Insulin Like Growth Factor-1 IGF-1 A Tar

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Insulin like Growth Factor-1 (IGF-1) a Target Inhibition of Adipogenesis

Through Black Tea Treatment as Candidate Anti Obesity Therapy


Hendra Susanto, Agung Witjoro
Animal Physiology Laboratory, Biology Department Mathematic and Science Faculty UM
Microbiology Laboratory, Biology Department Mathematic and Science Faculty UM
E-mail: hendrafaal@yahoo.com; witjoro@yahoo.com

Obesity prevalence increase in the various Asian and Pacific Country, Europe, United States,
Australian and also in developing country. Change of preadipocyte into mature adipocyte play a part
in obesity pathogenesis. Black tea has component of antioksidan which plays an important role
controlling of cells proliferation. Theaflavin in black tea may be able to inhibits change of
preadipocyte into mature adipocyte, therefore the prevalence of obesity as inducer various metabolic
disease can be prevented early. The goal of this study is to prove the effect of black tea ( Camellia
sinensis) steepings essence to prevention of the raising of expression of IGF-1 in wistar mouse with
high fat diet.
The research is conducted by in vivo using rats Wistar strain. Mouse is divided into positive control
group which is given high fat diet without black tea steepings essence and treatments group by high
fat diet with black tea steepings essence dose 0,015g, 0,030g and 0,045g/day during 90 day.
Expression of IGF-1 is measured by semiquantitative by counting colour intensity at Corell Photo of
Paint 11. Intensity expression colour score of IGF-1 result of imunohistochemistry are analyzed
statistically with One way Anova analysis and analysis of regression with level of significancy p =
0,05.
Based on the result of analysis at One way Anova (p<0,05) black tea steepings essence with various
dose (0,015g, 0,030g and 0,045g/day) can prevent the raising of expression of IGF-1 significantly (p=
0,000) compared to positive control group. Result of this study prove that black tea (Camellia
sinensis) steepings essence can prevent the raising of expression of IGF-1 in Wistar rats with high fat
diet

Keywords: Black tea, IGF-1, High Fat Diet


Insulin like Growth Factor-1 (IGF-1) sebagai Target Penghambatan
Adipogenesis melalui Pemberian Teh Hitam sebagai Kandidat Terapi anti
Obesitas
Hendra Susanto, Agung Witjoro
Laboratorium Fisiologi Hewan FMIPA UM
Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UM
E-mail: hendrafaal@yahoo.com; witjoro@yahoo.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Prevalensi obesitas meningkat di berbagai Negara Asia Pasifik, Eropa, Amerika
Serikat, Australia serta di negara-negara berkembang. Perubahan preadiposit menjadi adiposit yang
mature memegang peranan dalam patogenesis obesitas. Teh hitam memiliki komponen antioksidan
yang banyak berperan dalam pengontrolan proliferasi sel. Theaflavin pada teh hitam kemungkinan
dapat menghambat perubahan preadiposit menjadi mature adiposit, maka prevalensi terjadinya
obesitas sebagai pemicu berbagai penyakit metabolik dapat dicegah sejak dini.
Tujuan: Penelitian ini untuk membuktikan pengaruh pemberian sari seduh teh hitam (Camellia
sinensis) terhadap pencegahan peningkatan ekspresi IGF-1 pada tikus wistar dengan diet tinggi lemak
Metode: Penelitian dilakukan secara in vivo dengan menggunakan tikus strain wistar. Tikus dibagi
menjadi kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol positif diberi diet
tinggi lemak tanpa sari seduh teh hitam, sedangkan kelompok perlakuan diberi diet tinggi lemak dan
sari seduh teh hitam dengan dosis 0,015g, 0,030g dan 0,045g/hari selama 90 hari secara bersamaan.
Ekspresi IGF-1 diukur secara semikuantitatif dengan menghitung intensitas warna dengan Corell
Photo Paint 11. Skor intensitas warna ekspresi IGF-1 hasil pewarnaan imunohistokimia dianalisis
secara statistik dengan One way Anova dengan taraf signifikansi p = 0,05.
Hasil: Berdasarkan hasil analisis One way Anova (p<0,05) sari seduh teh hitam dengan berbagai
dosis (0,015g, 0,030g dan 0,045g/hari) dapat mencegah peningkatan ekspresi IGF-1 secara signifikan
(p= 0,000) dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Semakin besar dosis teh hitam maka
ekspresi IGF-1 makin rendah.
Kesimpulan: Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sari seduh teh hitam (Camellia sinensis)
mampu mencegah peningkatan ekspresi IGF-1 pada tikus wistar dengan diet tinggi lemak.

Kata kunci: teh hitam, IGF-1, diet tinggi lemak.

PENDAHULUAN
Prevalensi obesitas meningkat di berbagai Negara Asia Pasifik, Eropa, Amerika Serikat,
Australia serta di negara-negara berkembang. Obesitas baik pada dewasa maupun anak-anak menjadi
pemicu berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes dan kanker memiliki hubungan
yang kuat dengan peningkatan angka kematian di berbagai negara di dunia (Ji Lin, et al., 2005). Di
Indonesia 8,1%laki-laki overweight dan 6,8% obesitas, 10,5% wanita overweight dan 13, 5%
obesitas (Adiningsih, 2005)
Perubahan preadiposit menjadi adiposit mature memegang peranan pada patogenesis obesitas
yang disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Ji Lin, et al., 2005). Pada kasus obesitas
dan overweight peningkatan massa lemak dihasilkan akibat penambahan ukuran sel (hypertrophy) dan
penambahan jumlah sel (hyperplasia) ataupun karena keduanya (Ji Lin, et al., 2005). Melalui
penghambatan proliferasi dan perubahan preadiposit menjadi adiposit diharapkan dapat menurunkan
prevalensi obesitas serta overweight.
Proses adipogenesis dipicu oleh growth signal (sinyal pertumbuhan), salah satunya adalah
insulin like growth factor-I (IGF-1). Adanya pengikatan IGF-1 pada reseptor permukaan membran
menyebabkan phosporilasi reseptor dilanjutkan aktivasi jalur MAPK (Mitogen Activated Protein
Kinase) (Yu Hua, et al., 2005). IGF-1 merupakan ligand yang berperan pada sintesis insulin, faktor
mitogen dan pertumbuhan sel serta juga berperan dalam diferensiasi beberapa sel termasuk
preadiposit (Yasuki, et al., 1996). Jalur signaling proses adipogenesis melalui aktivasi MAPK
(Mitogen Activated Protein Kinase) khususnya extracellular signal-regulated kinase (ERKs) yang
terstimulus oleh signal pertumbuhan menjadi penentu proses adipogenesis. Phosporilasi ERK1/2 akan
memulai ekspresi C/EBP dan PPARγ yang menjadi 2 faktor kunci adipogenesis (Ji Lin, et al., 2005).
Salah satu bahan yang berperan pada proses penghambatan pertumbuhan (pengontrolan
proliferasi) sel adalah teh hitam (Camellia sinensis). Teh hitam memiliki kandungan senyawa
antioksidan theaflavin (TF) yang terdiri dari Theaflavin (TF 1), Theaflavin-3-gallate (TF2A),
Theaflavin-3’-gallate (TF2B) dan Theaflavin -3-3’-digallate (TF3) dengan memiliki kemiripan struktur
kimia seperti cathecin pada teh hijau. Theaflavin dan thearubigin sebagai komponen utama teh hitam
adalah hasil konversi cathecin oleh enzim polifenol oksidase. Theaflavin dapat menjadi agen protektif
untuk penyakit kardiovaskuler dan kanker, termasuk sebagai agen antihipertensi, antioksidatif dan
aktivitas hipolipidemik (Lai, et al., 2001).
Diet tinggi lemak dapat menstimulasi peningkatan proliferasi preadiposit serta ekspresi gen-
gen spesifik adiposit yang terlibat dalam program adipogenik. Diet tinggi lemak menstimulasi
peningkatan release growth factor khususnya IGF-1 yang banyak berperan dalam proliferasi dan
diferensiasi preadiposit (Marques, et al. 2000; Bastie, et al. 1999).
Sampai saat ini masih belum pernah dilaporkan secara ilmiah bahwa secara in vivo teh hitam
dapat menghambat proses perubahan preadiposit menjadi adiposit mature melalui penghambatan jalur
MAPK (Mitogen Activated Protein Kinase) terhadap ekspresi IGF-1. Berdasarkan beberapa fakta
tersebut diprediksi theaflavin pada teh hitam kemungkinan dapat menghambat perubahan preadiposit
menjadi adiposit mature melalui penghambatan signaling baik pada reseptor growth factor IGF-1
sehingga signal transduksi untuk ekspresi gen spesifik adipogenesis dapat dihambat. Adanya proses
inhibisi pada IGFR diharapkan dapat menekan prevalensi obesitas sebagai pemicu berbagai penyakit
metabolik sejak dini dengan pemanfaatan teh hitam sebagai terapi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eskperimental laboratorik dengan rancangan acak lengkap (RAL) petak
terbagi secara in vivo menggunakan model hewan coba tikus (Rattus novergicus) strain wistar.

Perlakuan Diet Tinggi Lemak dan Pemberian Sari Seduh Teh Hitam
Tikus Rattus novergicus strain wistar jantan sejumlah 24 ekor diberi diet tinggi lemak selama 90 hari
yang diperoleh dari total kolesterol, asam kolat dan minyak babi (energi = 6341,35 Kal) yang
diberikan dalam bentuk pakan/pelet. Pada saat bersamaan dilakukan pemberian sari seduh teh hitam
(Camellia sinensis) dari daun teh kering (Natural Exclusive Taste Black Tea, Medical Herb Centre
Yogyakarta Indonesia) dengan tiga kelompok dosis yaitu 0,015g; 0,030g; dan 0,045g/hari dari
konversi berat makanan tikus perhari 30g/1000 gr pakan. Daun tanaman teh sesuai dosis diseduh
dengan air mendidih 1,5 ml; 3 ml; dan 4,5 ml (volume air yang digunakan yaitu dosis g/hari X 100
ml), didiamkan 15 menit disaring dan diambil filtratnya kemudian diberikan secara peroral pada tikus
perlakuan (Arif, H. 2003).

Pengambilan Jaringan Lemak Viseral


Tikus percobaan setelah memiliki surat keterangan etika penelitian dibunuh dan diambil jaringan
lemak viseral (bagian omentum) menggunakan alat seksi. Kemudian sampel jaringan lemak viseral
dari 4 kelompok dari masing-masing ulangan diletakkan pada cawan petri yang berisi larutan PBS.
Sampel jaringan lemak kemudian diletakkan pada botol film berisi PFA (paraformaldehid) untuk
proses embedding (Indra, 2005).

Proses Embedding Jaringan Lemak Viseral


Organ lemak viseral direndam dalam etanol 70% selama minimal 24 jam, dan dilanjutkan dengan
etanol 80% selama 2 jam. Direndam dalam etanol 90% dan 95% secara berurutan selama masing-
masing 30 menit. Dilanjutkan perendaman sebanyak 3 kali dalam etanol absolut selama 30 menit
masing-masing dalam botol yang berbeda. Kemudian direndam dalam xylol sebanyak 2 kali masing-
masing selama 30 menit. Proses selanjutnya dikerjakan dalam inkubator dengan suhu 56-58 oC. Organ
direndam xylol, kemudian ke dalam parafin sebanyak 3 kali. Dilanjutkan embedding dengan
mencelupkan organ dalam parafin cair yang telah dituang dalam wadah. Setelah beberapa saat, parafin
akan memadat dan organ berada dalam blok parafin (Indra, 2005).

Pewarnaan Organ dengan Metode Imunohistokimia


Setelah organ dalam blok parafin dipotong dan diletakkan pada objek glass, dilakukan deparafinisasi
dan rehidrasi dengan mencelupkan organ dalam xylol sebanyak 2 kali, alkohol bertingkat (100%,
90%, 80%, 70%, 30%), dan aquades secara berurutan dan dicuci dalam PBS pH 7,4 selama 3 x 5
menit. mencuci sel 1 kali dengan PBS dilanjutkan Inkubasi sel pada 3% H 2O2 dalam PBS selama 10
menit suhu ruang, dilanjutkan mencuci sel 3 kali dengan PBS. menginkubasi sel pada 1% BSA
(Bovine Serum Albumin) selama 1 jam pada suhu ruang dan mencuci 3 kali dengan PBS.
Mengencerkan Antibodi primer dalam Goat serum/FBS/BSA hingga konsentrasi dan volume yang
diinginkan (Antibodi IGF-1, Santa Cruz 1:100 dalam Goat serum atau FBS). Menginkubasi sel pada
antibodi primer pada suhu 4oC selama 12 jam atau pada suhu ruang selama 2 jam. Mencuci sel dalam
PBS selama 3 x 5 menit. Mengencerkan antibodi sekunder berlabel biotin dalam PBS sampai
konsentrasi dan volume yang diinginkan. (Anti Rabbit IgG berlabel Biotin, SIGMA 1 : 500 dalam
PBS) dilanjutkan dengan menginkubasi sel dengan antibodi sekunder selama 1 jam pada suhu ruang.
mencuci sel pada PBS selama 3 x 5 menit. Menetesi dengan SA-HRP (Streptavidin horseradish
peroxidase) 1:500 dalam PBS selama 40 menit. Mencuci sel dengan PBS selama 3 x 5 menit.
Menetesi dengan DAB (Diaminobenzidine) selama 10 menit. Mencuci sel dengan aquades 3 x 5
menit dilanjutkan counterstain dengan Mayer’s hematoxilen selama 10 menit. Mencuci / tetesi dengan
air kran. Mencuci dengan aquades selama 10 menit dan dibiarkan pada suhu kamar. Setiap slide diberi
label dan ditetesi medium mounting (Entellan) dijatuhkan ke atas preparat. Cover glass ditutupkan ke
atas preparat yang telah diberi mounting medium (Indra, 2005).

Penghitungan Ekspresi IGF-1 Hasil Imunohistokimia


Setelah dilakukan pewarnaan dengan teknik imunohistokimia, preparat untuk masing-masing
perlakuan dan masing-masing ulangan difoto dengan fotomikroskop Merk Olympus dengan
perbesaran 400x. Hasil dari pemotretan kemudian dihitung intensitas warna ekspresi dari IGF-1
dengan software Corell Photo Paint ver 11 dengan mengukur intensitas warna hasil pemeriksaan
imunohistokimia yang dilakukan dengan memblok area yang akan diamati kemudian mencatat mean
yang muncul pada histogram (semakin besar nilai intensitas warna/semakin cerah menunjukkan
ekspresi yang semakin sedikit) (Indra, 2005).

Analisis Data
Data hasil pengukuran ekspresi IGF-1 berdasarkan intensitas warna kemudian dianalisis
statistik dengan menggunakan One way Anova (p<0,05) untuk mengetahui adanya
pengaruh/perbedaan bermakna pada berbagai perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji Tukey HSD dan
LSD untuk mengetahui perbedaan nyata antar perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam terhadap Ekspresi IGF-1
Hasil Ekspresi IGF-1 pada adiposit jaringan lemak viseral setelah pemberian sari seduh teh
hitam selama 90 hari menunjukkan penurunan, tetapi penurunan kadar IGF-1 tidak konsisten pada
setiap perlakuan. Ekspresi IGF-1 adiposit jaringan lemak viseral dengan diet tinggi lemak menurun
setelah dipapar dengan sari seduh teh hitam 0,015g/hari tetapi meningkat pada perlakuan 0,030g/hari
dan kemudian diikuti penurunan ekspresi IGF-1 pada perlakuan 0,045g/hari.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ekspresi IGF-1 pada perlakuan 0,015g/hari dan
0,045g/hari menurun secara nyata dibandingkan dengan kontrol, tetapi tidak didapatkan beda
bermakna ekspresi IGF-1 antara kontrol dengan perlakuan 0,030g/hari sari seduh teh hitam seperti
terlihat pada tabel 1 (p ≤0,05).
Tabel 1. Rerata ekspresi IGF-1 pada adiposit lemak viseral setelah dipapar sari seduh teh
hitam selama 90 hari (p  0.05)

Mean± SD
N (p  0.05)
Perlakuan
Kontrol 100 149,80  3,155 a)
0,015g/hari 100 160,31  4,352 b)
0,030g/hari 100 157,73  1,968 a)
0,045g/hari 100 159,48  1,784 b)
Keterangan:
Notasi yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata sedangkan notasi yang berbeda menunjukkan
berbeda signifikan.

Pada Tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan dosis sari seduh teh hitam dapat
menekan peningkatan ekspresi IGF-1 adiposit lemak viseral tikus wistar dengan diet tinggi lemak
meskipun tidak konsisten.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh gambaran efek pemberian sari seduh teh hitam
dapat menekan ekspresi IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1) yang berperan sebagai suatu growth
factor penting proses adipogensis. IGF-1 bekerja secara autokrin pada sel lemak memegang peranan
dalam stimulasi mitogenik maupun diferensiasi preadiposit menjadi adiposit. Scavo, et al. (2003)
menyebutkan bahwa secara in vitro IGF-1 bekerja melalui IGFR dan dilanjutkan phosporilasi substrat
spesifik seperti Shc dan IRS-1. IGF-1 dalam proses adipogenesis akan melalui 2 jalur signal
transduksi yaitu MAPK (Mitogen Activated Protein Kinase) yang berperan pada mekanisme
diferensiasi dan jalur PI3K (Phospatidylinositol 3-Kinase) untuk proses pembelahan sel dan
penekanan diferensiasi (Yu-Hua, et al., 2005). Ekspresi IGF-1 menurun pada kelompok perlakuan dari
tiga dosis perlakuan yang berarti sari seduh teh hitam menghambat autophosporilasi IGFR dan
menyebabkan penurunan ekspresi IGF-1.
Adanya penghambatan reseptor tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya dimana
pemberian EGCG dan theaflavin secara in vitro dilaporkan dapat menekan autophosporilasi dari
EGFR dan PDGFR sebagai reseptor dari kedua growth factor tersebut (Yu, et al. 1999). Penelitian ini
menunjukkan semakin besar dosis teh hitam semakin rendah ekspresi dari IGF-1 setelah 90 hari
perlakuan diet tinggi lemak ( p = 0,000) dengan taraf signifikansi P<0,05. Terjadinya variasi
penurunan ekspresi dari IGF-1 untuk 3 kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol,
dimungkinkan adanya proses homeostasis internal sel lemak. Posovsky, et al. (2003) menyebutkan
pada preadiposit dan adiposit apoptosis memegang peranan penting dalam regulasi massa sel lemak.
Reseptor untuk ligand apoptosis (CD 95, TRAIL-R1 dan 2, dan TNFR) diekspresikan baik pada sel
adiposit manusia ataupun pada hewan. Penghambatan aktivitas autokrin dari IGF-1 akan memicu
ligand untuk berikatan pada death reseptor serta menginduksi jalur apoptosis.
Adanya fluktuasi nilai rata-rata ekspresi IGF-1 pada 3 kelompok perlakuan diduga adalah
gambaran konsep pengurangan adiposit dengan apoptosis yang berkontribusi secara signifikan
terhadap massa jaringan lemak. Pada penelitian ini juga diketahui ekspresi TNF- meningkat.
Penelitian terbaru menyebutkan, pada hewan coba terjadinya apoptosis sel lemak merupakan sebuah
mekanisme homeostasis pengontrolan jumlah sel lemak akibat induksi ligand pemicu apoptosis. IGF-
1 memiliki kemampuan untuk mempertahankan preadiposit dan adiposit dari induksi ligand pada
reseptor apoptosis untuk segera melakukan program cell death. Pemblokiran jalur PI3K dan p38
MAPK akan memacu CD 95, TRAIL, dan TNF- untuk segera berikatan pada reseptorya (Posovsky,
et al. , 2003).
IGF-1 memediasi jalur survival melewati MAPK akan lebih dominan jika jalur PI3K tidak
dapat berfungsi. IGF-1 menginisiasi aktivasi jalur PI3K, p38 MAPK, p42/44 MAPK sebagai sinyal
survival terhadap stimulasi ligand untuk apoptosis sel lemak seperti TNF- (Posovsky, et al., 2003).
Dari penjelasan diatas, diperkuat dengan gambaran hasil uji regresi dimana jalur IGF-1 yang
menginduksi terhadap PPAR memiliki koefisien lebih besar dibandingkan melalui jalur ERK1/2. Hal
ini berarti, akibat terhambatnya aktivitas ERK1/2, maka untuk menjaga homeostasis massa jaringan
lemak aktivitas jalur PI3K akan meningkat. Dari hasil penelitian fluktuasi nilai ekspresi dari IGF-1
dimungkinkan karena aktivitas survival terhadap inhibisi jalur ERK1/2 oleh pemberian teh hitam dan
meningkatnya ekspresi TNF-.
Yu, et al. (1999) menyebutkan efek penghambatan autophosporilasi growth factor pada
reseptornya paling kuat terjadi oleh senyawa aktif dalam teh hitam yaitu TF3 (Theaflavin-3-3’-
digallate). Bode dan Dong (2003) memberikan hipotesis komponen aktif teh hitam diduga
menghambat phosporilasi pada beberapa bagian seperti pada reseptor growth factor, pada jalur Ras,
anggota jalur MAPKs dan aktivasi serta translokasi faktor transkripsi sitoplasmik. Jalur yang
digunakan oleh IGF-1 adalah melalui jalur MAPK

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dapat dibuat suatu kesimpulan sari seduh teh hitam
(Camellia sinensis) dapat mencegah peningkatan ekspresi IGF-1 pada tikus wistar yang diberi diet
tinggi lemak.

DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, Sri., 2005. Indonesia Nutritional Pattern in contributing Prevalence of Obesity. Surabaya:
Public Health Faculty Airlangga University.

Arif Hartoyo, 2003. Teh dan Khasiatnya bagi Kesehatan – Sebuah Tinjauan Ilmiah. Penerbit Kanisius.
Jakarta.

Bastie. C., Holst. D., Gaillard. D., Pietri. J. C., and Grimaldi. A. P., 1999. Expression of Peroxixome
Proliferator-Activated Receptorδ Promotes Induction of PPARγ and Adipocyte Differentiation
in 3T3C2 Fibroblast, The Journal of Biochemistry. 274 (31) pp. 21920-21925

Bode. M. Ann and Dong, Zigang., 2002. Signal Transduction Pathway: Targets for Green and Balck
Tea Polyphenols, Journal of Biochemistry and Molecular Biology. 36 (1): 66-77.

Indra. Rasjad. M. 2005. Dasar Genetik Obesitas Visceral., Sumarno, dkk (ed.), Fourth Basic
Molecular Biology Course in Pathophysiology of Obesity. Program Pasca Sarjana Unibraw,
Malang, p. 61-72

Indra. Rasjad. M. 2005. Kultur Adiposit Dan Pemeriksaan Adipositokin. Laboratorium Fisiologi
FK.UNIBRAW. Malang.

Indra, Rasjad. M. 1999. Penelitian Experimental dalam Buku Ajar Metodologi Penelitian.
Laboratorium Fisiologi FK.UNIBRAW. Malang.

Ji Lin, Mary Anne Delta-Fera, and Clifton A. Baile., 2005. Green tea Polyphenol Epigallocatechin
Gallate Inhibits Adipogenesis and Induces Apoptosis in 3T3-L1 Adipocyte,Obesity Research .
13 (6).

Lai K. L., Yalun S., Ruoyun C., Zesheng Z., Yu Huang, and Zhen Y. C., 2001. Theaflavin in Black Tea
and Catechins in Green Tea Are Equally Effective Antioxidants,J Nutr. (131): 2248-2251.

Marques, G. M., Hausman, B. D., Latimer, M. A., Kras,M. K., Grossman, M. B., and Martin, J. R.
2000. Insulin-like growth factor I mediates high-fat diet-induced adipogenesis in Osborne-
Mendel rats, Am J Physiol Regul Integr Comp Physiol. 278 (3): 654-662
Posovszky,F. P., Tornqvist, H., Debatin, M. K., and Wabitsch, M., 2003. Inhibition of Death-Receptor
Mediated Apoptosis in Human Adipocytes by The IGF-1/IGF-1R Autocrine Circuit,
Endocrinology.10 : 1-40

Scavo, M. L., karas, M., Murray, M., and Leroith, D. 2003. Insulin-Like Growth Factor-I Stimulate
Both Cell Growth and Lipogenesis during Differentiation on Human Mesencymal Stem Cells
into Adipocyte, The Journal of Clinical Endocrinology&Metabolism. 89 (7): 3543-3553.

Tuminah S, 2004. Efek Teh Hitam [(Camellia sinensis O.K. Var. Assamica (Mast))] sebagai Salah
Satu Sumber Antioksidan. Majalah Cermin Dunia Kedokteran. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemberantasan Penyakit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Depkes RI. Jakarta. (144).

Yasuki K., Satoshi M., Keiji E., Hiroshi S., and Tohru K., 1996. Regulation of Insulin-Like Growth
Factor-I Expression in Mouse Preadipocyte Ob1771 Cells, The Jurnal of Biological
Chemistry. 271 (17): 9883-9886.

Yu C. L., Yen C. C., Yu L.L., Shoei Y. L. S., Chi T. H. and Jen K. L., 1999. Supression of Extracellular
Signals and Cell Proliferation by The Black Tea Polyphenol, Theaflavis-3,3’-Digallate,
Carcinogenesis. 20 (4): 733-736.

Yu Hua Tseng, Atul J.B., Efi.K., Vijay K.Y., Cullen M.T., Kristina M.K., Aaron M.C., Michio N.,
Kazuaki Y., Mary E.P., and C. Ronald Kahn., 2005. Prediction of Preadipocyte Differentiation
by Gene Expression Reveals Role of Insulin Receptor Substrates and Necdin, Nature Cell
Biology. 7 (6): 601-611.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy