Danau Singkarak
Danau Singkarak | |
---|---|
Letak | Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok, provinsi Sumatera Barat, Indonesia |
Koordinat | 0°36′44.17″S 100°32′21.14″E / 0.6122694°S 100.5392056°E |
Jenis perairan | Tektonik |
Bagian dari | DAS Indragiri |
Aliran keluar utama | Batang Ombilin |
Terletak di negara | Indonesia |
Panjang maksimal | 20 km |
Lebar maksimal | 6.5 km |
Area permukaan | 107.8 km² |
Kedalaman rata-rata | 268 m |
Volume air | 16.1 km³ |
Ketinggian permukaan | 363.5 m |
Kepulauan | Sumatra |
Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yaitu kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar.
Danau ini memiliki luas 107,8 km² dan merupakan danau terluas kedua di pulau Sumatra setelah Danau Toba di Sumatera Utara. Danau ini merupakan hulu dari sungai atau Batang Ombilin. Namun sebagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak[1] di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman.
Danau Singkarak merupakan salah satu hasil dari proses tektonik yang dipengaruhi oleh Sesar Sumatra. Danau ini adalah bagian dari Cekungan Singkarak-Solok yang termasuk di antara segmen dari Sesar Sumatra. Cekungan dari danau ini terbentuk dari sebuah amblesan yang disebabkan oleh aktivitas pergerakan Sesar Sumatra. Cekungan besar ini terbendung oleh material vulkanik dari letusan gunung api sekitarnya. Akibat pembendungan material vulkanik ini terbentuklah Danau singkarak di satu bagian Cekungan Singkarak-Solok. Berbeda dengan Danau Maninjau yang terbentuk akibat letusan gunung api, Danau Singkarak terbentuk utamanya karena proses tektonik.
Geografi dan Hidrografi
[sunting | sunting sumber]Letak dari Danau Singkarak berada pada koordinat 0,36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT). [butuh rujukan]Danau Singkarak terletak pada ketinggian 362 meter di atas permukaan laut (mdpl).[2] Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektare dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268 meter. Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan.
Ekologi
[sunting | sunting sumber]Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan spesies ikan yang diperkirakan hanya hidup di danau ini,[3] dan menjadi salah satu makanan khas. Penelitian para ahli mengungkapkan 19 spesies ikan perairan air tawar hidup di habitat Danau Singkarak, Kabupaten Solok dan Tanah Datar, Sumatera Barat, dengan ketersediaan bahan makanannya yang terbatas.
Dari 19 spesies itu, tiga spesies di antaranya memiliki populasi kepadatan tinggi, yakni ikan Bilih/Biko (Mystacoleusus padangensis Blkr), Asang/Nilem (Osteochilus brachmoides) dan Rinuak. Spesies ikan lainnya yang hidup di Danau Singkarak adalah, Turiak/turiq (Cyclocheilichthys de Zwani), Lelan/Nillem (Osteochilis vittatus), Sasau/Barau (Hampala mocrolepidota) dan Gariang/Tor (Tor tambroides).
Kemudian, spesies ikan Kapiek (Puntius shwanefeldi) dan Balinka/Belingkah (Puntius Belinka), Baung (Macrones planiceps), Kalang (Clarias batrachus), Jabuih/Buntal (Tetradon mappa), Kalai/Gurami (Osphronemus gurami lac) dan Puyu/Betok (Anabas testudeneus).
Selanjutnya, spesies ikan Sapek/Sepat (Trichogaster trichopterus), Tilan (mastacembelus unicolor), Jumpo/Gabus (Chana striatus), Kiuang/Gabus (Chana pleurothalmus) dan Mujaie/Mujair (Tilapia pleurothalmus).
Dengan hanya ada 19 spesies ikan yang hidup di Danau Singkarak menunjukkan keanekaragaman ikan di tempat itu tidak telalu tinggi.
Kondisi mesogotrofik Danau Singkarak yang menyebabkan daya dukung habitat ini untuk perkembangan dan pertumbuhan organisme air seperti plankton dan betos, sangat terbatas.Dari beberapa kali penelitian menunjukan populasi plankton dan betos di Danau Singkarak sangat rendah.Padahal komunitas plankton (fitoplankton dan zooplankton) merupakan basis dari terbentuknya suatu mata rantai makanan dan memegang peranan sangat penting dalam suatu ekosistem danau.Kondisi tersebut, menyebabkan sumber nutrisi utama ikan secara alamiah umumnya adalah berbagai jenis plankton dan bentos.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ adb.org Impact Evaluation Study Of Asian Development Bank Assistance To The Power Sector In Indonesia Diarsipkan 2007-05-08 di Wayback Machine.. Diakses pada 1 Juni 2010
- ^ Hasim (April 2017). Model Pengelolaan Danau: Sebuah Kajian Transdisipliner. Gorontalo: Ideas Publishing. hlm. 8.
- ^ Upaya Pelestarian Ikan Bilih di Danau Singkarak[pranala nonaktif permanen]