Rayap 37395-75676614587-1-PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL HUTAN LESTARI (2019)

Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

PENGEMBANGAN UMPAN RAMAH LINGKUNGAN TERHADAP RAYAP


TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren)

(Development of environmentally friendly bait against subterranean termites Coptotermes


curvignathus Holmgren)

Dewi Fatmawati, Muflihati


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jl. Daya Nasional Pontianak, 78124
Email: dewyfatmawatii@gmail.com

Abstract
Bait technology is the most effective, safe, and environmentally friendly way to termite control.
This method was done by utilize attractants which have properties or aromas and able to invite
termites to eat the bait. M. leucadendra leaves potentially used as an attractant. The matrix of
bait material used as attractant to termites should contain high cellulose compound.. HVS paper
and cardboard are materials with high cellulose compound, so they can used as bait. The aim
of this study was to examine the efficacy of bait from M. leucadendra leaf mixture with waste
paper to subterranean termites (Coptotermes curvignathus Holmgren) and to determine the
optimal composition of the mixture of waste paper and M. leucadendra leaves which can be used
as bait against termites. Tests are carried out with 2 methods, namely no choice test and multiple
choice test. No-choice test was done by forced feeding, which was only one test sample in the
test cup, with 55 termites (50 workers caste and 5 soldiers caste). Multiple choice test was done
by giving food choices, which are all test samples for each composition in the test cup, with 165
termites (150 workers caste and 15 soldiers caste). The parameters observed were the weight
loss of bait and mortality of termites. The results shows that the bait of the mixture of M.
leucadendra leaves and paper waste in the no choice test and multiple choice test was effective
used as bait to termites. Mixture of M. leucadendra: cardboard (60%: 40%) is the best
composition bait for Subterranean C. curvignathus.
Keyword: Baiting method, bioattractant, Coptotermes curvignathus, M. leucadendra leaves,
wastepaper
PENDAHULUAN bahan pengawet yang dimasukkan ke
Rayap merupakan salah satu dalam kayu umumnya merupakan bahan
kelompok serangga (insect) sosial yang beracun (toxic material) agar jasad hidup
hidupnya membentuk suatu komunitas perusak kayu tidak menyerang.
biasanya dikenal dengan istilah koloni Pengendalian rayap masih banyak
(Nandika et al, 2003). Menurut Subekti menggunakan anti rayap (termitisida) yang
(2012), serangan rayap tanah pada kayu di aplikasikan baik melalui teknik
konstruksi bangunan dan bahan perlakuan tanah (soil treatment),
lignoselulosa lainnya telah dilaporkan pengawetan kayu (wood preservation)
hampir di seluruh Indonesia, bahkan pada maupun dengan cara impregnasi
bangunan terus meningkat dari tahun ke termitisida kedalam target, tetapi
tahun. Oleh karena itu, metode dalam termitisida dapat menimbulkan masalah
pengendalian rayap terus dikembangkan. lingkungan dan berpotensi meracuni
Tarumingkeng (2001), menyatakan bahwa manusia. Teknologi umpan merupakan

1233
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

cara yang paling efektif, aman, dan ramah perbandingan 1:1:1 yang dicetak dengan
lingkungan karena racun dapat dimasukkan kerapatan 0,7 gram/cm2 dan konsentrasi
ke dalam umpan untuk menghilangkan ekstrak 0,01% daun kayu putih sudah
koloni rayap (Huang et al. 2006). Metode efektif sebagai bioatraktan bagi rayap tanah
pengumpanan dapat dilakukan dengan C. curvignathus menyebabkan kehilangan
memanfaatkan atraktan yang merupakan berat 10,7685 (no-choice test), 9,3863%
salah satu bahan yang memiliki sifat atau (multiple choice test) dan mortalitas rayap
aroma yang mampu mengundang rayap 51,3333%.
untuk masuk memakan umpan tersebut. Berdasarkan informasi dari penelitian
Atraktan alami atau bioatraktan dapat yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan
diperoleh dari berbagai jenis tanaman yang penyempurnaan penelitian dengan
memiliki aroma khas karena memiliki menggunakan limbah kertas HVS dan
kandungan senyawa eugenol dan limbah kardus dalam pengujian campuran
turunannya metil eugenol yang telah bioatraktan daun kayu putih tanpa proses
dikenal sebagai atraktan alami (Noviansari ekstraksi dengan target kerapatan 0,8
et al. 2013). Daun kayu putih berpotensi gram/cm2. Target kerapatan dibuat untuk
digunakan sebagai atraktan untuk menambah jumlah bahan yang digunakan
pengendalian rayap dengan sistem umpan, sebagai umpan. Permasalahannya adalah,
karena mengandung sineol dan eugenol belum diketahui komposisi optimal
(Indrayani et al. 2016). Matrik atau bahan campuran limbah kardus dan kertas HVS
pembuatan umpan yang dapat digunakan dengan 60 % daun kayu putih yang dapat
untuk menarik rayap ialah dengan berfungsi sebagai umpan terhadap rayap
menggunakan bahan yang mengandung tanah (C. curvignathus).
selulosa tinggi, salah satu bahan itu adalah Penelitian ini bertujuan untuk menguji
kertas. Jenis – jenis kertas yang dapat efikasi (keampuhan) umpan dari campuran
digunakan sebagai umpan ialah limbah daun kayu putih dengan limbah kertas HVS
kertas HVS dan limbah kardus. dan kardus terhadap rayap tanah (C.
Penelitian sebelumnya, Septiana dan curvignathus) di laboratorium dan
Husni (2017) memberikan informasi menentukan komposisi terbaik campuran
bahwa daun kayu putih tanpa proses limbah kertas HVS, kertas kardus, dan daun
ekstraksi dan limbah kertas HVS pada kayu putih yang dapat berfungsi sebagai
komposisi campuran 60% : 40% yang umpan terhadap rayap tanah.
dicetak dengan kerapatan 0,5 gram/cm2 METODE PENELITIAN
efektif sebagai bioatraktan pada rayap Penelitian dilaksanakan di
tanah (C. curvignathus) dengan kehilangan Laboratorium Wood Work Shop Fakultas
berat 10,79% dan mortalitas rayap 38,67%. Kehutanan Universitas Tanjungpura
Penelitian Permana dan Husni (2017), sebagai tempat persiapan bahan dan
membuktikan bahwa komposisi bahan Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas
kayu pinus terdegradasi jamur : limbah Kehutanan Universitas Tanjungpura
kertas HVS : limbah kardus dengan sebagai tempat uji efikasi, dimulai dari
November hingga Desember 2018. Alat

1234
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

yang digunakan pada penelitian ini adalah dikering udarakan selama 8 hari. Daun
ember, kain hitam, cawan plastik, kotak yang telah dalam kondisi kering udara
plastik, aluminium foil, desikator, kapas, tersebut disimpan dalam plastik packing
bulu ayam, kertas label, kasa plastik, mesh yang kedap udara. Untuk keperluan
screen 30/50, hammer mill, cetakan seng, pembuatan sampel, daun kayu putih
gunting, dan hygrothermometer. Bahan tersebut dihaluskan menggunakan hammer
yang digunakan pada penelitian ini adalah mill dengan ukuran 20 mesh
daun kayu putih yang diperoleh di Jl. A Persiapan Limbah Kertas HVS dan Kardus
yani Pontianak, rayap tanah yang Kertas HVS yang digunakan dalam
diperoleh dari desa Ambawang, aquades, penelitian adalah limbah kertas HVS yang
limbah kertas HVS dan kardus, pasir steril, sudah tidak digunakan lagi, sedangkan
dan alkohol 70%. kardus yang digunakan adalah bagian
Pengadaan dan Pemeliharaan Rayap tengah dari kardus yang bergelombang.
Koloni rayap C. curvignathus Kertas HVS dan kardus di gunting atau
diperoleh dari sisa pohon yang sudah mati sobek dengan ukuran kecil, kemudian
dan tumbang. Kayu yang terserang rayap di dijemur di bawah sinar matahari selama 24
potong menjadi beberapa bagian, kemudian jam. Kertas yang telah dijemur disimpan
diletakkan dalam ember. Ember yang berisi dalam plastik kedap udara. Untuk
rayap dijaga kelembabannya dengan keperluan pembuatan sampel uji, kertas di
memberikan wadah dibawahnya yang telah hancurkan menggunakan hammer mill
berisi air dan ditutup dengan kain hitam. dengan ukuran 20 mesh
Koloni rayap selanjutnya dipelihara di Pembuatan Contoh Uji
dalam ruangan selama ± satu bulan Kertas HVS dan kardus ditimbang
sebelum digunakan sebagai organisme uji sesuai perlakuan (Tabel 1), selanjutnya
(Permana dan Husni, 2017) direndam dalam aquades selama ± 10
Persiapan Daun Kayu Putih menit, dengan tujuan untuk memudahkan
Persiapan daun kayu putih dilakukan pencampuran antara kertas dengan daun
mengacu pada penelitian Septiana dan kayu putih. Setelah 10 menit kertas diperas
Husni (2017) yang telah dimodifikasi. menggunakan kain furing dan dicampur
Daun kayu putih diambil dari pohon dalam dengan daun kayu putih yang telah
kondisi segar, daun yang diambil adalah dihaluskan. Perbandingan keperluan bahan
daun tua. Daun dipisahkan dari ranting- untuk setiap perlakuan dapat di lihat pada
ranting kecil yang masih tersisa, dan Tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan Keperluan Bahan Pembuatan Sampel (Calculation of
requirements for making samples test)

Perlakuan Perbandingan Bahan Serbuk Daun Kayu Serbuk Serbuk Kardus Berat
(DKP : HVS: K) Putih (gr) HVS (gr) (gr) total (gr)
A1 60% : 20% : 20% 1,92 0,64 0,64 3,2
A2 60% : 40% : 0% 1,92 1,28 - 3,2
A3 60% : 0% : 40% 1,92 - 1,28 3,2
Keterangan: DKP = Daun kayu putih; HVS = HVS; K= Kardus

1235
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

Contoh uji dicetak menggunakan menggunakan cawan plastik berukuran


cetakan seng berukuran 2 cm x 2 cm x 1 diameter 12 cm dan tinggi 6 cm. Setiap
cm. Tahap selanjutnya, sampel cawan di isi pasir setinggi ± 1 cm dan
dikondisikan kering udara selama 24 jam, dibasahi air sebanyak 20 ml untuk menjaga
kemudian dikeluarkan dari cetakan dan kelembabannya. Di atas pasir diberi kasa
ditimbang untuk mengetahui berat sebelum plastik berukuran diameter 10 cm untuk
pengovenan. Contoh uji di oven dengan mencegah sampel kontak langsung dengan
suhu 40±20C selama 48 jam (Septiana dan pasir. Sebanyak satu contoh uji dari seluruh
Husni, 2017) , dan ditimbang untuk perlakuan (A1, A2, dan A3) dimasukkan ke
mengetahui berat setelah pengovenan dalam cawan plastik. Selanjutnya ke dalam
(berat awal sebelum pengujian). cawan dimasukkan rayap tanah sebanyak
Pengujian Umpan Terhadap Rayap 165 ekor dengan perbandingan 150 ekor
1. Pengujian Tanpa Pilihan (No-Choice rayap kasta pekerja dan 15 ekor rayap kasta
Test) prajurit. Cawan-cawan tersebut disimpan
Pengujian dilakukan dengan dalam ruang gelap selama 21 hari.
menggunakan metode Ohmura et al. (2000) Pengujian dilakukan sebanyak 3 ulangan.
yang telah dimodifikasi. Wadah pengujian contoh uji yang dimasukkan ke dalam
dengan menggunakan cawan plastik setiap cawan hanya satu buah untuk setiap
berukuran diameter 6 cm dan tinggi 6 cm. perlakuan. Kemudian ke dalam cawan
Masing-masing cawan diisi dengan pasir plastik dimasukkan rayap C. curvignathus
steril setinggi ± 1 cm dan dibasahi dengan sebanyak 50 ekor rayap pekerja dan 5 ekor
aquades sebanyak 3 ml untuk menjaga rayap prajurit. Cawan tersebut selanjutnya
kelembabannya. Di atas pasir diberi kasa diletakkan pada kotak plastik yang pada
plastik berukuran diameter 4 cm untuk bagian bawahnya diberi kapas basah, dan
mencegah sampel kontak langsung dengan disimpan dalam ruang gelap selama 21
pasir. Memasukkan satu contoh uji untuk hari.
setiap perlakuan ke dalam setiap cawan Perhitungan Mortalitas Rayap
plastic. Selanjutnya ke dalam cawan plastik Penentuan nilai mortalitas menggunakan
dimasukkan rayap C. curvignathus rumus yang dikemukakan oleh Zulyusri et
sebanyak 50 ekor rayap pekerja dan 5 ekor al. (2013), yakni :
rayap prajurit. Cawan tersebut selanjutnya Mortalitas rayap (%)
Jumlah rayap yang mati pada akhir pengamatan
diletakkan pada kotak plastik yang pada = x 100%
Jumlah rayap awal pengumpanan
bagian bawahnya diberi kapas basah, dan
Kehilangan Berat Umpan
disimpan dalam ruang gelap selama 21
Kehilangan berat umpan dihitung dengan
hari.
menggunakan rumus sebagai berikut :
2. Pengujian Dengan Pilihan (Multiple
Kehilangan Berat (%)
Choice Test)
Berat awal-berat akhir
Pengujian dilakukan mengacu pada = x 100%
Berat akhir
penelitian Permana dan Husni (2017). Rancangan Penelitian
Pengujian multiple choice test

1236
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

Penelitian ini menggunakan model pengujian dengan pilihan (multiple choice


Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang test). Efikasi umpan dari campuran daun
terdiri dari 1 faktor yaitu komposisi bahan kayu putih dengan campuran limbah
antara daun kayu putih, kertas HVS dan kertas dapat dilihat dari persentase
kardus , dengan 3 taraf yaitu : A1 (Daun kehilangan berat dan mortalitas
kayu putih 60% + HVS 20% + Kardus (kematian) rayap tanah selama masa
20%); A2 (Daun kayu putih 60% + HVS pengujian.
40%); dan A3 (Daun kayu putih 60% + Kehilangan Berat (Weight Loss) Contoh
Kardus 40%). Analisis data menggunakan Uji
Analisis Sidik Ragam (Anova) dan uji Persentase kehilangan berat contoh uji
lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur dengan metode pengujian no-choice test
(BNJ). yang diperoleh pada pengujian berkisar
HASIL DAN PEMBAHASAN antara 2,99% hingga mencapai 5,478%.
Pengujian efikasi ini menggunakan Untuk lebih jelasnya, kehilangan berat
dua metode pengujian, yaitu pengujian contoh uji pada no-choice test disajikan
tanpa pilihan (no-choice test) dan pada Gambar 1.
7
5,48
Kehilangan Berat (%)

6
5 4,58 DKP 60%+ HVS
2,99 20%+kardus 20%
4
DKP 60% + HVS 40%
3
2 DKP 60% + kardus 40%

1
0
A1 A2 A3
Gambar 1. Kehilangan Berat Pada No-Choice Test (Weight Loss of No-Choice Test)
Gambar 1 menunjukkan bahwa merupakan komposisi terbaik sebagai
kehilangan berat contoh uji pada umpan untuk rayap tanah C.
pengujian no-choice test berdasarkan curvignathus pada pengujian no-choice
komposisi daun kayu putih:HVS:Kardus test.
(60%:20%:20%) dan daun kayu Persentase kehilangan berat contoh
putih:Kardus (60%:40%) menunjukkan uji dengan metode pengujian multiple
hasil yang sama. Komposisi umpan choice test yang diperoleh pada
tanpa adanya penambahan kertas HVS pengujian berkisar antara 2,89% hingga
20% menunjukkan adanya peningkatan mencapai 5,25%. Untuk lebih jelasnya,
nilai kehilangan berat contoh uji pada kehilangan berat contoh uji pada
pengujian no-choice. Berdasarkan hasil multiple choice test disajikan pada
yang diperoleh, maka komposisi daun Gambar 2.
kayu putih : kardus (60%:40%)

1237
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

7
Kehilangan Berat (%)
6 5,25

5 DKP 60%+HVS 20%+


3,48 kardus 20%
4 2,89
DKP 60%+ HVS 40%
3
2 DKP 60% + kardus 40%

1 A1 A2 A3

0
Gambar 2. Kehilangan Berat Pada Multiple Choice Test (Weight Loss of Multiple Choice Test)
Gambar 2 menunjukkan bahwa menggunakan daun kayu putih. Daun
kehilangan berat contoh uji pada kayu putih juga mengandung metil
pengujian multiple choice test eugenol yang bersifat menarik dan
berdasarkan komposisi daun kayu memiliki aroma khas, serta dikenal
putih:HVS:Kardus (60%:20%:20%) dan sebagai atraktan alami (Noviansari et al.
daun kayu putih:HVS (60%:40%) 2013). Kandungan sineol pada ekstrak
memberikan hasil yang sama. Komposisi daun kayu putih juga memberikan
umpan tanpa adanya penambahan kertas pengaruh yang besar terhadap
HVS menghasilkan nilai kehilangan kehilangan berat contoh uji. Aroma yang
berat yang berbeda dibandingkan dengan khas pada daun kayu putih merangsang
komposisi lainnya pada pengujian alat sensor serangga sehingga rayap
multiple choice. Berdasarkan hasil yang dapat tertarik untuk mendekat bahkan
diperoleh, maka komposisi daun kayu memakan bahan yang memiliki aroma
putih: kardus (60%:40%) merupakan khas tersebut.
komposisi terbaik sebagai umpan untuk Hasil penelitian baik pada no-choice
rayap tanah C. curvignathus pada test maupun multiple choice test
pengujian multiple choice test. menunjukkan nilai kehilangan berat
Secara umum dapat dikatakan tertinggi terdapat pada perlakuan A3.
bahwa semua umpan yang diujikan, baik Hal ini diduga karena kardus lebih
pada pengujian no-choice test maupun disenangi rayap dibandingkan dengan
multiple choice test mengalami kertas HVS dan campuran kertas HVS +
kehilangan berat. Hal ini menunjukkan kardus, pernyataan ini sejalan dengan
bahwa semua umpan yang diujikan dapat hasil penelitian Permana dan Husni
dimakan dan dikonsumsi oleh rayap. (2017), bahwa kehilangan berat pada
Daun kayu putih dan kertas HVS sampel kertas kardus lebih tinggi
merupakan bahan – bahan yang dibandingkan dengan sampel kertas
disenangi oleh rayap. Seperti yang HVS dan kardus + HVS. Kandungan
dinyatakan oleh Simbolon et al. (2015) selulosa yang terdapat dalam limbah
bahwa rerata jumlah rayap terbanyak kertas juga membuat rayap semakin
terdapat pada pengujian dengan tertarik untuk memakan umpan. Hal ini

1238
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

dipertegas dengan pernyataan Muin et al. sehingga dapat menarik rayap.


(2014) pada penelitiannya yang Komponen – komponen yang
memperlihatkan bahwa campuran kayu dicampurkan dalam umpan rayap
pinus terdegradasi dengan limbah kertas tersebut menjadi pemicu utama rayap
HVS dan atau dengan limbah karton dan untuk memakan umpan yang diberikan,
kertas koran dapat diformulasikan kemudian menyebabkan kehilangan
menjadi umpan yang bersifat penarik berat pada umpan.
terhadap rayap. Hal ini dipertegas Hasil pengujian, baik metode no-
dengan pernyataan Yanez et al. (2004), choice test maupun multiple choice test
yang menjelaskan bahwa kardus menunjukkan hasil yang sama, yaitu
memiliki kandungan selulosa 75% dari perlakuan A3 merupakan perlakuan
berat keringnya. Nilai kehilangan berat dengan kehilangan berat tertinggi, dan
sampel terendah terdapat pada contoh perlakuan A2 merupakan perlakuan
uji A2. Hal ini diduga karena adanya dengan nilai kehilangan berat terendah.
pengaruh tinta pada kertas HVS yang Hal ini menunjukkan rayap lebih
mempengaruhi aktivitas makan rayap. menyukai contoh uji A3, baik dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian metode pengumpanan secara paksa (no-
Permana dan Husni (2017), yang choice test) maupun dengan pilihan
menunjukkan bahwa pada contoh uji (multiple choice test). Tetapi, kehilangan
dengan bahan limbah kertas HVS berat setiap contoh uji pada multiple
merupakan contoh uji dengan nilai choice test mengalami penurunan dari
kehilangan berat terendah dibandingkan nilai kehilangan berat no-choice test. Hal
dengan contoh uji dari bahan lain. Dalam ini diduga karena pada multiple choice
penelitian ini terdapat beberapa test, seluruh contoh uji dikondisikan
komponen penyebab kehilangan berat dalam satu tempat sehingga rayap dapat
umpan yakni limbah kertas HVS dan dengan bebas memilih makanannya,
kardus sebagai selulosa yang sangat sedangkan pada no-choice test rayap
digemari oleh rayap, dan daun kayu dipaksa memakan satu contoh uji yang
putih yang mempunyai aroma yang khas ada dalam cawan pengujian.

A1 A2 A3
Gambar 3. Bentuk Kerusakan Contoh Uji Setelah Pengujian (Form Damage of sample test
after testing)
Keterangan : Bagian yang diberi tanda lingkaran pada gambar menunjukkan bagian umpan yang
dimakan rayap.

1239
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

Mortalitas Rerata persentase mortalitas rayap


Persentase mortalitas rayap yang contoh uji hasil penelitian ini disajikan
diperoleh pada pengujian berkisar pada Gambar 4.
antara 86,67% hingga mencapai 100%.

105

100
Mortalitas Rayap (%)

100
DKP 60% + HVS 20% +
95 kardus 20%
DKP 60%+ HVS 40%
89.67
90
86.67
DKP 60% + kardus 40%
85

80
A1 A2 A3

Gambar 4. Mortalitas Rayap Tanah C. curvignathus (Subterranean Termite C. curvignathus)


Efikasi campuran daun kayu putih dan pengendali rayap karena dapat menjadi
limbah kertas dapat ditentukan dengan racun atau penarik bagi rayap, tergantung
melihat banyaknya rayap yang memakan dari konsentrasi dan jenis tanamannya.
umpan. Hal ini berkaitan dengan manfaat Selain daun kayu putih, jenis limbah kertas
daun kayu putih sebagai atraktan, yaitu yang digunakan juga mempengaruhi
penarik serangga. Daun kayu putih juga persentase jumlah rayap mati selama proses
dikenal mengandung eugenol dan metil pengujian. Kertas HVS yang digunakan
eugenol. Kandungan metil eugenol dalam dalam penelitian merupakan limbah kertas
daun kayu putih telah dikenal sebagai HVS yang sudah berupa limbah atau kertas
atraktan alami yang dapat digunakan untuk HVS yang sudah digunakan dan
menarik rayap. Hal ini sejalan dengan hasil mengandung tinta. Perlakuan A2,
penelitian Simbolon et al. (2015), yang menunjukkan efikasi yang lebih tinggi
menyatakan bahwa dari lima ekstrak daun dalam meningkatkan mortalitas rayap
yang digunakan dalam penelitian, rerata dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal
jumlah rayap terbanyak terdapat pada ini berbanding terbalik dengan hasil
pengujian dengan menggunakan ekstrak kehilangan berat sampel uji yang
daun kayu putih. Kandungan eugenol pada menunjukkan nilai kehilangan berat
daun kayu putih yang bersifat slow action, tertinggi yaitu pada contoh uji A3. Kaidah
diduga menyebabkan tingginya mortalitas dalam metode pengumpanan, kehilangan
rayap tanah pada pengujuan. Menurut berat selalu berbanding lurus dengan
Indrayani et al. (2016), senyawa eugenol mortalitas rayap, seperti halnya pada
dari ekstrak daun kayu putih dan ekstrak penelitian Permana dan Husni (2017),
daun cengkeh berpotensi sebagai dimana kehilangan berat dan mortalitas

1240
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

tertinggi terdapat pada komposisi sampel sehingga dapat dimanfaatkan untuk


yang sama kayu pinus terdegradasi + pengendalian rayap.
limbah kertas HVS + limbah kertas kardus 2. Perlu dilakukan penelitian skala
+ ekstrak daun kayu putih 0,01%. Namun lapangan terhadap umpan yang
pada penelitian ini, nilai kehilangan berat dihasilkan dari penelitian ini.
umpan berbanding terbalik dengan nilai
mortalitas rayap. Hal ini diduga karena DAFTAR PUSTAKA
Huang QY, Lei CL, Xue D. 2006. Field
contoh uji A2 banyak ditumbuhi jamur, evaluationof a fipronil bait against
sehingga rayap tidak suka dengan contoh subterranean termite
uji yang diberikan dan mengakibatkan Odontotermes formosanus (Isoptera:
rayap mengalami kematian. Termitidae).Journal of Economic
Tingginya mortalitas pada contoh uji Entomology. 99 : Laboratorium
A2 juga diduga karena adanya kandungan Jurnal Online Agroteknologi. 3(1) :
103 - 111
tinta yang terdapat pada limbah kertas
Indrayani Y, Muin M, Adilla C, Yoshimura
HVS, karena pada penelitian ini, limbah T. 2016. Crude extracts of two
kertas HVS yang digunakan sebagai bahan different leaf plant species and their
pembuatan umpan tidak melalui proses responses against subterranean
perendaman selama 24 jam yang Termite Coptotermes formosanus
menyebabkan kandungan tinta dalam Shiraki. Nusantara Bioscience 8 (2) :
kertas HVS luntur, seperti yang dilakukan 226 – 231
Muin M, Arif A, Nuraeni S. 2014.
Permana dan Husni (2017) pada
Pengembangan Sistem Kontrol
penelitiannya. Rayap untuk Produksi Biogenik dan
KESIMPULAN Perbaikan Produktivitas Lahan
1. Campuran daun kayu putih, limbah Hutan Pendidikan
kertas HVS dan limbah kardus pada UniversitasHasanuddin.Makassar.htt
pengujian No Choice Test dan p;//repository.unhas.ac.id/bitstream/
Multiple Choice Test ampuh handle/12345789/12728/ABS.musri
digunakan sebagai umpan pada rayap zal%20muin.docx?sequence=1.
Diakses Februari 2018.
tanah (C. curvignathus) Nandika D, Rismayadi Y, Diba F. 2003.
2. Daun kayu putih, limbah kertas kardus Rayap Biologi dan
pada pengujian No-Choice Test dan Pengendaliannya, Ed. 1,
Multiple Choice Test pada komposisi Muhammadiyah University Press.
campuran 60% : 40% merupakan Surakarta
komposisi terbaik sebagai umpan pada Noviansari R, Sudarmin, Siadi K. 2013.
Transformasi Metil Eugenol
rayap tanah C. curvignahus.
Menjadi 3 – (3,4 dimetoksi fenil) – 1
SARAN – Propanol dan Uji Aktivitasnya
1. Berdasarkan prinsip pengumpanan, Sebagai Antibakteri. Semarang.
campuran daun kayu putih 60% : Indonesian Journal of Chemical
kardus 40% adalah komposisi terbaik Science. 2 (2). :114 – 118
sebagai umpan terhadap rayap tanah, Ohmura W, S Doi, M Aoyama, S Ohara.
2000. Antifeedant Activity of

1241
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (3) : 1233 – 1242

Flavonoids and Related


Compounds Against The
Subterranean Termite Coptotermes
formosanus Shiraki. J. Wood Sci 46
:149 -153.
Permana RD, Husni H. 2017. Efektivitas
Bioatraktan dari Bahan Alami
terhadap Rayap Tanah (Coptotermes
curvignathus Holmgren). Jurnal
Hutan Lestari 5 (3) : 629 -688.
Septiana T, Husni H. 2017. Efektifitas
Campuran Daun Kayu Putih
(Malaleuca leucadendra) dan
Limbah Kertas HVS Sebagai
Bioatraktan pada Rayap Tanah
(Coptotermes sp). Jurnal Hutan
Lestari 5 (4) : 1047 – 1057
Simbolon RI, Indrayani Y, Husni H. 2015.
Efektivitas Bioatraktan dari Lima
Jenis Tanaman Terhadap Rayap
Tanah (Coptotermes sp). Jurnal
Hutan Lestari 4(1) : 40 – 46.
Tarumingkeng RC. 2001. Biologi dan
Perilaku Rayap (Biology and
Ethology of Termites). Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Yanez R, Alonso J L, Parajo J C. 2004.
Production of Hemicellulosic Sugars
and Glucose from Residual
Corrugated Cardboard. Process
Biochemistry 39 (11) :1543 - 1551
Zulyusri, Desyanti, Mardia U. 2013.
Keefektifan Daun Sangitan
(Sambucus javanica Reinw) Sebagai
Insektisida Nabati dalam
Pengendalian Rayap Tanah
(Coptotermes sp). Prosiding
Semirata FMIPA Universitas
Lampung. : 521 -528

1242

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy