Artikel ini mengulas tentang pelayanan Purna Praja IPDN di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, dengan menyoroti tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pengabdian. Keterbatasan infrastruktur, ancaman malaria, serta dilema antara kenyamanan hidup di kota dan tugas di pedalaman Papua menjadi tantangan utama. Meskipun demikian, Purna Praja tetap menunjukkan komitmen dan loyalitas tinggi dalam mengabdi di daerah ini. Pola pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan (Jarlatsuh) yang diterima selama pendidikan di IPDN melekat dalam diri mereka, membentuk karakter dan etika pengabdian. Artikel ini juga menggambarkan bagaimana doktrin dari senior serta kenangan masa pendidikan terus menjadi pegangan bagi Purna Praja dalam menjalankan tugasnya. Akhirnya, artikel ini menekankan pentingnya pengabdian yang tulus dan harapan agar Purna Praja selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa dalam setiap langkah pengabdian mereka.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia memiliki keragaman suku, adat, dan budaya yang sangat luas yang terbentuk dari karakteristik setiap penduduknya. Akibat keberagaman suku, adat, dan budaya tersebut lahir keberagaman sistem kepemimpinan informal dimana dalam memimpin para anggota sukunya setiap pemimpin suku di Indonesia memiliki sistem kepemimpinan tersendiri bahkan dalam suatu wilayah dimana setiap suku memiliki sistem kepemimpinan yang berbeda di setiap sukunya hal ini terjadi salah satunya di Papua, dimana masyarakat Papua memiliki keragaman dalam sistem kepemimpinan informal. Keberagaman sistem informal tersebut merupakan hasil turun-temurun yang diterapkan oleh masyaraka Papua sebagai bentuk pandangan mereka tentang sosok pemimpin yang ideal menurut mereka.

This study focuses on describing and analyzing the effectiveness of providing incentives in improving the performance of the State Civil Apparatus (ASN) in the Regional Revenue Agency of Tanjung Jabung Barat Regency, analyzing supporting and inhibiting factors and creating strategies for the effectiveness of providing incentives in improving the performance of the State Civil Apparatus (ASN). Researchers used the theory of effectiveness by Makmur and the theory of performance by Prawirosentono, and in formulating strategies using the SWOT analysis and litmust test by Rangkuti and Bryson. Researchers used qualitative research with a descriptive approach. In collecting data, researchers conducted interview observations and collected documents related to incentives and performance at the Regional Revenue Agency of West Tanjung Jabung Regency. The results of this study indicate that the provision of incentives as a whole is quite effective. The unsuitable condition in the field lies in ...

Negara merupakan sekelompok orang yang tinggal dalam wilayah tertentu dan diorganisasikan dengan pemeritahan Negara yang telah disepakati dan memiliki kedaulatan. Bisa juga disebut sebuah wilayah yang memiliki sebuah aturan dan sistem yang berlaku bagi seluruh orang yang menempati wilayah tersebut.

PENDEKATAN KUALITATIF Pendekatan fenomenologis • Peneliti memahami peristiwa dan kaitann dengan manusia dalam situasi tertentu • Pendekatan lebih pada verstehen yaitu pengertian upaya interpretative (menilai, menerka) terhadap pemahaman manusia terhadap peristiwa • Fenomenologis tidak berasumsi bahwa peneliti tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi manusia yang sedang diteliti • 3 hal yh penting Meahami peristiwa, siapa aktoraktornya, kondisi, • Fenomenologis adalah Cara atau pendekatan dimana peneliti memahami arti peristiwa yg terjadi dgn memahami mencermati manusia2 yg ada di peristiwa (penyebab, korban, saksi) dalam situasi dan kondisi • Peneliti terhadap aktor2 yg memahami peristiwa • Org yg mmeberi informasi disebut informan • Untuk mendapatkan pemahaman dari 3 aktor tersebut, peneliti harus melakukan triangulasi sumber, dimana pemehaman 3 informan tentang suatu peristiwa • Pemahaman2 yg dinyatakan oleh informan2 bisa saja berbeda • Interpretasi terhadap peristiwa adalah menilai sebuah peristiwa, fakta, fenomena,kejadian,tragedi atas dasar informasi dr pihak2 yg terkait dgn peristiwa itu setelah di croscek/dicocokan/ disesuaikan dgn teori yg relevan dgn peristiwa dan landasan normative (aturan-aturan yg terkait) dan data-data sekunder yg relevan • mOdel triangulasi yg cocok adalh triangulasi sumber • fenomenlogi, peneliti dating dgn kekosongan , dia hanya memiliki preferensi teori • inkuiri fenomenologi memulai dgn diam, karena diam sbg cara untk engungkap sesuatuyg sedang diteliti • kaum kaum fenomenologi menekankan aspek subyektif dari perilaku org yg sedang diteliti • obervasi , melihat, mengamati, mencatat dan diam • kaum fenomenologis berusaha asuk ke dalam dunia konseptual ppara ubyek yg diteliti untuk memahami peristiwa kehidupan apa yg sesungguhnya yg dilakukan sehari-hari • pencermatan fenomenologis untuk mencegah pandangan simbolik terhadap suatu peristiwa. Pandangan yg tidak sesungguhnya. Harus emahami peristiwa susungguhnya pendekakatan interaksi symbol • bermula dr asumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran yyaitu bagian dr penilaian atau interpretasi.

Terorime Halaman 133 S/D. 137 Yang ditulis oleh Prof. Syarif Ibrahim Al-Qadrie menjelaskan mengenai pemikiran polik cemerlang. SHIIA memilki kesamaan dengan soekarno, tetapi mereka berbeda priesip ide tentang sistem kenegaraan. (Syarif Ibrahin Al-Qadrie, 133:2016). namun dalam praktiknya perbedaan ini tidak menjadikan suatu perselisihan ataupun permusuhan antara keduanya. akan tetapi pebedaan itu mereka jadikan suatu karya untuk kemajuan Negara Indonesia. Perbedaan ini terbukti ketika soekarmo tertarik pada ide negara kesatuan/ unirism. sedangkan SHIIA mempunyai ide negara serikat/ federal. Dalam hal tersebut keduanya memang berbeda ide gagasan dan mereka saling memahami antara keduanya. namun dikarenakan keadaan negara yang luas maka sistem negara kesatuan/ unirism. Pemahaman keduanya sama baik dan bertujuan untuk menyatukan negara indonesia agar tidak pecah belah. Negara serikat/ federal telah diperjuangkan oleh SHIIA dan sebagian besar oleh kalangan intelektual lainnya. negara serikat/ federal adalah bagian-bagian negara yang dapat mengatur diri dan kerentingan negara secara propesional tanpa mengganggu intruksi pusat yang tidak lepas dari kepentingan individu atau kelompok. (Syarif Ibrahin Al-Qadrie, 134:2016). Sistem ini baik digunakan bagi suatu negara untuk mengatur kepentingan umum secara mandiri. Hal ini juga suatu pemikirin yang elegan dari SHIIA. namun pada masa itu, ide tersebut tidak kurang dipahami oleh kebanyakan masyrakat indonesia. sistem ini sangat baik untuk pembangunan negara karena dilakukan secara kemandirian. ide negara ini tidak dipahami oleh masyarkat masa itu, mungkin karena ide ini dianggap terlalu maju pada masa itu. akan tetapi pada saat ini ide tersebut sangat di perlukan untuk kesatuan negara indonesia.