Haemosu dari Buyeo
Hae Mosu merupakan pendiri dan Dangun pertama Buyeo. Ia disebutkan di dalam Hwandan Gogi, dan catatan Korea pada abad ke-11 dan 13 yang menguraikan pendirian dari Goguryeo, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea. Goguryeo menganggap dirinya sendiri sebagai pewaris Buyeo dan menganeksasi sisa-sisa Buyeo pada tahun 494.
Haemosu dari Buyeo | |
Hangul | 해모수 |
---|---|
Hanja | 解慕漱 |
Alih Aksara | Hae Mosu |
McCune–Reischauer | Hae Mosu |
Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]Hae Mosu merupakan anggota keluarga kerajaan Gojoseon, Jinjoseon dibawah dinasti yang ditemukan oleh raja ke-44 Gojoseon, Kaisar Gumul dari Gojoseon. Ia naik pangkat menjadi seorang jenderal di usianya yang masih muda (23 tahun) dibawah pimpinan Kaisar Goyeolga dari Gojoseon, dan melayani kerajaan dengan setia selama periode yang membusuk.
Naik Tahta
[sunting | sunting sumber]Gojoseon, yang telah dibagi menjadi tiga kerajaan terpisah, berjatuhan. Jinjoseon, negara pusat dan bekat kedudukan kekuasaan, mulai membusuk ke arah dimana militer tidak lagi mengikuti perintah Kaisar dan bertindak semau mereka sendiri. Melihat bahwa ia tidak lagi dapat mengontrol kerajaan, Kaisar Goyeolga dari Gojoseon mengabdikasi dan meninggalkan kerajaan ke tangan Ohga, yang merupakan Pusat Lima Nobel. Di bawah pimpinan Ohga, para jenderal dan pemimpin militer mulai pergi dan mengadakan pemberontakan. Yang terakhir meninggalkan kerajaan adalah Hae Mosu, yang menjadi jenderal pada usianya yang masih muda, 23 tahun. Hae Mosu meninggalkan kerajaan dengan upaya untuk membangun kembali dan bukan untuk keuntungan dirinya sendiri. Hae Mosu dan pasukannya pergi ke benteng Jangdanggyeong, dimana mereka membangun sebuah istana. Dari sana, Hae Mosu mengambil gelar Cheonhwang-Rang, yang merupakan sebuah gelar yang setara dengan kaisar. Hae Mosu menghancurkan banyak pemberontak dari bekas sahabatnya sesama jenderal di Gojoseon, dan mendapatkan hampir seluruh wilayah Jinjoseon. Dengan ini, Cheonhwang-Rang Hae Mosu menawarkan Pusat Lima Nobel kesempatan untuk membangun kembali Gojoseon dengan nama Bukbuyeo. Setelah mendirikan negara Bukbuyeo, Hae Mosu menunggu selama 6 tahun jikalau bekas raja Goyeolga akan kembali. Setelah jelas-jelas bahwa bekas kaisar tidak akan kembali ke politik, Hae Mosu diberikan gelar sebagai Dangun.[1]
Salah Tafsir
[sunting | sunting sumber]Hae Mosu disinggung di dalam riwayat Samguk Sagi adalah ayah dari Hae Buru dan Raja Dongmyeong. Catatan dan legenda ini melibatkan tiga karakter dan konflik yang tidak memiliki akal sehat. Penelitian terbaru oleh para sejarawan telah memecahkan teka-teki garis keturunan kerajaan Buyeo.
Hubungan dengan Hae Buru
[sunting | sunting sumber]Hae Buru merupakan adik lelaki Go Uru, yang merupakan Dangun ke-4 Buyeo. Ketika Go Uru wafat pada tahun 86 SM, abangnya Hae Buru naik tahta dan menjadi Dangun dari Bukbuyeo. Namun di dalam tahun yang sama itu, Go Dumak, keturunan Goyeolga dari Gojoseon, muncul dan memberontak melawan Hae Buru, merampas tahta dan mendorong Hae Buru ke timur. Hae Buru memimpin para pengikutnya dam beberapa rakyat Bukbuyeo ke kota Gaseopwon, sebuah kota dekat yang sekarang adalah Laut Jepang (Laut Timur). Pada tahun yang sama, Hae Buru mendirikan Buyeo yang lain, yang kemudian dinamakan Dongbuyeo olehnya, karena posisinya berada di sebelah timur Bukbuyeo. Untuk menghindari konflik dengan Dongmyeong Dangun, yang datang untuk memerintah di Bukbuyeo, Hae Buru menyerahkan dirinya sendiri ke Dongmyeong Dangun sebagai kaki tangan Bukbuyeo, dan kemudian menggunakan gelar "Wang," yang berarti "Raja."
Hubungan dengan Go Jumong
[sunting | sunting sumber]Go Jumong merupakan putra Hae Mosu, juga dikenal sebagai Buliji, yang merupakan pemimpin Okjeo. Buliji merupakan cucu Raja Go Jin, yang merupakan putra ke-2 Hae Mosu. Go Mosu bertemu dengan Yuhwa, putri Habaek, ketua sebuah suku yang tinggal di dekat air. Go Mosu menikahi Yuhwa, namun ia terlanjut gugur di medan perang sebelum dapat melihat anak mereka, Jumong, lahir. Go Jumong akhirnya tumbuh dewasa di Dongbuyeo, dan melarikan diri dari Dongbuyeo untuk menghindari para pangeran Dongbuyeo dan amukan kecemburuan mereka. Setelah menyeberangi perbatasan dan memasuki Bukbuyeo, Go Jumong disambut oleh Go Museo Dangun, yang merupakan pemimpin ke-6 Buyeo. Go Museo dangun memutuskan untuk menikahkan Jumong dengan putri keduanya, Soseuno. Ketika Go Museo wafat tanpa memiliki keturunan laki-laki, Jumong naik tahta dan menjadi dangun ke-7 Bukbuyeo. Ia akhirnya menguasai banyak negara kerajaan tetangga dan suku dan mendirikan Goguryeo pada tahun 37 SM.
Legenda
[sunting | sunting sumber]Menurut riwayat Samguk Sagi, Hae Mosu merupakan ayah dari penemu Goguryeo, Jumong. Menurut riwayat Samguk Yusa, Hae Mosu merupakan anak dewa, mengendarai sebuah kereta kuda dari lima naga, tiba di Holsenggolseong pada tahun 58 SM untuk mendirikan Bukbuyeo (Buyeo Utara). Putranya adalah pendiri Goguryeo, Dongmyeongseong. Dan juga konon Haemosu sangat hebat dalam memanah dan merupakan petarung yang handal yang mengalahkan banyak musuh di kerajaannya, Bukbuyeo.
Namu, Haemosu tidak muncul di dalam catatan Cina atau di Tugu peringatan Gwanggaeto yang menjelaskan pendirian Goguryeo. Hal ini dianggap bahwa Goguryeo terintegrasi legendaris pendiri Buyo setelah menaklukkan mantan terakhir.
Kematian
[sunting | sunting sumber]Hae Mosu Dangun meninggal karena usia tua pada tahun 195 SM.
Lihat Pula
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ 三國遺事 卷一 高句麗 … 壇君記云君與西河河伯之女要親有產子名曰夫婁