Kerajinan Ikat Celup Di Batik Parang Kaliurang Sleman Yogyakarta
Kerajinan Ikat Celup Di Batik Parang Kaliurang Sleman Yogyakarta
Kerajinan Ikat Celup Di Batik Parang Kaliurang Sleman Yogyakarta
JURNAL PENGKAJIAN
ABSTRAK
The work of duty the end of the study it was a result of research on craft
connective bags in batik machete kaliurang sleman yogyakarta, study directed
from the process of making covering instrument, material, making pendesain, and
engineering and features their products.
This research is research qualitative elaborated with sentence and the act
of obtained by observation, interview, and documentation. An instrument main in
this research was researchers own with the help of guidelines observation,
guidelines, and guidelines documentation. The tools research in here use
stationery, instrument record, and the camera, while technique analysis data using
reduction data, presentation of data, and draw conclusions.
The contents of a thesis this is about the problem of cover the connective
the craft dip is in small and medium enterprises Parang Kaliurang batik, located
on Jl. Astamulya Kaliurang Selatan, Hargobinangun, Pakem Sleman, Yogyakarta.
A problem that became the center of the research of writing a thesis this is about
the process of making connective the craft dip is in batik kaliurang a machete,
which encompasses and peeling about an instrument, and materials, the
manufacture of design, the production process, engineering used, until until the
end of the process of finishing. And there have of the privilege a product produced
and slightly be drawn on background company. The results of the study that of
process of making craft connective bags beginning of pendesainan, makes and
move a pattern in cloth, binding, staining, and finishing. The research results show
features products can seen from several cover the tools and material, design,
techniques applied, and motives produced. One each is is a technique strip color, a
technique that does not many applied this is typical and privileges their products.
Take away color was one of the results appreciation man that can be used to
increase the value aesthetically, the value of selling on a cloth and will led
diversity element a line, the field of, color on cloth connective bags .
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian
Hiruk pikuknya perkembangan seni di Yogyakarta, sudah terlihat
mencolok dengan adanya para perajin, baik yang lahir dari dalam kota
Yogyakarta sendiri maupun yang dari luar kota. Salah satunya adalah Ibu
Menuk yang bertempat tinggal di sebalah utara kota Yogyakarta yaitu
daerah Kaliurang Sleman, di mana beliau menjadi pelopor sebuah rumah
kerajinan tangan dalam bentuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Batik
Parang Kaliurang. Kegiatan yang bersifat sosial ini, bisa disebut juga
kegiatan yang menghasilkan suatu karya yang membawa dampak positif di
daerah sekitarnya.
Kerajinan tekstil yang cukup popular di wilayah Kaliurang Sleman
ini yaitu batik dan kerajinan ikat celup. Produk kerajinan ikat celup di
UKM Batik Parang Kaliurang ini lebih bervariasi seperti pada penerapan
teknik dan hasil motifnya. Kesempatan kali ini, penulis ingin mendalami
seluk beluk tentang kerajinan ikat celup khususnya di Batik Parang
Kaliurang.
Produsen batik dan kerajinan ikat celup ini merupakan industri
kecil yang dimulai dari suatu kelompok yang didirikan pada tahun 2008
dan mulai lebih berkembang setelah pasca bencana erupsi Gunung Merapi
2010 terjadi. Saat itulah Menuk Sayekti (pemilik UKM Batik Parang
Kaliurang) beserta masyarakat terutama ibu-ibu di Desa Hargobinangun
memulai usahanya di bidang kerajinan ikat celup dengan berbagai macam
teknik, motif, dan pewarnaan yang menarik. Usaha ini sudah mengalami
perubahan nama setelah berdiri sejak tahun 2008 dengan nama UMKM K-
Bunda Collection, dan akhirnya akhir pada tahun 2010 hingga saat ini
nama yang terdaftar di Disperindagkop Kabupaten Sleman yaitu UKM
Batik Parang Kaliurang (wawancara ibu Menuk Sayekti, Februari 2016).
Perkembangan kerajinan ikat celup di D.I.Yogyakarta khususnya
di UKM Batik Parang Kaliurang memiliki peluang yang bagus dalam
persaingan bisnis saat ini. Bermaksud untuk lebih mengenalkan kerajinan
ikat celup kepada masyarakat, maka dibuatlah studi tentang kerajinan ikat
celup ini. Salah satu ketertarikan penulis adalah adanya metode yang
berbeda dalam pembuatannya, yaitu tanpa menggunakan lilin (malam).
Proses pembuatan kerajinan ikat celup menggunakan alat yang sederhana
seperti tali, kayu, atau biji-bijian sebagai perintang, sehingga hasil motif
setelah pewarnaan tidak serapi menggunakan perintang malam. Ikat celup
merupakan suatu cara membuat ragam hias di atas permukaan kain dengan
menutup bagian yang tidak dikehendaki terkena warna dengan media
tekan yang diakibatkan oleh jahitan atau ikatan. Kecantikannya bisa
terlihat dari efek corak dan warna yang timbul tergantung pada bahan baku
seperti; kain, teknik, kreatifitas, dan zat warna yang dipergunakan.
Kain ikat celup mengalami perkembangan dalam hal bahan,
keindahan, bahkan prosesnya. Perkembangan fungsi ikat celup sekarang
sangat bermacam-macam dan tidak kalah menarik dengan produk tekstil
lainnya. Saat ini ikat celup telah menjadi sedikit pusat perhatian pengguna
3. Landasan Teori
a. Pengertian Kerajinan
Menurut Soehadji (1979:2), ciri khas kerajinan adalah
dihasilkan produk tersebut dengan alat-alat yang sederhana (manual
skill). Produk tersebut meliputi berbagai perabot pemenuhan
kebutuhan sehari-hari yang terbuat dari kayu, besi, porselin, gading,
batu-batuan, dan sebagainya yang memungkinkan untuk diolah. Dalam
buku Ensiklopedia Indonesia disebutkan sebagai berikut: Kerajinan
adalah kesemuan yang menghasilkan barang perabot atau barang-
barang lainnya yang artistik, terbuat dari kayu, besi, emas, gading,
tenun dan lain sebagainya yang juga disebut seni guna, (Hasan Sadily,
1982:1749).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian kerajinan adalah seni yang menghasilkan beberapa
produk atau barang-barang perabot dari hasil pekerjaan tangan yang
terampil. Segala aktivitas manusia yang dikerjakan dengan
menggunakan tangan yang menghasilkan barang-barang kerajinan
yang memiliki nilai estetis dan bernilai seni.
d. Finishing
Proses terakhir dalam sebuah produksi adalah finishing. Proses
akhir dalam pembuatan kerajinan ikat celup ini diawali dengan
melepas ikatan-ikatan, menyetrika, pengecekan akhir dilihat kondisi
barang dan yang terakhir adalah pengepakan (packaging).
4. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010:4),
metodologi kualitatif menyatakan sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang diamati. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode
kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau pemanfaatan dokumen.
Penelitian ini berisi tentang deskripsi data yang berasal dari
wawancara, catatan lapangan, dokumentasi foto serta dokumen pribadi
atau data lain yang disajikan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya dan
disusun secara sistematis.
a. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif adalah berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan
penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran
penyajian laporan. Data dapat diperoleh melalui wawancara, catatan
lapangan, foto, videotape, dokumentasi pribadi, catatan atau memo,
dan dokumen resmi lainnya. Data dalam penelitian ini berupa uraian
yang berkaitan dengan proses pembuatan yang meliputi alat, bahan,
pembuatan desain, dan keteknikan serta keistimewaan produk
kerajinan ikat celup Batik Parang Kaliurang (Moleong, 2010:11).
b. Metode Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006:222) bahwa pengumpulan data adalah
bagaimana peneliti menentukan metode setepat-tepatnya untuk
memperoleh data, kemudian disusul dengan cara-cara menyusun alat
pembantunya, yaitu instrumen. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan studi pustaka, metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
c. Instrumen Penelitian atau Alat Penelitian
Instrumen menurut Moleong (2013:168) adalah alat penelitian
yang tepat karena menjadi segalanya dari keseluruhan proses
penelitian. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit.
Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data,
analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti juga menjadi pelapor
hasil penelitiannya.
Pencarian data tersebut dibantu dengan menggunakan alat
bantu untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan
penelitian yaitu pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi serta
alat tulis, alat rekam dan kamera untuk mengambil gambar.
b) Proses pewarnaan
i. Teknik celup (dye)
Teknik ini dilakukan dengan cara mencelupkan atau
merendam bagian kain yang dikendaki. Teknik celup ini
menghasilkan corak gradasi warna gelap terang, tetapi terkadang
menghasilkan warna yang sama merata.
c) Finishing
Finishing merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses
pembuatan yakni membuka ikatan, membilas, merebus kain,
menyetrika, dan packaging.
2. Analisis Data
a. Proses produksi kerajinan ikat celup di Batik Parang Kaliurang
Dari uraian data tentang alat dan bahan yang digunakan Batik
Parang Kaliurang, maka alat-alat tersebut dapat dibedakan menurut
fungsinya. Penggolongan alat tersebut yakni alat untuk membuat desain
dan pola, alat untuk pengikatan, alat untuk pewarnaan, dan alat untuk
finishing. Untuk bahan juga dapat digolongkan menurut kegunaannya,
yakni bahan untuk membuat desain dan bahan untuk membuat produk.
Pembuatan desain dilakukan pertama kali dalam proses produksi,
karena untuk untuk mewujudkan motif yang diharapkan sehingga
diperlukan untuk menyesuaikan teknik-teknik apa saja yang akan
diterapkan saat proses pembuatannya. Pembuatan desain tersebut
dilakukan karena Batik Parang Kaliurang ini selalu ingin menampilkan hal
yang baru dalam produk produk kerajinan ikat celupnya.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tentang kerajinan ikat
celup Batik Parang Kaliurang, maka dapat disimpulkan bahwa proses
pembuatan kerajinan ikat celup mulai dari mempersiapkan alat dan bahan,
membuat desain yang selalu baru, penggunaan alat dan bahan yang
berkualitas, dan motif yang selalu berbeda disetiap produksinya. Proses
produksi, penggunaan alat dan bahan, serta penerapan teknik-teknik tidak
selalu dilakukan sesuai dengan teori yang sudah ada, tetapi para pegawai
dibebaskan untuk berkreasi sesuai keinginannya dan bertujuan untuk
mendapatkan hasil yang inovatif.
Salah satu teknik yang menjadi keistimewaan Batik Parang Kaliurang
adalah teknik cabut warna. Dikatakan istimewa karena pada proses dan
hasilnya berbeda dengan kerajinan ikat celup pada umumnya. Cabut warna
adalah proses pencabutan warna yang tidak di inginkan / dihilangkan sehingga
membentuk motif. Cabut warna merupakan salah satu hasil apresiasi manusia
yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai estetis, nilai jual pada kain
dan akan manambah keragaman unsur garis, bidang, warna pada kain ikat
celup. Warna yang diterapkan pada kerajinan ikat celup di Batik Parang
Kaliurang menggunakan warna sintetis yang hasilnya lebih cerah sesuai
permintaan pasar dan selalu bereksperimen untuk mendapatkan hasil warna
yang tidak pasaran.
Keistimewaan produk kerajinan ikat celup Bati Parang Kaliurang ini
terdapat pada alat dan bahan yang berkualitas, desain dan motif yang
dihasilkan selalu baru, serta keteknikan yang diterapkan dalam proses
produksinya berbeda dengan yang lain. Dengan demikian keberadaan Batik
Parang Kaliurang semakin diakui dan memiliki prospek yang lebih baik untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
NARASUMBER