Peran Suami Dalam Perawatan Kehamilan Istri Di Kelurahan Mulyorejo

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PERAN SUAMI DALAM PERAWATAN KEHAMILAN ISTRI DI KELURAHAN

MULYOREJO

Imroatul Hasanah1, Nurul Fitriyah2


1,2Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Mulyorejo Surabaya 601115
Alamat Korespondesi: Imroatul Hasanah
Email: imroatul.hasanah-2014@fkm.unair.ac.id

ABSTRACT
National health development strategy has resulted in improved public health status. One of indicators public
health is Maternal Mortality Rate (MMR). Maternal Mortality Rate is a health problem that still many still occur
in Indonesia. One factor contributing to high incidence of maternal mortality is lack of antenatal care attention.
Antenatal care is an important and mandatory thing done by mother during pregnancy because it can maintain
the health of mother and fetus until the birth process. Antenatal care can identify the risk of complications
experienced by the mother during pregnancy. Participation of antenatal care not only from wife, but
participation of pregnancy care can also be from support of the closest person is husband. Husband role is
needed in the care of pregnancy because wife needs a lot of biological and psychological support. Purpose of
research is to know characteristics husband to antenatal care in Mulyorejo. Type of research is descriptive with
cross sectional using qualitative method. Techniques data collection using questionnaires with the sample
number of respondents is 20 husbands who have pregnant wives. Respondent is taken from Mulyorejo Health
Center data. Analysis Method with descriptive statistics by displaying the frequency in the form of tables
showing the categories of characteristics husband. This study lasted for one month in October to November 2017.
The results showed that characteristics of husbands in antenatal care in Mulyorejo is sufficient category.
Knowledge of husband is 14 people (70%), husband attitude is 10 people (50%), and husband behavior is 13
people (65%).
Keywords: woman pregnancy, husband, antenatal care

ABSTRAK
Strategi pembangunan kesehatan nasional mewujudkan peningkatan status derajat kesehatan masyarakat. Salah
satu acuan indikator kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu merupakan
masalah kesehatan yang masih banyak masih banyak terjadi di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabakan
masih tingginya angka kejadian kematian ibu adalah kurangnya perhatian akan perawatan kehamilan. Perawatan
kehamilan merupakan hal penting dan wajib yang dilakukan oleh ibu saat hamil karena dapat menjaga kesehatan
ibu dan janin sampai proses persalinan. Perawatan kehamilan dapat mengidentifikasi risiko komplikasi yang
dialami oleh ibu saat kehamilan. Partisispasi perawatan kehamilan tidak hanya dari diri istri yang hamil, namun
partisipasi perawatan kehamilan juga dapat dari dukungan orang yang paling dekat yaitu suami. Peran suami
sangat dibutuhkan dalam perawatan kehamilan karena seorang istri yang sedang hamil membutuhkan banyak
dukungan secara biologis dan psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran suami dalam
perawatan kehamilan istri di Kelurahan Mulyorejo Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross
sectional. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel responden adalah 20 orang suami
yang memiliki istri hamil. Metode analisis dengan deskriptif statistik dengan menampilkan frekuensi yang
ditampilkan dalam bentuk tabel yang menunjukkan kategori karakteristik suami. Penelitian ini berlangsung
selama dua bulan pada bulan September hingga November 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran
suami dalam perawatan kehamilan istri di Kelurahan Mulyorejo mayoritas berada dalam kategori cukup untuk
pengetahuan suami sebanyak 14 orang (70%), sikap suami sebanyak 10 orang (50%), dan perilaku suami 13
orang (65%).
Kata kunci : suami, ibu hamil, perawatan kehamilan

Received: 19 Juni 2018 Published: 31 Desember 2018

PENDAHULUAN yang bisa terjadi karena disebabkan atau


diperberat oleh kehamilannya atau karena
Kematian ibu adalah kehamilan dalam
penanganan yang dilakukan, namun bukan
periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan

122
Hasanah dan Fitriyah, Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan … 123

disebabkan oleh kejadian kecelakaan atau Dinas Kesehatan Kota Surabaya di tahun 2016
cedera saat kehamilan. Angka Kematian Ibu angka kematian ibu mencapai 86 per 100.000
digunakan sebagai angka indikator yang peka kelahiran hidup. Angka kematian tersebut
akan penggambaran mengenai kesejahteraan berasal dari jumlah kematian ibu hamil, jumlah
masyarakat di suatu negara (Kemenkes RI, kematian ibu bersalin, dan jumlah kematian ibu
2014). nifas. Jumlah kematian ibu di Kota Surabaya
Secara global, suatu negara mengacu pada paling banyak dialami oleh umur 20-34 tahun
target MDG’s (Millenium Development Goals) (Dinkes, 2017).
merupakan target ke-5 dengan target
menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup ditahun 2015.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
merupakan suatu masalah yang masih perlu
dihadapi karena Indonesia tergolong memiliki
jumlah angka kematian ibu tertinggi diantara
negara asia (Saputra, 2013). Angka kematian
ibu di Indonesia mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup hal ini mengalami sedikit
penurunan dari tahun 1991 yaitu 390 per
100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa
perlu adanya tindakan kerja keras dan Gambar 1. Grafik Cakupan Kunjungan K4 Ibu
sungguh-sungguh untuk mencapai target Hamil Kota Surabaya Tahun
sasaran MDGs dalam menurunkan angka 2013-2016
kematian ibu di Indonesia karena angka
kematian yang masih jauh dari target.
Penyumbang terbesar tingginya angka
kematian ibu di Indonesia selama tahun 2012-
2013 yaitu pendarahan. Selain itu penyebab
terbesar lainnya kematian ibu yaitu penyebab
secara tidak langsung. Penyebab secara tidak
langsung yaitu seperti kondisi ibu hamil yang
memiliki riwayat penyakit kanker, ginjal,
jantung, tuberkulosis, atau penyakit lainnya
yang diderita oleh ibu hamil (Kemenkes RI,
2014).
Angka Kematian Ibu di Jawa Timur Gambar 2. Angka Kematian Ibu Tahun 2013-
cenderung mengalami penurunan sejak enam 2016 di Kota Surabaya
tahun terakhir tahun 2010-2015. Namun pada
tahun 2016 Angka Kematian Ibu di Jawa Perawatan kehamilan pada ibu hamil
Timur mengalami peningkatan dari tahun merupakan hal yang penting dilakukan untuk
sebelumnya yaitu menjadi sebesar 91 per mencegah terjadinya komplikasi dan kematian
100.000 kelahiran hidup. Capaian angka pada waktu masa kehamilan atau saat
tersebut telah memenuhi target atau dibawah persalinan. Perawatan kehamilan yang perlu
target Renstra yaitu 97,19 per 100.000 diperhatikan adalah perawatan diri, imunisasi,
kelahiran penduduk. Meskipun angka kematian mengikuti kegiatan senam hamil, istirahat yang
ibu telah memenuhi target Renstra dan MDGs, cukup, pemeriksaan kehamilan secara teratur,
angka kematian ibu harus tetap diupayakan dan asupan gizi yang dibutuhkan oleh ibu
terus mengalami penurunan. Penyumbang hamil. Perawatan kehamilan dipengaruhi oleh
terbesar kematian ibu di Jawa Timur tahun beberapa faktor antara lain faktor predisposisi,
2016 disebabkan oleh pre eklamsi dan eklamsi faktor pendukung, dan faktor penguat.
yaitu sebesar 30,90% atau sebanyak 165 orang. Beberapa faktor tersebut seperti pengetahuan
Kejadian pre eklamsi dan eklamsi yang terjadi tentang pemahaman cara perawatan kehamilan.
pada ibu hamil cenderung meningkat selama Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi
tiga tahun terakhir. Data yang didapatkan dari perawatan kehamilan antara lain usia,
124 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No. 2 Desember 2018: 122–130

pendidikan, pekerjaaan, paritas, dukungan membuat informasi mengenai perkembangan


sosial (suami, keluarga, tenaga kesehatan), dan kehamilan ibu menjadi kurang atau tidak
ekonomi. lengkap.
Kualitas dalam perawatan kehamilan dapat Seringkali dijumpai kasus ibu hamil yang
lebih baik dari dukungan keluarga yaitu pihak berkarir karena kesibukan pekerjaan, sehingga
suami. Partisipasi dukungan yang diberikan mereka kurang memperhatikan kunjungan
oleh suami dapat berupa dukungan secara fisik antenatal care. Setelah pulang kerja, mereka
maupun secara psikologis. Seorang suami kelelahan sehingga tidak sempat untuk pergi ke
dapat memberikan motivasi pada ibu hamil tempat pemeriksaan kehamilan. Faktor tersebut
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke menyebabkan antenatal care masih belum
pelayanan kesehatan secara teratur. Hal menjadi prioritas bagi ibu hamil.
tersebut juga dapat sekaligus mendukung Selain itu, alasan mengapa ibu hamil tidak
tercapainya tingkat kunjungan pemeriksaan melakukan kunjungan antenatal care adalah
kehamilan K1 dan K4 yang merupakan salah karena jam periksa bentrok dengan jam kerja,
satu indikator program Antenatal Care (ANC). keluarga acuh akan keadaan si ibu karena
Penelitian yang dilakukan oleh Gamelia, et.al. kehamilan dianggap proses alamiah, biaya
(2013) bahwa variabel dominan yang paling pemeriksaan yang mahal bagi masyarakat yang
mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan berekonomi rendah, takut untuk pergi ke
perawatan kehamilan adalah peran suami. rumah sakit, serta pemeriksaan kehamilan yang
Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh dilakukan cukup sekali, sehingga tidak perlu
Istikhomah & Emy (2014) bahwa ada tahu bagaimana perkembangan kehamilan
hubungan yang antara pendampingan suami berikutnya (Mukaromah & Saenun, 2014).
pada kunjungan ANC dengan tingkat Persentase hasil capaian K4 ibu hamil di
kecemasan pada ibu hamil trisemester III. tahun 2015 sampai pada bulan Mei di
Faktor pengetahuan, pekerjaan, dan Puskesmas Mulyorejo mencapai 39%. Hasil
pendapatan suami juga memiliki hubungan capaian dari Bulan Mei tahun 2015 mengenai
dengan dukungan partisipasi suami dalam kunjungan ibu hamil telah mengalami kenaikan
menjaga atau perawatan kehamilan istri dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mengalami kenaikan di tiap tahunnya, capaian
Aprina (2017). Pelayanan ANC perlu kunjungan K4 ibu hamil masih dibawah target
dilakukan secara terpadu dengan memberikan yang telah ditetapkan (Usa, 2017).
program lain yang akan diterima oleh ibu
hamil yang memerlukan intervensi selama
kehamilannya. Pelayanan ANC secara terpadu
memberikan pelayanan antenatal secara
komprehensif dan berkualitas.
Ibu hamil yang tidak melakukan
kunjungan ANC kemungkinan besar
diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan akan
pentingnya antenatal care untuk melindungi
kesehatan ibu dan bayi. Kondisi tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang
mendukung seperti ibu hamil lain yang tidak Gambar 3. Jumlah cakupan K4 Ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal care serta di Kelurahan Mulyorejo
keluarga yang kurang mengingatkan untuk
Kenaikan angka cakupan K4 yang
melakukan kunjungan antenatal.
signifkan di Puskesmas Mulyorejo tiap
Alasan lain mengapa ibu hamil tidak
tahunnya dikarenakan seiring dengan
melaksanakan kunjungan antenatal care
berjalannya kegiatan akselerasi penurunan
adalah fasilitas kesehatan kurang memadai.
kematian ibu yang mempengaruhi pemeriksaan
Fasilitas dan sarana prasarana yang kurang
Antenatal Care pada umumnya dilaksanakan
lengkap membuat ibu hamil yang melakukan
dengan standar frekuensi pemeriksaan minimal
kunjungan antenatal care merasa kurang
4 kali dalam periode selama kehamilan.
nyaman. Petugas kesehatan yang bertugas
Namun pelayanan ANC yang berlaku di
memeriksa kandungan kadang juga memiliki
Puskesmas Mulyorejo sudah tidak
sikap yang kurang ramah. Hal tersebut
Hasanah dan Fitriyah, Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan … 125

menggunakan standar minimal 4 kali dengan kuesioner yang mencantumkan


pemeriksaan tetapi 12 kali periksa kehamilan beberapa pertanyaan terkait variabel yaitu
atau disebut dengan K12. Periode periksa pada pengetahuan, sikap, dan perilaku responden
K12 yaitu pada trimester I melakukan dalam perawatan kehamilan. Populasi sasaran
pemeriksaan sebanyak 3 kali, trimester II 3 kali, dalam penelitian ini adalah para suami dari
dan trimester III sebanyak 6 kali. Puskesmas seluruh ibu hamil yang ada di wilayah
Mulyorejo tidak hanya melakukan pelayanan Kelurahan Mulyorejo dengan jumlah sebanyak
ANC , namun memberikan pelayanan ANC 20 responden yang diperoleh dari buku kohort
terpadu yaitu memberikan pelayanan secara ibu hamil di Puskesmas Mulyorejo yang dipilih
lengkap dengan melibatkan seluruh tenaga berdasarkan kriteria intrinsik yaitu suami dari
kesehatan seperti dokter umum, dokter gigi, ibu hamil dengan usia kehamilan trisemester
laborat, nutrisionist, bidan, dan petugas KB. kedua dan trisemester ketiga. Penelitian ini
Dokter umum untuk memeriksa general check dilakukan selama 2 bulan yaitu September
up, dokter gigi untuk memeriksa gigi dan sampai November 2017. Lokasi penelitian ini
mulut dan mendeteksi adanya resiko pre yaitu di Kelurahan Mulyorejo Kecamatan
eklamsi pada ibu hamil. Pemeriksaan lab untuk Mulyorejo Kota Surabaya. Metode analisis
mengecek kesehatan ibu hamil berdasarkan data dilakukan dengan cara menganalisis hasil
kadar Hb normal, mengetahui golongan darah, jawaban kuesioner. Hasil transkrip dianalisis
pengecekan virus HIV AIDS, dan pengecekan dengan menggunakan tabulasi silang dan
protein urea (Yuni, 2010). frekuensi dari masing-masing kategori yang
Selain mendapatkan dukungan dari ditampilkan dalam bentuk tabel.
petugas kesehatan yang membantu antenatal
care, ibu hamil sendiri juga perlu mendapatkan
dukungan kuat dari orang terdekat yaitu HASIL PENELITIAN
keluarga terutama sang suami. Suami yang Berikut adalah hasil penyajian tabel
bertanggung jawab peran sebagai kepala rumah analisis responden berdasarkan latar belakang
tangga harus mampu mengayomi keluarganya karakteristik.
terutama kepada istrinya.
Berdasarkan data sekunder dari buku Tabel 1. Karakteristik Suami
kohort Puskesmas Mulyorejo menunjukkan
banyak ibu hamil yang memiliki resiko Karakteristik Frekuensi %
mengalami komplikasi pada kehamilan, saat Umur Suami
persalinan, dan nifas antara lain eklampsia, 22-25 1 5
diabetes gestasional, dan anemia. Tujuan dari 30-33 9 45
penelitian ini adalah untuk mengetahui ≥34 10 50
gambaran perilaku suami terhadap perawatan Total 20 100
kehamilan ibu hamil di wilayah Kelurahan Pendidikan Terakhir Suami
Mulyorejo tahun 2017. SD 2 10
SMP 5 25
SMA 13 65
METODE PENELITIAN
Total 20 100
Penelitian ini menggunakan rancangan Pekerjaan Suami
cross sectional karena pengumpulan data PNS 1 5
dilakukan dalam kurun waktu secara Swasta 13 65
bersamaan. Penelitian ini menggunakan Wirasawasta 6 30
pendekatan metode analisis observasional Total 20 100
deskriptif fenomena tanpa melakukan suatu Penghasilan Suami
analisis.
Tinggi 1 5
Jenis penelitian desktriptif yang digunakan
Sedang 14 70
bertujuan untuk mengidentifikasi tentang
Rendah 5 25
karakteristik suami terhadap perawatan
kehamilan ibu hamil dengan melihat gambaran Total 20 100
berdasarkan variabel pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Sumber data yang digunakan untuk Berdasarkan hasil penyajian karakteristik
penelitian ini adalah data primer. Data primer responden pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
126 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No. 2 Desember 2018: 122–130

mayaoritas usia suami berada di kelompok usia Berdasarkan hasil tabulasi silang antara
diatas 34 tahun (50%). Berdasarkan pengetahuan dan perilaku suami di Kelurahan
karakteristik pendidikan mayoritas pendidikan Mulyorejo mayoritas berada di kategori cukup
suami berada di kategori SMA (65%). dengan sebanyak 8 responden (57%).
Berdasarkan tingkat ekonomi pekerjaan suami
di Kelurahan Mulyorejo adalah swasta (65%) Tabel 6. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan
dengan tingkat penghasilan sedang (70%). dan Perilaku Suami
Perilaku Suami
Tabel 2. Karakteristik Pengetahuan Suami Jumlah
Pengetahuan Baik Cukup Kurang
Pengetahuan Frekuensi % f % f % f % f %
Baik 4 20 Baik 1 25 3 75 0 0 4 100
Cukup 14 70 Cukup 3 21,4 9 64,3 2 14,3 14 100
Kurang 2 10 Kurang 0 0 1 50 1 50 2 100
Total 20 100
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara
Berdasarkan di tabel 2. tingkat pengetahuan dan sikap suami Kelurahan
pengetahuan suami di Kelurahan Mulyorejo Mulyorejo mayoritas berada di kategori cukup
mayoritas berada dikategori cukup (70%). dengan sebanyak 9 responden (64,3%).

Tabel 3. Karakteristik Sikap Suami


PEMBAHASAN
Sikap Frekuensi % Pengetahuan Suami dalam Perawatan
Baik 6 30 Kehamilan Istri
Cukup 10 50
Kurang 4 20 Tingkat pengetahuan suami di Kelurahan
Total 20 100 Mulyorejo mayoritas berada dikategori cukup.
Pengetahuan akan perawatan kehamilan dapat
Berdasarkan tabel 3 sikap suami terhadap diperoleh dari lingkungan sekitarnya seperti
perawatan kehamilan setengah dari responden responden mendapati suami memperlakukan
berada dikategori cukup (50%). istri dengan memberikan dukungan yang baik,
maka responden secara langsung mencerna dan
menganalisis perilaku tersebut sehingga
Tabel 4. Karakteristik Perilaku Suami
responden mendapatkan informasi baru dan
Perilaku Frekuensi % menjadikan informasi tersebut sebagai
Baik 4 20 pengetahuan. Hasil dari nilai-nilai pengetahuan
Cukup 13 65 terkait perawatan kehamilan adalah suami
Kurang 3 15 dapat mengambil keputusan untuk memilih
Total 20 100 dimana tempat persalinan yang tepat, aman,
dan sehat dan dapat ditangani secara langsung
Berdasarkan tabel 4 mengenai perilaku oleh tenaga medis bukan dengan dukun bayi
suami terhadap perawatan kehamilan istri atau bukan pada ahlinya, suami mengerti
sebagian besar berada dikategori cukup dengan asupan gizi yang diperlukan oleh ibu hamil
jumlah 13 orang (65%). contoh pemberian vitamin, zat besi, dan asam
folat yang memberikan asupan gizi tambahan
Tabel 5. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan bagi ibu dan janin dan makan makanan gizi
dan Sikap Suami seimbang, suami mengerti bahwa
melaksanakan ANC dengan teratur dapat
Sikap Suami meningkatkan kesehatan ibu dan janin selama
Jumlah kehamilan sampai masa persalinan dan
Pengetahuan Baik Cukup Kurang
f % f % f % f % mengerti perkembangan atau masalah yang
terjadi selama kehamilan, suami mengerti
Baik 2 50 1 25 1 25 4 100
tanda-tanda bahaya saat kehamilan contoh istri
Cukup 4 29 8 57 2 14 12 100
mengalami keluhan yang berlebihan saat hamil
Kurang 0 0 1 50 1 50 2 100 lebih baik untuk segera diantarkan ke
Hasanah dan Fitriyah, Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan … 127

pelayanan kesehatan, dan mengerti pentingnya terdapat hasil yang bertolak belakang dengan
wanita hamil untuk mengurangi melakukan teori Lawrence Green yang menyatakan bahwa
beban bekerja yang berat. perilaku seseorang dalam hal ini partisipasi
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai suami dalam menjaga kesehatan ibu hamil atau
dengan dengan usia kehamilan. Pemeriksaan melakukan perawatan kehamilan dipengaruhi
kehamilan dilakukan minimal sebanyak 4 kali oleh faktor predisposi yaitu pengetahuan suami
selama hamil. Pada trisemester I ibu hamil terkait perawatan kehamilan dan faktor
melakukan pemeriksaan minimal 2 kali, pendukung yaitu pendidikan suami. Seperti
trisemester II minimal 1 kali, dan trisemester penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
III minimal 1 kali. Berdasarkan hasil analisis Gamelia, et.al. (2013) yang menyatakan
kuesioner ibu hamil di Kelurahan Mulyorejo bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
telah melaksanakan pemeriksaan kehamilan antara pengetahuan dengan perilaku perawatan
secara teratur. Responden sebagian besar kehamilan. Meskipun terdapat hasil penelitian
istrinya berada diusia kehamilan trisemester III yang menyatakan tidak ada hubungan atau
dimana melakukan pemeriksaan kehamilan pengaruh antara pengetahuan dengan
minimal 1 kali. Namun sebagian besar ibu perawatan kehamilan, pengetahuan tetap
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan lebih menjadi hal penting harus dipahami dan
dari 1 kali. Penelitian ini hampir sama dengan dimengerti oleh suami karena suami memiliki
penelitian yang dilakukan oleh Lewis, et.al., tanggung jawab besar akan perawatan
(2015) di wilayah barat Nepal dengan hasil kehamilan. Menurut Wardyani (2017)
penelitian yaitu suami memiliki pengetahuan menjelaskan bahwa salah satu cara untuk
yang cukup baik terkait dengan kehamilan dan meningkatkan pengetahuan suami adalah
persalinan namun masih ada keterbatasan akan dengan informasi di dalam buku panduan KIA.
pengetahuan tersebut. Banyak suami yang Buku KIA tersebut memiliki serangkaian
menyadari akan banyak manfaat yang informasi mengenai informasi cara merawat
diperoleh ketika memeriksakan kehamilan dan kehamilan istri selama masa kehamilan sampai
melahirkan di pelayanan kesehatan dan suami persalinan dan cara merawat bayi.
lebih memilih istri mereka ditangani secara
langsung oleh tenaga medis yang terlatih. Sikap Suami dalam Perawatan Kehamilan
Namun kekurangan pengetahuan mereka Istri
adalah mengerti tanda-tanda bahaya selama Karakteristik sikap suami terhadap
kehamilan, selama persalinan, dan periode perawatan kehamilan setengah dari responden
postnatal dan neonatal masih kurang. Para berada dalam dikategori cukup. hal tersebut
suami tersebut menyadari bahwa pentingnya dapat disimpulkan bahwa suami cukup dalam
untuk ikut campur tangan akan perawatan memberikan dukungan pada perawatan
kehamilan istri mereka dan mereka mengakui kehamilan istri. Bentuk Sikap atau dukungan
pentingnya akan pemenuhan makanan yang suami dalam perawatan istri berupa suami
bergizi dan mengurangi perempuan untuk mengingatkan istri untuk mengikuti anjuran
mengurangi beban kerja yang teralalu berat. yang diberikan oleh dokter atau bidan, suami
Namun mereka menyadari akan kurangnya mengingatkan istri untuk selalu menjaga pola
pengetahuan apa yang harus dilakukan, asupan makan, suami mengingatkan istri untuk
makanan apa yang baik selama kehamilan dan menjaga istirahat secara teratur, suami
setelah melahirkan, dan bagaimana mengurus mendukung ibu hamil untuk melakukan
hal terebut. Hal ini hampir sama dengan olahraga ringan (senam hamil), suami
penelitian yang dilakukan oleh Pruthi, et.al., memberikan semangat atau perhatian lebih
(2016) bahwa hasil penelitian yang dilakukan agar memiliki rasa aman dan bahagia, dan
suami memiliki pengetahuan yang cukup suami dapat menerima perubahan bentuk fisik
mengenai perawatan kehamilan, namun para dari istri. Sikap pada suami memiliki hubungan
suami masih ada yang belum paham akan yang signifikan dengan perawatan kehamilan,
peran mereka dalam mempraktekkan dan hal ini didukung oleh penelitian yang
dukungan apa yang akan mereka laksanakan dilakukan oleh Aprina (2017) terdapat
untuk perawatan dan kehamilan. hubungan yang signifikan antara sikap dengan
Pengaruh atau hubungan pengetahuan partisipasi suami dalam menjaga kesehatan
suami terhadap perawatan kehamilan istri kehamilan istri. Sikap dukungan yang
berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya diberikan oleh suami saat istri hamil dapat
128 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No. 2 Desember 2018: 122–130

memberikan rasa bahagia dan dapat tersebut akan membentuk sikap secara utuh.
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam Pembentukan sikap yang utuh tersebut terkait
melewati masa-masa kehamilannya sampai dengan pengetahuan, cara berpikir, keyakinan,
masa persalinan. Perawatan kehamilan tidak dan emosional. Contoh dari sikap yang utuh
hanya sekedar bagaimana cara merawat dari suami dalam perawatan istri, suami
kehamilan secara sehat namun juga mengerti mengetahui sebuah informasi bahwa tingginya
pencegahan komplikasi akibat kehamilan, angka kematian ibu disebabkan karena
masa persalinan, dan nifas pada istri jika suami buruknya kunjungan ANC ke pelayanan
memiliki dukungan sikap yang kurang peduli kesehatan. Dari pengetahuan tersebut sang
akan hal tersebut maka kontribusi pada angka suami akan berpikir untuk mengingatkan
kematian ibu karena hal tersebut bersifat. ataupun mengajak sang istri untuk rutin
Sedangkan sikap suami yang peduli dan baik melakukan pemeriksaan kehamilan di setiap
akan mengarah kesifat positif ataupun negatif. trisemester. Dalam berpikir tersebut terdapat
Mengarah kesifat positif diartikan subyek komponen rasa emosional dan keyakinan yang
cenderung akan mendekati objek. ikut bekerja. Dengan keyakinan tersebut bahwa
Sikap suami yang memperhatikan jika istrinya melakukan kunjungan perawatan
perawatan kehamilan istri dapat menambah kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan
keharmonisan rumah tangga dengan cara suami maka resiko kehamilan dapat segera diatasi
memiliki sikap yang lebih perhatian kepada bahkan dapat mengurangi masalah kematian
istri. Hal tersebut diungkapkan oleh responden ibu. Maka sang suami mempunyai sikap
suami yang mengatakan bahwa rumah tangga tertentu dalam perawatan kehamilan istri.
mereka memiliki kedekatan yang lebih banyak Seperti dengan pengetahuan, sikap
daripada sebelumnya dengan cara mengurangi memiliki tingkatan dimulai dari menerima,
kegiatan hobi diluar rumah agar bisa selalu merespons, menghargai, bertanggung jawab,
dekat dengan istri. Sikap suami yang seperti dan melakukan tindakan (Notoadmojo, 2011).
tersebut juga dapat menumbuhkan rasa Suami dapat menerima setiap keluhan
kekhawatiran pada kehamilan istri karena kehamilan dari istri selanjutnya suami
suami akan menjadi lebih perhatian dengan memberikan respon dengan menanyakan
perkembangan kehamilan istri mereka. Sikap keluahan apa yang dialami oleh istri karena
yang dapat ditunjukkan oleh suami kepada istri sang istri mengalami keluhan maka suami
saat hamil adalah mereka lebih menjadi menanyakan atau mengajak sang istri untuk
penyabar dengan istri, banyak mengalah pada dibawa ke pelayanan kesehatan. Dalam suatu
istri, dan berusaha untuk menyenangkan istri sikap tidak selalu berakhir dengan tindakan
mereka selama hamil dengan cara menuruti karena untuk mewujudkan suatu sikap menjadi
keinginan istri (ngidam). sebuah tindakan diperlukan faktor pendukung
Sikap dukungan yang diberikan oleh atau kondisi yang memungkinkan terpenuhi.
suami terhadap kehamilan istri akan
mempererat hubungan antara suami istri. Sikap Perilaku Suami dalam Perawatan
suami yang mendukung dalam perawatan Kehamilan
kehamilan istri akan membuat istri menjadi Karakteristik perilaku suami terhadap
lebih tenang dan nyaman akan kehamilannya. perawatan kehamilan istri sebagian besar
Sikap tersebut dapat mewujudkan kehamilan berada dikategori cukup. hal tersebut dapat
sang istri menjadi lebih sehat. Dukungan suami disimpulkan bahwa suami memberikan
dapat diartikan sebagai sikap yang penuh perlakuan yang cukup pada perawatan
perhatian dalam bentuk kontribusi positif dan kehamilan istri. Perilaku yang diberikan oleh
memberikan dukungan yang positif bagi fungsi suami dalam melakukan perawatan kehamilan
emosional dan moral sang istri. Sikap suami istri berupa suami mendampingi istri ketika
dapat mempengaruhi perilaku terhadap akan memeriksakan kehamilan, suami
kesehatan sang istri. mengajak ibu jalan-jalan, suami yang merokok
Sikap memiliki tiga komponen yaitu tidak merokok berada di dekat ibu hamil,
kepercayaan (keyakinan) mengenai suatu ide bapak membantu ibu untuk mengerjakan
atau konsep terhadap objek, kehidupan kegiatan rumah tangga yang biasanya
emosional terhadap objek, adanya dilakukan oleh ibu rumah tangga yaitu suami
kecenderungan melakukan suatu tindakan membantu untuk mencuci piring,
(Notoadmojo, 2011). Dari ketiga komponen membersihkan rumah, membantu ibu memasak,
Hasanah dan Fitriyah, Peran Suami dalam Perawatan Kehamilan … 129

dan suami telah mempersiapkan biaya khusus melakukan pekerjaan rumah tangga bersama-
untuk biaya persalinan sang istri. Hasil dari sama untuk memperingan pekerjaan istri.
kategori perilaku suami cukup sebanding Perilaku suami dalam berpartisipasi peran
dengan hasil wawancara dengan suami, ada ke dalam perawatan kehamilan terrmasuk
suami yang mengatakan untuk kegiatan ibu dalam perilaku kesehatan yaitu tindakan yang
rumah tangga tetap istri yang melakukan berkaitan dengan seseorang dalam memelihara
pekerjaan tersebut namun ada juga suami yang dan meningkatkan kesehatan termasuk
mengatakan ikut berpatisipasi untuk membantu tindakan untuk mencegah penyakit
pekerjaan rumah tangga tersebut dengan tujuan (Notoadmojo, 2011).
untuk memperingan pekerjaan istri setiap Menurut H.L Blum dalam Notoadmojo
harinya. Suami yang mengantarkan istri untuk (2011) perilaku memiliki andil nomor dua
periksa kehamilan dinilai cukup hal ini dalam pelayanan kesehatan. Teori Lawrence
sebanding dengan hasil wawancara dengan Green menjelaskan bahwa perilaku
bidan Puskesmas Mulyorejo bahwa suami dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu
mengantarkan istri untuk pemeriksaan predisposisi, faktor pendukung, dan faktor
kehamilan namun suami hanya menunggu di pendorong. Maka dari itu, pendidikan
ruang tunggu tanpa mendampingi istrinya kesehatan sebagai intervensi dari perilaku
sehingga sang suami tidak mengerti harus mengarah pada tiga faktor tersebut.
perkembangan kehamilan istri, lalu ada juga Faktor pendukung berupa sumber-sumber
istrinya diantarkan oleh saudara atau sendirian atau fasilitas misal tersedianya alat transportasi
karena suami sedang bekerja hal ini untuk mengantarkan istrinya periksa ke
menyebabkan suami memiliki kurangnya pelayanan kesehatan, lalu fasilitas tempat
informasi mengenai kesehatan maternal sang pelayanan kesehatan terdekat untuk
istri memeriksakan kehamilan istri, biaya yang
Menurut Notoadmojo (2011) batasan diperlukan untuk pemeriksaan kehamilan.
pengertian dari perilaku adalah suatu kegiatan Faktor penguat berupa sikap dan perilaku
dari yang bersangkutan. Perilaku mempunyai petugas kesehatan selain sikap dan perilaku
cakupan kegiatan yaitu berjalan, berbicara, suami sebagai penguat istri faktor penguat dari
bereaksi, dan lain-lainnyaa. Proses internal petugas kesehatan juga diperlukan. Petugas
seperti berpikir, persepsi, dan emosional kesehatan atau bidan setempat memberikan
dianggap sebagai perilaku manusia. Sehingga arahan dan informasi mengenai seputar
dapat disimpulkan bahwa perilaku dapat kehamilan tidak hanya kepada istri namun juga
diamati secara langsung dan tidak langsung. kepada suami.
Perilaku dapat timbul karena faktor genetik
ataupun faktor lingkungan. Berdasarkan teori
yang diungkapkan, perilaku adalah hasil dari SIMPULAN DAN SARAN
hubungan antara perangsang dan suatu Simpulan
tanggapan. Perilaku dalam hal ini suami
Berdasarkan karakteristik suami di
menanggapi dengan baik akan keinginan istri
Kelurahan Mulyorejo sebagian besar memiliki
yang sedang hamil.
pendidikan terkahir di tingkat SMA (65%) dan
Terbentuknya perilaku pada dimulai dari
sebagian besar bekerja di sektor swasta (65%)
domain kognitif dengan arti subjek akan
serta kategori penghasilan yang didapatkan
mengetahui lebih dulu terhadap stimulus objek
berada di kategori sedang (70%). Peran suami
luar. Selanjutnya subjek akan memiliki
di Kelurahan Mulyorejo pada perawatan
pengetahuan baru sehingga ada respon batin
kehamilan dinilai berdasarkan karakteristik
dari subjek terhadap objek Namun tidak selalu
pengetahuan, sikap, dan perilaku yang
perilaku didasarkan oleh pengetahuan ataupun
seluruhnya mayoritas berada di kategori cukup.
sikap yang artinya seseorang tersebut dapat
Tingkat pengetahuan sebesar 70%, sikap
bertindak tanpa mengetahui adanya stimulus
sebesar 50%, dan perilaku sebesar 65%.
terlebuh dahulu dari objek. Suami mengetahui
Pengetahuan suami cenderung berbanding
jika istrinya yang sedang hamil membutuhkan
lurus dengan sikap suami pada perawatan
bantuan ketika melakukan pekerjaan rumah
kehamilan istri. Ketika pengetahuan suami
tangga karena yang dirasa berat, akhirnya
baik maka sikap suami pada perawatan
secara langsung suami membantu istri untuk
130 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No. 2 Desember 2018: 122–130

kehamilan istri akan baik juga, begitu juga Informasi Kementerian Kesehatan Republik
dengan sebaliknya. Indonesia.
Kusmiyati, Yuni. 2010. Perawatan Ibu Hamil.
Saran Yogyakarta: Fitramaya.
Hasil penelitian ini dapat digunakan Lewis, S., Andrew, L., Padam, S. 2015. The
sebagai bahan dasar bagi Puskesmas Role of Husbands in Maternal Health and
Mulyorejo untuk dapat mengembangkan Safe Childbirth in Rural Nepal : A
promosi kesehatan mengenai pentingnya peran Qualitative Study. BMC Pregnancy &
keluarga terutama bagi suami dalam Childbirth, [e-journal] 15 (162): pp. 1–10.
melakukan perawatan kehamilan pada istri. Mukaromah, H., Saenun. 2014. Analisis Faktor
Sehingga pengetahuan, sikap, dan perilaku Ibu Hamil terhadap Kunjungan Antenatal
dapat menjadi lebih baik. Care di Puskesmas Siwalankerto
Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Promkes, [e-journal] 2(1): pp. 39–48.
Notoadmojo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat
Aprina, Nurul, A. 2017. Analisis Faktor yang Ilmu & Seni. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Berhubungan dengan Partisipasi Suami Cipta.
dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan di Pruthi, N., Sumitra, B., Vandana, S. 2016.
Wilayah Kerja Puskesmas Gading Rejo Knowledge, Attitude and Practice
Kabupaten Pringsewu. Jurnal Kesehatan, Regarding Antenatal Care among Husbands
[e-journal] 8 (1): pp. 98–107. Attending Antenatal Clinic in a Tertiary
Dinkes Kota Surabaya. 2017. Profil Kesehatan Care Hospital. The International Journal of
Tahun 2016. Surabaya: Dinas Kesehatan Community Medicine and Public Health,
Kota Surabaya. [e-journal] 3 (7): pp. 1741–1744.
Gamelia, E., Colti, S., Siti, M. 2013. Saputra, W. 2013. Angka Kematian Ibu (AKI)
Determinan Perilaku Perawatan Kehamilan. Melonjak, Indonesia Mundur 15 Tahun.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, [e- [online] Jakarta: Prakarsa Policy Review.
journal] 8 (3): pp. 109–114. Usa, W.D.Y.M. 2017. Upaya Penurunan
Istikhomah, H., Emy, S. 2014 Hubungan antara Angka Kematian Ibu (AKI) Di Puskesmas.
Pendampingan Suami pada Kunjungan dan Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
dengan Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil [e-journal] 8 (3): pp. 126–134.
Trimester III di BPM Wayan Witri Wardyani, A.P.A.K. 2012. Hubungan antara
Maguwoharjo, Sleman. Jurnal Kebidanan Pengetahuan Suami dengan Partisipasi
Indonesia, [e-journal] 5 (2), pp. 32–44. Suami dalam Menghadapi Kehamilan dan
Kemenkes RI. 2014. Mother’s Day: Situasi Persalinan Istri di Kecamatan Polokarto.
Kesehatan Ibu. Jakarta: Pusat Data dan Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy