Daur Ulang Limbah Shaving Industri Penyamakan Kuli PDF
Daur Ulang Limbah Shaving Industri Penyamakan Kuli PDF
Daur Ulang Limbah Shaving Industri Penyamakan Kuli PDF
net/publication/292346910
Daur ulang limbah shaving industri penyamakan kulit untuk kertas seni
CITATIONS READS
2 662
1 author:
Sri Sutyasmi
Ministry of Industry, Indonesia
19 PUBLICATIONS 11 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Sri Sutyasmi on 23 April 2016.
Sri Sutyasmi
Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta
Email: srisutyasmi@ymail.com
Diterima: 11 September 2012 Revisi: 5 Nopember 2012 Disetujui: 4 Desember 2012
ABSTRACT
A research has been done on recycling of shavings waste for art paper. The aim of this
research was to utilize shaving waste from tanning industry for making art paper in order not to
pollute the environment, and to add raw materials to the manufacture of art paper. In this study the
majority of shaving waste was used as a motif (20%) and partly made of pulp (10%) together with
paper waste (newspaper). As the materials starch and resin adhesive (fox) used was (1%) that
served as an adhesive. Dyes were used to the beauty of the appearance of art paper. There were
two stages of the paper making, first made from waste paper pulp added with the waste shaving,
then printing given motives shaving motive of waste too. Part of the sheet of paper were pressed
(about half), and the other parts were not pressed. They were then tested on gramatur art paper,
tear index, tensile index, and the fracture index. The test results showed that pressed art paper had
-3
a tear index, tensile index and the fracture index (3.85; 0.59; 8.4 x 10 ), and the impressed was
-3
(3.57; 0.52; 6.9 x 10 ) respectively the art paper that used fox adhesive on the pressed (15,545;
-1 -1)
0,76; 3528 x 10 ), and on impressed (16,366; 0,80; 3549 x 10 . The overall appearance of art
paper results could still compete with the art of paper are the market.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian daur ulang limbah shaving untuk kertas seni. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendaur ulang limbah shaving industri penyamakan kulit untuk
dibuat kertas seni agar tidak mencemari lingkungan dan menambah bahan baku pembuatan
kertas seni. Dalam penelitian ini limbah shaving sebagian digunakan sebagai motif (20 %) dan
sebagian lagi dibuat pulp (10 %) bersama-sama dengan kertas bekas (koran). Sebagai bahan
pembantu digunakan pati kanji dan juga lem fox (1 %) yang berfungsi sebagai perekat. Pewarna
digunakan untuk memperindah penampilan kertas seni. Ada dua tahap pembuatan kertas seni ini
yaitu pertama membuat pulp dari kertas bekas yang ditambah dengan limbah shaving, kemudian
pencetakan yang diberi motif limbah shaving pula. Lembaran kertas seni yang dihasilkan ada
yang di pres (sekitar setengahnya) dan sisanya tidak dipres. Kertas seni kemudian diuji gramatur,
indeks sobek, indeks retak dan indeks tarik. Hasil uji kertas seni yang menggunakan lem pati
kanji menunjukkan bahwa kertas seni yang dipres mempunyai indeks sobek, indeks retak dan
3 –3
indeks tarik (3,85; 0,59; 8,4 x 10 - ) dan yang tidak di pres (3,57; 0,52; 6,9 x 10 ), sedangkan
kertas seni yang menggunakan lem fox dan di press mempunyai indeks sobek, indeks retak dan
-1 -1)
indeks tarik (15,545; 0,76; 3528 x 10 ) yang tidak di press (16,366; 0,80; 3549 x 10 . Secara
keseluruhan penampilan kertas seni hasil penelitian masih bisa bersaing dengan kertas seni yang
ada di pasaran.
114 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 113-121
struktur kayu. Selulosa merupakan serat-serat blender/dihancurkan (pembuatan bubur
panjang yang bersama-sama hemiselulosa, kertas). Saat memblender tambahkan air
pektin, dan protein membentuk struktur jika dibutuhkan, komposisi jumlah air yang
jaringan yang memperkuat dinding sel diperlukan tidak ada patokan pasti. Yang
tanaman (Tahirzadeh, et al., 2008). Jumlah penting kertas bisa hancur menjadi bubur
selulosa di alam sangat berlimpah sebagai sisa namun tidak encer.
tanaman atau dalam bentuk sisa pertanian · Ketiga, campurkan bubur kertas kedalam
seperti jerami padi, kulit jagung, gandum,kulit wadah cetakan yang sudah diberi campuran
tebu dan lain-lain tumbuhan. air dan lem. Saat inilah kita bisa
Salah satu kesamaan sifat limbah menambahkan warna dan bahan campuran
shaving dan kertas adalah sama-sama mudah lainnya seperti dedaunan, pelepah pisang,
menyerap air. Peresapan air ke dalam suatu bunga kering dan sebagainya sesuai
benda akan mengisi (berikatan) secara keinginan dan kreativitas.
kimiawi melalui ikatan hidrogen. · Keempat, aduk adonan bubur kertas hingga
Terbentuknya ikatan hidrogen antara molekul benar-benar rata lalu masukkan screen
air dengan serat/molekul lain dikarenakan cetakan (screen sablon), angkat dan
polaritas molekul tersebut (Marcot, 2007), biarkan airnya menetes. Setelah itu
dalam hal ini serat kulit atau serat protein yang pindahkan ke alas cetak dan keringkan.
telah disamak. Mekanisme tersebut sama Proses pengeringan sebaiknya tidak
dengan yang terjadi pada serat selulosa. dilakukan dibawah terik matahari langsung
Kepolaran suatu molekul ditentukan juga oleh melainkan cukup diangin-anginkan saja
susunan atom yang terdapat pada molekul agar kertas daur ulang yang dihasilkan tetap
serat, hanya pada umumnya atom-atom rata dan tidak menggulung.
tertentu saja seperti C, H, N, dan O, pada hal · Kelima, kertas daur ulang siap diolah
rantai protein tersusun dari asam amino yang menjadi produk lain.
terdiri dari atom C, H, N dan O. Hal ini pula Tujuan dari penelitian ini adalah
yang menyebabkan serat kulit bisa mendaur ulang limbah shaving industri
menggantikan serat selulosa. penyamakan kulit untuk dibuat kertas seni
Untuk membuat kertas seni terlebih agar tidak mencemari lingkungan dan
dahulu dibuat pulp, kemudian untuk membuat menambah bahan baku kertas seni.
corak atau motif pada kertas seni tersebut
dapat menggunakan berbagai bahan seperti
daun suji, daun pandan, daun bawang, serat BAHAN DAN METODE PENELITIAN
pelepah pisang, serat nanas dan lain
sebagainya, yang dalam penelitian ini limbah Bahan dan Metode
shaving disamping digunakan untuk Bahan yang digunakan dalam penelitian
campuran pembuatan bubur kertas juga bisa ini ialah limbah shaving dari industri
digunakan untuk corak. penyamakan kulit, koran bekas, pati kanji, lem
fox dan pewarna.
Proses pembuatan kertas daur ulang Alat yang digunakan dalam penelitian
(Alamsyah, 2011). ini semula adalah blender sebagai alat
· Pertama, tentukan warna dan tekstur kertas penghancur atau untuk pembuatan pulp
daur ulang yang ingin dihasilkan. Jika (bubur kertas), cetakan dari kasa dengan
menginginkan hasil kertas daur ulang yang ukuran lobang 150 –200 mesh, ember besar
bersih, putih dan halus maka gunakan untuk tempat pulp dan penyaringan pulp serta
kertas berjenis HVS. Jika menginginkan papan/triplek yang dilapisi dengan kain
hasil kertas daur ulang yang berwarna penyerap. Namun dalam perkembangannya
gelap kecoklatan, tekstur agak kasar alat yang digunakan dalam membuat kertas
gunakan kertas koran. seni tersebut adalah dirancang menjadi satu set
· Kedua, kelompokkan kertas sesuai alat untuk membuat pulp maupun untuk
jenisnya lalu potong kecil-kecil dan mencetak kertas seni seperti gambar berikut
rendam semalaman agar mudah saat di ini. Alat tersebut terdiri dari penampungan air,
100 p.l.g
V =
C
Jika :
V = volume pulp (ml)
2
g = berat lembaran (gm )
p = panjang lembaran (m)
Gambar 1: Alat untuk membuat kertas seni l = lebar lembaran (m)
C = konsistensi pulp (%)
116 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 113-121
Koran bekas + Limbah Lembaran kertas seni
shaving
Pembuatan Pengepresan
Pulp/bubur kertas
118 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 113-121
untuk kertas seni yang perlu diperhatikan dapat didaur ulang dengan mencampurkan
menurut Abhinimpuno (2007) adalah kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan
kandungan serat selulosa dan ligninnya. material kertas baru. Namun kertas akan selalu
Menurut Harun, et al. (2004), sifat kertas seni mengalami penurunan kualitas jika terus
yang dibuat secara manual menggunakan didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus
tangan yang paling diutamakan adalah nilai didaur ulang dengan mencampurkannya
seni yang tinggi dan warna yang kas, bukan dengan material baru, atau mendaur ulangnya
kekuatan kertas. Namun sifat seperti ini belum menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
mempunyai nilai kualitatif yang pasti karena Limbah shaving merupakan material baru
bersifat penilaian yang beragam tergantung yang perlu ditambahkan pada proses daur
dari sifat penglihatan perorangan. ulang, sehingga akan mengurangi pencemaran
Untuk indeks retak dan indeks tarik dari dan menambah bahan baku kertas. Dengan
kertas seni yang dipres hasilnya lebih baik demikian masalah pencemaran lingkungan
dibanding dengan kertas seni yang tidak di sudah teratasi, demikian juga masalah bahan
pres. Hal ini kemungkinan karena serat-serat baku kertas yang ternyata banyak menebang
kulit dan serat selulosa bisa saling berkaitan hutan juga sudah teratasi.
dengan adanya pengepresan. Sebetulnya Dilihat dari aspek teknologi dapat
untuk kertas seni tidak diperlukan nilai diketahui bahwa pembuatan kertas seni
kekuatan tarik, retak maupun sobek yang dengan memanfaatkan limbah shaving dan
tinggi, karena lebih diutamakan ke masalah kertas bekas (koran) menggunakan teknologi
seninya, Hal ini dikarenakan kertas seni yang sangat sederhana dan mudah untuk bisa
biasanya digunakan untuk pelapis atau dilakukan siapa saja. Terlebih lagi bahan baku
pembungkus suatu produk sehingga tidak yang digunakan merupakan limbah yang
diperlukan kekuatan tarik yang tinggi. Tinggi banyak tersedia di industri penyamakan kulit
rendahnya kuat rekat serat tidak terlepas dari dan peralatannyapun amat sangat sederhana.
faktor jenis, jumlah zat seperti resin atau Kendala utama pada proses pembuatan kertas
polimer yang dapat berfungsi sebagai binder seni dari limbah shaving ini adalah pada
antar serat. penghancuran menjadi pulp, kulit sangat liat
Pada proses pembuatan pulp, saat air karena kulit mempunyai tingkat kemuluran
yang terdapat pada pulp kertas mulai serat cukup tinggi bila dibanding dengan serat
berkurang (pada proses pengeringan), maka selulosa. Dampak dari sifat kulit ini adalah
resin atau polimer secara bersamaan sulit memperoleh besar serat yang homogen,
membentuk satu jaringan di antara serat sehingga lapisan kertas kemungkinan tidak
sehingga dapat menyatukan seluruh serat dan cukup rapat walaupun sudah mendapat
membentuk satu lapisan. Lapisan tekanan mekanis. Dampak lain adalah
polimer/resin tersebut menjadi tumpuan rekat ketebalan kulit tidak merata karena daerah
serta kekuatan dari kertas secara keseluruhan. yang berserat lebih besar kelihatan lebih tebal.
Apabila lapisan yang terbentuk sempurna Namun demikian secara keseluruhan
maka akan meningkatkan kekuatan kertas dalam proses pembuatan pulp tidak
(Anonim, 2011). mengalami kesulitan bahkan tidak
Faktor lain yang mempengaruhi kuat menggunakan bahan kimia tambahan untuk
rekat adalah seperti dikemukakan oleh Eur- membantu penghancuran seperti NaOH dan
Control, yaitu penampilan serat kasar atau lain-lain. Dilihat dari aspek ekonomi
halus. Serat halus bisa lebih fleksibel, dan bila pembuatan kertas seni dari limbah shaving
mendapat tekanan secara axial, bisa sangat menguntungkan karena biaya murah,
menyebabkan kekuatan kertas yang lebih bahan baku mudah dan berlimpah karena
baik. Di samping itu dengan cara memintal semua dari limbah. Dari hasil perhitungan
serat secara bersama, maka akan membuat ekonomi yang dihitung dari produksi 50
batang-batang serat dan struktur kertas lembar per hari dapat dilihat pada Tabel 4.
menjadi kuat. Sedangkan perkiraan penggunaan limbah
Menurut Urip-Santoso (2009 ), kertas shaving untuk kertas seni dari industri kulit
120 MAJALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol.28 No.2 Desember Tahun 2012 : 113-121
DAFTAR PUSTAKA Pasaribu, G., dan Sahwalito, 2006.
Abhinimpuno, Weko. 2007. Potensi Bahan Pengolahan Enceng Gondok sebagai
Baku Alternatif untuk Kertas di Bahan baku Kertas Seni. Prosiding
Indonesia.(16 Maret 2011). Ekspose Hasil-hasil Penelitian.
Anonim 2011, Environmental Paper Net Sri Sutyasmi, 2009. Teknologi Pengambilan
work, Green Press Initiative. Kembali Krom dalam Limbah Shaving
Anonim, 2008, Technology of leather Industri Penyamakan Kulit, Jurnal Riset
Manufacture, Developing countries Industri, Vol III No.3 Desember 2009.
training course on Eco-leather Sunaryo, Ign, Sri Sutyasmi, Widari dan
Manucture Technology, China Leather Murwati , 2002. “Kulit Penggunaan
& Footwear Industry Research Institute. Lemak Fleshing Industri Penyamakan
Aizz, 2011. Usaha Kertas Daur Ulang. Html. Untuk Pembuatan Sabun Mandi”.
Alamsyah, 2011, Kertas Daur Ulang, Dari Majalah Kulit, Karet dan Plastik
Sampah Menjadi Rupiah, Jakarta Barat. Volume II, Yogyakarta.
http://www.artikelwirausaha.com/cate Tahirzadeh, Karimi, K., Keikhosro, 2008.
gory/database/tag/bardiju Macrofibril and mikrofibril in the
Harun, W.K., Tugiana dan Sugeng, 2004. Pulp celulloce, J.Mol.Sci,9:1621 -1630.
Kertas Seni dari Tanaman Serat bukan Urip Santoso, 2009. Kertas Daur Ulang,
Kayu. Berita Sellulosa, Bandung, Vol. Journal Urip santoso.
39 No.1. http://uripsantoso,wordpress,com/2009
Marcot, Bruce, G., 2007. How Many Recycled /05/17/asal-usul-kertas.
Newspaper Does It Take to save A Tree?, Zhiwen, D., 2008. Leather waste resuse
The Ecology Plexus. technology. Developing Countries
Ngatijo, Achmad Bunyamin, Maman Trainning Course on Eco-Leather
S u p r atman , 1 9 9 5 . Pen g a m a ta n Manufacture Technology, Chinese
Mikroskopis Serat Daur Ulang, Berita Leather and Footwear Industry
Selulosa Tahun ke XXXI No 3. Research Institute.