Modul p5 Kearifan Lokal (Makanan Dan Minuman Tradisional)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 40

MODUL PROYEK

PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Tema : Kearifan Lokal


Sub tema : Makanan dan minuman Tradisional

I. Informasi Umum
A Identitas Penulis Modul Tim Fasilitator Projek Kearifan Lokal FASE D
B Nama Instansi SMP Negeri 1 Purworejo
C Sasaran dan materi Topik 1 : Pengolahan Makanan dan Minuman
Tradisional
a. Jenis-jenis makanan dan minuman khas
tradisional.
b. Materi tentang teknik pengolahan makanan
dan minuman khas tradisional.
D Target Peserta didik 192 siswa kelas 7 tahun ajaran 2024/ 2025
E Relevansi tema dan Dengan memahami dan melakukan praktik
topik membuat dan mensajikan makanan dan minuman
projek untuk satuan tradisional yang didokumentasikan dalam bentuk
pendidikan laporan dan video pembuatan dan pensajian
makanan tradisional dari berbagai daerah sekitar,
maka akan mendorong peserta didik untuk
mencintai kebudayaan dan kearifan lokal di daerah
sekitar.

II. Komponen Inti


A. Deskripsi Singkat Projek
Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam budaya
dan sumber daya alam, dari hal tersebut maka muncul berbagai macam jenis
makanan dan minuman tradisional yang menjadi warisan dari nenek moyang
bangsa Indonesia. Makanan dan minuman tradisional merupakan bagian
penting dari warisan budaya yang mencerminkan identitas, nilai-nilai, dan
kearifan lokal suatu daerah. Setiap makanan dan minuman tradisional
memiliki sejarah dan filosofi yang erat kaitannya dengan adat istiadat dan
kebiasaan masyarakat setempat. Oleh karena itu, mengenalkan dan
melestarikan makanan tradisional penting untuk menjaga keragaman budaya
dan mempertahankan kearifan lokal di tengah perkembangan zaman.
Projek ini bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan makanan
dan minuman tradisional sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Siswa SMP Negeri 1 Purworejo akan mengeksplorasi kuliner tradisional khas
Purworejo dan daerah sekitarnya, seperti clorot dan geblek. Mereka akan
mempelajari bahan, teknik pembuatan, dan nilai budaya di balik makanan
tersebut. Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan dapat menghargai warisan
kuliner lokal, memperkuat identitas daerah, serta mengembangkan
kemampuan kolaborasi melalui pameran makanan atau festival di sekolah.

B. Target Pencapaian Diakhir Fase


Setelah mengikuti kegiatan projek penguatan Profil Pelajar pancasila dengan
tema “Kearifan Lokal” peserta didik dapat :
1. Membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku menghargai
serta mengangkat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia
melalui makanan dan minuman tradisional yang dipercaya masyarakat
lokal secara turun-temurun sebagai warisan budaya .
2. Meningkatkan keterlibatan penilaian yang realitis terhadap
kemampuan dan minat serta prioritas pengembangan diri berdasarkan
pengalaman belajar dan aktivitas kelompok yang dilakukannya.
3. Peserta didik mampu merancang, membuat, dan mengkomunikasikan
produk makanan tradisional di daerah setempat berdasarkan teknik dan
prosedur yang tepat dan kreatif dalam mengolah makanan dan
minuman tradisional menjadi bernilai jual tinggi.
4. Menghasilkan solusi alternatif dengan mengadaptasi berbagai gagasan
dan umpan balik untuk menghadapi situasi dan permasalahan.
C. Alur Kegiatan Projek
1. Tahap Perkenalan
Tim fasilitasi :
a. Mensosialisasikan materi projek (pengertian,tujuan dan manfaat
kegiatan projek p5)
b. Memperkenalkan tema projek
c. Memperkenalkan elemen dan subelemen projek
2. Tahap kontekstualisasi
a. Peserta didik menggali informasi terkait tentang pengolahan
makanan tradisional
b. Mencermati jenis-jenis makanan tradisional khas sepeti clorot,
geblek, cucur, dan lemper.
3. Tahap Aksi
Peserta didik secara terencana, dan berkelanjutan mengenali
pengolahan makanan dan minuman tradisional : mengetahui jenis-
jenis atau nama makanan dan minuman tradisional yang ada di
lingkungan masyarakat setempat beserta filosofi penamaan makanan
tradisional, mempelajari bahan-bahan makanan tradisional beserta
proses pengolahannya di kelas masing-masing. Kemudian secara
kreatif peserta didik dapat membuat makanan dan minuman tradisional
menjadi bernilai jual tinggi misalnya dengan kemasan yang menarik
atau dikreasikan bentuk makanan dan minumannya. Menyajikan
makanan dan minuman tradisional dan kemudan mendisplaykannya di
depan ruang kelas masing-masing.

D. Dimensi, elemen, dan Subelemen dari PPP


Dimensi Profil Elemen dan Sub Target Pencapaian di
Pelajar Pancasila Elemen Profil Akhir Fase D
Pembelajaran Pancasila
Kebhinekaan Global Mengenal dan Menjelaskan identitas diri
menghargai budaya yang terbentuk dari
Mendalami budaya dan budaya bangsa
identitas budaya
Gotong Royong Kolaborasi Menyelaraskan tindakan
Kerjasama sendiri dengan tindakan
orang lain untuk
melaksanakan kegiatan
dan mencapai tujuan
kelompok di lingkungan
sekitar serta memberi
semangat kepada orang
lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan
bersama
Koordinasi Sosial Membagi peran dan
(melakukan koordinasi menyelaraskan tindakan
demi pencapaian tujuan dalam kelompok serta
bersama) menjaga tindakan agar
selaras untuk mencapai
tujuan bersama

E. Asesmen
Rubrik Perkembangan Subelemen terlampir.
F. Pertanyaan Pemantik
 Mengapa di setiap daerah memiliki makanan khas atau tradisional?
 Menurutmu, mengapa penting untuk melestarikan makanan tradisional
di era modern ini?
 Bagaimana peran generasi muda dalam menjaga dan memperkenalkan
makanan tradisional kepada masyarakat luas?
G. Remidial dan Pengayaan
Kegiatan remedial dalam kegiatan proyek pengolahan makanan tradisional ini
dilakukan dengan memberikan bimbingan kepada peserta didik yang belum
faham dalam proses pengolahannya, mengoreksi ulang hasil olahan yang telah
dibuat, apakah sudah sesuai dengan cara pengolahannya.
H. Refleksi Peserta didik dan Pendidik
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya memahami materi yang telah disampaikan
fasilitator (guru)
2. Saya berpartisipasi aktif dalam kegiatan projek
3. Saya bekerja dengan baik dalam tim dan memberikan
kontribusi
4. Saya mengalami kesulitan selama projek dan dapat
mengatasinya
5. Saya merasa senang dengan dengan hasil projek yang
telah dikerjakan
6. Saya dapat mengelola waktu dengan baik selama
pelaksanaan projek
7. Saya mendapatkan ketrampilan baru dalam projek ini
8. Apa yang kamu pelajari hari ini?
9. Apa yang paling kamu sukai dari projek hari ini?
10. Apa yang menurutmu perlu diperbaiki dari proses hari
ini?
11. Jika kalian diminta memberikan bintang 1-5 berapa
bintang yang akan kalian berikan pada usaha yang telah
kalian lakukan hari ini?

Link:
https://forms.gle/8PGFEVnLVvucnq1K7
III. Lampiran
1. Rubrik Perkembangan Sub-Elemen
2. Rubrik Penilaian Mind Map dan Presentasi
3. Jadwal Kegiatan
4. Jurnal Harian
5. Format Presentasi Kelompok Makanan Tradisional
6. Format Presentasi Kelompok Minuman Tradisional
7. Format laporan
8. Bahan bacaan

Daftar Pustaka

Pusat Asesmen dan Pembelajaran BPPP Kemendikbud Ristek. 2021. Panduan


Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta:
Kemendikbud Ristek
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
009/ 009/H/ KR/ 2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil
Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka

Purworejo, 28 September 2024


Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Koordinator Projek

Tuwuh Sutrisno, S.Pd., M.M.Pd. Della Arinta Saputri, S.Pd


NIP 196510061986011001 NIP 199708252024212048
Lampiran 1. Rubrik Perkembangan Sub-Elemen

Rubrik Perkembangan Sub-Elemen Antar Fase


Berkebhinekaan Global
Elemen/ Mulai Sedang Berkembang Sangat
Sub elemen Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Berkembang
Mengenal dan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
menghargai belum dapat mulai mampu mampu sangat mampu
budaya mengenal, mengenal mengenal, mengenal,
menghargai, dan sebagian, menghargai, dan menghargai,
Mendalami memahami menghargai, dan memahami memahami,
budaya dan macam makanan memahami macam makanan menyajikan, dan
identitas budaya dan minuman macam makanan dan minuman membuat
tradisional dan minuman tradisional macam makanan
sebagai warisan tradisional sebagai warisan dan minuman
bangsa. sebagai warisan bangsa. tradisional
bangsa. sebagai warisan
bangsa.

Rubrik Perkembangan Sub-Elemen Antar Fase


Gotong-royong
Elemen/ Mulai Sedang Berkembang Sangat
Sub elemen Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Berkembang
Kolaborasi dan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
koordinasi belum mampu mulai mampu mampu sangat mampu
sosial melakukan melakukan melakukan melakukan
(melakukan kolaborasi dan kolaborasi dan sebagian kolaborasi dan
koordinasi koordinasi sosial koordinasi sosial kolaborasi dan koordinasi sosial
demi (melakukan (melakukan koordinasi sosial secara penuh
pencapaian koordinasi demi koordinasi demi (melakukan (melakukan
tujuan pencapaian pencapaian koordinasi demi koordinasi demi
bersama) tujuan bersama). tujuan bersama). pencapaian pencapaian
tujuan bersama). tujuan bersama).
Lampiran 2. Rubrik Penilaian

Rubrik Penilaian Mind Map

Aspek
Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Penilaian
Elemen Beberapa elemen Mindmap Mindmap Mindmap
Mindmap dan informasi memuat hampir memuat semua memuat semua
penting dalam semua elemen elemen yang elemen yang
mindmap tidak yang diperlukan diperlukan diperlukan dan
tercantumkan dan informasi- informasi-
informasi utama informasi
yang diperlukan tambahan yang
mengandung
informasi utama
Akurasi konten Kurang dari 3 3-4 fakta akurat 5-6 fakta akurat Lebih dari 7
fakta akurat yang yang disajikan yang disajikan fakta akurat
disajikan dalam dalam mindmap dalam mindmap yang disajikan
mindmap dalam mindmap
Ilustrasi Ilustrasi Semua gambar Semua gambar Semua gambar
pendukung pendukung tidak dan ilustrasi dan ilustrasi dan ilustrasi
kontekstual berkaitan dengan berkaitan berkaitan berkaitan dnegan
topik atau dengan topik. dengan topik topik dan
ilustrasi yang Semua ilustrasi dan hampir membuat
tidak dibuat yang pendukung seluruhnya informasi lebih
sendiri tidak yang tidak membuat mudah
mencantumkan dibuat sendiri informasi lebih dipahami.
sumbernya dituliskan mudah Semua ilustrasi
sumbernya dipahami. yang pendukung
Semua ilustrasi yang tidak
yang pendukung dibuat sendiri
yang tidak dituliskan
dibuat sendiri sumbernya
dituliskan
sumbernya
Desain yang Mindmap Desain mindmap Desain dan tata Desain dan tata
menarik dikerjakan menarik, letak informasi letak informasi
kurang menarik meskipun tidak menarik, sangat menarik,
dan kurang rapi terlalu rapi dikerjakan dikerjakan
dengan rapi dengan rapi
Tata Bahasa Kesalahan tata Kesalahan tata Kesalahan tata Tidak ada
Bahasa lebih dari Bahasa 3-7 Bahasa kurang kesalahan tata
7 dari 3 Bahasa pada
mindmap

Rubrik Penilaian Presentasi


Aspek Kriteria Cukup Baik Sangat
Penilaian Baik Baik
Kejelasan ide 1. Menceritakan informasi, temuan 1 kriteria 2-3 kriteria 4 kriteria
dan dan argumen dengan bukti terpenuhi terpenuhi terpenuhi
informasi pendukung yang kuat
2. Penjelasan mudah dimengerti
3. Memilih informasi,
mengembangkan ide sesuai dengan
kebutuhan
4. Melengkapi alternatif solusi atau
memberikan pendukung lain
sebagai pelengkap
Pengetahuan 1. Memenuhi semua informasi yang 1 kriteria 2 kriteria 3 kriteria
informasi diminta (termasuk sumber terpenuhi terpenuhi terpenuhi
referensi)
2. Memberikan pendahuluan yang
menarik, dan kesimpulan yang
tajam
3. Mengelola waktu persentasi
dengan baik
Gesture dan 1. Menjaga kontak mata dengan 1 kriteria 2-3 kriteria 4 kriteria
penampilan pendengar terpenuhi terpenuhi terpenuhi
2. Menjaga gestur tubuh dengan baik
3. Percaya diri
4. Baju rapi
Penyampaian 1. Bicara jelas 1-2 3-4 kriteria 5 kriteria
2. Tidak terlalu cepat/lambar kriteria terpenuhi terpenuhi
3. Suara lantang terpenuhi
4. Intonasi yang menarik pendengar
5. Menggunakan bahasa Indonesia
yang baik
Kelengkapan 1. Menggunakan media pelengkap 1 kriteria 2 kriteria 3 kriteria
presentasi untuk mempermudah atau terpenuhi terpenuhi terpenuhi
memperkuat informasi
2. Media menarik
3. Media unik
Respon 1. Bisa menanggapi pertanyaan 1 kriteria 2 kriteria 3 kriteria
pertanyaan dengan jelas dan lengkap terpenuhi terpenuhi terpenuhi
pendengar 2. Mengkonfirmasi pertanyaan dari
peserta
3. Mengakui kalau tidak tahu atau
menjelaskan bagaimana akan
mencari jawabannya
Partisipasi 1. Semua anggota berkontribusi 1 kriteria 2 kriteria 3 kriteria
dalam dengan waktu/materi yang terpenuhi terpenuhi terpenuhi
presentasi proposional
kelompok 2. Semua anggota bisa menjawab
pertanyaan secara keseluruhan
3. Kerjasama saat menanggapi
pertanyaan dari peserta
Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Rencana Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila

JADWAL KEGIATAN

HARI/TGL WAKTU KEGIATAN


SENIN, 07.00 - 08.00 Upacara Bendera
14 Oktober 2024 08.00 - 08.40 Sosialisasi proyek
08.40 - 09.20
DEBAT CALON OSIS
09.20 - 10.00
10.00 - 10.15 Istirahat
10.15 - 10.55
DEBAT CALON OSIS
10.55 - 11.35
11.35 - 12.05 Istirahat
12.05 - 12.45 Materi gizi
12.45 - 13.25 Laporan Harian (mengisi jurnal via G form)
SELASA, 07.00 - 07.40 Pembiasaan Salat Dhuha
15 Oktober 2024 07.40 - 08.20 Materi makanan tradisional
08.20 - 09.00 Materi makanan tradisional
09.00 - 09.40 Pembuatan PPT makanan tradisional
09.40 - 10.00 Istirahat
10.00 - 10.40 Pembuatan PPT makanan tradisional
10.40 - 11.20 Presentasi dan tanya jawab
11.20 - 12.00 Presentasi dan tanya jawab
12.00 - 12.30 Istirahat
12.30 - 13.10 Laporan Harian (mengisi jurnal via Gform)
RABU, 07.00 - 07.40 Pembiasaan Salat Dhuha
16 Oktober 2024 07.40 - 08.20 Materi minuman tradisional
08.20 - 09.00 Materi minuman tradisional
09.00 - 09.40 Pembuatan PPT minuman tradisional
09.40 - 10.00 Istirahat
10.00 - 10.40 Pembuatan PPT minuman tradisional
10.40 - 11.20 Presentasi dan tanya jawab
11.20 - 12.00 Presentasi dan tanya jawab
12.00 - 12.30 Istirahat
12.30 - 13.10 Laporan Harian (mengisi jurnal via Gform)
KAMIS, 07.00 - 07.40 Pembiasaan Salat Dhuha
17 Oktober 2024 07.40 - 08.20 Pembuatan kuis cerdas cermat
08.20 - 09.00 Pembuatan kuis cerdas cermat
09.00 - 09.40 Cerdas cermat
09.40 - 10.00 Istirahat
10.00 - 10.40 Membuat desian display
10.40 - 11.20 Membuat desian display
11.20 - 12.00 Presentasi
12.00 - 12.30 Istirahat
12.30 - 13.10 Laporan Harian (mengisi jurnal via Gform)
JUMAT, 07.00 - 08.00 Literasi Agama
18 Oktober 2024 08.00 - 08.40 Membuat makanan dan minuman tradisional
08.40 - 09.20 Membuat makanan dan minuman tradisional
09.20 - 09.35 Istirahat
09.35 - 10.15 Display makanan dan minuman tradisional
10.15 - 10.55 Laporan Harian (mengisi jurnal via Gform)
SABTU, 07.00 - 07.40 Pembiasaan Salat Dhuha
19 Oktober 2024 07.40 - 08.20 Editing video
08.20 - 09.00 Editing video
09.00 - 09.20 Istirahat
09.20 - 10.00 Pembuatan laporan
10.00 - 10.40 Presentasi dan menonton video hasil editing
siswa
10.40 - 11.00 Istirahat
11.00 - 11.40 Presentasi dan menonton video hasil editing
siswa
121.40 - 12.20 Laporan Harian (mengisi jurnal via Gform)
Lampiran 4. Format Presentasi Kelompok Makanan Tradisional

Link:
https://docs.google.com/presentation/d/17_wusJVAV8Thke_2qrme1psbtw-hW3oT/edit
Lampiran 5. Format Presentasi Kelompok Minuman Tradisional

Link:
https://docs.google.com/presentation/d/179bLliCv2R4Cgf5_si8EUdj0C3CA7kPe/edit
Lampiran 6. Format Presentasi Display Kelompok Makanan dan Minuman Tradisional

Link:
https://docs.google.com/presentation/d/1bSQm84fetZQgNlts7oM8W1rK9cdUWGk9/edit
Lampiran 7. Format Laporan

Link :
https://docs.google.com/document/d/1tuNRHGJTBnx5M0LyB6EQSdu-2GgPGEUq/edit
BAHAN BACAAN

PROJEK PENGUATAN PROFIL


PELAJAR PANCASILA

KEARIFAN LOKAL
MAKANAN DAN MINUMAN
TRADISIONAL

TIM PENYUSUN
Anak-anak yang hebat pernahkah kalian berkunjung kesuatu daerah dan menikmati
makanan dan minuman asal daerah tersebut? Makanan dan minuman tradisional apa yang paling
kalian sukai?
Pernahkah kalian berfikir bahwa dibalik nama makanan dan minuman yang kalian pernah
santap ternyata punya makna mendalam. Yuk mari kita pelajari bersama terkait materi gizi,
makanan, dan minuman tradisional khususnya di daerah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dan
sekitarnya.

Sumber:desawisatabantul.com.

A. Gizi dalam Makanan dan Minuman Tradisional

Pemenuhan gizi seimbang sangat penting pada masa remaja. Gizi pada masa ini
penting baik untuk pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, maupun kematangan
seksual. Sehingga, asupan makanan dan minuman sehari-hari remaja harus cukup
menyediakan energi, protein, lemak, vitamin dan mineral, dan air yang dibutuhkan.
Selain itu, gizi pada masa remaja diperlukan untuk memberikan cadangan makanan yang
cukup apabila sakit, serta mencegah terjadinya penyakit kronik yang dapat muncul saat
dewasa seperti diabetes, hipertensi, jantung, osteoporosis, dan sebagainya. Terdapat 4

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 1


Pilar Gizi Seimbang yaitu mengonsumsi aneka ragam pangan, membiasakan perilaku
hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur untuk
mempertahankan berat badan normal.
Makanan dan minuman tradisional Indonesia merupakan bagian penting dari budaya
dan juga memiliki manfaat gizi yang tinggi. Makanan tradisional sering menggunakan
bahan-bahan alami yang kaya akan nutrisi, seperti karbohidrat, protein, lemak sehat,
vitamin, mineral, serta serat. Selain itu, penggunaan rempah-rempah dalam minuman
tradisional memberikan manfaat tambahan, seperti antioksidan dan sifat anti-inflamasi.
Dalam era modern, memahami kandungan gizi dari makanan dan minuman tradisional dapat
membantu kita menjaga kesehatan sekaligus melestarikan budaya kuliner.
1. Komponen Gizi dalam Makanan Tradisional
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama dalam banyak makanan tradisional
Indonesia. Misalnya, nasi, ketela, jagung, dan singkong merupakan bahan pokok
yang banyak ditemukan di berbagai daerah. Makanan ini tidak hanya
menyediakan energi tetapi juga mengandung serat yang penting untuk kesehatan
pencernaan.
 Nasi: Sumber energi utama bagi masyarakat Indonesia.
 Singkong dan Ketela: Sumber karbohidrat yang baik, kaya serat, dan dapat
diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti getuk, tiwul, atau singkong
rebus.
b. Protein
Protein dalam makanan tradisional sering ditemukan dalam tempe, tahu, ikan, dan
daging. Protein berfungsi untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh,
terutama penting pada usia anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa
pertumbuhan.
 Tempe dan Tahu: Sumber protein nabati yang sering diolah menjadi
masakan seperti tempe goreng, tahu bacem, dan tahu goreng.
 Ikan: Ikan laut seperti ikan tongkol, bandeng, atau cakalang mengandung
omega-3, yang baik untuk perkembangan otak dan kesehatan jantung.
c. Lemak Sehat

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 2


Lemak sehat dari santan dan ikan laut merupakan komponen penting dalam
beberapa makanan tradisional. Lemak memberikan energi tambahan dan
membantu penyerapan vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K.
 Santan: Digunakan dalam makanan seperti rendang, opor ayam, dan gulai.
Meski mengandung lemak jenuh, santan tetap bisa dikonsumsi dengan
jumlah yang moderat.
 Ikan Laut: Mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk fungsi otak
dan kesehatan jantung.
d. Vitamin dan Mineral
Sayur-sayuran dalam makanan tradisional seperti pecel, gado-gado, dan urap
menyediakan vitamin dan mineral yang esensial bagi tubuh. Misalnya, sayur-
sayuran hijau kaya akan vitamin A, C, serta zat besi yang penting untuk
pembentukan darah dan meningkatkan daya tahan tubuh.
 Vitamin A: Banyak ditemukan dalam sayuran hijau dan berfungsi untuk
menjaga kesehatan mata.
 Vitamin C: Meningkatkan daya tahan tubuh dan banyak terdapat pada
buah-buahan yang sering menjadi pelengkap makanan tradisional, seperti
jeruk nipis atau asam jawa.
e. Serat
Serat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit. Serat
biasanya ditemukan dalam sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang ada
dalam banyak masakan tradisional.
 Sayur Asam: Kaya serat dari berbagai jenis sayuran, membantu proses
pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama.
2. Minuman Tradisional Kaya Gizi
a. Wedang Jahe
Minuman ini memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
memperbaiki sirkulasi darah. Jahe yang kaya antioksidan dan zat anti-inflamasi
membantu menjaga kesehatan pencernaan dan meredakan sakit tenggorokan.
Wedang jahe sering disajikan dengan tambahan gula merah dan serai, yang
memberikan manfaat kesehatan tambahan.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 3


b. Bajigur
Bajigur merupakan minuman yang mengandung santan, jahe, dan gula aren.
Santan dalam bajigur memberikan lemak sehat yang dapat diserap tubuh,
sementara jahe meningkatkan kekebalan tubuh. Gula aren menyediakan energi
instan yang baik setelah aktivitas fisik.
c. Es Cendol
Minuman ini berbahan dasar tepung beras, santan, dan gula merah. Meski harus
dikonsumsi dengan porsi yang tepat karena kandungan gula yang tinggi, es cendol
tetap memberikan energi yang cukup, serta mengandung serat dari tepung beras
dan nutrisi dari santan.
3. Keseimbangan Gizi untuk Remaja
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan mental sangat pesat sehingga remaja
membutuhkan asupan gizi yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak. Makanan
tradisional dapat menjadi sumber gizi yang ideal bagi remaja karena kaya akan
karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Berikut adalah beberapa panduan
keseimbangan gizi untuk remaja:
1) Karbohidrat (50-60%): Sebagai sumber energi utama, karbohidrat dari nasi,
jagung, atau singkong sangat penting.
2) Protein (15-20%): Untuk mendukung pertumbuhan otot dan jaringan, remaja
membutuhkan asupan protein dari tempe, tahu, ikan, dan daging.
3) Lemak (20-30%): Lemak sehat dari ikan dan santan memberikan energi yang
dibutuhkan serta membantu penyerapan vitamin.
4) Serat, Vitamin, dan Mineral: Diperlukan untuk menjaga sistem pencernaan,
meningkatkan daya tahan tubuh, dan mendukung kesehatan tulang.
Keseimbangan gizi ini penting untuk mendukung aktivitas remaja yang membutuhkan
energi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Gizi yang seimbang juga membantu
remaja untuk mencapai pertumbuhan optimal dan mencegah masalah kesehatan seperti
obesitas, kekurangan nutrisi, atau penyakit kronis di kemudian hari.
4. Peran Makanan dan Minuman Tradisional dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengonsumsi makanan dan minuman tradisional tidak hanya baik untuk kesehatan,
tetapi juga merupakan upaya melestarikan warisan budaya. Di tengah gempuran makanan

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 4


cepat saji dan modern, makanan tradisional menawarkan pilihan yang lebih sehat dan
alami. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan dalam makanan tradisional biasanya lebih
mudah diakses dan diproduksi secara lokal, yang mendukung pertanian lokal dan
keberlanjutan lingkungan.
Memperkenalkan kembali makanan dan minuman tradisional kepada anak-anak dan
remaja juga merupakan langkah penting untuk menjaga keberlanjutan kuliner nusantara.
Dengan memadukan prinsip-prinsip gizi yang seimbang dalam makanan tradisional, kita
bisa memastikan generasi muda tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga kaya secara
budaya.
Kesimpulan
Makanan dan minuman tradisional Indonesia kaya akan gizi yang diperlukan oleh tubuh,
terutama pada masa remaja yang membutuhkan asupan nutrisi lebih tinggi. Dari karbohidrat,
protein, lemak sehat, serat, hingga vitamin dan mineral, semuanya dapat ditemukan dalam
makanan tradisional seperti nasi, tempe, tahu, ikan, serta minuman tradisional seperti
wedang jahe dan bajigur. Melalui konsumsi makanan yang seimbang, remaja dapat tumbuh
dengan sehat dan penuh energi, sekaligus menjaga warisan budaya Indonesia.

B. Makanan Tradisional
1. Melestarikan Makanan Tradisional Indonesia
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Bahkan, Indonesia
menjadi salah satu negara dengan keragaman budaya terbanyak di dunia. Bentuk-bentuk
budaya bangsa Indonesia, antara lain seni tari, seni pertunjukan, upacara adat, bahasa
daerah, dan pakaian tradisional.
Makanan tradisional dibuat tidak hanya untuk dimakan dan memberikan rasa
kenyang. Selain itu, makanan tradisional juga merupakan bagian dari kekayaan budaya
bangsa Indonesia. Makanan tradisional menjadi bagian dari budaya suatu masyarakat.
Kita mengenal rendang sebagai bagian budaya orang Minang. Gudeg tidak dapat
dilepaskan dari budaya masyarakat Yogyakarta. Masyarakat Bugis sangat lekat dengan
makanan berbahan ikan. Berbagai olahan sagu menjadi bagian budaya masyarakat
Maluku. Masih banyak contoh lain.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 5


Budaya masyarakat yang beragam menjadikan makanan tradisional Indonesia juga sangat
banyak. Banyak makanan tradisional yang memiliki makna mendalam. Makanan-
makanan tersebut menjadi simbol untuk menyampaikan nasihat-nasihat bijak. Jika
dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ajaran-ajaran kebaikan yang
disampaikan melalui makanan tradisional akan membawa kebaikan.
Salah satu masyarakat yang memiliki banyak makanan tradisional dengan makna
mendalam adalah masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa dikenal sebagai masyarakat yang
halus budi bahasanya. Masyarakat tradisional Jawa memiliki kebiasaan menyampaikan
suatu nasihat tidak secara langsung. Mereka menggunakan lambang-lambang atau kiasan-
kiasan. Salah satu lambang tersebut adalah makanan.Sayangnya, banyak makanan
tradisional Indonesia yang saat ini kurang begitu dikenal oleh generasi penerus, termasuk
makanan tradisional Jawa. Ajaran kebaikan pada makanan-makanan tersebut juga tidak
diketahui lagi.
Agar masakan tradisional tidak makin punah, menjadi kewajiban kita semua
untuk berperan serta melestarikannya. Melestarikan makanan tradisional berarti
melestarikan budaya bangsa. Kita dapat menunjukkan kecintaan terhadap masakan
tradisional Indonesia dengan berbagai cara. Kita dapat berusaha untuk sesering mungkin
memakannya, belajar membuatnya, atau menuliskannya. Cara lain adalah menampilkan
makanan tradisional di berbagai acara. Hal lain yang tidak kalah penting adalah kita
mempelajari maknanya. Kemudian, sedapat mungkin menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari hingga sifat-sifat baik melekat dalam diri kita.
2. Ragam Makanan Tradisional Jawa Tengah dan Filosofinya
a. Gebleg

Gebleg, makanan tradisional khas Purworejo, terbuat dari tepung singkong


yang dibentuk seperti angka delapan dan digoreng hingga renyah. Makanan ini
SMP NEGERI 1 PURWOREJO 6
memiliki makna filosofis yang mendalam. Gebleg melambangkan kesederhanaan
hidup masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada hasil bumi,
khususnya singkong. Bentuk angka delapan juga melambangkan keberlanjutan,
dimana kehidupan terus berputar seperti roda. Selain itu, gebleg juga
menggambarkan nilai kebersamaan dan gotong royong, karena makanan ini sering
kali dibuat dan dinikmati dalam kegiatan sosial atau acara keluarga di desa.
b. Clorot

Clorot adalah makanan tradisional khas Purworejo yang terbuat dari


adonan tepung beras, gula kelapa, dan santan, dibungkus dengan daun kelapa
muda (janur) yang dibentuk menyerupai kerucut. Filosofi dari clorot terletak pada
kesederhanaan dan kebersahajaan masyarakat desa. Penggunaan janur
mencerminkan keterikatan dengan alam dan rasa syukur atas hasil bumi. Proses
pembuatannya yang rumit melambangkan pentingnya kesabaran dan ketekunan
dalam kehidupan. Bentuknya yang sederhana tapi rasa manisnya menggambarkan
bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal sederhana dalam hidup.
c. Kue Lompong

Kue lompong adalah makanan khas Purworejo yang terbuat dari tepung
beras ketan, diisi dengan campuran lompong (batang daun talas), dan dibungkus
SMP NEGERI 1 PURWOREJO 7
dengan daun pisang. Secara filosofi, kue ini melambangkan ketahanan dan
kerendahan hati. Meskipun tampak sederhana dan berwarna hitam pekat dari luar,
kue lompong menyimpan rasa manis dan lezat di dalamnya, mengajarkan bahwa
sesuatu yang tampak biasa di luar bisa memiliki nilai dan kualitas tinggi di dalam.
Ini menggambarkan karakter masyarakat yang sederhana, namun kaya akan nilai-
nilai luhur.
Bahan utama seperti lompong juga mencerminkan keberdayaan lokal, di
mana masyarakat menggunakan bahan alami yang tumbuh di sekitar untuk diolah
menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai.
d. Apem

Apem (apam) adalah makanan tradisional yang dimasak dengan


pemanggang yang ada cetakannya. Bentuknya mirip serabi, tetapi lebih tebal.
Apem digunakan dalam berbagai kenduri dalam masyarakat Jawa.
Masyarakat di daerah Jatinom, Klaten, Jawa Tengah dan sekitarnya
mempercayai bahwa kue apem berasal dari Mekah. Kue ini dibawa oleh Ki
Ageng Gribig ketika kembali dari menunaikan ibadah haji. Ki Ageng Gribig
adalah seorang ulama pada zaman Mataram. Ki Ageng Gribig berdakwah
menyebarkan agama Islam, khususnya di Jatinom. Sekembali Ki Ageng Gribig
dari menunaikan ibadah haji, banyak orang berkumpul di rumahnya. Mereka ingin
mendengar cerita dan wejangan dari Ki Ageng Gribig. Sebelum mereka pulang,
Ki Ageng Gribig ingin membagikan oleh-oleh yang dibawanya dari Mekah secara
merata. Sayangnya, kue apem yang ada terlalu sedikit. Kue tersebut tidak
mencukupi untuk semua yang hadir. Ki Ageng Gribig pun meminta istrinya untuk
memasak kue apem agar semua yang hadir mendapat oleh-oleh.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 8


Kata apem diyakini berasal dari kata bahasa Arab, yaitu afwan atau
affuwun. Artinya adalah maaf atau ampunan. Karena masyarakat Jawa kesulitan
untuk mengucapkan kata dalam bahasa Arab tersebut, mereka pun menyebutnya
apem. Apem merupakan simbol permohonan ampun kepada Tuhan atas berbagai
kesalahan.
Apem berbentuk bulat. Hal ini melambangkan sebagai tempat berdoa.
Bentuk bulat juga menjadi lambang sarana penghubung dengan Tuhan. Apem
juga melambangkan kesederhanaan. Kesederhanaan terlihat dari bahan-bahan
pembuat apem. Bahan-bahan ini mudah didapatkan. Keserdahanaan juga tampak
dari proses pembuatan apem. Untuk membuat apem tidak membutuhkan waktu
lama. Rasa yang nikmat dari kue apem mengajarkan manusia tentang rasa syukur.
Makna lain dari apem adalah sebagai simbol dari sedekah. Hal ini sebagaimana
diajarkan oleh Ki Ageng Gribig dan istrinya. Mereka membagikan kue apem
kepada tetangga dan sanak saudara.
e. Lemper

Lemper adalah penganan yang terbuat dari ketan. Di dalamnya terdapat


isian. Isian lemper dapat berupa abon, daging sapi cincang, atau daging ayam
cincang. Lemper dibungkus dengan daun pisang. Lemper biasa disajikan dalam
berbagai acara, seperti resepsi pernikahan, pengajian, arisan, dan khitanan.
Lemper juga menjadi bagian dari beberapa upacara adat. Selain rasanya enak,
lemper juga menjadi simbol ajaran-ajaran luhur.
Dua tusuk bambu yang terdapat pada kedua ujung pembungkus lemper
melambangkan rukun Islam dan rukun iman. Lemper dibungkus dengan daun
pisang. Daun pisang pembungkus lemper diibaratkan sebagai segala hal yang
tidak baik dan sifat-sifat buruk.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 9


Untuk dapat menikmati lemper, orang harus membuka pembungkusnya
lebih dahulu. Selama kulit belum dibuka, kelezatan lemper tidak pernah dapat
dirasakan. Hal ini mengandung ajaran bahwa jika ingin mencapai kemuliaan
hidup, orang harus membersihkan diri lebih dahulu. Maksud membersihkan diri
adalah membuang segala yang tidak baik dan sifat buruk.
Setelah kulit lemper dibuka, lezatnya ketan dapat dinikmati. Ketan
diibaratkan kenikmatan kehidupan dunia. Kenikmatan yang dapat dicapai setelah
manusia membersihkan diri dari hal-hal buruk. Namun, kenikmatan ini sifatnya
hanya sementara. Kenikmatan kehidupan dunia bukanlah tujuan akhir. Masih ada
kebahagiaan kehidupan akhirat yang tidak boleh dilupakan. Bagian paling dalam
dari lemper adalah isi berupa daging cincang. Setelah menikmati lezatnya ketan,
isi lemper yang jauh lebih lezat baru dapat dinikmati. Maknanya adalah setelah
mengarungi kehidupan dunia yang fana, manusia akan merasakan kebahagiaan
kehidupan di akhirat. Inilah sebenarnya kebahagiaan sejati yang dicari manusia.
Nama lemper mengajarkan pentingnya sikap rendah hati. Lemper
merupakan singkatan dari yen dielem atimu ojo memper. Maksudnya adalah
ketika mendapat pujian dari orang lain, hati tidak boleh menjadi sombong atau
membanggakan diri. Banyak orang menjadi lupa diri ketika dipuji. Mereka
merasa lebih baik daripada orang lain. Melalui lemper, kita diingatkan agar kalau
dipuji tetap rendah hati.
f. Nagasari

Nagasari adalah kue tradisional yang dibuat dari tepung beras, tepung
sagu, santan, dan gula. Bahan-bahan ini dibuat adonan, kemudian diisi dengan
irisan pisang. Pisang yang biasanya digunakan sebagai isi dari nagasari adalah
pisang raja. Nagasari dibungkus dengan daun pisang, lalu dikukus.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 10


Dalam tradisi masyarakat Jawa, nagasari sering dijadikan sebagai salah satu
antaran makanan kepada tetangga atau saudara. Nagasari juga digunakan sebagai
seserahan pada acara pernikahan.
Nagasari sebagai antaran makanan atau seserahan memiliki makna khusus.
Makanan ini memiliki sifat lengket. Oleh karena itu, nagasari menjadi simbol
untuk mempererat persaudaraan. Menggunakan nagasari sebagai antaran makanan
mengandung harapan agar Tuhan menjadikan hubungan persahabatan atau
kekeluargaan selalu erat. Penggunaan nagasari sebagai seserahan dalam acara
pernikahan juga mengandung harapan. Harapan agar pasangan yang akan
menikah dapat hidup rukun selamanya dalam mengarungi kehidupan berumah
tangga. Makna lain penggunaan nagasari dalam seserahan pada acara pernikahan
adalah harapan agar silaturahmi kedua keluarga pengantin tetap terjalim erat
selamanya.
g. Klepon

Klepon adalah makanan tradisional yang termasuk dalam kelompok


jajanan pasar. Klepon dibuat dari tepung beras ketan yang dibentuk menjadi bola-
bola kecil. Di dalamnya diisi dengan gula merah. Cara memasaknya dengan
direbus di dalam air mendidih. Setelah masak, klepon digulung-gulungkan di atas
parutan kelapa.
Selain rasanya yang lezat, ada nilai-nilai kebaikan yang dapat dipelajari
dari jajanan pasar ini. Klepon adalah lambang kesederhaan. Ini dapat dilihat dari
bahan-bahannya yang sedikit jenisnya dan mudah didapat. Nilai kesederhanaan
klepon juga dapat diambil dari cara membuatnya yang sangat mudah.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 11


Rasa manis dari kue klepon tersembunyi di bagian dalam. Rasa manis ini
berasal dari gula aren. Rasa manis baru dapat dirasakan setelah orang memakan
bagian luar klepon yang dibuat dari tepung beras ketan.
Hal ini melambangkan pentingnya manusia memiliki kebaikan hati.
Walaupun tidak terlihat dari luar, kebaikan hati dapat dirasakan. Gula membuat
klepon terasa manis dan tidak hambar. Kebaikan hati seseorang akan membuatnya
dicintai Tuhan dan sesama.
h. Gethuk

Getuk, makanan tradisional yang terbuat dari singkong, merupakan


warisan kuliner dari Jawa Tengah yang memiliki filosofi mendalam terkait
kesederhanaan, kerendahan hati, dan nilai kebersamaan. Secara tampilan, getuk
terbilang sederhana, hanya menggunakan bahan utama singkong yang ditumbuk
dan dicampur dengan gula kelapa, serta disajikan dengan kelapa parut. Meskipun
begitu, di balik kesederhanaan tersebut, getuk menyimpan makna simbolis yang
kaya dan berakar kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Getuk melambangkan kesederhanaan hidup. Bahan dasarnya, singkong,
sering diasosiasikan sebagai makanan rakyat yang mudah diakses dan sering
diolah dalam rumah tangga Jawa yang sederhana. Singkong adalah salah satu
tanaman yang tumbuh subur di tanah Jawa, sehingga getuk menjadi makanan
yang merefleksikan filosofi masyarakat Jawa yang selalu mensyukuri hasil bumi
apa adanya. Hal ini mencerminkan filosofi kehidupan yang mengajarkan bahwa
kesederhanaan dalam hidup tidak mengurangi kebahagiaan dan kenyamanan.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa sangat menghargai prinsip
“nrimo ing pandum”, yaitu sikap menerima dengan penuh syukur apa yang telah
SMP NEGERI 1 PURWOREJO 12
diberikan oleh Tuhan. Getuk adalah representasi kuliner dari nilai ini, di mana
singkong yang awalnya dianggap makanan sederhana bisa menjadi sumber
kebahagiaan, terutama ketika diolah dengan penuh ketulusan dan rasa syukur.
Rasa manis getuk yang berasal dari gula kelapa menambah filosofi bahwa
kesederhanaan hidup akan terasa manis jika diterima dengan ikhlas.
Selain makna sosial dan spiritual, getuk juga mencerminkan prinsip
kehidupan berkelanjutan. Singkong sebagai bahan utama getuk adalah tanaman
yang mudah tumbuh, tidak membutuhkan perawatan khusus, dan dapat dipanen
secara berkala. Ini mencerminkan filosofi hidup yang bersandar pada sumber daya
alam yang berkelanjutan dan tidak boros. Dalam budaya Jawa, terdapat ajaran
bahwa manusia harus hidup selaras dengan alam, tidak boleh merusak, dan harus
mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan bijak.
Dengan filosofi ini, getuk mengajarkan masyarakat untuk hidup lebih
bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam, agar kelestarian lingkungan tetap
terjaga. Pemanfaatan singkong sebagai bahan dasar getuk adalah contoh
bagaimana bahan pangan lokal dapat diolah menjadi makanan yang enak, sehat,
dan tetap mempertahankan keseimbangan alam.

C. Minuman Tradisional
Jawa Tengah memiliki berbagai minuman tradisional yang bukan hanya menyegarkan,
tetapi juga kaya akan makna filosofis. Berikut beberapa di antaranya:
1. Wedang Jahe

Filosofi: Kesehatan dan Kehangatan. Wedang jahe melambangkan keseimbangan


dalam menjaga kesehatan tubuh. Jahe yang hangat memberi energi, simbol

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 13


kehangatan dalam hubungan antarmanusia. Jahe juga dipercaya sebagai pengobatan
alami, mencerminkan harmoni antara manusia dan alam.
2. Wedang Ronde

Filosofi: Kebersamaan dan Kesatuan. Disajikan dengan bola-bola ketan (ronde)


dalam kuah jahe manis, wedang ronde menjadi simbol kebersamaan. Bola ketan yang
berbeda ukuran dan warna melambangkan keberagaman, namun tetap menyatu
dalam satu minuman yang harmonis.
3. Wedang Uwuh

Filosofi: Kehidupan yang Seimbang. Minuman ini terbuat dari berbagai rempah,
seperti jahe, kayu manis, daun cengkeh, dan secang. Campuran rempah yang berbeda
melambangkan keseimbangan hidup, di mana setiap elemen memberikan manfaat
tertentu, mengajarkan bahwa hidup yang harmonis memerlukan berbagai aspek yang
saling melengkapi.
4. Dawet Ireng

Dawet Ireng adalah minuman tradisional yang berasal dari Kecamatan Butuh,
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Minuman ini diciptakan sekitar awal abad ke-

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 14


20 oleh seorang warga bernama Slamet Warsito. Ciri khasnya adalah cendol
berwarna hitam yang berasal dari abu merang (sekam padi yang dibakar), dicampur
dengan santan dan gula merah cair. Warna hitam ini tidak hanya memberikan
keunikan visual, tetapi juga melambangkan kearifan lokal dan ketergantungan pada
alam, mencerminkan hubungan harmonis antara masyarakat dengan alam sekitarnya.
Dalam perjalanannya, Dawet Ireng menjadi minuman yang populer dan sering
dijajakan dalam berbagai acara tradisional di Purworejo, seperti pasar atau acara
pernikahan. Filosofi dari Dawet Ireng juga melibatkan kesederhanaan dalam
menggunakan bahan-bahan alami, serta rasa manis dari gula merah yang
menggambarkan kebahagiaan hidup sederhana. Rasa segar dari santan dan cendol
memberikan simbol keseimbangan dalam hidup yang harus dinikmati dalam
kesederhanaan, melambangkan keseimbangan antara kerja keras dan kebahagiaan.
Dengan sejarah panjangnya, Dawet Ireng menjadi bagian penting dari budaya
kuliner Purworejo dan terus dilestarikan oleh generasi muda sebagai wujud
kebanggaan akan warisan lokal.
5. Wedang Secang

Filosofi: Kekuatan dan Ketahanan. Secang, bahan utama yang memberi warna
merah pada minuman ini, dipercaya mampu meningkatkan kekuatan tubuh dan daya
tahan. Ini mencerminkan filosofi bahwa kekuatan dalam hidup datang dari
kemampuan beradaptasi dan menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 15


6. Kolak

Kolak adalah makanan tradisional yang dibuat dari bahan dasar pisang atau
ubi jalar. Kedua bahan ini direbus dengan santan dan gula aren. Sebenarnya isian
kolak tidak sebatas pisang dan ubi jalar. Isi kolak dapat juga singkong, labu kuning,
kolang-kaling, atau campuran dari beberapa bahan. Kolak banyak dijumpai di bulan
Ramadan. Kolak menjadi hidangan buka puasa yang disukai banyak orang.
Kolak merupakan salah satu jenis makanan tradisional Jawa yang memiliki
makna mendalam. Nama kolak diyakini diambil dari kata khalaqa. Artinya adala
“menciptakan”. Nama kolak juga dapat berasal dari kata khaliq. Artinya adalah
“Sang Pencipta”. Hidangan ini dinamakan demikan agar bisa mendekatkan kepada
Sang Pencipta. Kolak sering disajikan pada bulan Ramadan. Bulan ketika seluruh
umat Islam berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan banyak beribadah
dan mengendalikan hawa nafsu.
Salah satu bahan yang sering digunakan untuk membuat kolak adalah pisang
kepok. Pisang kepok diartikan sebagai “kapok”. Maknanya adalah kita harus kapok
atau bertobat atas dosa yang pernah kita lakukan.
Ubi jalar atau telo pendem memiliki makna mengubur segala kesalahan yang
telah lalu. Jadi, dengan menyantap kolak saat berbuka puasa kita diingatkan untuk
makin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Kita juga diingatkan untuk menguburkan segala dosa dan kesalahan yang
telah kita perbuat dengan banyak melakukan perbuatan baik.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 16


7. Dawet Ayu

Dawet adalah minuman yang dibuat dari campuran air gula jawa, santan, dan
cendol. Biasanya dawet disajikan dengan dicampur es. Minuman ini rasanya segar.
Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terdapat minuman khas yang
dikenal dengan nama dawet ayu. Ada beberapa pendapat terkait asal mula nama
dawet ayu ini. Menurut pendapat pertama, nama dawet ayu diambil centong dawet
yang menggambarkan Dewi Srikandi. Sosok yang terkenal kecantikannya dalam
dunia pewayangan.
Pendapat kedua disampaikan oleh sastrawan kenamaan asal Banyumas
bernama Ahmad Tohari. Menurut Ahmad Tohari, nama dawet ayu berasal dari cerita
turun-temurun tentang seorang penjual dawet berwajah cantik. Itulah sebabnya,
dawet yang dijualnya dijuluki dawet ayu. Pendapat ini sesuai pendapat tokoh
masyarakat Banyumas lainnya.
Penjual dawet ayu biasanya membawa dagangannya dengan memikul dua
gentong menggunakan pikulan. Pikulan yang digunakan sangat unik. Pada kedua sisi
pikulan, terdapat hiasan berbentuk dua tokoh pewayangan, yaitu Semar dan Gareng.
Hiasan ini memiliki arti khusus. Kata Semar dan Gareng jika dipadukan dapat
menciptakan kata mareng. Artinya adalah kemarau. Maksudnya adalah pada musim
kemarau cuaca panas. Dengan demikian, dawetnya bisa laris.
Dari penjual dawet ayu kita belajar bahwa kita tidak boleh kehilangan
harapan. Kita harus selalu bersemangat dan penuh harap. Kita harus yakin bahwa
dengan bekerja keras harapan tersebut akan menjadi kenyataan. Sebagaimana penjual
dawet ayu yang selalu berharap dengan penuh keyakinan dawetnya akan laris terjual.

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 17


VIDEO EDUKASI

1. Gizi

https://youtu.be/z88lgOdF0-M?si=JAwTxYDynPRsqABD
2. Makanan dan Minuman Tradisional

https://youtu.be/zNq-rD5FFjM?si=k8BIokPeTBMAJa3a

https://youtu.be/dsCgq1iEOmg?si=w1z4sDHfYtvvc6Ky

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 18


TAUKAH KAMU??

Sumber: https://p2ptm.kemkes.go.id/

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 19


Sumber: https://p2ptm.kemkes.go.id/

SMP NEGERI 1 PURWOREJO 20


SMP NEGERI 1 PURWOREJO 21
SMP NEGERI 1 PURWOREJO 22

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy