Sistem Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Pada Pt. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

SISTEM PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PT.

BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MALANG

Anan Dwi Saputro


Moch. Dzulkirom. A.R
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Anandsaputro@yahoo.co.id

ABSTRACT

The business competition in the banking sector an increasingly competitive. Various concepts raised in
order to meet the needs of customers, one of them the concept of banking with sharia system. The concept of
Islamic banking is a banking activity on the basis of Islamic law, whose characteristics are rejecting the
system of interest because it is considered usury, but the profit-sharing system or so-called al-Mudharabah.
Mudharabah is a kind of of financing on the principle of Islamic banking is the sharing of the profits of a
business based on the agreement. The purpose of this report is to know and learn about the system of
calculation for the results of financing at Bank Syariah Mandiri Malang Branch. This report writing using
descriptive technique. The focus in this report is related to the system of financing on PT.Bank Syariah
Mandiri Malang Branch. Based on the reports and data obtained from PT.Bank Syariah Mandiri Malang
Branch, it is known that the sharing system is more beneficial to both parties and a smaller risk than the
system applied to interest conventional banks in general.

Keywords: profit-sharing system, mudaraba, Islamic banks

ABSTRAK

Persaingan bisnis dalam bidang perbankan semakin kompetitif. Berbagai konsep dimunculkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan nasabah, salah satunya konsep perbankan dengan sistem syariah. Konsep
perbankan syariah merupakan kegiatan perbankan dengan dasar syariah Islam, yang ciri-cirinya adalah
menolak sistem bunga karena dianggap riba, melainkan dengan sistem bagi hasil atau biasa disebut al-
Mudharabah . Mudharabah merupakan jenis pembiayaan pada perbankan syariah yang prinsipnya adalah
pembagian hasil keuntungan sebuah usaha berdasarkan kesepakatan. Tujuan penulisan laporan ini adalah
untuk mengetahui dan mempelajari tentang sistem perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Malang. Penulisan laporan ini menggunakan Teknik deskriptif. Fokus dalam
penulisan laporan ini adalah sistem yang terkait dengan pembiayaan mudharabah pada PT.Bank Syariah
Mandiri Cabang Malang. Berdasarkan laporan dan data yang diperoleh dari PT.Bank Syariah Mandiri Cabang
Malang, dapat diketahui bahwa sistem bagi hasil lebih menguntungkan kedua belah pihak dan resiko lebih
kecil daripada sistem bunga yang diterapkan bank konvensional pada umumnya.

Kata kunci: sistem bagi hasil, mudharabah, bank syariah

1. PENDAHULUAN agama Islam bahwa bunga mengandung unsur riba


Perkembangan perbankan syariah di Indonesia, yang diharamkan dalam agama Islam. Syariah Islam
dari data tahun terakhir mengalami peningkatan berkeyakinan dalam sistem bunga terdapat unsur
yang cukup pesat. Prinsip syariah yang digunakan ketidakadilan karena pemilik dana mewajibkan
perbankan sebagai dasar dalam menjalankan peminjam membayar lebih daripada yang telah
kegiatannya dapat diterima masyarakat dan dipinjamkan tanpa memperhatikan peminjam
direspon sangat baik terutama dikalangan muslim. mengalami keuntungan atau kerugian. Sebaliknya
Prinsip dasar dalam Perbankan syariah adalah tidak sistem bagi hasil yang diterapkan pada bank syariah
menggunakan sistem bunga seperti pada bank-bank merupakan sistem ketika peminjam dan yang
konvensional, melainkan dengan menggunakan meminjam berbagi dalam resiko dan keuntungan
sistem bagi hasil. Hal ini didasarkan pada prisnsip

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 2 April 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dengan pembagian sesuai kesepakatan. sehingga yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai untuk
tidak ada pihak yang dirugikan. mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bank Syariah 2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Perbankan Syariah
Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan Prinsip dasar dalam menjalankan perbankan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu syariah menurut Antonio(2001:34):
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara a. Prinsip titipan atau simpanan (Al-wadiah)
bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau Al-wadiah dapat diartikan sebagai titipan
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya murni dari suatu pihak ke pihak lain,
yang dinyatakan sesuai dengan bank syariah b. Prinsip Bagi Hasil
(Muhammad, 2004:19). Empat dasar dalam Secara umum, prinsip bagi hasil dalam
kegiatan perbankan syariah, yaitu meliputi perbankan syariah dapat dilakukan dalam
penyimpanan, pembiayaan, jual beli, dan sewa, empat akad utama, yaitu al-musyarakah, al-
yang kemudian dikembangkan dan disesuaikan mudharabah, al-muzaraah,dan al-musaqah.
dengan keadaan dengan tidak meninggalkan Akan tetapi prinsip yang paling banyak
prinsip-prinsip syariah Islam. digunakan adalah al-musyarakah dan al-
mudharabah. Sedangkan al-muzaraah dan al-
2.2 Dasar Hukum Perbankan Syariah musaqah dipergunakan khusus pembiayaan
Kemunculan konsep perbankan syariah dimulai pertanian oleh bank Islam.
ketika deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983 c. Prinsip Jual Beli
memberikan keleluasaan pada lembaga perbankan Ada tiga jenis jual beli yang telah
untuk menentuan tingkat suku bunga, termasuk nol dikembangkan sebagai dasar dalam
persen atau peniadaan bunga sekaligus. Akan tetapi, pembiayaan kerja dan investasi dalam
pada saat itu pemerintah belum memperkenankan perbankan syariah, yaitu: baial-murabahah,
pembukaan bank baru. Tahun 1988 pemerintah baias-salam, baial-istishna.
mengeluarkan pakto 1988 yang memperkenankan d. Prinsip Sewa
berdirinya bank-bank baru. Posisi bank syariah Dalam perbankan syariah, prinsip sewa ada
semakin pasti setelah disahkan UU RI tentang dua jenis, yaitu Al-ijarah dan Al-ijarah al-
Perbankan No.7 Tahun 1992 dimana bank muntahia bit-tamlik.
diberikan kebebasan untuk menentukan jenis
imbalan yang akan diambil dari nasabahnya baik 2.4 Mudharabah
bunga atau keuntungan bagi hasil. Mudharabah merupakansalah satu bentuk
Semakin adanya tuntutan perkembangan, maka pembiayaan syariah. Prinsipnya adalah pembagian
undang-undang tersebut direvisi beberapa pasal hasil keuntungan dari sebuah usaha yang dijalankan
yang kemudian menjadi undang-undang RI tentang antara bank sebagai pemilik modal/dana, dengan
Perbankan no.10 Tahun 1998. Untuk menjalankan pengusaha sebagai pengelola usaha tersebut.
Undang-undang tersebut selanjutnya dikeluarkan Pemilik modal disebut sebagai sahibul maal/rabbul
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang maal sedangkan pengelola biasa disebut mudharib.
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Tahun Keuntungan yang akan dihasilkan akan dibagi
1999 dilengkapi Bank Umum Berdasarkan Prinsip diantara mereka menurut kesepakatan yang
Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan ditentukan sebelumnya dalam akad. Mudharib tidak
Prinsip Syariah. ikut menyertakan modal, tetapi menyertakan tenaga
2.3 Pembiayaan dan keahliannya, dan juga tidak meminta gaji atau
Antonio( 2002:18) menjelaskan bahwa upah dalam menjalankan usahanya. Sahibul maal
pembiayaan merupakan satu jenis produk dari hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan
perbankan yang berupa penyaluran dana yang ikut campur dalam manajemen usaha yang
dikelola oleh pihak bank kepada pihak-pihak yang dibiayainya. Pertimbangan tersebut yang menjadi
membutuhkannya. Pada perbankan syariah, dasar dalam pembagian keuntungan.
pembiayaan dijelaskan pada pasal 1 angka 12 UU Apabila terjadi kerugian karena proses
RI tentang Perbankan No. 10 tahun 1998 usaha, dan bukan karena kelalaian atau kecurangan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah pengelolaan, kerugian ditanggung sepenuhnya oleh
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan sahibul maal, sedangkan mudharib kehilangan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau tenaga dan keahlian yang telah dicurahkannya.
kesapakatan antara pihak bank dengan pihak lain Apabila terjadi kerugian karena kelalaian atau
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 2 April 2015| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kecurangan dalam pengelolaan, maka mudharib menggandakan berkas-berkas yang diperlukan
bertanggung jawab sepenuhnya. untuk mendukung kelengkapan data sehubungan
Berikut skema pembagian hasil dalam dengan proses pembiayaan yang dilakukan oleh
system mudharabah. pihak bank.
3.2 Teknik Analisa
PERJANJIAN Teknik Deskriptif merupakan teknik yang
BAGI HASIL digunakan dalam penulisan laporan ini. Metode ini
menganalisa data yang diperoleh dengan membuat
pernyataan atau kalimat setelah itu membandingkan
BANK
NASABAH (Shahibul
dengan teori yang sudah ada, yang berhubungan
(mudharib) Maal) dengan perbankan syariah khususnya pada sistem
pembagian hasil mudharabah. Kemudian data yang
diperoleh diuraikan dengan pernyataan atau kalimat
Keahlian Modal yang mengarah pada suatu kesimpulan.
100%
4. PEMBAHASAN
4.1 Prosedur Pembiayaan mudharabah
Proyek PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Malang
Usaha Setiap bank dalam memberikan pembiayaan
menetapkan syarat-syarat untuk memperoleh
pembiayaan. Nasabah bank untuk pembiayaan ini
tidak ada karakteristik tertentu, semua jenis usaha
Nisbah Pembagian Nisbah
dapat mengajukan permohonan. Jika permohonan
X% Keuntungan Y%
tersebut sesuai dengan persyaratan, maka pihak
bank akan memenuhinya. Prosedur pelaksanaan
Pengembalian pembiayaan di PT.Bank Syariah Mandiri Cabang
MODAL Modal Pokok Malang adalah sebagai berikut:
1. Nasabah membuka rekening Bank Syariah
Mandiri dalam bentuk giro atau tabungan
Gambar 1. Skema al-Mudharabah 2. Nasabah mengajukan permohonan
Sumber: Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Antonio, pembiayaan.
2001: 184). 3. Analisis pembiayaan dan pengumpulan data
nasabah, yang dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Wawancara
3. METODOLOGI b. Mengisi formulir permohonan pembiayaan
3.1 Metode Pengumpulan Data .
Metode pengumpulan data yang digunakan 4. Verifikasi dan sitevisit
dalam penulisan laporan ini adalah: Bertujuan untuk mengecek kebenaran data dan
a. Observasi Partisipatif informasi yang diberikan pemohon
Dalam tahap ini pengumpulan data dilakukan pembiayaan melalui dokumen yang
dengan cara mengadakan praktek langsung di disampaikan termasuk melakukan penelitian
PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Malang. barang jaminan dan aktivitas usaha yang
Praktek tersebut meliputi kegiatan yang bersangkutan. Verifikasi dilakukan meliputi:
dilakukan oleh financing officer dalam a. Verifikasi kepada pihak ketiga (eksternal)
pelayanannya terhadap nasabah. b. Verifikasi performance nasabah
b. Interview 5. Analisa kelayakan calon nasabah
Merupakan suatu teknik pengumpulan data Laporan verifikasi dan sitevisit digunakan
dengan mengadakan tanya jawab langsung sebagai dasar untuk melakukan analisa
dengan sumber yang dapat memberikan pembiayaan yang akan diberikan, agar
informasi yang tepat atau pihak-pihak yang ahli pembiayaan yang diberikan tepat sasaran.
dan berhubungan dengan data-data yang Prinsip penilaian pembiayaan dengan
diperlukan. menggunakan analisa analisa tujuh A(aspek)
c. Dokumentasi yaitu: yuridis, manajemen, teknis, aspek
Mengumpulkan data melalui pencatatan secara pemasaran, keuangan, jaminan, resiko.
langsung data yang diperlukan, ataupun
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 2 April 2015| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Analisis lima C yaitu: character, capacity, b. Persyaratan dokumen teknis sesuai jenis
capital, collateral, condition. Selain hal pembiayaan, untuk pembiayaan mudharabah,
tersebut terdapat aspek lain yang dijadikan syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu:
perhitungan dalam memberikan pembiayaan, 1. Menyerahkan PO/DO/WO
yaitu: 2. Menyerahkan daftar rekanan, supplier, buyer
1). Lokasi tempat usaha (nama, alamat, nomor telepon)
2). Kondisi keuangan pemasaran 3. Menyerahkan laporan keuangan tahun
3). Sarana dan prasarana pendukung yang terakhir dan tahun berjalan.
dimiliki 4. Menyerahkan proyeksi neraca dan laba rugi
Analisis ini yang menentukan layak atau tidak sesuai jangka waktu pembiayaan.
pemohon tersebut mendapatkan pembiayaan. c. Agunan/jaminan
setelah pemohon dinyatakan layak, maka 1. Sertifikat tanah dan bangunan
permohonan tersebut akan disetujui oleh komite 2. BPKB, faktur, foto copy STNK disertai tiga
pembiayaan. lembar kwitansi kosong, satu
Dalam persetujuan ini, pihak bank selaku bermaterai.
shohibul maal dan pengusaha selaku mudharib akan 3. Faktur pembelian mesin dan peralatan.
membicarakan hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah pembiayaan mudharabah 4.3 Sistem Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan
b. Pembagian keuntungan Mudharabah pada PT. Bank Syariah
c. Penggunaan pembiayaan mudharabah Mandiri
d. Jangka waktu pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri mempunyai dua
e. Teknis pengembalian macam produk pembiayaan mudharabah (bagi
f. Jaminan hasil) yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah
g. Realisasi muqayyadah, sistem perhitungan bagi hasil kedua
h. Tahap pengawasan dan pemantauan pembiayaan pembiayaan tersebut sebenarnya sama, yang
membedakan hanyalah akad diawal perjanjian.
4.2 Persyaratan Permohonan Pembiayaan Langkah-langkah PT. Bank Syariah Mandiri
Mudharabah Cabang Malang dalam melakukan bagi hasil
Ada beberapa beberapa persyaratan yang harus pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut:
dipenuhi oleh nasabah dalam melakukan a. Adanya kesepakatan antara pihak PT. Bank
permohonan pembiayaan mudharabah agar bisa Syariah Mandiri (shahibul maal) dengan
memperoleh pembiayaan dari PT.Bank Syariah nasabah (mudharib) atasa usaha yang
Mandiri Cabang Malang yaitu: dijalankan
a. Persyaratan dokumen legal badan usaha b. Pihak nasabah (mudharib) memberikan
1. Mengajukan proposal pembiayaan sertifikat usahanya sebagai jaminan pada PT.
2. Company profile (bila ada) Bank Syariah Mandiri Cabang Malang
3. Menyerahkan foto copy legalitas usaha c. Sistem bagi hasil yang dilakukan oleh pihak
(SIUP, TDP, SITU, NPWP, TDUP) bank sesuai dengan kelangsungan usaha
4. Akta pendirian/anggaran dasar yang dimana pihak nasabah harus dapat memenuhi
pertama beserta akta perubahan terakhir. kewajibannya dalam pembayaran pokok.
5. Menyerahkan bukti pendaftaran perusahaan d. Nisbah yang dikenakan oleh nasabah yang satu
ke instansi terkait (Departemen Koperasi, dengan yang lainnya dapat berbeda walaupun
dan lain-lain) jenis usahanya sama.
6. Menyerahkan bukti pengesahan MenKeh/ e. Perbedaan nisbah disebabkan karena antara
Menkop/ kementerian yang terkait. lain:
7. Menyerahkan surat kewarganegaraan dang 1. Pengalaman dan keahlian mudharib
anti nama bagi WNI keturunan 2. Efisiensi usaha
8. Menyerahkan keterangan domisili/ ijin 3. Tingkat keuntungan yang diproyeksikan
tempat usaha/ ijin lokasi .
9. menyerahkan foto copy identitas diri Berikut ini disajikan kasus kegiatan operasional
pengurus dan CV pengurus. pada PT. Bank Syariah Mandiri yang berkaitan
10. Menyerahkan foto copy rekening Koran/ dengan pembiayaan yang menggunakan prinsip
tabungan 6 bulan terakhir. bagi hasil:
Contoh :

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 2 April 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Seorang ahli bengkel kendaraan berniat usaha dikalikan dengan besarnya anguran. Dana hasil
bengkel perawatan sendiri. Pendirian bengkel denda tersebut akan dimasukkan kedalam dana
perawatan tersebut membutuhkan investasi dan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS).
modal kerja sebesar Rp.300juta. mekanik
tersebut mempunyai keyakinan akan 5. KESIMPULAN DAN SARAN
memperoleh omzet atau jasa sebesar Rp.30juta 5.1 Kesimpulan
per bulan. Secara umum prinsip bagi hasil yang
Sistem perhitungan bagi hasil dari contoh diatas: diterapkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
- Kebutuhan modal kerja : 300 juta Malang dapat diterima dengan baik dilingkungan
- Modal sendiri :0 masyarakat dan tidak mengalami suatu kendala
- Pembiayaan bank : 300 juta yang tidak dapat diseleseikan. Adapun
- Rencana penerimaan usaha permasalahan, tetapi hanya bersifat teknis dan
: 30 juta per bulan ringan sehingga dapat segera diseleseikan. Ada
: 360 juta per tahun suatu permasalahan yang yang ditemukan
- jangka waktu : 1 tahun (12 bulan) sehubungan dengan operasional bank syariah, yaitu
- expectasi rate : 24% dalam produk pembiayaan, kebanyakan bank masih
- expectasi bagi hasil cenderung menggunakan prinsip jual beli
: 12 : 12 x 24% x 300 juta (murabahah), padahal sebenarnya bank mempunyai
: 72 juta per tahun produk lain yang merupakan produk khas dari bank
- Nisbah bank : 72 juta : 360 juta syariah yang kita kenal dengan system bagi hasilnya
: 20% yaitu produk musyarakah dan mudharabah.
- Nisbah nasabah : 100% - 20% Adapun alasan dari pihak bank sendiri karena bank
: 80% masih belum siap menerima resiko yang cukup
Besarnya bagi hasil yang diterima oleh tinggi dan hal yang mendukung alasan tersebut
kedua belah pihak tergantung pada jumlah adalah pihak bank belum bisa mengandalkan tingkat
pendapatan yang diperoleh. Jadi bila keamanahan dari nasabah yang cenderung kurang
pendapatan yang diperoleh adalah 72 juta per baik.
tahun, maka besarnya bagi hasil dihitung
berdasarkan nisbah masing-masing. 5.2 Saran
a. Bank (shahibul maal) : 20% x 72 juta Sesungguhnya pelaksanaan bank syariah
= 14.4 juta masih mengalami tantangan yang lebih berat,
b. Nasabah (Imudharib) : 80% x 72 juta selama kita kita masih terbiasa dengan sistem bunga
= 57.6 juta. yang selama ini dijalankan oleh bank konvensional.
Keadaan tersebut bisa dimaklumi mengingat bank
Ada beberapa macam metode dalam distribusi konvensional sudah beroperasi di negara kita dalam
keuntungan sistem bagi hasil ini. Bank syariah kurun waktu yang sangat lama dibandingkan
diberi kebebasan untuk memakai metode yang dengan bank syariah yang relative masih baru yaitu
paling sesuai dengan kegiatan pembiayaannya. berkembang sekitar tahun 1990-an.
Sistem bagi hasil yang diterapkan PT. Bank syariah Teknik perhitungan bagi hasil yang
Mandiri adalah metode revenue sharing (bagi diterapkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
pendapatan) karena revenue sharing dianggap lebih Malang, pada dasarnya sama seperti teknik bagi
maslahat daripada profit sharing (bagi laba) yang hasil yang dipakai dan diterapkan oleh bank syariah
mengacu pada fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000. pada umumnya, akan tetapi pada penetapan
Perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh besarnya nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan
PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Malang untuk jumlah pembiayaan dikalikan dengan expectasi
produk pembiayaan mudharabah tidak diterapkan rate.
angsuran, tetapi setiap bulannya hanya membayar
bagi hasilnya saja, dan pokok pembiayaan dibayar
pada waktu selesei kontrak. Berbeda halnya dengan
pembiayaan dengan prisip mudharabah wal
murabahah, setiap bulannya nasabah membayar DAFTAR PUSTAKA
angsuran atau cicilan dan bagi hasilnya sesuai Antonio, M Syafii. 1999. Bank Syariah Wacana
dengan ketentuan yang telah disepakati bersama. Ulama Dan Cendekiawan. Jakarta:
Tetapi jika nasabah terlambat membayar angsuran, Takzia Institute.
maka dikenakan denda perhari sebesar 0,00069%
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 2 April 2015| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
_______ 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke
Praktek. Jakarta: Gema Insani. Muhammad. 2004. Dasar-Dasar Keungan Islami
Arifin, Zainul. 2002. Dasar-dasar Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta: EKONISIA
Perbankan Syariah. Jakarta: Alva Bet. Usman, Rachmadi. 2002. Aspek-aspek Hukum
Ascarya. Diana Yumanita. 2005. Bank Syariah: Perbankan di Indonesia. Bandung:
Gambaran Umum. Jakarta: Pusat PT.Citra Aditya Bakti.
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Wirdyaningsih. 2005. Bank dan Asuransi Islam di
(PPSK) BI. Indonesia. Jakarta: Kencana.
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam: Analisis
Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 2 April 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy