30-Article Text-53-1-10-20190318 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Andalas Dental Journal Page |1

ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN


STATUS KARIES GIGI SISWA KELAS 1 SMP 1 MUHAMMADIYAH
KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG
Dio Ervan1, Lendrawati2, Detty Irwan3
1
Faculty of Dentistry Andalas University
2
Departemen of Dental Public Health Faculty of Dentristry Andalas University
3
Faculty of Medicine Andalas University

ABSTRACT
Dental caries is infection diseases caused by email and dentin demineralization that related to consume
cariogenic food. Caries caused by interactions between the host, agent, substrate, and time.Attitude and
behaviour of dental health maintenance is one of predisposising factor dental caries status. This study aims
to determine the correlation of dental health maintenance with dental caries status in junior high school first
grade.This study used a cross sectional design. The sample was first grade students of junior high school
Muhammadiyah Padang, sample in this study is 120 students by using total sampling method. The dental
health maintenance obtained through questionnaire and dental caries status was examined using DMF-T
indexs. Statistic analysis was perfomed using chi square test. 54,2% students have good dental health
maintenance category and 55,8% students have low dental caries category. Statistic analysis test showed
significant correlation between dental health maintenance with dental caries status, p value= 0,00
(p<0,05). There is a correlation between dental health maintenance with dental caries status. Dental health
maintenance first grade students of junior high school 1 Muhammadiyah Padang is good and dental caries
status is low category
Keywords: dental caries, DMF-T, dental caries status, dental health maintenance.

Affiliasi penulis: 1Faculty of Dentistry Andalas penting karena kelainan pada gigi ini
University
Korespondensi: Dio Ervan dapat menyerang siapa saja tanpa
email:
memandang usia dan jika dibiarkan
PENDAHULUAN berlanjut akan merupakan sumber fokal

Karies gigi di Indonesia infeksi dalam mulut sehingga

merupakan masalah kesehatan gigi dan menyebabkan keluhan rasa sakit (Sari
2
mulut yang masih perlu mendapat dkk, 2012) .
perhatian. Karies gigi merupakan Di Negara-negara maju prevalensi
penyakit infeksi yang disebabkan oleh karies gigi terus menurun, sedangkan di
demineralisasi email dan dentin yang erat negara-negara berkembang seperti
hubungannya dengan konsumsi makanan Indonesia cenderung meningkat dan
yang kariogenik dan terjadinya karies Berdasarkan data RISKESDAS pada
gigi akibat peran dari bakteri utama tahun 2007 didapatkan bahwa penduduk
penyebab karies yaitu Streptococcus Indonesia yang mempunyai pengalaman
1
Mutans (Worotitdjan, 2013) . Karies karies sebesar 72,1% dan penduduk yang

gigi menjadi masalah kesehatan yang mengalami karies aktif sebesar 46,5%dan

1
Andalas Dental Journal Page |2

indeks DMF-T penduduk Indonesia karies gigi, terdapat faktor predisposisi


sebesar 4,85 (Depkes RI, 2008)3. yang berhubungan secara tidak langsung
Berdasarkan data RISKESDAS dengan terjadinya karies gigi, antara lain
2007 Penduduk pada Provinsi Sumatera usia yaitu semakin lama gigi berada
Barat yang mempunyai pengalaman dalam mulut, maka faktor resiko karies
karies sebesar 70,6% dan penduduk yang semakin besar; jenis kelamin yaitu
mengalami karies aktif sebesar 41,6% dan pertumbuhan gigi pada anak perempuan
indeks DMF-T penduduk Sumatera Barat lebih cepat dibandingkan dengan
sebesar 5,25 dan berdasarkan data pertumbuhan gigi pada anak laki-laki,
RISKESDAS pada tahun 2007 prevalensi sehingga semakin lama gigi berada
karies pada anak umur 10-14 tahun di dirongga mulut yang menyebabkan resiko
Indonesia sebesar 20,6% (Depkes karies semakin besar (Jovina, 2010)6.
RI,2008)3. Berdasarkan data Depertemen Faktor predisposisi lainnya adalah
Kesehatan pada tahun 2009 sebanyak letak geografis yaitu karena kultur dan
89% anak Indonesia di bawah umur 12 pola diet yang berbeda pada setiap daerah;
tahun menderita karies (Wala dkk, 2013)4. faktor tingkat sosial ekonomi, yaitu
Karies gigi yang terjadi pada anak semakin tinggi sosial ekonomi seseorang,
akan mengakibatkan munculnya rasa sakit maka semakin tinggi kesadaran dan
sehingga anak menjadi malas makan dan pengetahuan tentang memelihara
juga dapat menyebabkan tulang di sekitar kesehatan gigi dan mulut; sikap dan
gigi menjadi terinfeksi. Apabila terjadi perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan
kerusakan pada tahap yang berat atau gigi antara lain kebersihan mulut yang
sudah terjadi abses, maka gigi dapat berhubungan dengan frekuensi dan
tanggal.Anak yang kehilangan beberapa kebiasaan menggosok gigi, jumlah dan
giginya tidak dapat makan dengan baik frekuensi makan makanan kariogenik
kecuali makanan yang lunak (Hidayanti, yang menyebabkan karies.6
2005)5. Pemeliharaan kesehatan gigi
Banyak faktor yang dapat mulut merupakan perilaku atau
menyebabkan terjadinya karies gigi, baik usahausaha seseorang untuk memelihara
pada anak maupun orang dewasa. Ada kesehatan gigi dan mulut agar terhindar
empat faktor utama penyebab karies dari penyakit gigi mulut dan usaha untuk
adalah host, agent, substrat, dan waktu, penyembuhan jika menderita penyakit
selain empat faktor utama penyebab gigi mulut. Tindakan tersebut meliputi
Andalas Dental Journal Page |3

menyikat gigi, berkumur-kumur setelah oleh Dumasari Barus (2009) tentang


makan dengan air putih, pemberian flour, hubungan kebiasaan makan dan
pemeriksaan gigi ke dokter gigi, dan pemeliharaan kesehatan gigi dengan
mengurangi makan makanan yang manis karies gigi pada anak kelas IV, V, dan VI
(Saragih, 2009)7. SD 060935di Jalan Pintu Air Ii Simpang
Upaya pemeliharaan kesehatan Gudang Kota Medan tahun 2008
gigi mulut serta pembinaan kesehatan gigi disimpulkan bahwa terdapat hubungan
pada anak sekolah perlu mendapat bermakna antara tindakan pemeliharaan
perhatian khusus sebab pada usia ini anak kesehatan gigi dengan karies gigi (Barus,
sedang menjalani proses tumbuh 2009)10. Hasil penelitian Jesica N. Sihite
kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan (2011) menunjukkan hubungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan gigi pada bermakna antara perilaku pemeliharaan
usia dewasa nanti (Pradita dkk, 2013)8. kesehatan gigi dan mulut dengan
WHO merekomendasikan pengalaman karies (DMF-T) dan indeks
kelompok umur tertentu untuk dilakukan oral hygiene (OHI-S) pada siswa SMP
pemeriksaan karies gigi yaitu kelompok Nurul Hasannah Kota Medan (Sihite,
umur 5 tahun untuk gigi susu dan 12,15, 2011)11.
35-44 dan 65-74 tahun untuk gigi Data dari Dinas Kesehatan Kota
permanen. Jumlah subjek yang diperiksa Padang tahun 2012 didapatkan bahwa
untuk setiap kelompok umur minimal 25- wilayah kerja puskesmas dengan
50 orang untuk setiap kunjungan karies tertinggi terdapat di
kelompok.Kelompok umur 12 tahun ini puskesmas andalas dengan kunjungan
penting untuk diperiksa karena umumnya karies sebanyak 348 kunjungan (Dinkes
anak-anak meninggalkan bangku sekolah Padang, 2012)12. Pada wilayah kerja
dasar pada umur 12 tahun.Selain itu, puskesmas andalas terdapat 12 Sekolah
semua gigi permanen diperkirakan sudah Menengah Pertama. Berdasarkan laporan
erupsi pada kelompok umur ini kecuali screening yang dilakukan oleh Puskesmas
gigi molar tiga.Berdasarkan ini, umur 12 Andalas tahun 2013, SMP dengan
tahun ditetapkan sebagai umur kejadian karies terbanyak adalah SMP 1
pemantauan global (global monitoring Muhammadiyah Kecamatan Padang
age) untuk karies (Pintauli dan Hamada, Timur Kota Padang yaitu 86 (47%) siswa
2008)9. dari 183 siswa kelas 1 yang di periksa
Pada penelitian yang dilakukan terkena karies (Puskesmas Andalas,
Andalas Dental Journal Page |4

2013)13. HASIL PENELITIAN


Berdasarkan alasan-alasan di atas, Tabel 5.1 Gambaran pemeliharaan
kesehatan gigi dengan status karies
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Hubungan
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dengan
Status Karies Gigi Pada siswa kelas 1
SMP Muhammadiyah Kecamatan Padang
Timur Kota Padang”.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMP 1
Muhammadiyah Kecamatan Padang
Timur Kota Padang pada bulan Juni 2014.
Populasi pada penelitian ini adalahSiswa
Pada tabel 5.1 terlihat bahwa
Kelas 1 SMP 1 Muhammadiyah
siswa dengan kategori pemeliharaan yang
Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
baik sebanyak 87,7% siswa mempunyai
Sampel pada penelitian ini berjumlah 186
status karies rendah, siswa dengan
siswa.Peneliti memakai metode
kategori pemeliharaan sedang sebanyak
pengambilan sampel yaitu Total
69% siswa mempunyai status karies
Sampling.
sedang, dan siswa dengan kategori
Pemeriksaan status karies gigi
pemeliharaan yang kurang sebanyak
dilakukan dengan menggunakan kaca
84,6% siswa mempunyai status karies
mulut dan sonde pada masing-masing
tinggi.
sampel secara teliti dengan menggunakan
Berdasarkan uji statistik yang
indeks DMF-T. Data pemeliharaan
telah dilakukan terdapat hubungan antara
kesehatan gigi didapat melalui pengisian
pemeliharaan kesehatan gigi dengan
kuisioner oleh responden yang telah
status karies gigi dengan nilai p= 0,00 (p<
diberi bimbingan dan arahan oleh peneliti
0,05).
dan dilakukan analisa data untuk melihat
PEMBAHASAN
hubungan antara dua variabel yaitu
Penelitian ini bertujuan untuk
variabel independen dan variable
mengetahui hubungan antara
independen dengan menggunakan metode
pemeliharaan kesehatan gigi dengan
chi-square.
status karies gigi pada siswa kelas satu
Andalas Dental Journal Page |5

Sekolah Menengah Pertama malam aliran saliva serta pergerakan


Muhammadiyah 1 Kecamatan Padang mulut berkurang sehingga daya untuk
Timur Kota Padang.Penelitian ini membersihkan gigi dari sisa makanan
dilakukan dalam dua tahap yaitu juga menurun yang menyebabkan bakteri
pengisian kuisioner untuk menilai dalam mulut berkembang pesat dua kali
tindakan pemeliharaan kesehatan gigi lipat dibandingkan dengan siang
yang dilakukan oleh siswa dan hari.Metode penyikatan gigi yang
pemeriksaan indeks DMF-T untuk dianjurkan adalah metode bass (Angela,
mengetahui status karies gigi siswa. 2005; Noviani, 2010; Jovina, 2010)6,14,15.
Dalam menilai pemeliharaan Pada tindakan konsumsi buah dan
kesehatan gigi terdapat tiga kategori yaitu sayur, 37,5% siswa mengonsumsi buah
pemeliharaan baik dengan skor 21-27, dan sayur beberapa kali seminggu.
sedang 15-20, dan kurang 9-14. Dari hasil Tindakan mengonsumsi buah dan sayur
penelitian didapatkan bahwa siswa merupakan salah satu tindakan
dengan pemeliharaan kategori baik 54,2% pemeliharaan kesehatan gigi yang penting
siswa, sedang 35% siswa,dan kurang karena dapat mengurangi terjadinya karies
10,8% siswa. Tindakan pemeliharaan gigi karena buah-buahan dan sayur-
kesehatan gigi dilihat dari kebiasaan sayuran dapat meningkatkan fungsi
menyikat gigi, konsumsi buah dan sayur, pengunyahan serta merangsang sekresi
mengurangi konsumsi makanan saliva dimana saliva memiliki beberapa
kariogenik, berkumur-kumur, kunjungan fungsi diantaranya sebagai self cleansing,
rutin ke dokter gigi dan,pemberian flour buffer saliva, dan antibakteri. Sebaiknya
melalui penggunaan pasta gigi yang konsumsi buah dan sayur ini dilakukan
mengandung flour. setiap setelah makan (Bachtiar dkk, 2005;
Pada tindakan kebiasaan menyikat Almeida dkk, 2008 Barus, 2009; Jovina,
gigi 85% siswa telah mengetahui 2010).6,10,16,17
frekuensi menyikat gigi yang benar, tetapi Pada tindakan mengurangi
lebih dari separuh siswa belum konsumsi makanan kariogenik sepertiga
mengetahui waktu dan teknik menyikat siswa (32,5%) mengonsumsi makanan
gigi yang benar.Waktu yang disarankan kariogenik empat kali atau lebih dalam
untuk menyikat gigi yaitu setiap sesudah sehari. Kebiasaan ini menyebabkan resiko
sarapan pagi dan sebelum tidur malam. terjadinya karies meningkat. Hal ini
Hal ini disarankan karena pada waktu terjadi karena frekuensi konsumsi
Andalas Dental Journal Page |6

makanan kariogenik 4 kali atau lebih yang mengandung flour harus dianjurkan
dalam sehari mempengaruhi timbulnya untuk semua orang terlepas dari apakah
karies pada gigi seseorang (Loveren, orang itu memiliki resiko karies yang
2003).18 tinggi, sedang, atau rendah.Penyikatan
Pada tindakan berkumur-kumur, gigi dengan pasta gigi yang mengandung
sebagian besar siswa yaitu 42,5% siswa flour terbukti dapat menurunkan resiko
masih belum mengetahui pentingnya karies gigi (Tarigan, 2013)21.
berkumur-kumur dengan air putih setelah Status karies gigi dinilai dari
makan. Kebiasaan berkumur-kumur pemeriksaan indeks DMF-T (D (decay) =
setelah makan merupakan salah satu jumlah gigi karies yang masih dapat
pemeliharaan kesehatan gigi yang penting ditambal, M (missing) = jumlah gigi
karena berkumur kumur setelah makan permanen yang hilang atau harus dicabut
dengan menggunakan air putih akan karena karies yang tidak dapat ditambal
mengurangi debris atau sisa makanan lagi, F (filling) = jumlah gigi permanen
yang terselip diantara gigi yang yang telah ditambal) dengan indeks
mengurangi pembentukkan plak gigi DMFT rendah 0,0-2,6, sedang 2,7-4,4,
sehingga dengan sendirinya mengurangi dan tinggi 4,5->6,6. Dari hasil penelitian
resiko terjadinya karies dan berkumur didapatkan bahwa siswa dengan indeks
kumur dengan air putih dapat menetralkan DMFT rendah 55,8% siswa, sedang
Ph mulut (Sari dkk, 2012;Hiremath, SS, 32,5% siswa dan tinggi 11,7% siswa.
2011)2,19. DMF-T rerata seluruh siswa dalam
Pada kunjungan rutin ke dokter penelitian ini 2,19 termasuk dalam
gigi, sebagian besar siswa yaitu 55,8% ke kategori rendah.
dokter gigi bila sakit saja. Kunjungan Dari hasil penelitian juga
rutin ke dokter gigi minimal dilakukan didapatkan bahwa pada anak yang pola
dua kali setahun meskipun gigi dalam pemeliharaan kesehatan giginya baik
keadaan sehat yang bertujuan untuk sebagian besar memiliki status karies
konsultasi gigi dan pencegahan dini karies yang rendah, pada anak yang pola
gigi (Notohartojo dkk, 2011)20. pemeliharaan kesehatan giginya buruk
Pada aplikasi pasta gigi yang sebagian besar status kariesnya tinggi, dan
mengandung flour, 96,7% siswa pada anak yang pemeliharaanya sedang
menggunakan pasta gigi berflour saat sebagian besar memiliki status karies
menyikat gigi. Penggunaan pasta gigi sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
Andalas Dental Journal Page |7

pemeliharaan kesehatan gigi berpengaruh KESIMPULAN


terhadap status karies dimana semakin 1. Sebagian besar siswa (54,2%)
kurang baik pemeliharaan kesehatan gigi melakukan pemeliharaan kesehatan
seseorang maka semakin tinggi status gigi yang baik.
kariesnya dan sebaliknya. 2. Sebagian besar siswa(55,8%)
Hal ini juga terbukti dari hasil uji mempunyai status karies gigi yang
statistik yang dilakukan, terlihat bahwa rendah.
nilai p=0,00 (p<0,05) yang menunjukkan 3. Sebagian besar siswa dengan
bahwa terdapat hubungan antara kategori pemeliharaan kesehatan
pemeliharaan kesehatan gigi dengan gigi baik (87,7%) mempunyai status
status karies gigi siswa kelas satu Sekolah karies gigi kategori rendah,
Menengah Pertama Muhammadiyah sebagian besar siswa dengan
Kecamatan Padang Timur Kota Padang. kategori pemeliharaan kesehatan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang gigi kategori sedang (69%)
dilakukan oleh Dumasari Barus (2009) mempunyai status karies gigi
tentang hubungan kebiasaan makan dan kategori sedang, dan sebagian besar
pemeliharaan kesehatan gigi dengan siswa dengan kategori pemeliharaan
karies gigi pada anak kelas IV, V, dan VI kesehatan gigi kurang baik (84,6%)
SD 060935 di Jalan Pintu Air II Simpang mempunyai status karies gigi
Gudang Kota Medan Tahun 2008. kategori tinggi.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa 4. Terdapat hubungan pemeliharaan
terdapat hubungan yang bermakna antara kesehatan gigi dengan status karies
tindakan pemeliharaan kesehatan gigi gigi.
dengan karies gigi. Hasil penelitian ini SARAN
juga didukung oleh hasil penelitian 1. Bagi Puskesmas Setempat Perlu
Jessica N. Sihite (2011) yang meningkatkan penyuluhan tentang
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan pemeliharaan kesehatan gigi, seperti
yang bermakna antara perilaku kebiasaan menyikat gigi, konsumsi
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut buah dan sayur, mengurangi
dengan pengalaman karies (DMFT) dan konsumsi makanan kariogenik,
indeks oral hygiene (OHIS-S) pada siswa berkumur-kumur, kunjungan rutin ke
SMP Nurul Hasannah Kota Medan. dokter gigi dan pemberian flour
melalui penggunaan pasta gigi yang
Andalas Dental Journal Page |8

mengandung flour. Gigi Teknik Modifikasi Bass Dengan


Ketrampilan Dan Kebersihan Gigi Mulut
2. Bagi Sekolah Membuat program Pada Anak Mi At-Taufiq Kelas V.
Indonesian Journal of Community Health
kerjasama dengan puskesmas Nursing vol 1 (1). Surabaya.
setempat seperti penyuluhan 8. Pradita dkk (2013). Perbedaan Tingkat
Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut
kesehatan gigi berkala atau sikat gigi Sekolah Dasar di Kota (SDN
Purwantoro 1 Malang) dan di desa
massal dan lain-lain. (SDN Sukopuro 3 Kabupaten Malang).
3. Bagi Siswa Diharapkan agar lebih Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
memperhatikan kesehatan gigi 9. Pintauli, Sondang dan Hamada, Taizo
dengan memeriksakan gigi secara (2008). Menuju Gigi dan Mulut Sehat
Pencegahan dan Pemeliharaan. USU
berkala (minimal 2 kali setahun). Press. Medan.

KEPUSTAKAAN 10. Barus, Dumasari (2009).


Hubungan Kebiasaan Makan Dan
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dengan
1. Worotitjan, Indri dkk (2013).
Karies Gigi Pada Anak SD 060935 Di
Pengalaman Karies Gigi serta Pola
Jalan Pintu Air Simpang Gudang Kota
Makan Dan Minum Pada Anak Sekolah
Medan Tahun 2008. [Skripsi]. USU.
Dasar Di Desa Kiawa Kecamatan
Kawangkan Utara. Jurnal e-Gigi (eg) 11. Sihite, Jesica N (2011). Hubungan Perilaku
Vol 1(1), 59-68. Manado. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut
2. Sari dkk (2012). Pengaruh Pendidikan Dengan Pengalaman Karies Dan Indeks
Kesehatan Metode Simulasi Menggosok Oral Hygiene Pada Murid Smp. [Skripsi].
Gigi Teknik Modifikasi Bass Dengan FKG USU. Medan.
Ketrampilan Dan Kebersihan Gigi Mulut 12. Dinas Kesehatan Kota Padang (2013).
Pada Anak Mi At-Taufiq Kelas V. Laporan Tahunan Kesehatan Gigi dan
Indonesian Journal of Community Health Mulut. Dinkes Kota Padang. Padang.
Nursing vol 1 (1). Surabaya.
13. Puskesmas Andalas (2013). Laporan
3. Depertemen Kesehatan RI (2008). Riset Hasil Skrening Kesehatan Murid SD
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Negeri Puskesmas Andalas Tahun 2013.
Depkes. Jakarta. Padang.
4. Wala dkk (2013). Gambaran Status
14. Angela, Ami (2005). Pencegahan Primer
Karies Gigi Anak Usia11- 12 Tahun
pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi.
Pada Keluarga Pemegang Jaskesmas di
Maj. Ked.Gigi (Dent. J.)Vol 38 (3) Hal
Kelurahan Tumatangtang I Kecamatan
130-134. Medan.
Tomohon Selatan. [Artikel Ilmiah].
Manado. 15. Noviani, Nita (2010). Faktor Faktor
yang Berhubungan dengan Status Karies
5. Hidayanti, Lilik (2005).
Gigi (DMFT) Santri Pesantren Al
Hubungan Karakteristik Keluarga Dan
Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor tahun
Kebiasaan Konsumsi Makan Kariogenik
2010. [Tesis]. Universitas Indonesia.\
Dengan Keparahan Karies Gigi Anak
Sekolah Dasar. [Tesis]. Universitas 16. Bachtiar dkk (2005). Peran Buah dan Sayur
Diponegoro dalam menurunkan keparahan karies gigi
pada anak.[Artikel Ilmiah]. Fakultas
6. Jovina, Tince Arniati (2010).
Kesehatan Masyarakat Universitas
Pengaruh Kebiasaan Menyikat Gigi
Siliwangi Tasikmalaya.
Terhadap Status Pengalaman Karies
Riskesdas 2007. [Tesis]. 17. Almeida dkk (2008). Saliva
Universitas Indonesia. Composition and Functions: A
Comprehensive review. The Journal of
7. Sari dkk (2012). Pengaruh Pendidikan
Contemporary Dental Practice Vol 9 (3)
Kesehatan Metode Simulasi Menggosok
Andalas Dental Journal Page |9

Hal 1-11. 20. Notohartojo dkk (2011). Nilai Karies


Gigi pada Karyawan Kawasan
18. Loveren C, Decker RT (2003). Sugar Industry di Pulo Gadung Jakarta. Media
and dental caries. Am J Clin Nur. Litbang Kesehatan Vol 21 (4) hal 166-175.
19. Hiremath, SS (2011). Textbook of Jakarta.
Preventive and Community Dentistry. 21. Tarigan (2013). Karies Gigi Edisi 2. EGC.
Elsevier. India.
Jakarta.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy