Webinar Iskoninetik 27 Oktober 2020 Final 3 Compressed
Webinar Iskoninetik 27 Oktober 2020 Final 3 Compressed
Webinar Iskoninetik 27 Oktober 2020 Final 3 Compressed
BOOK
q PANDUAN PENGAWASAN INDUSTRI OTOMOTIF 2
10/27/2020 denny_silaban 3
01 02
10/27/2020 denny_silaban 4
10/27/2020 denny_silaban 5
• Permen LH No 21 th
2008 pemantauan
C E M S b a g i
Pembangkit Litsrik
(Kapasitas > 25 MW
atau < 25 MW dgn Daaft Rancangan
kadar Sulfur > 5%) Permen LH No. SISPEk
• Permen LH No. 18 th 07 Tahun 2012 Permen LHK No. Draf Rancangan
Kepen LH 2008 pemantauan Daur Ulang
pemantauan 19 th 2017
No. 133 th 2004,
CEMS bagi Industri CEMS bagi pemantauan Bateari Li
pemantaun CEMS di
industri Pupuk Carbon Black Industri Rayon CEMS bagi
industri Semen
1995 2004 2007 2008 2009 2012 2016 2017 2019 2020
Kepmen LH No. 13 th
Permen LH Permen LH No 13 Permen LHK No. Permen LHK No.
1995 mengatur
No 07 Tahun 2007 th 2009 70 th 2016 P.15 dan P. 17
pemantauan CEMS oleh
BME Ketel Uap pemantaun pemantauan Tahun 2019
industri Semen, Pulp &
CEMS di industri CEMS bagi Pemantauan
Kertas, Besi dan Baja,
MIGAS Pengolahan CEMS bagi
Pembangkit Berbahan
Sampah Berbasis Kegiatan
Bakar batu bara dan
Termal Pembangkit dan
Industri Non Spesifik
10/27/2020 denny_silaban 6
Pupuk
o Ammonia (NH3) o Merkuri (Hg)
o Gas Klorin (CI2) o Arsen (As)
o Hidrogen Klorida (HCI) o Antimon (Sb)
o Hidrogen Fluorida (HF) o Kadmium (Cd)
o Nitrogen Oksida (NO2) o Seng (Zn)
o Opasitas o Timah Hitam (Pb)
o Partikel o Nikel (Ni)
o Sulfur Dioksida (SO2) o Arsenik (As)
o Total Sulfur Tereduksi (H2S) o Thallium (Tl)
o Carbon Disulfida (CS2) o Antimoni (Sb)
o Hidrogen Sulfide (H2S) o Cobalt (Co)
o Carbon Monoksida (CO) o Vanadium (V)
o Total Organic Carbon (TOC) (sebagai CH4) o Selenium (Se)
o PCDD/F (Dioxin dan Furan) o Mangan (Mn)
o Berilium (Be)
10/27/2020 denny_silaban 7
1. Kep Men LH No. 13 tahun 1995 tentang BME Sumber Tidak
Bergerak
2. Permen LH No. 17 thn 2008 tentang BME Industri Keramik
3. Permen LH NO. 07 tahun 2007 tentang BME Ketel Uap
4. Permen LH No. 15 tahun 2019 tentang BME Industri Pembangkit
5. Permen LHK No. 19 tahun 2017 tentang BME Sumber Tidak
Bergerak bagi Kegiatan Industri Semen
6. Permen LH No. 13 tahun 2009 tentang BME Industri Migas
dll...........................
Mekanisme kunjungan
Pendahuluan Pemasangan alat
pemantauan kualitas
udara
KEPDAL NO.205
Periode
pemantauan
TAHUN 1996
Pelaporan
Penetapan lokasi
pemantauan emisi
dan ambien
10/27/2020 denny_silaban 9
Metoda penentuan
kandungan uap air gas
buang dalam cerobong dari
emisi sumber tidak
bergerak
10/27/2020 denny_silaban 10
Method SNI
Method 1 Sample and Velocity SNI 7117.13 2009 Penentuan Titik Sampling
Traverses from Stationary
Sources
Method 2 Determination of Stack Gas SNI 7117.14 :2009 Penentuan Kecepatan Linear
Velocity and Volumetric (Penentuan Ukuran S Pitot
Flow Rate Tube)
Method 3 Gas Analysis for Carbon SNI 7117.15 : 2009 Penentuan Berat Molekul
Dioxide, Oxygen, Excess Air, Kering
and Dry Molecular Weight
Method 4 Determination of Moisture SNI 7117.16 : 2009 Penentuan Kadar air dalam
Content in Stack Gases Stack Gas
Method 5 Determination of Particulate SNI 7117.17 : 2009 Penentuan Kadar Partikulat
Emissions from Stationary Secara Isokinetik
Sources
10/27/2020 denny_silaban 11
Unit pengendalian
pencemaran udara
Sarana pendukung.
10/27/2020 denny_silaban 12
10/27/2020 denny_silaban 13
01 Memenuhi penaatan peraturan
BME
03 M e n i l a i i t i n g kat k i n e r j a a l at
pengendalian emisi yang
digunakan
10/27/2020 denny_silaban 15
1. Peleburan besi dan baja
2. Pulp dan/atau Kertas
3. Rayon
4. Carbon Black
5. Minyak dan Gas Bumi
6. Pertambangan
7. Pengolahan Sampah secara Termal
8. Semen
9. Pembangkit Listrik Tenaga Termal
10. Pupuk dan Amonium Nitrat
10/27/2020 denny_silaban 16
norditech
•Sampling Isokinetik – untuk Emisi partikulat;
•Sampling Non-isokinetik - untuk Emisi gas.
10/27/2020 denny_silaban 17
Partikulat Partikel Aerosol
Aerosol dapat dikelompokkan
• Padatan atau bahan cair yang berdasarkan bentuk fisik partikel dan
massanya diskrit dan ukurannya metode pembentukannya:
1) Aerosol
kecil. 2) Dust
a. Coarse Particle
• Contoh: debu (dust), asap
b. Fine particle
(smoke), kabut (mist) dan abu 3) Fume
4) Smoke
terbang (fly ash).
5) Mist
6) Fog
7) Smog
8) Cloud
10/27/2020 denny_silaban 18
EKSISTING PARTIKULAT DALAM CEROBONG
• Konidisi aliran gas dalam cerobong akan
mempengaruhi kadar partikulat dalam
cerobong sehingga perlu representatif
atau terwakili dengan cara pengukuran
secara isokinetik
• Partikulat umumya didalam cerobong
mengalir melalui aliran “duct “ dan
selanjutnya menuju ke aliran utama
cerobong
• apabila aliran gas tiba - tiba menurun
atau terjadi gangguan sehingga aliran
terganggu atau berubah, sehingga
partikulat dalam cerobong tidak dapat
mengikuti aliran secara normal.
Partikel dalam aliran gas
10/27/2020 denny_silaban 19
Konsentrasi pollutan
Kecepatan gas
10/27/2020 denny_silaban 20
10/27/2020 denny_silaban 21
Metode Sampling Emisi Partikulat:
• Manual dan secara isokinetik
• Tujuannya untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Pengertian ISOKINETIC
o ISO – mirip atau sama
o KINETIC – energi bergerak, gerakan (motion)
o Sampling Isokinetik yaitu sampling sedemikian rupa sehingga kecepatan dan arah gas masuk ke
dalam nosel alat sampling adalah sama dengan kecepatan dan arah gas dalam cerobong (pada
titik sampling yang sama).
o Kriteria kecepatan / tingkat sampel untuk metode isokinetik adalah 90 - 110%
10/27/2020 denny_silaban 22
10/27/2020 denny_silaban 23
DIAGRAM ALAT SAMPLING PARTIKULAT (METHOD 5)
Stack Thermometer
wall Glass Filter Thermometer CHECK
T
Holder VALVE
Probe Liner T
Nozzle
Vn
Pitot SILICA GEL MAIN VALVE
Pitot EMPTY 100 ML
Manometer HEATED
WATER BY-PASS Vacuum
AREA
VALVE Gauge
ORIFICE
ISOKINETIK JIKA:
Vn = (100% ± 10%)Vs
Dimana: Air-tight
Orifice
Vs ditunjukkan oleh Δp Dry Gas
Pump
Vs Manometer Meter
10/27/2020
Vn ditunjukkan oleh ΔH denny_silaban 24
100% ISOKINETIK vn = vs
10/27/2020 denny_silaban 25
200% ISOKINETIK vn = 2vs
10/27/2020 denny_silaban 26
50% ISOKINETIK vn = ½ vs
10/27/2020 denny_silaban 27
• Pilih lokasi sampling, ukur dimensi cerobong dan tentukan jumlah titik-titik melintangnya;
(Metode 1)
• Tentukan tekanan gas cerobong, kisaran nilai Δp dan suhu; (Metode 2)
• Tentukan atau perkirakan berat molekul emisi kering (Md) dan berat molekul emisi basah
(Ms); (Metode 3).
• Tentukan kadar air dalam gas; (Metode 4).
• Hitung dan pilih ukuran nosel;
• Tentukan nilai faktor K untuk sampling isokinetik;
• Putuskan waktu sampling total dan volume sampel gas pada keadaan standar.
• Kerek ke atas platform cerobong masing-masing group dari peralatan tersebut
10/27/2020 denny_silaban 28
10/27/2020 denny_silaban 29
RANGKAIAN SAMPLING ISOKINETIK
10/27/2020 denny_silaban 31
Rangkain Peralatan Sampling
10/27/2020 denny_silaban 32
10/27/2020 denny_silaban 33
PERSYARATAN TEKNIS CEROBONG
EMISI PENGUKURAN ISOKINETIK
10/27/2020 denny_silaban 34
n Harus mempunyai lubang sampling 1 atau lebih
n Lubang sampling harus terletak di Posisi antara 8 D
dan 2 D
n Ukuran diameter lubang sampling 3 – 3,5 inchi
n Tersedia tangga untuk naik
n Tersedia platform (tempat kerja),
n Tersedia alat pengangkut peralatan
n Tersedia pagar pengamanan
n Tersedia sumber listrik
10/27/2020 denny_silaban 35
ISOKINETIK
• PEMENUHAN TEKNIS
• Posisi lubang sampling adalah 8D 2D
• Jumlah lubang sampling emisi
berbentuk bundar adalah 2 - 4 buah
lubang sampling dengan posisi 90o dan LUBANG SAMPLING
pada posisi yang sama.
• Jumlah lubang sampling emisi
berbentuk persegi / kotak adalah 3 - 7
buah lubang sampling
• Pengukuran isokinetik: Parameter
Partikulat dan kecepatan alir cerobong
10/27/2020 denny_silaban 36
10/27/2020 denny_silaban 37
1m
1m
10/27/2020 denny_silaban 38
10/27/2020 denny_silaban 39
10/27/2020 denny_silaban 40
1. 8 titik pengukuran untuk cerobong silinder dengan
diameter antara 0,30 -0,61 cm .
2. 9 titik pengukuran untuk cerobong persegi panjang dengan
diameter ekivalen ( De) antara 0,30 - 0,61 meter .
3. 12 titik pengukuran untuk cerobong selinder dan persegi
panjang dengan diameter > 0,61 meter.
10/27/2020 denny_silaban 41
10/27/2020 denny_silaban 42
10/27/2020 denny_silaban 43
A. Diagram penentuan jumlah minimum titik lintas untuk pengukuran partikulat
10/27/2020 denny_silaban 44
B. Diagram penentuan jumlah minimum titik lintas untuk pengukuran Non partikulat
10/27/2020 denny_silaban 45
Contoh letak titik-titik lintas pada
cerobong berpenampang lingkaran
dengan 12 buah titik-titik lintas
9 3x3
12 3x4
16 4x4
20 5x4
25 5x5
30 6x5
36 6x6
42 7x6
49 7x7
10/27/2020 denny_silaban 47
Keterangan:
1. Konsentrasi terukur adalah konsentrasi yang diukur
secara langsung secara manual sebelum dilakukan koreksi
oksigen.
2. Konsentrasi terkoreksi adalah konsentrasi terukur yang
telah disesuaikan dengan Faktor Koreksi Oksigen, dengan
rumus : konsentrasi terkoreksi = konsentrasi terukur x (21 –
O2 koreksi)/(21- O2terukur).
Catatan:
Lampirkan Hasil Analisa Laboratorium dengan Foto
Pengambilan sampling emisi, Data hasil Pengukuran
berdasarkan pada titik lintas dan dilengkapi dengan nilai
prosentasi pengukuran isokinetik
10/27/2020 denny_silaban 48
10/27/2020 denny_silaban 49
denny@silaban
HASIL EVALUASI DATA
LABORATORIUM
10/27/2020 denny_silaban 51
HASIL EVALUASI DATA LABORATORIUM
• Laboratorium penguji belum semuanya mancantumkan metoda pengujian dalam hasil uji emisi
dan acuan baku mutu emisi
• Terdapat laboratorium masih menggunakan acuan peraturan yang belum ter-update
• Laboratorium tidak mengupadate laporan pengujian sesuai dengan acuan BME (P. 15 thn 2019, P.
17 tahun 2019, P. 19 tahun 2017) dengan konten isi laporan hasil pengujian emisi:
• data dimensi cerobong (tinggi, lebar, panjang, diameter)
• posisi letak lubang sampling,
• titik koordinat cerobong,
• kode cerobong, dll
• Perhitungan data hasil pengujian laboratorium yang kurang jelas antara kecepatan alir dan laju alir
• Masih terdapat laboratorium belum melakukan perhitungan koreksi 0ksigen dan kecepatan alir
10/27/2020 denny_silaban 52
HASIL EVALUASI DATA LABORATORIUM
• Data hasil pengujian tidak sesuai dengan real emisi yang dikeluarkan.
• Belum dilengkapi dengan foto pengabilan sampling yaitu petugas sampling,
peralatan pengambil sampling, sumber emisi yang disampling, simbol lab
• Kemampuan petugas pengambil sampling emisi belum sesuai dengan prosedur,
• Waktu pengambilan sampling sangat cepat
• Pengambilan sampling emisi tidak dilakukan secara isokinetik,
• Hasil pengujian belum memperoleh pengesahan dari pimpinan laboratorium,
10/27/2020 denny_silaban 53
Evaluasi Laporan Laboratorium oleh Industri
• Biaya sampling untuk isokinetik mahal dan bervariatif dari setiap laboratorium
• Tidak ada penjelasan dari laboratorium tata cara persyaratan isokinetik
• Peralatan probe yang dibawa tidak sesuai aktual kondisi cerobong
• Tidak menyampaikan hasil pengujian dilapangan untuk pemenuhan isokinetik
• Terdapat laboratorium yang mengambil sampling pada posisi sejajar untuk
pengukuran isokinetik yaitu satu titik lintasan (travers point).
• Petugas sampling tidak kompeten
• Hasil pengujian tidak menunjukkan real kondisi emisi cerobong
10/27/2020 denny_silaban 54
Peralatan Petugas
Sampling Sampling
Data Hasil
Jumlah Lubang Pengujian
Data Pemenuhan Sampling
Teknis Cerobong
10/27/2020 denny_silaban 55
• Bentuk Kotak
• Tidak memenuhi posisi 8D/2D
• Memiliki Lubang sampling 5 buah
h stack
10/27/2020 denny_silaban 56
Diameter Cerobong 50 Cm
10/27/2020 denny_silaban 59
DATA SAMPLING
10/27/2020 denny_silaban 60
DATA SAMPLING
Menggunakan Metoda
US EPA 1 s/d 5
REAL SAMPLING
Metoda SNI + IK
10/27/2020 denny_silaban 65
Foto Preparation dan Peralatan Sampling
10/27/2020 denny_silaban 66
Foto Preparation dan Peralatan Sampling
10/27/2020 denny_silaban 67
KONDISI CEROBONG
10/27/2020 denny_silaban 68
10/27/2020 denny_silaban 69
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.
Thanks!
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
“Gedung B Lantai 3”
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta 13410
http://ppkl.menlhk.go.id
http://simpel.menlhk.go.id
10/27/2020 denny_silaban 70