Pembuatan Generator Sinkron Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Dari Magnet Motor Bekas Di Desa Kemumu Bengkulu Utara

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014 104

PEMBUATAN GENERATOR SINKRON UNTUK PEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DARI MAGNET MOTOR
BEKAS DI DESA KEMUMU BENGKULU UTARA

MANUFACTURING OF GENERATOR SINCRON BY USING THE


RECYCLE OF MAGNET MOTORCYCLE FOR MICRO HYDRO
POWER PLANT IN THE KEMUMU VILLAGE NORTH BENGKULU

Oleh:
Hendra1), Muhammad Syaiful2), dan Anizar Indriani3)
1)
Program Studi Teknik Mesin Fakutlas Teknik Universitas Bengkulu
2)
Jurusan Teknologi Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
3)
Program Studi Teknik Elektro Fakutlas Teknik Universitas Bengkulu
h7f1973@yahoo.com

ABSTRACT
Community empowerment in improving the knowledge to make a generator by using the
recycle of magnet of the motorcycle is part of a community service-based research through
training manufacture of generators. This generator can be used to change of mechanical
energy into the electrical energy. Where as the mechanical energy is obtained from the
turbine screw. This training method contains material about the introduction of the
generator and proceed with the process of manufacture of generators by using recycle of
motorcycle magnet coil manner. Generators are made tested with the 3 phase of motors as
early movers to get the magnitude of the voltage output of the generator. After the output
voltage is obtained then followed by using the turbinesscrew, windmills or other
propulsion to drive the generators. Magnet motor that is made into a generator consists of
several magnetic poles are 6, 8 and 12 poles. Mechanism of the generator is expected to
help the community in generating electrical energy as a power source of the electrical
power and that does not depend anymore on electricity company such as PLN for lighting,
drying, cooling and others. Through this training, the potential flow of a river or irrigation
water in the village of Kemumu can be utilized by the villagers to meet the need for
electrical energy. Where electrical energy can be used to increasing the economy value
and daily life of rural communities Kemumu. Of the training conducted, it was found that
the generator capable of producing an electrical voltage of 106 volts with the rotation
drive of screw turbines is 876 rpm and 12 pole magnet generator. The generator with an
output voltage of 6 obtained by 78, 4 Volt with one load of 15-watt incandescent light bulb.
And using four load of 15-watt incandescent light bulbs obtained 58,8 Volt output voltage
by using a magnetic generator 8 poles. From these results can be concluded that the
generators by using the recycle magnet of motorcycle by the community can generate an
electric voltage.

Keywords: Generator, PLTMH, Electrical Energy, Magnet Motor, Turbin Screw


105 Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014

PENDAHULUAN
Ketergantungan energi listrik dari PLN yang sangat besar menyebabkan masyarakat
harus menerima segala kondisi yang ada seperti pemadaman listrik yang tiba-tiba atau
bergilir, kerusakan komponen elektronik oleh tegangan listrik yang tidak stabil ataupun
daerah yang masih belum terjangkau oleh listrik. Keluhan akan fenomena di atas selalu ada
setiap waktu, dimana PLN selalu berusaha agar tidak terjadi pemadaman ataumenjaga agar
tegangan listrik tidak turun. Hal ini sulit dihindari terutama pada daerah yang memiliki
kontur alam dengan kondisi hutan, perkebunan atau pepohonan pada jalur lintasan kabel
listrik, kondisi iklim dengan kekuatan angin yang kuat (daerah pegunungan dan pantai).
Kondisi ini sangat banyak ditemukan di Indonesia seperti daerah Bengkulu, dimana
daerah ini banyak memiliki perkebunan, hutan dan berada di daerah pesisir pantai.
Pemadaman listrik di daerah Bengkulu sangat sering terjadi terutama pada akhir pekan
dimana penyebabnya adanya pemadaman bergilir akibat pasokan untuk mesin penggerak
turbin yang kurang, adanya pohon atau dahan tumbuhan yang mengganggu kabel-kabel
listrik dan angin kencang yang menyebabkan terjadinya hubungan pendek dan lain
sebagainya. Selain itu kondisi daerah yang juga jauh dari sentral listrik PLN
memnyebabkan pasokan ke daerah tersebut berkurang sehingga listrik padam atau
tegangan turun.
Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah daerah dan PLN mencoba melakukan
pengembangan sistem pembangkit listrik dengan mencari sumber energi alternatif untuk
penggerak sistem pembangkit listrik seperti penggunaan solar sel, turbin screw, kincir
angin dan lainnya. Dengan melihat potensi yang ada pada daerah masing-masing seperti
daerah pantai Kota Bengkulu yang memiliki kekuatan angin besar dapat digunakan
pembangkit listrik tenaga angin, Desa Kemumu yang memiliki sumber air sungai dan
irigasi yang besar dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (Kumar and David,
2012) (Dietzel, 1990) (Damastuti, 1997) (Muller, 2009) (Rorres, 2000) (Havendry, 2009)
(Subekti, 2010) (Gudukeya and Madanhire, 2013) (Hendra, 2014) (Hendra, 2013) dan
potensi energi surya yang cukup tinggi untuk pembangkit listrik tenaga surya. Selama ini
pembangkit listrik di Bengkulu diperoleh dari sumber tenaga minyak bumi dan batubara.
Melihat situasi ini maka dalam pelatihan ini difokuskan pada pemanfaatan sumber
energi listrik dari tenaga air (PLTMH) dengan membuat generator sinkron dari magnet
sepeda motor bekas dan sumber penggerak awal dari motor 3 Phasa dan turbin screw.
Generator ini dibuat dan digunakan pada turbin screw dengan menggunakan potensi aliran
air sungai atau irigasi di Desa Kemumu Bengkulu Utara. Dimana aliran sungai atau
irigasinya memiliki head yang tidak terlalu tinggi dan debit yang cukup besar. Potensi ini
dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (mikrohidro) skala kecil
menggunakan turbin screw. Selain itu mesin pembangkit listrik tenaga mikrohidro
(Dietzel, 1990) (Damastuti, 1997) lain juga dapat digunakan seperti turbin Pelton, Francis
dan Kaplan. Penggunaan turbin ini bagi masyarakat agak sulit karena memerlukan daerah
Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014 106

yang luas, perawatan yang kontinu, ongkos pembuatan yang mahal dan kadang merusak
lingkungan.
Dalam pengabdian masyarakat berbasis riset ini akan diadakan pelatihan kepada
masyarakat untuk membuat generator dan pembangkit listrik yang murah dan mudah
dibuat dengan memanfaatkan peralatan bekas atau sisa. Pada pelatihan ini masyarakat
dibimbing untuk memanfaatkan komponen magnet motor bekas menjadi generator agar
dapat digunakan pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan penggerak turbin
screw.
Tegangan listrik yang kurang stabil dan pemadaman yang sering terjadi disebabkan
oleh terganggunya sistem distribusi jaringan listrik seperti cuaca yang kurang baik (angin
ribut), pohon tumbang dan sumber energi penggerak generator listrik yang makin
berkurang akibat kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar minyak bumi. Hal ini
menyebabkan masyarakat mengalami kerugian seperti kerusakan alat-alat elektronik,
terganggunya proses pengolahan hasil panen, banyaknya kriminalitas di malam hari karena
suasana yang gelap dan lainnya.
Permasalahan yang sering timbul ini sangat mengganggu sistem perekonomian dan
kehidupan masyarakat di daerah karena semua peralatan elektornik, proses pengolahan
hasil panen dan lainnya sangat bergantung pada energi listrik dari PLN. Untuk itu
diperlukan suatu cara dalam menanggulangi hal ini dengan membuat alat dan teknologi
tepat guna yang murah dan mudah dioperasikan oleh masyarakat seperti pemanfaatan
magnet sepeda motor bekas untuk generator pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro
menggunakan turbin screw atau untuk generator pembangkit lainnya.
Pemanfaatan generator dalam menunjang kehidupan manusia sudah banyak
digunakan seperti pada pembangkit listrik, otomotif dan bidang lainnya. Generator
berfungsi untuk meubah energi mekanik menjadi energi listrik. Dimana energi mekanik
terdiri atas energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik diperoleh dari gerakan yang
terjadi pada generator dimana gerakan ini diperoleh dari energi potensial dari aliran air
yang ada.
Keluaran dari generator berupa energi listrik dapat dalam bentuk arus bolak balik
(AC) dan searah (DC) tergantung pada konstruksi generator yang digunakan. Untuk
generator AC, tegangan yang dihasilkan dapat langsung didapatkan dan untuk generator
DC tegangan yang dihasilkan disearahkan dengan komutator. Selain tegangan yang
dihasilkan, posisi kumparan jangkar dan stator juga berbeda yaitu untuk generator AC,
kumparan jangkar terletak pada bagian stator dan medan kumparan medan pada bagian
rotor. Sementara untuk generator DC, kumparan jangkar berada pada rotor dan kumparan
magnet pada stator.
Prinsip kerja generator adalah pada kumparan akan terjadi induksi jika sebuah
kumparan berada dalam medan magnet yang selalu berubah. Generator terdiri atas mesin
sinkron dan unsikron dimana mesin sikron bekerja pada kondisi steady dengan kecepatan
dan frekuensi konstan. Keluaran mesin sinkron adalah arus bolak balik dan dikenal dengan
107 Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014

alternator (Zuhal, 1998). Generator sinkron akan menghasilkan kecepatan sinkron yang
diperoleh dari putaran rotor yang sama dengan putaran medan magnet stator. Generator
sinkron terdiri dari generator arus bolak balik 1 dan 3 fasa.
Gambar 1 menunjukan bentuk generator arus bolak balik 1 dan 3 fasa. Untuk
mengetahui mekanisme kerja dan performance generator sinkron harus diketahui
konstruksi komponen utama dan pendukung serta prinsip kerja dari generator.Konstruksi
generator sinkron meliputi stator yang terdiri atas rangka, inti, slot dan gigi, kumparan,
rotor yang berisi slip ring, kumparan dan prime mover. Fungsi stator adalah untuk
dudukan penerima induksi magnet dari rotor. Gambar 2 memperlihatkan inti dan alur
stator tempat kumparan jangkar. Rotor berfungsi untuk menghasilkan tegangan dan
diinduksikan ke stator. Jenis rotor pada generator adalah rotor kutub sepatu dan kutub
dengan celah udara. Rotor kutub sepatu digerakan oleh turbin dengan putaran rendah dan
rotor kutub celah udara dengan putaran tinggi. Dalam pengabdian ini menggunakan rotor
kutub sepatu untuk putaran rendah.

Gambar 1. (a) Diagram Generator AC Satu Fasa Dua Kutub (Zuhal, 1998)
(b) Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub (Zuhal, 1998)

Gambar 2. Inti Stator dan Alur pada Stator (Sudirham, 2012) .


Untuk penelitian generator sudah banyak dilakukan dengan menggunakan media
penggerak seperti turbin, kincir dan lainnya dimana penelitian itu ada yang mengkaji untuk
putaran tinggi dan rendah, pengaruh posisi magnet dan lainnya. Untuk putaran tinggi,
digunakan penggerak dari turbin yang memiliki gearbox untuk meningkatkan putaran yang
dihasilkan oleh turbin. Sementara untuk putaran rendah dapat dilihat pada komponen
penggerak kincir air dimana pada sistem penggerak ini hanya digunakan untuk sistem
gerak dengan putaran rendah. Pemanfaatan generator untuk putaran rendah masih banyak
kendala dan kekurangan seperti tegangan yang dihasilkan rendah. Makanya dalam
penelitian yang sudah dilakukan pada skim penelitian unggulan perguruan tinggi tahun
Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014 108

2014 dilakukan pembuatan generator dengan memanfaatkan kumparan dan motor magnet
sepeda motor bekas dimana telah menghasilkan tegangan listrik pada sistem pembangkit
listrik tenaga mikrohidro dengan putaran rendah yaitu pada pembangkit listrik tenaga
mikrohidro dengan menggunakan turbin screw (Hendra, 2014) (Hendra, 2013).
Kelanjutan dari penerapan penelitian tersebut dilakukan alih teknologi kepada
masyarakat melalui pelatihan pengenalan generator dan aplikasinya pada komponen mesin
pembangkit listrik tenaga mikrohidro, pelatihan pembuatan dan melilit kumparan untuk
generator dan pengujian hasil generator yang dibuat. Generator ini memiliki beberapa
komponen seperti rotor dan stator dimana rotor mengandung komponen magnet yang
terdiri atas beberapa kutub dan stator berisi lilitan kumparan. Jumlah lilitan kumparan dan
magnet sangat mempengaruhi kinerja dan prestasi dari generator.
Pada pengabdian ini generator yang digunakan adalah generator sinkron magnet
permanen yang dirancang dan dibuat dengan berupa generator satu fasa tipe fluks radial
dengan memanfaatkan magnet permanen dan stator motor bekas. Generator ini terdiri atas
komponen kumparan stator dan magnet rotor. Kumparan stator terbuat dari stator motor
bekas yang dimodifikasi untuk digunakan pada putaran rendah. Magnet rotor terletak pada
bagian luar stator dimana pada rotor ini terdapat beberapa elemen magnet yang jumlahnya
sesuai dengan jumlah kutub pada kumparan stator.
Dalam pengabdian ini menggunakan magnet motor dan kumparan yang terdiri dari
6, 8 dan 12 kutub dan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Pemanfaatan mikrohidro diawali oleh masalah yang sering muncul terutama di daerah
terpencil akan pasokan listrik. Dimana daerah tersebut memiliki potensi seperti air
sungai dan irigasi. Potensi ini dapat digunakan untuk menghasilkan pembangkit listrik
dengan kapasitas yang kurang dari 100 kW dengan menggunakan mikrohidro.
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) (Kumar and David, 2012)
(Damastuti, 1997) (Gudukeya and Madanhire, 2013) memanfaatkan air sebagai sumber
penggeraknya dimana prinsip kerja PLTMH adalah meubah energi potensial dan kinetik
menjadi mekanik hingga menghasilkan energi listrik. PLTMH memiliki tiga komponen
utama yaitu air, turbin (Hendra, 2014) (Hendra, 2013) dan generator (Fifi dan Joke,
2012). Air sebagai penggerak sudu atau screw turbin. Besarnya gerakan untuk mendorong
sudu tergantung kepada jumlah debit dan ketinggian jatuh air (menghasilkan energi
potensial). Debit aliran merupakan banyaknya jumlah air yang mengalir per satuan waktu
(liter/dt) dan ketinggian jatuh air (head) adalah besarnya jarak antara titik jatuh air dengan
turbin (Hendra, 2014). Energi potensial dan gerak diubah menjadi energi mekanik dan
diteruskan oleh poros (Hendra, 2014) (Fifi dan Joke, 2012) ke generator. Pada generator
energi mekanik diubah menjadi energi listrik. Besarnya pengaruh debit dan ketinggian
jatuh air terhadap daya keluaran pada generator dapat dilihat pada Tabel 1.
PLTMH memiliki b e b e r a p a keuntungan yaitu tidak merusak habitat yang
digunakan, ramah lingkungan, memerlukan areal yang tidak terlalu luas untuk peralatan
dan sistem operasinya sederhana. PLTMH sangat cocok digunakan untuk menjangkau
109 Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014

ketersediaan jaringan energi listrik pada daerah yang terpencil.


PLTMH dengan pembangkit lain seperti kincir dan jenis lain memerlukan
bendungan atau dam untuk mengatur aliran air untuk penggeraknya, bangunan pengambil
air (intake), saluran penghantar untuk mengalirkan air dari intake, saluran pelimpah air,
kolam penenang dan pipa pesat yang berfungsi untuk mengalirkan air ke turbin.
Gambar 3 menunjukan komponen mesin pada PLTMH dengan mekanisme tidak
langsung dan jenis-jenis PLTMH.
Tabel 1. Hubungan Daya Keluaran dengan Debit dan Head
Head Debit aliran air Output Output
(m) Q (l/dt) Turbin (kW) Generator (kW)
24 33.3 5.9 4.7
26 34.6 6.7 5.3
28 36 7.4 5.9
30 37.2 8.2 6.6
32 38.4 9.0 7.2
34 39.6 10 8

a. Komponen Mesin dan PLTMH (Rorres, 2000)


b. Screw turbin Penggerak Manual (Rorres, 2000)

c. Type Steel trough (Havendry, 2009)


d. Type Closed compact installation (Havendry, 2009)
Gambar 3. Komponen Mesin dan PLTMH
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Memberikan pelatihan tentang komponen-komponen generator dan cara perakitannya.
Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014 110

2. Pelatihan pemasangan kumparan pada dudukan kumparan dan pemasangan pada


magnet motor generator.
Manfaat pelatihan ini adalah agar masyarakat dapat membuat generator dari magnet
motor bekas untuk pembangkit listrik tenaga mikro hidro seperti menggunakan turbin
screw, kincir dan lainnya.

METODE PENGABDIAN
Metode pelaksanaan pengabdian yang dilakukan adalah dengan metode pelatihan
cara memanfaatkan dan membuat magnet sepeda motor bekas menjadi generator untuk
pembangkit listrik tenaga mikrohidro menggunakan turbin screw. Dimana magnet sepeda
motor bekas ini sudah dibuat dan digunakan dalam penelitian unggulan perguruan tinggi
(BOPTN) tahun 2013 (Hendra, 2014) (Hendra, 2013).
Ada beberapa tahap pelatihan pembuatan dan perakitan generator dari magnet bekas
yaitu:
1. Pelatihan pengenalan komponen mesin pembangkit listrik tenaga mikrohidro
menggunakan turbin screw.
Proses pelatihannya adalah dengan menjelaskan dan memberi contoh komponen mesin
pembangkit listrik tenaga mikrohidro menggunakan turbin screw yang digunakan
seperti:
1. Komponen mekanik meliputi turbin screw.
2. Komponen elektrik meliputi generator yang terdiri atas magnet sepeda motor bekas
dan lilitan kumparan.
3. Rangka mesin pembangkit listrik tenaga mikrohidro menggunakan turbin screw.
4. Bantalan
5. Poros.

2. Pelatihan pembuatan komponen elektrik generator dari magnet sepeda motor


bekas untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro menggunakan turbin screw dan
pengujian.
Prosedur pelatihan ini meliputi:
1. Pemilihan magnet sepeda motor bekas berdasarkan variasi jumlah magnet dan lilitan
kumparan.
2. Metode dan cara pemasangan kumparan pada dudukan lilitan kumparan (melilit).
3. Pemilihan dan penggunaan dimensi kawat lilitan kumparan yang berbeda.
4. Pengujian generator (magnet dan lilitan magnet) tanpa beban dengan variasi jumlah
lilitan.
5. Pengujian generator (magnet dan lilitan magnet) dengan menggunakan beban
dengan variasi jumlah lilitan.
111 Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014

6. Pengujian generator (magnet dan lilitan magnet) tanpa beban dengan variasi dimensi
lilitan.
7. Pengujian generator (magnet dan lilitan magnet) dengan menggunakan beban
dengan variasi dimensi lilitan

3. Pelatihan pemeliharaan magnet sepeda motor bekas sebagai generator


pembangkit listrik tenaga mikrohido
Prosedur pelatihan yaitu:
1. Pelatihan pemeliharaan komponen--komponen generator dan mesin pembangkit
listrik tenaga mikrohidro.
2. Pelatihan pengecekan kondisi atau keadaan lilitan kumparan magnet motor
(generator).
3. Pelatihan perbaikan komponen generator dan metode pembongkaran dan
pemasangan komponen generator.

a. Dimensi Kumparan Kawat/Lilitan Magnet Sepeda motor bekas

b. Magnet Rotor dan Gabungan dengan Kawat Kumparan


Gambar 4. Magnet Sepeda motor bekas untuk Generator Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro

Gambar 4 menunjukkan an rancangan generator yang terdiri dari magnet sepeda motor
bekas dan lilitan kumparannya. Gambar 5 menunjukkan
menunjuk elemen kumparan dengan dimensi
yang berbeda dan pengujian untuk generator tanpa beban. Jenis magnet sepeda motor
bekas yang akan dimanfaatkan dalam pelatihan ini dapat dilihat pada Gambar 6, dimana
pada Gambar 6 terlihat jenis-jenis
jenis magnet dan dudukan kumparan
k lilitan.
Proses Pengujian tegangan output generator (Hendra, 2014) (Hendra, 2013) (Fifi dan
Joke, 2012) dari magnet sepeda motor bekas yaitu:
1. Pengujian generator tanpa beban
Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014 112

Pengujian generator tanpa beban bertujuan untuk mengetahui besar tegangan keluaran
generator pada saat tanpa beban. Langkah-langkah pengujian meliputi:
a) Generator diputar pada kecepatan nominal (n).
b) Tidak ada beban yang terhubung pada terminal generator.
c) Catat nilai tegangan terminal generator.

Gambar 5. Elemen Kumparan dengan Dimensi Berbeda dan Pengujian Tanpa Beban

Gambar 6. Magnet Sepeda Motor Bekas dan Dudukan Lilitan Kumparan


2. Pengujian berbeban
Pengujian berbeban bertujuan untuk mengetahui besar tegangan dan arus keluaran
generator dengan menggunakan beban seperti lampu pijar 15 Watt.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengabdian Masyarakat
Peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 20 peserta dimana hasil yang diperoleh
adalah peserta mampu membuat generator dengan hasil tegangan luarannya adalah 106,9
Volt pada generator dengan magnet motor 12 kutub. Peserta yang hadir dapat dilihat pada
Gambar 7 dan Gambar 8. Pada Gambar 7 terlihat sambutan dari Kepala Desa dan
pemaparan pemanfaatan magnet sepeda motor bekas untuk generator pada PLTMH.
Gambar 8 menunjukan proses pembuatan generator pada magnet sepeda motor bekas yang
diawali dengan proses pelatihan melilit kumparan dan magnet.

a. Kata sambutan Bapak Kepala Desa sebelum pelatihan


113 Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014

b. Peserta pelatihan dan Pemaparan pemanfaatan dan pembuatan Generator


Gambar 7. Kegiatan Pelatihan Proses Pemanfaatan Magnet Sepeda Motor Bekas untuk
Generator pada PLTMH

a. Pengenalan Magnet Motor Sepeda Motor Bekas

b. Tanya Jawab Tentang Pemanfaatan Magnet Sepeda Motor Bekas


Gambar 8. Proses Pembuatan Generator dan Diskusi Manfaat Lainnya

Hasil Pengujian Magnet Sepeda Motor Bekas


Hasil pembuatan generator dari magnet motor bekas dan dari pengujian generator
yang dilakukan diperoleh tegangan keluaran dari generator dengan magnet motor 6
kutubtanpa pembebanan sebesar 74.4 Volt pada putaran 842 rpm sementara untuk putaran
920 rpm sebesar 79.4 Volt dan hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 2. Untuk
pengujian dengan menggunakan beban lampu pijar sebesar 15 watt diperoleh tegangan
keluaran generator dengan magnet 6 kutub sebesar 78.4 Volt pada putaran 880 rpm. Hasil
pengujian generator dengan menggunakan beban lampu pijar dapat dilihat pada Tabel 3.
Untuk hasil pengujian generator dengan jumlah kutub yang lain menggunakan beban
lampu pijar 15 watt dan penggerak generator dari turbin screw seperti generator dengan 12
kutub magnet rotor dapat dilihat pada Tabel 4. Dimana pada Tabel 4 terlihat bahwa
tegangan keluaran dari generator dengan magnet rotor 12 kutub adalah sebesar 105.9 Volt
Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014 114

pada putaran 876 rpm dan. Untuk pengujian generator berbeban pada putaran 876 rpm
dengan 4 bola lampu pijar dan generator dengan magnet rotor 8 kutub diperoleh tegangan
sebesar 58.8 Volt seperti dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 2. Hasil Pengujian Generator dengan Tanpa Beban
Tegangan Keluaran
No Putaran (rpm)
Magnet Rotor 6 Kutub (Volt)
1 842 74.4
920 79.4

Tabel 3. Hasil Pengujian Generator dengan Beban Lampu Pijar 15 Watt


Tegangan Keluaran
No Putaran (rpm)
Magnet Rotor 6 Kutub (Volt)
1 880 78.4

Tabel 4. Hasil Pengujian Generator Berbeban 1 Bola Lampu dengan Turbin screw
Putaran dengan beban 1 Tegangan (Volt)
No bola lampu pijar 15 watt Magnet Rotor 6 Magnet Rotor 12
(rpm) Kutub Kutub
1 876 78.4 105.9

Tabel 5. Hasil Pengujian Generator Berbeban 4 Bola Lampu dengan Turbin screw
Putaran dengan beban 4 buah bola Tegangan Keluaran
No
lampu pijar 15 watt (rpm) Magnet Rotor 8 Kutub (Volt)
1 876 58.8

Pembahasan
Dari hasil pelatihan pemanfaatan magnet sepeda motor bekas untuk generator pada
PLTMH menunjukan respon positif dari masyarakat dan adanya keseriusan dalam
mengikuti pelatihan ini. Hal ini disebabkan oleh penggunan generator sangat besar
manfaatnya bagi kehidupan masyarakat terutama untuk membantu proses pengolahan hasil
pertanian atau perkebunan bagi masyarakat Desa Kemumu. Dari pengujian generator yang
dilakukan baik dengan beban ataupun tanpa beban diperoleh hasil bahwa generator ini
dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik (untuk lampu pijar dan lainnya).
Tegangan keluaran dari generator ini dapat juga digunakan untuk tenaga listrik bagi proses
pengolahan hasil kebun atau pertanian masyarakat seperti untuk proses pengeringan hasil
panen, pengolahan dan pengepakan hasil panen dan lain sebagainya.
115 Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014

a. Dudukan Magnet Stator 6 Kutub dan Lilitan Kumparan pada Turbin screw

b. Tempat Pemasangan Magnet Rotor 6 Kutub dan Lilitan Kumparannya dan pengukuran
tegangan untuk magnet rotor 6 kutub pada putaran 106 rpm

c. Pengujian Generator dengan Beban 4 Lampu Pijar Menggunakan Magnet Rotor 8


Kutub
Gambar 9. Pengujian Generator pada Turbin screw

Dari hasil pegujian generator menggunakan sumber penggerak dari motor 3 phasa
dan turbin screw terlihat bahwa dimensi, jumlah lilitan dan kutub akan mempengaruhi
tegangan keluaran dari generator. Semakin banyak jumlah kutub dan lilitan serta dimensin
dudukan litlitan kumparan (stator) maka tegangan keluaran yang dihasilkan akan semakin
besar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4, dimana pada pengujian ini terlihat pada generator
dengan magnet rotor 12 kutub memiliki nilai tegangan keluaran lebih tinggi dibanding
dengan nilai tegangan keluaran generator dengan magnet rotor 6 dan 8 kutub. Hal ini
disebabkan oleh dimensi dari dudukan lilitan kumparan magnet, jumlah kutub magnet
rotor dan lilitannya lebih besar dibanding dengan magnet 6 dan 8 kutub. Ini menunjukan
bahwa dimensin dan jumlah kutub mempengaruhi tegangan keluaran dari generator.
Untuk pengujian dengan menggunakan turbin screw terlihat bahwa pengaruh senter
dari sumbu putar turbin screw mempengaruhi prestasi kerja dari generator dimana posisi
sumbu turbin screw yang tidak center menyebabkan putaran kerja rendah dan adanya
kontak yang besar antara magnet rotor dan spul penghubung antara lilitan kumparan
dengan magnet. Ini menyebabkan penurunan prestasi kerja turbin screw, menimbulkan
keausan dan kerusakan pada magnet rotor serta mengakibatkan losses tegangan menjadi
Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014 116

besar padasaat pengujian. Selain itu juga dapat menimbulkan kerusakan pada magnet dan
lilitan kumparan dimana lilitan akibat kontak yang tejadi bisa menjadi putus.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari pengabdian masyarakat yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Generator yang dibuat ulang dari magnet motor bekas dapat menghasilkan tegangan
keluaran sebesar 79.4 Volt pada putaran 920 rpm untuk pengujian generator tanpa
beban dengan magnet rotor 6 kutub.
b. Untuk pengujian generator dengan beban lampu pijar 15 watt diperoleh tegangan
keluaran sebesar 105,9 Volt pada putaran 876 rpm untuk generator dengan magnet rotor
12 kutub sementara untuk magnet rotor 6 dan 8 kutub menghasilkan tegangan keluaran
sebesar 78.4 dan 58,8 Volt.
c. Dari pelatihan yang dilakukan terlihat antusias masyarakat dalam mengikuti pelatihan
dan diakhir kegiatan masayarakat meminta untuk dapat melakukan pelatihan ini secara
kontinu dan juga untuk penerapan yang lain untuk penggerak generator. Dan
aplikasinya untuk membantu sistem pengolahan hasil panen masyarakat.

Saran
Dari pengabdian yang sudah dilakukan terlihat antusias masyarakat dalam mengikuti
kegiatan ini. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada pelatihan ini, ketepatan waktu
pelatihan dengan kondisi masyarakat yang bekerja setiap hari harus diperhatikan. Karena
waktu kerja masyarakat yang dimulai dari pagi hingga sore hari akan terganggu
aktifitasnya jika tidak ada kesesuaian waktu dengan masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Damastuti, A. P., 1997, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, WACANA, No. 8/ Mei-
Juni.
Dietzel, Fritz, 1990, Turbin, Pompa dan Kompresor, Erlangga, Jakarta.
Fifi Hesty Sholihah dan Joke Pratilastiarso, 2010, Rancang Bangun Prototipe Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), ITS, Surabaya.
Gudukeya, L. and Madanhire, I., 2013, Efficiency Improvement of Pelton Wheel and Cross
Flow Turbines in Micro-Hydro Power Plants: Case Study, International Journal of
Engineering and Computer Science ISSN: 2319-7242, Vol. 2 Issue 2, February
2013, PP. 416-432.
Havendry, A., 2009, Perancangan dan Realisasi Model Prototipe Turbin Air Type Screw
(ArchimedeanTurbine) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dengan Head
117 Dharma Raflesia Unib Tahun XII, Nomor 2 Desember 2014

Rendah di Indonesia, Teknik A, 2009,Vol.2, No. 31, Tahun XVI, Hal.1-7.


Hendra, Anizar, I., 2013, Rancang Bangun dan Pembuatan Model Sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro dengan Metode Elemen hingga Berdasarkan Posisi Dan
Bentuk Sudu Screw Turbin, Laporan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi BOPTN
Universitas Bengkulu.
Hendra, Anizar, I., 2014, Manufacture of screw turbine and placement of the generator in
the screw turbine shaft used for small-scale of micro hydro electrical generating,
Prosiding Seminar Internasional, 2014 International Conference On Mechanical
Design, Manufacture And Automation Engineering, Destech publications, Inc,
January 11-12, 2014 Phuket Thailand, www.mdmae.org, Destech Publications
www.destechpub.com.
Kumar, R. K and David Ian, 2012, Hydro Power Generation From Domestic Water Supply
System and Development of Dynamic Flow Modelling, International Journal and
Electronics Engineering Research (IJEEER), ISSN 2250=155X, Vol. 2, Issue 3 Sept
2012, 94-105.
Muller, G., 2009, Simplified Theory of Archimedean Screws, Journal of Hydraulic
Research, Vol. 47, No. 5 (2009), pp. 666-669, doi:10.3826/jhr.2009.3475.
Rorres, C., 2000, The Turn of The Screw: Optimal Design of An Archimedes Screw,
Journal of Hidraulic Engineering, January 2000, pp. 72-80.
Subekti, R., A., 2010, Survey Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Kuta
Malaka Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Journal of
Mechatronics, Electrical Power and Vehicular Technology, Vol. 01, N0.1, 2010,
ISSN. 2087-3379.
Sudirham, Sudaryatno, 2012, Analisis Rangkaian Listrik, Kanayakan D-30, Bandung.
Zuhal, 1998, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy