Mhs08-Lifting and Supporting
Mhs08-Lifting and Supporting
Mhs08-Lifting and Supporting
(MHS 08)
This Major Hazard Standard has been approved for use by:
Jim Gowans
Senior Vice President and Chief Executive Officer PT Inco
th
27 July 2005
These Standards are designed to address the major safety hazards at PT Inco. For each major
hazard they define the full range of available controls that could be implemented to address all
aspects of the hazard in the context of industry best-practice.
Compliance with these Standards comprises a long-term management goal for the site, as does
our commitment to zero injury for all workers. It is not expected that all areas of operation could
be in complete compliance with all aspects of each Standard, just as it is not expected that all
risk can be eliminated from any mining and processing operation.
However, the concept of best practice includes a commitment to ongoing improvement, and
these Standards provide a means of measuring and guiding that progress. A baseline audit will
be conducted in 2006 to measure compliance with all 18 Major hazard Standards, and this in
turn will form the basis for improvement plans in all Departments that will result in progressive
reduction of risk of injury from accidents.
Standar ini dirancang untuk mengatur bahaya keselamatan utama di PT Inco. Untuk tiap
bahaya utama yang sudah mempunyai pengendalian dengan jangkauan penuh yang dapat
diterapkan untuk mengatur semua aspek bahaya dalam konteks praktek-praktek terbaik dalam
industri.
Pematuhan terhadap standar ini terdiri dari tujuan manajemen jangka panjang di lokasi,
sebagaimana halnya komitmen kami untuk menuju nihil cidera bagi pekerja. Tidaklah
diharapkan bahwa semua area operasi dapat seluruhnya mematuhi semua aspek dari setiap
standar, sebagaimana yang tak diharapkan bahwa semua resiko dapat dieliminasi dari setiap
operasi penambangan dan pengolahan.
Namun demikian, konsep tentang praktek-praktek terbaik termasuk merupakan suatu komitmen
untuk terus menerus mengupayakan peningkatan, dan Standar ini memberikan suatu cara untuk
mengukur dan memberikan pedoman kemajuan itu. Suatu audit sebagai garis dasar akan
dilakukan pada tahun 2006 untuk mengukur kepatuhan terhadap seluruh 18 Standar Bahaya
Utama, dan ini pada gilirannya akan membentuk suatu basis dalam melakukan peningkatan
yang bakal memberikan hasil pengurangan secara progressiv terhadap resiko cedera yang
terjadi akibat kecelakaan.
Purpose / Tujuan.......................................................................................................................... 4
1. Hazard Identification, Risk Assessment and Control / Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan
Pengendaliannya .......................................................................................................................................................... 4
2. Selection, Training, Competency and Authorisation / Pemilihan. Pelatihan, Kompetensi dan Wewenang ..... 9
5. Work Method and Condition Control / Metode Kerja dan Pengendalian Kondisi ........................................... 17
9. Reporting, Assessment and Corrective Actions / Pelaporan, Penilaian dan Tindakan Perbaikan ................ 25
Memastikan bahwa semua kegiatan pengangkatan dan penyanggaan beban di PT Inco dilakukan dengan cara yang
aman.
Standard ini berlaku terhadap alat angkat dan penyangga, termasuk alat pengangkat mekanik, peralatan rigging yang
terkait, peralatan dongkrak dan tiang sangga, yang digunakan oleh karyawan PT Inco atau oleh kontraktor di wilayah
operasi PT Inco.
REQUIREMENTS / PERSYARATAN
Objectives
Tujuan
Memastikan semua alat angkat dan alat penyangga tercatat di pusat register.
Menerapkan proses pengelolaan risiko untuk mengendalikan semua risiko berkaitan dalam operasi dan
pemeliharaan alat-alat angkat dan penyangga di PT Inco.
Memastikan diterapkannya proses “change management” di PT Inco.
Menentukan kapan Job Safety Analysis (JSA) harus dilaksanakan.
The risk assessment shall assess the hazards associated with the operation and
maintenance of lifting and supporting equipment types to determine suitability for
use at PT Inco and identify any limitations that must apply.
1. Operation;
¾ Qualifications and training required.
¾ Skills and knowledge required to conduct safe operation.
¾ Signage and demarcation required.
¾ Operating environment (working near powerlines, ground conditions).
2. Maintenance;
¾ Type and quality of inspection and servicing.
¾ Frequency and currency of inspection and servicing.
Semua penilaian risiko dalam alat angkat dan penyangga beban harus
mengikutii proses yang dijabarkan dalam “Risk Assessment Procedure” PT Inco.
1. Pengoperasian;
¾ Kualifikasi dan pelatihan yang diperlukan.
¾ Keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan operasi
yang aman.
¾ Tanda-tanda dan rambu yang dibutuhkan.
¾ Kondisi lingkungan operasi (bekerja di dekat kabel listrik, kondisi tanah).
2. Pemeliharaan;
¾ Jenis dan kualitas dari inspeksi dan servis.
¾ inspeksi dan servi secara teratur.
1.4 Job Safety Analysis (JSA) / Analisa Keamanan Kerja PTI General PT Inco JSA
Managers and Procedure
All JSA’s conducted on lifting or supporting equipment tasks shall follow the Contractor
process outlined in the PT Inco JSA procedure. Company
Managers
A JSA shall be completed prior to work being conducted with lifting or supporting
equipment when any of the following circumstances exist:
1. People are required to work within close proximity to the load during
movements (guiding loads in and out of areas with restricted access).
2. Non-routine task or lifting task being performed for the first time (heavy lifts,
multiple crane lifts, non standard crane lifts).
1. Karyawan harus bekerja dalam jarak yang dekat terhadap beban, saat
beban tersebut bergerak (memandu beban masuk dan keluar area dengan
akses terbatas).
Objectives
Tujuan
Memastikan karyawan yang ditugaskan untuk melakukan penilaian risiko atau JSA, berkompeten.
4. Memastikan karyawan yang ditugaskan untuk mengoperasikan atau memelihara alat-alat angkat berkompeten.
Semua orang atau tim yang melaksanakan penilaian resiko harus memiliki:
Specific training shall be provide for personnel who are required to:
Penilaian tempat kerja harus dilakukan oleh Penilai Tempat Kerja (Workplace
Assessors) yang telah terlatih dalam teknik penilaian dan:
Objectives
To ensure all modifications to lifting equipment or lifting operations are recorded and communicated.
To require the existence of load charts in Bahasa Indonesian for lifting equipment operators.
To require the existence of sling capacity charts for riggers and lifting equipment operators.
To ensure all operators and maintainers of lifting equipment are provided with awareness information.
To outline the requirement for standard hand signals to ensure communication is maintained between riggers and
lifting equipment operators.
Tujuan
Memastikan semua modifikasi terhadap alat-alat angkat atau operasi pengangkatan dicatat dan dikomunikasikan.
Mengharuskan adanya diagram beban dalam Bahasa Indonesia untuk operator alat-alat angkat.
Mengharuskan adanya diagram kapasitas sling untuk riggers dan operator alat-alat angkat.
3.2 Lifting Equipment Load Charts / Diagram Beban Alat-Alat PTI General Lifting
Angkat Managers and Equipment
Contractor Load Charts
A load chart identifying the lifting point and corresponding rated capacity at that Company
position shall be located inside the operator’s cab, in a position readily available Managers
to the operator.
Sebuah diagram beban yang mengidentifikasi titik angkat dan kapasitas terukur
yang sesuai di posisi tersebut, harus tersedia di dalam kabin operator dan
diletakkan di lokasi yang mudah terlihat oleh operator yang bersangkutan.
Diagram beban itu harus dalam bahasa Indonesia yang mudah dimengerti.
Diagram beban tersebut harus menunjukkan:
1. Jenis alat angkat dan nomor model.
2. Panjang tiang boom dalam meter.
3. Sudut boom dalam derajat terhadap garis horizontal.
4. Radius operasi dalam meter.
5. Kapasitas angkat maksimal dalam metrik ton atau kilogram.
6. Definisi kapasitas yang jelas, berdasarkan kekuatan struktur dan kriteria
tipping (titik keseimbangan).
3.3 Lifting Equipment Sling Capacity Charts / Diagram Kapasitas PTI General Sling Capacity
Sling Alat Angkat Managers and Charts
Contractor
Riggers and Operators must be able to calculate the capacity of all slings and Company
other lifting equipment used. Sling Capacity Charts showing the sling size, load Managers
capacity and slinging arrangements must be displayed in work and storage
Rigger dan Operator harus dapat menghitung kapasitas sling (pengayun) dan
alat angkat lain yang digunakan. Sling Capacity Charts yang menunjukkan
ukuran sling, kapasitas beban dan pengaturan slinging harus terpampang di
area kerja dan area penyimpanan. (Lihat Lampiran B untuk contoh Sling
Capacity Chart).
Isyarat tangan yang tandard harus digunakan apabila komunikasi verbal antara General
operator alat angkat dan petugas rigger tidak memungkinkan. Manager PTI
dan Manajer
Operator alat angkat harus diarahkan oleh satu orang yang berkualifikasi Perusahaan
sebagai rigger. Kontraktor
4. SPECIFICATIONS / SPESIFIKASI
Objectives
To define the requirement for engineering certification of custom built lifting equipment.
To outline a purchasing process that will ensure support for lifting equipment supply, condition and inspection.
To ensure the commissioning of mobile lifting equipment.
To require the Safe Working Load (SWL) to be displayed on all lifting equipment.
Tujuan
Menentukan persyaratan sertifikasi teknis terhadap alat-alat angkat yang dirakit khusus.
Menjabarkan proses pembelian yang memastikan adanya dukungan terhadap pemasokan, kondisi dan inspeksi
alat-alat angkat.
Memastikan pengerjaan terhadap alat angkat mobile.
Mengharuskan Safe Working Load (SWL) terpampang pada semua alat angkat.
Alat-alat angkat dan tiang penyangga yang dibuat khusus atau hasil fabrikasi
(termasuk kerangkeng) harus dibuat dengan penghitungan dan perancangan
teknis, diperiksa dan disertifikasi oleh ahli teknik yang berkualifikasi, dan
menunjukkan dapat mendukung SWL yang bersangkutan.
Semua alat angkat mobile harus mematuhi proses penggunaannya sesuai yang
disyaratkan dalam Major Hazard Standard, MHS01 - Vehicles and Mobile
Equipment Condition.
4.4 Safe Working Load for Lifting Equipment / Beban Kerja yang PTI General
Aman untuk Alat-Alat Angkat Managers and
Contractor
The Safe Working Load (SWL) shall be prominently displayed and maintained on Company
5. WORK METHOD AND CONDITION CONTROL / METODE KERJA DAN PENGENDALIAN KONDISI
Objectives
Tujuan
Menjabarkan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menaikkan orang dengan alat angkat.
Memastikan pengoperasian alat angkat dikendalikan dengan baik.
Memastikan kendaraan dan alat-alat berat disangga sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Menentukan persyaratan dalam pengangkatan dengan beberapa derek sekaligus.
Menentukan persyaratan untuk merencanakan pengangkatan yang sukar atau tidak biasa melalui pembuatan
Penelitian Pengangkatan / Lift Study.
Menjabarkan proses yang memastikan semua alat rigging laik pakai.
5.1 Lifting Personnel with a Crane / Mengangkat Orang dengan PTI General
Derek Managers and
Contractor
Personnel shall not be hoisted or lowered by a crane unless the crane has a Company
current inspection certificate, and an approved man-cage is used with Managers
appropriate authority issued via a Man-Cage Permit.
The Man-Cage Permit shall detail the requirements that must be met by the
rigger and crane operator prior to the lifting of personnel by a crane.
A Job Safety Analysis (JSA) must be used to plan the lift and identify additional
controls required to ensure the safety of personnel required to ride in the man-
cage. (refer to Section 1.4.1)
Man-Cage Permit itu harus merincikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
rigger dan operator derek sebelum mengangkat personil dengan derek.
Peletakan tiang penyangga yang digunakan pada setiap jenis kendaraan & alat
berat harus diidentifikasikan secara formal, melalui petunjuk pemeliharaan atau
Standard Operating Procedure (SOP/Prosedur Pengoperasian Standar), untuk
memastikan beban itu telah diletakkan secara aman dan tiang penyangga yang
digunakan sudah sesuai dengan beban.
5.4 Multiple Crane Lifts / Pengangkatan dengan Beberapa Derek PTI General
Sekaligus Managers and
Contractor
Cranes used for a multiple crane lift must have similar characteristics and Company
slewing motion must be kept to an absolute minimum. Managers
One authorised person must control the operation and signals to each crane
operator must be clear and understood.
Note: a “heavy” lift is classified as any lift that is over 75 tons and or greater than
80% of the SWL for the lifting device
Harus dibuat proses inspeksi kerja untuk memeriksa dan memberi label (tag)
secara rutin, terhadap semua alat-alat rigging, untuk memastikan alat tersebut
tetap laik pakai.
Inspeksi harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan telah diberi
wewenang.
6. MAINTENANCE / PEMELIHARAAN
Objectives
To outline the need for planned maintenance program for all lifting equipment.
To outline the requirements for lifting equipment storage.
Tujuan
Menjabarkan perlunya program pemeliharaan yang terencana terhadap semua alat-alat angkat.
Menjabarkan persyaratan untuk penyimpanan alat-alat angkat.
Semua alat angkat dan alat penyangga harus diperiksa sebelum digunakan,
melalui inspeksi rutin terhadap alat atau pekerjaannya, untuk memastikan
semua alat angkat dan penyangga berada dalam kondisi siap pakai.
1. Pada rak, gantungan, atau lemari yang berada di atas tanah dan terlindung
dari kontaminasi.
2. Terpisah berdasarkan jenis atau kapasitasnya, agar mudah diidentifikasi.
3. Jauh dari paparan sinar matahari langsung, untuk mencegah kerusakan
serat sintetik oleh ultraviolet.
4. Pemasangan label inspeksi sedemikian rupa sehingga terlihat jelas.
Objectives
To define the requirement for isolation of Overhead Cranes and Monorail Hoists.
Tujuan
Menentukan persyaratan untuk isolasi Mesin Angkat Gantung dan Katrol Rail tunggalMonorail.
Note: Refer to MHS 04 Isolation and Lockout Standard for more details.
Setiap alat derek gantung atau katrol monorail harus diletakkan secara benar
dan diberikan tanda-tanda isolasi derek, sesuai dengan persyaratan isolasi dan
system penguncian/lock-out.
Catatan: Lihat pada MHS 04 Isolation and Lockout Standard untuk keterangan
lebih lanjut.
Objectives
Tujuan
Audit harus dilakukan untuk menilai ditaatinya Standar ini sesuai dengan jadwal
audit yang sudah disetujui.
Suatu proses inspeksi untuk semua alat-alat angkat dan penyangga harus
dibuat dan diterapkan. Inspeksi itu harus mencakup pemeriksaan awal sebelum
penyalaan mesin oleh operator, inspeksi derek mingguan, dan inspeksi yang
lebih mendalam mengenai bagian mesin dan listriknya, sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
Objectives
To require all personnel authorised to operate or maintain lifting equipment to identify, report, correct and record
lifting equipment hazards.
EHS Standard Originator Date Published
Tujuan
Mengharuskan semua karyawan yang mendapat wewenang mengoperasikan atau memelihara alat-alat angkat
untuk mengidentifikasikan, melaporkan, memperbaiki dan mencatat bahaya yang ada pada alat-alat angkat.
Memastikan alat-alat angkat yang tidak aman digunakan harus ditarik dari penggunaan.
Harus ada suatu proses yang memastikan bahwa bahaya dan kerusakan yang
teridentifikasi di dalam alat angkat atau penyangga selalu dilaporkan, dinilai dan
diperbaiki.
Alat angkat yang diidentifikasi mengalami aus atau rusak dan tidak dapat
diperbaiki lagi harus dibuang atau disingkirkan, dan hal ini harus dicatat di dalam
“Lifting and Supporting Equipment Register” PT Inco dan dalam catatan arsip.
Task: Model:
Area of Operation:
Creates hazard during transport – Physical Electrical faults – electrical wiring and switch
dimensions of the lifting equipment (height, panels suitable for the environment (water
weight, length). resistant, insulated etc).
Unstable under load – Attachments approved Overloading – Specific safety devices operable
and load certified. (outriggers or supports). (load limit switches, relief valves).
Overloading – Safe Load Limits (SWL) Lift equipment failure – slings, hooks, hydraulic
established. jacks – Safety latches fitted to Safety Hooks.
Legal requirements met (refer to Decree of the Miss direction of load – Indicators provided to
Ministry of Mines and Energy KEP\MEN\555- show load limits on booms and directions for
Decree of Mines Paragraph 8. travel.
Mounting failure (Design specifications for Can free move – Storage requirements for
mounts acceptable for lifting equipment). equipment.
Component failure (Maintenance schedule No warning of movement – alarm device fitted for
established, with maintenance manuals). manoeuvring overhead cranes (Audible and
visual).
Subject to structural fatigue (Inspection Failure to control – Brakes fitted and end plates
frequencies established for equipment). fitted to rails on overhead and monorail cranes.
Confined space within lifting equipment (access Lifting or supporting activities performed in mine
internals of boom for inspections). area near mine slopes.
Maintenance or repair work on lifting equipment Fall of ground or subsidence under crane during
performed at a height above 1.8 m. lift.
Crane performing tasks near water. Collision or rollover during vehicle operations.
(brake or steering failure).
Escort arrangements required for high traffic Crane set up on uneven ground resulting in a
areas. unstable work area.
Overloading – unable to determine loads being Loss of load from operating in high wind areas.
lifted.
Load becoming unstable – during raising or Crane used to lift personnel – safeguards for use
lowering poor sling arrangements. of man-cage.
Crane or lifting device becoming unstable – Load falling support stands not positioned
poor footings or ground conditions. correctly.
Personnel being hit during operation – crane Loss of control of load – less than adequate skill
operator visibility during lifts. by operator.
Load or crane structure hitting electrical energy Loss of control of load – less than adequate
– overhead powerlines. communication between crane operator and
rigger.
Incorrect application - lifting equipment being Load shifts – uncontrolled due to load being
used to pull equipment resulting in jerking of supported changes during work method.
load during operation.
Loss of control of load – due to environment Loss of control during transport of load – walking
factors, high wind, lightening strike. load to another area.
Loss of control of load – due to inadequate Operator error from fatigue or discomfort.
lighting.
Loss of control of load – during tandem or Load falling – not evenly distributed on slings or
multiple lift. support stands.
Tugas: Model:
Area Operasi:
1. Bahaya yang umum terkait dengan Kondisi Alat Angkat dan Penyangga
Bahaya saat transportasi– dimensi fisik alat angkat Kerusakan listrik – kabel dan panel saklar apakah
(tinggi, berat, panjang,). cocok dengan lingkungan (tahan air, terinsulasi, dll).
Tidak stabil saat diberi beban – Pemasangan harus Beban berlebih – Alat keamanan yang spesifik (saklar
disetujui dan bebannya disertifkasi (outriggers atau batas beban, katup pengaman).
penyangga).
Kelebihan beban – Safe Load Limits (SWL) dibuat. Kerusakan alat angkat – sling, kaitan, dongkrak hidrolik
– Kunci pengaman terpasang ke Safety Hooks.
Persyaratan hukum terpenuhi (Lihat Keputusan Beban salah arah – Indikator tersedia untuk
Menteri Pertambangan dan Energi KEP\MEN\555- menunjukkan batas beban di tiang boom dan arah
Keputusan Menteri Pertambangan Pasal 8. perjalanan.
Salah pasang (Spesifikasi rancangan untuk Dapat bergerak bebas – Persyaratan penyimpanan
pemasangan cocok untuk alat angkat). untuk alat.
Kerusakan komponen (Jadwal pemeliharaan Tidak ada peringatan gerakan – alarm terpasang untuk
tersedia, dengan buku manual pemeliharaan). overhead crane yang bergerak (suara dan visual).
Dapat terjadi keausan struktur (Dibuat frekuensi Gagal dikendalikan – Rem terpasang dan pelat
inspeksi untuk alat). ujungnya terpasang baik di rel overhead dan Derek/
monorail crane.
Pemeliharaan atau reparasi alat angkat dilakukan di Runtuhnya tanah di bawah derek saat pengangkatan.
ketinggian di atas 1,8 m.
Bahaya yang dihadapi saat pemeriksaan pra-operasi Perbaikan alat angkat saat rusak – prosedur
– selip pada alat. penderekan.
Derek bekerja di dekat air. Tabrakan atau terguling saat operasi kendaraan. (rem
atau kemudi gagal).
Pengaturan kendaraan pendamping untuk area Derek didirikan di tanah tidak rata, sehingga area kerja
dengan lalu lintas padat. tidak stabil.
Beban tidak stabil – saat menaikkan atau Derek digunakan untuk mengangkat personil –
menurunkan sling yang tidak terpasang dengan baik. pengamanan dengan kerangkeng (man-cage).
Derek atau alat angkat menjadi tidak stabil – tidak Tiang penyangga beban tidak ditaruh dengan benar.
menjejak tanah dengan baik, atau kondisi tanah tidak
baik.
Personil terkena tumbukan saat operasi –daya Kehilangan kontrol atas beban – kemampuan operator
pandang operator derek saat pengangkatan. kurang memadai.
Beban atau struktur derek menabrak kabel listrik di Kehilangan kontrol atas beban – komunikasi antara
udara. operator derek dan rigger tidak baik.
Gerakan tak terencana – apakah fasilitas isolasi telah Tidak mampu menentukan berat beban.
dibuat.
Alat kontrol cocok untuk operasi, tersedia alat Gerakan beban tak disengaja – aktifkan kontrol
penghenti darurat.
Pemasangan yang tidak benar – alat angkat Pergeseran beban – tak terkendali akibat beban yang
digunakan untuk menarik benda lain, sehingga disangga berubah selama pengerjaan.
beban tersentak saat operasi.
Kehilangan kontrol atas beban – akibat faktor Kehilangan kontrol saat transportasi beban –
lingkungan, angin besar, serangan petir. memindahkan beban ke area lain.
Kehilangan kontrol atas beban – akibat pencahayaan Kesalahan operator akibat keletihan.
yang kurang.
Kehilangan kontrol atas beban – saat pengangkatan Beban jatuh – tidak terbagi rata pada sling atau tiang
tandem atau beberapa derek sekaligus. penyangga.
Setiap pesawat angkat, konstruksinya harus kuat, dari bahan yang sesuai, tanpa cacat dan mempunyai
kapasitas yang cukup untuk mengangkat bebannya harus dipelihara dengan baik.
(4) Any mechanical lifting machine used in a mine shall be provided with efficient catch or brake.
Setiap pesawat angkat yang digerakkan dengan tenaga mekanis dan digunakan sebagai alat pengangkat di
tambang, harus dilengkapi dengan alat pemegang (efficient catch) atau rem yang efisien.
(5) Safe capacity of each lifting machine shall be clearly written on the machine.
Beban kerja yang aman dari setiap pesawat angkat harus tertulis dengan jelas pada alat angkat tersebut.
(6) Any lifting machine shall be equipped with an automatic load indicator or a device which can indicate
working load at a certain angle or radius.
Setiap pesawat angkat harus dilengkapi dengan indikator muatan otomatis atau suatu alat yang
menunjukkan beban kerja pada kemiringan tiang dan radius dari bebannya.
(7) Loader and excavator can be used as a lifting machine under the following conditions:
a. front bucket loader shall have ringed bolt which is permanently fixed, an tested, and its lifting capacity
shall be written on it.
b. backhoe shall be equipped with ring bolt which is fixed permanently, tested at its outset radius, and its
safe lifting capacity shall be written on it.
Mesin pemuat atau penggali yang digunakan sebagai pesawat angkat, apabila dari :
a. jenis mangkok gali depan harus mempunyai baut bercincin yang dipasang tetap dan diuji sefta
dituliskan beban kerjanya yang aman dan
b. jenis back hoe, harus mempunyai baut bercincin yang dipasang tetap dan diuji pada kondisi
(8) Forklift and similar lifting equipment which is capable of lifting a load to a point above the operators head or
is operated at a pile which is higher than the operators head shall be provided with a canopy.
Fork dan truk pengangkat yang sejenis yang dapat mengangkat beban lebih tinggi dari kepala pengemudi
atau yang dioperasikan ditempat yang timbunan barang lebih tinggi dari kepala pengemudi harus dilengkapi
dengan pelindung tambahan pada bagian atas kepala.
(9) It is prohibited to set up a lifting machine after being dismantled or moved except by a qualified person in
accordance with O.E.M.’s specifications.
Dilarang mendirikan atau mendirikan kembali setiap pesawat angkat setelah dibongkar atau dipindahkan
kecuali oleh seorang yang berkemampuan teknik yang ditugaskan sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuatnya.
(10) Any rail or railway for a mobile lifting machine shall be of sufficient size, well placed, flat and maintained
properly.
Setiap reI atau jalur reI yang kerannya berjalan harus dengan ukuran yang cukup, letaknya baik
mempunyai permukaan jalur yang rata dan harus dipelihara dengan baik
(1) Workplace for lifting machine should be kept flat, clean, and inspected by an authorised person.
Tempat kerja untuk pesawat angkat harus diratakan dibersihkan dan diperiksa oleh orang yang
bertanggung jawab
(2) A lifting machine or tackle shall be used in accordance with the manufacturer’s specification of its lifting
capacity.
Dilarang menggunakan pesawat angkat atau takel kecuali sesuai dengan petunjuk kerja dari pabrik
pembuatnya sesuai dengan kapasitas angkatnya.
(3) It is forbidden to overstrain a lifting machine or tackle, except for testing purposes by a competent person.
Dilarang membebani pesawat angkat atau takel melebihi beban kerjanya, kecuali untuk maksud pengujian
dan dilakukan oleh orang yang berkemampuan
(4) If a load shall be lifted with more than one lifting machine, a personnel in charge should be appointed to
ensure that none of the lifting machines is overstrained.
Apabila untuk pengangkatan suatu beban dibutuhkan lebih dari satu pesawat angkat, seorang penanggung
jawab harus ditunjuk khusus untuk menjamin agar tidak ada pesawat angkat yang dimuati melebihi beban
kerjanya
(5) Mobile lifting machine shall travel on a flat, hard and asphalted road by using the lowest gear (maximum 3
Kph), and the load shall be directly in front of the operator. Lifting machine may not be used to pull a load.
Pesawat angkat yang dapat berpindah-pindah dalam membawa muatannya harus pada permukaan jalan
yang padat atau beraspal dengan posisi gigi yang paling rendah (maksimum 3 kilometer / jam) dan
muatannya harus berada langsung di depan pengemudi. Dilarang menyeret muatan dengan pesawat
angkat.
(6) If a lifting machine is equipped with outrigger or stabiliser, it shall be rigidly set up when lifting, slewing or
lowering a load.
Apabila alat penopang (out rigger) atau stabilisator dipasang pada mobil pesawat angkat, alat tersebut
harus dipasang dengan kuat sewaktu mengangkat, berputar atau menurunkan muatan
(7) The operation of a lifting machine when lifting a load shall follow instructions of the signalman.
Pada saat muatan sedang diangkat, gerakan dari pesawat angkat harus mengikuti aba-aba dari petugas
khusus.
(8) If audio or visual signals cannot be used, communication between operator and the signalman shall be done
by radio.
Apabila isyarat bunyi atau isyarat gerak tidak dapat digunakan, maka cara berkomunikasi antara petugas
khusus pengemudi harus dilakukan dengan alat komunikasi radio
(9) If the mobile lifting machine is controlled form the ground by using remote control, operator’s track on the
floor should always be clear and free from any obstacles.
Apabila pesawat angkat gantung yang dapat bergerak dikendalikan dari bawah dengan sakelar gantung,
jalur jalan di lantai untuk operator harus dibuat jelas dan harus selalu bebas dari rintangan.
Dilarang mengangkat orang dengan pesawat angkat atau naik di atas muatan yang sedang dipindahkan.
(2) The provisions referred to in paragraph (1) shall not be applicable to the use of man-caged lifting machine to
lift a person for a special purpose, which shall be in accordance with the work procedures acknowledged by
the Chief Mine Inspector.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi orang yang diangkat pesawat angkat
dengan maksud khusus yang dilengkapi dengan tempat penumpang dan sesuai dengan pedoman kerja
yang telah disetujui oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
(3) It is prohibited to ride on a lifting machine, except for operator or repairman, tester, and maintenance
personnel. It is prohibited to lift a person by using a lifting machine which is being under repair, test, and
maintenance.
Dilarang bagi orang lain berada di atas pesawat angkat selain dari operator, kecuali karena tugasnya
diperlukan berada di atas pesawat angkat untuk memperbaiki, menguji atau pekerjaan perawatan. Dilarang
mengangkat orang dengan mempergunakan pesawat angkat yang sedang diperbaiki, diuji atau sedang
dipelihara
(4) When a lifting machine is under repair, test and maintenance, the operator shall only follow instructions of
the appointed person.
Apabila pekerjaan perbaikan, pengujian atau perawatan sedang dilaksanakan pada pesawat angkat,
operator hanya mematuhi perintah orang yang ditunjuk melakukan pekerjaan tersebut
Dilarang berada dekat muatan yang tergantung dan pada radius perputaran muatan.
(6) It is prohibited to operate a lifting machine if the damaged strains of its rope is more than 5%, or when there
is a defect which significantly reduces its strength.
Dilarang mengoperasikan keran apabila pada kabel dereknya terdapat kawat yang putus dalam satu pilinan
lebih dari 5 % dari jumlah yang terdapat pada kabel, atau terdapat kerusakan yang secara jelas
menurunkan kekuatannya.
(2) None of the parts of a lifting machine or its load shall be allowed to approach a live aerial cable in a distance
less than:
Bagian dari pesawat angkat atau muatannya tidak diperbolehkan mendekati hantaran listrik udara yang
bertegangan lebih dekat dari jarak sebagai berikut :
Cable Voltage (kV) Minimum Clearance
Up to 66 3.0 metre
> 66 5.0 metre
(3) Crossing under an aerial cable shall only be allowable at certain points. Before crossing under the cable, jib
shall be lowered and lifting lever be locked and tied to prevent the jib from moving unintentionally.
Hantaran listrik udara hanya dapat dilewati pada tempat penyeberangan yang telah diizinkan. Tiang
pesawat angkat (jib) harus diturunkan terlebih dahulu alat pengendali pengangkat harus dikunci atau diikat
untuk mencegah tiangnya dengan tidak disengaja bergerak sewaktu pesawat angkat lewat di bawah
hantaran listrik udara tersebut
(4) If it is required to move the lifting machine across a non-permissible point, the operator shall obtain prior
approval from Kepala Teknik Tambang.
Apabila pesawat angkat diharuskan lewat dibawah hantaran listrik udara pada suatu tempat selain dari
tempat penyeberangan yang diizinkan, pengemudi pesawat angkat harus mendapatkan izin terlebih dahulu
dari Kepala Teknik Tambang.
(5) In the event that the jib contacts an aerial cable, operator shall remain on the machine until the jib is
released from the cable or the current cut out. The operator shall ensure that no one on the ground will
touch the lifting machine, and operator shall only leave the machine by jumping.
Apabila tiang pesawat angkat menyentuh hantaran listrik udara, pengemudi pesawat angkat harus tetap
berada di atas pesawat angkat, sampai tiang pesawat angkat tersebut lepas atau aliran listrik diputus.
Pengemudi pesawat angkat tersebut harus yakin bahwa tidak ada orang di atas tanah yang menyentuh
pesawat angkat tersebut dan apabila pengemudinya terpaksa harus keluar dari pesawat angkat harus
dengan cara melompat dan jangan dengan cara melangkah.
(2) Equipment which can influence the safe operation of the lifting machine shall be tested, maintained and
inspected by a specialist before commencement, and regularly with a frequency the same as or more than
that specified by the manufacturer.
Peralatan yang dapat mempengaruhi operasi yang aman dari pesawat angkat harus diuji, dipelihara dan
diperiksa oleh seorang ahli sebelum pesawat angkat tersebut dioperasikan untuk pertama kalinya dan
EHS Standard Originator Date Published
(3) The operator shall perform walk-around inspection and test the function of workload indicator and safety
devices at the beginning of each shift.
Operator harus memeriksa bagian luar pesawat angkat, fungsi indikator beban kerja dan peralatan
pengaman sebelum memulai pekerjaan pada permulaan gilir kerja.
(4) Lifting machine shall be inspected by qualified person with the following intervals:
a. for tower crane, at least after seven days operation or after a storm which might have influenced the
stability of the lifting machine; and
b. for other types of crane, at least after seven days operation, and for stationary crane, after any
movement or location transfer.
Pemeriksaan setiap pesawat angkat harus dilaksanakan oleh orang yang berkemampuan yaitu :
a. untuk pesawat angkat dengan tiang (tower crane) sekurang-kurangnya setelah bekerja 7 hari atau
setelah ada angin ribut yang mempengaruhi stabilitas dari pesawat angkat tersebut dan
b. untuk pesawat angkat lainnya sekurang-kurangnya setelah 7 hari dan juga setelah perpindahan atau
pindah tempat kerja untuk pesawat angkat stationer
(5) Any lifting machine or tackle which is used in a mining activity shall be inspected and tested regularly to
ensure its safe workload at least every 12 months by an authorised specialist whose name is registered in
the Mine Book, or workshop appointed by Kepala Teknik Tambang.
Setiap pesawat angkat dan takel pada usaha pertambangan harus diperiksa dan diuji secara berkala untuk
menjamin beban kerjanya yang aman sekurang-kurangnya 12 bulan oleh ahli mesin yang berwenang atau
bengkel tempat pengujian yang ditunjuk oleh Kepala Teknik Tambang yang namanya tercatat dalam Buku
Tambang.
(6) The appointed person or institution referred to in paragraph (5) shall issue an attestation, and report all
defects found and make record in the Mine Book. If a defect which may effect safety in lifting machine or
tackle is found, the lifting machine shall not be used before it is repaired and re-tested.
Orang atau badan yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) harus mengeluarkan surat
keterangan pengujian dan melaporkan setiap kerusakan yang ditemukan, yang harus dicatat dalam Buku
Tambang. Apabila ditemukan kerusakan yang dapat mempengaruhi keselamatan pada penggunaan
pesawat angkat atau takel, maka alat-alat tersebut dilarang digunakan sampai kerusakannya telah
diperbaiki dan diuji kembali.
11 Indikator Sudut Boom berfungsi baik dan dapat dilihat secara jelas.
Boom Angle indicator is working and clearly visible.
13 Out Rigger Crane dilengkapi dengan kayu dan plat besi yang sesuai
dengan kondisi tanah.
Out riggers correctly packed with timber or steel plate to suit ground
conditions.
15 Operator yakin bahwa crane sudah di set dalam keadaan aman untuk
beroperasi dan siap untuk mengangkat (Termasuk penerangan yang
cukup, keadaan cuaca, jarak pandang, dll).
Operator is satisfied that crane is set up properly in safe operating
condition and ready for lifting (Including Adequate Lighting, Whether
Conditions, Visibility, etc.)
16 JSA telah dibuat oleh petugas yang kompeten dan dimengerti oleh
semua orang yang terlibat dalam pengangkatan. Duplikat JSA harus
ada di Kabin Crane.
J.S.A. completed by competent person and understood by all persons
involved in lifting operation. A copy is available in Crane Cabin.
20 S.W.L. dari sling dan peralatan rigging ieketahui dan sesuai dengan
berat yang akan diangkat.
S.W.L. of slings and Rigging Gear is known and is adequate for load to
be lifted.
21 Hook Reeving sudah benar dengan ikatan yang sesuai dengan berat
beban maksimum yang diinginkan.
Hook Reeving is correct with sufficient falls to lift maximum required
load.
25 Tag line terbuat dari material yang baik dan diikatkan secara benar ke
beban.
Tag line(s) of suitable material provided and correctly attached to load
Acknowledge By:
Rigging Department: Safety Department: Crane Operator:
1.1 14/01/2006 Added page 2 caveat “About the PT Inco Major Hazard Standards”.
Rationalised inconsistent descriptors for accountabilities. (eg. All Managers, All PTI
1.2 19/05/2006 Managers and Relevant Managers were changed to PTI Managers to be consistent
descriptors in all standards) Note: No actual accountability was changed.
Section 2.3 incorporated into sections 2.2 and revised to reflect new workplace assessor
requirements
2 August 2008
Section 3.5 – accountibilty changed to PTI GMs
Section 5.2 – the yellow highlighted text was added “A safety latch must be fitted to each
hook (except in special circumstances, for which a risk assessment shall be conducted and
approved in writing by the accountable PTI General Manager)”
Section 5.5 – explanation heavy lift included “Note: a “heavy” lift is classified as any lift that
is over 75 tons and or greater than 80% of the SWL for the lifting device”