Sirsak (Bukan Simanjuntak)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Protobiont

2014
Vol 3 (1): 71 - 74

Pemanfaatan Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada


Media Umpan sebagai Pengendali Rayap Tanah
(Coptotermes curvignathus Holmgren)

Tri Eka Sari1, Masnur Turnip1, Farah Diba2


1
Program Studi Biology, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
Pontianak, 2 Program Studi Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H.
Hadari Nawawi, Pontianak email korespondensi: teccha @yahoo.com

Abstrak
Soursop leaves (Annona muricata L.) function as repellent and anti feedant. The objective of this research
was to identify the effect of usingsoursop leaves a botanical insecticide to control termites. This research
was carried out in two laboratories in Tanjungpura University, Biology Laboratory, Faculty of Mathematics
and Natural Sciences and Wood Technology Laboratory, Faculty of Forestry from Februari 2013 to May
2013. This Research utilised two factor, factorial design with completely randomized design (CRD).The
first factor is the weight of soursop leaves ( 0 g, 2 g, 4 gand 6 g). The second is the types of bait media such
as sawdust, filter paper, and ground termite nest. Each treatment was done three times to eventually achive
thirty six experimental units. Subterranean termites highest morality is found in the combination of 6 grams
of soursoup leaf powder 6 g with 10 g filter paper as the bait medium. The average morality of this termite
is 99.33 %. On the other hand, the treatment resulted in the lowest weight lost of bait media is the
combination of 4 grams of soursoup leaf powder with 10 grams of sawdust, losing averagely 9.99% of bait
media weight.

Key word:Soursoup leaves (Annona muricata L),Coptotermes curvignathus Holmgren,Termites Bait.

PENDAHULUAN Serangan rayap diketahui ketika bagian kulit pohon


terserang ditutupi oleh tanah. Pohon yang telah
Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu terserang rayap tidak menunjukkan gejala awal yang
tanaman buah yang rasanya manis dan asam. jelas kecuali saat pohon akan mati, ditunjukkan
Tanaman buah yang banyak tumbuh di pekarangan dengan perubahan warna daun. Bagian pangkal
rumah dan diladang-ladang sampai ketinggian batang pohon yang terserang rayap mengalami
tempat kira 1000 m diatas permukaan laut. Sirsak kerusakan dan mudah patah (Nandika, et al., 2003).
memiliki manfaat yang besar bagi manusia, yaitu
sebagai bahan makanan, bahan obat-obatan dan
Empat metode pengendalian rayap menurut Edward
insektisida nabati (Setiawati, et al., 2008).
dan Mill (1986) dalam Eaton dan Hale (1993) yaitu
memasukkan pestisida ke dalam kayu, metode
Daun sirsak dapat berperan sebagai insektisida,
pengumpanan, metode fisik dan pengendalian
larvasida, repellent (penolak serangga) dan anti
hayati. Di Indonesia metode aplikasi pengendalian
feedant (penghambat makan).Daun sirsak
rayap telah berkembang dengan baik diantaranya
mengandung senyawa acetogenin, antara lain
metode kontak langsung dan pengumpanan. Metode
asimisin, bulatacin dan squamosin (Tenrirawe, et
kontak langsung, yaitu secara langsung
al., 2007).
menggunakan bahan beracun sehingga membuat
rayap langsung mati. Metode pengumpanan yaitu
Beberapa jenis rayap di Indonesia sangat merugikan.
penekanan populasi rayap melalui pemberian racun
Serangan rayap Coptotermes curvignathus
secara perlahan-lahan membunuh rayap. Racun
Holmgren hampir pada semua jenis tanah dan
dapat tersebar dengan mendistribusikan ke anggota
serangannya meningkat setelah penutupan tajuk.

71
Protobiont
2014
Vol 3 (1): 71 - 74

yang lain, karena adanya sifat tropalaksis (berbagi ketiga yaitu tanah sarang rayap diambil dari sekitar
makanan) pada rayap. habitat asli rayap. Tanah dihaluskan dan dipisahkan
dari bahan serasah. Media tanah dilewatkan pada
BAHAN DAN METODE saringan berukuran 40-60 mesh. Serbuk gergaji dan
tanah sarang rayap disterilisasi menggunakan
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi autoklaf selama 30 menit,lalu di oven dengan suhu
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam 60o C selama 2 jam. Hal ini dilakukan agar media
Universitas Tanjungpura, dan Laboratorium umpan terhindar dari mikroorganisme pengganggu
Tekhnologi Kayu Fakultas Kehutanan Universitas rayap.
Tanjungpura, mulai bulan Februari 2013 sampai Mei
2013. Pengujian Serbuk Daun Sirsak dengan berbagai
umpan
Penelitian menggunakan Rancangan acak faktorial 2 Rayap diambil masing-masing 50 ekor dalam
faktor. Faktor pertama yaitu serbuk daun sirsak (S) keadaan sehat dan aktif. Setiap perlakuan terdiri dari
terdiri dari 4 taraf yaitu S0; 0 g, S2;2 g, S2; 4 g dan
45 ekor kasta pekerja dan 5 ekor kasta prajurit.
S3; 6 g dan faktor kedua menggunakan berbagai
jenis umpan (M) terdiri dari 3 taraf yaitu M1 (serbuk Media pengujian yaitu gelas berdiameter 6,5 cm dan
gergaji);10 g, M2 (kertas saring);10 g, dan M3 tinggi 8 cm. Masing-masing media serbuk gergaji
(tanah sarang rayap); 10 g. Masing-masing dan tanah sarang rayap digabungkan dengan serbuk
perlakuan menggunakan 3 kali ulangan sehingga daun sirsak, ditambahkan akuades 5-8 ml lalu
diperoleh 36 unit percobaan. diaduk. Bagian atas kertas saring diteteskan akuades
4-6 ml, lalu diberi serbuk daun sirsak, dan dilipat
Cara kerja
membentuk ukuran segitiga. Masing-masing media
Pengambilan Rayap Tanah
dimasukkan ke dalam gelas dan ditutup dengan kain
Rayap Tanah (C. curvignathus Holmgren)
kasa, kemudian gelas-gelas disusun sesuai dengan
didapatkan dari Arboretum Sylva Universitas
perlakuan. Gelas dimasukan kedalam baskom yang
Tanjungpura yaitu dilakukan pencarian rayap pada
telah terisi akuades yang berfungsi untuk menjaga
tegakan pohon yang diserang rayap. Rayap Tanah
kelembaban. Pengujian dilakukan selama 21 hari
(C. curvignathus) dipelihara didalam ember. Ember
didalam ruangan gelap. Penghitungan mortalitas
diberi kayu untuk makan dan air untuk menjaga
rayap dan kehilangan umpan dilakukan pada akhir
kelembaban didalam ember, kemudian ember
pengamatan.
ditutup dengan kain hitam agar keadaan menjadi
gelap.
Pengukuran Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu
Pembuatan Serbuk Daun Sirsak
udara diukur setiap hari menggunakan
Daun sirsak yang diambil mulai dari pucuk sampai
thermohigrometer.
daun kelima. Daun dibersihkan, lalu dikering
anginkan di bawah sinar matahari. Daun digiling
Parameter pengamatan
menjadi serbuk menggunakan struder (mesin
Parameter pengamatan yang di amati meliputi
penggiling) dan dilewatkan pada saringan berukuran persentase mortalitas dan persentase kehilangan
40-60 mesh agar diperoleh ukuran serbuk yang berat media umpan (Kuswanto, et al., 2011).
seragam. Mortalitas rayap (%) = 100 %
Dimana ;
Media Umpan Ja = jumlah rayap awal(ekor).
Media umpan pertama yaitu serbuk gergaji dari kayu Jb = jumlah rayap yang mati(ekor).
balsa di ambil dari tempat pemotongan kayu.
Ukuran serbuk gergaji yang dilewatkan pada Kehilangan berat (%) = x 100%
saringan berukuran 40-60 mesh agar diperoleh Dimana ;
ukuran yang sama dengan serbuk daun sirsak. Media W1 = berat sebelum pengumpanan (g)
umpan kedua yaitu kertas saring. Media umpan W2 = berat setelah pengumpanan (g)
72
Protobiont
2014
Vol 3 (1): 71 - 74

HASIL DAN PEMBAHASAN kehilangan berat media umpan yang terendah


terdapat pada perlakuan serbuk daun sirsak 4 g dan
Hasil
serbuk gergaji 10 g, dengan rerata kehilangan berat
Mortalitas Rayap Tanah (C.curvignathus
media umpan 9,99% (Tabel 2).
Holmgren).
Pemberian serbuk daun sirsak berbeda nyata
Pembahasan
terhadap mortalitas rayap tanah (C. curvignathus )
Mortalitas rayap tanah tertinggi terdapat pada
(P<0.05)(F6.24=5.563, P=0,582; ANOVA), dan
kombinasi serbuk daun sirsak 6 g dan media umpan
interaksi antara serbuk daun sirsak dengan media
kertas saring 10 g dengan rerata mortalitas rayap
umpan berpengaruh nyata.
tanah 99.33% (Tabel 1). Hal ini disebabkan pada
kertas saring mengandung selulosa sebagai sumber
Tabel 1. Persentase Mortalitas Rayap Tanah (%)
makanan. Menurut Tarumingkeng (2005), semua
Serbuk daun sirsak(S)
rayap makan kayu dan bahan berselulosa. Kertas
Media Umpan(M) saring merupakan salah satu bahan yang
0g 2g 4g 6g mengandung selulosa sehingga rayap lebih banyak
memakan kertas saring.
Serbuk gergaji 55.33b 80.00c 84.00c 98.00e
Kertas saring 47.33a 81.33c 83.33c 99.33e Ritonga (2006) dalam Sinaga (2009) menyatakan
b c d
Tanah sarang rayap 59.33 82.00 90.00 98.00e bahwa pengendalian rayap dapat dilakukan dengan
memberikan media umpan berupa kertas yang
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf-huruf yang sama mengandung bahan aktif hexaflumuron yang
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nayat menurut uji
Duncan pada taraf 5%..
berfungsi menghambat pembentukan kulit luar
sehingga rayap mati. Umpan rayap yang telah
Mortalitas rayap tanah tertinggi terdapat pada digunakan saat ini menggunakan bahan aktif
kombinasi serbuk daun sirsak 6 g dan media umpan hexaflumuron. Bahan aktif hexaflumuron bekerja
kertas saring 10 g dengan rerata mortalitas rayap dengan cara menghambat hormon pembentuk kulit
tanah 99,33%. Mortalitas rayap tanah terendah baru rayap. Hal ini menyebabkan rayap tidak bisa
terdapat pada kombinasi kontrol dan kertas saring membentuk kulit baru, ketika terjadi proses ganti
10 g dengan rerata mortalitas rayap tanah 47,33%. kulit. Daun sirsak memiliki potensi untuk digunakan
Perlakuan kontrol pada media umpan kertas saring sebagai umpan rayap, karena daun sirsak dapat
menunjukkan hasil berbeda nyata berdasarkan uji menghambat proses ganti kulit pada rayap.
duncan pada taraf 5% dibandingkan media serbuk
gergaji 55,33% dan media tanah sarang rayap Mortalitas rayap terendah terdapat pada kontrol, hal
59,33% (Tabel 1). ini karena media umpan kontrol tidak diberi daun
sirsak dan media kontrol tidak mengandung racun
Kehilangan Berat Media Umpan bagi rayap.Tingkat mortalitas rendah yang terdapat
Pemberian serbuk daun sirsak berbeda nyata pada perlakuan kontrol menunjukkan bahwa
terhadap kehilangan berat media umpan perlakuan tersebut sesuai dengan kondisi alam.
(P<0.05)(F6.24=3.559,P=0,471; ANOVA), dan
interaksi serbuk daun sirsak dengan media umpan Respon mortalitas rayap tanah mengalami
berpengaruh nyata. peningkatan dibandingkan kontrol. Hal ini dapat
dilihat pada persentase mortalitas rayap tanah
Tabel 2. Persentase kehilangan berat (%) setelah menggunakan serbuk daun sirsak. Semakin
besar jumlah pemberian serbuk daun sirsak yang
Serbuk daun sirsak(S)
Media Umpan(M) diberikan pada media umpan maka semakin tinggi
0g 2g 4g 6g
tingkat mortalitas rayap tanah.Aplikasi daun sirsak
Serbuk gergaji 28.76d 25.30cd 9.99a 13.76ab bekerja dari kandungan bahan aktifnya berupa
Kertas saring 19.93abcd 26.03cd 24.76cd 22.79bcd asimisin, bulatacin dan squamosin yang
Tanah sarang rayap 17.70abc 11.42a 10.94a 15.74abc menyebabkan kematian rayap. Menurut Kardinan
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf-huruf yang sama (2000) bahwa daun sirsak yang mengandung
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nayat menurut uji senyawa acetogenin, meliputi asimisin, bulatacindan
Duncan pada taraf 5%..
squamosin tidak membunuh secara cepat, tetapi
berpengaruh mengurangi nafsu makan, menghambat
Perlakuan kehilangan berat media umpan tertinggi pertumbuhan, daya reproduksi,dan proses ganti
terdapat pada kombinasi kontrol dan serbuk gergaji, kulit.
dengan rerata kehilangan umpan 28,76%. Perlakuan
73
Protobiont
2014
Vol 3 (1): 71 - 74

Perlakuan kehilangan berat media umpan tertinggi DAFTAR PUSTAKA


terdapat pada kombinasi kontrol dan serbuk gergaji
10 g dengan rerata kehilangan umpan 28.76%) Eaton, RA&Hale, MDC, 1993,Wood Decay, Pests and
(Tabel 2). Hal ini disebabkan pada kandungan Protection, Chapman & hall, 2-6Boundary
serbuk gergaji yaitu selulosa dan aktivitas makan Row,London
rayap yang tinggi pada perlakuan. Pemberian serbuk Kardinan, A, 2000, Pestisida Nabati Ramuan dan
Aplikasi, Penebar Swadaya, Jakarta
daun sirsak 4 g pada serbuk gergaji 10 g paling
Kuswanto, E,Wasrin S, & Dodi N, 2011,Respon Rayap
rendah, karena kandungan daun sirsak yang terdapat Tanah Coptotermis curvignathus (Isoptera:
pada perlakuan ini memberikan daya penghambat Rhinotermitidae) Terhadap Ekstraktif Kayu Eboni,
makan bagi rayap,sehingga mempengaruhi aktifitas dalam Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan
makan rayap yang sedikit. Menurut Harun dan Entomologi Indonesia hHal. 657- 667,Universitas
Labosky (1985) dalam Kuswanto, et al., 2011) Padjadjaran, Bandung
bahwa efektifitas ekstraktif kulit kayu dalam Nandika.D, Yudi R & Farah D, 2003,Rayap: Biologi dan
memperlambat aktivitas rayap tidak hanya Pengendaliannya,Universitas Muhammadiyah
tergantung pada sifat racun yang ada pada ekstraktif Surakarta, Surakarta
tersebut tetapi juga disebabkan oleh konsentrasinya. Natawiria, D, 1973,Percobaan Pencegahan Serangan
Rayap pada Tegakan Pinus mercusii, Laporan
nomor 176, Lembaga Penelitian Hutan, Bogor
Kandungan daun sirsak memberikan daya Setiawati, W, Rini, M, Neni, G & Tati, R,
penghambat makan bagi rayap, sehingga 2008,Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara
mempengaruhi aktifitas makan rayap.Apabila Pembuatannya Untuk Pengendalian Organisme
kehilangan berat media umpan sedikit, berarti Pengganggu Tumbuhan (OPT),Balai Penelitian
penghambat aktifitas makannya tinggi. Pada Tanaman Sayuran, Bandung
awalnya rayap akan beradaptasi dengan lingkungan Sinaga, R, 2009,Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap
hidup, sehingga aktifitas makan rayap masih rendah. Hama Spodoptera litura(Lepidoptera : Noctuidae)
Jika dalam keadaan terpaksa, rayap akan memakan Pada Tanaman Tembakau(Nicotiana tabaccum L.),
Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
bahan makanan yang diberikan. Apabila rayap yang
Utara, Medan
tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan hidup Tarumingkeng, RC, 2005,Biologi dan perilaku
yang disediakan maka rayap akan mati. Rayap yang rayap,diakses tanggal 8 Oktober 2011,
mampu beradaptasi dengan lingkungan hidup yang <http://tumoutu.net /biologi dan perilaku
di sediakan akan melakukan aktivitas makan. rayap.html>
Tenrirawe, A & MS, Pabbage, 2007,Pengendalian
Besarnya kehilangan berat media pada Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis G.)
pengumpanan dijadikan indikator untuk melihat Dengan Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata
daya racun serbuk daun sirsak.Semakin tinggi L.),Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan
jumlah pemberian serbuk daun sirsak yang diberikan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel,Balai
Penelitian Tanaman Sereal, Maros
pada media umpan, menghasilkan nilai kehilangan
berat media umpan yang semakin rendah. Hal ini
menunjukan bahwa laju konsumsi rayap terhadap
media umpan yang diberi serbuk daun sirsak lebih
rendah dibandingkan media umpan yang tidak diberi
daun sirsak (kontrol).

Pengaruh suhu dan kelembaban bagi kelangsungan


hidup rayap sangat berperan penting, baik untuk
perkembangan maupun aktivitasnya. Menurut
Nandika (2003), rayap membutuhkan kisaran suhu
24-32oC dan kelembaban optimal 75-95%.
Sementara suhu pada tempat penelitian 28-31oC
yang merupakan kisaran suhu yang disenangi rayap,
sehingga membantu dalam pertumbuhan dan
perkembangan rayap tanah. Kelembaban pada
tempat penelitian 71-75% yang merupakan kisaran
kelembaban yang rendah untuk rayap, sehingga
kelembaban yang diperoleh belum optimal untuk
mendukung aktivitas dan perkembangan rayap.

74

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy