Tugas B INDO M Fazza Irzani

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR PRODUKSI TANAMAN TEBU UNTUK HASIL

PANEN YANG LEBIH BERKUALITAS.

MUHAAMMAD FAZZA IRZANI


135230135
Agribisnis

Abstrak
Tanaman tebu merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan menjadi bahan baku utama dalam industri gula. Untuk menghasilkan tanaman
tebu yang berkualitas tinggi dan produktivitas tinggi, terdapat beberapa faktor produksi
yang harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut meliputi pemilihan varietas unggul,
pengolahan lahan yang tepat, pemupukan yang seimbang, pengairan yang optimal, serta
pengendalian hama dan penyakit. Pemilihan varietas unggul yang sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat merupakan kunci awal dalam budidaya tebu. Selain itu, pengolahan
lahan dengan cara penggemburan tanah, pemberian bahan organik, dan perbaikan
drainase menjadi penting untuk menyediakan lingkungan tumbuh yang ideal. Pemupukan
yang seimbang dan tepat waktu, baik untuk pupuk organik maupun anorganik, diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pengairan yang teratur juga berperan penting
dalam proses fotosintesis dan translokasi fotosintat ke batang tebu yang akan
mempengaruhi rendemen gula. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu juga
harus dilakukan untuk mencegah penurunan produktivitas akibat serangan organisme
pengganggu.Dengan memperhatikan dan menerapkan faktor-faktor produksi tersebut
secara optimal, petani tebu dapat menghasilkan panen tebu yang lebih berkualitas dan
meningkatkan produktivitas. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani
dan keberlanjutan industri gula nasional.

Kata Kunci: Tanaman tebu, Varietas unggul, Pengolahan lahan, Industri Gula

A. PENDAHULUAN
Tebu secara ilmiah dikenal sebagai Saccharum officinarum L, Merupakan
tanaman yang sangat penting dalam sektor Perkebunan. Sebagai salah satu
komoditas utama dalam perkebunan, Tebu memiliki nilai komersial yang
tinggi. Selain sebagai bahan baku utama untuk produksi gula, tebu juga
merupakan sumber bahan baku untuk vetsin. Oleh karena itu, pentingnya
komoditas tebu tidak hanya terbatas pada memenuhi kebutuhan domestik,
tetapi juga sebagai salah satu komoditi ekspor yang berperan dalam
mendukung perekonomian negara, khususnya dalam konteks Program
Swasembada Gula Nasional.Pentingnya tebu sebagai bahan baku gula juga
mencerminkan pentingnya gula sebagai komoditas politik di Indonesia.
Konsumsi gula yang tinggi di rumah tangga Indonesia menunjukkan betapa
signifikannya peran gula dalam kehidupan sehari-hari. Namun, meskipun
permintaan akan gula terus meningkat, produksi tebu masih belum mampu
memenuhi kebutuhan nasional secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan
ketergantungan pada impor gula yang masih cukup tinggi.Keberhasilan
produksi gula dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik yang bersifat teknis
maupun non-teknis. Dari segi teknis, penggunaan praktik budidaya yang tepat
sangat penting, begitu juga dengan proses panen dan pengolahan tebu menjadi
gula. Untuk mendukung proses ini, pengembangan teknologi dalam
pengolahan gula menjadi kunci, sehingga produk ini dapat disimpan dengan
baik dan bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Tanaman Tebu
Tanaman tebu, secara ilmiah dikenal sebagai (Saccharum
officinarum L), merupakan tanaman perkebunan musiman yang
menghasilkan gula. Tanaman ini termasuk dalam keluarga rumput-
rumputan (Graminae) dan tumbuh baik di iklim tropis serta subtropis, pada
berbagai jenis tanah dari dataran rendah hingga ketinggian 1.400 meter di
atas permukaan laut. Tebu diduga berasal dari Papua Nugini, menyebar ke
Kepulauan Solomon dan Selandia Baru sekitar tahun 8000 SM, lalu
menyebar ke Indonesia, Filipina, dan India sekitar tahun 6000 SM.Secara
taksonomi, tebu termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Spermathophyta,
subdivisi Angiospermae, kelas Monocotyledone, ordo Glumiflorae/Poales,
famili Graminae/Poaceae, subfamili Panicoideae, tribe Andropogoneae,
genus Saccharum, dan spesies Saccharum officinarum L.
Pada batang tebu terdapat mata Tunas yang dapat tumbuh menjadi
kuncup tanaman baru, serta mata akar tempat tumbuhnya akar untuk
mendukung kehidupan kuncup tersebut. Batang tebu memiliki tekstur
keras, tidak bercabang, dan terdapat lingkaran pada penampangnya.
Lapisan lilin berwarna putih keabu-abuan seringkali terlihat pada batang
yang masih muda. Daun tebu berbentuk helaian dengan pelepah seperti
pita yang berseling kanan dan kiri. Daun ini tidak lengkap, terdiri dari
helai daun dan pelepah, serta tidak memiliki tangkai daun. Tulang daun
sejajar, dengan ciri berlekuk di tengah dan kadang-kadang berbulu keras.
Bunga tebu berupa daun dengan panjang antara 50 hingga 80 cm.
Pada tahap awal, cabang bunga berbentuk karangan, kemudian
berkembang menjadi tandan dengan dua bulir panjang sekitar 3 hingga 4
mm. Bunga juga memiliki benangsari, putik dengan dua kepala putik, dan
bakal biji.Sistem perakaran tebu berbentuk serabut, tebal, dan berwarna
putih. Akar ini juga dapat tumbuh menjadi akar setek yang berfungsi
sebagai jangkar tanaman, memungkinkan tebu untuk berdiri tegak dan
menyerap air serta nutrisi dari tanah hingga kedalaman sekitar 5 meter.

2. Faktor-Faktor Produksi Tanaman tebu


Tenaga kerja adalah faktor penting dalam kegiatan pertanian tebu,
terutama di daerah-daerah di mana penggunaan tenaga kerja manusia
masih cukup tinggi. Tugas-tugas seperti pengolahan lahan, pembersihan
sisa-sisa daun setelah panen, pemupukan, dan pengendalian gulma sangat
memerlukan kontribusi tenaga kerja. Penelitian menunjukkan bahwa
tenaga kerja memiliki pengaruh positif terhadap produksi tebu, yang
berarti semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, semakin tinggi juga
produksi tebu. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
menegaskan bahwa tenaga kerja mempengaruhi hasil produksi.
Luas lahan juga merupakan faktor produksi yang sangat penting
karena menentukan skala usahatani. Skala usahatani sangat berpengaruh
pada efisiensi usahatani, terutama dalam konteks tanaman tebu. Semakin
luas lahan yang ditanami tebu, semakin besar potensi produksi tebu.
Dengan luas lahan yang lebih besar, juga akan lebih banyak bibit tebu
yang dapat ditanam, memungkinkan penggunaan teknologi dan mekanisasi
pertanian yang lebih canggih. Namun, penting untuk memperhatikan
sistem irigasi, terutama jika curah hujan kurang dari 600 mm per tahun.
Pupuk adalah input produksi yang sangat menentukan dalam
penentuan tingkat produksi tebu. Pemakaian pupuk yang tepat sangat
Mempengaruhi pada hasil panen yang optimal dan pendapatan yang
maksimal. Pupuk merupakan bahan tambahan untuk menyediakan unsur-
unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman dan mempertahankan kesuburan
tanah. Penggunaan pupuk seperti urea, phonska, dan SP36 adalah hal yang
ssering digunakan dalam budidaya tebu.
Pemerintah saat ini mendorong penggunaan teknologi di berbagai
sektor, termasuk pertanian. Pertanian modern diperlukan untuk
meningkatkan produksi, khususnya dalam mencapai swasembada gula.
Penerapan teknologi yang tepat, seperti penggunaan traktor untuk
pengolahan lahan dan diesel untuk pengairan, dapat mendukung
peningkatan efisiensi dalam pertanian. Jika Sistem Irigasi lancer maka
hasil panen akan meningkat karna tanaman tebu sangat membutuhkan air.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah literature review mengacu pada
proses pengumpulan, evaluasi, dan sintesis informasi yang relevan dari
berbagai sumber literatur yang telah ada sebelumnya. Pendekatan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menganalisis studi-studi terdahulu, memetakan
pengetahuan yang ada mencakup teori, konsep, metode, dan temuan-temuan
sebelumnya dalam bidang yang diteliti, serta mengidentifikasi kesenjangan
atau celah dalam penelitian yang belum terisi sehingga penelitian baru dapat
dilakukan untuk mengisi kesenjangan tersebut. Melalui tinjauan literatur yang
komprehensif, peneliti dapat membangun landasan teori yang kuat dengan
mengintegrasikan dan mensintesis temuan-temuan dari berbagai sumber
literatur yang relevan, dan memperkuat argumen serta pemahaman mereka
tentang topik penelitian dengan mempelajari temuan-temuan, perspektif, dan
kritik dari penelitian-penelitian sebelumnya.

D. PEMBAHASAN
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman
semusiman yang tumbuh dalam pola monokultur dan hanya dipanen sekali
dalam satu siklus penanaman. Produksi tebu dipengaruhi oleh beberapa
faktor, termasuk tenaga kerja, luas lahan, teknologi, dan penggunaan pupuk.
Peran tenaga kerja manusia sangat penting dalam proses pengolahan lahan,
pemupukan, dan pengendalian gulma. Luas lahan yang ditanami tebu
memengaruhi potensi produksi serta mempengaruhi pemilihan benih unggul
dan kemungkinan penggunaan teknologi dan mekanisasi pertanian yang lebih
maju. Penggunaan teknologi yang tepat, terutama dalam hal irigasi dan
pembajakan lahan, dapat meningkatkan efisiensi produksi. Penggunaan
pupuk dengan bijak juga sangat penting untuk hasil panen yang
optimal.Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, petani dapat meningkatkan
produksi tebu dengan kualitas yang lebih baik. Meskipun demikian, faktor
yang paling penting dalam produksi tanaman tebu adalah irigasi yang teratur
karena memiliki pengaruh besar terhadap kebutuhan hara tanaman
tebu.Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 1.
Contoh:
6

4 Tahun 1

2 Tahun 2
Tahun 3
0
Pemupukan Lahan luas Tenaga kerja Irigasi
G
ambar 1 Diagram faktor Paling Penting dalam Produksi Tanaman
tebu

E. SIMPULAN
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah jenis rumput yang
termasuk dalam keluarga rumput-rumputan (Poaceae), yang ditanam secara
luas sebagai sumber utama untuk produksi gula. Tanaman ini memiliki
batang yang tinggi dan berbuku-buku, yang mengandung cairan manis kaya
sukrosa. Faktor-faktor utama dalam produksi tanaman tebu meliputi kondisi
tanah yang subur dan gembur, iklim tropis dengan suhu hangat sepanjang
tahun (20-38°C), curah hujan yang cukup (1.000-1.500 mm per tahun),
pasokan air yang memadai, pemupukan dengan nitrogen, fosfor, kalium, dan
pupuk organik, penggunaan bibit unggul yang tahan terhadap hama dan
penyakit, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, tenaga kerja yang
memadai, serta penerapan teknologi modern dan manajemen yang baik.Untuk
mencapai produksi optimal, penting untuk menerapkan berbagai faktor
produksi secara terpadu. Ini mencakup pemilihan lahan yang sesuai,
penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat untuk menyediakan nutrisi
yang cukup, irigasi yang efisien, pengendalian hama dan penyakit secara
berkelanjutan, serta praktik budidaya yang baik. Selain itu, teknologi modern
seperti mekanisasi pertanian dan manajemen yang efisien juga dapat
meningkatkan produktivitas tanaman tebu. Dengan mengintegrasikan semua
faktor produksi dengan baik, petani tebu dapat meningkatkan hasil panen dan
produktivitas usaha pertanian mereka
DAFTAR PUSTAKA

Darmodjo, S., 1992. Falsafah Usaha Tumpangsari Tebu dan Non Tebu dalam
Usaha Mensinkronisasikan Kepentingan Pengusaha Tebu dengan
Petani. Pros. Seminar Prospek Industri Gula/Pemanis. P3GI
Pasuruan.

Dhiyaudzdzikrillah. 2011. Pengelolaan Tanaman Tebu


(Saccharumofficinarum L.) Lahan Kering, Di Pt Gula Putih Mataram,
Lampung (Dengan Aspek Khusus Tebang, Muat, Dan Angkut. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.

Fahriyah, F., Hanani, N., & Koestiono, D. (2018). Analisis Efisiensi Teknis
Usahatani Tebu Lahan Sawah dan Lahan Kering dengan Pendekatan
Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Ekonomi Pertanian dan
Agribisnis, 2(1), 77-82

Fitriani, F., Arifin, B., & Ismono, H. (2016). Analisis skala ekonomi produksi
tebu di propinsi

Handisuwito, S. 2008. Membuat Pupuk Kompos Cair. AgroMedia Pustaka.


Jakarta. 56 hlm

Hartatie, D., I. Harlianingtyas, F. Supriyadi. 2020. Pengaruh curah hujan dan


pemupukan terhadap rendemen tebu di pg asembagus situbondo. hal.
47-54. Prosiding Peran Teaching Factory Di Perguruan Tinggi Vokasi
Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Pada Era New Normal. Jember
8-9 Juli 2020

Indrawanto, C.. (2010). Budidaya dan pasca panen tebu. Eska Media, Jakarta

Mulyono, D. (2012). Evaluasi kesesuaian lahan dan arahan pemupukan N, P,


dan K dalam budidaya tebu untuk pengembangan daerah Kabupaten
Tulungagung. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 11(1).

Syathori, A., & Verona, L. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Produksi Usahatani Tanaman Tebu di Desa Majangtengah Kecamatan
Dampit Kabupaten Malang. AGRIEKSTENSIA : Jurnal Penelitian
Terapan Bidang Pertanian, 19(2), 95-103.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy