Economica: Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Economica: Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Economica: Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
ECONOMICA
Journal of Economic and Economic Education Vol.4 No.1 (109-123)
Abstract
This Research is the efforts to improve student learning outcomes through STAD cooperative learning
method and can improve learning outcomes of students in the subject of economics at STKIP Lesson Planning PGRI
SUMBAR. This type of research is a classroom action research (PTK). The researchers goal of lifting the title this study
with hope in the process of learning in Higher Education has been using a variety of methods, models and approaches
in the learning process and the learners can be helped anyway. STAD cooperative learning method is just one of
various methods, models and approaches in the learning process in the classroom. Selection of STAD cooperative
learning method, because this method is very interesting to be applied in the process of learning, cooperative learning
method STAD easily understood, internalized and practiced by the learners and does not require a long time in its
application. The use of STAD cooperative learning method is expected to help faculty and students in learning activities
in the classroom. Results of Action Research (PTK) is an increase in student learning outcomes in each cycle. In the
first cycle measures the average value of 6.7 and followed students in the second cycle a significant increase in value of
9.2. From these results it can be concluded that through STAD cooperative learning methods to improve learning
outcomes on student education courses STKIP PGRI SUMBAR economy.
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang upaya peningkatan hasil belajar mahasiswa melalui metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
ekonomi di STKIP PGRI SUMBAR. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan peneliti
mengangkat judul penelitian ini dengan harapan dalam proses pembelajaran yang ada di Perguruan Tinggi sudah
menggunakan berbagai metode, model, dan pendekatan dalam proses pembelajaran serta para peserta didik dapat
terbantu pula. Pemilihan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, dikarenakan metode ini sangat menarik untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran kooperatif tipe STAD mudah dipahami, dihayati dan
dipraktekan oleh perserta didik serta tida membutuhkan waktu yang lama dalam penerapannya. Penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran
di dalam kelas. Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada setiap
siklusnya. Pada tindakan siklus I rata-rata nilai mahasiswa 6,7 dan dilanjutkan pada siklus II terjadi peningkatan yang
signifikan dengan nilai 9,2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI
SUMBAR.
Keywords: entrepreneurship, knowledge work practices, the motivation industry achievers and interest of
entrepreneurship
109
PENDAHULUAN mahasiswa dihadapkan pada kasus dengan
kondisi riil di lapangan, mahasiswa tidak
Situasi belajar atau perkuliahan sangat mampu menganalisis dan menerapkan konsep
mendukung berhasil atau tidaknya proses dan teori yang dimiliki untuk
pembelajaran yang dirancang. Kemampuan menyelesaikannya. Hal ini karena proses
dan kreatifitas dosen sebagai tenaga pengajar belajar hanya sampai pada taraf mengahafal.
dituntut agar perkuliahan dapat berjalan Selain itu, mahasiswa kurang terlatih dalam
dengan efektif dan menyenangkan. Dengan berbicara dan berkomunikasi. Padahal
paradigma baru, pembelajaran dianggap gagal kemampuan ini cukup penting mengingat
apabila mahasiswa hanya berhasil sebatas mahasiswa merupakan calon tenaga
mencapai apa yang diajarkan atau hanya profesional di bidangnya. Mereka diharapkan
sebatas replikasi dosen. Sebaliknya, efektifitas mampu mempresentasikan kemampuan yang
pembelajaran akan tercapai apabila mahasiswa dimiliki sekaligus berinteraksi secara aktif dan
memiliki kompetensi dan mampu positif dengan orang lain.
mengaplikasikan dan
mentransformulasikannya dalam situasi atau Metode ceramah yang terpusat pada
tempat yang baru. dosen juga membawa mahasiswa masuk ke
dalam kondisi belajar yang kurang
Menurut Nasution (1999:86) sekolah- menyenangkan. Proses pembelajaran memaksa
sekolah dan perguruan tinggi sering mahasiswa untuk masuk kedalam situasi
mendapatkan sorotan dan kecaman yang tajam belajar yang kaku dan tegang sehingga mereka
dan dicap sebagai tempat yang membosankan. terisolasi dari kehidupan menyenangkan yang
Kritikan ini merupakan akibat yang timbul biasa mereka lalui sehari-hari. Akibatnya,
dari strategi belajar mengajar yang monoton perkuliahan menjadi membosankan, tidak
dan tidak kreatif. Sekolah termasuk perguruan menarik dan mahasiswa duduk di kelas karena
tinggi terlalu banyak didominasi oleh metode tirani dan doktrinasi angka-angka. Padahal
ceramah, metode kuliah dan menjadikan dosen menurut Ellison dalam Dryden (2004:304)
sebagai gudang ilmu yang akan ditransfer pada otak tidak bisa memperhatikan semua hal,
mahasiswa. pelajaran yang tidak menarik, membosankan
atau tidak menggugah emosi, pastilah tidak
Metode ceramah merupakan cara yang
akan diingat.
cukup dominan digunakan saat ini. Dengan
metode ini dosen berperan sebagai tokoh Mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
utama dalam perkuliahan dan menjelaskan Ekonomi dengan bobot 3 (tiga) sks merupakan
materi secara gamblang kepada seluruh mata kuliah yang wajib diikut mahasiswa
mahasiswa. Dari sudut pandang mahasiswa, Pendidikan Ekonomi. Selain itu mata kuliah
terdapat berbagai kelemahan bila perkuliahan ini juga merupakan mata kuliah pra syarat
tetap didominasi oleh dosen. Kreatifitas untuk mengikuti Praktek Lapangan
mahasiswa kurang terasah karena terjebak Kependidikan (PLK). Dalam melaksanakan
pada rutinitas mencatat, mendengarkan dan perkuliahan penulis merasakan beberapa
mengerjakan latihan sesuai dengan instruksi komponen penting dalam proses pengajaran
yang diberikan. Mahasiswa kehilangan belum berjalan secara optimal. Selama ini
kesempatan untuk melihat ilmu sebagai perkuliahan dilaksanakan dengan metode
sebuah realitas dan kaitan antara teori dengan ceramah, presentasi individu, mengerjakan
aplikasinya di lapangan karena penjelasan latihan termasuk resume dan tanya jawab.
yang diberikan sangat abstrak. Ketika
110
Sumarni, Nora Susanti
Namun ternyata masih terdapat banyak mewakili keseluruhan materi dari satu kali
kelemahan. pertemuan. Pada saat perkuliahan mahasiswa
akan dipanggil secara acak berdasarkan nomor
Pertama, penulis menemukan pada absennya untuk menjawab satu pertanyaan.
beberapa kelas, terutama kelas dengan Namun ternyata masih tetap banyak yang tidak
keahlian manajemen pemasaran, sebagian membaca materi dan ketika namanya
besar mahasiswa kurang aktif dalam terpanggil untuk menjawab salah satu soal,
perkuliahan. Keaktifan mereka hanya sebatas sebagian besar hanya membacakan buku saja.
pada aktivitas menjawab pertanyaan apabila Ketika diminta untuk menjelaskan maksud
ditunjuk oleh dosen. Bila diminta untuk dari buku tersebut, rata-rata mahasiswa tidak
bertanya atau menanggapi pertanyaan, hampir bisa menjelaskannya.
tidak ada yang berinisiatif untuk
melakukannya. Hal ini akhirnya Beberapa faktor yang dikemukakan di atas
mengakibatkan kegiatan pembelajaran terpusat menurut penulis merupakan penyebab
pada dosen sehingga membentuk kebiasaan terjadinya kesenjangan jalannya perkuliahan
Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Hal ini
menyalin materi kuliah walaupun belum
dapat terlihat dari masih rendahnya perolehan
dipahami sepenuhya oleh mahasiswa. nilai mahasiswa pada ujian semester Januari-
Juni 2006.
Kedua, peneliti mengamati bahwa
Untuk mengantisipasi berbagai
aktifitas mahasiswa ketika melaksanakan
fenomena ini, perlu dikembangkan metode
presentasi dirasa belum sempurna. Beberapa
pembelajaran yang tepat dan dapat
pertemuan pada mata kuliah Perencanaan
mengaktifkan mahasiswa, merangsang minat
Pembelajaran Ekonomi dilaksanakan dengan
baca dan semangat belajar sekaligus
cara presentasi menjelaskan materi dengan
menyenangkan. Metode pembelajaran akan
menggunakan media, model pembelajaran
menentukan seberapa jauh dan seberapa
ataupun berdasarkan RPP yang sudah mereka
banyak pengalaman dan kemampuan yang
buat. Dalam melaksanakan presentasi
akan dikuasai mahasiswa. Penguasaan dosen
mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil yaitu
atas keanekaragaman metode pembelajaran
4 sampai 6 orang. Masing-masing kelompok
merupakan salah satu garansi untuk mengelola
menyelesaikan tugasnya di rumah. Pada saat
materi kuliah dengan lebih menarik sehingga
pelaksanaan presentasi, kemampuan
dapat lebih diserap mahasiswa.
mahasiswa dalam menjelaskan materi sangat
rendah dan hal ini berdampak kepada Ada berbagai model pembelajaran yang
pelaksanaan presentasi yang tidak menarik. dikembangkan saat ini. Salah satu model
Dan kegiatan pembelajaran pun terpusat pembelajaran tersebut adalah Cooperative
kembali kepada dosen karena disini dosen Learning Student Teams Achievement and
yang kembali melengkapi materi dan Divisions (STAD). STAD telah digunakan dalam
mengomentari penampilan mahasiswa. berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari
matematika, bahasa, seni sampai dengan ilmu
Ketiga, rendahnya minat baca
sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan
mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang
telah digunakan mulai dari siswa kelas dua
ada. Mahasiswa cenderung mau membaca
sampai perguruan tinggi (Slavin, 2008).
ketika telah dihadapkan pada tugas. Selama ini
Selanjutnya, Slavin (2008) mengungkapkan
mahasiswa diminta untuk menjawab soal-soal
bahwa gagasan utama STAD adalah untuk
yang diberikan beberapa hari sebelum
memotivasi peserta didik supaya dapat saling
perkuliahan lewat blog. Soal-soal tersebut
mendukung dan membantu satu sama lain
111
Sumarni, Nora Susanti
113
Sumarni, Nora Susanti
114
Sumarni, Nora Susanti
Siklus I
No Kegiatan Dosen
Nilai Kategori
1 Apersepsi 3 Baik
2 Penjelasan Materi 3 Baik
Penggunaan Metode
3 3 Baik
Pembelajaran
4 Penguasaan Kelas 2 Cukup
5 Penggunaan Media 3 Baik
Sangat
6 Suara 4
Baik
Pemberian
7 2 Cukup
Pertanyaan
Pemberian
8 1 Kurang
Penguatan
Kemampuan
9 1 Kurang
Mengevaluasi
Menyimpulkan
10 3 Baik
Materi Pembelajaran
Jumlah 25
Rata-rata 2,5
% Rata-rata nilai 62,5% Tinggi
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
115
Sumarni, Nora Susanti
SIKLUS I
N=20 Kateg
Aktivitas Mahasiswa
Jumlah ori
%
Bobot
Membuat
resume/ringkasan materi Tinggi
pelajaran 54 68%
Memperhatikan
Tinggi
penjelasan dosen 49 61%
Mengajukan pertanyaan 35 44% Cukup
Mengemukakan pendapat/
Cukup
tanggapan 39 49%
Menyerahkan lembar
Tinggi
latihan tepat waktu 55 69%
Jumlah 232 290%
Rata-rata 46,4 58% Cukup
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Siklus II
No Kegiatan Dosen
Nilai Kategori
Sangat
1 Apersepsi 4
Baik
Sangat
2 Penjelasan Materi 4
Baik
Penggunaan Metode Sangat
3 4
Pembelajaran Baik
4 Penguasaan Kelas 3 Baik
Sangat
5 Penggunaan Media 4
Baik
Sangat
6 Suara 4
Baik
7 Pemberian Pertanyaan 3 Baik
Sangat
8 Pemberian Penguatan 4
Baik
Kemampuan
9 3 Baik
Mengevaluasi
Menyimpulkan Materi Sangat
10 4
Pembelajaran Baik
Jumlah 37
Rata-rata 3,7
% Rata-rata nilai Sangat
92,5%
Tinggi
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Berdasarkan Tabel 8 tugas dosen pada pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Achievement and Divisions (STAD) ini dapat
tipe Student Teams Achievement and Divisions menjadikan dosen lebih kreatif, inovatif dalam
(STAD) pada Siklus II adalah sangat baik karena mengelola dan mengorganisasi
sudah sesuai dengan langkah-langkah STAD pembelajarannya, sehingga sebelum mengajar
yang ada dalam teori. Dengan demikian, memang telah mempersiapkan segala
118
Sumarni, Nora Susanti
sesuatunya dengan sebaik mungkin sehingga yang berisi tentang masing-masing indikator dalam
mengajar tidak asal-asalan dan juga dapat aktivitas pada siklus II. Tabel 10 berikut meningkatkan
keprofesionalan dalam mengajar. menggambarkan ketercapaian masing-masing
indikator aktivitas positif mahasiswa.
Berdasarkan jumlah aktivitas yang
dilakukan mahasiswa, maka dapat dibuat tabel
SIKLUS II
N=20
Aktivitas Mahasiswa Kategori
Jumlah
%
Bobot
Membuat
Sangat
resume/ringkasan materi
Tinggi
pelajaran 71 89%
Memperhatikan Sangat
penjelasan dosen 69 86% Tinggi
Sangat
Mengajukan pertanyaan
68 85% Tinggi
Mengemukakan pendapat/ Sangat
tanggapan 71 89% Tinggi
Menyerahkan lembar Sangat
latihan tepat waktu 72 90% Tinggi
439
Jumlah
351 %
Sangat
Rata-rata
70,2 88% Tinggi
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Aktivitas belajar mahasiswa STKIP PGRI ketuntasan 85%. Nilai rata-rata kelas dan
SUMBAR selama proses pembelajaran dengan persentase ketuntasan sudah mencapai target
menggunakan metode pembelajaran kooperatif yang ditetapkan sehingga mahasiswa telah
mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan
tipe Studentt Teams Achievement and Division
Minimal (KKM) yaitu 75.
(STAD) pada siklus II yang disajikan pada
Tabel 12 dapat diketahui bahwa secara umum c. Refleksi (reflecting)
aktivitas positif belajar mahasiswa mempunyai Secara keseluruhan, baik aktivitas positif
rata-rata sebesar 88% kategori sangat tinggi. dan hasil belajar mahasiswa sudah mencapai
Hal ini berarti tidak perlu dilanjutkan kepada hasil yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat
siklus berikutnya karena sudah mencapai dari aktivitas positif mahasiswa dalam proses
target yang ditetapkan. pembelajaran yang sudah berada pada kategori
sangat tinggi. Namun demikian masih perlu
juga terus ditingkatkan, terutama pada
b. Hasil Belajar aktivitas positif mahasiswa yang bagian
Berdasarkan hasil pengolahan data pada indikator mengajukan pertanyaan dan
siklus II, dapat kita ketahui bahwa nilai mengemukakan pendapat/tanggapan.
terendah adalah 70 dan nilai tertinggi adalah
85, dimana rata-rata kelas 78,5 dan persentase
119
Sumarni, Nora Susanti
Untuk hasil belajar, rata-rata hasil belajar diterapkan pada Mahasiswa STKIP PGRI
mahasiswa sudah berada di atas standar Sumbar Sesi C tahun 2015 menyebabkan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang aktivitas positif mahasiswa yang relevan
telah ditentukan yaitu 75. Tetapi pada siklus II dengan proses pembelajaran meningkat.
ini masih terdapat 3 orang atau sebesar 15% Aktivitas positif mahasiswa dalam proses
yang tidak tuntas. Dari hasil pengamatan, pembelajaran pada penelitian ini adalah
mahasiswa yang tidak tuntas disebabkan membuat resume/ringkasan materi pelajaran,
aktivitasnya dalam belajar juga masih kurang. memperhatikan penjelasan guru, mengajukan
Hal ini mungkin terjadi karena pelaksanaan pertanyaan, mengemukakan
tindakan belum dilaksanakan secara optimal pendapat/tanggapan dan menyerahkan lembar
atau karena faktor lain seperti faktor internal latihan tepat waktu.
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
mereka. Pada siklus I rata-rata aktivitas positif
mahasiswa sebesar 58% meningkat pada siklus
Berdasarkan hal tersebut, jadi dapat II menjadi 88%. Hal ini sudah sesuai dengan
dirumuskan bahwa persentase aktivitas positif indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu
mahasiswa selama proses pembelajaran mata persentase aktivitas positif mahasiswa yang
kuliah Perencanaan Pengajaran Ekonomi pada relevan dengan pembelajaran adalah 81%.
siklus II terlihat bahwa masing-masing Begitu juga dengan hasil belajar yang
indikator aktivitas positif mahasiswa sudah diperoleh mahasiswa pada siklus I dengan
mencapai target yaitu 81% dengan rata-rata rata-rata kelas 66 dan ketuntasan klasikal 45%
aktivitas positif siswa sebesar 89,71% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi
Sedangkan hasil belajar mahasiswa pada siklus 78,5 untuk rata-rata kelas dan 85% untuk
II dengan rata-rata kelas 65,65 dan ketuntasan persentase ketuntasan klasikal.
klasikal 54,84% mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 78,5 untuk rata-rata kelas dan Peserta didik dapat dikatakan berhasil
88% untuk persentase ketuntasan klasikal. Hal apabila terjadi perubahan tingkah laku dalam
ini sesuai dengan indikator keberhasilan yang dirinya baik berbentuk pengetahuan dan
keterampilan maupun dalam bentuk sikap
diharapkan, yaitu persentase hasil belajar
positif . Menurut Slameto (2003: 36), dalam
minimal 80%. Keberhasilan pada siklus II
proses mengajar belajar, pendidik perlu untuk
dapat dilihat dari adanya ketertarikan
menimbulkan aktivitas peserta didik dalam
mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran,
berpikir maupun bertindak. Dengan aktivitas
berani untuk bertanya apa yang kurang
peserta didik sendiri, pelajaran menjadi
dipahami, berani mengemukakan pendapat,
berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian
memberikan tanggapan dan lain-lain. Jadi
siklus II dinyatakan berhasil dan tidak perlu dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda;
dilanjutkan kepada siklus berikutnya. peserta didik akan bertanya, mengajukan
pendapat, menimbulkan diskusi dengan
pendidik. Dalam bertindak, peserta didik dapat
B. Pembahasan menjalankan perintah, melaksanakan tugas,
Hasil penelitian pada siklus I hingga memmbuat grafik, diagram, intisari dari
siklus II ditemukan bahwa dengan pelajaran yang disajikan. Bila peserta didik
menggunakan Metode pembelajaran menjadi partisipan yang aktif, maka ia
kooperatif tipe Student Teams Achievement memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan
and Divisions (STAD) pada mata kulian dengan baik. Dengan demikian, peserta
Perencanaan Pengajaran Ekonomi yang pembelajaran yang lebih aktif berpartisipasi di
120
Sumarni, Nora Susanti
dalam proses pembelajaran akan lebih belajar paling baik adalah belajar melalui
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang pengalaman langsung. Dalam belajar melalui
baik dan mampu mengingat kembali materi- pengalaman langsung peserta didik tidak
materi yang diterimanya selama pembelajaran. sekedar mengamati secara langsung tetapi ia
Mereka akan memperoleh skor yang lebih baik harus menghayati, terlibat langsung dalam
ketika dievaluasi hasil belajarnya. Mereka perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap
akan memiliki hasil belajar yang lebih baik hasilnya.
dibanding yang kurang aktif berpartisipasi
dalam proses pembelajaran Secara keseluruhan aktivitas mahasiswa
telah mencapai indikator keberhasilan yang
Hasil penelitian ini juga menunjukkan diharapkan, namun masih banyak kendala
terjadi peningkatan terhadap aktivitas dan yang pelu diperhatikan dalam pelaksanaan
hasil belajar mahasiswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan Metode pembelajaran
Metode pembelajaran kooperatif tipe Student kooperatif tipe Student Teams Achievement
Teams Achievement and Divisions (STAD). and Divisions (STAD), yaitu perlunya
Pada Metode pembelajaran kooperatif tipe ketegasan pendidik dalam menetapkan waktu
Student Teams Achievement and Divisions untuk setiap langkah-langkah pembelajaran
(STAD), setiap mahasiswa dapat terlibat aktif sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan dalam
dalam pembelajaran. setiap tahap dalam pembelajaran dapat diraih.
(STAD)ini berkaitan dengan proses ingatan, rata kelas meningkat menjadi 80 dengan
maka motivasi mahasiswa untuk mengikuti persentase ketuntasan 85%. Berdasarkan
pembelajaran meningkat dan akan terjadi juga nilai yang diperoleh mahasiswa dapat
disimpulkan bahwa Metode pembelajaran
peningkatan terhadap aktivitas belajarnya
kooperatif tipe Student Teams Achievement
karena motivasi merupakan tenaga pendorong and Divisions (STAD) berhasil digunakan
untuk melakukan aktivitas dalam belajar. pada penelitian tindakan kelas ini.
Kesesuaian urutan elaborasi dengan proses
urutan pembentukan ingatan, tidak saja Berdasarkan proses penelitian dan hasil belajar
meningkatkan ingatan. Tetapi juga menjadikan yang diperoleh mahasiswa, maka diketahui
belajar lebih efisien dan mendorong keaktifan bahwa model pembelajaran Student Team
Achievemen and Divisions (STAD) ini terbukti
mahasiswa dalam proses pembelajaran
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah perencanaan
yang diperolehnya. Metode pembelajaran pengajaran ekonomi. Oleh karena ini peneliti
kooperatif tipe Student Teams Achievement dapat menyarankan kepada dosen lainnya
and Divisions (STAD) mensiasati dan untuk dapat menggunakan model
merencanakan agar semua komponen pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif
pembentukan instruksional mengarah kepada untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
mahasiswa.
tersampaikan isi pelajaran kepada peserta
didik mengenai semua fakta, prinsip dan
konsep yang mereka butuhkan. Dengan DAFTAR PUSTAKA
tercapainya tingkat penguasaan hasil pelajaran 10.22202/economica.2015.v4.i1.351
yang tinggi, maka akan menunjukkan sikap Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian
mental yang sehat pada mahasiswa yang tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
bersangkutan. _________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
PENUTUP Cipta
Dryden Gordon. (2004). The Learning
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah Revolution (Revolusi Cara Belajar).
Edisi Indonesia. Bandung : Mizan Media
dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa
Utama.
hal sebagai berikut: Dyson, Ben. (2002). The Implementation of
Cooperative Learning in an Elementary
1. Penggunaan Metode pembelajaran
Physical Education Program. Journal of
kooperatif tipe Student Teams Achievement
Teaching in Physical Education, 2002,
and Divisions (STAD) pada Sesi C
22, 69-85.
Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
Gillies, Robyn, Boyle, Michael. (2010).
dapat meningkatkan aktivitas positif
Teachers' Reflections on Cooperative
mahasiswa atau aktivitas yang relevan
Learning: Issues of Implementation.
dengan pembelajaran, dengan persentase
Teaching and Teacher Education: An
60% pada siklus I, dan meningkat menjadi
International Journal of Research and
89% pada siklus II.
Study. 26 (2010) p. 933 940.
2. Penggunaan Metode pembelajaran
Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan
kooperatif tipe Student Teams Achievement
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
and Divisions (STAD) pada Sesi C
Konsep. Jakarta : Bumi Aksara.Lie,
Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
Anita. 2002.Cooperative Learning.
juga dapat meningkatkan hasil belajar
Jakarta: Grasindo.
mahasiswa. Hal ini terlihat pada siklus I,
Lie, Anita. 2002.Cooperative Learning.
dimana nilai rata-rata 66 dengan persentase
Jakarta: Grasindo.
ketuntasan 45%. Pada siklus II nilai rata-
122
Sumarni, Nora Susanti
Miles, M. B dan A.M. Huberman. 2002. Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang
Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
tentang Metode-metode Baru. Cipta.
Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. UI Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning:
Press: Jakarta. Theory, Research, and Practice. Boston:
Nasution. (1999). Kurikulum dan Pengajaran. Asiman and Schuster Co.
Bandung : Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian hasil belajar.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan makna Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Wardhani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi pembelajaran Jakarta: UT
berorientasi standar proses pendidikan. Wyk, Micheal M Van. (2012). The Effects of
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. the STAD-Cooperative Learning Method
Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning on Student Achievement, Attitude and
(edisi revisi). Bandung: Nusamedia. Motivation inEconomics Education.
Journal Social Science, 33(2): 261-270
(2012)
123