Performance Excellence (Mbecfpe) 2013-2014 Pada Program Studi Teknik Industri
Performance Excellence (Mbecfpe) 2013-2014 Pada Program Studi Teknik Industri
Performance Excellence (Mbecfpe) 2013-2014 Pada Program Studi Teknik Industri
ABSTRAK
President University merupakan salah satu perguruan tinggi yang berlokasi di Cikarang dan memiliki 14
program studi. Upaya perbaikan terus-menerus dilakukan dengan salah satunya adalah melakukan Evaluasi
Diri. Penelitian yang dilakukan pada bulan September 2015 sampai Januari 2016 ini mengkaji mengenai
pengukuran kinerja dengan menggunakan Malcolm Baldrige Education Criteria for Performance Excellence
(MBECfPE) 2013-2014 pada program studi Teknik Industri President University. Berdasarkan penelitian
didapatkan nilai presentase kriteria Kepemimpinan 65,29%, Perencanaan Strategis 76,42%, Fokus Pelanggan
74,43%, Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan 69,49%, Fokus Tenaga kerja 70,92%, Fokus
Operasi 67,58%, serta Hasil-hasil 67,28%. Nilai sub kriteria terendah adalah kepemimpinan senior dengan
persentase 59,93%. Sedangkan nilai sub kriteria tertinggi adalah implementasi strategi dengan persentase
77,15%. Total nilai pengukuran keseluruhan kriteria adalah 689,61 dari 1000 dimana program studi berada di
level Industry Leader.
Kata kunci : pengukuran kinerja, Malcolm Baldrige, teknik industri, level Industry Leader, evaluasi diri
ABSTRACT
President University, located in Cikarang, has 14 study programs. The institution concerns to do continuous
improvement through the Self Evaluation. This research was done from September 2015 to January 2016 and
the aim of this resesarch is to conduct the Industrial Engineering study program performance measurement
using Malcolm Baldrige Education Criteria for Performance Excellence (MBECfPE) 2013-2014. Based on the
result, leadership, strategic planning, customer focus, knowledge measurement, analysis and management,
worker focus, operasional focus, and result criteria get the percentage of 65.29%, 76.42%, 74.43%, 69.49%,
70.92%, 67.58%, and 67.28% respectively. The lowest result of sub criteria occurs on senior leadership with
59.93%. Meanwihle, strategy implementation sub criteria achieve the highest percentage of 77.15%. Total
criteria measurement is 689.61 of 1000, which means the position of this study program in Industry Leader
level.
Kata kunci : performance measurement, Malcolm Baldrige, industrial engineering, Industry Leader level, self
evaluation
1. Pendahuluan
Pada era perdagangan bebas baik industri produk maupun jasa berlomba-lomba agar dapat bersaing
ditengah mulai diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tanggal 31 Desember 2015. Dengan
berlakunya MEA arus produk, jasa, tenaga kerja dan modal bebas masuk dari dan ke negara ASEAN. Hal ini
memicu persaingan yang semakin ketat diantara para pelaku industri untuk semakin meningkatkan daya
saingnya. Sementara itu, menurut Sumihardjo (dalam Masrur, 2011) daya saing merupakan kekuatan yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok maupun institusi tertentu dalam usahanya menjadi lebih atau unggul
dari yang lain.
Dalam upaya meningkatkan mutu program studi, President University terus berusaha untuk meningkatkan
peringkat akreditasi seluruh program studi. Peningkatan peringkat akreditasi dilakukan pada berbagai bidang
dengan meningkatkan kinerja seluruh komponen perguruan tinggi baik individu tenaga pendidik maupun
tenaga kependidikannya, pengelolanya yakni ketua program studi hingga rektor, dan sistem dalam institusi
itu sendiri (Santoso, 2013).
Pengukuran kinerja perlu dilakukan agar dapat mengevaluasi, mengendalikan, menganggarkan, memotivasi,
mempromosikan, menyelenggarakan, mempelajari, dan meningkatkan kinerja (Behn, 2003).Menurut
Yuwono, dkk. (2003) dalam Djumadi, (2008), penilaian kinerja didefinisikan sebagai tindakan pengukuran
yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada di dalam perusahaan. Hasil
pengukuran digunakan sebagai umpan balik pada proses penilaian prestasi kerja dan perumusan strategi yang
akan dilakukan.Selain itu, dengan adanya pengukuran kinerja tenaga kerja dapat mengetahui seberapa baik
dirinya bekerja jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh institusi. Dengan pengukuran kinerja
secara internal, program studi dapat mengevaluasi pencapaian saat ini dan dapat meningkatkan kinerjanya.
Salah satu metode pengukuran kinerja yang dipakai dalam penelitian ini Malcolm Baldrige Education
Criteria for Performance Excellence (MBECfPE). Metode ini telah digunakan oleh sekitar 100
organisasi di seluruh dunia (NIST:2013). MBECfPE memotret kondisi suatu organisasi dengan
menggunakan 7 (tujuh) kriteria yaitu: kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan,
pengukuran, analisis dan manajemen informasi dan pengetahuan, fokus tenaga Kerja, fokus
Operasi, dan Hasil-hasil.
Menurut Striteska dkk (2012), MBECfPE memiliki keunggulan seperti berdasarkan pengukuran hasil
(450/1000), berdasarkan kategori kinerja (best practices), pemenang award menjadi “model
organizations”, biaya yang efektif untuk mendapatkan umpan balik yang berharga dan berbasis
resiko masa depan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak terlalu membahas teknik, tidak
menunjukkan tingkat kematangan/ kapabilitas, dan dijalankan oleh sebagian besar relawan 80%
organisasi tidak divisitasi. Metode pengukuran kinerja yang lain seperti Balanced Score Card (BSC)
yang memiliki kekuatan seperti mengadopsi kejelasan visi dan misi, pengawasan yang konsisten
terhadap strategi, fokus terhadap strategi, dalam lingkungan persaingan bisnis, lintas disiplin dan
hirarki dalam proses komunikasi, Pengukuran kinerja yang terintegrasi untuk tujuan operasional,dan
Hubungan sebab akibat sebagai alat untuk manajemen. Sedangkan kelemahannya adalah Tidak
mencerminkan kepentingan dari seluruh stakeholders,Kurangnya komitmen jangka panjang dan
kepemimpinan untuk manajemen, terlalu banyak atau terlalu sedikit pengembangan metrik yang
dicapai, Kurangnya kesadaran karyawan atau kesalahan berkomunikasi kepada seluruh karyawan,
dibuat sebagai alat kontrol bukan sebagai alat pengembangan dan tidak ada hubungan kuantifikasi,
dan benchmarking yang tidak sesuai.
2. Metodologi Penelitian
2.1 Perancangan Alat Ukur dan Sistem Penilaian
Kuesioner yang dibuat merupakan hasil penyesuaian kuesioner MBECfPE yang terbagi menjadi item-item
kriteria proses (kriteria 1-6) dan kriteria hasil (kriteria 7). Sistem penilaian mengunakan kriteria skor yang
telah ditetapkan MBECfPE. Penilaian item ini menggunakan metode Approach, Deployment, Learning dan
Integration (ADLI) untuk kriteria proses dan Level, Trend, Comparisons, Integration (LeCTI) untuk kriteria
hasil. Contoh kuesioner dan panduan penilaian skor kriteria dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 di bawah ini:
2) Data hasil akreditasi program studi Teknik Industri wilayah Kopertis 3 dan 4 seperti yang terlihat
pada Tabel 5.
Akreditasi menjadi salah satu tolok ukur jaminan mutu yang diukur dan dievaluasi sesuai
standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT. Berbagai perusahaan baik negeri maupun
swasta mulai menerapkan peringkat akreditasi program studi sebagai salah satu persyaratan
administratif, sehingga peringkat akreditasi menjadi salah satu faktor yang memperngaruhi
pemilihan tempat kuliah bagi calon mahasiswa. Selain faktor tersebut ada berbagai faktor
yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih program studi seperti; biaya, beasiswa,
teman, orang tua, istitusi, dan prospek lulusan (Jannah, 2013).
Data peringkat akreditasi program studi S1 Teknik Industri di lingkungan Kopertis 3 dan 4
dirangkum pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5 Data Peringkat Akreditasi Program Studi S1 Teknik Industri di Lingkungan Kopertis 3 dan 4
Peringkat Akreditasi Kopertis 3 Kopertis 4 Total
A 2 5 7
B 12 11 23
C 17 28 45
Total 75
3) Hasil kuesioner menggunakan kriteria MBCfPE dengan responden Dekan dan Ketua Progam Studi
4) Data ketiga adalah data dan informasi yang di dapat melalui wawancara dengan pejabat struktural
Dekan, program studi,dan tenaga kependidikan.
Nilai item terendah tiap kriteria menjadi kelemahan yang akan diprioritaskan untuk diperbaiki. Sedangkan
nilai item tertinggi dari setiap kriteria menjadi unggulan program studi dan untuk ditingkatkan. Data
pendukung dari berbagai unit dijadikan pembanding. Hasil skor yang ada, dapat menggambarkan kelemahan
dan kekuatan program studi baik per kriteria maupun keseluruhan untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun strategi dalam mencapai tujuan program studi. Selain itu, skor keseluruhan dari penilaian kinerja
akan dibandingkan dengan Scoring Band Descriptor dan Baldrige Assesment untuk mengetahui dimana posisi
band level kinerja program studi berada.
Daftar Pustaka
3. BAN-PT, Direktori SK Hasil Akreditasi Program Studi, 2015. Diambil dari http://ban-
pt.kemdiknas.go.id/direktori.php pada tanggal 10 Januari 2016.
4. Behn, D.R.,, Why Measure Performance? Different Purposes Require Different Measures.
Blackwell Publishing, Public Administration Review, 2003.
5. DIKTI, Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) Bidang
Akademik, DIKTI, Jakarta, 2006.
6. Djumadi, A., Rancangan Balanced Scorecard Sebagai Instrumen Manajemen Strategi Dalam
Pengembangan Kinerja Pt Puspeta Agronusa, Tugas Akhir, Program Sarjana Manajemen
Agribisnis, IPB, 2008.
7. Harsono, A.R., dan Arijanto, Metode Pengukuran Kinerja Fakultas dengan Menggunakan
Pendekatan Malcolm Baldrige Criteria For Performance Excellence (Education Criteria),
Bandung, Jurnal Itenas Rekayasa Volume XIII No 2 Halaman 66-75, 2009.
8. IQAF, Kerangka Kriteria Kinerja Ekselen sebagai Suatu Perspektif Kesisteman, 2014 diambil
dari http://www.indonesianqualityaward.org/balridge/kerangka-dan-struktur pada tanggal
27 Januari 2016.
9. Jannah, C., dan Abadyo, Analisis Korespondensi Untuk Mengetahui Alasan Mahasiswa
Memilih Jurusan Di FMIPA Universitas Negeri Malang, FMIPA, Universitas Negeri Malang,
Malang, 2013.
10. Masrur, M., Langkah-Langkah Strategis Dalam Peningkatan Daya Saing Universitas
Menggunakan Teknologi Informasi, Jurnal Teknologi Volume 1 No 2 Halaman 81-88, 2011.
11. NIST, Education Criteria for Performance Excellence 2013-2014, NIST, USA, 2013.
13. Prayitno, dkk, Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses
Perencanaan Strategis Serta Kategori Hasil Item Proses Dan Pembelajaran Siswa Di
Perguruan Tinggi X Bandung, Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Volume 2 No 2
Halaman 78-87, Bandung, 2014.
14. Santoso, D., Pentingnya Standar Pengelolaan PT Ciptakan Kualitas, 2013. Diambil dari
http://www.kopertis12.or.id/2013/07/07/pentingnya-standar-pengelolaan-pt-ciptakan-
kualitas.html pada tanggal 20 Januari 2016.
16. Universitas Presiden, Rencana Strategis Universitas Presiden 2015-2020, Cikarang, 2015.
17. Universitas Presiden, Rencana Strategis Fakultas Teknik 2015-2020, Cikarang, 2015.
18. Universitas Presiden, Rencana Strategis Program Studi Teknik Industri 2015-2020, Cikarang,
2015.