Perencanaan Sistem Drainase (Studi Kasus Jalan Sungai Beringin Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir)
Perencanaan Sistem Drainase (Studi Kasus Jalan Sungai Beringin Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir)
Perencanaan Sistem Drainase (Studi Kasus Jalan Sungai Beringin Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir)
Abstract
Jalan Sungai Beringin is one of the most densely populated areas of vehicle traffic experiencing
flooding problems that regularly occur during the rainy season, because the condition of the
drainage system is not well connected and there is no drainage channel on the road.
Drainage means to drain, drain, dispose of, or divert water. Drainage in the field of civil
engineering, can be defined as a technical action to reduce excess water, both from rainwater,
seepage, or excess irrigation water from an area / land, so that the function of the area / land
is not disturbed. Drainage can also be interpreted as an effort to control the quality of
groundwater in relation to salinity, so drainage involves not only surface water but also
groundwater.
Planning of drainage system for Parit 16 road with dimensions of channel height (h) 0.85
meters, channel width (b) 1.00 meters with slope of 0.04 and safety height of 0.65 meters
while trench road 17 with high dimensions of the channel ( h) 0.95 meters, channel width (b)
1.00 meters with a slope of 0.04 and height of 0.69 meters construction of this drainage
system in order to accommodate the rainwater discharge on the Beringin River which causes
flood inundation during the rainy season . From the results of analysis of calculations, the total
cost of the Budget Plan is obtained. The cost of constructing the ditch 16 drainage channel is
= Rp. 3,219,594,000.00 and drainage ditch 17 drainage channel = Rp. 3,859,080,000.00.
Keywords: Road Drainage, Cost Budget Plan.
Abstrak
Jalan Sungai Beringin merupakan salah satu wilayah jalan lalu lintas kendaraan yang cukup
padat mengalami masalah banjir genangan air yang rutin terjadi pada saat musim hujan,
dikarenakan kondisi sistem drainase belum terhubung dengan baik dan tidak adanya saluran
drainase pada ruas jalan tersebut
Drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Drainase
dalam bidang teknik sipil, dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari
suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas,
jadi drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.
Perencanaan sistem drainase ruas jalan Parit 16 dengan dimensi tinggi saluran (h) 0,85 meter,
lebar saluran (b) 1,00 meter dengan kemiringan 0,04 dan tinggi jagaan 0,65 meter sedangkan
ruas jalan parit 17 dengan dimensi tinggi saluran (h) 0,95 meter, lebar saluran (b) 1,00 meter
dengan kemiringan 0,04 dan tinggi jagaan 0,69 meter pembangunan sistem drainase ini agar
dapat menampung debit air hujan di jalan Sungai Beringin yang menyebabkan banjir genangan
pada saat musim hujan. Dari hasil analisa perhitungan maka diperoleh total biaya Rencana
Anggaran Biaya pembangunan saluran drainase ruas jalan parit 16 sebesar = Rp.
3,219,594,000.00 dan saluran drainase ruas jalan parit 17 sebesar = Rp. 3,859,080,000.00.
Kata kunci: Sistem Drainase Jalan, Rencana Anggaran Biaya.
dalam saluran drainase menuju outlet ini Fungsi drainase jalan dengan demikian ada 2
mengikuti kontur jalan, sehingga air (dua) cakupan yaitu :
permukaan akan lebih mudah mengalir a. Memperkecil kemungkinan
secara gravitasi dan dibuang melalui saluran menurunnya daya dukung subgrade
drainase yang telah ada (eksisting) atau yang karena kadar airnya naik melebihi
belum ada (non-eksisting) menuju saluran kadar air optimum sebagai akibat dari
pembuangan akhir (outlet). merembesnya air hujan ke dalam
Jalan Sungai Beringin adalah jalan yang subgrade melalui pori-pori perkerasan
berstatus jalan Propinsi, sebagai jalan jalan atau yang berasal dari air tanah
penghubung antara Ibu Kota Kabupaten yang naik ke permukaan.
Kecamatan Tembilahan dengan Kecamatan b. Memperkecil kemungkinan rusaknya
lain seperti Kecamatan Batang Tuaka, Gaung perkerasan jalan sebagai akibat
Anak Serka, Gaung dan sekitarnya. Jalan terendamnya perkerasan jalan oleh
Sungai Beringin merupakan salah satu genangan air hujan.
wilayah jalan lalu lintas kendaraan yang
cukup padat mengalami masalah banjir 2.1.1 Sistem Jaringan Drainase
genangan air yang rutin terjadi pada saat Menurut R. J. Kodoatie sistem jaringan
musim hujan, dikarenakan kondisi sistem drainase di dalam wilayah kota dibagi atas 2
drainase belum terhubung dengan baik dan (dua) bagian yaitu:
tidak adanya saluran drainase pada ruas jalan 1. Sistem Drainase Makro
tersebut. Genangan akan mengangu lalu 2. Sistem Drainase Mikro
lintas bagi kendaraan yang mengunakan
ruas jalan tersebut untuk melakukan aktivitas 2.1.2 Perencanaan Drainase
sehari-hari, maka dapat memungkinkan Tujuan perencanaan drainase adalah
terjadi bencana yang lebih besar hingga untuk mengalirkan genangan air sesaat yang
merugikan masyarakat setempat baik harta terjadi pada musim hujan serta dapat
benda maupun nyawa. mengalirkan air kotor hasil buangan dari
Perencanaan saluran drainase harus rumah tangga. Kelebihan air atau genangan
memperhatikan tata guna lahan daerah air sesaat terjadi karena keseimbangaan air
tangkapan air saluran drainase yang pada daerah tertentu terganggu. Disebabkan
bertujuan menjaga ruas jalan tetap kering oleh air yang masuk ke dalam daerah
walaupun terjadi kelebihan air. tertentu lebih besar dari air yang keluar.
Drainase suatu prasarana yang penting Pada daerah perkotaan, kelebihan air terjadi
dalam bangunan pelengkap pada ruas jalan oleh air hujan. Kapasistas infiltrasi pada
sehinga besarnya fungsi dari pembangunan daerah perkotaan sangat kecil sehingga
sistem drainase tersebut membuat penulis terjadi limpasan air sesaat setelah hujan
ingin merencanakan dalam bentuk laporan turun.
Tugas Akhir yang berjudul Perencanaan Hal – hal yang perlu diperhatikan pada
Sistem Drainase (Studi Kasus Jalan Sungai perencanaan drainase sebagai berikut:
Beringin Kecamatan Tembilahan Kabupaten 1) Plot rute jalan di peta topografi (L)
Indragiri Hilir), dikarenakan penulis ingin 2) Inventarisasi data bangunan drainase
melihat bagaimanan seharusnya dimensi (gorong-gorong, jembatan, dll.)
saluran drainase yang digunakan untuk 3) Segmen panjang segmen saluran (L)
kondisi jalan tersebut sehingga di harapkan 4) Luas daerah layanan (A)
nantinya air limpasan tidak mengenangi Jika diperlukan, pada daerah
jalan, langsung masuk ke saluran-saluran perbukitan, direncanakan beberapa saluran
drainase yang ada, serta menjaga ruas jalan (Lihat sub bab drainase lereng) untuk
tetap kering dan memperlancar aktifitas menampung limpasan dari daerah bukit
penguna jalan. Sehingga air permukaan tetap dengan batas daerah layanan adalah
terkontrol dan tidak mengganggu pengguna puncak bukit tersebut tanpa merusak
jalan. stabilitas lereng. Sehingga saluran tersebut
hanya menampung air dari luas daerah
2. KAJIAN PUSTAKA layanan daerah sekitar (A3).
2.1 DRAINASE
Drainase jalan mengandung 2.2 HIDROLOGI
pengertian membuang atau mengalirkan 2.2.1 Analisa Hidrologi
air (air hujan, air limbah, atau air tanah) ke Hidrologi adalah suatu ilmu yang
tempat pembuangan yang telah ditentukan mempelajari sistem kejadian air di atas pada
dengan cara gravitasi atau menggunakan permukaan dan didalam tanah (Soemarto,
sistem pemompaan. 1995). Fakor sangat berpengaruh adalah
curah hujan (presipitasi). Curah hujan pada
suatu daerah merupakan salah satu faktor Koefisien pengaliran merupakan nilai
yang menentukan besarnya debit banjir yang banding antara bagian hujan yang
terjadi pada daerah yang menerimanya membentuk limpasan langsung dengan hujan
(Sosrodarsono, 1993). total yang terjadi. Koefisien ini
mencerminkan keadaan permukaan daerah
2.2.2 Data Curah Hujan aliran. Koefisien pengaliran C merupakan
Data curah hujan merupakan curah perbandingan komponen berikut ini :
hujan harian maksimum dalam setahun
Volume air yang berhasil mencapai muara DAS
dinyatakan dalam mm/hari. Data curah hujan C= Volume air hujan yang jatuh diatas DAS
yang terletak pada daerah layanan daluran
samping jalan. Ada 3 (tiga) macam cara yang Berkurangnya air yang berhasil melewati
digunakan dalam menghitung curah hujan muara daerah aliran disebabkan oleh aliran
wilayah, yaitu metode rata-rata aljabar, tertahan oleh akar dan daun dari tanaman,
metode poligon Thiessen, dan metode dan tertahan diantara rerumputan atau
isohyet. Jika daerah layanan tidak memiliki semak belukar yang lebat. Air meresap ke
data curah hujan, maka dapat digunakan dalam lapisan tanah tertahan dalam bentuk
data station diluar daerah layanan yang genangan air, bilamana permukaan daerah
diangap masih dapat mewakili. Jumlah data aliran tidak rata dan banyak cekungan
hujan yang diperlukan minimal 10 tahun tersimpan dalam sumur peresapan yang
terakhir. dibangun oleh penduduk kota, sehingga air
hujan akhirnya meresap ke dalam tanah.
2.2.3 Periode Ulang Curah Hujan 2.2.6 Faktor Limpasan (fk)
Periode ulang dalam perencanaan Merupakan faktor atau angka yang
saluran drainase (return period) yang dikalikan dengan koefisien runoff biasa
dipergunakan tergantung dari fungsi saluran dengan tujuan agar kinerja saluran tidak
serta daerah tangkapan hujan yang akan melebihi kapasitasnya akibat daerah
dikeringkan. Menurut pengalaman (Wesli, pengaliran yang terlalu luas. Harga faktor
2008, Drainase Perkotaan: 49), penggunaan limpasan (fk) disesuaikan dengan kondisi
periode ulang untuk perencanaan sebagai permukaan tanah
berikut : Dalam prakteknya terdapat berbagai
1. Saluran Kwarter: periode ulang 1 tahun tipe tata guna lahan bercampur baur dalam
2. Saluran Tersier: periode ulang 2 tahun sebuah daerah aliran. Oleh karena itu, untuk
3. Saluran Sekunder: periode ulang 5 tahun mendapatkan Koefisien pengaliran
– 10 tahun gabungan C dapat mempergunakan rumus
4. Saluran Primer: periode ulang > 10 tahun komposit berikut :
ditampung dan teralirkan. Rumus yang biasa akan berfungsi dengan semestinya. Debit
digunakan dalam perhitungan intensitas aliran rencana juga disebut kapasitas aliran
curah hujan adalah sebagai berikut : akibat hujan, hujan yang menyebabkan
adanya kemungkinan sebagian besar air
Rumus Empiris Mononobe menggenang dan mengalir dipermukaan
tanah (run off) dan sebagian kecil meresap ke
𝑰 = (𝑹/𝟐𝟒)(𝟐𝟒/𝑻𝒄)𝟐/𝟑 (2.15)
dalam tanah (infiltrasi). Rumus yang dipakai
dimana : untuk mengitung debit aliran tergantung
I = intensitas hujan (mm/menit) pada besarnya catchment area, pada
R = curah hujan maksimum dalam 24 jam umumnya ditentukan sebagai berikut:
(mm) a. Untuk catchment area < 25 km2 dipakai
Tc = waktu konsentrasi hujan (menit) Rumus Rational
b. Untuk catchment area 25 - 100 km2
2.2.8 Waktu Konsentrasi (Tc) dipakai Cara Weduwen
Waktu konsentrasi adalah waktu yang c. Untuk catchment area > 100 km2 dipakai
diperlukan untuk mengalirkan air hujan dari Cara Melchior
titik terjauh menuju suatu titik tertentu Perhitungan debit aliran untuk selokan
ditinjau pada derah pengaliran. Umumnya samping pada umumnya mencakup
waktu konsentrasi teridiri dari waktu yang catchment area < 25 km2, jadi yang
diperlukan oleh air untuk mengalir pada digunakan adalah Rumus Rational.
permukaan tanah menuju saluran terdekat 1
(To) dan waktu untuk mengalir dalam saluran Q= C x I x A
3,6
ke suatu tempat yang ditinjau (Td). dimana :
Air hujan akan mengalir menuju Q = Debit banjir puncak pada perioda ulang
saluran yang terdekat, waktu ini disebut T1 T tahun, (m3/detik)
yaitu waktu limpas permukaan. Air I = Intensitas curah hujan (mm/jam),
mengalir menuju muara DAS, dan waktu A = Luas daerah aliran (ha)
yang diperlukan untuk mengalir didalam C = Koefisien pengaliran rata – rata
saluran drainase sampai muara daerah aliran
disebut waktu limpas saluran atau T2. 2.3 ANALISA HIDROLIKA
Penjumlahan waktu tersebut merupakan 2.3.1 Bentuk Penampang Saluran
waktu konsentrasi atau Tc. Drainase
Tc = T1 + T2 Debit aliran yang sama dengan debit akibat
hujan, harus dialirkan pada saluran bentuk
Waktu konsentrasi untuk saluran terbuka persegi, segitiga, trapesium, dan setengah
dihitung dengan rumus di bawah ini. lingkaran untuk drainase muka tanah (surface
Untuk T0 dan Td dapat dicari mengunakan drainage). Untuk perencanaan saluran penulis
rumus : mengunakan bentuk segi-empat.
2 𝑛𝑑
T1 = ( 𝑥 3,28 𝑥 𝐿𝑜 𝑥 ) 0,167
3 √𝑆 2.3.2 Dimensi Saluran Drainase
𝐿 Perhitungan dimensi saluran drainase
T2 = perkotaan dan jalan raya dianjurkan
60 V
memperhatikan hal-hal berikut:
dimana :
1. Karena alasan teknis dan estetika,
T1 = waktu untuk mencapai awal saluran dari titik
terjauh (menit)
saluran direncanakan dengan
lapisan/pasangan tahan erosi seperti
T2 = waktu aliran dalam saluran sepanjang L dari
ujung saluran (menit)
beton.
2. Pada saluran dengan pasangan ini
Lo = jarak titik terjauh ke fasilitas drainase (km)
kecepatan aliran maksimum yang dapat
L = Panjang aliran (km)
menyebabkan erosi tidak perlu
Nd = angka kekasaran permukaan lahan
dipertimbangkan. Demikian juga dengan
S = kemiringan daerah pengaliran atau kecepatan yang dapat mencegah
kemiringan tanah
tumbuhnya vegetasi, yaitu kecepatan
V = kecepatan aliran rata -rata pada saluran
minimum sebesar 0,6 sampai 0,90
drainase (m/detik).
m/det (Kh Sunggono; 1995) dapat juga
diabaikan karena dengan asumsi saluran
2.2.9 Debit Aliran Rencana dipelihara dan dibersihkan.
Debit aliran rencana sangat penting 3. Hendaknya dipakai saluran penampang
dalam perencanaan sistem drainase, apabila hidrolis terbaik, yaitu penampang
salah dalam menentukan debit rencana, dengan luas minimum mampu
maka sistem drainase yang terpakai tidak membawa debit aliran maksimum.
Penentuan dimensi saluran drainase diawali oleh kondisi topografi, serta tinggi tekanan
dengan penentuan bahan yang digunakan. diperlukan untuk adanya pengaliran sesuai
Penampang hidrolis terbaik atau disebut juga dengan kecepatan yang diinginkan.
penampang ekonomis jika kecepatan (V) Untuk menghitung kemiringan saluran
bernilai maximum terjadi apabila jari-jari digunakan rumus :
hidrolik (R) juga maximum dan jari-jari hidrolis V
Kemiringan Saluran (S) = [ 1 2 ]²
(R) maksimum terjadi jika keliling basah (P) ( ) R3
n
minimum, dapat diuraikan sebagai berikut : Dimana :
Penampang hidrolis terbaik atau disebut juga V = kecepatan rata-rata aliran di
penampang ekonomis jika kecepatan (V) dalam saluran (m/det);
n = koefisien kekasaran Manning .
bernilai maximum terjadi apabila jari-jari
R = jari-jari hidrolis (m);
hidrolik (R) juga maximum dan jari-jari S = kemiringan dasar saluran.
hidrolis (R) maksimum terjadi jika keliling
basah (P) minimum, dapat diuraikan sebagai 2.3.4 Kecepatan Aliran
berikut : Kapasitas aliran akibat hujan harus
dialirkan melalui drainase sampai ke titik
1 1/2
Q = A.V = A. . R 2/3 .S1 rencana hilir (badan air). Kecepatan rata-rata
n dapat dihitung dengan menggunakan rumus
gabungan atau korelasi antara rumus Chezy
Untuk nilai A, n, dan S yang konstan,
(1769) dengan rumus Manning (1889)
debit akan maksimum bila R maksimum.
(Suripin, 2004), yang merupakan dasar
Luas penampang basah (A) = Debit (Q) dalam menentukan dimensi saluran, yaitu
Rencana : Kecepatan Aliran (V) sebagai berikut:
1
b = 2h • Kecepatan(V) = R2/3 S1/2
n
A = 2h x h Dimana :
A = 2h2 V = Kecepatan aliran rata-rata dalam
h = A/b saluran (m/det)
Keliling basah (P) = b + 2h n = Koefisien kekasaran Manning
R = Radius hidrolis (m)
A
= + 2h F = Luas penampang basah saluran
h (m²)
P = Keliling basah saluran (m)
A
Jari jari hidrolis (R) =
P 2.3.5 Tinggi Jagaan Saluran
Dimana : Jagaan saluran adalah jarak vertikal
b = Lebar penampang saluran (m) dari puncak saluran ke permukaan air pada
h = Tinggi penampang saluran (m) kondisi rancang. Jarak ini harus cukup
A = Luas penampang basah (m) untuk mencegah gelombang atau kenaikan
Dalam persamaan diatas hanya satu unsur muka air yang melimpah ke tepi. Untuk
(h) saja yang belum diketahui, persamaan menghitung sebuah jagaan biasa
diatas dapat diselesaikan harga “h” dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
cara coba-coba (trial and error). W = √0.5 h (m)
Dengan diketahuinya luas penampang basah dimana :
selokan samping, dapat ditentukan dimensi W = Jagaan saluran (m)
selokan samping. Misalnya ditentukan h = Tinggi kedalaman air (m)
dimensi selokan samping dengan luas
penampang = A, maka kapasitas selokan 2.4 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
samping ini harus lebih besar dari pada debit Rencana anggaran biaya adalah suatu
rencana agar kecepatan aliran V yang terjadi bangunan atau proyek yaitu perhitungan
< V yang diijinkan. banyaknya biaya yang diperlukan untuk
Qc = V. A ≥ Q = 0,278.C.I.A bahan dan upah, serta biaya- biaya lain yang
Dimana : berhubungan dengan pelaksanaan bangunan
Qc = Debit kapasitas drainase atau proyek. Anggaran biaya merupakan
A = Luas penampang harga dari bahan bangunan yang dihitung
dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat.
2.3.3 Kemiringan Saluran Terdapat lima hal pokok dalam menghitung
Yang dimaksud kemiringan saluran adalah biaya konstruksi yaitu.
kemiringan dasar saluran dan kemiringan 1. Bahan – bahan
dinding saluran. Kemiringan dasar saluran ini 2. Upah Pekerja
adalah kemiringan dasar saluran arah 3. Alat-alat konstruksi
memanjang dimana umumnya dipengaruhi 4. Overhead atau biaya tidak terduga
R24 71,746 90,410 104,842 118,682 123,074 136,599 144,461 150,027 1 Ruas jalan Parit 16 1,020 1,20 0,85 1,00 0,85 0,013 2,70 0,31 0,0011 0,0011 0,65 1,50 1,020
7,276 101,525 127,936 148,357 167,943 174,156 193,296 204,420 212,297 2 Ruas jalan Parit 17 1,137 1,20 0,95 1,00 0,95 0,013 3,89 0,24 0,0016 0,0016 0,69 1,64 1,137