Ek Akuntansi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI
MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN


DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA
PDAM TIRTANADI MEDAN

OLEH

NAMA : JOHANNES PARTOMUAN


NIM : 010503106
DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi
2008

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Generally, goals of every company is to achieve profit. To achieve that


goal, a company shall be managed and controlled by someone owning certain
skills called as manager. Data and information required by manager in decision
making can be financial or non-financial. Decision taken by a manager shall
precisely and either due is important for the progress of a company. This research
is to know the applying analysis of management accounting information in course
of decision making at PDAM Tirtanadi Medan, whether management accounting
information have given the adequate information so that can yield a correct
decision.
Type of research conducted by writer is descriptive research, type of data
used is primary and secondary data, technique of data collecting is observation
and interview, and data analyse method is descriptive method.
Writer have conducted the research of applying analysis of management
accounting information in course of decision making at PDAM Tirtanadi Medan
related to differential revenue and differential cost. Some conclusion can be taken
from research which have been conducted, that are : (i) company only calculating
the expenses to be released in course of decision making to repair or replace the
pump which is causing the less adequate management accounting information so
that yield the less precise decision to company. (ii) management accounting
information used in course of decision making repair or replace the pump have an
effect in company profit improvement.

Keywords : Management Accounting, Decision Making, Differential


Accounting Information

vi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.


Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan haruslah dikelola dan
dikendalikan oleh seseorang yang memiliki keahlian dan keterampilan tertentu
yang disebut sebagai manajer. Data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajer
dalam pengambilan keputusan dapat berupa data atau informasi yang bersifat
finansial atau non-finansial. Keputusan yang diambil manajer haruslah tepat dan
baik karena ini penting untuk kemajuan suatu perusahaan. Penelitian ini untuk
mengetahui analisis penerapan informasi akuntansi manajemen dalam proses
pengambilan keputusan pada PDAM Tirtanadi Medan, apakah informasi
akuntansi manajemen telah memberikan informasi yang memadai sehingga dapat
menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif, jenis
data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah observasi dan wawancara, dan metode analisis data yang
dilakukan adalah metode deskriptif.
Penulis telah melakukan penelitian tentang analisis penerapan informasi
akuntansi manajemen dalam proses pengambilan keputusan pada PDAM
Tirtanadi Medan dengan mengacu pada pendapatan diferensial dan biaya
diferensial. Dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan, yaitu : (i) perusahaan hanya memperhitungkan besar kecilnya biaya
yang akan dikeluarkan dalam proses pengambilan keputusan untuk memperbaiki
atau mengganti pompa yang berakibat informasi akuntansi manajemen yang
dihasilkan kurang memadai sehingga menghasilkan keputusan yang kurang tepat
bagi perusahaan. (ii) informasi akuntansi manajemen yang digunakan dalam
proses pengambilan keputusan memperbaiki atau mengganti pompa berpengaruh
dalam peningkatan laba perusahaan.

Kata kunci : Akuntansi Manajemen, Pengambilan Keputusan, Informasi


Akuntansi Diferensial

v
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih-Nya yang begitu

besar dan karya-Nya yang nyata dalam hidup penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Analisis Penerapan Informasi

Akuntansi Manajemen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pada PDAM

Tirtanadi Medan”, guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, yang

disebabkan adanya keterbatasan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis baik

mengenai materi, teknik penyusunan maupun hasil dan analisisnya. Oleh karenanya,

dengan hati terbuka penulis menerima setiap saran dan kritik dari pembaca untuk

penyempurnaan pada masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala

dukungan, pemikiran, tenaga, materi, semangat dan juga doa dari semua pihak yang

telah membantu selama penulis menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini,

kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan

Bapak Fahmi Natigor SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

ii
Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dra. Sri Mulyani, M.BA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pemikirannya dalam mengarahkan dan membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak DR. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, sebagai Dosen Penguji I dan Bapak

Iskandar Muda SE, M.Si, Ak sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan

saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini

5. Kedua orang tua, Ayahanda K. Simarmata dan Ibunda Alm. Kristina Sihaloho

yang telah memberikan doa, kasih sayang dan dukungan moral serta materi yang

tiada hentinya kepada penulis selama ini.

6. Adik – adikku, Carolina Pasti dan Rebecca Tiur yang selalu menjadi bagian

terindah dari hidup penulis.

7. Seluruh keluarga besar Simarmata dan Sihaloho yang selalu memberikan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studinya.

8. Ibu Yani dan Bapak Lampo Siregar sebagai staf PDAM Tirtanadi Medan yang

telah memberikan data dan penjelasan yang diperlukan selama penulis

melakukan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

9. Sahabat – sahabatku di Medan, Nando, Avis, Grany, Fredo, Herbert, Nuel,

Rheza, Jabat, Bumen, Ferdi, Badi, Leo, Benny, Wulida, Ana, Malvin, Julita, Iko,

Enty, Maria, Mona, Ola, Oya, Dora, Deli, Erika, Riris, Ika, Dian, Udur dan

sahabat – sahabatku di Jakarta, Jepe, Sugro, Tomy, Uyok, Mirza, Robert, Rendy,

Yudha, Albert, Dapot, Naldo, Yesaya, Tantri, Cisca, Nissa, Edda, Iqa, Wida,

Ribka, buat waktu, canda, semangat, motivasi dan dukungan bagi penulis.
Akhirnya dengan kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan selalu memberikan

berkatNya yang melimpah kepada kita semua. Amin.

Medan, Februari 2008

Penulis

Johannes Partomuan
NIM : 010503106

iv
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Analisis Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Proses


Pengambilan Keputusan Pada PDAM Tirtanadi Medan

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, Februari 2008


Yang membuat pernyataan

Johannes Partomuan
NIM : 010503106

i
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tipe Informasi Akuntansi Manajemen 10

Tabel 2.2 Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi


Manajemen 13

Tabel 4.1 Daftar Harga Perolehan Pompa 54

Tabel 4.2 Analisis Biaya Memperbaiki atau Mengganti


Pompa 54

Tabel 4.3 Laporan Analisis Diferensial – Memperbaiki atau


Mengganti Pompa 55

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN.............................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

ABSTRAK.....................................................................................................v

ABSTRACT.................................................................................................vi

DAFTAR ISI...............................................................................................vii

DAFTAR TABEL........................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................1

B. Perumusan dan Batasan Masalah......................................4

C. Tujuan Penelitian..............................................................5

D. Manfaat Penelitian............................................................5

E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis.................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Definisi Akuntansi Manajemen...............7

B. Hubungan Antara Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi

Keuangan.........................................................................11

C. Penjabaran Fungsi Akuntansi Manajemen.....................15

D. Proses Pengambilan Keputusan......................................16

E. Konsep Biaya Dalam Pengambilan Keputusan..............28

vii
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................. 36

B. Jenis Data ..................................................................... 36

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 36

D. Metode Penganalisaan Data ......................................... 37

E. Jadwal Lokasi Penelitian .............................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian ............................................................. 38

1. Gambaran Umum PDAM Tirtanadi Medan ............ 38

a. Sejarah Singkat Perusahaan ............................... 38

b. Struktur Organisasi Perusahaan ........................ 41

2. Konsep Biaya Yang Digunakan Oleh

PDAM Tirtanadi Medan ........................................ 45

3. Proses Pengambilan Keputusan ............................. 46

4. Jenis – jenis Keputusan Perusahaan ....................... 51

B. Analisis Hasil Penelitian .............................................. 52

1. Proses Pengambilan Keputusan .............................. 52

2. Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen

Dalam Proses Pengambilan Keputusan .................. 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................. 58

B. Saran ............................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................60

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran I Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Medan

x
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Generally, goals of every company is to achieve profit. To achieve that


goal, a company shall be managed and controlled by someone owning certain
skills called as manager. Data and information required by manager in decision
making can be financial or non-financial. Decision taken by a manager shall
precisely and either due is important for the progress of a company. This research
is to know the applying analysis of management accounting information in course
of decision making at PDAM Tirtanadi Medan, whether management accounting
information have given the adequate information so that can yield a correct
decision.
Type of research conducted by writer is descriptive research, type of data
used is primary and secondary data, technique of data collecting is observation
and interview, and data analyse method is descriptive method.
Writer have conducted the research of applying analysis of management
accounting information in course of decision making at PDAM Tirtanadi Medan
related to differential revenue and differential cost. Some conclusion can be taken
from research which have been conducted, that are : (i) company only calculating
the expenses to be released in course of decision making to repair or replace the
pump which is causing the less adequate management accounting information so
that yield the less precise decision to company. (ii) management accounting
information used in course of decision making repair or replace the pump have an
effect in company profit improvement.

Keywords : Management Accounting, Decision Making, Differential


Accounting Information

vi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.


Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan haruslah dikelola dan
dikendalikan oleh seseorang yang memiliki keahlian dan keterampilan tertentu
yang disebut sebagai manajer. Data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajer
dalam pengambilan keputusan dapat berupa data atau informasi yang bersifat
finansial atau non-finansial. Keputusan yang diambil manajer haruslah tepat dan
baik karena ini penting untuk kemajuan suatu perusahaan. Penelitian ini untuk
mengetahui analisis penerapan informasi akuntansi manajemen dalam proses
pengambilan keputusan pada PDAM Tirtanadi Medan, apakah informasi
akuntansi manajemen telah memberikan informasi yang memadai sehingga dapat
menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif, jenis
data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah observasi dan wawancara, dan metode analisis data yang
dilakukan adalah metode deskriptif.
Penulis telah melakukan penelitian tentang analisis penerapan informasi
akuntansi manajemen dalam proses pengambilan keputusan pada PDAM
Tirtanadi Medan dengan mengacu pada pendapatan diferensial dan biaya
diferensial. Dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan, yaitu : (i) perusahaan hanya memperhitungkan besar kecilnya biaya
yang akan dikeluarkan dalam proses pengambilan keputusan untuk memperbaiki
atau mengganti pompa yang berakibat informasi akuntansi manajemen yang
dihasilkan kurang memadai sehingga menghasilkan keputusan yang kurang tepat
bagi perusahaan. (ii) informasi akuntansi manajemen yang digunakan dalam
proses pengambilan keputusan memperbaiki atau mengganti pompa berpengaruh
dalam peningkatan laba perusahaan.

Kata kunci : Akuntansi Manajemen, Pengambilan Keputusan, Informasi


Akuntansi Diferensial

v
Universitas Sumatera Utara
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajer sebagai seorang yang mengelola dan mengendalikan perusahaan

harus memiliki keahlian dan keterampilan tertentu agar tujuan perusahaan dapat

tercapai. Untuk itu seorang manajer harus dapat menjalankan fungsi – fungsinya

dengan baik, sesuai dengan teknik dan prosedur serta metode yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Dalam menjalankan fungsinya, manajer banyak

membuat keputusan. Untuk itu manajer sangat membutuhkan data dan informasi

sebagai dasar pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat demi kelangsungan

hidup serta kemajuan perusahaan tersebut.

Data dan informasi yang dibutuhkan manajer dalam pengambilan

keputusan dapat berupa data atau informasi yang bersifat finansial atau non-

finansial. Data yang bersifat finansial dapat diperoleh melalui sistem akuntansi.

Sistem akuntansi tersebut akan menentukan bagaimana cara mengumpulkan data,

meringkas, mengklasifikasi, menganalisis, dan melaporkannya pada manajemen

perusahaan atau pihak lain yang membutuhkan informasi tersebut.

Manajer yang memegang kendali suatu perusahaan modern harus dapat

mengendalikan perusahaan, dan dalam melaksanakan tugasnya pimpinan

senantiasa dihadapkan pada masalah – masalah seperti masalah produksi,

penjualan, keuangan, dan personalia. Secara teknis, disinilah keahlian seorang

manajer diuji, bagaimana pimpinan dapat memecahkan suatu masalah dalam

perusahaannya.
Dalam mengorganisir, mengendalikan, dan melakukan kegiatan sehari –

hari manajer banyak mengambil keputusan. Keputusan yang diambil manajer

haruslah tepat dan baik karena ini penting untuk kemajuan suatu perusahaan.

Dalam membuat suatu keputusan, manajer harus membuat suatu keputusan yang

masuk akal, yang memerlukan informasi – informasi yang relevan bagi

kepentingan manajemen dalam rangka pengambilan keputusan atas laporan intern

perusahaan.

Setiap perusahaan pasti memiliki peralatan untuk mendukung kegiatan

operasionalnya. Nilai perolehan peralatan yang ada harus disusutkan selama umur

ekonomis yang telah ditentukan sebelumnya agar nilai bukunya mencerminkan

nilai guna dari peralatan tersebut. Pada dasarnya perusahaan melakukan beberapa

upaya pemeliharaan dengan tujuan menjaga produktivitas peralatan agar tetap

optimal, akan tetapi hal tersebut hanya bisa bermanfaat untuk periode yang

singkat ataupun periode berjalan saja. Dalam hal ini perusahaan memiliki

beberapa alternatif yang dapat diambil, akan tetapi perusahaan juga harus

mempertimbangkan dampak yang akan muncul akibat dari alternatif – alternatif

tersebut.

Setiap alternatif yang diambil memiliki dampak positif maupun negatif

bagi perusahaan, hanya bagaimana perusahaan bisa memaksimalkan dampak

positif yang akan timbul dan meminimalisasi dampak negatifnya. Untuk

mengetahui hal tersebut perusahaan perlu melakukan analisis terhadap setiap

alternatif yang ada, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam

melakukan analisis peran informasi akuntansi manajemen sangat dibutuhkan guna

melihat gambaran yang mungkin terjadi apabila sebuah alternatif diambil.


Salah satu informasi akuntansi manajemen yang diperlukan pihak

manajemen perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi

akuntansi diferensial (differential accounting information). Informasi akuntansi

diferensial yaitu suatu informasi yang menyajikan perbedaan pendapatan, biaya,

dan atau aktiva dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif

tindakan yang lain. Manajemen membutuhkan informasi akuntansi diferensial ini

untuk memilih alternatif tindakan yang terbaik di antara alternatif tindakan yang

tersedia, yaitu memperbaiki atau mengganti pompa.

PDAM Tirtanadi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya banyak

bergantung pada peralatan yang dimilikinya. Oleh karena itu perusahaan perlu

memberikan perhatian khusus dalam pengelolaan peralatan yang dimilikinya.

Dalam perjalanan usahanya, perusahaan selalu dihadapkan pada beberapa altenatif

yang harus dipilih. Seperti halnya setiap perusahaan, PDAM Tirtandi juga

mengharapkan setiap keputusan yang diambil akan memberikan hasil yang terbaik

dibandingkan alternatif – alternatif yang lain, sehingga biaya yang dikorbankan

akan memberikan keuntungan yang maksimal.

Akan tetapi pada kenyataannya perusahaan sering mengabaikan informasi

akuntansi manejemen yang informatif dalam mempertimbangkan alternatif –

alternatif tersebut. Perusahaan hanya mempertimbangkan besar kecilnya biaya

yang akan dikeluarkan apabila sebuah alternatif diambil tanpa memperhitungkan

keuntungan yang dapat diperoleh dari biaya yang telah dikorbankan sehingga

keuntungan yang diperoleh belum tentu sebanding dengan biaya yang

dikorbankan.
Manajemen membutuhkan informasi akuntasi diferensial untuk membantu

dalam pengambilan keputusan untuk memperbaiki atau mengganti pompa.

Dengan cara menghitung biaya diferensial dan pendapatan diferensial, dalam

pengambilan keputusan dapat diperhitungkan biaya yang paling murah untuk

memperoleh laba yang maksimal.

Dari uraian ini dapat kita ketahui bahwa peranan informasi akuntansi

manajemen dalam pengambilan keputusan sangatlah dibutuhkan. Atas dasar

tersebut penulis berkeinginan untuk membahas masalah di atas dengan judul “

Analisis Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Proses

Pengambilan Keputusan Pada PDAM Tirtanadi Medan”.

B. Perumusan Masalah

Karena begitu luasnya peranan pokok akuntansi manajemen, maka penulis

mencoba merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah informasi akuntansi manajemen yang digunakan dalam

pengambilan keputusan memperbaiki atau mengganti pompa sudah

memadai dan menghasilkan keputusan yang tepat bagi perusahaan?

2. Apakah informasi akuntansi manajemen yang digunakan dalam

pengambilan keputusan memperbaiki atau mengganti pompa berpengaruh

dalam peningkatan laba perusahaan?

Adapun batasan masalah yang akan dibahas oleh penulis yaitu bagaimana

analisis informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan membeli

atau memperbaiki aktiva tetap (pompa) yang diterapkan oleh PDAM Tirtanadi

Medan.
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk memberi acuan bagaimana menerapkan informasi akuntansi

manajemen yang digunakan dalam pengambilan keputusan memperbaiki

atau mengganti pompa sudah memadai dan menghasilkan keputusan yang

tepat bagi perusahaan.

b. Untuk mengetahui apakah informasi akuntansi manajemen yang diajukan

dapat meningakatkan laba operasional perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan

pengetahuan tentang penggunaan informasi akuntansi manajemen dalam

pengambilan keputusan.

b. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dan

masukan bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan

yang lebih baik lagi sehingga keputusan yang diambil dapat bermanfaat

untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.

c. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi referensi atau sumber

informasi bagi pembaca yang ingin mempelajari dan membahas lebih jauh

mengenai peranan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan

keputusan.
E. Kerangka Konseptual

DATA INFORMASI

INFORMASI KUALITATIF INFORMASI KUANTITATIF

INFORMASI AKUNTANSI

INFORMASI INFORMASI
AKUNTANSI AKUNTANSI
KEUANGAN MANAJEMEN

MANAJEMEN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Definisi Akuntansi Manajemen

Perkembangan yang pesat di bidang akuntasi manajemen mendorong para

pakar di bidang akuntansi manajemen, baik perorangan maupun dalam wadah

lembaga akuntansi untuk merumuskan definisi akuntansi manajemen. Dari

definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan batasan dari akuntansi manajemen dan

profesi akuntansi manajemen yang akan datang.

Dalam dunia usaha, mulai dari usaha kecil sampai pada perusahaan besar

membutuhkan informasi akuntansi sebagai alat pengawasan maupun sebagai dasar

pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan, seorang manajer

membutuhkan informasi akuntansi manajemen, karena informasi manajemen

cakupannya lebih luas, tidak hanya menyangkut masalah keuangan tetapi juga

masalah non keuangan.

Karena belum adanya kesepakatan umum mengenai definisi akuntansi

manajemen maka penulis mencoba mengutip definisi akuntansi manajemen dari

beberapa sumber.

Menurut Horngren, Sundem dan Stratton (2005 : 5), akuntansi manajemen

didefinisikan : “Management Accounting is the process of identifying, measuring,

accumulating, analizing, preparing, interpreting, and communicating information

that helps managers fulfill organizational objectives”.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa akuntansi manajemen

mencakup ruang lingkup yang amat luas yaitu mencakup analisis keuangan,
internal kontrol, sistem akuntansi, akuntansi biaya, audit internal, dan akuntansi

keuangan.

Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001 : 3), “Akuntansi

Manajemen adalah suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi

keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam

melaksanakan fungsi manajemen”.

Jenis Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi adalah data yang telah diolah dalam suatu proses yang

memberikan manfaat bagi pemakainya. Salah satu dari jenis informasi yang

digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi

akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen dapat berupa informasi

kualitatif dan kuantitatif. Informasi kuantitatif terbagi atas informasi kuantitatif

keuangan dan non keuangan. Informasi akuntansi manajemen terutama digunakan

oleh pimpinan perusahaan dalam menunjang pelaksanaan fungsi – fungsi

manajemen, khususnya fungsi perencanaan dan pengawasan.

Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001 : 5) menjelaskan tiga jenis

informasi akuntansi manajemen, yaitu :

Akuntansi penuh (full accounting) yang menghasilkan informasi akuntansi


penuh, akuntansi diferensial (differential accounting) yang menghasilkan
informasi akuntansi diferensial, akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting) yang menghasilkan informasi akuntansi
pertanggungjawaban.
Ketiga jenis informasi akuntansi manajemen dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Informasi akuntansi penuh

Informasi akuntansi penuh menyajikan informasi mengenai pendapatan

total, biaya total, dan atau aktiva total, baik pada masa lalu maupun pada masa

yang akan datang. Informasi mengenai biaya penuh masa lalu digunakan untuk

penyusunan laporan keuangan, umumnya berupa neraca dan laporan laba rugi.

Informasi biaya penuh masa lalu juga bermanfaat untuk menganalisis masing –

masing manajer dalam perusahaan, juga untuk menentukan harga jual produk atau

penyerahan jasa yang disepakati bersama dalam suatu kontrak jual beli.

Informasi biaya penuh masa yang akan datang digunakan untuk menyusun

perencanaan, khususnya untuk perencanaan jangka panjang, yang sering pula

disebut penyusunan program, dan juga digunakan untuk penetapan harga jual

dalam kondisi yang normal.

b. Informasi akuntansi diferensial

Akuntansi diferensial menyajikan informasi mengenai taksiran

pendapatan, biaya, dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu

dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Dengan demikian tipe

informasi ini sangat diperlukan dalam pemilihan alternatif.

Contoh :

Perusahaan mempunyai sebuah ruangan kosong yang dapat disewakan

kepada pihak lain atau digunakan sendiri. Jika digunakan selama setahun akan

menghasilkan penerimaan sewa sebesar Rp. 600.000,- tetapi jika digunakan

sendiri untuk jangka waktu yang sama dapat menghasilkan laba sebesar Rp.
750.000,-. Dalam hal ini perusahaan dihadapkan pada pemilihan alternatif

tindakan, yaitu disewakan atau digunakan sendiri.

Berdasarkan kasus tersebut di atas maka pendapatan sewa dan laba usaha

merupakan informasi pendapatan diferensial. Informasi akuntansi diferensial

berkaitan dengan masa yang akan datang.

c. Informasi akuntansi pertanggungjawaban

Informasi akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi mengenai

pendapatan, biaya, aktiva yang dikaitkan dengan suatu bagian atau unit di dalam

perusahaan. Masing – masing bagian atau unit dipimpin oleh seorang manajer

yang bertanggungjawab terhadap bagian yang bersangkutan. Bagian – bagian

tersebut disebut sebagai pusat – pusat pertanggungjawaban.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu bermanfaat untuk

menganalisis prestasi dari masing – masing manajer pusat pertanggungjawaban, di

samping itu informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu dapat membantu

membangkitkan motivasi para manajer pusat pertanggungjawaban. Informasi

akuntansi pertanggungjawaban yang menyangkut masa yang akan datang

digunakan untuk kegiatan perencanaan, khususnya perencanaan tahunan yang

dikenal dengan nama anggaran.


Jenis informasi akuntansi dan penggunaannya dapat diringkas sebagai

berikut :

Tabel 2.1
Tipe Informasi Akuntansi Manajemen

Tipe Informasi
Manfaat
Akuntansi Manajemen
Aktiva, Pendapatan dan Informasi Masa Lalu Informasi Yang Akan
atau Biaya Datang
Informasi Akuntansi Pelaporan Informasi Keuangan Penyusunan program
Penuh (Full Accounting
Information) Analisis Kemampuan Laba Penentuan harga jual
normal

Jawaban atas pertanyaan: Penentuan harga


”Berapa biaya yang dikeluarkan transfer
untuk sesuatu?”

Penentuan harga jual dalam cost Penentuan harga jual


type contract dalam perusahaan
yang diatur dengan
peraturan pemerintah
Informasi Akuntansi Tidak ada Pengambilan
Diferensial (Differential keputusan pemilihan
Accounting Information) alternatif, baik jangka
pendek maupun
jangka panjang
Informasi Akuntansi Penilaian Kinerja Manajer Penyusunan Anggaran
Pertanggungjawaban
(Responsibility Pemotivasi Manajer
Accounting Information)

Sumber : L.M Samryn, Akuntansi Manajerial : Suatu Pengantar

B. Hubungan Antara Akuntansi Manajemen Dengan Akuntansi Keuangan

Dalam perusahaan – perusahaan besar laporan keuangan yang dihasilkan

dimanfaatkan oleh pihak luar yang digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan yang bersangkutan.

Informasi keuangan yang dibutuhkan pihak luar diolah dan disajikan dalam

laporan keuangan.
Manajemen berbagai jenjang organisasi perusahaan memerlukan

informasi keuangan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan itu sendiri

dan bagian yang dipimpinnya. Informasi keuangan yang dibutuhkan para manajer

untuk mengambil keputusan diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi manajemen.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa karakteristik pengambilan

keputusan yang dibuat oleh pihak luar dan dalam perusahaan berbeda. Hal ini

berdampak pada sistem pengolahan informasi yang menghasilkan informasi

keuangan.

Adapun perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen terletak

pada :

1. Pemakai informasi

Akuntansi keuangan menyajikan informasi keuangan terutama untuk

pihak eksternal perusahaan seperti kreditur, pemerintah, investor, organisasi

karyawan, dan lainnya. Sedangkan akuntansi manajemen terutama ditujukan

untuk manajemen perusahaan.

2. Dasar penyusunan informasi

Informasi keuangan disusun berdasarkan Prinsip – prinsip Akuntansi yang

Berlaku Umum (PABU) sebagai pedoman dalam mengolah data keuangan untuk

disajikan kepada pemakainya. Penggunaan prinsip akuntansi ini diperlukan oleh

pihak luar sebagai jaminan bahwa informasi keuangan yang disajikan oleh

berbagai pihak dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga mereka

dapat membuat suatu keputusan yang relevan. Sedangkan informasi manajemen

tidak terikat oleh Prinsip – prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum. Dalam

akuntansi manajemen tidak ada diatur bagaimana informasi tersebut disajikan.


Bagi pemakai informasi akuntansi manajemen yang terpenting adalah manfaat

informasi tersebut.

3. Fokus Informasi

Informasi akuntansi keuangan menggambarkan tentang posisi dan

kemampuan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Di pihak lain, akuntansi

manajemen mengolah dan menyajikan informasi keuangan untuk memenuhi

keperluan manajer tertentu dalam suatu perusahaan.

4. Orientasi Informasi

Informasi akuntansi keuangan hanya mencakup data masa lalu, sedangkan

akuntansi manajemen memberikan informasi yang mencakup data masa yang

akan datang.

5. Tipe informasi

Informasi keuangan terutama merupakan informasi yang dinyatakan

dengan satuan uang, sedangkan informasi manajemen mencakup informasi yang

bersifat keuangan maupun non keuangan.

6. Ketepatan informasi

Informasi yang disajikan akuntansi keuangan lebih tepat dibandingkan

dengan informasi akuntansi manajemen karena penyusunan informasi akuntansi

keuangan relatif lebih panjang dibandingkan penyusunan informasi akuntansi

manajemen yang lebih menekankan pada ketepatan waktu, bukan ketepatan data.
Perbedaan antara kedua tipe informasi akuntansi ini secara ringkas dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2
Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Faktor Akuntansi Akuntansi


No.
Perbedaan Keuangan Manajemen
1. Pemakai informasi Pihak-pihak eksternal Pihak-pihak internal
organisasi, misalnya : organisasi yaitu berbagai
pemegang saham, pajak, tingkatan manajemen
kreditur

2. Dasar penyusunan Prinsip Akuntansi yang Tidak terikat oleh


informasi Berlaku Umum Prinsip Akuntansi, yang
lebih penting adalah
manfaat informasi

3. Fokus informasi Perusahaan secara Bagian-bagian dalam


keseluruhan perusahaan

4. Orientasi Orientasi masa lalu, Orientasi masa depan,


informasi penilaian historikal prediksi dengan
terhadap kemampuan mempertimbangkan
ekonomi masa lalu faktor ekonomi dan
nonekonomi

5. Tipe informasi Informasi moneter Informasi moneter dan


nonmoneter

6. Ketepatan Data yang disajikan Lebih ditekankan pada


informasi lebih tepat ketepatan waktu
daripada ketepatan data

Sumber : Halim dan Supomo, Akuntansi Manajemen

Di samping terdapat perbedaan di antara keduanya, ada pula kesamaan

antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Adapun kesamaan tersebut

antara lain adalah :

1. Antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen keduanya merupakan

tipe informasi akuntansi.


2. Prinsip akuntansi yang digunakan untuk penyusunan informasi akuntansi

keuangan juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi

manajemen.

3. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen menggunakan informasi

operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi.

C. Penjabaran Fungsi Akuntansi Manajemen

Dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi berperan untuk

(Mulyadi 2001 : 110) :

1. Merangsang manajemen di dalam menyadari dan mendefinisikan masalah.


Informasi akuntansi dapat berfungsi sebagai perangsang untuk menyadari
adanya masalah dengan cara penyajian penyimpangan kinerja yang sesungguhnya
dengan sasaran yang diterapkan dalam anggaran atau dengan memberitahukan
kepada manajer bahwa mereka gagal dalam pencapaian keluaran atau sasaran laba
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Selanjutnya rangsangan dari informasi akuntansi tersebut kenyataannya
dapat memicu ke arah penyelesaian masalah tergantung atas beberapa faktor :
a. Kecepatan bereaksi dari lingkungan intern maupun ekstern terhadap
permasalahan yang timbul.
b. Kemampuan manajer di dalam mengorganisasi dan menggunakan
informasi akuntansi serta preferensi pribadi mereka terhadap informasi
kuantitatif atau kualitatif.
c. Ukuran perusahaan dan tingkat desentralisasi di dalamnya.
d. Tersedianya data industri sebagai pembimbing.
2. Memisahkan alternatif tindakan yang satu dengan alternatif tindakan yang
lain.
3. Menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
4. Membantu menganalisis dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan
dipilih.

Dampak Informasi Akuntansi Dalam Pemillihan Keputusan

Bobot yang diberikan oleh pengambil keputusan atas informasi akuntansi

dalam pemilihan akhir tergantung atas (Mulyadi 2001 : 113) :

1. Seberapa jauh informasi akuntansi dirasakan mampu mengurangi sebagian


ketidakpastian yang melingkupi proses pengambilan keputusan.
2. Permintaan dan persaingan atas produk dan jasa.
3. Tingkat ketelitian informasi akuntansi yang direkayasa oleh manajemen.
4. Lingkup keputusan yang diambil (jangka pendek atau jangka panjang).
5. Preferensi pengambil keputusan (external information atau internal
information).
6. Kemampuan akuntansi dalam mengukur biaya peluang.

D. Proses Pengambilan Keputusan

1. Pengertian keputusan dan pengambilan keputusan

Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan

sistematis terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta – fakta dan data

penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan

menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Menurut AF Stoner dalam Hasan (2002 : 9), “Keputusan adalah pemilihan

di antara alternatif – alternatif.”

Pengertian ini mengandung tiga pengertian, yaitu :

1. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.

2. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipillih salah satu yang terbaik.

3. Ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu semakin mendekatkan

pada tujuan tersebut.

Definisi lain menyebutkan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran

daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab

pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan

menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan

merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara
sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan

masalah.

Menurut Warren, Reeve, Fess (2002 : M 301) ada beberapa alternatif

dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan analisis diferensial

untuk biaya relevan :

a. Leasing or selling equipment.


b. Discontinuing an unprofitable segment.
c. Manufacturing or purchasing a needed part.
d. Replacing usable fixed assets.
e. Processing further or selling an intermediate product.
f. Accepting additional business at a special price.

a. Leasing or selling equipment

Manajemen perusahaan seringkali dihadapkan pada pilihan menyewakan

atau menjual peralatan yang sudah tidak dibutuhkan lagi dalam kegiatan

operasional perusahaan. Untuk memutuskan pilihan mana yang terbaik,

manajemen dapat menggunakan analisis diferensial. Misalnya sebuah perusahaan

A mempertimbangkan akan membuang sebuah peralatan seharga $200,000

dengan akumulasi penyusutan $120,000. Perusahaan A dapat menjual peralatan

tersebut melalui perantara dengan harga $100,000 dikurangi komisi penjualan 6%.

Alternatif lain, perusahaan B melakukan penawaran untuk menyewa peralatan

tersebut selama 5 tahun dengan biaya $160,000. Pada akhir tahun kelima

diharapkan nilai residu peralatan tersebut telah habis. Selama periode penyewaan,

perusahaan A akan menanggung perbaikan, asuransi, dan beban pajak peralatan

sekitar $35,000.
Penerimaan diferensial dari alternatif :
Penerimaan dari sewa $160,000
Penerimaan dari penjualan 100,000
Penerimaan diferensial dari penyewaan $60,000
Biaya diferensial dari alternatif
Perbaikan, asuransi, beban pajak peralatan $ 35,000
Beban komisi penjualan 6,000
Biaya diferenial dari penyewaan 29,000
Pendapatan diferensial bersih dari alternatif penyewaan $31,000

b. Discontinuing an unprofitable segment

Jika suatu produk atau divisi atau cabang mengalami kerugian,

manajemen perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menghentikan produk

tersebut. Seringkali diasumsikan bahwa pendapatan total dari operasi suatu

kegiatan bisnis akan meningkat jika kegiatan yang menimbulkan kerugian

dihentikan. Menghentikan sebuah produk atau segmen biasanya dengan

menghapus semua biaya variabel dari produk atau segmen tersebut (bahan

langsung, tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dll).

Produk A Produk B Produk C Total


Penjualan $500,000 $400,000 $100,000 $1,000,000
HPP :
Biaya variabel $220,000 $200,000 $ 60,000 $ 480,000
Biaya tetap 120,000 80,000 20,000 220,000
Total HPP $340,000 $280,000 $ 80,000 $ 700,000
Pendapatan kotor $160,000 $120,000 $ 20,000 $ 300,000
Biaya operasional :
Biaya variabel $ 95,000 $ 60,000 $ 25,000 $ 180,000
Biaya tetap 25,000 20,00 6,000 51,000
0
Tot. biaya operasional $125,000 $ 80,000 $ 31,000 $ 231,000
Pendapatan operasional $ 40,000 $ 40,000 $ (11,000) $ 69,000

Karena Produk C mengalami kerugian maka manajemen perusahaan

mempetimbangkan untuk menhentikannya. Pendapatan total operasi sebesar

$80,000 ($40,000 A + $40,000 B) didapat jika Produk C dihentikan.

Menghentikan Produk C akan mengurangi biaya operasi sebesar $15,000


($100,000 - $60,000 - $25,000) menjadi $54,000 ($69,000 - $15,000). Saat

menghentikan suatu produk atau segmen, pihak manajemen juga harus

mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Misalnya dengan menghentikan

Produk C kapasitas produksi yang tersedia untuk Produk C kemungkinan akan

dihapus. Ini akan mengurangi biaya tetap. Beberapa pekerja akan diberhentikan

dan yang lainnya akan dipindahkan.

c. Manufacturing or purchasing a needed part

Dalam perusahaan otomotif terdapat banyak komponen – komponen yang

dibutuhkan. Komponen tersebut dapat dibuat sendiri oleh perusahaan atau dibeli

dari perusahaan lain. Misalnya beberapa komponen dari mobil seperti mesin

diproduksi sendiri. Sedangkan komponen lain seperti ban, baut dan ring dibeli

dari perusahaan lain.

Manajemen menggunakan biaya diferensial untuk memutuskan apakah

mereka akan memproduksinya sendiri atau membelinya dari perusahaan lain.

Sebagai contoh, jika sebuah komponen dibeli maka manajemen telah

menyimpulkan bahwa lebih efisien membeli daripada memproduksinya sendiri.

Keputusan memproduksi sendiri atau membeli seringkali timbul ketika

perusahaan memiliki kelebihan kapasitas produksi dalam konteks peralatan yang

tidak digunakan, ruang lingkup, dan tenaga kerja. Sebagai contoh, sebuah

perusahaan otomotif telah membeli panel instrumen dengan harga $240 per unit.

Pabrik beroperasi pada tingkat kapasitas produksi 80% dan tidak ada kenaikan

tingkat produksi yang signifikan dalam waktu dekat. Biaya produksi per unit dari

panel instrumen, termasuk biaya tetap diperkirakan sebagai berikut :


Bahan langsung $ 80
Tenaga kerja langsung $ 80
Biaya variabel overhead pabrik $ 52
Biaya tetap overhead pabrik $
68
Total biaya per unit $280

Jika biaya memproduksi sendiri sebesar $280 secara langsung

dibandingkan dengan biaya membeli sebesar $240, keputusannya adalah membeli

panel instrumen. Tetapi, jika ada kapasitas yang dapat digunakan untuk

memproduksinya, tidak akan ada kenaikan dari total biaya tetap overhead pabrik.

Melainkan hanya biaya variabel overhead pabrik yang perlu dipetimbangkan.


Harga pembelian panel instrumen per unit $240
Biaya diferensial produksi :
Bahan langsung $80
Tenaga kerja langsung $80
Biaya variabel overhead pabrik $52 $212
Keuntungan biaya dari produksi panel instrumen $ 28

d. Replacing usable fixed asset

Keputusan untuk mengganti aktiva tetap harus didasarkan pada biaya

relevan. Biaya relevan tersebut adalah biaya yang akan timbul di masa yang akan

datang akibat tetap menggunakan peralatan yang lama dibandingkan dengan jika

dilakukan penggantian. Nilai buku dari aktiva tetap yang diganti merupakan biaya

tenggelam dan tidak relevan.

Contoh : sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk membuang sebuah

mesin dengan nilai buku $100,000 dan umur ekonomis 5 tahun. Mesin tersebut

dapat dijual dengan harga $25,000. Perusahaan akan menggantinya dengan sebuah

mesin baru seharga $250,000. mesin baru tersebut mempunya umur ekonomis 5

tahun tanpa nilai residu. Perusahaan memperkirakan penyusutan untuk biaya

variabel produksi mesin lama sebesar $225,000 dan mesin baru sebesar $150,000.

Tidak ada perubahan dalam biaya produksi dan operasional.


Biaya variabel tahunan – mesin lama $225,000
Biaya variabel tahunan – mesin baru 150,000
Penurunan biaya diferensial tahunan 75,000
Umur ekonomis x 5
Total penurunan biaya diferensial $375,000
Penjualan mesin lama 25,000 $400,000
Harga perolehan mesin baru 250,000
Penurunan biaya diferensial 5 tahun $150,000
Penurunan biaya diferensial tahunan mesin baru $ 30,000

e. Processing further or selling an intermediate product

Dalam membuat sebuah produk terdapat tahap – tahap dalam produksi

produk tersebut. Sebuah produk dapat dijual sebagai barang setengah jadi atau

diproses lebih lanjut baru kemudian dijual. Dalam memutuskan apakah akan

menjual barang setengah jadi atau memprosesnya lebih lanjut, analisis diferensial

sangat diperlukan. Penerimaan diferensial dari memproses lebih lanjut

dibandingkan dengan biaya diferensial dari memproses lebih lanjut. Biaya

produksi dari barang setengah jadi tetap, walaupun barang setengah jadi tersebut

dijual atau diproses lebih lanjut. Biaya tersebut bukan merupakan biaya diferensial

dan tidak relevan dalam keputusan untuk memproses lebih lanjut.

Contoh : sebuah perusahaan memproduksi premium sebanyak 4000 liter.

Biaya bahan langsung adalah $0.6 per liter. Premium tersebut dapat dijual tanpa

memprosesnya lebih lanjut dengan harga $0.8 per liter. Premium tersebut dapat

diproses lebih lanjut untuk menghasilkan pertamax yang dapat dijual dengan

harga $1.25 per liter. Pertamax membutuhkan biaya proses tambahan sebesar

$650 dan premium akan mengalami penyusutan sebesar 20% selama proses

produksi.
Penerimaan diferensial dari proses lebih lanjut :
Penerimaan dari penjualan pertamax (3200 x $1.25) $4,000
Penerimaan dari penjualan premium (4000 x $0.8) 3,200
Penerimaan diferensial $800
Biaya diferensial :
Biaya tambahan produksi pertamax 650
Pendapatan diferensial dari proses lebih lanjut pertamax $150

f. Accepting additional business at a special price

Analisis diferensial juga sangat diperlukan untuk memutuskan apakah

akan menerima pesanan tambahan dengan harga khusus. Penerimaan diferensial

yang didapat dari pesanan tambahan dibandingkan dengan biaya diferensial dari

produksi dan pengiriman produk kepada pelanggan. Jika perusahaan beroperasi

pada kapasitas penuh, produksi tambahan akan meningkatkan biaya tetap dan

biaya variabel produksi. Jika produksi perusahaan berada di bawah tingkat

kapasitas normal, pesanan tambahan dapat dilakukan tanpa meningkatkan biaya

tetap produksi. Dalam kasus ini biaya pesanan tambahan adalah biaya variabel

pabrik. Jika biaya operasional meningkat disebabkan adanya pesanan tambahan,

maka biaya tersebut juga harus dipertimbangkan.

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan

masalah memiliki tujuan antara lain (Hasan 2002 : 15) :

a. Tujuan yang bersifat tunggal


Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah. Artinya bahwa
sekali diputuskan tidak ada kaitannya dengan masalah yang lain.
b. Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu
menyangkut lebih dari satu masalah. Artinya bahwa suatu keputusan yang
diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat
kontradiktif maupun yang bersifat non kontradiktif.
2. Jenis – jenis keputusan

Manajemen perusahaan harus mampu membuat keputusan yang tepat

berdasarkan kriteria yang diinginkan. Berdasarkan kriteria yang menyertainya

tersebut, pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi (Hasan 2002 : 17) :

A. Berdasarkan programnya, pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi :


1. Pengambilan keputusan terprogram
Pengambilan keputusan terprogram adalah pengambilan keputusan
yang bersifat rutinitas, berulang – ulang dan cara menanganinya telah
ditentukan.
Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang berstruktur melalui hal – hal berikut :
a. Prosedur, yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan
yang harus diikuti oleh pengambilan keputusan.
b. Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang
tidak boleh dilakukan oleh pengambil keputusan.
c. Kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk
membuat keputusan.
2. Pengambilan keputusan tidak terprogram
Pengambilan keputusan tidak terprogram adalah pengambilan
keputusan yang tidak rutinitas dan sifatnya unik sehingga memerlukan
pemecahan yang khusus. Pengambilan keputusan tidak terprogram ini
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak berstruktur.
B. Berdasarkan Lingkungannya, keputusan dapat dibedakan menjadi :
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti adalah pengambilan
keputusan dimana berlangsung hal – hal berikut :
a. Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu
konsekuensi/jawaban/hasil.
b. Keputusan yang akan diambil didukung oleh informasi atau data yang
lengkap.
c. Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut
masalah rutin karena kejadian tertentu di masa yang akan datang
dijamin terjadi.
d. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus – kasus
yang bersifat deterministik.
e. Teknik pemecahannya biasanya menggunakan teknik program linier,
model transformasi, model penugasan, model inventory, model
antrian, dan model network.
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko adalah pengambilan
keputusan dimana berlangsung hal – hal berikut :
a. Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
b. Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
c. Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang
akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
d. Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat
diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
e. Pada kondisi ini keadaan alam sama dengan kondisi tidak pasti,
bedanya dalam kondisi ini ada informasi atau data yang mendukung
dalam membuat keputusan berupa besar atau nilai peluang terjadinya
bermacam – macam keadaan.
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti adalah pengambilan
keputusan dimana :
a. Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul
serta kemungkinan munculnya kondisi – kondisi itu.
b. Pengambilan keputusan ini tidak dapat menentukan probabilitas
terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar.
c. Hanya mengetahui kemungkinan hasil dari suatu hasil tindakan.
d. Pengambilan keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi
lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam – macam keadaan
tersebut.
e. Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
f. Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan
beberapa cara yaitu mencari informasi lebih banyak, melalui riset atau
penelitian, penggunaan probabilitas subjektif.
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan
keputusan dalam hal :
a. Kepentingan dua atau lebih pengambilan keputusan saling
bertentangan dalam situasi persaingan.
b. Pengambilan keputusan saling bersaing dengan pengambilan
keputusan lainnya yang rasional.
c. Di sini pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu
permainan.

3. Pihak – pihak pengambil keputusan

Dalam suatu organisasi pihak – pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan adalah (Chuck Williams 2001 : 23) :

a. Manajer Lini Pertama


Manajer lini pertama adalah manajer yang melatih dan mengawasi
kinerja dari karyawan non manajerial serta yang bertanggungjawab
langsung atas produksi barang dan jasa perusahaan.
Manajer lini pertama memegang jabatan seperti manajer kantor,
shift supervisor atau manajer departemen. Tanggung jawab utamanya
adalah mengelola kinerja dari karyawan tingkat dasar yang bertugas
langsung untuk memproduksi barang dan jasa.
Manajer lini pertama juga membuat jadwal rinci dan rencana operasi
berdasarkan perencanaan jangka menengah dari manajemen tingkat
menengah. Manajer lini pertama terlibat dalam menyusun rencana dan
tindakan yang memberikan hasil ke depan.
b. Manajer Menengah
Manajer menengah adalah manajer yang bertanggungjawab untuk
menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari manajemen
puncak serta menerapkan strategi sub-unit untuk mencapai sasaran
tersebut.
Manajer menengah memegang jabatan seperti manajer pabrik,
manajer wilayah, atau manajer divisi. Pada level ini informasi akuntansi
manajemen juga dibutuhkan untuk membantu para manajer menengah
menyusun rencana dan mengambil keputusan secara lebih baik.
c. Manajer Puncak
Manajer puncak adalah eksekutif yang bertanggung jawab terhadap
segenap pengerahan organisasi. Untuk itu para manajer puncak
memerlukan informasi yang mendukung keputusan – keputusan yang
berdampak jangka panjang terhadap organisasi perusahaan.
Manajer puncak bertanggungjawab untuk menciptakan kondisi
penting untuk perubahan. Selanjutnya manajer puncak juga berkewajiban
untuk membantu karyawan membangun rasa tanggung jawab kepada
perusahaan dan menciptakan budaya positif organisasi melalui bahasa dan
tindakan.
Istilah yang sering digunakan untuk manajer puncak ini adalah
direktur, presiden direktur, wakil presiden senior, dan sebagainya.

4. Langkah – langkah dalam pengambilan keputusan

Menurut Chuck Williams (2001 : 193), langkah – langkah pengambilan

keputusan :

a. Mendefinisikan masalah
b. Mengidentifikasi kriteria keputusan
c. Menimbang kriteria
d. Membuat alternatif pilihan tindakan
e. Mengevaluasi setiap alternatif
f. Memperkirakan keputusan yang paling optimal

a. Mendefinisikan masalah

Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali

(mengidentifikasi) dan menentukan (mendefinisikan) masalah. Masalah


adalah terdapatnya perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dan

keadaan yang dihadapi.

Adanya perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dan

keinginan yang ditetapkan tidaklah menjamin bahwa manajer akan

membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah. Identifikasi dapat

dipermudah dengan : pertama, manajer harus menyadari adanya

perbedaan. Mereka harus mengetahui adanya masalah sebelum memulai

mencari pemecahan masalah. Kedua, manajer menyadari adanya

perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dan kenyataan yang

sesungguhnya tidaklah cukup untuk memulai proses pengambilan

keputusan. Untuk itu manajer harus termotivasi untuk mengurangi

perbedaan tersebut.

Pada akhirnya manajer juga harus memiliki pengetahuan,

keterampilan, kemampuan dan sumber – sumber daya untuk

menyelesaikan masalah tersebut.

b. Mengidentifikasi kriteria keputusan

Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk

menuntun pertimbangan dan keputusan. Biasanya semakin banyak

ditemukan kriteria yang memungkinkan untuk memecahkan masalah,

maka akan semakin baik pemecahan masalahnya.

c. Menimbang kriteria

Setelah mengenali kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah

menentukan kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting. Banyak

jumlah model matematika yang dapat dipakai untuk menimbang kriteria


keputusan, semuanya memerlukan pengambil keputusan untuk

menentukan peringkat awal kriteria keputusan. Selain itu dapat

menggunakan perbandingan mutlak (absolute comparisons), dimana

setiap patokan dibandingkan dengan ukuran dasar (standard) atau

tingkatan atas manfaatnya sendiri.

Metode lain adalah perbandingan nisbi (relative comparisons),

dimana masing – masing patokan dibandingkan secara langsung terhadap

tiap – tiap patokan lain.

d. Membuat alternatif pilihan tindakan

Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan yang akan

menuntun proses pengambilan keputusan langkah berikutnya adalah

mengenali pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah.

Secara umum, pada langkah ini, pemikirannya adalah untuk menyusun

sebanyak mungkin alternatif.

e. Mengevaluasi setiap alternatif

Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap –

tiap alternatif terhadap masing – masing patokan. Karena sejumlah

informasi harus dikumpulkan, langkah ini memakan waktu jauh lebih

lama dan lebih mahal dari langkah – langkah lain dalam proses

pengambilan keputusan.

f. Memperkirakan keputusan yang paling optimal

Langkah terakhir dalam pengambilan keputusan adalah

memperkirakan keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai

optimal setiap alternatif. Ini dilakukan dengan mengalikan penilaian setiap


patokan (langkah e) dengan bobot patokan tersebut (langkah c) dan

kemudian menjumlahkan nilai – nilai tersebut untuk mengalikan setiap

alternatif rangkaian tindakan yang disusun.

Kemudian hasil keputusan dievaluasi pengimplementasiannya dan

harus dimonitor terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah

implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil –

hasil yang diinginkan. Hal ini dilakukan karena pembuatan keputusan

adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi manajer dan merupakan

tantangan yang harus selalu dihadapinya.

E. Konsep Biaya Dalam Pengambilan Keputusan

Dari sudut pandang perencanaan dan pengendalian kemungkinan cara

yang paling berguna mengklasifikasikan biaya adalah berdasarkan perilaku biaya.

Yang dimaksud dengan perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam

kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan (misalnya

volume produksi atau volume penjualan). Ketika aktivitas naik atau turun, suatu

biaya tertentu dapat naik atau turun atau tetap (konstan). Untuk mengantisipasi

kemungkinan apa yang akan terjadi dan jika jumlah berubah, maka ia harus

mengetahui perubahannya.
Untuk memenuhi keperluan pengambilan keputusan, maka metode yang

biasa digunakan adalah :

1. Biaya Variabel (Variable Cost) dan Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya Variabel (Variable Cost)

Menurut Henry Simamora (2000 : 596) biaya variabel adalah

“biaya yang berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan

tingkat volume aktivitas perusahaan”. Besar kecilnya total biaya variabel

dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi/penjualan secara

proporsional. Jumlah biaya variabel akan konstan (tetap) pada setiap unit

produk dan variabel (berubah) secara total. Contoh biaya ini antara lain :

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, komisi penjualan yang

ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari hasil penjualan, dan

sebagainya.

Contoh :

Untuk menghasilkan 1 unit produk diperlukan biaya bahan baku

sebesar Rp. 1.000,-. Berdasarkan data tersebut biaya bahan baku total

untuk beberapa tingkatan produksi adalah sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku per Unit Biaya Bahan Baku Total


Produksi Dalam Unit
(Rp.) (Rp.)
100 1.000 100.000
200 1.000 200.000
300 1.000 300.000
400 1.000 400.000
500 1.000 500.000

Dari contoh di atas, biaya bahan baku total selalu berubah

sebanding dengan perubahan volume produksi, akan tetapi biaya bahan

baku setiap unit produk jumlahnya tetap pada setiap tingkatan volume
produksi. Dengan kata lain, biaya variabel total mempunyai perilaku

selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi. Sedangkan

biaya variabel per unit mempunyai perilaku tetap meskipun volume

produksi berubah.

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Menurut Henry Simamora (2000 : 596) biaya tetap adalah “biaya –

biaya yang di dalam jarak kapasitas (range of capacity) tertentu totalnya

tetap meskipun volume kegiatan perusahaan berubah”. Sejauh tidak

melampaui kapasitasnya, biaya total tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya

volume kegiatan perusahaan.

Jarak kapasitas adalah serangkaian tingkat volume kegiatan

perusahaan yang dapat dicapai tanpa menambah kapasitas. Misalnya dari

contoh di atas jarak kapasitas (jarak relevan) antara nol sampai 500 unit.

Jika perusahaan memproduksi pada tingkat 1 unit sampai 500 unit, biaya

tetap adalah Rp. 750.000,-. Akan tetapi jika perusahaan memproduksi

lebih dari 500 unit, maka biaya tetap total akan berubah karena perusahaan

harus menambah kapasitas yang dimiliki.

Pada umumnya penambahan kapasitas oleh perusahaan hanya

dapat dilakukan dalam jangka panjang. Contoh biaya tetap antara lain :

gaji tetap pimpinan perusahaan, penyusutan aktiva tetap yang dihitung

dengan metode garis lurus, dan sebagainya.


Dengan menggunakan contoh di atas besarnya biaya per unit

untuk masing – masing volume produksi adalah sebagai berikut :

Biaya Tetap
Volume Produksi (Unit)
100 750.000 7.500
200 750.000 3.750
300 750.000 2.500
400 750.000 1.875
500 750.000 1.500

Ciri dari biaya variabel dan biaya tetap sebagai berikut :

Biaya variabel :

1. Total biaya variabel berubah proporsional dengan perubahan

volume/kapasitas. Makin besar kapasitas yang digunakan, semakin

besar pula total biaya variabel, demikian sebaliknya.

2. Biaya per unit yang konstan. Misalnya biaya bahan langsung bensin,

oli yang dihitung dan tergantung kilometer yang ditempuh. Contoh :

pemakaian per liter bensin = 25 km, harga per liter Rp. 500,-.

Biaya tetap :

1. Biaya total yang tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode

yang ditentukan atau kegiatan tertentu.

2. Biaya per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume.

Pada volume rendah fixed cost unitnya tinggi, sebaliknya pada volume

tinggi fixed cost per unitnya rendah.


2. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung

Biaya Langsung

Menurut Garrison Noreen (2000 : 54) biaya langsung adalah

“suatu biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri hubungannya dengan

objek biaya tertentu”. Artinya biaya yang dapat ditelusuri hubungannya

antara input dan outputnya. Yang termasuk biaya langsung adalah biaya

bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

Biaya Tidak Langsung

Menurut Garrison Noreen (2000 : 54) biaya tidak langsung

meliputi ”biaya – biaya yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri

hubungannya dengan objek yang dibiayai”. Biaya tidak langsung juga

sering disebut common cost seperti overhead pabrik.

3. Biaya Relevan dan Tidak Relevan

Ada tiga konsep biaya relevan yang perlu diperhatikan dalam

proses pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu :

a. Biaya Diferensial

Menurut Sunarto (2004 : 60) biaya diferensial adalah ”biaya

masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau

terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan di antara

berbagai macam alternatif”. Biaya diferensial relevan dengan analisis

yang dilakukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan.

b. Biaya Tenggelam (Sunk Cost)

Menurut Mulyadi (2001 : 123) biaya tenggelam (Sunk Cost)

adalah “sumber daya yang sudah dikeluarkan yang jumlahnya tidak


lagi dipengaruhi oleh keputusan yang diambil pada masa yang akan

dating”. Biaya tenggelam adalah tidak relevan dalam pengambilan

keputusan.

c. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)

Menurut Mulyadi (2001 : 123) biaya kesempatan (Opportunity

Cost) adalah “kesempatan yang hilang atau dikorbankan karena

pilihan terhadap suatu alternatif”. Salah satu keputusan yang diambil

dalam biaya relevan adalah keputusan menolak atau menerima

pesanan khusus, contohnya sebagai berikut :

Sebuah perusahaan es krim sedang beroperasi pada tingkat 80% dari

kapasitas produksinya. Perusahaan tersebut memiliki kapasitas 20 juta

unit galon ukuran tengah. Perusahaan hanya memproduksi es krim

premium, total biaya yang berkaitan dengan pembuatan dan penjualan

16 juta unit adalah sebagai berikut :

Total Biaya per Unit


Biaya variabel :
Komposisi susu $ 11.200 $ 0.70
Gula 1.600 0.10
Penyedap 2.400 0.15
Tenaga Kerja Langsung 4.000 0.25
Pengemasan 3.200 0.20
Komisi 320 0.02
Distribusi 480 0.03
Lain-0lain 800 0.05
Total Biaya Variabel 24.000 1.50

Biaya tetap 1.552 0.097


Total Biaya 25.552 1.597
Harga Jual Borongan 32.000 2.000
Suatu distributor es krim dari wilayah lain yang biasanya tidak

dilayani oleh perusahaan menawarkan pembelian 2 juta unit dengan

harga $ 1.550 per unit. Distributor tersebut akan menggunakan label

mereka sendiri dan setuju untuk membayar biaya transportasi, karena

distributor berhubungan langsung ke perusahaan maka tidak ada

komisi penjualan. Sebagai manajer perusahaan es krim apakah akan

menerima pesanan es krim atau menolaknya?

Penawaran harga sebesar @ 1.550 berada di bawah harga jual

normal sebesar $ 2.000 apabila pesanan tersebut diterima, manfaat

sebesar $ 1.550 per unit akan direalisasikan. Namun seluruh biaya

variabel, kecuali untuk biaya distribusi dan komisi juga akan terjadi,

yang akan menghasilkan biaya $ 1.45 per unit. Manfaat bersihnya

adalah $ 0.10 ($ 1.35 - $ 1.45) per unit. Analisis biaya relevan dapat

diikhtisarkan sebagai berikut :

Manfaat
Menerima Menolak Diferensial bila
Diterima
Pendapatan $ 3.100.000 - $ 3.100.000
Komposisi Susu (1.400.000) - (1.400.000)
Gula (200.000) - (200.000)
Penyedap (300.000) - (300.000)
Tenaga Kerja Langsung (500.000) - (500.000)
Pengemasan (400.000) - (400.000)
Lain-lain (100.000) - (100.000)
Total $ 200.000 $0 $ 200.000

Kita melihat bahwa perusahaan ini menerima pesanan khusus

akan menaikkan laba sebesar $ 200.000 dan menerima pesanan

tersebut mungkin menguntungkan, perusahaan memiliki kapasitas

menganggur, dan pesanan tersebut tidak akan mengganti unit – unit


lain yang sedang diproduksi untuk dijual dengan harga normal. Selain

itu banyak dari biaya tersebut yang tidak relevan.

4. Full Costing dan Variable Costing

Full Costing merupakan salah satu metode penentuan cost produk

yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai cost produk, baik

biaya produksi yang berperilaku variabel maupun tetap. Jika perusahaan

menggunakan pendekatan full costing dalam penentuan cost produksinya,

full cost merupakan total biaya produksi (biaya bahan baku + biaya tenaga

kerja langsung + biaya overhead pabrik variabel + biaya overhead pabrik

tetap) + total biaya non produksi (biaya administrasi dan umum + biaya

pemasaran).

Variable Costing merupakan salah satu metode penentuan cost

produk yang membebankan hanya biaya produksi yang berperilaku

variabel saja pada produk. Jika perusahaan menggunakan pendekatan

variable costing dalam penentuan cost produksinya, variable cost

merupakan total biaya variabel (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja

langsung + biaya overhead pabrik variabel + biaya administrasi dan umum

variabel + biaya pemasaran variabel) + total biaya tetap (biaya overhead

pabrik tetap + biaya administrasi dan umum tetap + biaya pemasaran

tetap).
BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam kegiatan memperoleh data maupun keterangan yang dibutuhkan

oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode

penelitian sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yang

menguraikan tentang sifat – sifat dan karakteristik dari suatu objek penelitian.

B. Jenis Data

Data yang digunakan oleh penulis terdiri dari data primer dan data

sekunder.

i. Data primer, berupa data yang diperoleh langsung dari perusahaan

melalui teknik wawancara, dimana data ini memerlukan pengolahan

yang lebih lanjut.

ii. Data sekunder, berupa data yang telah terdokumentasi di perusahaan

seperti sejarah singkat dan struktur organisasi perusahaan, laporan

keuangan, dan sebagainya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa teknik, yaitu :

i. Teknik Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap

aktivitas yang berhubungan dengan peranan informasi akuntansi

manajemen dalam pengambilan keputusan pada PDAM Tirtanadi.


ii. Tenik Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dan diskusi secara

langsung dengan pihak perusahaan, khususnya dengan bagian yang

berhubungan dengan objek penelitian.

D. Metode Penganalisaan Data

Analisis data dilakukan dengan metode Deskriptif, yaitu metode yang

mengumpulkan, menyusun, menginterpretasikan dan menganalisa data sehingga

memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian untuk skripsi ini berlangsung dari bulan Februari 2006 sampai

dengan selesai, yang dilaksanakan di PDAM Tirtanadi Jl. Sisingamangaraja No. 1

Medan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PDAM Tirtanadi Medan

a. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Medan didirikan pada tanggal 23

September 1905 oleh Pemerintah Belanda yang waktu itu diberi nama “NV.

Waterleiding Maastchappij Ajer Beresih” dan berkantor pusat di Negeri Belanda.

Pada tahun 1979, berdasarkan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 1979 yang

berpedoman kepada Undang – undang No. 5 Tahun 1962, perusahaan ini

kemudian ditetapkan secara resmi menggunakan nama yang sekarang yaitu

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi atau disingkat menjadi PDAM Tirtanadi

yang berkedudukan di Jalan Sisingamangaraja No. 1 Medan, Propinsi Sumatera

Utara.

Pada tahun 1985, Peraturan Daerah No. 11 Tahun 1979 disempurnakan

dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 25 Tahun 1985 tentang

Perusahaan Daerah Air Minum Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

Selanjutnya pada tahun 1991 diadakan perubahan pertama Peraturan Daerah

tersebut dengan No. 6 Tahun 1991. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1991

menyatakan bahwa selain menangani air bersih, PDAM Tirtanadi juga mengelola

air limbah. Akhirnya pada tanggal 29 April 1999, Peraturan Daerah tersebut

diperbaharui dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara

No. 3 Tahun 1999. Dengan demikian, dasar hukum pendirian PDAM Tirtanadi
adalah Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara No. 3 Tahun 1991 tentang

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, jo. Peraturan

Daerah Propinsi Sumatera Utara No. 6 Tahun 1991 tentang perubahan pertama

Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 25 Tahun 1985.

Tujuan didirikannya PDAM Tirtanadi adalah untuk mengupayakan

peningkatan pelayanan umum pada masyarakat dalam rangka pemenuhan

kebutuhan air bersih dan sebagai penyumbang pada sumber Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Propinsi Sumatera Utara. Adapun visi yang hendak dicapai oleh

perusahaan adalah PDAM Tirtanadi diharapkan akan dikenal sebagai penyedia air

minum dan pengelola air limbah terbaik di Indonesia dengan mengutamakan

pelayanan prima kepada masyarakat di Propinsi Sumatera Utara.

PDAM Tirtanadi milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara adalah

perusahaan penyedia air minum dan pengelola air limbah yang mengutamakan

kepuasaan pelanggan dan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah Propinsi

Sumatera Utara. Untuk itu perusahaan mengemban misi menyediakan air bersih

yang memenuhi standar kesehatan dan mengelola air limbah dengan tingkat

kualitas pelayanan prima yang dapat dijangkau masyarakat dalam rangka

mewujudkan lingkungan yang sehat sehingga perusahaan ini menjadi PDAM

terbaik di Indonesia.

Adapun lima pedoman utama yang mendukung berhasilnya pencapaian

misi perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan adalah prioritas

manajemen perusahaan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.


2. Profesionalisme adalah sifat dasar kerja untuk pencapaian target

perusahaan.

3. Efisiensi dan akuntabilitas merupakan acuan dalam implementasi

kegiatan operasi perusahaan.

4. Profitabilitas merupakan dasar untuk peningkatan laba perusahaan

dan kesejahteraan pegawai.

5. Kinerja perusahaan yang sehat sebagai cermin keberhasilan

manajemen di semua lini.

Pengembangan sumber air baku dan jaringan perpipaan dilakukan oleh

PDAM Tirtanadi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta

kemampuan perusahaan.

Tugas pokok PDAM Tirtanadi adalah bergerak di bidang pengelolaan air

minum dan limbah untuk pengembangan perekonomian dan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dengan pelayanan air minum kepada masyarakat secara merata,

tertib dan teratur dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang

mencakup aspek sosial, kesehatan, dan pelayanan umum.

Dalam pelaksanaan tugas pokok PDAM Tirtanadi berfungsi sebagai

berikut :

1. Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat dalam

penyediaan air bersih dan air limbah.

2. Melaksanakan kemanfaatan umum yang dapat dirasakan oleh masyarakat

umum.

3. Meningkatkan pendapatan untuk membiayai kelangsungan hidup

perusahaan dan pembangunan daerah.


Penyediaan dan pemenuhan kebutuhan air maupun pelayanan air limbah

secara berkesinambungan bagi masyarakat Kotamadya Medan dan sekitarnya

merupakan tugas pokok yang diamanatkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I

Sumatera Utara. Produksi yang dihasilkan PDAM Tirtanadi berasal dari beberapa

sumber, air permukaan, mata air, dan air tanah (sumur bor). Kualitas air yang

dihasilkan telah memenuhi standar air minum Indonesia yang ditetapkan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka pembagian tugas dan

tanggungjawab fungsional yang berperan menjalankan aktivitas perusahaan.

Melalui struktur organisasi yang jelas, maka diketahui wewenang dan

tanggungjawab yang diberikan kepada setiap pegawai serta hubungan kerja antar

pegawai, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dari fungsi masing – masing

bagian. Dengan struktur organisasi ini diharapkan setiap pegawai mengetahui

dengan jelas tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan serta dapat

mempertanggungjawabkannya pada atasan, dan atasan akan mengetahui

bagaimana mendelegasikan wewenang kepada bawahannya sehingga setiap

aktivitas perusahaan dapat terselenggara dengan baik dan terkoordinir.

Susunan pegawai PDAM Tirtanadi adalah sebagai berikut :

1. Badan Pengawas

2. Direksi

3. Penelitian dan Pengembangan

4. Divisi Perencanaan

5. Divisi Sistem Informasi Manajemen


6. Divisi Produksi

7. Divisi Keuangan

8. Divisi Umum

9. Divisi Sumber Daya Manusia

10. Divisi Jaringan Perpipaan

11. Divisi Peralatan Teknik

12. Public Relation

13. Satuan Pengawas Intern

14. Instalasi Pengolahan Air Limbah

15. Cabang

Badan Pengawas merupakan badan yang diketuai oleh Gubernur Sumatera Utara.

Tugas utama dari badan pengawas adalah melakukan pengawasan dan

pemantauan terhadap perkembangan perusahaan dan kebijakan – kebijakan yang

diputuskan oleh dewan direksi serta meminta penjelasan – penjelasan dari dewan

direksi mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan perusahaan.

Direktur Utama, tugasnya adalah :

1. Mengelola kekayaan perusahaan.

2. Membina dan memelihara kerjasama dengan ketiga direktur di bawahnya

maupun antar direktur.

3. Memimpin dan mengendalikan kegiatan atau jalannya perusahaan.

4. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada Gubernur melalui Badan

Pengawas.

5. Mengadakan dan memimpin rapat.

6. Menjalin hubungan tugas perusahaan.


7. Menjalin kerja eksternal.

8. Menetapkan kebijaksanaan/strategi perusahaan.

9. Memajukan, menigkatkan dan mempertahankan kineja perusahaan.

10. Mengangkat, memutasikan, mempromosikan, dan memberhentikan

pegawai.

11. Menandatangani perjanjian kerja sama, neraca dan rincian laba rugi

perusahaan.

Direktur Perencanaan dan Produksi, tugasnya adalah :

1. Melakukan koordinasi antar bidang dalam lingkup tugasnya.

2. Mengelola dan mengoptimalkan segenap sumber daya dalam lingkup

tugasnya.

3. Membina pegawai dalam lingkup kerjanya.

4. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam lingkup tugasnya.

5. Memelihara dan mengembangkan seluruh sistem instalasi air bersih.

Direktur Administrasi dan Keuangan, tugasnya adalah :

1. Melakukan koordinasi antar bidang dalam lingkup tugasnya.

2. Mengelola dan mengoptimalkan segenap sumber daya dan sumber dana

dalam lingkup tugasnya.

3. Membina pegawai dalam lingkup tugasnya.

4. Melakukan peningkatan pemasaran secara berkesinambungan.

5. Memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal penempatan,

pengangkatan, dan pemberhentian karyawan/staf dalam lingkup tugasnya.


Direktur Operasi, tugasnya adalah :

1. Melakukan koordinasi antar bidang dalam lingkup tugasnya.

2. Membina pegawai dalam lingkup tugasnya.

3. Melakukan pengawasan dan pengambilan keputusan terkait dengan

kegiatan operasional perusahaan bekerjasama dengan bidang – bidang

yang ada dalam perusahaan.

Divisi Perencanaan, tugasnya adalah :

1. Merencanakan pengembangan sumber daya manusia dalam bidang

perencanaan dan pengembangan.

2. Mengantisipasi dan mengatasi masalah dalam bidang perencanaan dan

pengembangan baik internal maupun eksternal.

3. Memberdayakan seluruh personil dalam bidangnya.

4. Menyerahkan hasil pengolahan data sesuai dengan kebutuhan kepada

bidang kerja.

Divisi Keuangan, tugasnya adalah :

1. Merencanakan pengembangan sumber daya manusia dalam bidang

keuangan.

2. Mengantisipasi dan mengatasi permasalahan dalam bidang keuangan.

3. Memberikan laporan keuangan secara periodik dalam bidang keuangan

langsung kepada atasan.

4. Menyerahkan hasil pengolahan data sesuai dengan kebutuhan kepada

bidang kerja terkait.

5. Membukukan administrasi gudang.

6. Merekomendasikan pengolahan anggaran.


Divisi Peralatan Teknik, tugasnya adalah :

1. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisi peralatan teknik.

2. Melakukan uji coba terhadap barang peralatan teknik maupun elektronik

sebelum dipergunakan perusahaan.

Satuan Pengawas Intern, tugasnya adalah :

1. Menyusun rencana kerja pengawas intern.

2. Memberikan saran dan pertimbangan berdasarkan hasil pemeriksaan.

3. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas – tugas yang diberikan

Direktur Utama.

Divisi Jaringan Perpipaan, tugasnya adalah :

1. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisi jaringan perpipaan.

2. Merencanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem jaringan

perpipaan air bersih dan air limbah.

Cabang, tugasnya adalah :

1. Merencanakan dan melaksanakan program kerja cabang.

2. Membuat dan menyusun anggaran tahunan cabang.

3. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di cabang.

2. Konsep Biaya Yang Digunakan Oleh PDAM Tirtanadi Medan

Setiap perusahaan membutuhkan biaya – biaya dalam menjalankan

kegiatan operasional perusahaan. Adapun biaya – biaya yang digunakan oleh

PDAM Tirtanadi adalah sebagai berikut :


a. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung

Yang termasuk biaya langsung adalah biaya operasional dan biaya

pemeliharaan. Yang termasuk biaya tidak langsung adalah biaya

administrasi dan umum.

b. Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Yang termasuk biaya tetap adalah biaya gaji karyawan, biaya

penyusutan, biaya asuransi. Yang termasuk biaya variabel adalah biaya

bahan bakar, biaya listrik, air, telepon.

3. Proses Pengambilan Keputusan

Setiap perusahaan mempunyai langkah – langkah tertentu untuk

mengambil suatu keputusan. Dalam hal ini perusahaan juga mempunyai proses

untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional

perusahaan tersebut.

Ada beberapa prosedur yang harus dijalankan sesuai dengan SK. Direksi

PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara No. 59/KPTS/2004 tentang pengadaan

barang dan jasa di lingkungan PDAM Tirtanadi Medan :

1. Non konstruksi dan jasa lainnya

a. Untuk pengadaan sampai dengan Rp. 15.000.000 persetujuan

dilakukan oleh kepala cabang, kepala instalasi, pimpinan proyek,

kepala bidang umum (khusus kantor pusat).

b. Untuk pengadaan antara Rp. 15.000.000 – Rp. 50.000.000

persetujuan dilakukan oleh kepala bidang umum dan kepala

instalasi.
c. Untuk pengadaan antara Rp. 50.000.000 – Rp. 300.000.000

persetujuan dilakukan oleh direktur bidang yang bersangkutan dan

Direktur Administrasi dan Keuangan dengan persetujuan Direktur

Utama.

d. Untuk pengadaan antara Rp. 300.000.000 – Rp. 4.000.000.000

persetujuan dilakukan oleh direktur bidang yang bersangkutan dan

Direktur Administrasi dan Keuangan dengan persetujuan Direktur

Utama.

e. Untuk pengadaan di atas Rp. 4.000.000.000 dapat dilakukan oleh

Direktur Utama dengan persetujuan Gubernur.

2. Konstruksi

a. Untuk pengadaan sampai dengan Rp. 15.000.000 persetujuan

dilakukan oleh kepala cabang, kepala instalasi, pimpinan proyek,

kepala bidang umum (khusus kantor pusat).

b. Untuk pengadaan antara Rp. 15.000.000 – Rp. 50.000.000

persetujuan dilakukan oleh kepala bidang umum dan pimpinan

proyek.

c. Untuk pengadaan antara Rp. 50.000.000 – Rp. 300.000.000

persetujuan dilakukan oleh direktur bidang yang bersangkutan dan

Direktur Administrasi dan Keuangan dengan persetujuan Direktur

Utama.

d. Untuk pengadaan antara Rp. 300.000.000 – Rp. 4.000.000.000

persetujuan dilakukan oleh direktur bidang yang bersangkutan dan


Direktur Administrasi dan Keuangan dengan persetujuan Direktur

Utama.

e. Untuk pengadaan di atas Rp. 4.000.000.000 dapat dilakukan oleh

Direktur Utama dengan persetujuan Gubernur.

3. Tender

a. Untuk pengadaan sampai dengan Rp. 50.000.000 dilakukan

penunjukan langsung.

b. Untuk pengadaan antara Rp. 50.000.000 – Rp. 300.000.000

dilakukan pemilihan langsung dengan minimal 3 pihak.

c. Untuk pengadaan di atas Rp. 300.000.000 dilakukan tender terbuka

melalui media massa dengan minimal 3 pihak.

Dalam perbaikan aktiva tetap perusahaan, yang terlibat dalam

pengambilan keputusan adalah :

a. Divisi Jaringan Perpipaan

Membuat laporan tentang kerusakan yang terjadi

b. Divisi Peralatan Teknik

Memeriksa terkait perbaikan atau pengadaan apa saja yang perlu

dilakukan.

c. Kepala cabang

Membuat proposal perbaikan atau pengadaan.

d. Direksi

Menetapkan kebijakan – kebijakan perusahaan, mengawasi rencana

maupun realisasi dari biaya yang telah dikeluarkan dan investasi yang

telah ditetapkan.
e. Divisi Perencanaan

Mempersiapkan estimasi biaya yang diperlukan untuk perbaikan maupun

pengadaan baik secara swakelola maupun yang dikerjakan oleh pihak

kontraktor.

f. Divisi Keuangan

Membuat rencana kerja dan anggaran yang diperlukan selama satu periode

berjalan serta mengawasi pembiayaan dan mempertanggung jawabkannya

kepada direksi.

Adapun langkah – langkah yang diambil oleh pihak perusahaan dalam

melakukan perbaikan aktiva tetap adalah sebagai berikut :

a. Divisi jaringan perpipaan yang berada di lapangan membuat laporan

mengenai kerusakan – kerusakan yang terjadi atas instalasi pompa

perusahaan.

b. Divisi peralatan teknik memeriksa kerusakan yang terjadi berdasarkan

laporan yang diterima dari divisi jaringan serta membuat laporan langkah

perbaikan atau pengadaan yang diperlukan.

c. Kepala cabang melaporkan kerusakan yang terjadi kepada divisi

perencanaan berdasarkan hasil pemeriksaan divisi peralatan teknik.

d. Divisi perencanaan menyusun analisa biaya untuk memperbaiki atau

mengganti pompa dan diajukan kepada Direksi.

e. Setelah disetujui oleh Direksi maka divisi keuangan melakukan

pembayaran atau pencairan dana terkait perbaikan atau penggantian yang

dilakukan.
Dari langkah – langkah yang telah disajikan di atas, pengambilan

keputusan dilakukan oleh Direksi. Untuk itulah informasi akuntansi manajemen

beserta alternatif – alternatif yang ada sangat dibutuhkan oleh Direksi untuk

menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi

akuntansi manajemen beserta alternatif – alternatifnya yang menjadi dasar

pertimbangan Direksi dalam proses pengambilan keputusan disiapkan dengan

bekerja sama antara bagian – bagian yang terkait seperti divisi jaringan perpipaan,

divisi peralatan teknik , divisi perencanaan dan kepala cabang. Baru kemudian

setelah itu divisi keuangan melakukan pembayaran atau pencairan dana terkait

dengan proyek yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah disepakati

bersama.

Peranan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Proses Pengambilan

Keputusan

Dalam pengambilan keputusan yang tepat diperlukan informasi yang

relevan. Dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan, digunakan konsep

biaya yang berbeda untuk masing – masing keputusan (different cost for different

purpose). Konsep yang digunakan tergantung kepada biaya mana yang relevan

untuk suatu keputusan tertentu.

Untuk mendukung penggunaan konsep tersebut diperlukan informasi

mengenai biaya – biaya yang ada serta perlakuan dan penggolongan terhadap

biaya tersebut. Informasi mengenai hal tersebut hanya akan tampak bila

tersedianya informasi akuntansi manajemen. Dalam hal ini informasi akuntansi

manajemen yang dimaksud yaitu informasi akuntansi manajemen yang informatif


dalam menggambarkan kenyataan yang ada sehingga keputusan yang akan

diambil juga merupakan keputusan yang didasarkan keadaan yang diharapkan dan

dibutuhkan.

Perusahaan menyadari bahwa konsep biaya yang digunakan sangatlah

mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Hal itu menjadi sebuah

pertimbangan bagi perusahaan untuk menggunakan konsep biaya variabel dalam

pengambilan keputuan berkaitan dengan pengelolaan aktiva tetap yang

dimilikinya secara umum dan peralatan secara khusus. Selain itu perusahaan juga

mengetahui pentingnya informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan

keputusan, akan tetapi pada realisasinya perusahaan belum dapat menyajikan

informasi akuntansi manajemen yang informatif guna mendukung tindakan

manajemen dalam mengambil sebuah keputusan.

Pada dasarnya perusahaan menggunakan informasi akuntansi manjemen

namun informasi yang ada hanya berfokus pada biaya yang yang dikeluarkan

apabila keputusan tersebut diambil.

4. Jenis – jenis Keputusan Perusahaan

Berdasarkan hasil observasi penulis pada PDAM Tirtanadi, maka

diperoleh informasi bahwa keputusan yang terdapat dalam kegiatan operasional

perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Keputusan Jangka Pendek

Mencakup keputusan – keputusan yang diambil pihak manajemen

perusahaan secara konstan setiap tahunnya. Keputusan – keputusan ini

biasanya diambil berdasarkan pengalaman – pengalaman yang terjadi dan


kebutuhan – kebutuhan rutin selama satu periode berjalan. Adapun

keputusan jangka pendek tersebut terdiri dari penentuan biaya – biaya

operasional perusahaan seperti pembelian tawas dan preventive

maintenance.

b. Keputusan Jangka Panjang

Mencakup keputusan – keputusan atas peristiwa – peristiwa yang

tidak sering terjadi yang diambil oleh pihak manajemen yang disesuaikan

dengan kondisi yang terjadi di dalam perusahaan, seperti penyusunan

anggaran, perekrutan karyawan baru dan penggantian peralatan.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Proses Pengambilan Keputusan

Menurut teori ada beberapa langkah dalam proses pengambilan keputusan.

PDAM Tirtanadi Medan dalam proses pengambilan keputusan memiliki langkah

– langkah pengambilan keputusan sendiri, namun langkah – langkah yang diambil

perusahaan tidak berarti salah karena langkah – langkah tersebut berdasarkan

kebijakan perusahaan dan juga didasarkan pada teori yang ada, dimana

perusahaan akan mendefinisikan masalah, menentukan alternatif untuk kemudian

diambil suatu alternatif terbaik yang akan mengoptimalkan kinerja operasional

perusahaan.

Dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan perbaikan

instalasi pompa, perusahaan telah melalui langkah – langkah tertentu yang

melibatkan seluruh lini manajemen perusahaan sebagai pemberi masukan yang

berhubungan dengan keputusan yang akan diambil.


Tetapi proses pengambilan keputusan yang dijalankan oleh perusahaan

masih kurang baik karena perusahaan belum melakukan analisis biaya dan

pendapatan secara detil. Divisi Perencanaan sebaiknya melakukan perhitungan

biaya dan pendapatan secara detil untuk menjadi dasar pengambilan keputusan

memperbaiki atau mengganti pompa oleh Direksi sehingga keputusan yang

diambil merupakan keputusan yang paling tepat bagi perusahaan.

2. Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Proses

Pengambilan Keputusan

Dalam proses pengambilan keputusan, khususnya pada biaya perbaikan

instalasi pompa perusahaan, PDAM Tirtanadi Medan telah menggunakan

informasi – informasi akuntansi manajemen, akan tetapi seperti telah dijelaskan

sebelumnya perusahaan hanya menggunakan informasi akuntansi manajemen

yang hanya berfokus pada biaya yang dikeluarkan tanpa memperhitungkan

pendapatan yang akan diperoleh dari setiap biaya yang dikorbankan.

Dalam kasus ini perusahaan dihadapkan pada 2 (dua) alternatif yaitu

memperbaiki atau mengganti peralatan yang lama.

Jika keputusan yang diambil adalah untuk memperbaiki maka pompa

dapat beroperasi dengan normal dan umur ekonomisnya bertambah 3 tahun lagi

dan produksi dapat berjalan kembali sehingga tidak mengganggu pelayanan

terhadap masyarakat dan biaya yang akan dikeluarkan adalah :

Biaya las dan bubut Rp. 9.500.000

Biaya upah bongkar pasang Rp. 5.500.000

Total Rp. 15.000.000


Akan tetapi, jika instalasi pompa tersebut hanya diperbaiki maka kapasitas

produksi akan menurun menjadi 90% dari kapasitas normal dan biaya konsumsi

bahan bakar akan meningkat menjadi 110% dari konsumsi bahan bakar normal.

Daftar harga perolehan pompa disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1
Daftar Harga Perolehan Pompa

No. Jenis Pompa Lama Pompa Baru


1. Impeller 10.250.000 11.140.000
2. Key Impeller 175.000 275.000
3. Bearing 9.500.000 10.054.000
4. Shaft Impeller Nut & Drat Nut Impir 425.000 550.000
5. Bushing 425.000 550.000
6. Impeller dan Casing Wearing 500.000 700.000
Total 21.275.000 23.296.000

Dalam kasus yang telah dipaparkan sebelumnya perusahaan melakukan

analisis perbandingan sebagai berikut :

Tabel 4.2
Analisis Biaya Memperbaiki atau Mengganti pompa

Keterangan Memperbaiki Mengganti Perbedaan


Biaya Perbaikan :
Biaya las dan bubut 9.500.000 - 9.500.000
Biaya upah bongkar pasang 5.500.000 - 5.500.000
Biaya Perolehan Peralatan Baru - 23.296.000 (23.296.000)
Kerugian Penjualan Peralatan - 3.478.125 (3.478.125)
Total biaya yang timbul 15.000.000 26.774.125 (11.774.125)

Keterangan : Harga jual pompa lama sebesar Rp. 4.500.000,- dan nilai buku
sebesar Rp. 7.978.125,-.

Dari tabel di atas nampak bahwa biaya yang akan dikeluarkan apabila

keputusan untuk memperbaiki diambil akan lebih kecil sebesar Rp. 11.774.125

jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan apabila keputusan untuk

mengganti diambil. Oleh karena itu perusahaan memilih untuk memperbaiki

peralatan pompa lama dibandingkan membeli peralatan pompa yang baru.


Analisis yang dilakukan oleh perusahaan kurang memadai karena

perusahaan hanya mengacu pada biaya yang akan dikeluarkan tanpa

memperhitungkan pendapatan yang akan diterima sehingga keputusan yang

diambil perusahaan yaitu untuk memperbaiki pompa menjadi kurang tepat.

Oleh karena itu penulis mencoba untuk menyajikan laporan analisis

diferensial untuk memperbaiki atau mengganti pompa perusahaan berikut ini :

Tabel 4.3
Laporan Analisis Diferensial – Memperbaiki atau Mengganti Pompa

Keterangan Memperbaiki Mengganti Perbedaan


Penjualan Air
(1 Wilayah Operasional) 1.341.000.0001 1.350.000.000 (9.000.000)
Biaya Operasional :
- Biaya Sumber Air & Pengolahan (450.000.000) (450.000.000) -

- Biaya Transmisi & Distribusi :


- Biaya BBM 14 Pompa Normal (280.000.000) (280.000.000) -
- Biaya Diferensial BBM 1 Pompa (22.000.000) (20.000.000) (2.000.000)
- By. Penyusutan 14 Pompa Normal (37.231.250) (37.231.250) -
- By Diferensial Penyusutan 1 Pompa (3.829.688) 2 (2.908.625) 2 (921.063)
- By. Transmisi & Distribusi Lainnya (350.000.000) (350.000.000) -

- Biaya Umum & Administrasi (100.000.000) (100.000.000) -


- Biaya Kerugian Penjualan Aktiva
Lama - (3.478.125) 3.478.125
Laba Operasional 97.939.062 106.382.000 (8.442.938)

Keterangan :

 1 wilayah operasional menggunakan 15 pompa.

 Perhitungan :

1. Penjualan Kapasitas Normal – Pengurangan Penjualan akibat Perbaikan 1

Pompa dari keseluruhan 15 pompa yang ada.


 1.350.000.000 
1.350.000.000  x 10%  1.341.000.000
   
15
2. Perhitungan biaya penyusutan per tahun :

Keterangan Memperbaiki Mengganti


Nilai Perolehan Aktiva 21.275.000 23.296.000
Nilai Buku saat kejadian 7.978.125 23.296.000
Estimasi Umur Ekonomis 3 tahun 8 tahun
Kapitalisasi Biaya Perbaikan 15.000.000 -
Nilai Buku Baru 22.978.125 23.296.000
Estimasi Umur Ekonomis Baru 6 tahun 8 tahun
Biaya Penyusutan per tahun
(metode garis lurus) 3.829.688 2.908.625

Dari analisis perbandingan antara memperbaiki atau mengganti pompa

perusahaan yang telah disajikan oleh penulis nampak bahwa jika keputusan untuk

memperbaiki pompa diambil maka biaya operasional yang akan muncul lebih

kecil yaitu sebesar Rp. 1.243.060.938,- dibandingkan apabila pompa diganti yaitu

sebesar Rp. 1.243.618.000,-. Tetapi biaya penyusutan dan biaya BBM lebih besar

apabila keputusan untuk memperbaiki pompa diambil dibandingkan dengan

keputusan untuk mengganti pompa. Selain itu pendapatan yang diterima oleh

perusahaan dari penjualan air akan lebih besar jika keputusan untuk mengganti

pompa diambil yaitu sebesar Rp. 1.350.000.000,- dibandingkan dengan keputusan

untuk memperbaiki yaitu sebesar Rp. 1.341.000.000,-.

Selain itu jika dilihat dari faktor laba operasional perusahaan maka

keputusan untk mengganti pompa lebih menguntungkan perusahaan karena

menghasilkan laba operasional sebesar Rp. 106.382.000,- dibandingkan dengan

keputusan untuk memperbaiki pompa yang hanya menghasilkan laba operasional

sebesar Rp. 97.939.062,-.

Berdasarkan perhitungan di atas, perusahaan seharusnya memutuskan

untuk mengganti instalasi pompa tersebut. Keputusan ini diambil dengan

mempertimbangkan peningkatan laba operasional perusahaan meskipun biaya


yang harus dikeluarkan lebih besar dan kelancaran pelayanan terhadap masyarakat

yang telah menggunakan jasa perusahaan untuk penyediaan air bersih.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah mengadakan pembahasan pada bab – bab sebelumnya dan

berdasarkan uraian dan analisis, maka pada bab ini penulis akan mengambil

beberapa kesimpulan dan memberikan saran – saran yang dianggap perlu demi

kemajuan perusahaan.

A. Kesimpulan

1. Informasi akuntansi manajemen yang digunakan dalam proses

pengambilan keputusan memperbaiki atau mengganti pompa kurang

memadai sehingga menghasilkan keputusan yang kurang tepat bagi

perusahaan. Perusahaan hanya memperhitungkan besar kecilnya biaya

yang akan dikeluarkan. Hal ini terlihat dari keputusan yang diambil

perusahaan untuk memperbaiki pompa yang hanya didasarkan atas selisih

biaya sebesar Rp. 11.774.125,- antara biaya untuk memperbaiki pompa

sebesar Rp. 15.000.000,- dengan biaya untuk mengganti pompa sebesar

Rp. 26.774.125,-. Perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan memiliki

kelemahan karena perusahaan tidak memperhitungkan berapa pendapatan

yang akan diterima oleh perusahaan jika keputusan dari alternatif untuk

memperbaiki atau mengganti diambil.

2. Informasi akuntansi manajemen yang digunakan dalam proses

pengambilan keputusan memperbaiki atau mengganti pompa berpengaruh

dalam peningkatan laba perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya

laba operasional yang diperoleh perusahaan dapat meningkat sebesar Rp.


8.442.938,- jika keputusan untuk mengganti yang menghasilkan laba

sebesar Rp. 106.382.000,- diambil, dibandingkan dengan keputusan untuk

memperbaiki yang hanya menghasilkan laba operasional sebesar Rp.

97.939.062,-.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan

saran – saran yang mungkin dapat membantu pihak manajemen bagi kemajuan

perusahaan :

Sebaiknya sebelum mengajukan proposal perbaikan atau penggantian

perusahaan melakukan analisis perhitungan yang lebih detil. Selain

perhitungan mengenai biaya, sebaiknya perusahaan juga mempertimbangkan

pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan jika pompa tersebut

diperbaiki atau diganti sehingga keputusan yang diambil oleh manajemen

perusahaan lebih dapat diandalkan dan menghasilkan laba operasional yang

maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, 2000. Akuntansi Manajerial, Buku 1, Alih
Bahasa A. Totok Bidisantoso, Salemba Empat, Jakarta.

Halim, Abdul, Bambang Supomo, 2001. Akuntansi Manajemen, Fakultas


Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal, 2002. Pokok – pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan,


Ghalia Indonesia, Jakarta.

Horngren, Charles T., Gary L. Sundem, William O. Stratton, 2005. Introduction


to Management Accounting, Thirteenth Edition, Prentice Hall, New
Jersey.

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.

Samryn, L.M, 2002. Akuntansi Manajerial : Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo


Perkasa, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid II,
Salemba Empat, Jakarta.

Sunarto, 2004. Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, Penerbitan Fakultas Ekonomi


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve, Phillip E. Fess, 2002. Financial and
Managerial Accounting, Seventh Edition, South Western, Ohio.

Williams, Chuck, 2001. Manajemen, Buku 1, Edisi Pertama, Alih Bahasa


Sabarudin Napitupulu, Salemba Empat, Jakarta.
LAMPIRAN I
GUBERNUR

BADAN PENGAWAS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR
PERENCANAAN & PRODUKSI DIREKTUR DIREKTUR
ADMINISTRASI & KEUANGAN OPERASI

PENELITIAN & DIVISI DIVISI DIVISI DIVISI DIVISI DIVISI SUMBER DIVISI DIVISI PUBLIC SATUAN
SISTEM INFORMASI DAYA MANUSIA PENGAWAS
PENGEMBANGAN PERENCANAAN MANAJEMEN PRODUKSI KEUANGAN UMUM JARINGAN PERPIPAAN PERALATAN TEKNIK RELATION INTERN

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG PENGAWAS
PENGEMBANGAN PENGOLAHAN KEPEGAWAIAN TRANSMISI / DISRIBUSI PEMELIHARAAN
TEKNOLOGI ANGGARAN DATA PENGENDALIAN MUTU AKUNTANSI LOGISTIK AIR BERSIH MEKANIKAL / ELEKTRIKAL HUKUM TEKNIK

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
PENGEMBANGAN ANALISA PROGRAM PENGOLAHAN AIR PENGEMBANGAN SDM TRANSMISI / DISRIBUSI PEMELIHARAAN KOMPUTER & PUBLIKASI & PENGAWAS ADM &
ADMINISTRASI PERENCANAAN TEKNIK SISTEM BERSIH PENDANAAN SEKRETARIAT AIR LIMBAH ALAT KOMUNIKASI KOMUNIKASI KEUANGAN

BIDANG BIDANG
PENGAWASAN & ARSIP PENGOLAHAN AIR
TEKNIK LIMBAH

INSTALASI INSTALASI INSALASI CABANG CABANG CABANG CABANG CABANG


PENGOLAHAN AIR BERSIH PENGOLAHAN AIR BERSIH PENGOLAHAN
AIR BERSIH ( KELAS "B" ) AIR LIMBAH KELAS "A" KELAS "B" KELAS "B" KELAS "C" KELAS "D"

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BAGIAN


PRODUKSI & PRODUKSI &
PRODUKSI PRODUKSI & PEMASARAN PENGOLAHAN JARINGAN PERPIPAAN JARINGAN PERPIPAAN JARINGAN PERPIPAAN JARINGAN PERPIPAAN UMUM & PERSONALIA

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PENGENDALIAN MUTU UMUM & PERSONALIA UMUM & PERSONALIA PEMASARAN PEMASARAN & HUBLANG PEMASARAN & HUBLANG PEMASARAN & HUBLANG TEKNIK

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PERAWATAN
MEKANIKA / ELEKTRIKAL PENGAWASAN PENGAWASAN KEUANGAN KEUANGAN KEUANGAN KEUANGAN

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


UMUM & PERSONALIA UMUM & PERSONALIA UMUM & PERSONALIA UMUM & PERSONALIA UMUM & PERSONALIA

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PENGAWASAN HUBUNGAN LAPANGAN PENGAWASAN PENGAWASAN

BAGIAN
PENGAWASAN

KETERANGAN :
Garis Komando
Garis Koordinasi
Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Medan

Universitas Sumatera Utara

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy