Modul Ajar Seni Tari Kelas 8
Modul Ajar Seni Tari Kelas 8
Modul Ajar Seni Tari Kelas 8
MODUL AJAR
KURIKULUM MERDEKA
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP ...............................
Tahun Penyusunan : Tahun 20...
Jenjang Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Seni Tari
Fase D, Kelas / Semester : VIII (Delapan) / I (Ganjil)
Unit 1 : Nilai dan Jenis Tari Tradisi
Alokasi Waktu : 9 x 40 Menit
B. KOMPETENSI AWAL
Elemen Mengalami
▪ Peserta didik mengkategorisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi
dan jenis tari tradisi dari berbagai sumber: video, gambar dan mengunjungi
sanggar.
Elemen Menciptakan
▪ Peserta didik mengelompokan gerak tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya
Elemen Merefleksikan
▪ Peserta didik menyimpulkan nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi dan
jenisnya
Elemen Berdampak
▪ Peserta didik mampu menghargai keunikan dan keberagaman budaya yang
terdapat dalam tari tradisi dan jenis tari tradisi
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
▪ Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia;
▪ Berkebinekaan global;
▪ Bergotong royong;
▪ Mandiri;
▪ Bernalar kritis; dan
▪ Kreatif.
D. SARANA DAN PRASARANA
▪ Fasilitas yang dibutuhkan meliputi : a) perangkat audio visual seperti TV,
Proyektor, Laptop, Komputer, atau LCD Screen; b) jaringan listrik; c) jaringan
internet (jika ada)
▪ Jika tidak ada fasilitas audio visual dapat menyediakan gambar tari-tarian kreasi
non tradisi
▪ Dibutuhkan ruang yang leluasa untuk siswa bergerak seperti aula maupun ruang
terbuka
E. TARGET PESERTA DIDIK
▪ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
▪ Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya
satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan
pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka
panjang, dsb.
▪ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir atas tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin.
F. JUMLAH PESERTA DIDIK
▪ Maksimal 32 peserta didik
G. MODEL PEMBELAJARAN
▪ Model pembelajaran dapat berupa model pembelajaran tatap muka, pembelajaran
jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan pembelajaran inkuiri.
KOMPONEN INTI
Kegiatan Pembelajaran 5
1.5. Peserta didik dapat mengelompokan gerak tari tradisi menurut jenisnya
Kegiatan Pembelajaran 6
1.6. Peserta didik dapat mengelompokkan gerak tari tradisi berdasarkan nilai yang
terkandung
Kegiatan Pembelajaran 7
1.7. Peserta didik dapat mendiskusikan dalam kelompok gerak tari tradisi
berdasarkan nilai dan jenisnya
Kegiatan Pembelajaran 8
1.8. Peserta didik dapat mendiskusikan tentang pengalaman penting yang dadapat,
manfaat serta tindak lanjut setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi
Kegiatan Pembelajaran 9
1.9. Peserta didik dapat mendeskripsikan dampak sikap setelah mendapatkan materi
nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
▪ Konsep tari tradisi.
▪ Jenis-jenis tari tradisi.
▪ Nilai dalam tari tradisi.
▪ Mencari berbagai contoh gerak tari tradisi.
▪ Mengelompokan gerak tari tradisi menurut jenisnya.
▪ Mengelompokkan gerak tari tradisi berdasarkan nilai yang terkandung.
▪ Mendiskusikan dalam kelompok gerak tari tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya.
▪ Mendiskusikan tentang pengalaman penting yang dadapat, manfaat serta tindak
lanjut setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi.
▪ Menerapkan dampak sikap setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi di masyarakat atau di sekolah.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
▪ Mengapa setiap tari tradisi dari masing masing daerah memiliki teknik yang
berbeda?
▪ Apa keterkaitan antara gerak tari kreasi daerah dan tari tradisi?
▪ Bagaimana cara melihat dan menilai sebuah keunikan tari tradisional?
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran 1
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 1 peserta didik akan mengkaji konsep tari
tradisi dari berbagai sumber belajar baik media cetak maupun video. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan lebih pada penguatan kompetensi pengetahuan. Peserta
didik dapat membaca buku lebih banyak serta memberi apresiasi dengan mengamati
video tari tradisi dari berbagai daerah di wilayah Indonesia serta memperhatikan
fenomena atau objek materi dengan teliti. Tujuannya agar peserta didik memiliki
sejumlah informasi tentang konsep tari tradisi. Materi pada prosedur kegiatan
pembelajaran 1 adalah konsep dan jenis tari tradisi dari seluruh wilayah di Indonesia.
Indonesia memiliki banyak suku bangsa dengan berbagai kondisi daerah beserta
lingkungan budayanya yang khas. Tari tradisi adalah tari yang lahir, tumbuh, dan
berkembang dalam masyarakat yang diturunkan atau diwariskan secara terus-menerus
dari generasi ke generasi dan menjadi bagian penting dari budaya daerah yang
bersangkutan. Dengan kata lain, selama tarian tersebut masih sesuai dan diakui oleh
masyarakat pendukungnya maka dapat dikategorikan sebagai tari tradisional. Fungsi
seni tari tradisi merupakan bagian dari kegiatan religi suku. Menurut Sumaryono
(2011), tari tradisi di Indonesia dapat diidentifikasi yaitu tari-tari tradisi bernafas
Islam, tari tradisi pengaruh Katolik dan Kristen, tari tradisi pengaruh Hindu dan
Budha dan tari tradisi dari budaya asli.
Tari tradisi bernafas Islam terdapat di pulau Sumatra dan sekitarnya, kecuali di
kalangan suku Batak (Sumatra Utara) yang lebih dominan penganut agama Protestan.
Corak-corak tari tradisi bernuansa Islami dapat diamati pada nyanyian-nyanyian
pengiringnya atau yang langsung dinyanyikan oleh para penari.
Tenggara Timur dan Sulawesi Utara tampak sederhana, dan sebagian besar
bertemakan kegembiraan dan beberapa lain bertemakan kesuburan.
Tari tradisi pengaruh Hindu dan Budha lebih banyak berkembang di Jawa dan
Bali. Sebagai bukti didirikannya bangunan candi Borobudur dan Prambanan.
Posepose tari dan adegan tari secara fragmentaris ada kemiripan dengan bentuk tari
tradisi Jawa dan Bali. Menurut Soedarsono (1972), di beberapa candi yang ada di
Indonesia dapat dilihat dengan jelas bahwa tari-tarian pada masa itu telah mencapai
nilai artistik yang sangat tinggi. Posisi kaki, motif-motif gerak tangan, gerak kepala
dan pakaian sudah menunjukkan bahwa Indonesia pada masa lampau telah berhasil
mengutarakan ekspresi jiwanya melalui bentuk-bentuk yang indah.
Tari-tari tradisi dari budaya asli terdapat pada beberapa kelompok suku masyarakat
yang menunjukkan keaslian budayanya. Hal tersebut seperti terdapat pada tari-tarian
upacara di pelosok Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara, Jawa,
dan Bali yang menunjukkan sisa-sisa totem, animisme dan dinamisme. Keberadaan
tari-tarian tradisi asli tersebut ada hubungannya dengan adat dan budaya masyarakat
suku setempat yang beberapa diantaranya masih menganut sistem kepercayaan lama
atau menganut agama asli mereka sebagai warisan para leluhur. Misalnya saja Tari
Topeng Hudog di kalangan masyarakat
suku Dayak (Kalimantan), Tari Topeng Gundala-Gundala dari suku Batak, Tari Sang
Hyang Jaran dan Topeng Berutuk di Bali serta Tari Jathilan di Jawa.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran 1
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada prosedur kegiatan pembelajaran 1
menggunakan model pembelajaran inkuiri, dengan langkah-langkah pembelajaran
meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Guru mendorong peserta didik untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran, menumbuhkan motivasi dari
kebermaknaan tujuan, proses, dan keterlibatan dalam belajar.
Guru membantu peserta didik untuk mengkoneksikan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
terdiri atas komponen persiapan mengajar, kegiatan pengajaran di kelas dan kegiatan
pembelajaran alternatif. Rekomendasi alokasi waktu yang digunakan untuk prosedur
kegiatan pembelajaran 1 adalah 1 kali pertemuan (2x40 menit).
1. Persiapan Pengajaran
A. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran 1 meliputi Modul Ajar, materi, dan bentuk evaluasi.
B. Guru menyiapkan media yang akan digunakan yaitu berupa video tari, power
point, gambar atau foto yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
yaitu tentang konsep tari tradisi. Serta sumber referensi yang berupa buku
bacaan misalnya saja buku yang berjudul Antropologi Tari dalam Perspektif
Indonesia karya Sumaryono (2017).
5. Mengomunikasikan.
Peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang pengertian tari tradisi, identifikasi tari
tradisi, fungsi tari tradisi dan ciri-ciri tari tradisi.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama peserta didik menyimpulkan pengertian tari tradisi, identifikasi tari
tradisi, fungsi tari tradisi, dan ciri-ciri tari tradisi.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang tari
tradisi yang disukai, sehingga muncul rasa bangga terhadap tari tradisi yang
dimiliki oleh Indonesia.
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya adalah tentang jenis-jenis
tari tradisi.
3. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi peserta didik yang berhasil dan
sanksi bagi peserta didik yang gagal (guru dapat membuat aturan bersama-sama
dengan peserta didik).
4. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil
sekaligus untuk penskoran presentasi.
Kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik adalah peserta didik mencari jawaban
yang sesuai dengan pertanyaan dari kartu-kartu yang sudah disediakan oleh guru.
Berikut contoh kartu pertanyaan dan kartu jawaban.
Kegiatan Pembelajaran 2
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 2, peserta didik mengkaji jenis-jenis tari tradisi
dari berbagai sumber belajar baik media cetak maupun video.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih pada penguatan kompetensi
pengetahuan. Peserta didik dapat membaca buku lebih banyak serta memberi apresiasi
dengan mengamati video jenis-jenis tari tradisi dari berbagai daerah di wilayah
Indonesia. Memperhatikan fenomena atau objek materi dengan teliti. Tujuannya agar
peserta didik mendapatkan informasi tentang jenis-jenis tari tradisi.
Soedarsono (1972) membagi jenis-jenis tari tradisional menurut koreografinya
menjadi 3 yaitu tari rakyat, tari klasik dan tari kreasi baru. Tari rakyat adalah tarian
yang sudah mengalami perkembangan sejak jaman masyarakat primitif sampai
sekarang. Tarian sangat sederhana dan tidak mengindahkan norma-norma keindahan
dan bentuk yang standar.
Pada zaman primitif tari-tarian rakyat merupakan tarian yang sakral dan mengandung
kekuatan magis. Tari klasik adalah tarian yang telah mencapai kristalisasi keindahan
yang tinggi dan mulai ada sejak jaman masyarakat feodal. Tarian klasik adalah tarian
yang dipelihara di istana raja-raja dan bangsawan yang telah mendapat pemeliharaan
yang baik.
Tari kreasi baru adalah tari yang mengalami modernisasi yang timbul karena untuk
memenuhi cita-cita gerakan romantis yang bertujuan untuk ekspresi dan desakan
batin. Di Indonesia tari kreasi baru adalah jenis tari yang koreografinya bertolak dari
tari primitif dan tari klasik. Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari
dari daerah/negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya. Menurut fungsinya tari
tradisi dibedakan menjadi 3 yaitu tari upacara, tari hiburan, dan tari pertunjukan.
2. Tari Pergaulan
Tari Pergaulan adalah jenis tari tradisional yang berfungsi untuk menciptakan
kegembiraan, kemeriahan suasana pada upacara-upacara adat perkawinan. Jenis-jenis
tari pergaulan terdapat di hampir kelompok suku di Indonesia. Pada intinya jenis tari
pergaulan adalah berupa tarian berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan yang
secara tematik menggambarkan keakraban hubungan dua manusia lain jenis tersebut.
Di Kalimantan terdapat jenis tari pergaluan yang disebut Manasai, sedangkan di
kalangan suku Batak (Sumatera Utara) tari pergaulan yang bernama tari Tor-tor Boru
atau tari Pemudi. Berbeda dengan Jawa, tari pergaulan tersebut bernama tari Tayub,
dan di Jawa Barat disebut Ketuk Tilu, selain Ketuk Tilu, istilah yang populer tari
pergaulan di Jawa Barat adalah tari Ronggeng (Sumaryono, 2017)
3. Tari Tradisi Sebagai Seni Pertunjukan/Tontonan
Dari berbagai macam tari daerah terdapat jenis tari yang berfungsi sebagai tari
pertunjukan atau tontonan yaitu jenis tarian yang dihadirkan hanya sebagai hiburan
semata. Dengan menyaksikan atraksi-atraksi pada sebuah tarian diharapkan penonton
akan merasa terhibur. Jenis tarian ini banyak dijumpai di seluruh wilayah nusantara.
Hampir setiap daerah memiliki tarian seperti ini.
Tari sebagai seni pertunjukan, penyajiannya selalu mempertimbangkan nilai-nilai
artistik, sehingga penikmat dapat memperoleh pengalaman estetis dari hasil
pengamatannya. Misalnya bila kita menikmati tarian istana Bedaya dan Srimpi yang
nampak halus-lembut tetapi memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Apabila kita dalam
mengamati kurang serius, kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali rasa ngantuk
dan jenuh.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran 2
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada prosedur kegiatan pembelajaran 2
menggunakan model pembelajaran inkuiri yang meliputi orientasi, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data , menguji hipotesis, dan
merumuskan simpulan. Guru mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran, menumbuhkan motivasi dari kebermaknaan tujuan, proses, dan
keterlibatan dalam belajar. Guru membantu peserta didik untuk mengoneksikan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran terdiri atas komponen persiapan mengajar,
kegiatan pengajaran di kelas, dan kegiatan pembelajaran alternatif. Rekomendasi
alokasi waktu yang digunakan untuk prosedur kegiatan pembelajaran 2 adalah 1 kali
pertemuan (2x40 menit).
1. Persiapan Pengajaran
A. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran 2 meliputi Modul Ajar, materi, dan bentuk evaluasi.
B. Guru menyiapkan media yang akan digunakan yaitu berupa video tari, power
point, gambar atau foto yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
yaitu tentang konsep tari tradisi. Serta sumber referensi yang berupa buku
bacaan misalnya saja buku yang berjudul Antropologi Tari dalam Perspektif
Indonesia karya Sumaryono (2017).
5. Mengomunikasikan.
Peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang mengategorisasikan jenis-jenis tari tradisi
berdasarkan koreografi dan fungsinya.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama peserta didik menyimpulkan jenis-jenis tari tradisi
berdasarkan koreografi dan fungsinya.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang tari
tradisi yang disukai, sehingga muncul rasa bangga terhadap tari tradisi yang
ada di Indonesia.
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya tentang nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi.
Kegiatan Pembelajaran 3
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 3 peserta didik akan mengkaji tentang nilai
yang terkandung dalam tari tradisi dari berbagai sumber belajar baik media cetak
maupun video. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih pada penguatan
kompetensi pengetahuan. Peserta didik dapat membaca buku lebih banyak serta
apresiasi dengan mengamati video tari tradisi dari berbagai daerah di wilayah
Indonesia kemudian mengategorisasikan nilai-nilai yang terkandung, memperhatikan
fenomena atau objek materi dengan teliti sehingga terkumpul sejumlah informasi
tentang nilai yang terkandung dalam tari tradisi.
Pada dasarnya seni secara umum mengandung aspek nilai intrinsikartistik, nilai
kognitif, dan nilai hidup. Aspek nilai intrinsik-artistik yakni seni mengandung bentuk-
bentuk menarik atau indah karena seni merupakan ungkapan ekspresi jiwa seseorang.
Aspek nilai kognitif atau pengetahuan bahwa seni merupakan media pendidikan
estetis untuk mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan berapresiasi dan
pengalaman berkarya kreatif. Aspek nilai hidup bahwa seni bukan semata-mata demi
artistik tetapi seni mengandung nilai-nilai hidup yang bersifat universal misalnya saja
nilai religi, nilai moral, nilai psikologi, dan sebagainya.
5. Mengomunikasikan.
Peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang pengertian tari tradisi, identifikasi tari
tradisi, fungsi tari tradisi dan ciri-ciri tari tradisi.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama peserta didik menyimpulkan nilai-nilai yang terkandung
dalam tari tradisi.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang tari
tradisi yang disukai, sehingga muncul rasa bangga terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya tentang nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi.
Kegiatan Pembelajaran 4
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 4 tujuan kegiatan pembelajarannya adalah
peserta didik mengelompokan gerak tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya. Indikator
tujuan kegiatan pembelajaran 4 adalah peserta didik akan mencari berbagai contoh
gerak tari tradisi dari berbagai sumber belajar baik media cetak maupun video.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah lebih pada penguatan kompetensi
pengetahuan.
Peserta didik dapat membaca buku lebih banyak serta apresiasi dengan mengamati
video tari tradisi dari berbagai daerah di wilayah Indonesia kemudian mencari
berbagai contoh gerak tari tradisi (mengidentifikasi gerak tari tradisi). Memperhatikan
fenomena atau objek materi dengan teliti sehingga terkumpul sejumlah informasi
tentang gerak tari tradisi dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada umumnya, gerak yang yang disajikan dalam tari bukanlah gerak yang
spontanitas, tetapi gerak yang yang disusun dan ditata. Hal tersebut bertujuan pula
untuk mengasilkan gerak yang ekspresif dan estetis. Gerak adalah bahasa komunikasi
yang luas, dan variasi dari berbagai kombinasi unsur-unsurnya terdiri atas beribu-ribu
‘kata’ (Smith, 1985:16). Gerak merupakan bagian yang hakiki dari hidup sehingga
orang cenderung untuk menerima gerak begitu saja tanpa lagi mempertanyakan.
Menurut Soedarsono (1986:81), gerak merupakan media yang paling tua dari manusia
untuk menyatakan keinginan atau merupakan bentuk refleksi spontan dari gerak bati n
manusia. Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi
dari gerak wantah dan gerak maknawi. Gerak wantah sangat mudah dipahami karena
merupakan gerak asli yang belum mendapatkan sentuhan keindahan. Sedangkan
gerak maknawi merupakan gerak yang indah dan bermakna. Sumaryono (2011: 5)
menjelaskan, bahwa gerak tari adalah gerak yang ritmis dan indah.
Gerak-gerak ritmis atau gerak berirama adalah gerak-gerak yang memiliki
keteraturan atau keselarasan dengan ketukan atau irama. Sifat ritmis inilah yang
membedakan gerak tari dengan gerak lainnya. Gerak dalam tari adalah gerak
imajinatif dan kreatif yang dihasilkan melalui proses interpretasi terhadap realitas.
Wujud gerakan yang secara impulsif bersifat lembut dan mengalir, tegas terputus-
putus, tegang kendur, lambat cepat, patah mengalir dan sebagainya. Sedyawati (1986:
73-74) menjelaskan bahwa, gerak ritmis dari anggota badan, perpaduan pola-pola
dalam ruang, gerak spontan yang dipengaruhi emosi yang kuat, paduan gerak-gerak
indah dan ritmis dan gerak terlatih yang disusun secara beraturan untuk menyatakan
tindakan dan rasa.
Gerak tari tradisi yang berkembang di Yogyakarta ada istilah gerak sembahan,
kinantang alus, ulap-ulap, pacak gulu, tolehan dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa sikap dan gerak yang dilakukan dalam tari Topeng
Malang (Supriyanto, 1997:86).
1. Sikap dan gerak kepala disebut gedheg yang terdiri atas:
A. Gobesan, yakni sikap kepala menggeleng.
B. Gedheg manthuk, yaitu sikap kepala yang menjulur ke depan dan kepala
menekan leher.
C. Gedheg (putaran), yaitu sikap kepala ditekan ke belakang dan berakhir
condhong ke samping kanan.
D. Gedheg lenggutan, yaitu sikap kepala ditarik ke belakang dan menjulur ke
depan.
E. Tolehan, yakni gerak gedheg kepala yang merupakan sikap pandangan topeng.
Gerakan gedheg inicenderung menoleh serong kanan, serong kiri, ke atas dan ke
bawah.
F. Gedheg ula ngelangi, yaitu sikap kepala condong ke kanan dan condong ke kiri.
2. Sikap dan gerak tangan adalah sebagai berikut:
A. Supit urang terbuka, yaitu jari telunjuk dan ibu jari menekuk hamper bertemu,
yang lain lurus merapat.
B. Supit Urang tertutup, yaitu jari telunjuk dan ibu jari bertemu, yang lain lurus.
C. Ngithing, yaitu jari tengah dan ibu jari menekuk bertemu, yang lain menekuk
sedikit.
D. Baya mangap, yaitu jari empat merapat lurus, ibu jari membuka kesamping.
E. Njimpit, ngithing dengan memegang sampur.
1. Persiapan Pengajaran
A. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran 4 meliputi Modul Ajar, materi, dan bentuk evaluasi.
B. Guru menyiapkan media yang akan digunakan yaitu berupa video tari, power
point, gambar atau foto yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
yaitu tentang konsep tari tradisi. Serta sumber referensi berupa buku bacaan
misalnya buku yang berjudul Djawa Dan Bali Dua Pusat Perkembangan Seni
Drama Tradisional Di Indonesia (Soedarsono, 1972)
5. Mengomunikasikan.
peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang contoh gerak tari tradisi.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama peserta didik menyimpulkan tentang gerak tari tradisi.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang tari
tradisi yang disukai, sehingga muncul rasa bangga terhadap berbagai gerak
dalam tari tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya adalah tentang gerak
dalam tari tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
berbasis pengalaman peserta didik dilakukan dalam 3 fase yaitu briefing, activity
dan review.
A. Briefing, peserta didik diminta menentukan salah satu tari tradisi untuk diamati
baik dari video, gambar atau pengamatan secara langsung pertunjukan tari
tradisi kemudian mencermati dan meneliti video, gambar atau foto dengan teliti.
B. Activity, peserta didik menuliskan hasil pengamatan.
C. Review, peserta didik mendeskripsikan hasil pengamatan dalam lembar kerja
peserta didik yang sudah dirancang oleh guru.
Kegiatan Pembelajaran 5
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 5 tujuan kegiatan pembelajarannya adalah
peserta didik mengelompokkan gerak tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya. Indikator
tujuan kegiatan pembelajaran 5 adalah peserta didik akan mengelompokkan gerak tari
tradisi menurut jenisnya dari berbagai sumber belajar baik media cetak maupun video.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih pada penguatan kompetensi
pengetahuan.
Peserta didik dapat membaca buku lebih banyak serta apresiasi dengan mengamati
video tari tradisi dari berbagai daerah di wilayah Indonesia lalu mengelompokkan
gerak tari tradisi menurut jenisnya serta memperhatikan fenomena atau objek materi
dengan teliti sehingga terkumpul sejumlah informasi.
1. Persiapan Pengajaran
A. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran 5 meliputi Modul Ajar, materi, dan bentuk evaluasi.
B. Guru menyiapkan media yang akan digunakan yaitu berupa video tari, power
point, gambar atau foto yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
yaitu tentang mengelompokkan tari tradisi berdasarkan jenisnya. Serta sumber
referensi yang berupa buku bacaan misalnya saja buku yang berjudul Djawa
Dan Bali Dua Pusat Perkembangan Seni Drama Tradisional di Indonesia
(Soedarsono, 1972)
5. Mengomunikasikan.
Peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang mengelompokkan gerak tari tradisi
menurut jenisnya.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama peserta didik menyimpulkan tentang mengelompokkan gerak
tari tradisi menurut jenisnya.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang tari
tradisi yang disukai, sehingga muncul rasa bangga terhadap berbagai gerak
dalam tari tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya adalah tentang
pengelompokan gerak tari tradisi berdasarkan nilainya yang dimiliki oleh
Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran 6
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 6 tujuan kegiatan pembelajarannya adalah
peserta didik mengelompokan gerak tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya. Indikator
tujuan kegiatan pembelajaran 6 adalah peserta didik akan mengelompokkan gerak tari
tradisi berdasarkan nilai yang terkandung dari berbagai sumber belajar baik media
cetak maupun video.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah lebih pada penguatan kompetensi
pengetahuan. Peserta didik dapat membaca buku lebih banyak serta apresiasi dengan
mengamati video tari tradisi dari berbagai daerah di wilayah Indonesia kemudian
mengelompokkan gerak tari tradisi berdasarkan nilai yang terkandung.
Memperhatikan fenomena atau objek materi dengan teliti sehingga terkumpul
sejumlah informasi.
1. Persiapan Pengajaran
A. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran 6 meliputi Modul Ajar, materi, dan bentuk evaluasi.
B. Guru menyiapkan media yang akan digunakan yaitu berupa video tari, power
point, gambar atau foto yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
yaitu tentang konsep tari tradisi. Serta sumber referensi yang berupa buku
bacaan misalnya saja buku yang berjudul Djawa Dan Bali Dua Pusat
Perkembangan Seni Drama Tradisional Di Indonesia (Soedarsono, 1972), Seni
Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi (Soedarsono, 2002).
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati.
Peserta didik melakukan orientasi dengan mengamati gambar dan video tari
tradisi dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia, sebelum peserta didik
dapat mengelompokkan gerak tari tradisi berdasarkan nilai yang terkandung.
2. Menanya.
Peserta didik didorong untuk merumuskan pertanyaan sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati gambar dan video tari tradisi.
3. Mengumpulkan informasi.
Peserta didik berdiskusi dengan temannya untuk mengelompokkan gerak tari
tradisi menurut nilainya dari berbagai sumber belajar.
4. Mengasosiasi.
Peserta didik membentuk kelompok, kemudian menguji hipotesis dari hasil
diskusi dengan temannya berdasarkan pengumpulan data dari berbagai
sumber pustaka. Hasil hipotesis dikerjakan dalam lembar kerja peserta didik
sebagai berikut.
5. Mengomunikasikan.
Peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang mengelompokkan gerak tradisi
berdasarkan nilai dan jenisnya.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama peserta didik menyimpulkan tentang mengelompokkan gerak
tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang tari
tradisi yang disukai, sehingga muncul rasa bangga terhadap berbagai gerak
dalam tari tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya adalah tentang
pengelompokan gerak tari tradisi berdasarkan nilainya yang dimiliki oleh
Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran 7
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 7 tujuan kegiatan pembelajarannya adalah
peserta didik mendiskusikan gerak tari tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya.
Indikator tujuan kegiatan pembelajaran 7 adalah peserta didik akan mendiskusikan
dalam kelompok gerak tari tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya dari berbagai sumber
belajar baik media cetak maupun video.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah lebih pada penguatan kompetensi
pengetahuan. Peserta didik dapat membaca buku lebih banyak serta apresiasi dengan
mengamati video tari tradisi dari berbagai daerah di wilayah Indonesia kemudian
Mendiskusikan dalam kelompok gerak tari tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya.
Memperhatikan fenomena atau objek materi dengan teliti sehingga terkumpul
sejumlah informasi.
1. Persiapan Pengajaran
A. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran 7 meliputi Modul Ajar, materi, dan bentuk evaluasi.
B. Guru menyiapkan media yang akan digunakan yaitu berupa video tari, power
point, gambar atau foto yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
yaitu tentang konsep tari tradisi. Serta sumber referensi yang berupa buku
bacaan misalnya saja buku yang berjudul Djawa Dan Bali Dua Pusat
Perkembangan Seni Drama Tradisional Di Indonesia (Soedarsono, 1972), Seni
Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi (Soedarsono, 2002).
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati.
Peserta didik melakukan orientasi dengan mengamati gambar dan video tari
tradisi dari berbagai propinsi yang ada di Indonesia, sebe-lum peserta didik
dapat mendiskusikan dalam kelompok gerak tari tradisi berdasarkan nilai dan
jenisnya.
2. Menanya.
Peserta didik didorong untuk merumuskan pertanyaan sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati gambar dan video tari tradisi.
3. Mengumpulkan informasi.
Peserta didik dengan kelompoknya mendiskusikan gerak tari tradisi
berdasarkan nilai dan jenisnya dari berbagai sumber bacaan atau sumber
belajar lain.
4. Mengasosiasi.
Peserta didik membentuk kelompok, kemudian menguji hipotesis dari hasil
diskusi dengan temannya berdasarkan pengumpulan data dari berbagai
sumber pustaka. Hasil hipotesis dikerjakan dalam lembar kerja peserta didik
sebagai berikut.
5. Mengomunikasikan.
Peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang mengelompokkan gerak tradisi
berdasarkan nilai dan jenisnya.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama peserta didik menyimpulkan tentang gerak tradisi
berdasarkan nilai dan jenisnya.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang tari
tradisi yang disukai, sehingga muncul rasa bangga terhadap berbagai gerak
dalam tari tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.
Kegiatan Pembelajaran 8
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 8 tujuan kegiatan pembelajarannya adalah
Peserta didik menyimpulkan nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi dan
jenisnya. Indikator tujuan kegiatan pembelajaran 8 adalah peserta didik akan
mendiskusikan tentang pengalaman penting yang didapat, manfaat serta tindak lanjut
setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi dari
berbagai sumber belajar baik media cetak maupun video. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan adalah lebih pada penguatan kompetensi pengetahuan dan afektif. Peserta
didik dapat mengulangi materi di pertemuan 1 sampai pada pertemuan 7 kemudian
mendiskusikan pengalaman penting yang didapat, manfaat serta tindak lanjut setelah
mendapatkan materi nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi, dan
memperhatikan fenomena atau objek materi dengan teliti sehingga terkumpul
sejumlah informasi.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran 8
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada prosedur kegiatan pembelajaran 8
menggunakan model pembelajaran inkuiri, meliputi orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan
kesimpulan. Guru mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran, menumbuhkan motivasi dari kebermaknaan tujuan, proses dan
keterlibatan dalam belajar. Guru membantu peserta didik untuk mengoneksikan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran terdiri dari komponen persiapan mengajar,
kegiatan pengajaran di kelas dan kegiatan pembelajaran alternatif. Rekomendasi
alokasi waktu yang digunakan untuk prosedur kegiatan pembelajaran 8 adalah 1 kali
pertemuan (2x40 menit).
1. Persiapan Pengajaran
A. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
pembelajaran 8 meliputi Modul Ajar, materi, dan bentuk evaluasi.
B. Guru menyiapkan media yang akan digunakan yaitu berupa video tari, power
point, gambar atau foto yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
tentang konsep tari tradisi, serta sumber referensi yang berupa buku bacaan
misalnya saja buku berjudul Djawa dan Bali Dua Pusat Perkembangan Seni
Drama Tradisional di Indonesia (Soedarsono, 1972), Seni Pertunjukan
Indonesia di Era Globalisasi (Soedarsono, 2002).
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati.
Peserta didik melakukan orientasi dengan mengamati materi pembelajaran
mulai dari pertemuan 1-7, sebelum peserta didik dapat mendiskusikan
pengalaman penting yang didapat, manfaat serta tindak lanjut setelah
mendapatkan materi nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi.
2. Menanya.
Peserta didik didorong untuk merumuskan pertanyaan sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati gambar dan video tari tradisi.
3. Mengumpulkan informasi.
Peserta didik berdiskusi dengan temannya tentang pengalaman penting yang
didapat, manfaat, serta tindak lanjut setelah mendapatkan materi nilai-nilai
yang terkandung dalam tari tradisi dari berbagai sumber bacaan atau teks
deskriptif yang diberikan oleh guru.
4. Mengasosiasi.
Peserta didik membentuk kelompok, kemudian menguji hipotesis dari hasil
diskusi dengan temannya berdasarkan pengumpulan data dari berbagai
sumber pustaka. Hasil hipotesis dikerjakan dalam lembar kerja peserta didik
sebagai berikut.
5. Mengomunikasikan.
Peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang pengalaman penting yang didapat,
manfaat, serta tindak lanjut setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama peserta didik menyimpulkan dan mendiskusikan tentang
pengalaman penting yang didapat, manfaat serta tindak lanjut setelah
mendapatkan materi nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang
pengalaman penting yang didapat, manfaat serta tindak lanjut setelah
mendapatkan materi nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi..
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.
Kegiatan Pembelajaran 9
Pokok-Pokok Materi
Pada prosedur kegiatan pembelajaran 9 tujuan kegiatan pembelajarannya adalah
peserta didik mampu menghargai keunikan dan keberagaman budaya yang terdapat
dalam tari tradisi dan jenis tari tradisi. Indikator tujuan kegiatan pembelajaran 9
adalah peserta didik akan mendeskripsikan dampak sikap setelah mendapatkan materi
nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi dari berbagai sumber belajar baik media
cetak maupun video. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah lebih pada
penguatan kompetensi afektif.
1. Persiapan Pengajaran
A. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati.
Peserta didik melakukan orientasi dengan mengamati gambar dan video tari
tradisi dari berbagai propinsi yang ada di Indonesia, sebelum peserta didik
dapat mendeskripsikan dampak sikap setelah mendapatkan materi nilai-nilai
yang terkandung dalam tari tradisi.
2. Menanya.
Peserta didik didorong untuk merumuskan pertanyaan sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan.
3. Mengumpulkan informasi.
Peserta didik berdiskusi dengan temannya untuk mendiskusikan tentang
pengalaman penting yang didapat, manfaat serta tindak lanjut, dan
mendeskripsikan dampak sikap setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi.
4. Mengasosiasi.
menguji hipotesis dari hasil diskusi dengan temannya berdasarkan materi
yang dusah dipelajari sejak pertemuan 1 sampai dengan 8. Hasil hipotesis
dikerjakan dalam lembar kerja peserta didik sebagai berikut.
5. Mengomunikasikan.
Peserta didik menuliskan hasil laporan diskusinya serta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang pengalaman penting yang didapat,
manfaat, serta tindak lanjut setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi.
C. Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama peserta didik menyimpulkan dan mendiskusikan tentang
pengalaman penting yang didapat, manfaat serta tindak lanjut setelah dapat
mendiskusikan dampak sikap setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang
terkandung dalam tari tradisi.
2. Melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik tentang hasil
diskusi.
3. Penugasan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.
F. REFLEKSI
Refleksi Guru:
Setelah guru melakukan serangkaian dalam prosedur kegiatan pembelajaran pada
unit 1, lakukanlah refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan melalui
pertanyaan-pertanyaan berikut.
Tabel 1.11 Tabel Refleksi Guru
Nilai ukur
No. Pernyataan Alasan
Ya Tidak
G. ASESMEN/PENILAIAN
Asesmen/Penilaian
Untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran pada unit 1 ini, berikut ini adalah
instrumen yang dapat digunakan dalam fase pembelajaran mengalami, mencipta,
berpikir dan bekerja artistik, dan refleksi, serta berdampak sebagai berikut.
Fase mengalami
Dalam fase ini guru dapat menggunakan format penilaian unjuk kerja dengan skala
penilaian beserta rubriknya, seperti berikut.
Tabel 1.12 Penilaian Unjuk Kerja Pada Fase Mengalami Pada Prosedur
Kegiatan Pembelajaran 1
Penilaian
No Aspek yang dinilai
20 15 10
Total
Penilaian
Aspek yang
No
dinilai
20 15 10
1. Kejelasan Jika peserta didik Jika peserta didik Jika peserta didik
tentang mampu mampu mampu
2. Identifikasi Jika peserta didik Jika peserta didik Jika peserta didik
tari tradisi mampu mampu mampu
menjelaskan 3 menjelaskan 2 menjelaskan 1
identifikasi tari identifikasi tari identifikasi tari
tradisi tradisi tradisi
3. Fungsi tari Jika peserta didik Jika peserta didik Jika peserta didik
tradisi mampu mampu mampu
menjelaskan 3 menjelaskan 2 menjelaskan 1
Fungsi tari Fungsi tari Fungsi tari tradisi
tradisi tradisi
4. Ciri-ciri tari Jika peserta didik Jika peserta didik Jika peserta didik
tradisi mampu mampu mampu
menjelaskan 3 menjelaskan 2 menjelaskan 1
ciri-ciri tari ciri-ciri tari ciri-ciri tari tradisi
tradisi tradisi
5. Contoh tari Jika peserta didik Jika peserta didik Jika peserta didik
tradisi mampu mampu mampu
menjelaskan 10 menjelaskan 7 menjelaskan 5
contoh tari contoh tari contoh tari tradisi
tradisi tradisi
Tabel 1.14 Penilaian Unjuk Kerja Fase Mengalami pada Prosedur Kegiatan
Pembelajaran 2
Penilaian
No Aspek yang dinilai
20 15 10 5
Total
Tabel 1.16 Penilaian Unjuk Kerja Fase Mengalami pada Prosedur Kegiatan
Pembelajaran 3
Penilaian
No Aspek yang dinilai
25 20 15 10
Kelompok
Nama
Kelas
Tanggal Pengamatan
Materi pokok
Deskripsi indikator
Kriteria
Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Butir penilaian
Nama
Memperh- Menden- Komuni-
No peserta Kerjasama Toleransi
atikan garkan kasi
didik
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Nusaybah
2. Haidar
3.
Catatan: berilah tanda centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria
Kolom aspek diisi dengan angka sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1 = Kurang, 2 = Cukup,
3 = Baik
Fase Mencipta
Dalam hal ini guru dapat menggunakan format penilaian seperti berikut.
Tabel 1.21 Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian
No Aspek yang dinilai
25 20 15 10
1. Ide/gagasan
2. Kreativitas
4. Presentasi
Penilaian
No Aspek yang dinilai
25 20 15 10
1. Ide/gagasan
2. Kreativitas
4. Presentasi
Merefleksi
Dalam fase merefleksi guru dapat menilai kemampuan pesera didik dalam
mendiskusikan tentang pengalaman penting yang didapat, manfaat serta tindak lanjut
setelah mendapatkan materi nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisi. Guru dapat
menggunakan format penilaian seperti berikut.
Tabel 1.25 Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian
No Aspek yang dinilai
25 20 15 10
1. Ide/gagasan
2. Kreativitas
4. Presentasi
Dalam fase ini guru dapat menilai sikap dari peserta didik yang mencerminkan sikap
kritis, kreatif, inovatif, dan sikap saling bekerjasama antar peserta didik. Adapun
rubrik penilaian yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut.
Penilaian Sikap
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Materi Pokok : …………………………
Petunjuk pengamatan
1. Lingkarilah nilai yang dianggap sesuai dengan kondisi peserta didik di setiap
kategori.
2. Penilaian dilakukan dengan memberikan deskripsi terhadap hasil penilaian.
3. Indikator rubik penilaian dapat dilihat pada tabel berikut.
Indikator
Aspek
No
penilaian
1 2 3
1. Sikap kritis Selalu ingin tahu, Selalu ingin tahu Tidak ingin tau
bertanya, dan namun tidak dan tidak bertanya
mencoba berani bertanya
melakukannya
sendiri
Pengayaan
Guru memberikan berbagai sumber informasi berupa buku, artikel, dan video
pertunjukan tari pada peserta didik. Mengajak peserta didik untuk mendiskusikan hal-
hal yang sulit dipahami dan perlu ditanyakan lebih lanjut dilakukan di luar jam
pelajaran
Remedial
Remedial diberikan kepada siswa yang mendapat kriteria paham sebagian dan tidak
paham dengan kegiatan mengulang pembelajaran di luar jam pelajaran.
LAMPIRAN
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Materi Pokok : …………………………
Pengertian
Identifikasi Fungsi tari Ciri-ciri tari Contoh tari
No tari
tari tradisi tradisi Tradisi tradisi
Tradisi
1.
2.
3.
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Materi Pokok : …………………………
Menurut Ciri-ciri tari rakyat Ciri-ciri tari klasik Ciri-ciri tari kreasi
Koreografinya
baru
…………………... …………………... …………………...
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Materi Pokok : …………………………
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Materi Pokok : …………………………
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Materi Pokok : …………………………
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Materi Pokok : …………………………
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Materi Pokok : …………………………
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Nilai-nilai yang
Manfaat yang
No terkandung dalam tari Tindak lanjut
didapatkan
tradisi
Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Tanggal : …………………………
Materi Pokok : …………………………
tari.
C. GLOSARIUM
afektif: segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, watak, perilaku, minat, emosi, dan
nilai yang ada di dalam diri setiap individu.
analisis: penjabaran dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam berbagai macam
bagian komponennya dengan maksud agar kita dapat mengidentifikasi atau
mengevaluasi berbagai macam masalah yang akan timbul pada sistem, sehingga
masalah tersebut dapat ditanggulangi, diperbaiki atau juga dilakukan
pengembangan.
apresiasi: kegiatan mengartikan serta menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni,
serta menjadi sensitif mengenai gejala estetis dan artistik, sehingga dapat
menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya.
audio visual: teknologi atau alat pengantar pesan yang bersifat suara dan gambar
(sesuatu yang dapat dipandang).
baya mangap: yaitu jari empat merapat lurus, ibu jari membuka kesamping.
berpikir kritis: cara berpikir manusia untuk merespon sesuatu dengan menganalisis
fakta untuk membentuk penilaian.
cooperatif learning: suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif
sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
deskripsi: teks atau paragraf yang menggambarkan suatu objek.
discovery learning: proses untuk memahami suatu konsep dari materi secara aktif dan
mandiri untuk kemudian diperoleh suatu simpulan.
evaluasi: evaluasi adalah proses menentukan nilai untuk suatu hal atau objek
berdasarkan acuan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
eksplorasi: penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih
banyak (tentang keadaan).
experiental learning: merupakan sebuah proses pembelajaran dimana para pembelajar
menggabungkan pengetahuan, keterampilan dan nilai melalui pengalaman-
pengalaman langsung.
fase: tahap, tingkatan, masa.
gerak stilatif: merupakan gerak yang telah mengalami proses pengolahan
(penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah.
gerak distorsif : merupakan pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya
dan merupakan salah satu proses stilasi.
gerak representatif: yaitu gerakan yang diangkat atas dasar usaha imitative dari
berbagai objek tertentu sehingga gerakan yang dipresentasikan memiliki
kemiripan dengan objek tersebut.
gerak non representatif: yaitu gerakan yang tidak menggambarkan apapun kecuali
semata-mata mengandalkan kemampuan dari tubuh dalam menterjemahkan
pola ruang dan waktunya yang khas.
gerak feminim: disebut juga gerak wanita, merupakan gerak yang condong memakai
volume yang menyudut atau menyempit serta berkesan halus, mudah dan gesit.
gerak maskulin: disebut juga gerak laki-laki, merupakan kebalikan dari gerak
feminim yakni gerak yang condong memakai volume gerak atau ruangan yang
luas memberikan kegagahannya dengan kesankesan patah-patah dan kuat.
gobesan: yakni sikap kepala menggeleng.
gedheg manthuk: yaitu sikap kepala yang menjulur ke depan dan kepala menekan
leher.
gedheg (putaran): yaitu sikap kepala ditekan ke belakang dan berakhir condhong ke
samping kanan.
gedheg lenggutan: yaitu sikap kepala ditarik ke belakang dan menjulur ke depan.
gedrugan: yaitu membunyikan gongseng.
gedheg ula ngelangi: yaitu sikap kepala condong ke kanan dan condong ke kiri.
gejegan: kedua kaki menggeser ke samping dengan langkah kecil.
hipotesis: jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya. dugaan jawaban tersebut merupakan
kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data
yang dikumpulkan melalui penelitian.
identifikasi: suatu tindakan proses meneliti, mencari, menemukan, mencatat informasi
dan data mengenai sesuatu, fakta, atau seseorang improvisasi: penciptaan atau
pertunjukan sesuatu (pembawaan puisi, musik, tari, dan sebagainya) tanpa
persiapan lebih dahulu.
indikator: suatu hal yang dapat digunakan sebagai petunjuk atau standar dasar sebagai
acuan dalam mengukur adanya perubahan pada suatu kegiatan atau kejadian.
inkuiri: berasal dari kata toinquireyang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan.
interpretasi: penjelasan yang memuat makna atau sudut pandang, dalam sudut
pandang teoritis dari suatu objek, pemikiran tersebut dihasilkan dari
pertimbangan yang cermat dan sangat dipengaruhi oleh latar belakang orang
yang membuat penjelasan tersebut.
instrumen: suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
kognitif: suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,
menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
kontemporer: kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan
kondisi waktu yang sama atau saat ini.
kritik tari: uraian pembahasan serta penilaian suatu kenyataan unsur-unsur karya tari
untuk mempertimbangkan baik buruknya sehingga dapat menjadi bahan
evaluasi bagi koreografer maupun bagi khalayak seni tari pada umumnya.
kritikus: istilah umum yang merujuk kepada seseorang yang memiliki keahlian dalam
menyampaikan pertimbangan, melakukan pengkajian dan pembahasan tentang
baik atau buruknya sesuatu.
kualitas gerak: merupakan efek gerak yang dihasilkan akibat dari cara penggunaan
tenaga seperti: gerak mengayun, gerak perkusi, gerak bergetar, gerak lamban,
dan gerak menahan.
labas: yaitu gerak berjalan.
level gerak: tingkat ketinggian yang mampu dijangkau oleh penari saat melakukan
suatu gerakan, bisa tinggi, sedang, dan rendah.
literasi: kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, hingga mampu berpikir
kritis.
materi pembelajaran: bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk
menguasai kompetensi dasar.
model pembelajaran : adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru
serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
D. DAFTAR PUSTAKA
Hastanto, Sri dan Yakob Soemardjo. 2007. Taksonomi Seni: Gambaran Umum dan
Penjabarannya. ISI Press.
Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama.
Jazuli, M. 2008. Pendidikan Seni Budaya; Suplemen Pembelajaran Seni Tari.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Rahayuningtyas, Wida. 2012. Tari Topeng Malang; Buku Pegangan Mata Kuliah
Vokasi Tari Malang. Malang: UM Press.
Sumardjo, Jacob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.
Soedarsono, RM. 1972. Djawa Dan Bali Dua Pusat Perkembangan Seni Drama
Tradisional Di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Soedarsono, RM. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sumaryono. 2017. Antropologi Tari dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta:
Media Kreativitas.
Soedarso. 2006. Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi dan Kegunaan Seni.
Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Press.
Sedyawati, Edi. Dkk. 1986. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah
Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kussudiardja, Bagong. 2000. Bagong Kussudiardja; Dari Klasik Hingga
Kontemporer. Yogyakarta: Padepokan Press.
Hidajat, Robby. 2013. Kreativitas Koreografi. Malang: Surya Pena Gemilang.
Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari. Terj. Sal Murgiyanto Jakarta: Dewan
Kesenian Jakarta.
Hawkins, Alma. 1990. Mencipta Lewat Tari. Terj. Sumandiyo Hadi.
Hawkins, Alma. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati. terj. I Wayan Dibya.
Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Semarang: Unesa
University Press.
Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.
Jazuli, M. 2008.Pendidikan Seni Budaya; Suplemen Pembelajaran Seni Tari.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Kuswarsantyo, (2014). Seni Jathilan dalam Dimensi Ruang dan Waktu. Jurnal
Kajian Seni. Vol. 01, No 01, November 2014;48-59.
Masunah, Juju, dan Narawati. 2012. Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: P4ST
UPI.
Kreativitas.
Sedyawati, Edi. Dkk. 1986. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah
Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Smith, Jacqueline. 2010. “Dance composition” A Practical Guide to creative
success in dance making. Methuen Drama.
Smith, Jacqueline. 1983. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. terj.
Ben Suharto. Soewardjo, B. Kristiono. 2013. Bahan Ajar Olah Tubuh.
Jakarta: JST-FBS-UNJ
Bonus
CP
ATP
KKTP
LKPD
PROTA
SEMESTER 1 PROMES
SEMESTER 2 KALDIK
BUKU PDF
DAPATKAN SEKARANG
PERLU BANTUAN?
HUBUNGI ADMIN
admguru.com
0821 2662 7001