Azalika (2018)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

ISSN 1411 - 0067

PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SIRANTAU PADA PEMBERIAN


BEBERAPA MACAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG

Ringki Putra Azalika1, Sumardi1*, Sukisno2


1
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
2
Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
* Corresponding Author : sumardi@unib.ac.id

ABSTRACT
[GROWTH AND YIELDS OF ‘SIRANTAU” RICE AT VARIOUS TYPES AND DOSAGES OF ANIMAL-
WASTED MANURES]. Growing a drought tolerant rice variety in sub-optimal agricultural lands might be
considered as strategic effort to increase rice production. This experiment aimed to determine type and optimum
dosage of animal-wasted fertilizer for ‘Sirantau’ rice variety. A potted factorial experiment of complete randomized
design with three replicates was conducted from January to May 2016 at Experimental Sites of Faculty of Agriculture,
University of Bengkulu. The first factor was type of animal-wasted manures, cattle, goat and poultry, while the second
factor was dosage of animal-wasted manures, 5, 10, 15, 20 and 25 ton/ha. Variable of observations consisted of plant
height, number of total tiller, number of productive tiller, length of panicle, number of rice grain per panicle,
percentage of filled rice grain, weight of dried 100 grains, and dry weight of rice grain plant -1. Results indicated that
types of animal-wasted manures significantly affected number of total tiller, number of productive tiller and dry
weight of rice grain/plant. Poultry-based manure with 10 ton/ha produced the best rice yield with yield potential of
123.13 g/ plant (5.77 ton/ha).
—————————————————–——————————————————————————————
Keyword: Rice, Sirantau variety, Animal-wasted fertilizer

ABSTRAK
Salah satu upaya peningkatan produksi padi adalah dengan pengembangan pertanian di lahan – lahan sub optimal
dengan penanaman varietas padi yang toleran kekeringan seperti kultivar sirantau. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan jenis dan dosis pupuk kandang yang optimum untuk pertumbuhan dan hasil padi Sirantau. Penelitian telah
dilaksanakan dari bulan Januari hingga Mei 2016 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Penelitian ini merupakan percobaan pot faktorial dua faktor, menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Faktor pertama
adalah jenis pupuk kandang, yaitu pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, pupuk kandang ayam. Faktor kedua
adalah dosis pupuk kandang, yaitu 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, 20 ton/ha, dan 25 ton/ha, masing – masing
perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan total, jumlah anakan
produktif, panjang malai, jumlah bulir per malai, persentase bulir bernas, bobot 100 gabah kering, dan bobot gabah
kering per rumpun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang memberikan pengaruh nyata terhadap
variabel jumlah anakan total, jumlah anakan produktif dan bobot gabah kering per rumpun. Pupuk kandang ayam
dengan dosis 10 ton/ha memberikan hasil padi terbaik dengan potensi hasil 123,13 g/rumpun (5,77 ton/ha).

—————————————————–————————————————————–—————-————
Kata kunci: padi, varietas Sirantau, pupuk kandang

26 JIPI. 20 (1): 26-32 (2018)


AZALIKA et al.

PENDAHULUAN kandang kotoran kambing dan pupuk kandang


kotoran ayam.
Indonesia yang dikenal dengan negara agraris yang Penelitian ini merupakan percobaan pot faktori-
sedang menghadapi kondisi kemunduran peningkatan al dua faktor, menggunakan disain Rancangan Acak
produksi pangan sehingga dikhawatirkan terjadinya Lengkap. Faktor pertama yaitu jenis pupuk kandang
krisis pangan. Kebutuhan bahan pangan beras meningkat kandang: (1) kotoran sapi, (2) kotoran kambing, dan
dari tahun ke tahun seiring dengan terus meningkatnya (3) kotoran ayam. Faktor kedua adalah dosis pupuk
jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk Indone- kandang, yaitu 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, 20 ton/
sia pada tahun 2014 adalah sekitar 1,52%, sedangkan ha, dan 25 ton/ha, masing–masing perlakuan diulang
persentase produksi padi pada tahun 2014 mengalami sebanyak 3 kali. Sebagai pembanding ditanam 3
penurunan sekitar 0,43% (BPS, 2015). Penurunan tanaman kontrol (tanpa perlakuan).
produksi padi di Indonesia antara lain disebabkan oleh Media tanam berupa tanah jenis Ultisol yang
alih fungsi lahan sawah menjadi lahan kelapa sawit diambil dari lahan pertanian Universitas Bengkulu
(Utomo, 1992). Dengan demikian, perlu upaya pemanfaa- pada kedalaman 0 sampai 20 cm dari atas permukaan
tan lahan – lahan sub optimal dengan penanaman varietas tanah. Tanah kemudian dihaluskan, dikering anginkan
padi yang toleran terhadap kondisi yang kurang optimal. dan diayak menggunakan ayakan berdiameter 2,0
Lahan sub-optimal kering masam memiliki berbagai mm. Tanah hasil ayakan ditimbang sebanyak 10 kg
kendala, di antaranya adalah kandungan bahan organik dengan kadar air sebesar 14%. Tanah dan pupuk kan-
rendah, ketersediaan air rendah, keasaman tanah tinggi dang dicampur berdasarkan perlakuan. Polibag yang
(pH rendah), dan sangat miskin unsur hara. Lahan sudah terisi media tanam disusun dengan jarak 25
kering juga memiliki tingkat kesulitan yang tinggi cm x 25 cm antar perlakuan. Penanaman dilakukan
dalam pengolahan lahan dan pemilihan varietas dengan cara membuat lubang tanam dengan menggunakan
yang adaptif terhadap kondisi kekeringan (Kukuh & tugal dengan kedalaman 2 cm. Penjarangan tanaman
Anwar, 2014). Salah satu upaya meningkatkan produksi padi dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari dan
lahan sub optimal yaitu dengan cara pemberian bahan hanya disisakan 2 tanaman padi yang pertumbuhannya
organik yang ada dalam pupuk kandang. Pupuk kandang lebih baik. Tanaman diberi pupuk dasar urea (46%
yang biasa digunakan di antaranya adalah pupuk N), TSP (46% P2O5) dan KCl (60% K2O) sebanyak
kandang sapi, pupuk kandang kambing dan pupuk 25% dari dosis anjuran. Pemanenan dilakukan setelah
kandang ayam. Hardjowigeno (2003) menyatakan tanaman menunjukkan kriteria panen, yakni 85% malai
bahwa kandungan hara pada pupuk kandang ayam padi sudah berwarna kuning keemasan, daun bendera
atau unggas yaitu N 1,0%, P2O5 0,80%, dan K2O dan bulir padi 90% telah menguning, dan malai padi
0,40%. Pupuk kandang sapi dan kambing yang merunduk, serta butir gabah keras jika ditekan dengan
memiliki kandungan hara berturut – turut sebesar N menggunakan jari.
0,40%, P2O5 0,20%, K2O 0,10% dan N 0,60%, P2O5 Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah
0,30%, dan K2O 0,17%. anakan total, jumlah anakan produktif, panjang ma-
Padi gogo merupakan salah satu ragam padi lai, jumlah bulir per malai, persentase bulir bernas,
yang penanamannya dapat dilakukan pada lahan sub bobot 100 gabah kering, dan bobot gabah kering per
optimal. Padi gogo lokal memiliki beberapa keunggulan rumpun. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik
yang tidak dimiliki oleh kultivar unggul nasional dengan menggunakan analisis varian dan jika hasil analisis
seperti toleran terhadap kekeringan, tahan hama dan menunjukkan ada pengaruh nyata, maka dilakukan uji
penyakit, serta sebagian memiliki sifat aromatik Beda Nyata Terkecil pada taraf 5% (Yitnosumarto,
(Sumartono et al., 1983). Salah satu kultivar padi 1991).
gogo lokal yang memiliki sifat adaptif pada lahan
marginal kering dan aromatik adalah padi Sirantau. Padi HASIL DAN PEMBAHASAN
Sirantau merupakan padi gogo yang berkembang di Desa
Tanjung Tebat, Kecamatan Bunga Mas, Kabupaten
Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Penelitian ini Hasil analisis data menunjukkan bahwa perlakuan
bertujuan untuk menentukan jenis dan dosis pupuk jenis pupuk kandang hanya berpengaruh nyata (P 
kandang yang optimum untuk pertumbuhan dan hasil 0,05) pada variabel jumlah anakan total, jumlah anakan
padi Sirantau. produktif dan bobot gabah kering per rumpun. Se-
dangkan, dosis pupuk kandang berpengaruh tidak
METODE PENELITIAN nyata (P > 0,05) pada semua variabel yang diamati.
Demikian juga, interaksi antara perlakuan jenis dan
Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Januari dosis pupuk kandang juga berpengaruh tidak nyata
hingga Mei 2016 di Kebun Percobaan Fakultas Perta- pada semua variabel pengamatan.
nian Universitas Bengkulu. Bahan tanam yang digunakan Pertumbuhan tanaman merupakan suatu penambahan
yaitu benih padi Sirantau, tanah Ultisol, polibag ber- ukuran tanaman atau bagian tanaman yang memiliki
ukuran 10 kg, pupuk kandang kotoran sapi, pupuk sifat tidak dapat kembali pada sifat sebelumnya,

JIPI. 20 (1): 26-32 (2018) 27


PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SIRANTAU

yang diikuti oleh perubahan bentuk dan ukuran indikator pertumbuhan tanaman padi yang sehat
tanaman (Sarjana & Utami, 2001). Komponen per- atau sakit, meskipun secara genetik varietas tanaman
tumbuhan tanaman mempengaruhi komponen hasil menentukan jumlah anakan dan peranan N sangat
tanaman. Semakin baik pertumbuhan tanaman maka penting dalam proses pertumbuhan jumlah anakan.
akan semakin baik pula hasil tanaman yang didapat. Jumlah anakan total pada 15 mst disajikan pada
Tinggi tanaman merupakan salah satu faktor yang Tabel 2.
paling terlihat yang bisa dijadikan acuan untuk melihat
pengaruh perlakuan. Perbedaan tinggi tanaman selain Tabel 2. Rata-rata jumlah anakan total pada 15 mst
ditentukan kondisi lingkungan juga dipengaruhi akibat pemberian jenis dan dosis pupuk
perlakuan yang diberikan. Tinggi tanaman pada 15 kandang
mst disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata - rata tinggi tanaman pada 15 mst


akibat pemberian jenis dan dosis pupuk
kandang

Secara kuantitatif terlihat bahwa jenis dan dosis


pupuk kandang menghasilkan jumlah anakan total
tanaman padi yang berbeda (Tabel 2). Pemberian
perlakuan jenis pupuk kandang berpengaruh nyata
terhadap jumlah anakan total tanaman padi Sirantau
(Tabel 3). Hal ini disebabkan karena dalam proses
pembentukan anakan tanaman lebih banyak membutuh-
kan unsur P. Menurut Handojo (1991), salah satu fungsi
unsur hara P adalah untuk merangsang akar dan batang
tanaman padi serta memperbesar pembentukan anakan.
Kandungan hara pada pupuk kandang kotoran ayam
lebih banyak dibandingkan pupuk kandang kotoran
Secara kuantitatif terdapat perbedaan kenaikan sapi dan kambing.
tinggi tanaman padi pada setiap perlakuan. Menurut
Anakan produktif adalah anakan yang menghasil-
Putra (2012), pemberian pupuk, baik jenis atau dosis
kan malai dan terbentuk setelah tanaman memasuki
memengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
fase generatif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
Namun demikian, menurut Rahayu & Harjoso (2011),
99% jumlah anakan total menjadi anakan produktif,
pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bukan hanya
berarti perlakuan yang diberikan kepada tanaman sudah
karena faktor pemberian pupuk tetapi faktor varietas
mencukupi kebutuhan anakan tanaman untuk menge-
juga sangat berpengaruh. Sedangkan Hoque et al.
luarkan malai.
(2003) dan Warda (2011) menyatakan bahwa tinggi Pupuk kandang kotoran ayam memberikan pe-
tanaman sangat dipengaruhi varietas dan galur yang ngaruh lebih baik pada variabel jumlah anakan total
memiliki adaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan . dan jumlah anakan produktif. Pada variabel jumlah
Anakan merupakan produk dari fase vegetatif anakan total, pupuk kandang kotoran ayam mem-
tanaman yang menentukan hasil panen tanaman padi. berikan rata – rata jumlah anakan total sebanyak
Menurut Yoshida (1981), anakan padi merupakan 16,8 batang, lebih banyak 42,37% bila dibandingkan
28 JIPI. 20 (1): 26-32 (2018)
AZALIKA et al.

dengan pemberian perlakuan pupuk kandang kotoran aktif membelah dan proses pembelahan akan semakin
sapi yang memberikan pengaruh terendah yaitu rata baik jika suplai N tersedia bagi tanaman. Mega et al.
rata 11,8 batang. Demikian juga pada variabel jumlah (1970) menyatakan bahwa terbentunya malai betina
anakan produktif, perlakuan jenis pupuk kandang dipengaruhi oleh suplai nitrogen stadia pemisah sel –
kotoran ayam memberikan jumlah anakan produktif sel primordial buku leher malai. Panjang malai akan
tertinggi yaitu 16,6 batang, lebih banyak 41,88% semakin meningkat jika pemberian pupuk kandang
bila dibandingkan dengan perlakuan pupuk kandang kotoran ayam pada dosis yang tepat bagi tanaman.
kotoran sapi yang memberikan rata–rata jumlah
anakan produktif terendah sebesar 11,7 batang.

Tabel 3. Rata-rata jumlah anakan akibat pemberian


jenis pupuk kandang

Gambar 1. Rata-rata panjang malai padi Sirantau


Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada Jumlah bulir per malai merupakan banyaknya
BNT 5% . bulir yang terbentuk dalam satu malai. Jumlah bulir
per malai juga menjadi penentu bobot hasil tanaman.
Semakin banyak jumlah bulir per malai diharapkan
Howard et al. (2001) menyatakan tanaman serealia akan menambah hasil produksi tanaman, sedangkan
memerlukan unsur hara N dan K yang dapat me- jumlah bulir per malai juga di tentukan oleh panjang
macu proses fotosintesis memasuki fase generatif malai. Jumlah bulir per malai masing – masing perlakuan
khususnya untuk pembentukan anakan yang menghasil- dapat dilihat pada Gambar 2.
kan malai. Marschner (1995) juga menyatakan bahwa
unsur hara yang tersedia cukup dalam tanah terutama
N, P dan K dapat merangsang pembentukan anakan
dan anakan produktif.
Menurut Joesron & Fathorrozi (2003) hasil tana-
man berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya
dipergunakan untuk menghasilkan sumber daya atau
produk. Hasil padi gogo merupakan akumulasi foto-
sintat pada tanaman padi gogo. Penelitian Ginting et
al. (2015) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
organik dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah
anakan produktif dan jumlah bulir per malai serta Gambar 2. Rata-rata jumlah bulir per malai
produksi gabah per petak. padi Sirantau
Panjang malai merupakan komponen penting dalam
penentuan hasil tanaman dimana semakin panjang Pemberian pupuk kandang kotoran kambing pada
malai maka diharapkan semakin banyak jumlah bulir. dosis 5 ton/ha menghasilkan jumlah bulir terbanyak
Zeany (2007) menyatakan interaksi antara tanaman padi dengan rata – rata 413,03 bulir per malai atau meningkat
dengan faktor lingkungan dapat mempengaruhi pertum- 75,53% bila dibandingkan dengan tanpa pemberian
buhan dan hasil tanaman padi. Panjang malai masing– pupuk kandang (kontrol) (Gambar 2). De Datta (1981)
masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1. menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara N dan
Malai yang terbentuk memiliki panjang rata- P serta ketersedian air bagi tanaman akan mempengaruhi
rata 28,38 cm pada pemberian pupuk kandang ko- jumlah bulir/gabah yang terbentuk. Unsur P ditemukan
toran kambing dengan dosis 20 ton/ha (Gambar 1). relatif dalam jumlah lebih banyak dalam buah dan
Hasil ini lebih besar 25,57% bila dibandingkan dengan biji tanaman (Rosmarkam & Yuwono, 2002). Unsur
tanpa pemberian pupuk kandang (kontrol). Malai hara P banyak terkandung dalam pupuk kandang kotoran
terbentuk ketika memasuki fase generatif, pada fase ayam yaitu sebesar 0,80% (Hardjowigeno, 2003).
ini padi memerlukan ketersediaan air yang cukup Selain hara P, banyaknya malai yang terbentuk juga
dan kebutuhan unsur N yang tersedia bagi tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan air pada saat pembentukan
karena pada fase ini juga sel – sel tanaman sangat bulir.

JIPI. 20 (1): 26-32 (2018) 29


PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SIRANTAU

Persentase bulir bernas merupakan perbandingan Pemberian pupuk kandang kotoran sapi pada dosis 5
antara bulir bernas dan bulir hampa dalam satuan persen ton/ha menghasilkan bobot 100 biji gabah kering seberat 1,89 g
(%). Persentase bulir bernas sangat berpengaruh yang meningkat 32,16% bila dibandingkan dengan
dengan bobot hasil tanaman, serta persentase bulir tanpa pemberian pupuk kandang (kontrol). Perbedaan
bernas dipengaruhi oleh faktor internal seperti gen yang kecil ini menunjukkan bahwa pemberian beberapa
genotipe/varietas dan kebutuhan hara tanaman dan jenis pupuk kandang telah memenuhi kebutuhan tana-
faktor eksternal seperti serangan hama pengganggu man. Sarif (1986) menyatakan bahwa proses fotosintesis
tanaman (walang sangit). Serangan walang sangit yang berjalan dengan baik sebagai akibat adanya P
mengakibatkan pertumbuhan bulir kurang sempurna, juga akan meningkatkan hasil fotosintesa yang ditransfer
biji/bulir tidak terisi penuh bahkan tidak terisi/hampa ke dalam biji. Bobot gabah padi sangat berhubungan
sama sekali (Willis, 2001). erat dengan proses fotosintesis yang terjadi pada daun.

Gambar 3. Rata – rata persentase bulir bernas


padi Sirantau Gambar 4. Rata – rata bobot 100 biji gabah
kering padi Sirantau
Pupuk kandang kotoran sapi dengan dosis 20
ton/ha memberikan persentase bulir bernas sekitar
97,26% yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan Gabah kering merupakan gabah yang sudah di-
tanpa pemberian pupuk kandang (kontrol) (Gambar keringkan hingga kadar air 12%. Bobot gabah kering
3). Keseimbangan antara pupuk dasar dan perlakuan per rumpun merupakan total bobot bulir dalam satu
pupuk kandang yang diberikan juga berpengaruh, rumpun tanaman padi. Bobot gabah kering per rumpun
sehingga pada saat proses pengisian gabah berjalan dipengaruhi oleh jumlah anakan total, jumlah anakan
dengan optimal dikarenakan tercukupinya kebutuhan produktif, panjang malai, jumlah bulir per malai, dan
tanaman akan unsur hara walaupun tidak memberikan persentase bulir bernas hingga bobot 100 gabah kering.
pengaruh yang signifikan pada semua taraf dosis perla- Oleh karena itu semakin banyak jumlah anakan akan
kuan. Penambahan pupuk kandang yang dilakukan pada berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif. Sumardi
saat tanaman memasuki fase generatif berhasil men- (2007) menyatakan bahwa hasil bobot gabah kering
cukupi kubutuhan unsur hara tanaman. Hasil per rumpun berkaitan dengan jumlah anakan total.
penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2017), Sedangkan Hoque et al. (2003), menyatakan pemberian
menyimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang bahan organik secara nyata memperbaiki pertumbuhan
kotoran ayam tidak memberikan pengaruh nyata terha- tanaman padi. Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
dap pertumbuhan awal (tinggi tananam, jumlah daun, wa jenis pupuk kotoran sapi dan kotoran kambing
jumlah anakan, dan jumlah anakan produktif) tanaman secara rata-rata menghasilkan bobot gabah kering per
padi. rumpun masing-masing 68,53 g dan 84,39 g. Bobot
gabah kering per rumpun tersebut nyata lebih rendah
Perlakuan jenis dan dosis pupuk berpengaruh tidak jika dibandingkan dengan jenis pupuk kotoran ayam
nyata (P > 0,05) pada variabel bobot 100 biji gabah
yang mampu menghasilkan rata-rata sebesar 102,35 g.
kering pada kadar air 12%. Hal ini disebabkan ukuran
bulir yang relatif seragam pada tanaman padi Menurut Uchida (2000), unsur K merupakan aktiva-
Sirantau, dengan ukuran bulir dan kadar air yang tor beberapa enzim dalam metabolisme tanaman dan
relatif sama mengakibatkan bobot bulir akan sama. untuk pembentukan ATP (adenosine triphosphate)
Sumardi (2007) menyatakan bobot kering 100 biji dan berperan dalam menentukan ukuran gabah. Jika
ditentukan oleh genetiknya, tapi faktor lingkungan kebutuhan unsur K tidak memenuhi kebutuhan tanaman,
juga berpengaruh terhadap faktor pembentukan berat bobot gabah akan berkurang. Lebih lanjut Supartha et al.
bijinya. Faktor lingkungan dan daya serap hara tanaman (2012) menyatakan bahwa kandungan hara mikro
juga berpengaruh penting pada bobot gabah. Rata– dan makro yang terkandung dalam pupuk kandang dapat
rata bobot 100 biji gabah kering masing–masing perlakuan meningkatan pertumbuhan tanaman dan hasil gabah
dapat dilihat pada Gambar 4. per rumpun.

30 JIPI. 20 (1): 26-32 (2018)


AZALIKA et al.

KESIMPULAN Mega, T., Ikenaka, T. & Matsushima, Y. (1970). Studies


on N-Acetyl-β-D-glucosaminidase of Aspergillus
Perlakuan jenis pupuk kandang memberikan oryzae. The Journal of Biochemistry, 68(1),
perbedaan yang nyata terhadap jumlah anakan, jumlah 109-117.
anakan produktif dan bobot gabah kering per rumpun. Putra, S. (2012). Pengaruh pupuk NPK tunggal, majemuk,
Pemberian pupuk kandang kotoran ayam pada dosis 10 dan pupuk daun terhadap peningkatan produksi
ton/ha memberikan hasil yang tertinggi pada jumlah padi gogo varietas Situ Patenggang. Agrotrop:
anakan, jumlah anakan produktif dan bobot gabah kering Journal on Agriculture Science, 2(1), 55-61.
per rumpun, dengan potensi hasil 5,77 ton/ha. Pemberian Rahayu, A. Y. & Harjoso, T. (2011). Aplikasi abu sekam
pupuk kandang kotoran sapi dengan dosis 5 ton/ha pada padi gogo (Oryza sativa L.) terhadap kan-
memberikan hasil terbaik pada bobot 100 gabah dungan silikat dan prolin daun serta amilosa dan
kering, dengan potensi hasil 4,04 ton/ha. Pupuk kandang protein biji. Journal of Biota, 16(1), 48-55.
kotoran kambing dengan dosis 5 ton/ha memberikan Rosmarkam, A. & Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan
hasil terbaiik pada tinggi tanaman, umur berbunga, umur Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
panen dan jumlah bulir per malai, dengan potensi hasil Sari, N.Y., Ete, A. & Made, U. (2017). Growth
4,94 ton/ha. response of rainfed lowland rice applied with
organic matter in the various condition of water
DAFTAR PUSTAKA availability. e-J. Agrotekbis, 5(1), 53-57.
Sarif, E. S. (1986). Kesuburan dan Pemupukan Tanah
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Indonesia 2015.
Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Sarjana, D. G. R. & Utami. (2001). Analisis pertumbuhan
De Datta, S.K. (1981). Principle and Practices of Rice
tanaman bawang putih sebagai pengukur keefektifan
Production. A Wiley. Interscience Publication,
EM-4 pada beberapa macam seresah. Agritrop,
New York.
20(1), 26-31.
Ginting, J., Damanik, B. S. J., Sitanggang, J. M. &
Sumartono, Bahrinsamed & Harjono, R. (1983). Berco-
Muluk, C. (2015). Effect of shade, organic materials
cok Tanam Padi. Yasaguna, Jakarta.
and varieties on growth and production of upland
Sumardi. (2007). Peningkatan Produksi Sawah
rice. International Journal of Scientific &
Melalui Perbaikan Lingkungan Tumbuh Dalam
Technology Research, 4(1), 68-74.
Handojo, D. D. (1991). Pupuk dan Pemupukan. Petunjuk dan Meningkatkan Hubungan Source-sink Tanaman
Teknis Usaha Tani Padi-Itik-Ikan di Sawah. PT Aries pada Metode SRI (The System Rice Intensification).
Lima, Jakarta. Disertasi. Ilmu – Ilmu Pertanian. Program Pasca
Hardjowigeno, S. (2003). Ilmu Tanah. Akademika Sarjana. Universitas Andalas, Padang. (tidak
Persindo, Jakarta. dipublikasikan).
Hoque, M.M., Moynul, M., Hossain, M.M., Khan, Supartha, I.N.Y., Wijana, G. & Andyana, G.M. (2012).
M.R.H., Khalequzzaman, K.M. & Karim, S.M.R. Aplikasi jenis pupuk organik pada tanaman padi
(2003). Effect of varieties of rice and weeding sistem pertanian organik. E Jurnal Agroekoteknologi
on weed growth and yield of transplant Aman Tropika, 1(2), 98-106.
rice. Asian Journal of Plant Sciences, 2(13), Uchida, R. (2000). Essential Nutrients for Plant
993-998. Growth: Nutrient Functions and Deficiency
Joesron, S. & Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Symptoms. In: Plant Nutrient Management in
Salemba Empat, Jakarta. Hawaii’s Soils, Approaches for Tropical and
Kukuh, M & Anwar, S. (2014). Potensi, Kendala, dan Subtropical Agriculture. J. A. Silva and R.
Strategi Pemanfaatan Lahan Kering dan Kering Uchida. Eds. College of Tropical Agriculture
Masam untuk Pertanian (Padi, Jagung, Kedele), and Human Resources, University of Hawaii at
Peternakan, dan Perkebunan dengan Menggunakan Manoa. Chapter 3. pp.31-55
Teknologi Tepat Guna dan Spesifikasi Lokasi.
Fakultas Pertanian IPB. ISBN 979-587-529-9. Utomo, M. (1992). Pembangunan dan Alih Fungsi
Marschner, H. (1995). Mineral Nutrition in Higher Plants. Lahan. Lampung. Universitas Lampung, Bandar
Academic Press, New York. Lampung.

JIPI. 20 (1): 26-32 (2018) 31


PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SIRANTAU

Warda. (2011). Keragaman Beberapa Varietas Unggul Yitnosumarto, S. (1991). Percobaan Perancangan, Ana-
Padi di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. lisis. dan Interpretasinya. PT Gramedia Pustaka
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utama, Jakarta.
Selatan. Prosiding Seminar Nasional Serealia. Yoshida, S. (1981). Fundamental of Rice Crop Science.
Sulawesi Selatan. pp: 305-312. The International Rice Research Institute. Los
Willis, M. (2001). Hama dan Penyakit Utama Tanaman Banos, Laguna, Philippines.
Padi di Lahan Pasang Surut. Monograf. Badan Zeany, D.S. (2007). Padi SRI. Pustaka Giratuna,
Litbang Pertanian. Balittra, Banjarbaru. Bandung.

32 JIPI. 20 (1): 26-32 (2018)

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy