Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
php/jai 171
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
Effect of Different Protein and Protein-Energy Ratio in Diet on Growth of Common Carp
(Cyprinus carpio) Fingerling
ABSTRACT
Aquaculture activity including culture of common carp (Cyprinus carpio) is now facing on high price of
feed. Feed cost can reach more than 50% of production cost so that increase in feed price decreases in farmer
benefit. Toward increasing in benefit, it needs efficiency on production cost. This can be achieved by using a
diet containing suitable protein and protein-energy ratio for the need of fish cultured. Diet containing different
protein levels (28% and 31%) and protein-energy ratios (8 and 10), and a commercial feed as a control were
compared to determine protein content and protein-energy ratio suitable for common carp fingerlings. The
results showed that food efficiency was differed among the treatments, while relative growth rate was similar.
Diet containing protein of 31.15% with protein-energy ratio of 7.81, and protein of 28.08% with protein-
energy ratio of 9.12 were resulting higher food efficiency compared to that of diet containing 31.15% protein
with 7.81 protein-energy ratio and 28.27% protein with 8.28 protein-energy ratio.
ABSTRAK
Kegiatan budidaya ikan termasuk ikan mas (Cyprinus carpio) saat ini dihadapkan pada kenyataan
mahalnya harga pakan buatan. Kebutuhan biaya pakan dalam proses produksi mencapai lebih dari 50%
sehingga menurunkan tingkat keuntungannya. Untuk meningkatkan keuntungan, diperlukan efisiensi biaya
produksi yang salah satunya dengan memproduksi pakan yang mengandung kadar protein dan rasio protein
terhadap energi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Pakan dengan kadar protein (28 and 31%) dan
rasio protein-energi (8 dan 10) yang berbeda diuji untuk mengetahui kandungan protein dan rasio protein-
energi yang sesuai untuk fingerling ikan mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fingerling ikan mas yang
yang diberi pakan dengan kadar protein dan rasio protein energi yang berbeda menghasilkan tingkat efisiensi
pakan yang berbeda, namun tidak mempengaruhi tingkat pertumbuhan relatifnya. Pakan dengan kadar protein
31,15% dengan rasio protein energi 7,81 dan kadar protein 28,08% dengan rasio protein energi 9,12
menghasilkan nilai efisiensi pakan yang lebih baik daripada pakan yang mengandung kadar protein 31,15%
dengan rasio protein energi 7,81 dan kadar protein 28,27% dengan rasio protein energi 8,28.
Kata kunci: ikan mas, Cyprinus carpio, rasio energi protein, efisiensi pakan
Rp. 3.500-5.500 per kg pakan. Kebutuhan bagi ikan mas, maka perlu dilakukan
biaya untuk pakan dalam proses produksi penelitian mengenai pengaruh perbedaan
mencapai lebih dari 50% sehingga kadar protein dan rasio energi protein pakan
peningkatan harga pakan secara signifikan terhadap pertumbuhan ikan mas dan tingkat
menurunkan tingkat keuntungan petani. efisiensi pakannya.
Bahkan saat ini, banyak pembudidaya ikan
yang harus menutup usahanya karena biaya
produksi tidak sebanding dengan harga jual BAHAN & METODE
ikannya. Untuk meningkatkan keuntungan
yang diterima para pembudidaya ikan, Formulasi Pakan
diperlukan efisiensi biaya produksi yang Ikan uji yang digunakan dalam
salah satunya dapat dilakukan dengan penelitian ini adalah fingerling ikan mas
menurunkan biaya untuk pakan buatan. Saat
(Cyprinus carpio), berukuran rata-rata 13,70
ini banyak pembudidaya ikan yang membuat
0,16 gram, dengan kepadatan 15 ekor per
pakan buatan sendiri, sehingga dapat
akuarium. Pakan uji yang digunakan berupa
mengurangi biaya produksi.
pelet dengan kandungan protein 28% dan
Pakan buatan harus mengandung
31%, dan rasio energi proteinnya masing-
seluruh nutrien yang diperlukan ikan seperti
masing 8 dan 10. Sebagai pembanding
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
digunakan pakan komersil yang memiliki
mineral dalam jumlah yang cukup dan
kadar protein 29,08%. Rancangan yang
seimbang. Kadar protein dan imbangan atau
digunakan dalam penelitian ini adalah:
rasio protein terhadap energi pakan
merupakan hal yang sangat penting dalam • Perlakuan A : kadar protein 31% dan
proses penyusunan pakan buatan bagi ikan. rasio energi protein 10
Lovell (1989) mengemukakan bahwa • Perlakuan B : kadar protein 31% dan
sebelum terjadi pertumbuhan, kebutuhan rasio energi protein 8
energi untuk maintenance harus terpenuhi • Perlakuan C : kadar protein 28% dan
terlebih dahulu, kemudian kelebihan energi rasio energi protein 10
dalam pakan akan digunakan untuk • Perlakuan D : kadar protein 28% dan
pertumbuhan. Protein merupakan molekul rasio energi protein 8
kompleks yang terdiri dari asam amino • Perlakuan E : pakan komersil kadar
esensial dan asam amino non esensial yang protein 29,08%
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk (Pembanding) dan C/P
pertumbuhan. Menurut Pandian (1989) 8,58
kebutuhan protein dan pertumbuhan ikan
memiliki hubungan yang linear. Dengan Proses formulasi pakan sesuai
demikian, kadar protein dan rasio protein perlakuan diawali dengan menguji
terhadap energi pakan harus sesuai dengan kandungan bahan-bahan yang akan
kebutuhan ikan agar pakan buatan dapat digunakan dengan uji proksimat. Setelah
efisien dan memberikan pertumbuhan yang diketahui kandungan dari bahan penyusun
optimal. Selain itu, bahan-bahan sumber yang digunakan, dilakukan formulasi pakan
protein relatif mahal, sehingga perlu sesuai dengan perlakuan pada penelitian.
dilakukan usaha untuk menurunkan kadar Tabel 2 menunjukan formulasi pakan yang
protein dalam pakan dan meningkatkan rasio digunakan dalam menyusun pakan uji.
energi terhadap protein dengan menambah
bahan-bahan lain yang mengandung lemak Pemeliharaan Ikan Uji
atau karbohidrat sebagai sumber energi lain Pada tahap awal pemeliharaan
(protein sparing effect) dalam pakan. Bila dilakukan proses adaptasi ikan uji yang
biaya produksi pakan dapat ditekan, maka digunakan terhadap kondisi lingkungan
usaha budidaya ikan mas dapat lebih selama satu minggu. Selama masa adaptasi,
menguntungkan. Untuk mengetahui kadar ikan uji diberi pakan komersil (pembanding)
protein dan rasio energi protein yang tepat berbentuk pelet dengan frekuensi 3 kali/hari.
173
Kadar air* (%) Protein (%) Lemak (%) Serat kasar (%) BETN (%) C/P
Setelah masa adaptasi ikan uji dipuasakan akuarium selama masa pemeliharaan dibuang
selama 24 jam untuk menghilangkan dengan cara disifon setiap harinya. Untuk
pengaruh sisa pakan dalam tubuh ikan.Ikan menjaga kualitas, dilakukan penggantian air
uji ditimbang dan dimasukkan ke dalam setiap hari sebanyak 20-50% dari volume
akuarium berukuran 40×50×35 cm3 dengan total air yang terdapat dalam sisitem
kepadatan 15 ekor/akuarium. Pada saat resirkulasi.
penimbangan, ikan dibius menggunakan MS Pengukuran kualitas air dilakukan
222 dengan dosis 100 ppm untuk sebanyak tiga kali selama masa pemeliharaan
menghindari stress. Pemeliharaan dilakukan yaitu pada hari ke-0, -20, dan hari ke-40.
selama 40 hari dan pemberian pakan uji Kisaran parameter kualitas air yang terukur
dilakukan secara at satiation (sampai ikan selama penelitian tersaji pada Tabel 4.
kenyang). Kotoran yang terdapat dalam
174
Perlakuan (%Protein;c/p)
Parameter
A (31;10) B (31;8) C (28;10) D (28;8) E (P. Komersil)
DO 2,57 - 5,8 3,56 - 5,8 3,16 - 5,8 2,41 - 5,8 2,41 - 5,8
pH 6,02 - 7,16 6,23 - 7,16 6,05 - 7,16 6,12 - 7,16 6,02 - 7,16
NH3-N 0,11 - 0,45 0,11 - 0,22 0,11 - 0,44 0,11 - 0,32 0,11 - 0,49
NO2 <0,01 - 0,58 <0,01 - 0,66 <0,01 - 0,73 <0,01 - 0,71 <0,01 - 0,72
NO3 1,45 - 6,87 1,45 - 5,34 1,45 - 6,37 1,45 - 5,76 1,45 - 7,14
40
Bobot individu rata
30
(gram)
20
10
0
0 20 40
Hari ke
bila dibandingkan dengan perlakuan A yang pakan didapatkan dari rasio antara
hanya mencapai 72,05%. Hal ini disebabkan pertumbuhan dengan jumlah pakan yang
pakan pada perlakuan A memiliki kandungan dikonsumsi oleh ikan. Semakin besar nilai
lemak yang tinggi (10,72%), diduga melebihi efisiensi pakan, menunjukan pemanfaatan
kebutuhan lemak untuk ikan mas ukuran ± 13 pakan dalam tubuh ikan semakin efisien dan
gram (ukuran awal ikan uji) sehingga kualitas pakan semakin baik.
diperlukan lebih banyak energi dalam Sebagai pembanding pada parameter
menghidrolisis lemak tersebut (Craig dan perlakuan dengan pakan komersil (pakan E)
Helfrich, 2002). juga dihitung sebagaimana keempat
Interaksi antara kadar protein pakan perlakuan yang lainnya. Nilai untuk setiap
dan rasio energi protein pakan memberikan parameter uji pada pakan pembanding dapat
pengaruh yang signifikan terhadap nilai dilihat pada Tabel 6. Pakan B dan C memiliki
efisiensi pakan. Pakan perlakuan yang nilai retensi protein, retensi lemak, dan
memiliki kadar protein tinggi dan rasio efisiensi pakan yang lebih tinggi
energi protein rendah (perlakuan B) dan dibandingkan dengan perlakuan E yang
perlakuan dengan kadar protein rendah dan menggunakan pakan komersil. Walaupun
rasio energi protein tinggi (perlakuan C) pemberian pakan pembanding memiliki nilai
memiliki nilai efisiensi pakan (EP) yang pertumbuhan relatif ikan yang lebih tinggi
lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yaitu 149,16%, namun pakan yang diberikan
dengan kadar protein tinggi dan rasio energi tidak efisien sehingga sangat berkaitan
protein tinggi (perlakuan A) atau sebaliknya dengan nilai ekonomis penggunaan pakan
yang memiliki kadar protein dan rasio energi dalam proses budidaya.
protein rendah (perlakuan D). Nilai efisiensi
Tabel 5. Konsumsi pakan (KP), efisiensi pakan (EP), retensi protein (RP), retensi lemak RL),
pertumbuhan relatif (PR) dan kelangsungan hidup (KH) ikan Mas (Cyprinus carpio)
setelah dipelihara selama 40 hari
Tabel 6. Konsumsi pakan (KP), efisiensi pakan (EP), retensi protein (RP), retensi lemak RL),
pertumbuhan relatif (PR), kelangsungan hidup (KH), dan bobot akhir ikan mas
(Cyprinus carpio) setelah dipelihara selama 40 hari untuk pakan komersil sebagai
kontrol
Parameter
Perlakuan
Bobo akhir
KP (gram) EP (%) RP (%) RL (%) PR (%) KH (%)
(Wt)
Pakan E* 678,93 ± 79,51 44,97 ± 5,96 28,97 ± 3,03 72,05 ± 13,44 149,16 ± 33,82 100±0,00 34,21 ± 5,03
Kadir, M. 2005. Penggunaan kecap ikan Webster, C. D. and Lim, C. 2002. Nutrition
sebagai sumber lemak dalam pakan requirement and feeding finfish for
untuk ikan patin. Skripsi. Bogor. IPB. aquaculture. CABI Publishing. New
FPIK. York, USA.