Pembuatan Dental Record Yang Baik: Identifikasi Imigran Korban Kapal Tenggelam Di Trenggalek 2011
Pembuatan Dental Record Yang Baik: Identifikasi Imigran Korban Kapal Tenggelam Di Trenggalek 2011
Pembuatan Dental Record Yang Baik: Identifikasi Imigran Korban Kapal Tenggelam Di Trenggalek 2011
TRENGGALEK 2011
ABSTRACT
The main purpose of forensic identification is to match the Ante Mortem (AM) data to the Post Mortem (PM)
data. In the DVI operation dental identification is one of the primer identifiers including finger prints and DNA. The
most crucial problem is when the AM data is not sufficient enough to be compared with the PM data. Objectives. To
compare the identification of immigrant victims in Trenggalek case and victims of Senopati case through the
prosthetic aspect. Case Operation Procedure. From 103 victims of Trenggalek case only 49 victims were identified
from medical, dental, property, fingerprint and DNA. Only 12 were identified by dental. There were 5 victims using
porcelain bridge but none of them were identified by the prosthetic work. Compared with the Senopati case, 1
victim was identified from the partial denture worn. Conclusions. Forensic odontology identification depend on a
good dental record made by a dentist as a AM data, and compared with the PM data from the victims. Prosthetic
work is one of the good dental identifier because it has a spesific characteristic such as the cast, denture outline,
material and number of teeth. There should be a good dental record from the prosthetic work that could be used as
the AM data.
Korespondensi (Correspondence): Bagian Biomedik FKG Universitas Jember. Jl. Kalimantan 37 Jember. E-mail:
novita_masniari@yahoo.co.id
Sebanyak 51 korban dikubur masal karena mendapatkan perawatan atau bahkan tidak
tidak ada data AM yang cocok. ada perawatan gigi sama sekali (5).
Seorang dokter gigi forensik akan
Tata Laksana Pemeriksaan Gigi : membuat data PM dengan mencatat secara
akurat dan lengkap data gigi geligi dari
Prosedur identifikasi dilakukan sesuai korban, namun data itu menjadi tidak
standar DVI Interpol, di mana untuk berguna jika tidak ditemukan AM dental
pemeriksaan gigi PM semua data dituliskan record yang akurat sebagai pembandingnya.
pada bagian F pink form untuk masing- Keberhasilan identifikasi dari gigi bergantung
masing korban. Bagian F1 pink form memuat pada ada tidaknya dental record yang
deskripsi kondisi dari jenasah, sedangkan F2 disimpan oleh seorang dokter gigi. Sudah
memuat data gigi-geligi dari korban yaitu : menjadi tanggung jawab dan kewajiban etik
kondisi masing-masing gigi, deskripsi seorang dokter gigi untuk membuat dan
protesa/gigi tiruan yang ditemukan, menyimpan dental record yang akurat dari
karakteristik lain dari gigi, X-ray, pemeriksaan pasiennya. Hal itu termasuk juga menyimpan
tambahan dan penentuan usia dari gigi. Data data gigi tiruannya. Dalam pandangan
gigi AM dituliskan pada bagian F yellow form forensik, identifikasi positif dari gigi tiruan
berdasarkan laporan orang hilang dari dapat menjadikan proses identifikasi yang
keluarga. Bagian F1 yellow form memuat cepat dan tepat, tetapi dapat juga
tentang data dokter gigi atau instansi tempat menyulitkan dan membuang waktu, bahkan
orang hilang tersebut memeriksakan giginya, menjadikan hal yang tidak mungkin untuk
sedangkan F2 yellow form sama dengan pink dipakai sebagai pengidentifikasi(1).
form dimana data gigi diisi berdasarkan Pada kasus Trenggalek semua
dental record yang dibawa oleh keluarga (3). korban mempunyai data PM gigi, namun
Semua korban dilakukan hanya didapatkan 2 AM dental record dan 1
pemeriksaan gigi oleh dokter gigi yang terdiri resume dental record. Data gigi AM diperoleh
dari dokter gigi polisi, dan dokter gigi dari dari informasi mengenai kondisi gigi dari
berbagai Universitas di Jawa Timur yang keluarga atau teman korban. Hal inilah yang
tergabung dalam tim DVI. Setiap elemen gigi membuat sulitnya dilakukan identifikasi
dilakukan pemeriksaan untuk melihat ada melalui gigi, karena informasi yang didapat
tidaknya gigi, karies, tumpatan, mahkota sering tidak tepat dan hanya berdasarkan
tiruan, gigi tiruan jembatan, dan alat ingatan dan perkiraan dari keluarga.
ortodontik yang dipakai. Kemudian dilakukan Sedikit berbeda dengan kasus
X-ray foto untuk korban yang memakai gigi Senopati, di mana salah seorang korban
tiruan jembatan, untuk melihat kondisi ruang berhasil diidentifikasi berdasarkan informasi
pulpa dan mengetahui ada tidaknya keluarga bahwa korban mempergunakan
perawatan pada ruang pulpanya. gigi tiruan. Keluarga korban mampu
Identifikasi melalui gigi geligi berhasil mendiskripsikan lokasi dan jumlah gigi tiruan
dilakukan pada 12 korban. Terdapat 5 korban tersebut secara akurat. Hal ini membuktikan
yang memakai gigi tiruan jembatan tetapi bahwa gigi tiruan mampu menjadi salah satu
sayangnya tidak dapat teridentifikasi karena bahan dalam melakukan identifikasi gigi
data AM yang diperoleh tidak mendukung. secara tepat.
Beberapa korban diketahui memakai gigi Pada kasus tsunami di Thailand
tiruan jembatan berbahan porselen, namun tahun 2004 yang menelan lebih dari 9000
data AM pendukung sangat sedikit sehingga korban dan dilakukan identifikasi pada 2894
sulit dilakukan identifikasi yang akurat. Data jenasah, peranan gigi sebagai metode
yang didapat hanya berdasarkan informasi identifikasi primer sebesar 46,2%. Angka
dari keluarga, sedangkan dental record yang tersebut sebagian besar karena korban yang
merupakan data AM yang sangat berguna berasal dari Eropa, Amerika Utara, Oceania
untuk identifikasi tidak bisa didapatkan antara dan Afrika, yang mempunyai AM dental
lain karena kondisi politik di negara asal record yang akurat. Peranan dental record
korban sehingga korban memeriksakan gigi sebagai bahan identifikasi untuk Thailand
pada lebih dari satu dokter gigi. sendiri hanya sebesar 2%, demikian juga untuk
Asia lainnya hanya sebesar 15,9%. Hal
PEMBAHASAN tersebut menunjukkan bahwa dental record
Saat ini sudah banyak orang yang untuk negara-negara di Asia seringkali tidak
mengenal tentang identifikasi, baik identifikasi lengkap, dokter gigi hanya menuliskan
umum maupun identifikasi gigi, namun sedikit perawatan yang dilakukan pada gigi beserta
yang paham tentang sulitnya proses bahan yang dipakai tanpa mencatat seluruh
identifikasi tersebut. Prinsip utama dalam kondisi rongga mulut dari pasien. Beberapa
identifikasi gigi adalah data PM dari jenasah singkatan yang dipergunakan juga kadang
dapat diperbandingkan dengan AM dental sulit dimengerti, tulisan tangan dokter gigi
record, termasuk data tertulis, model studi, juga kurang jelas, ditambah lagi seringkali
radiograf dan lain-lain, untuk memastikan radiograf dari gigi tidak ada atau tidak jelas,
identitas seseorang. Individu yang baik hasil radiografnya maupun keterangan
mendapatkan banyak perawatan gigi tentang gigi tersebut (3).
tentunya lebih mudah diidentifikasi
dibandingkan individu yang sedikit
52
Pembuatan dental record yang baik... (Masniari dan Waloejo)
53