ID Distribusi Keganasan Nasofaring Berdasar
ID Distribusi Keganasan Nasofaring Berdasar
ID Distribusi Keganasan Nasofaring Berdasar
ABSTRACT
Preliminary study showed that from 11 people examined was found DMF-T index 2,.81. The objectives
of the study were to know the correlation between the level of knowledge and attitude of the children in
maintaining dental and mouth health with DMF-T index. The type of this research is analytic with cross
sectional design. The study population is all students of class V and VI SDN X totaling 56 people and
taking with total population. Data collection using questionnaires and DMF-T index checks. Data were
analyzed univariat in the form of frequency distribution and bivariate with Chi-Square test. The results
showed 28,6% with poor DMF-T index, 26.8% had low knowledge level, 44,6% had negative attitude.
Chi-Square test results obtained p value: 0,02 for knowledge level and 0,046 for attitude. The findings
show that there is a significant relationship between the level of knowledge and attitude of the child in
maintaining oral and dental health with DMF-T index. It is recommended that schools and Puskesmas
improve the cooperation of the UKGS program, to improve knowledge and improve the attitude of
children in maintaining oral health, so that the DMF-T index becomes better.
ABSTRAK
Studi pendahuluan menunjukan dari 11 orang yang di periksa ditemukan indeks DMF-T 2,81. Tujuan
penelitian mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut dengan indeks DMF-T. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional.
Populasi penelitian adalah semua murid kelas V dan VI SDN X berjumlah 56 orang dan pengambilan
dengan total populasi. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan pemeriksaan indeks
DMF-T. Data dianalisis secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji Chi-
Square. Hasil penelitian menunjukkan 28,6% dengan indeks DMF-T buruk, 26,8% memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah, 44,6% memiliki sikap yang negatif. Hasil uji Chi-Square didapatkan p value:
0,02 untuk tingkat pengetahuan dan 0,046 untuk sikap. Temuan menunjukan terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dengan indeks DMF-T. Disarankan agar sekolah dan pihak Puskesmas meningkatkan kerjasama
program UKGS, untuk meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki sikap anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut, agar indeks DMF-T menjadi lebih baik.
dilakukan pada 56 orang murid kelas V dan masing individu. Oleh karena itu, perilaku
VI Sekolah pada tahun 2017, dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
mengambil keseluruhan populasi sebagai yang kurang baik harus diubah (Sutjipto
sampel penelitian. dkk, 2013).
Pengumpulan data dilakukan dengan Indeks DMF-T yang buruk dipengaruhi
pengisian kuesioner yang langsung oleh ketidaktahuan anak tentang jenis
didampingi oleh peneliti. Selanjutnya makanan yang mudah merusak gigi, hampir
langsung dilakukan pemeriksaan DMF-T separoh dari responden (48%) tidak tahu
berbasiskan nomor id responden pada jenis makanan yang mudah merusak gigi.
kuesioner. Analisa data dilakukan dengan Selain itu anak juga tidak tahu berapa
program komputerisasi, baik untuk lamanya menyikat gigi, lebih dari separoh
univariat berupa distribusi frekuensi (59%) menyikat gigi kurang dari 5 menit.
maupun bivariat dengan menggunakan uji Menyikat gigi dengan waktu yang
Chi-Square. Hipotesis dalam penelitian ini
singkat akan menyebabkan seluruh
adalah: Ada hubungan tingkat pengetahuan permukaan gigi tidak akan tersikat dengan
dan sikap anak dalam pemeliharaan sempurna dan mengakibatkan penumpukan
kesehatan gigi dan mulut dengan indeks sisa makanan yang merupakan sumber
DMF-T. energi bagi kuman sehingga menjadi
pencetus untuk terbentuknya karies gigi
HASIL DAN PEMBAHASAN dan menambah besarnya indeks DMF-T.
Indeks DMF-T
Dari hasil penelitian yang dilakukan Tingkat Pengetahuan
pada murid kelas V dan VI SD ditemukan Temuan tabel 2 berikut ini menunjukan
indeks DMF-T seperti pada tabel 1 dibawah bahwa masih cukup besarnya angka tingkat
ini. pengetahuan anak yang rendah, dimana
Tabel 1 ditemukan 26,8% anak dengan tingkat
Distribusi Frekuensi Indeks DMF-T pengetahuan yang rendah dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
No Indeks DMF-T f %
1 Buruk 16 28.6 Tabel 2
Distribusi Frekuensi Tingkat
2 Baik 40 71.4 Pengetahuan Anak dalam Pemeliharaan
Jumlah 56 100 Kesehatan Gigi dan Mulut
Tabel 1 di atas menunjukan bahwa No Tingkat
28,6% anak mempunyai angka DMF-T f %
Pengetahuan
yang buruk. Hal ini sejalan dengan
1 Buruk 16 28.6
penelitian yang dilakukan oleh Purwoko
(2011) mengenai hubungan pengetahuan 2 Baik 40 71.4
dan sikap dengan status kesehatan gigi pada Jumlah 56 100
anak usia sekolah dasar di wilayah kerja Sejalan dengan hasil penelitian Lintang
Puskesmas Sawit I Surakarta didapatkan et.al (2015) tentang hubungan tingkat
bahwa dari 33 responden yang diperiksa 14 pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi
responden (42,4%) mempunyai angka dan tingkat keparahan karies gigi siswa SD
DMF-T buruk. Tumaluntung Minahasa Utara menyatakan
Kesehatan gigi dan mulut sangat erat kurang dari separoh (11,1%) memiliki
hubungannya dengan perilaku. Perilaku tingkat pengetahuan rendah.
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Pengetahuan merupakan domain yang
yang baik akan sangat berperan dalam sangat penting untuk terbentuknya tindakan
menentukan derajat kesehatan dari masing- seseorang. Pengetahuan siswa sangat
positif sikap anak maka semakin bain memiliki pengetahuan tentang berapa lama
indeks DMF-T. menyikat gigi dan 69,6% yang memiliki
pengetahuan tentang meyikat gigi yang
Sejalan dengan penelitian Purwoko
benar ternyata mereka memiliki angka
(2011) yang meneliti tentang karies pada
DMF-T dengan kategori baik.
anak usia SD. Memperoleh hasil p-value
0,05 yang berarti adanya hubungan yang Korelasi Sikap dengan Indeks DMF-T
bermakna antara pengetahuan kesehatan Korelasi anak dalam pemeliharaan
gigi dan mulut dengan pengalaman karies. kesehatan gigi dan mulut dengan indeks
Pengetahuan seorang akan menentukan DMF-T sesuai tabel 5 di bawah ini.
perilakunya dalam kesehatan. Seseorang
yang mempunyai pengetahuan yang baik, Tabel 5
maka akan tahu tindakan yang tepat apabila Korelasi Sikap dengan Indeks DMF-T
terserang suatu penyakit. Sikap Indeks DMF-T Jumlah p-
Buruk Baik value
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
n % n % N %
hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan angka DMF-T, Negatif 11 44,0 14 66,0 25 100 0,046
dimana semakin tinggi nilai pengetahuan Positif 5 16,1 26 83,9 31 100
maka semakin rendah nilai DMF-T. Jumlah 16 28,6 40 71,4 56 100
Pengetahuan kesehatan gigi yang baik akan Tabel 5 di atas menunjukan bahwa dari
terjadinya perilaku sehat seseorang dalam anak dengan sikap negatif dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut. pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Kurangnya pengetahuan terhadap terdapat 66% dengan indeks DMF-T buruk
kesehatan dan penyakit, menyebabkan dan 44% dengan indeks DMF-T baik. Uji
seseorang tidak mampu untuk mencegah statistik membuktikan bahwa ada korelasi
penyakit (karies) sehungga akan menambah yang signifikan (p-value= 0,046) antara
nilai D. sikap anak dalam pemeliharaan kesehatan
Setelah seseorang menderita penyakit gigi dan mulut dengan angka DMF-T,
gigi dan mulut maka penyakit tersebut perlu dimana semakin positif sikap maka
mendapat perawatan, sehingga penjalaran semakin baik indeks DMF-T.
penyakit gigi dan mulut dapat dicegah. Sejalan dengan penelitian yang
Perawatan yang sebaiknya dilakukan dilakukan oleh Arifah, AN (2016) pada
setelah adanya penyakit adalah penambalan pelajar SMP/MTS pondok Pesantren Putri
sehingga akan menambah nilai F. Tanpa Ummul Mukminin Makassar yang
pengetahuan tentang perawatan penyakit menunjukan ada hubungan antara sikap
gigi dan mulut, maka penyakit yang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dideritaya akan semakin parah sehingga dengan indeks DMF-T (p-value= 0,00).
gigi harus hilang dan menambah nilai M Sikap merupakan reaksi atau respon
karena pencabutan. seseorang yang masih tertutup terhadap
Indeks DMF-T dipengaruhi oleh tingkat suatu stimulus atau obyek. Sikap tidak
pengetahuan responden mengenai kapan dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat
waktunya menyikat gigi, permukaan gigi ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
mana yang harus disikat, berapa lamanya yang tertutup. Sikap secara nyata
menyikat gigi dan menyikat gigi secara menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
benar. Dari 57,1% anak yang memiliki reaksi yang bersifat emosional terhadap
pengetahuan tentang kapan waktu yang stimulus.
tepat menggosok gigi, 62,5% yang Berdasarkan hasil penelitian terdapat
memiliki pengetahuan tentang permukaan korelasi yang bermakna antara sikap dalam
gigi yang harus disikat, 33,9% yang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dengan angka DMF-T, dimana semakin yang telah banyak membantu dalam
tinggi nilai sikap maka semakin baik indeks penelitian ini. Tanpa bantuan dan masukan
DMF-T dan sebaliknya indeks DMF-T berbagai pihak, peneliti tentu tidak akan
yang buruk dipengaruhi oleh sikap dapat menyelesaikan dan sampai pada
responden yang negatif. Hal ini tahap publikasi. Sekali lagi terima kasih
menunjukkan bahwa sikap anak yang kepada semua pihak yang telah
positif akan berdampak pada status karies mendukung, yang tidak dapat peneliti
yang baik, membentuk perilaku positif sebutkan satu persatu pada space yang
terhadap kesehatan gigi dalam bentuk terbatas ini.
pencegahan penyakit karies gigi, sehingga
indeks DMF-T dapat semakin diperbaiki. DAFTAR PUSTAKA
Alhamda, S (2011) Status kebersihan gigi
SIMPULAN dan mulut dengan status karies gigi
Kesimpulan penelitian ini terdiri dari (kajian pada murid kelompok umur 12
kesimpulan atas temuan pada identifikasi tahun di sekolah dasar negeri kota
variabel yang diteliti, dan temuan bukittinggi). Berita kedokteran
berdasarkan pembuktian korelasi antar masyarakat 27(2) Juni 2011, p. 108-15.
variabel. Yaitu masih besarnya (28,6%) Angrainy, R. (2017). Hubungan
indeks DMF-T pada anak dengan kategori Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil
buruk, hampir sepertiga (26,8%) anak dalam Pencegahan Anemia Pada
memiliki tingkat pengetahuan rendah Kehamilan Di Puskesmas Rumbai
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan Bukit Tahun 2016. Jurnal Endurance,
mulut, dan hampir separoh (44,6%) 2(1), 62-67.
memiliki sikap negatif dalam pemeliharaan doi:http://dx.doi.org/10.22216/jen.v2i
kesehatan gigi dan mulut. 1.1654
Terbukti terdapat korelasi yang Arifah, AN. (2016) Hubungan
signifikan antara tingkat pengetahuan anak pengetahuan, sikap dan tindakan
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan kesehatan gigi mulut terhadap status
mulut dengan indeks DMF-T (p-value= kesehatan gigi pelajar smp/mts pondok
0,02), semakin positif sikap anak maka pesantren putri ummul mukminin.
semakin baik indeks DMF-T. Serta ada FKG Unhas, Makasar.
korelasi yang signifikan (p-value= 0,046)
antara sikap anak dalam pemeliharaan Arikunto (2006) Prosedur penelitian suatu
kesehatan gigi dan mulut dengan angka pendekatan praktik, Jakarta: Rineka
DMF-T, dimana semakin positif sikap Cipta.
maka semakin baik indeks DMF-T. Azhary, R et.al, (2016) Hubungan tingkat
Rekomendasi yang peneliti ajukan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
kepada instansi terkait adalah Sekolah dan terhadap angka karies gigi di smpn 1
pihak Puskesmas. Perlu meningkatkan marabahan. Dentino jurnal Kedokteran
kerjasama dalam program UKGS, Gigi Vol. I No. 2 September 2016.
menggalakkan kegiatan diklat dan Carranza FA., (2006) Glickman’s clinical
penyuluhan dalam rangka memperbaiki periodontology. 10thedition,
pengetahuan dan sikap anak serta kegiatan Philadelphia W.B. Saunders, p. 110-
lainnya, agar indeks DMF-T menjadi baik. 19, 344-70.
UCAPAN TERIMAKASIH Hiranya, PM, Eliza, H, Neneng, N (2010).
Ilmu pencegahan penyakit jaringan
Peneliti menyampaikan terima kasih
keras dan jaringan pendukung gigi,
kepada kepala sekolah, guru uks SDN Air
Jakarta: EGC.
Santok Pariaman Timur, serta semua pihak
Hobdell M, et.al (2003) Global goals for Widiawati, S., Yan, L., & Endah, E. (2016).
oral health 2020. International Dental RELATIONSHIP
Journal 53, p. 285-8. CHARACTERISTICS,
KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF
Kemenkes RI (2012) Pedoman usaha
COMMUNICATION WITH
kesehatan gigi sekolah di smp dan sma
NURSES IN THE THERAPEUTIC
atau yang sederajat. Jakarta.
INPATIENT. Jurnal Endurance, 1(3),
Kemenkes RI (2013) Riset kesehatan dasar 107-112.
2013. Jakarta: Badan Penelitian dan doi:http://dx.doi.org/10.22216/jen.v1i
Pengembangan Kesehatan. 3.989
Larasati (2012) Hubungan kebersihan
mulut dengan penyakit sistemik dan
usia harapan hidup. Jurnal Skala
Husada Volume 9 Nomor 1 April
2012: 97-104.
Lintang, JP. (2015) Hubungan tingkat
pengetahuan pemeliharaan kesehatan
gigi dan tingkat keparahan karies gigi
siswa sdn tumaluntung minahasa utara.
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor
2, Juli-Desember 2015.
Listrianah (2015) Gambaran dmf-t dan
tingkat pencapaian pti (performed
treatment index) pada siswa siswi sdn
94 palembang tahun 2012. Jurnal
Poltekkes Palembang.
Notoatmodjo, S (2007) Metodologi
penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Notohartojo, I.T & Magdarina, D.A (2013)
Penilaian indeks dmf-t anak usia 12
tahun oleh dokter gigi dan bukan
dokter gigi di kabupaten ketapang
propinsi kalimantan barat. OJS Media
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Volume 23, no. 1
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
dex.php/MPK/article/view/3064/3033.
p. 41-6.
Sutjipto (2013) Gambaran tindakan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia 10-12 tahun di sd kristen
eben haezar 02 manado. Jurnal e-
Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1,
Maret 2013, p. 697-706.
Tarigan, R (2013) Karies gigi. Edisi 2
cetakan 2014, Jakarta: EGC.