | 689


dikonsumsi sendiri juga dijual untuk menambah pendapatan, kenaikan
nilai tambah yang diperoleh dari tenik pengolahan yang baik, sehingga
penyuluh pertanian dapat menyuluhkan perkembangan teknologi dan
memberikan informasi tentang prospek pemasaran produk dengan
bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan petani akan meningkatkan
kompetensi petani.
Hasil penelitian ini terbukti kinerja penyuluh pertanian mampu
melakukan evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian. Secara teori
evaluasi dan pelaporan bertujuan untuk mengetahui segala masalah yang
muncul dijumpai, yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dan
untuk mengukur efektivitas dan efisensi sistem kerja dan metode-metode
yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini dapat mengetahui masalah yang
muncul sehingga dapat di diberikan penyuluhan inovasi dan teknologi
yang tepat sehingga masalah yang mucul dapat diatasi, dengan seringnya
mengatasi masalah kompetensi petani akan meningkat.
Kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan
tersebut.
Dengan demikian, kompetensi menunjukkan ketrampilan atau
pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang
tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut
(Wibowo 2012).
Penyuluh pertanian yang giat melakukan kegiatan penyuluhan maka
petani akan lebih banyak mendapatkan informasi mengenai cara bertani
yang baik dan benar. Dampak dari banyaknya informasi yang didapatkan
dari kegiatan penyuluhan oleh penyuluh menjadikan petani mempunyai
kompetensi yang lebih baik dan secara langsung akan meningkatkan
pendapatannya. Kompetensi berusahatani adalah salah satu hal yang dapat
dijadikan prioritas bagi penyuluh dalam merancang program pembelajaran
yang disuluhkan pada petani. Sebagai pendidik dan pemberi semangat,
penyuluh harus fokus pada mendidik petani mengembangkan manajemen
usahataninya sehingga petani terinspirasi untuk terus melakukan proses
pembelajaran (Sapar et al, 2014). Muliady (2009) mengemukakan bahwa
perilaku yang harus dimiliki oleh petani dalam rangka membudidayakan
padi adalah pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam proses produksi
dan perlindungan tanaman padi, meliputi penyiapan lahan, penanaman,
pemupukan, penyiangan, pengairan, dan perlindungan tanaman. Dalam

690 | Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang


penelitian ini secara umum petani di Kabupaten Rembang mampu dalam
membudidayakan tanaman padi, pengetahuan dan ketrampilan
(kompetensi) mereka dalam proses produksi dan perlindungan tanaman
padi, meliputi penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan,
pengairan, dan perlindungan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian ini angka yang sering muncul adalah angka 4 yang masuk
kategori mampu dan rata- rata 3.78.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Muliady (2009)
yang menyatakan bahwa kinerja penyuluh pertanian berpengaruh terhadap
kompetensi petani, dan juga sejalan dengan Sapar et al, (2014) yang
menyatakan kinerja penyuluh petani berpengaruh nyata pada kompetensi
petani kakao.

KESIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kinerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi petani dengan
nilai Sig = 0,015 < 0,05. Hasil ini memberi arti bahwa semakin tinggi
kinerja pegawai penyuluh pertanian maka kompetensi petani juga semakin
baik. Sebaliknya semakin rendah kinerja penyuluh pertanian maka
kompetensi petani akan semakin buruk.

Saran
Hasil penelitian diperoleh bahwa kinerja penyuluh berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kompetensi petani oleh karena itu saran
yang peneliti ajukan adalah 1. agar para penyuluh pertanian selalu
meningkatkan kinerjanya; 2. Dengan pentingnya peran penyuluh pertanian
diharapkan pihak terkait memperhatikan keadaan penyuluh pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Bahua, M I., Amri Jahi, Pang S. Asngari, Amiruddin Saleh dan I Gusti
Putu Purnaba., 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Penyuluh Pertanian dan Dampaknya pada Perilaku Petani
Jagung Di Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah Agropolitan, 3 (4),
pp.293–303.
BPS Kabupaten Rembang, 2016. Produktivitas Padi Kabupaten Rembang
Tahun 2011 s/d 2015.
Hartati P., M. Yacob Surung, Sudirman, A Wahab, 2011. Analisis Kinerja

Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang | 691


Penyuluh Pertanian di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.
Jurnal agrisistem, 7 (2). 95–97.
Kementerian Pertanian, 2016. Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Penyuluh Pertanian Dengan Sistem on Line. Pusat Penyuluhan
Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Kementerian Pertanian
Mardikanto. T, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University Press, Surakarta.
Mardikanto. T, 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret
University Press, Surakarta.
Mardikanto. T, 2013. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Prespektif
Kebijakan Publik.
Muliady, T R. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh
Pertanian Dan Dampaknya Pada Perilaku Petani Padi di Jawa
Barat. Desertasi S3. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak
dipublikasikan.
Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara Dan Luwu Timur. Jurnal
Ekonomi Pembangunan. 1 (2). 67-76.
Sapar, A. Jahi, P. S. Asngari, Amiruddin, I.G. Putu Purnaba, 2012. kinerja
penyuluh pertanian dan dampaknya pada kompetensi petani kakao
di empat wilayah Sulawesi Selatan. Jurnal Penyuluhan 8 (1), 29 –
41
Sapar, M. Yusuf Q, Haedar, 2014. Hubungan Kinerja Penyuluh Pertanian
Dengan Kompetensi Petani Kakao Dalam Peningkatan
Produktivitas Kakao Di Kota
Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Sukino, 2014. Membangun Pertanian Dengan Pemberdayaan Masyarakat
Tani. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Supriani, 2014. Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten
Majene. Tesis S2. Universitas Hasanudin. Makasar. Tidak
Dipublikasikan.
Tohir, W., 2015 Gagasan dan Persepsi, Memperjuangkan Petani dan
Nelayan. Thafa media. Bantul.
Wibowo, 2012. Manajemen Kinerja. Rajawali Pers. Jakarta.

692 | Seminar Nasional: Sekolah Tiggi Penyusunan Pertanian (STPP) Magelang

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy