János Hunyadi
János Hunyadi | |
---|---|
Wali Negeri Kerajaan Hungaria Voivoda Transilvania | |
Kelahiran | ca. 1406 |
Kematian | 11 Agustus 1456 Zimony, Kerajaan Hungaria (sekarang Zemun, Serbia) |
Pemakaman | |
Pasangan | Erzsébet Szilágyi |
Keturunan | László Hunyadi Mátyás Hunyadi (Mátyás Corvin) |
Wangsa | Hunyadi |
Ayah | Voyk Hunyadi |
Tanda tangan |
János Hunyadi atau Yohanes Hunyadi (bahasa Hungaria: Hunyadi János, bahasa Rumania: Ioan de Hunedoara; ca. 1406 – 11 Agustus 1456) adalah tokoh militer dan politik asal Hungaria yang terkemuka di Eropa Tengah dan Eropa Selatan pada abad ke-15. Menurut sebagian besar sumber rujukan dari masa hidupnya, Yohanes adalah putra bangsawan Hungaria keturunan Rumania. Kecakapan militernya benar-benar terasah selama bertugas di tapal batas selatan Hungaria yang terus-menerus diserang kaum Turki Utsmaniyah. Selaku Voivoda Transilvania merangkap ispán dari beberapa kabupaten di kawasan selatan Hungaria, ia mulai mengemban tugas mempertahankan tapal batas negeri itu pada 1441.
Yohanes mengadopsi siasat tempur kaum Husité yang memanfaatkan pedati sebagai sarana militer. Ia tidak saja mengerahkan prajurit-prajurit profesional, tetapi juga melatih rakyat jelata setempat untuk menghadapi serangan musuh. Kebijakan-kebijakan yang inovatif ini turut menentukan keberhasilan perdananya dalam usaha memerangi aksi-aksi penjarahan yang dilakukan oleh bala tentara Utsmaniyah di daerah-daerah perbatasan pada permulaan era 1440-an. Meskipun kalah dalam Pertempuran Varna pada 1444 dan Pertempuran Kosovo II pada 1448, keberhasilannya melancarkan "Perang Panjang" di daerah Pegunungan Balkan pada 1443–1444 dan mempertahankan kota Beograd (bahasa Hungaria: Nándorfehérvár) dari gempuran bala tentara Turki Utsmaniyah yang dipimpin langsung oleh Sultan Mehmed II pada 1456, membuat namanya tersohor sebagai seorang senapati besar. Lonceng-lonceng di Gereja Katolik dan gereja-gereja tua Protestan didentangkan setiap tengah hari untuk merayakan kemenangannya di Beograd. Aksi membunyikan lonceng gereja ini sebenarnya telah diperintahkan oleh Sri Paus sejak sepekan sebelum pengepungan, untuk menggugah semangat juang para prajurit pembela dunia Kristen.
Yohanes juga adalah seorang negarawan besar. Ia terlibat secara aktif dalam perang saudara Hungaria pada awal era 1440-an antara kubu pendukung Ulászló I dan kubu pendukung László V yang bersaing memperebutkan takhta Kerajaan Hungaria bagi junjungannya masing-masing. Yohanes memutuskan untuk berpihak pada Ulászló. Karena disukai di kalangan bangsawan rendahan, pada 1445, Parlemen Hungaria mengangkatnya menjadi salah satu di antara tujuh "pucuk pimpinan" yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan Kerajaan Hungaria sampai Raja László V (kala itu telah diterima menjadi raja oleh semua pihak) cukup umur untuk memerintah sendiri. Sidang parlemen berikutnya semakin meninggikan kedudukan Yohanes dengan mengangkatnya menjadi wali tunggal Raja László V dengan gelar wali negeri. Ketika mengundurkan diri dari jabatan ini pada 1452, ia dianugerahi gelar pusaka pertama di Kerajaan Hungaria (Ispán Tunak Beszterce) oleh Raja László V. Kala itu, Yohanes sudah menjadi salah satu tuan tanah terkaya di Kerajaan Hungaria, dan memiliki wibawa yang besar dalam parlemen sampai akhir hayatnya.
Tokoh yang digelari Athleta Christi (juara Kristus) oleh Paus Pius II ini wafat kira-kira tiga minggu setelah berjaya di Beograd, akibat tertular wabah yang berjangkit di perkemahan tentara salib. Meskipun telah wafat, kemenangan Yohanes atas bala tentara Turki mampu meredam gerak invasi Kesultanan Utsmaniyah ke Kerajaan Hungaria sampai lebih dari 60 tahun lamanya. Ketenarannya merupakan salah satu faktor yang mendorong Parlemen Hungaria memilih putranya, Mátyás Corvin, menjadi Raja Hungaria pada 1457. Yohanes Hunyadi adalah tokoh sejarah yang dikagumi oleh bangsa Hungaria, Rumania, Serbia, Bulgaria, dan bangsa-bangsa lain di Eropa Tengah dan Eropa Selatan.
Masa kecil (ca. 1406 – ca. 1420)
[sunting | sunting sumber]Sumber rujukan tertua mengenai Yohanes Hunyadi adalah selembar piagam anugerah Kerajaan Hungaria bertarikh 18 Oktober 1409.[1][2][3] Piagam ini berisi pernyataan penganugerahan Puri Hunyad (sekarang di Hunedoara, Rumania) beserta tanah ulayatnya oleh Raja Zsigmond kepada ayah Yohanes, Voyk, dan empat orang kerabatnya, termasuk Yohanes sendiri.[4] Dalam piagam ini disebutkan pula bahwa ayah Yohanes kala itu mengabdi sebagai "kesatria istana" di Rumah Tangga Istana Raja Hungaria. Jabatan ini menyiratkan bahwa ia berasal dari keluarga terpandang.[5][6] Dua pujangga abad ke-15, János Thuróczy dan Antonio Bonfini, mencatat bahwa Voyk pindah dari Walakia ke Hungaria atas prakarsa Raja Zsigmond.[3][7] László Makkai, Malcolm Hebron, Pál Engel, dan sejarawan-sejarawan lain menerima begitu saja keterangan kedua pujangga itu, bahwasanya ayah Yohanes berasal dari Walakia.[5][8][9][10] Sebaliknya, Ioan-Aurel Pop berpendapat bahwa Voyk adalah pribumi wilayah Puri Hunyad.[11]
Antonio Bonfini adalah pujangga pertama yang mencatat pula riwayat lain mengenai orang tua Yohanes Hunyadi, disertai keterangan bahwa riwayat lain itu hanyalah "desas-desus murahan" yang sengaja diembuskan oleh seteru Yohanes, Ulrik II, Ispán Celje.[12][13] Menurut desas-desus ini, Yohanes bukan anak kandung Voyk, melainkan anak haram Raja Zsigmond.[12][14] Kisah ini kelak menjadi populer, terutama pada masa pemerintahan putra Yohanes, Mátyás Corvin, yang mendirikan sebuah monumen Raja Zsigmond di Buda.[15] Pujangga abad ke-16, Gáspár Heltai, menyajikan kembali dan mengulas riwayat ini, tetapi para sejarawan modern, seperti Bryan Cartledge dan András Kubinyi, hanya menganggapnya sebagai gunjingan belaka yang tidak dapat ditelusuri kebenarannya.[14][13] Popularitas Yohanes di kalangan masyarakat Semenanjung Balkan telah memunculkan berbagai macam legenda yang mengisahkannya sebagai seorang anak raja.[16][2]
Jati diri ibu Yohanes malah lebih kabur lagi.[13][15] Sehubungan dengan desas-desus status Yohanes sebagai anak haram Raja Zsigmond, baik Antonio Bonfini maupun Gáspár Heltai menyebutkan bahwa ibu Yohanes adalah putri seorang boyar (bangsawan) kaya yang memiliki berhektar-hektar tanah ulayat di Morzsina (sekarang Margina, Rumania).[13][15] Menurut Ioan-Aurel Pop, nama ibu Yohanes adalah Erzsébet.[11] Menurut sejarawan László Makkai, ibu Yohanes adalah putri keluarga Muzsina (atau Mușina), keluarga kenez asal Demsus (sekarang Densuș, Rumania), tetapi Ioan-Aurel Pop menafikan keterkaitan ibu Yohanes dengan keluarga penguasa Morzsina maupun dengan keluarga Muzsina.[11][17]
Antonio Bonfini menambahkan pula keterangan lain bahwa ibu Yohanes adalah seorang putri Yunani, tetapi tidak menyebutkan namanya.[18] Menurut András Kubinyi, penyebutan ibu Yohanes sebagai orang Yunani mungkin mengacu pada agama Kristen Ortodoks yang dianutnya.[13] Dalam sepucuk surat bertarikh 1489, Mátyás Corvin menulis bahwa saudari neneknya ditawan oleh orang Turki Utsmaniyah dan dipaksa menjadi penghuni harem seorang Sultan yang tidak disebutkan namanya. Menurut Mátyás, saudari neneknya itu adalah nenek dari Cem, putra Sultan Mehmed II.[19] Berdasarkan isi surat ini, sejarawan András Kubinyi menyimpulkan bahwa "keterangan perihal asal-usul dari Yunani itu tidak boleh sepenuhnya disepelekan".[20] Jika keterangan Mátyás Corvin itu benar, maka Yohanes Hunyadi, seorang pejuang anti-Utsmaniyah, ternyata adalah saudara sepupu generasi pertama dari Mehmed II, seorang Sultan Turki Utsmaniyah.[21] Di lain pihak, sejarawan Péter E. Kovács beranggapan bahwa keterangan Mátyás Corvin tentang pertalian darah antara keluarganya dan para Sultan Utsmaniyah hanyalah bualan belaka.[22]
Tarikh lahir Yohanes tidak diketahui secara pasti.[23][24] Meskipun Gáspár Heltai mencatat bahwa Yohanes lahir pada 1390, ia tentunya lahir antara 1405 sampai 1407, karena adiknya baru lahir sesudah 1409, sehingga agak tidak masuk akal jika selisih umur mereka terpaut dua dasawarsa.[9][11][24][23] Tempat lahir Yohanes pun tidak diketahui secara pasti.[25] Menurut sejarawan abad ke-16, Antun Vrančić, Yohanes Hunyadi lahir di negeri Hátszeg (sekarang Țara Hațegului di Rumania).[26] Ayah Yohanes diduga telah wafat sebelum 12 Februari 1419, [13] karena selembar piagam kerajaan yang terbit pada tanggal itu hanya memuat nama Yohanes, kedua adik laki-lakinya (Yohanes Junior dan Voyk), serta pamannya (Radol), dan sama sekali tidak menyebut-nyebut perihal ayahnya.[13]
Lahirnya seorang senapati
[sunting | sunting sumber]Masa muda (ca. 1420 – 1438)
[sunting | sunting sumber]Andreas Pannonius, yang mengabdi pada Yohanes Hunyadi selama lima tahun, mencatat bahwa tokoh yang di kemudian hari menjadi Senapati Hungaria itu "membiasakan diri menahan hawa dingin maupun panas pada waktunya".[24] Sebagaimana bangsawan-bangsawan muda lain, Yohanes memanfaatkan masa mudanya dengan mengabdi di istana-istana penguasa.[27] Meskipun demikian, para sejarawan tidak dapat menyusun suatu daftar mantan majikan Yohanes yang benar-benar pasti, karena pujangga-pujangga abad ke-15 menyajikan keterangan-keterangan yang saling bertentangan mengenai masa mudanya.[28]
Penulis riwayat hidup Filippo Scolari, Poggio Bracciolini, mencatat bahwa Scolari — yang bertanggung jawab atas pertahanan di tapal batas selatan Hungaria selaku Ispán (bupati) Temes — mendidik Yohanes sejak ia beranjak remaja. Keterangan ini menyiratkan bahwa Yohanes mengabdi sebagai kacung (juak-juak cilik) Filippo Scolari pada sekitar 1420.[29] Di lain pihak, Giovanni da Capestrano menulis dalam sepucuk surat bertarikh 1456, bahwa Yohanes mulai merintis karier militernya dengan mengabdi pada Miklós Újlaki.[30] Akan tetapi karena tokoh yang bernama Miklós Újlaki sekurang-kurangnya enam tahun lebih muda daripada Yohanes, maka sejarawan Pál Engel menyimpulkan bahwa agaknya tokoh yang dimaksud oleh Giovanni da Capestrano adalah abang dari Miklós, yakni István Újlaki.[30] Ada pula keterangan lain dari Antonio Bonfini bahwa Yohanes mungkin mengawali kariernya dengan mengabdi pada Demeter Csupor, Uskup Zagreb, atau pada keluarga Csáky.[31]
Menurut sejarawan Bizantium, Laonikos Kalkokondiles, Yohanes remaja "tinggal sementara waktu" di istana Stefan Lazarević, Despot Serbia yang mangkat pada 1427.[32] Pernikahan Yohanes dengan Erzsébet Szilágyi meneguhkan keterangan Laonikos Kalkokondiles, karena ayah Erzsébet, László, adalah familiaris (orang dekat) Despot Serbia sekitar 1426.[33] Pernikahan ini berlangsung kira-kira pada 1429.[34] Sejak masa mudanya, Yohanes telah bergabung dengan jajaran juak-juak Raja Zsigmond.[24] Ia ikut mengiringi keberangkatan Raja Zsigmond ke Italia pada 1431. Atas titah Raja Zsigmond, Yohanes bergabung dengan angkatan bersenjata Filippo Maria Visconti, Adipati Milano.[35][36][37] Bonfini meriwayatkan bahwa Yohanes "menjalani masa bakti selama dua tahun" dalam angkatan bersenjata Kadipaten Milano.[38] Para sejarawan modern — antara lain, Bryan Cartledge, Pál Engel, Camil Mureşanu, dan Zsuzsa Teke — berpendapat bahwa Yohanes mulai mengakrabi asas-asas keterampilan militer, termasuk hal-ihwal pengaryaan tentara bayaran, selama masa baktinya di Milano.[9] [14][39][40]
Yohanes kembali menjadi juak-juak Raja Zsigmond, yang kala itu telah dinobatkan menjadi Kaisar Romawi Suci di Roma, pada akhir 1433.[38] Ia menjabat sebagai salah satu "kesatria istana".[13][41] Pada bulan Januari 1434, ia meminjamkan 1.200 keping florin emas kepada Raja Zsigmond.[41][42] Sebagai gantinya, Raja Zsigmond menganugerahkan kekuasaan atas kota Papi — sebuah pekan di Kabupaten Csanád — dan hak untuk mengambil setengah dari hasil pungutan kerajaan atas jasa penyeberangan di Sungai Maros kepada Yohanes dan adiknya.[41][42] Piagam anugerah kerajaan yang diterbitkan sebagai pernyataan tertulis dari transaksi ini menyebut Yohanes sebagai Yohanes orang Vlach (orang Rumania).[11][13][41] Singkatnya, Raja Zsigmond juga menganugerahkan sejumlah daerah kekuasaan tambahan kepada Yohanes, termasuk Békésszentandrás dan Hódmezővásárhely, yang masing-masing meliputi sekitar 10 desa.[41]
Antonio Bonfini juga memberi keterangan tentang masa bakti Yohanes sebagai juak-juak seorang bangsawan bernama "Ferenc Csanádi" yang "sangat berkenan atas pengabdiannya sehingga memperlakukan Yohanes seakan-akan putranya sendiri".[43] Menurut sejarawan Pál Engel, Ferenc Csanádi adalah orang yang sama dengan Franko dari Talovac, Ban Szörény merangkap Ispán Csanád sekitar 1432.[44] Pál Engel berpendapat bahwa Yohanes mengabdi sebagai juak-juak Ban Szörény sekurang-kurangnya selama satu setengah tahun, sejak sekitar bulan Oktober 1434.[45] Yohanes dianugerahi hak guna usaha atas Distrik Vlach di Banat Szörény selama menjalani masa baktinya.[45]
Raja Zsigmond, yang berkunjung ke Praha pada musim panas 1436, mempekerjakan Yohanes beserta kelima puluh orang langsirnya selama tiga bulan sejak bulan Oktober 1437 dengan upah 1.250 keping florin emas. Keterangan ini menyiratkan bahwa Yohanes juga ikut mengiringi lawatan Raja Zsigmond ke Bohemia.[45][46] Yohanes tampaknya mempelajari siasat-siasat tempur kaum Husité selama kunjungan ini, termasuk pemanfaatan pedati sebagai benteng bergerak, yang kelak ia terapkan dalam beberapa pertempuran.[14][46][47] Pada 9 Desember 1437, Raja Zsigmond mangkat. Menantunya, Albert, terpilih menjadi Raja Hungaria sembilan hari kemudian.[48] Para sejarawan, Zsuzsa Teke dan Pál Engel, berpendapat bahwa Yohanes segera kembali ke tapal batas selatan Hungaria yang terus-menerus diserang bala tentara Utsmaniyah.[45][46] Bertolak belakang dengan pendapat mereka, Camil Mureşanu berpendapat bahwa Yohanes mengabdi pada Raja Albert di Bohemia sekurang-kurangnya selama setahun, sampai akhir 1438. [49]
Pertempuran perdana melawan Utsmaniyah (1438–1442)
[sunting | sunting sumber]Bala tentara Utsmaniyah telah menduduki sebagian besar wilayah Serbia pada penghujung 1438.[50] Pada tahun yang sama, dengan bantuan Pangeran Walakia, Vlad II Dracul, bala tentara Utsmaniyah menyerbu Transilvania, menjarah kota Hermannstadt (Nagyszeben), kota Gyulafehérvár (sekarang Alba Iulia, Rumania), dan banyak lagi kota-kota lain.[51] Setelah bala tentara Utsmaniyah maju mengepung kota Smederevo, benteng pertahanan Serbia yang terakhir, pada bulan Juni 1439, Despot Serbia, Đurađ Branković, mengungsi ke Hungaria dan meminta bantuan militer dari penguasa negeri itu.[50][52]
Raja Albert mengimbau segenap kaum bangsawan agar maju serentak menghadapi bala tentara Utsmaniyah, tetapi hanya segelintir saja yang datang berkumpul di daerah Titel. Para bangsawan yang telah berkumpul pun malah berusaha mengelakkan pertempuran.[53][54] Hanya Yohanes[54] yang berani maju menggempur bala tentara pengepung, dan berhasil menekan mereka dengan serangan-serangan dadakan berskala kecil. Tindakan yang gagah berani ini tak ayal membuat namanya tersohor.[54] Akan tetapi bala tentara Utsmaniyah akhirnya berhasil menduduki Smederevo pada bulan Agustus.[52][55] Raja Albert mengganjari tindakan kepahlawanan adik-beradik Hunyadi dengan mengangkat keduanya menjadi Ban Szörény, dan menaikkan derajat kebangsawanan mereka menjadi "baron sejati negeri Hungaria".[56] Keduanya juga dianugerahi kekuasaan atas distrik Vlach di Kabupaten Temes.[57]
Raja Albert mangkat akibat terserang disentri pada 27 Oktober 1439,[53] meninggalkan permaisurinya, Erzsébet, putri mendiang Raja Zsigmond, dalam keadaan hamil tua. Putra yang dilahirkan Erzsébet kelak dikenal dengan julukan László Si Yatim.[58] Parlemen Hungaria menawarkan jabatan Raja Hungaria kepada Raja Polandia, Ulászló, tetapi Erzsébet berhasil melaksanakan upacara penobatan putranya yang masih bayi menjadi Raja Hungaria yang sah pada 15 Mei 1440.[59] Di lain pihak, Ulászló menerima tawaran Parlemen Hungaria dan dinobatkan pada 17 Juli 1440.[59] Ketika pecah perang saudara antara kubu pendukung Raja Ulászló dan kubu pendukung Raja László, Yohanes memutuskan untuk mendukung Raja Ulászló.[60] Yohanes maju memerangi bala tentara Utsmaniyah di Walakia, dan dianugerahi lima daerah kekuasaan di sekitar tanah-tanah milik keluarganya oleh Raja Ulászló sebagai ganjaran atas jasa-jasanya pada 9 Agustus 1440.[61]
Yohanes bersama Miklós Újlaki berjuang bahu-membahu menumpas bala tentara seteru Raja Ulászló di Bátaszék pada awal 1441.[14][9] Keberhasilan perjuangan mereka menjadi akhir dari perang saudara di Hungaria.[14] Sebagai ganjaran atas jasa-jasa mereka, Raja Ulászló mengangkat Yohanes dan Miklós menjadi penguasa bersama atas Transilvania dan Székely pada bulan Februari.[9][14] Singkatnya, Raja Ulászló juga melantik keduanya menjadi Ispán Temes, dan menganugerahkan kota Nándorfehérvár (Beograd, Serbia) beserta seluruh puri di sepanjang tepian Sungai Donau menjadi daerah kekuasaan mereka.[62][9]
Karena Miklós lebih banyak menghabiskan waktunya di istana kerajaan, maka Yohanes praktis seorang diri menjalankan roda pemerintahan Transilvania dan daerah-daerah di sepanjang tapal batas selatan Hungaria.[63][64] Segera sesudah pengangkatannya, Yohanes bergegas menuju Transilvania, tempat para pendukung raja kanak-kanak, László V, masih kuat bercokol.[65] Setelah berhasil mengamankan Transilvania, daerah-daerah lain yang berada di bawah kekuasaannya tidak lagi diusik oleh konflik-konflik di dalam negeri Hungaria, sehingga Yohanes dapat mencurahkan perhatiannya pada upaya-upaya pertahanan di tapal batas.[65] Dengan jalan memperjuangkan kepentingan tuan-tuan tanah daerah di hadapan majelis istana, Yohanes memperkukuh kedudukannya selaku pemimpin tertinggi di daerah-daerah kekuasaannya.[66] Sebagai contoh, ia berhasil mendapatkan anugerah-anugerah dari raja berupa tanah ulayat dan hak-hak istimewa bagi para pemuka daerah.[66]
Yohanes juga melakukan perbaikan atas tembok-tembok kota Nándorfehérvár yang rusak akibat gempuran bala tentara Utsmaniyah.[67] Untuk membalas serangan-serangan bala tentara Utsmaniyah atas daerah-daerah di sekitar Sungai Sava, ia melancarkan serangan dadakan ke daerah-daerah pendudukan Utsmaniyah pada musim panas atau musim gugur 1441.[68] Dalam sebuah pertempuran yang telah disepakati terlebih dahulu oleh kedua belah pihak, ia berhasil mengalahkan Ishak Bey, penguasa kota Smederovo.[69]
Di awal tahun berikutnya, Bey Mezid menginvasi Transilvania dengan bala tentara berkekuatan 17.000 prajurit.[70] Yohanes yang tidak siap menghadapi invasi mendadak itu mengalami kekalahan dalam pertempuran pertama di dekat kota Marosszentimre (Sântimbru, Rumania).[67][5] Bey Mezid maju mengepung kota Hermannstadt, tetapi bala tentara gabungan yang terdiri atas kekuatan tempur Yohanes dan kekuatan tempur Miklós Újlaki, yang kala itu telah tiba di Transilvania, mampu mematahkan pengepungan.[67] Bala tentara Utsmaniyah ditumpas habis di Gyulafehérvár pada 22 Maret.[67][5]
Paus Eugenius IV, yang sudah lama memendam niat untuk melancarkan perang salib baru melawan kaum Turki Utsmaniyah, mengutus dutanya, Kardinal Giuliano Cesarini, ke Hungaria.[71] Sang Kardinal yang tiba pada bulan Mei 1442 ini bertugas memprakarsai kesepakatan damai antara Raja Ulászló dan Ibu Suri Erzsébet.[72][73] Sultan Turki Utsmaniyah, Murad II, memerintahkan Wali Negeri Rumelia, Şihabeddin Pasya, untuk menginvasi Transilvania dengan bala tentara berkekuatan 70.000 prajurit.[67] Sang Pasya bersumbar bahwa musuh-musuhnya akan kabur ketakutan begitu begitu melihat serbannya.[74] Meskipun hanya mampu mengerahkan 15.000 prajurit, Yohanes berhasil menimpakan kekalahan telak atas bala tentara Utsmaniyah di Sungai Ialomița pada bulan September.[67][72] Yohanes mengangkat Basarab II menjadi penguasa Walakia, tetapi seteru Basarab, Vlad Dracul, datang kembali ke negeri itu dan menyingkirkan Basarab pada awal 1443.[75]
Kemenangan Yohanes pada 1441 dan 1442 membuat dirinya menjadi musuh utama kaum Turki Utsmaniyah dan membuat namanya tersohor ke segenap penjuru dunia Kristen.[72][76] Ia pandai menyusun formasi-formasi serang yang sangat tangguh, sehingga mampu mengimbangi kekuatan tempur Utsmaniyah yang jauh lebih besar dengan manuver-manuver serangan yang tak terelakkan.[77] Ia memanfaatkan jasa tentara-tentara bayaran (banyak di antaranya adalah mantan anggota pasukan Husité dari Ceko yang baru saja bubar), meningkatkan profesionalisme dalam struktur kepemimpinan bala tentaranya,[78] dan melatih rakyat jelata di daerah perbatasan menjadi sepasukan besar aparat militer ireguler yang tidak segan-segan ia kerahkan ke medan perang.[79]
Senapati dan politikus
[sunting | sunting sumber]Perang Panjang (1442–1444)
[sunting | sunting sumber]Pada bulan April 1443, Raja Ulászló dan baron-baron bawahannya memutuskan untuk memaklumkan perang terhadap kaum Turki Utsmaniyah.[80] Dengan perantaraan Kardinal Cesarini, Ulászló berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan wali dari Raja László V, Raja Jerman, Friedrich IV.[81] Atas dasar kesepakatan ini, Jerman tidak akan menyerang Hungaria selama 12 bulan ke depan.[72]
Dengan 32.000 keping florin emas dari kantong sendiri, Hunyadi mengupah lebih dari 10.000 prajurit bayaran.[82] Raja Ulászló menghimpun pasukan sendiri, dan bala bantuan juga datang dari Polandia dan Moldavia.[82] Sang Raja dan Yohanes berangkat menuju medan perang dengan membawa bala tentara berkekuatan 25-27.000 prajurit pada musim gugur 1443.[82] Meskipun secara de iure Raja Ulászló adalah panglima perang tertinggi, secara de facto Yohaneslah yang memimpin dan mengarahkan segenap pasukan dalam peperangan.[83] Despot Đurađ Branković juga datang bergabung membawa pasukan tempur berkekuatan 8.000 prajurit.[82][67]
Yohanes memimpin pasukan garis depan maju mencegat empat pasukan kecil Utsmaniyah untuk mencegah pasukan-pasukan itu bergabung.[84] Ia berhasil merebut kota Kruševac, kota Niš, dan kota Sofia.[85][86] Meskipun demikian, bala tentara Hungaria tidak sanggup menembus celah penyeberangan di Pegunungan Balkan menuju Edirne.[87][88] Cuaca dingin dan kurangnya pasokan pangan memaksa bala tentara Kristen berhenti di Zlatitsa.[89][90][88] Setelah memenangkan Pertempuran Kunovica, mereka kembali ke kota Beograd pada bulan Januari, dan ke kota Buda pada bulan Februari 1444.[91]
Pertempuran Varna dan kesudahannya (1444–1446)
[sunting | sunting sumber]Walau tak satu pun pasukan utama Utsmaniyah yang berhasil dikalahkan, "perang panjang" yang dipimpin Yohanes mampu membangkitkan kembali semangat juang umat Kristen di seluruh Eropa.[89] Paus Eugenius dan Philippe Si Budiman, Adipati Burgundia, serta penguasa-penguasa lain di Eropa menyerukan kepada masyarakat Kristen Eropa untuk melancarkan sebuah perang salib baru dengan janji dukungan dana atau militer.[92] Sebuah "partai" — sekelompok bangsawan dan rohaniwan — di bawah pimpinan Yohanes agaknya terbentuk pada masa ini.[93] Partai ini dibentuk dengan tujuan mempertahankan Hungaria dari invasi kaum Turki Utsmaniyah.[93] Berdasarkan isi sepucuk surat yang ditulis oleh Đurađ Branković, Yohanes menghabiskan lebih dari 63.000 keping florin emas untuk mengupah tentara-tentara bayaran pada semester pertama tahun itu.[94] Seorang tokoh humanisme Abad Pembaharuan di Hungaria, János Vitéz menjadi kawan akrab Yohanes sekitar periode ini.[93]
Sepak terjang bala tentara Kristen di wilayah kekuasaan kaum Turki Utsmaniyah juga mendorong rakyat Semenanjung Balkan untuk bangkit melawan penjajahan Utsmaniyah.[87][89] Skanderbeg, seorang bangsawan Albania, mengusir para penjajah Utsmaniyah dari Krujë dan benteng-benteng lain yang dahulu dikuasai oleh keluarganya.[95] Sultan Murad II, yang lebih mengkhawatirkan pemberontakan Beylik Karaman di Anatolia, menawarkan kesepakatan damai yang sangat menguntungkan bagi Raja Ulászló.[92] Ia bahkan berjanji untuk menarik mundur garnisun-garnisun Utsmaniyah dari Serbia, sehingga memungkinkan negeri itu untuk memulihkan kembali status semimandirinya di bawah pemerintahan Despot Đurađ Branković.[96] Ia menawarkan pula gencatan senjata selama sepuluh tahun.[97] Perutusan Hungaria menerima tawaran Sultan Murad II di Edirne pada 12 Juni 1444.[97]
Đurađ Branković, yang telah mendapatkan kembali wilayahnya, menyerahkan tanah-tanah miliknya di Világos (sekarang Șiria, Rumania) dalam wilayah Kabupaten Zaránd sebagai tanda terima kasih kepada Yohanes pada 3 Juli.[98][99] Yohanes menasihati Raja Ulászló untuk mengesahkan kesepakatan damai yang sangat menguntungkan itu, tetapi Kardinal Cesarini mendesak Sang Raja untuk melanjutkan perang salib.[100][101] Pada 4 Agustus, Raja Ulászló mengikrarkan sumpahnya untuk kembali memerangi kaum Turki Utsmaniyah sebelum akhir tahun itu, meskipun kesepakatan damai telah tercapai.[100] Menurut keterangan János Thuróczy, Sang Raja menunjuk Yohanes untuk menandatangani kesepakatan damai dengan pihak Utsmaniyah pada 15 Agustus.[100] Hanya dalam waktu seminggu, Đurađ Branković menyerahkan tanah-tanah miliknya yang luas di wilayah Kerajaan Hungaria — meliputi Debrecen, Munkács (sekarang Mukacheve, Ukraina), dan Nagybánya (sekarang Baia Mare, Rumania) — sebagai jaminan kepada Yohanes.[100]
Raja Ulászló, yang terus-menerus diingatkan oleh Kardinal Cesarini untuk menepati sumpahnya, memutuskan untuk menginvasi kaum Turki Utsmaniyah pada musim gugur.[92] Atas anjuran Sang Kardinal, ia mengiming-imingi Yohanes dengan tawaran mahkota Kerajaan Bulgaria.[100] Bala tentara salib bergerak meninggalkan Hungaria pada 22 September.[100] Menurut rencana, mereka akan bergerak menuju Laut Hitam melalui Pegunungan Balkan.[102][83] Mereka berharap armada Venesia akan menghalang-halangi Sultan Murad untuk memindahkan bala tentara Utsmaniyah dari Anatolia menuju Semenanjung Balkan, tetapi orang-orang Genova mengangkut bala tentara Sultan menyeberangi Selat Dardanela.[83] Kedua pihak bertemu dan bertempur di dekat Varna pada 10 November.[100]
Meskipun kalah jumlah dua banding satu, bala tentara salib mula-mula merajai medan tempur,[103][104] namun Raja Ulászló yang baru berusia 20 tahun itu terlampau dini menyerang pasukan yanisari, dan akhirnya gugur dalam pertempuran.[103] Bala tentara Utsmaniyah memanfaatkan kepanikan yang melanda bala tentara salib untuk melakukan aksi penumpasan.[103][105] Yohanes nyaris berhasil meloloskan diri, tetapi tertangkap dan dipenjarakan oleh prajurit-prajurit Walakia.[106][107] Tak lama kemudian, ia dilepaskan oleh Vlad Dracul.[107]
Dalam sidang Parlemen Hungaria berikutnya yang diselenggarakan pada bulan April 1445, wakil-wakil rakyat Hungaria sepakat untuk mengakui László V yang masih kanak-kanak sebagai Raja Hungaria jika Raja Ulászló, yang kala itu belum diketahui nasibnya, tidak kembali ke Hungaria pada akhir bulan Mei.[103][108] Mereka juga memilih tujuh orang "pucuk pimpinan", salah satunya adalah Yohanes. Masing-masing pucuk pimpinan bertanggung jawab atas pemulihan keamanan dan ketertiban di bagian wilayah kerajaan yang dipercayakan kepada mereka.[103][109] Yohanes diberi tanggung jawab atas kawasan di sebelah timur Sungai Tisza.[103][110] Di kawasan ini, ia memiliki sekurang-kurangnya enam puri dan berhektar-hektar tanah yang tersebar di sepuluh kabupaten, sehingga membuatnya menjadi baron terkuat di bagian wilayah kerajaan yang dipercayakan kepadanya.[111]
Yohanes berencana untuk memaklumkan perang salib baru melawan kaum Turki Utsmaniyah.[112] Untuk itu, ia tak henti-hentinya menyurati Sri Paus dan para kepala monarki Eropa Barat sepanjang tahun 1445.[112][113] Pada bulan September, ia menggelar pertemuan di Nikopolis dengan Waleran de Wavrin yang mengepalai delapan buah galai Burgundia, dan Vlad Dracul dari Wallachia yang telah merebut benteng-benteng kecil di sepanjang kawasan hilir Sungai Donau dari tangan Utsmaniyah.[114][112][115] Meskipun demikian, ia tidak mengambil risiko untuk memerangi garnisun-garnisun Utsmaniyah yang ditempatkan di tepi barat Sungai Donau, dan pulang ke Hungaria menjelang musim dingin.[114] Tak seberapa lama kemudian, Vlad Dracul menandatangani kesepakatan damai dengan pihak Utsmaniyah.[115]
Menjadi wali negeri (1446–1453)
[sunting | sunting sumber]Wakil-wakil rakyat Hungaria mengangkat Yohanes menjadi Wali Raja Hungaria dengan gelar "wali negeri" pada 6 Juni 1446.[108][116] Ia terpilih berkat dukungan para bangsawan rendahan, tetapi kala itu Yohanes sendiri adalah salah satu baron terkaya di Hungaria.[117] Luas daerah kekuasaannya mencapai lebih dari 800.000 hektar (2.000.000 ekar).[118] Yohanes adalah satu dari segelintir baron yang kala itu tak segan-segan menggelontorkan dana pribadi untuk membiayai perang melawan kaum Turki Utsmaniyah, dan dengan demikian telah berjasa menanggung banyak biaya perang Kerajaan Hungaria selama bertahun-tahun.[5]
Selaku kepala pemerintahan Kerajaan Hungaria, Yohanes diberi kewenangan atas sebagian besar hak istimewa raja selama Raja László V masih di bawah umur.[109] Misalnya saja, ia diperkenankan menganugerahkan tanah, tetapi dibatasi sampai sebanyak-banyaknya 32 bidang lahan garapan.[108] Yohanes berusaha keras untuk mengamankan tapal batas kerajaan.[103] Tak lama sesudah terpilih, ia melancarkan serangan terhadap Ispán Celje, Ulrik II, tetapi gagal mendapatkan hasil yang diharapkan.[119] Ispán Ulrik memerintah Slavonia dengan gelar ban (yang ia sandang tanpa persetujuan siapa-siapa) dan menolak menyerahkan kedudukannya kepada pejabat baru yang diangkat oleh Yohanes.[119] Yohanes sendiri tidak sanggup memaksa Ispán Ulrik untuk melepas jabatannya.[119]
Yohanes berhasil membujuk Jan Jiskra dari Brandýs — seorang senapati Ceko yang menguasai kawasan utara (sekarang termasuk wilayah negara Slowakia) — untuk menandatangani kesepakatan gencatan senjata selama tiga tahun pada 13 September.[116][103] Akan tetapi Jan Jiskra melanggar kesepakatan itu dan konflik kembali berlanjut.[120] Pada bulan November, Yohanes maju memerangi Raja Jerman, Friedrich IV, yang enggan melepaskan László V. Ia berhasil merebut kota Kőszeg, kota Sopron, dan kota-kota lain di sepanjang tapal batas barat.[121] Pasukan-pasukan Yohanes menjarah rayah Austria, Steiermark, Kärnten, dan Krain, tetapi tidak berhasil meraih kemenangan yang paripurna.[108][122] Kesepakatan damai dengan Raja Friedrich ditandatangani pada 1 Juni 1447.[123] Meskipun Raja Friedrich melepaskan Győr, statusnya selaku wali dari Raja László V dikukuhkan.[123][124] Langkah ini mengecewakan wakil-wakil rakyat di parlemen yang kemudian memilih László Garai — salah seorang pemimpin kubu penentang Yohanes — menjadi Palatinus Hungaria pada bulan September 1447.[103][125]
Yonanes semakin giat melakukan perundingan, yang telah ia rintis sejak tahun 1446, dengan Alfonso Si Budiman, Raja Aragon dan Napoli.[125] Ia bahkan mengiming-imingi Alfonso dengan mahkota Kerajaan Hungaria jika bersedia ikut dalam perang salib melawan kaum Turki Utsmaniyah dan kelak mengukuhkan kedudukannya selaku Wali Negeri Kerajaan Hungaria,[125] namun Sang Raja tidak bersedia menandatangani perjanjian apa pun.[126]
Yohanes menginvasi Walakia dan menggulingkan Vlad Dracul dari tampuk kekuasaan negeri itu pada bulan Desember 1447.[123][115] Menurut catatan panitera Polandia masa itu, Jan Długosz, Yohanes memerintahkan agar "orang yang telah ia janjikan jabatan Voivoda itu" dibutakan, dan berencana untuk mengambil alih[127] Walakia bagi dirinya sendiri.[128] Yohanes menggelari dirinya "Voivoda Tanah Transalpina" dan menyebut kota Târgoviște di Walakia sebagai "benteng kami" dalam sepucuk surat bertarikh 4 Desember 1447.[129] Dapat dipastikan bahwa Yohanes mengangkat voivoda baru untuk menduduki takhta Walakia, tetapi para sejarawan modern masih memperdebatkan apakah voivoda yang baru itu adalah Vladislav II (yang disebut Yohanes sebagai kerabatnya dalam sepucuk surat) ataukah Dan (kemungkinan besar adalah putra Basarab II).[115][130] [131] Pada bulan Februari 1448, Yohanes mengerahkan sepasukan prajurit ke Moldavia dalam rangka membantu penuntut takhta Moldavia, Petru, untuk merebut kekuasaan atas negeri itu.[132] Sebagai balas jasa, Petru mengakui suzerenitas pemerintahan Yohanes atas Moldavia dan memfasilitasi penempatan garnisun Hungaria di benteng Chilia Veche yang terletak di kawasan hilir Sungai Donau.[132]
Yohanes sekali lagi berusaha menyingkirkan Ispán Ulrik dari negeri Slavonia, tetapi tidak berhasil mengalahkannya.[119] Pada bulan Juni, Yohanes dan Ispán Ulrik menandatangani sebuah kesepakatan yang mengukuhkan kedudukan Ispán Ulrik selaku Ban Slavonia.[119] Tak lama kemudian, Yohanes mengutus duta-dutanya menghadap dua pemimpin Albania yang terkemuka — Skanderbeg adan ayah mertuanya, Gjergj Arianiti — untuk meminta bantuan mereka dalam perjuangan melawan kaum Turki Utsmaniyah.[131] Paus Eugenius menganjurkan agar kampanye anti-Utsmaniyah sebaiknya ditunda dulu.[126] Namun dalam sepucuk surat bertarikh 8 September 1448, Yohanes menegaskan bahwa ia "sudah muak melihat lelaki-lelaki kami diperbudak, perempuan-perempuan kami diperkosa, kereta-kereta disarati dengan penggalan kepala rakyat kami" dan menyatakan tekadnya untuk mengusir "sang seteru dari bumi Eropa".[126][133] Dalam surat yang sama, ia membabarkan strategi militernya kepada Sri Paus, sambil menegaskan bahwa "kekuatan senantiasa lebih besar bilamana digunakan untuk menyerang daripada bertahan".[134]
Yohanes kembali ke medan perang membawa 16.000 prajurit pada bulan September 1448.[133] Sekitar 8.000 prajurit dari Walakia datang bergabung dalam barisannya.[133][134] Karena Đurađ Branković menolak untuk membantu perjuangan para tentara salib, Yohanes menganggapnya sebagai sekutu Utsmaniyah dan membiarkan bala tentaranya bergerak melintasi Serbia sambil menjarah desa-desa di negeri itu.[135] Untuk mencegah bergabungnya kekuatan tempur Yohanes dan kekuatan tempur Skanderbeg, Sultan Murad II terlebih dahulu mencegat Yohanes di Kosovo Polje pada 17 Oktober.[133] Pertempuran yang berlangsung selama tiga hari itu berakhir dengan kehancuran bala tentara salib.[120] Sekitar 17.000 prajurit Hungaria dan Walakia gugur atau ditawan musuh. Dengan susah payah Yohanes berhasil meloloskan diri dari pertempuran itu.[133] Dalam perjalanan pulang, ia ditangkap oleh Đurađ Branković dan dipenjarakan di benteng Smederevo.[120][136] Sang Despot mula-mula berniat menyerahkan Yohanes kepada pihak Utsmaniyah,[136] namun membatalkan niatnya itu setelah dibujuk untuk menandatangani kesepakatan damai dengan Yohanesoleh para baron dan prelatus Hungaria yang berkumpul di Szeged.[136][133] Berdasarkan isi kesepakatan damai itu, Yohanes wajib membayar uang tebusan sebesar 100.000 keping florin emas dan mengembalikan daerah-daerah yang telah direbutnya dari Đurađ Branković.[136][133] Putra sulung Yohanes, László diantar untuk tinggal bersama Sang Despot sebagai sandera jaminan.[133][137] Yohanes dibebaskan dan pulang ke Hungaria menjelang akhir bulan Desember 1448.[136][137]
Kekalahan dan kesepakatan damai yang memalukan itu memperlemah kedudukan Yohanes.[133] Para prelatus dan baron Hungaria meneguhkan kesepakatan damai itu dan mengutus Đurađ Branković untuk berunding dengan pihak Utsmaniyah. Yohanes pun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Voivoda Transilvania.[138] Ia menginvasi daerah-daerah yang dikuasai Jan Jiskra dan tentara-tentara bayarannya dari Ceko pada musim gugur, tetapi tidak berhasil mengalahkan mereka.[139][140] Di lain pihak, para penguasa negeri tetangga — Stjepan Tomaš, Raja Bosnia, dan Bogdan II, Voivoda Moldavia — menandatangani kesepakatan damai dengan Yohanes, yang berisi janji mereka untuk tetap setia kepadanya.[141][142] Pada awal 1450, Yohanes dan Jan Jiskra menandatangani kesepakatan damai di Mezőkövesd, yang mengakui kekuasaan Jan Jiskra atas sejumlah besar kota-kota yang makmur di kawasan Tanah Tinggi Hungaria, termasuk kota Pozsony (sekarang Bratislava, Slowakia) dan kota Kassa (sekarang Košice, Slowakia).[143][144]
Atas desakan Yohanes, sidang parlemen yang berlangsung pada bulan Maret 1450 mengeluarkan keputusan untuk menyita tanah-tanah milik Đurađ Branković yang terletak di dalam wilayah Kerajaan Hungaria.[145][142] Yohanes memimpin pasukan tempurnya bergerak menuju Serbia, memaksa Đurađ Branković untuk membebaskan putranya.[145][146] Pada 17 Juli 14450, Yohanes menandatangani sebuah kesepakatan dengan László Garai dan Miklós Újlaki untuk saling bantu dalam mempertahankan jabatan masing-masing bilamana Raja László V telah kembali ke Hungaria.[145][146] Pada bulan Oktober, Yohanes menandatangani perjanjian damai dengan Raja Friedrich, yang mengukuhkan kedudukan kepala monarki Jerman ini sebagai wali dari Raja László V untuk jangka waktu delapan tahun.[143][146] Melalui perantaraan Miklós dan baron-baron lainnya, Yohanes akhirnya menyepakat sebuah perjanjian damai dengan Branković pada bulan Agustus 1451, yang memberikan kuasa kepada Yohanes untuk menebus daerah-daerah yang diperebutkan keduanya dengan 155.000 keping florin emas.[147][145] Yohanes melancarkan serangan militer terhadap Jan Jiskra, tetapi pasukan Hungaria dicegar oleh senapati Ceko itu di dekat kota Losonc (sekarang Lučenec, Slowakia) pada 7 September.[120][143] Melalui perantaraan Branković, Hungaria dan Kesultanan Osmnali akhirnya menandatangani kesepakatan gencatan senjata untuk jangka waktu tiga tahun pada 20 November.[148]
Pada pergantian tahun 1451 ke 1452, kaum bangsawan Austria bangkit memberontak melawan Raja Friedrich, yang memerintah Kadipaten Austria atas nama László Si Yatim.[145][149][150] Pimpinan pemberontak, Ulrich Eyczinger, meminta bantuan wakil-wakil rakyat dari negeri-negeri yang beraja pada László Si Yatim, Bohemia dan Hungaria.[145][150] Parlemen Hungaria yang bersidang di Pozsony pada bulan Februari 1452, mengirim serombongan utusan ke Wina.[143] Pada 5 Maret, wakil-wakil rakyat Austria dan Hungaria dengan suara bulat menuntut Raja Friedrich untuk melepaskan hak perwaliannya atas László Si Yatim.[147] Raja Friedrich, yang kala itu telah dinobatkan menjadi Kaisar Romawi Suci, mula-mula menolak tuntutan mereka.[151] Yohanes menyelenggarakan sidang parlemen untuk membahas perkembangan situasi itu, tetapi sebelum sidang menghasilkan keputusan, pasukan gabungan wakil-wakil rakyat Austria dan Bohemia telah berhasil memaksa Raja Friedrich untuk menyerahkan László Si Yatim kepada Ispán Celje, Ulrik II, pada 4 September.[143][151][152] Sementara itu, Yohanes melakukan pertemuan dengan Jan Jiskra di Körmöcbánya (sekarang Kremnica, Slowakia) dan menandatangani sebuah kesepakatan bersama pada 24 Agustus.[120][143] Berdasarkan isi kesepakatan itu, Jan Jiskra tetap berhak menguasai kota Léva (sekarang Levica, Slowakia) dan berhak menerima "pertigapuluhan" — semacam bea masuk — yang dipungut di kota Késmárk (sekarang Kežmarok, Slowakia) dan kota Ólubló (sekarang Stará Ľubovňa, Slowakia).[120] [153] Pada bulan September, Yohanes mengutus duta-duta ke Konstantinopel untuk menyampaikan janji bantuan militer kepada Kaisar Bizantium, Konstantinus XI.[154] Sebagai gantinya, ia meminta dua benteng Bizantium di Laut Hitam, Silivri dan Misivri, tetapi ditolak oleh kaisar.[155]
Yohanes memerintahkan penyelenggaraan sidang parlemen di Buda, tetapi para baron dan prelatus Hungaria memutuskan untuk menghadap Raja László V di Wina dan bersidang di kota itu pada bulan November.[151] Dalam sidang parlemen di Wina, Yohanes memaklumkan pengunduran dirinya dari jabatan Wali Raja Hungaria, tetapi sesudah itu ia diangkat menjadi "Panglima Besar Kerajaan Hungaria" oleh Raja László pada 30 Januari 1453.[151][156][157] Sang Raja bahkan mengaruniakan kewenangan kepada Yohanes untuk tetap mengepalai puri-puri kerajaan dan menerima berbagai pendapatan kerajaan dalam lingkup kewenangannya saat itu.[156] Raja László V juga menganugerahinya kekuasaan atas daerah Beszterce (sekarang Bistrița, Rumania) — sebuah distrik yang didiami orang-orang Saksen Transilvania — dengan gelar "örökös főispán" (ispán tunak), anugerah gelar warisan yang pertama dalam sejarah Kerajaan Hungaria.[156][149]
Berseteru dan berdamai (1453–1455)
[sunting | sunting sumber]Dalam sepucuk surat bertarikh 28 April 1453, Aeneas Silvius Piccolomini — di kemudian hari menjadi Paus Pius II — menguraikan bahwa pemerintahan di wilayah kekuasaan Raja László V diselenggarakan oleh "tiga orang": Yohanes Hunyadi di Hungaria, Jiří dari Poděbradi di Bohemia, dan Ulrik dari Celje di Austria.[158] Akan tetapi kedudukan Yohanes lambat laun semakin goyah, karena bahkan para mantan sekutunya sekalipun berprasangka buruk melihat usaha-usaha yang dilakukannya untuk mempertahankan kewenangan yang telah dipercayakan kepadanya.[159] Warga kota Beszterce mendesaknya untuk menerbitkan selembar piagam yang berisi pengukuhan atas hak adat mereka untuk berdiri sendiri pada 22 Juli.[160] Sahabat lama Yohanes, Miklós Újlaki, secara resmi membentuk persekutuan dengan Palatinus László Garai dan Hakim Kerajaan László Pálóci, dengan maksud untuk menegakkan kembali kekuasaan raja pada bulan September.[161]
Yohanes mengiringi keberangkatan Raja Hungaria yang masih belia itu ke kota Praha, serta menandatangani sebuah kesepakatan dengan Ulrich Eyczinger (yang telah menyingkirkan Ispán Ulrik dari Austria) dan Jiří dari Poděbradi menjelang akhir tahun itu.[162][163] Sekembalinya dari Praha, Yohanes memerintahkan penyelenggaraan sidang parlemen, atas nama raja namun tanpa izin raja, guna membahas persiapan perang melawan orang Turki Utsmaniyah yang telah merebut kota Konstantinopel pada bulan Mei 1453.[164][163] Parlemen memerintahkan mobilisasi kekuatan tempur dan menetapkan Yohanes sebagai panglima tertinggi angkatan perang Hungaria selama satu tahun, tetapi banyak dari keputusan-keputusan sidang yang tak kunjung terlaksana.[163][165] Misalnya saja, parlemen mewajibkan seluruh tuan tanah untuk mengerahkan empat orang prajurit kavaleri dan dua orang prajurit infantri dari setiap seratus kepala keluarga kawula mereka, tetapi ketetapan ini tidak pernah dilaksanakan.[152][163]
Raja László V membentuk parlemen baru yang bersidang pada bulan Maret atau April.[163][166] Dalam sidang itu, utusan-utusan raja — tiga orang bangsawan Austria — mengumumkan bahwa Sang Raja sedang menyusun rencana untuk menata administrasi pendapatan kerajaan melalui pejabat-pejabat yang dipilih oleh parlemen dan akan membentuk dua dewan (anggota-anggotanya juga dipilih oleh wakil-wakil rakyat) untuk membantunya menyelenggarakan pemerintahan kerajaan Hungaria.[159][163][167] Akan tetapi parlemen menolak meratifikasi usulan-usulan raja, kecuali usulan pembentukan dewan penasihat kerajaan yang beranggotakan enam orang prelatus, enam orang baron, dan enam orang bangsawan.[168] Sadar bahwa raja sedang berusaha untuk membatasi kewenangannya, Yohanes pun menuntut penjelasan, tetapi Sang Raja berkilah tidak mengetahui tindakan-tindakan para utusannya.[169] Sementara itu Sang Raja memulangkan Jan Jiskra ke Hungaria dan mempercayakan penyelenggaraan pemerintahan kota-kota pertambangan kepadanya.[143][169] Untuk mengimbangi kebijakan-kebijakan baru ini, Yohanes membujuk Ispán Ulrik untuk menyerahkan kepadanya sejumlah benteng kerajaan (beserta lahan-lahannya masing-masing) di Kabupaten Trencsén yang telah dianugerahkan oleh pemerintah kerajaan kepada Ulrick sebagai penjamin kesetiaan.[170]
Sultan Turki Utsmaniyah, Mehmed II, menginvasi Serbia pada bulan Mei 1454 serta mengepung Smederevo, dan dengan demikian melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah ditandatangani pada bulan November 1451 oleh Kesultanan Utsmaniyah dan Kerajaan Hungaria.[169] Yohanes memutuskan untuk melakukan intervensi militer dan mulai menghimpun bala tentara di Nándorfehérvár, sehingga Sultan Mehmed terpaksa menghentikan aksi pengepungan dan mundur dari Serbia pada bulan Agustus.[171][172] Meskipun demikian, bala tentara Utsmaniyah berkekuatan 32.000 prajurit terus-menerus melakukan aksi penjarahan di Serbia sampai akhirnya ditumpas oleh Yohanes di Kruševac pada 29 September.[159][173] Yohanes kemudian melancarkan serangan ke wilayah kekuasaan Utsmaniyah dan menghancurleburkan kota Vidin sebelum pulang ke Nándorfehérvár.[174]
Selaku Kaisar Romawi Suci, Raja Friedrich memerintahkan penyelenggaraan sidang Dewan Kekaisaran Romawi Suci di Wiener Neustadt untuk membahas kemungkinan-kemungkinan pemakluman perang salib baru terhadap kaum Turki Utsmaniyah.[175][176] Sidang yang juga dihadiri oleh utusan-utusan dari monarki Hungaria, Polandia, Aragon, dan Burgundia itu tidak menghasilkan satu pun keputusan, karena kaisar enggan melancarkan serangan langsung terhadap pihak Utsmaniyah.[175][177] Menurut Aeneas Silvius Piccolomini, kaisar mencegah Yohanes untuk berpartisipasi dalam sidang itu.[177] Bertolak belakang dengan sikap kaisar, Paus yang baru saja terpilih, Kalistus III justru mendukung rencana untuk melancarkan perang salib.[178]
Raja László V berkunjung ke Buda pada bulan Februari 1456.[179] Ispán Ulrik yang mengiringi keberangkatan Raja László V ke Buda, mengukuhkan kembali persekutuan lamanya dengan László Garai dan Miklós Újlaki.[180] Ketiga baron ini berbalik menentang Yohanes dan menuduhnya telah menyalahgunakan kewenangannya.[161][175] Invasi baru Utsmaniyah atas Serbia memaksa Yohanes untuk berdamai dengan para penentangnya, dan melepaskan kewenangannya atas sebagian pendapatan kerajaan dan tiga benteng kerajaan, termasuk kota Buda.[161][181] Di lain pihak, pada bulan Juni 1455, Yohanes, László Garai, dan Miklós Újlaki, menandatangani kesepakatan untuk mencegah Raja László V mempekerjakan orang-orang asing sebagai pejabat kerajaan.[180] Yohanes dan Ispán Ulrik juga berdamai sebulan kemudian, ketika putra bungsu Yohanes, Mátyás, bertunangan dengan Erzsébet, putri Ispán Ulrik.[182][183]
Berjaya dan wafat (1455–1456)
[sunting | sunting sumber]Duta-duta dari Ragusa (Dubrovnik, Kroasia) adalah pihak pertama yang mengabari para pemimpin Hungaria mengenai persiapan Sultan Mehmed II untuk menginvasi Hungaria.[184] Dalam sepucuk surat yang dialamatkan kepada Yohanes, Kardinal Juan Carvajal, utusan Sri Paus yang menjuluki Yohanes sebagai "Makabe zaman kita" dalam surat itu, dengan jelas memperingatkan bahwa kecil kemungkinan Hungaria akan dibantu negara-negara lain untuk melawan bala tentara Utsmaniyah.[185] Bahkan dengan bantuan Utsmaniyah, Vladislav II dari Walakia melakukan aksi penjarahan di kawasan selatan Transilvania pada akhir 1455.[186]
Pada bulan Februari 1456, Giovanni da Capestrano, seorang bruder Fransiskan yang menjabat sebagai inkuisitor kepausan, mulai berkhotbah di Hungaria, mengimbau umat Kristen untuk mengobarkan perang salib melawan kaum Turki Utsmaniyah.[187][188] Parlemen Hungaria memerintahkan mobilisasi kekuatan tempur pada bulan April, tetapi sebagian besar dari baron-baron Hungaria tidak menaati perintah ini dan malah terus memerangi lawan-lawan lokal mereka, termasuk kaum Husité di daerah Tanah Tinggi Hungaria.[187][188] Sebelum bertolak meninggalkan Transilvania untuk menghadapi bala tentara Utsmaniyah, Yohanes harus menghadapi pemberontakan orang Vlach di Kabupaten Fogaras.[186] Ia juga membantu Vlad Dracula — putra mendiang Vlad Dracul — untuk merebut takhta Walakia dari Vladislav II.[186][189]
Raja László V bertolak meninggalkan Hungaria menuju Wina pada bulan Mei.[190] Yohanes mengupah 5.000 tentara bayaran Hungaria, Ceko, serta Polandia, dan mengirim mereka ke Beograd, benteng pertahanan kerajaan di tapal batas selatan Hungaria.[191][190] Bala tentara Utsmaniyah bergerak melintasi Serbia dan mendekati Beograd pada bulan Juni.[192] Sepasukan tentara salib yang terdiri atas rakyat jelata dari kabupaten-kabupaten di sekitar Beograd, yang terbangkitkan semangat juangnya berkat khotbah-khotbah Bruder Giovanni, juga mulai berhimpun di benteng Beograd pada hari-hari pertama bulan Juni.[193] Aksi pengepungan Beograd oleh bala tentara Utsmaniyah, atas perintah langsung dari Sultan Mehmed II, diawali dengan membombardir tembok-tembok Beograd pada 4 Juli.[194][190]
Yohanes mempersiapkan bala tentara cadangan, dan membentuk sebuah armada yang terdiri atas 200 kapal di Sungai Donau.[195] Flotila yang dibentuk Yohanes berhasil menghancurkan armada Utsmaniyah pada 14 Juli.[195][196] Keberhasilan ini mampu mencegah pihak Utsmaniyah untuk menyempurnakan blokadenya sehingga memungkinkan Yohanes dan bala tentaranya bergerak memasuki benteng.[197][198] Bala tentara Utsmaniyah mulai melancarkan serangan besar-besaran pada 21 Juli.[197][199] Dengan bantuan tentara-tentara salib yang terus-menerus berdatangan ke dalam benteng, Yohanes mampu memukul mundur pasukan-pasukan penyerang Utsmaniyah dan berhasil menerobos masuk ke perkemahan mereka pada 22 Juli.[200][201] Meskipun terluka dalam pertempuran, Sultan Mehmed II memutuskan untuk meneruskan aksi pengepungan, tetapi huru-hara yang timbul di perkemahan bala tentara Utsmaniyah memaksanya untuk menghentikan aksi pengepungan dan mundur dari Beograd pada malam hari.[196]
Kemenangan tentara salib atas sultan penakluk Konstantinopel itu disambut dengan penuh suka cita di seluruh Eropa.[202] Pawai-pawai meriah digelar di Venesia dan Oxford untuk merayakan kemenangan Yohanes.[202] Meskipun demikian, ketegangan kian meningkat di perkemahan tentara salib, karena rakyat jelata menafikan peran serta para baron dalam perjuangan meraih kemenangan di Beograd.[194][203] Untuk mencegah timbulnya pemberontakan, Yohanes dan Bruder Giovanni membubarkan bala tentara salib.[194][203]
Sementara itu, timbul wabah penyakit yang menewaskan banyak orang di perkemahan tentara salib.[194] Yohanes ikut tertular dan akhirnya wafat di dekat kota Zimony (sekarang Zemun, Serbia) pada 11 Agustus.[196][202] Jenazahnya dimakamkan di dalam Gereja Katedral Santo Mikhael di Gyulafehérvár.[204]
Konon kabarnya ia memerintah negeri Hungaria dengan tongkat besi, dan bilamana raja sedang tidak berada di tempat, ia dihormati sama seperti raja. Setelah mengalahkan orang-orang Turki di Beograd [...], tak lama kemudian ia wafat akibat terserang penyakit. Ketika terbaring sakit, kata orang, ia melarang rohaniwan mengantarkan Tubuh Tuhan kita kepadanya, seraya menegaskan bahwa tidak sepatutnya seorang raja memasuki rumah hambanya. Meskipun tenaganya kian melemah, ia memaksakan diri untuk dibawa ke gereja, tempat ia melakukan pengakuan dosa menurut tata cara Kristiani, menerima sakramen Ekaristi, dan memasrahkan jiwanya kepada Allah dibantu para imam. Jiwa yang mujur itu pun akhirnya melayang ke surga sebagai pewarta sekaligus pelaku tindakan kepahlawanan di Beograd.
— Aeneas Silvius Piccolomini: Europa[205]
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Pada 1432, Yohanes menikah dengan Erzsébet Szilágyi (ca. 1410–1483), seorang bangsawati Hungaria. Pasangan ini menurunkan dua orang putra, László dan Mátyás Corvin.[206] László dieksekusi mati atas perintah Raja László V setelah didakwa sebagai otak pembunuhan Ispán Celje, Ulrik II, kerabat dekat Sang Raja, sementara Mátyás Corvin terpilih menjadi Raja Hungaria pada 20 Januari 1458, sepeninggal raja yang telah menghukum mati abangnya. Mátyás Corvin adalah bangsawan pertama dalam sejarah Hungaria yang bukan keturunan maupun kerabat raja, tetapi terpilih menjadi Raja Hungaria.[206]
Warisan sejarah
[sunting | sunting sumber]Dentang lonceng tengah hari
[sunting | sunting sumber]Paus Kalistus III memerintahkan agar seluruh gereja di Eropa membunyikan lonceng setiap tengah hari sebagai tanda peringatan bagi seluruh umat Kristen untuk mendoakan para prajurit yang berjuang mempertahankan kota Beograd.[207] Praktik membunyikan lonceng pada tengah hari yang dilakukan sekarang ini diyakini berasal dari kebiasaan negara-negara Eropa untuk memperingati peristiwa kemenangan bala tentara Kristen di Beograd dengan mengikuti perintah Paus Kalistus III.[208][209][210]
Kebiasaan ini bahkan masih dilestarikan di kalangan umat Protestan dan Ortodoks. Dalam catatan sejarah Universitas Oxford, kabar kemenangan pihak Kristen di Beograd juga disambut dengan dentang lonceng dan perayaan besar di Inggris. Yohanes mengutus kurir-kurir khusus untuk meneruskan kabar kemenangan di Beograd ke berbagai tempat. Salah satu dari kurir-kurir khusus itu adalah Erasmus Fullar yang diutus ke Oxford.[211]
Pahlawan nasional
[sunting | sunting sumber]Bersama-sama putranya, Mátyás Corvin, Yohanes dikenang sebagai pahlawan nasional Hungaria yang telah berjasa membela tanah airnya dari rongrongan kaum Turki Utsmaniyah.[212][213][214][215]
Yohanes juga mendapat tempat terhormat dalam catatan sejarah Rumania,[216] meskipun tidak sebesar di Hungaria.[216] Yohanes Hunyadi, seorang pahlawan Hungaria, dijadikan salah satu tokoh panutan dalam ideologi Komunisme Nasional pada rezim Nicolae Ceaușescu dan dikenang sebagai seorang pahlawan Rumania.[217]
Paus Pius II menulis bahwa "Yohanes mengangkat martabat bangsa Hungaria, tidak sebanyak ia mengangkat martabat bangsa Rumania, rakyat negeri kelahirannya."[218][219][220][221]
Penulis sekaligus diplomat Prancis, Philippe de Commines, menggambarkan Yohanes sebagai seorang "lelaki yang gagah perkasa, berjulukan Si Kesatria Putih dari Walakia, bermartabat luhur lagi bijak bestari, yang sudah lama memerintah atas Kerajaan Hungaria, dan berjaya dalam sejumlah pertempuran melawan orang-orang Turki."[222]
Dalam kroniknya, Annales omnium temporum (1490-1492), Pietro Ranzano meriwayatkan bahwa Yohanes Hunyadi lazim disapa dengan panggilan "Ianco"' (Ioanne Huniate, Ianco vulgo cognominator). Dalam kronik-kronik yang ditulis oleh para pujangga Yunani Bizantium (seperti George Sphrantzes dan Laonikos Kalkokondiles) ia disebut dengan nama Ianco/Iango, Iancou/Iangou, Iancos/Iangos, Iancoula/Iangoula, Gianco/Giango, dan Ghiangou.[223]
Yohanes "diakui sebagai orang Hungaria..." dan "kerap disebut sebagai Ugrin Janko, Janko Si Hungaria" di kalangan masyarakat Serbia dan Kroasia pada abad ke-15,[224] tetapi beberapa bugarštica menyebutnya sebagai orang Serbia.[16] Dalam salah satu bugarštica (puisi rakyat Serbia), ia disebut sebagai putra Despot Stefan Lazarević dan seorang perempuan muda dari Nagyszeben (sekarang Sibiu, Rumania) yang konon diperistri oleh Sang Despot.[225] Pada kenyataannya Sang Despot tidak memiliki keturunan.[226] Yohanes juga diriwayatkan sebagai seorang pendukung gerakan katolikisasi umat Kristen Ortodoks.[227]
Di Bulgaria, riwayat Yohanes terabadikan dalam sebuah lagu rakyat yang mengisahkan kepahlawanan Yankula Voivoda, yang berjuang bersama Sekula Detentse, seorang tokoh jagoan fiktif yang mungkin terilhami oleh sosok kemenakan Yohanes, Tamás Székely.[228]
Ia adalah tokoh kedua setelah Ruggero da Fiore yang dijadikan model bagi penciptaan tokoh fiksi dalam roman Tirant lo Blanch, wiracarita karya Joanot Martorell yang diterbitkan di Valencia pada 1490. Kedua tokoh ini sama-sama memiliki gambar burung gagak pada perisai lambang kebesarannya.[229]
Tokoh kontra-Reformasi, Uskup Agung Miklós Oláh, adalah kemenakan Yohanes Hunyadi.[230]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Kubinyi 2008, hlm. 7.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 80.
- ^ a b E. Kovács 1990, hlm. 7.
- ^ Kubinyi 2008, hlm. 7-8.
- ^ a b c d e Makkai 1994, hlm. 227.
- ^ Kubinyi 2008, hlm. 8-9.
- ^ Teke 1980, hlm. 83-84.
- ^ Hebron 1997, hlm. 86.
- ^ a b c d e f Engel 2001, hlm. 283.
- ^ Molnár 2001, hlm. 61.
- ^ a b c d e Pop 2005, hlm. 294.
- ^ a b E. Kovács 1990, hlm. 8-9.
- ^ a b c d e f g h i Kubinyi 2008, hlm. 8.
- ^ a b c d e f g Cartledge 2011, hlm. 54.
- ^ a b c E. Kovács 1990, hlm. 9.
- ^ a b Chadwick & Chadwick 2010, hlm. 316-317.
- ^ Makkai, László (2001). "Romanian Voivodes and Cnezes, Nobles and Villeins". History of Transylvania, Jilid I: From the Beginnings to 1606. mek.niif.hu. Diakses tanggal 2014-04-22.
- ^ E. Kovács 1990, hlm. 8.
- ^ Kubinyi 2008, hlm. 9.
- ^ Kubinyi 2008, hlm. 9-10.
- ^ Kubinyi 2008, hlm. 10.
- ^ E. Kovács 1990, hlm. 145.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 44.
- ^ a b c d Teke 1980, hlm. 84.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 47.
- ^ Pop 2012, hlm. 14.
- ^ Bak 1994, hlm. 64.
- ^ Engel 2003, hlm. 513.
- ^ Engel 2003, hlm. 515-516, 523.
- ^ a b Engel 2003, hlm. 514.
- ^ Engel 2003, hlm. 516-518.
- ^ Engel 2003, hlm. 514-515, 523.
- ^ Engel 2003, hlm. 515.
- ^ Kubinyi 2008, hlm. 15.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 49.
- ^ Teke 1980, hlm. 86.
- ^ Engel 2003, hlm. 523.
- ^ a b Engel 2003, hlm. 517.
- ^ Teke 1980, hlm. 86-87.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 50.
- ^ a b c d e Teke 1980, hlm. 87.
- ^ a b Kubinyi 2008, hlm. 13.
- ^ Engel 2003, hlm. 518.
- ^ Engel 2003, hlm. 518-522.
- ^ a b c d Engel 2003, hlm. 524.
- ^ a b c Teke 1980, hlm. 88.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 52.
- ^ Engel 2001, hlm. 279.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 53.
- ^ a b Fine 1994, hlm. 530.
- ^ Makkai 1994, hlm. 226.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 61.
- ^ a b Engel 2001, hlm. 280.
- ^ a b c Teke 1980, hlm. 96.
- ^ Babinger 1978, hlm. 17.
- ^ Teke 1980, hlm. 97.
- ^ E. Kovács 1990, hlm. 12.
- ^ Bak 1994, hlm. 63.
- ^ a b Engel 2001, hlm. 281.
- ^ Cartledge 2011, hlm. 53-54.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 65.
- ^ Teke 1980, hlm. 103.
- ^ Teke 1980, hlm. 105.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 66.
- ^ a b Engel 2001, hlm. 284.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 72.
- ^ a b c d e f g Cartledge 2011, hlm. 55.
- ^ Teke 1980, hlm. 107.
- ^ Babinger 1978, hlm. 20.
- ^ Teke 1980, hlm. 106-107.
- ^ Babinger 1978, hlm. 21-22.
- ^ a b c d Engel 2001, hlm. 285.
- ^ Teke 1980, hlm. 110.
- ^ Babinger 1978, hlm. 21.
- ^ Bolovan et al. 1997, hlm. 107.
- ^ E. Kovács 1990, hlm. 13.
- ^ Teke 1980, hlm. 108.
- ^ Teke 1980, hlm. 108-109.
- ^ Teke 1980, hlm. 109.
- ^ Teke 1980, hlm. 113.
- ^ Engel 2001, hlm. 283, 285.
- ^ a b c d Teke 1980, hlm. 115.
- ^ a b c Stavrianos 2000, hlm. 53.
- ^ Teke 1980, hlm. 116-117.
- ^ Teke 1980, hlm. 117-119.
- ^ Fine 1994, hlm. 548.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 119.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 93.
- ^ a b c Engel 2001, hlm. 286.
- ^ Fine 1994, hlm. 548-549.
- ^ Teke 1980, hlm. 119-120.
- ^ a b c Cartledge 2011, hlm. 56.
- ^ a b c Mureşanu 2001, hlm. 96.
- ^ Teke 1980, hlm. 130.
- ^ Fine 1994, hlm. 548, 556.
- ^ Fine 1994, hlm. 549.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 129.
- ^ Teke 1980, hlm. 131.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 101-102.
- ^ a b c d e f g Engel 2001, hlm. 287.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 102.
- ^ Cartledge 2011, hlm. 56-57.
- ^ a b c d e f g h i Cartledge 2011, hlm. 57.
- ^ Stavrianos 2000, hlm. 54.
- ^ Molnár 2001, hlm. 63.
- ^ Bolovan et al. 1997, hlm. 10, 111.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 111.
- ^ a b c d Engel 2001, hlm. 288.
- ^ a b Bak 1994, hlm. 67.
- ^ Teke 1980, hlm. 146.
- ^ Teke 1980, hlm. 149.
- ^ a b c Teke 1980, hlm. 154.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 120.
- ^ a b Vaughan 2002, hlm. 272.
- ^ a b c d Bolovan et al. 1997, hlm. 109.
- ^ a b Bartl et al. 2002, hlm. 49.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 127-128.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 128.
- ^ a b c d e Engel 2001, hlm. 290.
- ^ a b c d e f Engel 2001, hlm. 291.
- ^ Engel 2001, hlm. 288-289.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 137.
- ^ a b c Engel 2001, hlm. 289.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 138.
- ^ a b c Teke 1980, hlm. 167.
- ^ a b c Teke 1980, hlm. 168.
- ^ The Annals of Jan Długosz (A.D. 1447), p. 501.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 142.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 141-142.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 141-143.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 152.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 144.
- ^ a b c d e f g h i Cartledge 2011, hlm. 58.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 150.
- ^ Fine 1994, hlm. 554.
- ^ a b c d e Teke 1980, hlm. 174.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 168.
- ^ Teke 1980, hlm. 175.
- ^ Teke 1980, hlm. 175-176.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 172.
- ^ Teke 1980, hlm. 177.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 173.
- ^ a b c d e f g Bartl et al. 2002, hlm. 50.
- ^ Teke 1980, hlm. 177-178.
- ^ a b c d e f Engel 2001, hlm. 292.
- ^ a b c Teke 1980, hlm. 178.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 181.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 176.
- ^ a b Bak 1994, hlm. 68.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 180.
- ^ a b c d Teke 1980, hlm. 182.
- ^ a b Cartledge 2011, hlm. 59.
- ^ Bartl et al. 2002, hlm. 50, 318.
- ^ Babinger 1978, hlm. 99.
- ^ Babinger 1978, hlm. 99-100.
- ^ a b c Engel 2001, hlm. 293.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 178.
- ^ Teke 1980, hlm. 185.
- ^ a b c Engel 2001, hlm. 294.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 179.
- ^ a b c Engel 2001, hlm. 295.
- ^ Teke 1980, hlm. 189-190.
- ^ a b c d e f Mureşanu 2001, hlm. 182.
- ^ Teke 1980, hlm. 190-191.
- ^ Teke 1980, hlm. 191-192.
- ^ Teke 1980, hlm. 192.
- ^ Teke 1980, hlm. 192-193.
- ^ Teke 1980, hlm. 195.
- ^ a b c Mureşanu 2001, hlm. 183.
- ^ Teke 1980, hlm. 196.
- ^ Teke 1980, hlm. 198.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 184-185.
- ^ Teke 1980, hlm. 198, 231.
- ^ Babinger 1978, hlm. 110.
- ^ a b c Mureşanu 2001, hlm. 184.
- ^ Babinger 1978, hlm. 124.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 199.
- ^ Teke 1980, hlm. 201.
- ^ Engel 2001, hlm. 294-295.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 203.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 185.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 186.
- ^ Teke 1980, hlm. 204-205.
- ^ Teke 1980, hlm. 206.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 188.
- ^ a b c Mureşanu 2001, hlm. 191.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 208.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 189.
- ^ Bolovan et al. 1997, hlm. 113.
- ^ a b c Mureşanu 2001, hlm. 190.
- ^ Pop 2005, hlm. 296.
- ^ Babinger 1978, hlm. 139.
- ^ Teke 1980, hlm. 209.
- ^ a b c d Engel 2001, hlm. 296.
- ^ a b Mureşanu 2001, hlm. 195.
- ^ a b c Cartledge 2011, hlm. 60.
- ^ a b Babinger 1978, hlm. 141.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 196.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 197.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 197-199.
- ^ Stavrianos 2000, hlm. 61-62.
- ^ a b c Mureşanu 2001, hlm. 199.
- ^ a b Teke 1980, hlm. 217.
- ^ Mureşanu 2001, hlm. 200.
- ^ Aeneas Silvius Piccolomini: Europa (bab. 1.10.), hlm. 60.
- ^ a b Florescu and McNally, Radu and Raymond (1990). Dracula, Prince of Many Faces: His Life and His Times. Back Bay Books. ISBN 978-0316286565.
- ^ István Lázár: Hungary: A Brief History (lihat Bab 6)
- ^ Kerny, Terézia (2008). "The Renaissance – Four Times Over. Exhibitions Commemorating Matthias's Accession to the Throne". The Hungarian Quarterly. Budapest, Hungaria: Society of the Hungarian Quarterly. hlm. 79–90.
Pada 22 Juli 1456, Yohanes Hunyadi meraih kemenangan telak di Beograd atas bala tentara Sultan Mehmed II. Keberhasilan Yohanes yang diraihnya dengan mengerahkan sepasukan kecil prajurit yang bahu-membahu bersama rakyat jelata melawan kaum kafir, sebagaimana yang diriwayatkan oleh bruder Fransiskan Santo Giovanni da Capestrano, mampu menghentikan rongrongan Utsmaniyah atas Hungaria dan Eropa Barat sampai tujuh puluh tahun kemudian, dan dianggap sebagai salah satu kemenangan yang paling menentukan dalam sejarah militer Hungaria. Dentang lonceng pada tengah hari di seantero dunia Kristen sampai sekarang ini adalah tanda peringatan dari hari ke hari akan kemenangan yang telah diraih Yohanes Hunyadi.
- ^ "JOHN HUNYADI: Hungary in American History Textbooks". Corvinus Library: Hungarian History. Diakses tanggal 26 May 2016.
- ^ http://nq.oxfordjournals.org/cgi/reprint/CLXVII/sep08/171-d
- ^ Imre Lukinich: A History of Hungary in Biographical Sketches (halaman: 109.)
- ^ Jilid ketujuh dari World and Its Peoples: Europe. Marshall Cavendish. 2009. hlm. 891. ISBN 978-0-7614-7883-6.
Dari medan perang, Janos Hunyadi (1387–1456), yang kelak dikenang sebagai salah seorang pahlawan nasional Hungaria, tampil menjadi pemimpin dunia politik Hungaria.
- ^ Shaw, Stanford Jay (1976). History of the Ottoman Empire and modern Turkey, Jilid 1. Cambridge University Press. hlm. 51. ISBN 978-0-521-29163-7.
Yohanes Hunyadi dengan cepat tersohor sebagai pahlawan besar bangsa Hungaria setelah berjaya memerangi orang-orang Turki pada 1442.
- ^ Dupuy, Richard Ernest (1986). The encyclopedia of military history from 3500 B.C. to the present. Harper & Row, naskah asli dari Universitas Michigan. hlm. 435. ISBN 978-0-06-181235-4.
Yohanes Hunyadi, pahlawan nasional Hungaria, dan putranya, Matias Korvinus, yang memerintah sebagai Raja Hungaria
- ^ Matthews, John P. C. (2007). Explosion: the Hungarian Revolution of 1956. Hippocrene Books. hlm. 73–74. ISBN 978-0-7818-1174-3.
Sebagai salah satu tokoh terkuat dalam sejarah Hungaria, Yohanes telah berjasa menegakkan persatuan dan tata tertib nasional yang mengatasi hak-hak istimewa dan kepentingan-kepentingan khusus serta berhasil menaikkan martabat Hungaria menjadi sebuah negara yang memiliki kekuatan besar.
- ^ a b Boia 2001, hlm. 135-136.
- ^ "Rethinking National Identity after National-Communism? The case of Romania (oleh Cristina Petrescu, Universitas Bucharest)". www.eurhistxx.de. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-05. Diakses tanggal 2014-04-03.
- ^ C. Giurescu, Dinu; C. Giurescu, Constantin (1980). The making of the Romanian national unitary state. Meridiane Pub. House. hlm. 60.
- ^ C. Giurescu, Constantin (1969). Transylvania in the history of Romania: an historical outline. Garnstone Pub. House. hlm. 82.
- ^ Aurel Pop, loan (1997). Istoria Transilvaniei medievale: de la etnogeneza românilor până la Minai Viteazul (dalam bahasa Romanian). Cluj-Napoca: Presa Universitară Clujeană. hlm. 82. ISBN 973-9261-24-8.
- ^ Burkhard Gotthelf Struve (1717). Rerum Germanicarum Scriptores aliquot insignes. 2. hlm. 89.
- ^ Scoble, Andrew Richard. The Memoirs of Philippe De Commynes, Lord of Argenton (Jilid 2); Memuat Sejarah Louis XI dan Charles VIII, raja-raja Prancis. hlm. 87. ISBN 978-1-150-90258-1.
- ^ Tiberiu Ciobanu. EROI AI NEAMULUI ROMÂNESC - IANCU DE HUNEDOARA[pranala nonaktif permanen]
- ^ Varga 1982, hlm. 66.
- ^ Chadwick & Chadwick 2010, hlm. 317.
- ^ Fine 1994, hlm. 523.
- ^ https://books.google.com/books?id=8LkrAQAAIAAJ&q=iancu+de&dq=iancu+de&hl=en&ei=uWl7TZy8O8ur8QPCv8SkCg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CD0Q6AEwBTgU
- ^ Балкански, Тодор (1996). Трансилванските (седмиградските) българи. Етнос. Език. Етнонимия. Ономастика. Просопографии (edisi ke-1). ИК Знак 94 Велико Търново. hlm. 102–103.
- ^ Rosenthal, David. Tirant Lo Blanc. hlm. xvi.
- ^ https://books.google.com/books?id=Y4EsAQAAIAAJ&q=iancu+de&dq=iancu+de&hl=en&ei=CWt7TYS2M8ey8QO4xfC6Cw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=5&ved=0CDcQ6AEwBDgy
Sumber
[sunting | sunting sumber]Sumber primer
[sunting | sunting sumber]- Aeneas Silvius Piccolomini: Europa (c. 1400-1458) (Diterjemahkan oleh Robert Brown, kata pengantar dan ulasan oleh Nancy Bisaha) (2013). The Catholic University of America press. ISBN 978-0-8132-2182-3.
- The Annals of Jan Długosz (Suatu ringkasan dalam bahasa Inggris oleh Maurice Michael, dengan ulasan oleh Paul Smith) (1997). IM Publications. ISBN 1-901019-00-4.
Sumber sekunder
[sunting | sunting sumber]- Babinger, Franz (1978). Mehmed the Conqueror and His Time. Princeton University Press. ISBN 0-691-09900-6.
- Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Bain, Robert Nisbet (1911). "Hunyadi, János". Dalam Chisholm, Hugh. Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.
- Bak, János (1994). "The Late Medieval Period, 1382-1526". Dalam Sugar, Peter F.; Hanák, Péter; Frank, Tibor. A History of Hungary. Indiana University Press. hlm. 54–82. ISBN 963-7081-01-1.
- Bartl, Július; Čičaj, Viliam; Kohútova, Mária; Letz, Róbert; Segeš, Vladimír; Škvarna, Dušan (2002). Slovak History: Chronology & Lexicon. Bolchazy-Carducci Publishers, Slovenské Pedegogické Nakladatel'stvo. ISBN 0-86516-444-4.
- Boia, Lucian (2001). History and Myth in Romanian Consciousness. CEU Press. ISBN 963-9116-96-3.
- Bolovan, Ioan; Constantiniu, Florin; Michelson, Paul E.; Pop, Ioan Aurel; Popa, Cristian; Popa, Marcel; Scurtu, Ioan; Treptow, Kurt W.; Vultur, Marcela; Watts, Larry L. (1997). A History of Romania. The Center for Romanian Studies. ISBN 973-98091-0-3.
- Cartledge, Bryan (2011). The Will to Survive: A History of Hungary. C. Hurst & Co. ISBN 978-1-84904-112-6.
- Chadwick, H. Munro; Chadwick, Nora K. (2010). The Growth of Literature, Volume 2. Cambridge University Press. ISBN 0-521-31019-9.
- E. Kovács, Péter (1990). Matthias Corvinus (dalam bahasa Hungaria). Officina Nova. ISBN 963-7835-49-0.
- Engel, Pál (2001). The Realm of St Stephen: A History of Medieval Hungary, 895–1526. I.B. Tauris Publishers. ISBN 1-86064-061-3.
- Engel, Pál (2003). "Hunyadi pályakezdése [Awal karier Hunyadi]". Dalam Csukovits, Enikő. Engel Pál. Honor, vár, ispánság: Válogatott tanulmányok [Pál Engel. Martabat, Puri dan Wilayah : Kajian-Kajian pilihan]. Osiris Kiadó. hlm. 512–526. ISBN 963-389-392-5.
- Fine, John V. A (1994). The Late Medieval Balkans: A Critical Survey from the Late Twelfth Century to the Ottoman Conquest. The University of Michigan Press. ISBN 0-472-08260-4.
- Hebron, Malcolm (1997). The Medieval Siege: Theme and Image in Middle English Romance. Clarendon Press. ISBN 0-19-818620-7.
- Kubinyi, András (2008). Matthias Rex. Balassi Kiadó. ISBN 978-963-506-767-1.
- Makkai, László (1994). "The Three Nations of Transylvania (1360-1526)". Dalam Köpeczi, Béla; Barta, Gábor; Bóna, István; Makkai, László; Szász, Zoltán; Borus, Judit. History of Transylvania. Akadémiai Kiadó. hlm. 178–243. ISBN 963-05-6703-2.
- Molnár, Miklós (2001). A Concise History of Hungary. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-66736-4.
- Mureşanu, Camil (2001). John Hunyadi: Defender of Christendom. Center for Romanian Studies. ISBN 973-9432-18-2.
- Pop, Ioan-Aurel (2005). "Transylvania in the 14th century and the first half of the 15th century (1300-1456)". Dalam Pop, Ioan-Aurel; Nägler, Thomas. The History of Transylvania, Vol. I. (Until 1541). Institut Budaya Rumania (Center for Transylvanian Studies). hlm. 247–298. ISBN 973-7784-00-6.
- Pop, Ioan-Aurel (2012). "The Names in the Family of King Matthias Corvinus: From Old Sources to Contemporary Historiography" (PDF). Ethnographica et folkloristica Carpathica. Debreceni Egyetem Néprajzi Tanszék. 17 / 35: 11–40. ISSN 0139-0600.
- Stavrianos, L. S. (2000). The Balkans since 1453 (dengan kata pengantar yang baru oleh Traian Stoianovich). Hurst & Company. ISBN 978-1-85065-551-0.
- Teke, Zsuzsa (1980). Hunyadi János és kora [Yohanes Hunyadi dan zamannya] (dalam bahasa Hungaria). Gondolat. ISBN 963-280-951-3.
- Varga, Domokos (1982). Hungary in Greatness and Decline: the 14th and 15th centuries. Hungarian Cultural Foundation. ISBN 0-914648-11-X.
- Vaughan, Richard (2002). Philip the Good: The Apogee of Burgundy. The Boydell Press. ISBN 978-0-85115-917-1.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Held, Joseph (1985). Hunyadi: Legend and Reality. Columbia University Press. ISBN 0-88033-070-8.
- Florescu, Radu dan Raymond T. McNally (1990). Dracula, Prince of Many Faces: His Life and His Times. Back Bay Books. ISBN 0-316-28656-7.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Franko Talovac |
Ban Szörény bersama Yohanes Hunyadi, Jr. (1439–1440) bersama Miklós Újlaki (1445–1446) 1439–1446 |
Diteruskan oleh: kosong |
Didahului oleh: László Jakcs & Miklós Jakcs |
Voivoda Transilvania bersama Miklós Újlaki 1441–1446 |
Diteruskan oleh: Miklós Újlaki & Emerik Bebek |
Didahului oleh: Emerik Bebek & Stefan Bánfi |
Ispán Székely bersama Miklós Újlaki 1441–1446 |
Diteruskan oleh: Ferenc Csáki |
Didahului oleh: György Orbonász |
Ispán Temes bersama Miklós Újlaki (1441–1446) 1441–1456 |
Diteruskan oleh: László Hunyadi |
Didahului oleh: Ketujuh Pucuk Pimpinan |
Wali Raja Hungaria 1446–1453 |
Diteruskan oleh: László V sebagai Raja |
Didahului oleh: Sebastian Rozgonyi |
Ispán Pozsony 1450–1452 |
Diteruskan oleh: László Hunyadi |
Didahului oleh: Ispán Celje, Ulrik II |
Ispán Trencsén 1454–1456 |