JURNAL anggi
JURNAL anggi
JURNAL anggi
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang melatar belakangi alih
komoditas tanaman kopi ke tanaman jagung di Desa Babatan, Kecamatan Lintang Kanan,
Kabupaten Empat Lawang dan Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan petani
jagung yang ada di Desa Babatan Kecamatan Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babatan Kecamatan Lintang Kanan Kabupaten Empat
Lawang pada bulan Maret-April 2022. Metode yang digunakan adalah metode survey
sedangkan metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
sensus, metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor yang melatarbelakangi alih komoditas
tanaman kopi ke tanaman jagung yakni masa tanam jagung lebih cepat, biaya produksi
lebih sedikit, rekan sesama petani beralih ke komoditi jagung, dan harga jagung relatif
stabil. Rata-rata pendapatan yang diterima 6 petani jagung dalam penelitian ini yakni
sebesar Rp. 18.436.472/Masa tanam, dalam satu tahun petani melakukan panen 4 kali.
.
ABSTRACT
This study was conducted to determine the factors behind the transfer of coffee
crops to corn in Babatan Village, Lintang Kanan District, Empat Lawang Regency and to
find out how much income the corn farmers have in Babatan Village, Lintang Kanan
District, Empat Lawang Regency. This research was conducted in Babatan Village,
Lintang Kanan District, Empat Lawang Regency in March-April 2022. The method used
was a survey method while the sampling method used in this study was the census
method, the data processing and analysis method used was qualitative analysis. The
results of this study indicate that the factors behind the transfer of coffee to corn are the
faster corn planting period, less production costs, fellow farmers switching to corn, and
relatively stable corn prices. The average income received by 6 corn farmers in this study
was Rp. 18.436.472/Planting period, in one year farmers harvest 4 times.
1
PENDAHULUAN perkebunan (Permatasari,
Indonesia terkenal 2014).
dengan sebutan Negara Agraris, Pentingnya subsektor
hal ini dapat ditunjukan dengan perkebunan dalam
besarnya luas lahan yang perekonomian di Indonesia,
digunakan untuk pertanian, dari sehingga untuk mewujudkan
seluruh luas lahan yang ada di amanat Undang-undang no 39
Indonesia 74,68% di gunakan tahun 2014 yang mengharuskan
untuk pertanian. Sektor penyelenggaraan perkebunan
pertanian masih tetap berperan yang dutujukan untuk
besar terhadap pembangunan meningkatkan kesejahteraan dan
ekonomidi Indonesia, sektor kemakmuran rakyat,
pertanian menjadi unggulan meningkatkan sumber devisa
dalam menyusun strategi negara, menyediakan lapangan
pembangunan nasional. Salah pekerjaan dan kesempatan
satu subsector yang di miliki berusaha, meningkatkan
basis sumberdaya alam adalah produksi produktivitas, kualitas,
subsector perkebunan nilai tambah, daya saing dan
(Sihalolo,2009) pangsa pasar, meningkatkan dan
Penduduk Indonesia memenuhi kebutuhan konsumsi
sebagian besar tinggal didaerah serta bahan baku industri dalam
pedesaan dan masih banyak negeri, memberikan
mata pecaharian dari sektor perlindungan pada pelaku usaha
pertanian. Hal ini menyebabkan perkebunan secara optimal,
sektor pertanian memiliki bertanggung jawab dan lestari,
peranan yang sangat penting dan meningkatkan jasa
terhadap pertumbuhan ekonomi perkebunaan (Ditjen
di Indonesia. Sektor pertanian Perkebunan, 2015).
memiliki beberapa subsektor Menurut (Mosher, 1981)
diantara nya subsektor tanaman Pertanian adalah sejenis proses
pangan, subsektor kehutanan, produksi khas yang didasarkan
subsektor peternakan, subsektor atas proses pertumbuhan
perikanan dan subsektor tanaman dan hewan, dimana
para petani
mengatur dan menggiatkan Proses produksi dalam
pertumbuhan tanaman dan hewan itu agribisnis merupakan kegiatan
dalam usahatani. Usahatani adalah yang sangat menentukan
sektor pusat agribisnis, usahatani keberhasilan usaha dan
mencakup semua bentuk organisasi merupakan kegiatan yang
produk, mulai dari berskala kecil dan menggunakan biaya yang paling
berskala besar termasuk juga budidaya besar. Kegiatan produksi harus
pertanian yang menggunakan lahan dilakukan secara efektif dan
secara intensif. efesien untuk mencapai
produktivitas yang tinggi.
2
Efektivtas kegiatan produksi strategis. Komoditi ini penting
dapat dilihat dari bagaimana karena memenuhi kebutuhan
cara mengalokasikan domestic maupun sebagai
sumberdaya yang baik, komoditi ekspor penghasil
merencanakan proses produksi devisa negara. Di jawa timur,
yang baik serta bagaimana komoditi kopi diusahakan oleh
melaksanakan kegiatan produksi perkebunan rakyat (PR),
yang baik (Gumbira, 2004). Perkebunan Besar Negara
Subsektor Perkebunan (PTPN) dan perkebunan besar
merupakan subsektor andalan swasta (PBS). Areal kopi di
nasional dalam neraca jawa timur pada tahun 2012
perdagangan sektor pertanian seluas 99,122 Ha dangan
yang selalu mengalami surplus. produksi 54,239 ton serta
Subsektor perkebunan memiliki produktivitas rata-rata 756
karakteristik tanaman yang kg/ha/tahun/. Areal perkebunan
dapat di kelompokan menjadi rakyar seluas 59,448 ha
dua yaitu tanaman tahunan dan (58,99%) dari total areal kopi di
tanaman semusim. Tanaman jawa timur. Sisanya hanya milik
tahunan adalah tanaman yang perkrbunan besar negara 21, 327
membutuhkan waktu yang ha (21, 15%) dan perkebunan
sangat panjang untuk bisa di besar swasta.
produksi, biasanya jangka waktu Kopi merupakan tanaman
untuk bisa di produksi tanaman yang sudah lama di budidayakan
tahunan hingga mencapai selain sebagai sumber penghasil
puluhan tahun dan bisa kopi rakyat, kopi menjadi
melakukan panen lebih dari satu komoditas andalan ekspor dan
lebih. Contoh tanaman tahunan sumber pendapatan Devisa
yaitu : Kelapa sawit, kopi, teh, Negara. Meskipun demikian
kayu manis, kopi dan lain komoditas kopi seringkali
sebagainya. Sedangkan tanaman mengalami fluktuasi harga
semusim adalah tanaman yang sebagai akibat
hanya bisa dipanen satu kali dan ketidakseimbangan antara
mempunyai siklus hidup satu permintaan dan persedian
tahun sekali. Contoh tanaman komoditas kopi di pasar Dunia.
semusim yaitu : tebu, sereh Kopi merupakan salah
wangi, dan nilam (Permatasi, satu komoditi yang unggul dan
2014). berperan besar dalam
Salah satu komoditas perekonomian masyarakat di
perkebunan yang potensial dan Kecamatan Lintang Kanan,
bernilai ekonomis tinggi adalah tanaman kopi di Kecamatan
kopi. Kopi sangat berperan Lintang Kanan memiliki luas
penting sebagai sumber Devisa lahan 70 799, 00 Ha dan hasil
Negara dan sumber penghasilan produksi 49.458,00 Ton, kopi
untuk kurang lebih satu merupakan komoditi
setengah juta petani kopi di perkebunan paling besar jika
Indonesia (Rahardjo, 2012). dibandingkan dengan komoditi
Kopi (Coffea sp. L) lainnya (BPS Sumatera Selatan,
merupakan salah satu komoditi 2020).
perkebunan yang termasuk Babatan merupakan Desa
dalam katagori komditi yang terletak di bagian
3
Kabupaten Empat Lawang tanaman jagung disebabkan oleh
Provinsi Sumatera Selatan. Desa tingkat pendapatan yang
Bababatn terkenal sebagai salah dihasilkan oleh tanaman kopi
satu penghasil kopi. Mayoritas ditentu oleh faktor iklim dan
masyarakatnya merupakan cuaca yang tidak menentu.
petani kopi, hal ini karena Sehingga kualitas kopi
kondisi geografis Desa Babatan cenderung menurun, juga yang
yang merupakan daerah paling dominan mudah
perbukitan sehingga sangat terserang hama serta penyakit
cocok untuk ditanami tanaman dan harus menunggu panen satu
kopi. Proses pemasaran hasil kali dalam satu tahun. Hal
usahatani kopi di Desa Babatan tersebut menunjukan bahwa
ini yaitu dengan cara di jual tanaman jagung masih cukup
secara langsung oleh petani ke baik untuk dikembangkan,
Penjual besar kemudian barulah kondisi tersebut didukung oleh
di kirim ke luar Kabupaten harga jagung yang relative stabil
Empat Lawang seperti sehingga menjadi lebih tertarik
Lampung, Baturaja. Jenis kopi peningkatan produksi tanamn
yang di tanam di Desa Babatan jagung pada lahan usahataninya.
ialah jenis kopi robusta karena Beralih suatu komoditi tanaman
jauh lebih mudah ditanam dan merupakan keputusan yang
dirawat bahkan dapat tidak mudah karena usaha
memberikan hasil panen yang perkebunan merupakan investasi
lebih banyak dibandingkan jenis jangka panjang.
kopi arabika, rahasia ketahanan Berdasarkan latar
tanaman kopi robusta juga belakang di atas maka peneliti
terletak pada kandungan kafein tertarik mengambil judul
dan asam klorogeniknya yang ‘’Faktor – Faktor Yang
tinggi, yang berfungsi sebagai Melatar Belakangi Alih
pestisida untuk melindungi diri Komoditas Tanaman Kopi Ke
dari serangan hama dan Tanaman Jagung Di Desa
penyakit. Tetapi hal ini juga Babatan Kecamatan Lintang
yang menyebabkan kopi jenis Kanan Kabupaten Empat
robusta lebih murah Lawang’’.
dibandingkan kopi jenis arabika,
kopi robusta tidak repot dan RUMUSAN MASALAH
sangat mudah untuk ditanam. Berdasarkan latar belakang yang
Kabupaten yang memiliki luas telah dikemukakan di atas, maka
panen terbesar yaitu Kabupaten Oku permasalahan yang menarik diteliti
Selatan 49.940 Ha dengan produksi adalah :
yaitu 392258 Ton. Kabupaten dengan 1. Faktor apa saja yang melatar
luas panen terluas kedua yaitu belakangi petani alih komoditas
Kabupaten Oku Timur dengan luas tanaman kopi ke jagung di Desa
panen 35325 Ha dengan produksi yaitu Babatan Kecamatan Lintang Kanan
214109 Ton. Kabupaten dengan terluas Kabupaten Empat Lawang?
ketiga yaitu Kabupaten Banyuasin 2. Berapa Besar pendapatan petani
dengan luas panen 22422 Ha dengan usahatani jagung di Desa Babatan
produksi yaitu 128485 Ton. Kecamatan Lintang Kanan
. Penggantian tanaman Kabupaten Empat Lawang ?
dari tanaman kopi menjadi
4
TUJUAN DAN MANFAAT distribusi, dan hubungan antar
Sehubung dengan rumusan variable, sosiologis maupun
masalah diatas, maka tujuan dari psikologis .
penelitian ini adalah: Penelitian ini menggunakan
1. Untuk mengetahui faktor apa saja metode penarikan contoh Non
yang melatar belakangi alih Probablity Sampling. Menurut
komoditas tanaman kopi ke Sugiyono (2017) Non Probability
komoditas tanaman jagung di Desa Sampling adalah pengambilan
Babatan Kecamatan Lintang Kanan sampel yang tidak memberikan
Kabupaten Empat Lawang. peluang atau kesempatan yang
2. Untuk mengetahui berapa besar sama bagi setiap unsur atau
pendapatan petani jagung di Desa anggota populasi untuk dipilih
Babatan Kecamatan Lintang Kanan menjadi sampel. Dengan teknik
Kabupaten Empat Lawang. Purposiv Sampling. Sehingga
Adapun Manfaat dari penelitian narasumber yang dipilih adalah
ini adalah : 6 orang petani yang melakukan
1. Sebagai bahan tambahan informasi alih komoditi dari kopi ke jagng.
bagi peneliti sendiri untuk Metode pengumpulan data
menambah pengetahuan dan yang digunakan adalah :
wawasan. 1. Observasi, merupakan kegiatan
2. Sumber informasi hasil penelitian pengamatan tidak terlibat dalam
bagi yang berkepentingan trutama kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada pendapatan usahatani jagung. oleh pelaku yang diamatinya, dan dia
3. Sebagai informasi dan juga tidak melakukan kegiatan
pustakapeneliti selanjutnya. sesuatu bentuk interaksi social
dengan pelaku yang diamati.
METODE PENELITIAN 2. Wawancara merupakan metode
Penelitian ini dilaksanakan pengumpulan data dengan cara
di Desa Babatan Kecamatan peneliti mengajukan pertanyaan
Lintang Kanan Kabupaten secara lisan kepada seseorang
Empat Lawang. (informan atau petani contoh).
Selama melakukan wawancara
peneliti ini dapat menggunakan
pedoman yang berupa pedoman
wawancara atau menggunakan
kuisoner
3. Dokumentasi, merupakan
pengambilan gambar oleh
Dokumentasi merupakan sebuah cara
yang dilakukan untuk menyediaan
dokumen-dokumen dengan
menggunakan bukti yang akurat dari
Sumber : Monografi pencatatan sumber-sumber informasi
Babatan, 2012 khusus dari karangan/ tulisan, wasiat,
buku, undang-undang, dan
Metode yang akan digunakan sebagainya
dalam penelitian ini adalah Model analisis data yang digunakan
metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini Untuk menjawab
dengan desain studi survey yaitu rumusan masalah pertama yaitu apa
ilmu tentang kejadian relative, faktor yang melatar belakangi petani
5
kopi mengusahakan usahatani jagung tongkol atau kelobot mulai
di Desa Babatan Kecamatan Lintang mengering yang ditandai dengan
Kanan Kabupaten Empat Lawang. adanya lapisan hitam pada biji
mengunakan analisis kualitatif. bagian lembaga. Hal tersebut
Untuk menjawab rumusan masalah menjadi salah satu alasan petani
kedua yaitu mengunakan rumus- untuk melakukan alih komoditi
rumus pendapatan. dari kopi ke jagung.
Hasil penelitian ini sejalan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan penelitian yang terlebih
Dari hasil wawancara yang dahulu dilakukan oleh Sri Fajar
penulis lakukan kepada Ayu, (2012), yang menyatakan
narasumber diketahui bahwa bahwa cara budidaya dan masa
diketahui bahwa banyak faktor tanam menjadi pendorong dan
yang melatbelakangi penati penarik petani untuk melakukan
untuk beralih komoditi, alih fungsi usaha perkebunan.
penelitian ini juga akan b. Biaya Produksi Lebih Sedikit
membahas mengenai faktor apa Berdasarkan hasil
saja yang melatarbelakangi penelitian diketahui bawah dari
petani kopi di Desa Babatan, 6 petani didapati 4 orang petani
Kecamatan Lintang Kanan, kopi menyatakana bahwa biaya
Kabupaten Empat Lawang produksi menjadi faktor yang
dalam melakukan usahatani melatar belakangi mereka
jagung. Dari hasil wawancara melakukan usahatani jagung.
yang penulis lakukan kepada 6 Biaya produksi merupakan
orang petani contoh diketahui biaya yang dikeluarkan petani
bahwa faktor yang melatar dalam melakukan usahatani,
belakangi mereka melakukan biaya produksi terdiri dari biaya
usahatani kopi ke jagung yakni: tetap yakni biaya yang
a. Masa Tanam dikeluarkan tanpa
Masa tanam adalah waktu mempengaruhi hasil produksi,
yang digunakan oleh petani seperti pajak lahan, penyusutan
dalam melakukan usahatani dari alat yang dinyatakan dalam
penggarapan lahan hingga rupiah. Biaya Variabel yakni
panen (Wijaya, 2012). biaya yang dikeluarkan dalam
Berdasarkan hasil penelitian proses produksi yang
diketahui bahwa 6 orang dari 6 mempengaruhi hasil produksi
petani menyatakan bahwa masa seperti biaya pupuk, pestisida,
tanam merupakan faktor yang tenaga kerja, dan biaya
melatarbelakangi mereka dari pemeliharaan yang dinyatakan
menanam kopi menjadi dalam rupiah.
menanam jagung. Dari hasil wawancara
Dari hasil wawancara yang diketahui bahwa masa tanam
penulis lakukan kepada kopi jauh lebih lama dibanding
narasumber diketahui komoditi katela pohon,
bahwa kopi prose penanaman perbedaan masa tanam tentunya
kopi hingga panen embutuhkan akan memengaruhi jumlah biaya
waktu 3-4 tahun. Sementara produksi yang dikeluarkan
jagung dapat dipanen pada saat semakin lama masa tanam
umur 3-4 bulan dengan ciri-ciri semakin besar biaya produksi
jagung yang siap dipanen adalah yang dikeluarkan, biaya
6
produksi yang dimaksud kakoa ke tanaman lada adalah,
diantaranya biaya upah tenaga tanggungan keluarga, rekan
kerja, biaya perawatan seperti sesama petani beralih komoditi
biaya pemupukan, biaya dan harga jual yang
pestisida dan lainnya. mempengaruhi pendapatan.
c. Rekan Mulai Menanam Komoditi Dari hasil wawancara
Jagung diketahui rata-rata produksi
Berdasarkan hasil penelitin ketela pohon yang dihasilkan
ini diketahui bahwa dari 6 orang yakni 48.400 Kg/MT, dengan
petani didapati 6 orang rata-rata harga jual yakni Rp.
menyatakan bahwa faktor yang 1.600 Kg/MT, selain itu
melarbelakangi mereka usahatani ini juga menghasilkan
melakukan usahatani jagung daun ketela pohon yakni rata –
yakni rekan sesama petani rata 1.540 (Ikat/MT) dengan
beralih ke komoditi jagung. rata-rata harga jual yakni Rp.
Hasil penulisan ini sejalan 1.000/ikat. Dari penjualan ketela
dengan penulisan yang pohn dan daunnya diperoleh
dilakukan oleh Zulkarnain, rata-rata penerimaan yakni Rp.
(2010), yang meneliti tentang 78.980.000 Lg/MT. Rata-rata
keputusan petani beralih pendapatan yang diperoleh dari
usahatani dari tanaman kakao usahatani ketela pohon dalam
menjadi lada di Kecamatan penelitian ini yakni sebesar Rp.
Sukadana, hasil penulisannya 52.415.667 Lg/MT. Jika
menunjukan bahwa faktor yang dibandingkan dengan karet yang
mempengaruhi keputusan petani membutuhkan waktu 5 tahun
beralih usahatani dari tanaman untuk siap sadap, ketela pohon
kakoa ke tanaman lada adalah, jauh lebih memiliki waktu
tanggungan keluarga, rekan penggarapan yang lebih singkat,
sesama petani beralih komoditi bisa dikatakan dalam kurun
dan harga jual yang waktu 5 tahun bertanam karet
mempengaruhi pendapatan. jika petani ketela pohon, petani
d. Harga Jual Jagung Relatif Stabil sudah bisa melakukan
Berdasarkan hasil penelitin pemanenan 7 kali panen.
ini diketahui bahwa dari 6 orang Rata-rata penerimaan/ masa
petani didapati 4 orang tanam yakni Rp 23.250.000/MT, rata-
menyatakan bahwa faktor yang rata biaya produksi yakni Rp.
melarbelakangi mereka 4.813.528/MT, sementara rata-rata
melakukan usahatani jagung pendapatan yang diperoleh 6 petani
yakni harga jual jagung relatif jagung yakni sebesar Rp.
stabil . Hasil penulisan ini 18.813.472/MT, dalam satu tahun petani
sejalan dengan penulisan yang bisa melakukan panen 4 kali.
dilakukan oleh Zulkarnain,
(2010), yang meneliti tentang
keputusan petani beralih KESIMPULAN
usahatani dari tanaman kakao Berdasarkan hasil penelitian
menjadi lada di Kecamatan yang telah dilaksanakan maka
Sukadana, hasil penulisannya dapat ditarik kesimpulan
menunjukan bahwa faktor yang sebagai berikut :
mempengaruhi keputusan petani 1. Berdasarkan dari hasil penelitian
beralih usahatani dari tanaman Berdasarkan dari hasil peneliian
7
dikeahui bahwa fakor yang Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
melatarbelakangi petani beralih Kuantitatif Kualitatif dan R&d.
dari usahatani kopi ke jagung Bandung: Alfabeta
yakni masa tanam jagung lebih Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
cepat, biaya produksi lebih Kualitatif. Penerbit CV.
sedikit, rekan sesama petani Alfabeta: Bandung.
beralih ke komoditi jagung, dan Syamsuddin, & Hamid, H. (2014)
harga jagung relatif stabil. Analisis potensi dan Peluang
2. Rata-rata pendapatan yang Pengembangan kakoadi
diperoleh 6 petani jagung dalam Sulawesi Barat. Jurnal Agros,
penelitian ini yakni sebesar Rp. 16(1):92-101.
18.436.472/MT, dalam satu tahun Syariah, R. (2017) Faktor – Faktor Yang
petani bisa melakukan panen 4 Mempengaruhi Produksi
kali. Usahatani Kopi di Kecamatan
Rangsang Pesisir Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Kepulauan Meranti. Jurnal
A.G Kartasapoetra. 1998. Pengantar Online Mahasiswa.
Ekonomi Pertanian. Jakarta:
Bina Aksara.
Bakhri, Syamsul. 2013 Budidaya Jagung
Dengan Konsep Pengolaan
Tanaman Terpadu. Sulawesi
tengah. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian.
BPS kabupaten Oku 2016
Daniel, Moehar., 2002. Pengantar
Ekonomi Pertanian. Bumi
Aksara. Jakarta.
Ghalia Indonesia.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002.
Peningkatan Produksi.
Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan.
2018. Laporan Tahunan Provinsi
Sumatra Selatan.
Hermanto, Fadholi, 1998. Ilmu
Usahatani. Penerbit Swadaya.
Jakarta.
Sald E. Gumbira dan A. Haritz
Intan.2004 Manajemen
Agribisnis, Jakarta.
Sadono, Sukirno. 2010. Makro
Ekonomi. Teori Pengantar. Edisi
Ketiga. PT. Raja.
Soekartawi, 1996. Analisis Usahatani.
UI-Press. Jakarta
Soekartawi, 1995. Pembangunan
Pertanian. Rajawali Persada.
Jakarta.