Yulistiani R, Rosida Dan Nopriyanti M: Evaluasi Proses Fermentasi Pada Kualitas Tempoyak
Yulistiani R, Rosida Dan Nopriyanti M: Evaluasi Proses Fermentasi Pada Kualitas Tempoyak
Yulistiani R, Rosida Dan Nopriyanti M: Evaluasi Proses Fermentasi Pada Kualitas Tempoyak
1 2014
Abstract
Tempoyak is made by spontaneous fermentation and
manufacturing is done with the addition of salt to the durian flesh and
subsequently fermented anaerobically for 3-7 days. The main problem was
having on the product tempoyak taste too sour, so the manufacture
tempoyak in Kalimantan (especially in Ketapang District), the addition of
sugar. The addition of sugar gave a sweet taste and served as a substrate
for lactat acid bacterial growth that is expected to speed up the
fermentation process. The addition of sugar also serves as a substrate for
the growth of lactic acid bacteria and provide a bright and attractive colors.
The addition of sugar to speed up the fermentation process because the
role of sugar as a substrate for the growth of bacteria that can convert
sugar into alcohol and CO2. The research aimed to study the effect of the
addition of sugar and fermentation time on the changing of the chemical,
microbiological and organoleptic during fermentation tempoyak and
determine the best treatment combination between added sugars and
fermentation time on the quality tempoyak. This method used a factorial
completely randomized design with two factors and two replications. The
first factor is the addition of sugar to the concentration (0%, 3%, and 6%)
and the second factor is the length of fermentation (0 days, 5 days, 10
days, 15 days, and 20 days). The results showed that the best treatment
outcomes in treatment is the addition of 6% sugar and fermentation time 5
days, which resulted in tempoyak with 61.500% moisture content, water
activity of 0.835, total sugars 6,502%, 1,719% total acid, total lactic acid
bacteria 7, 4976 log CFU / ml, 1.605% alcohol content, crude fiber content
of 2.46% and 4.17 organoleptic test of the texture (soft), 2.20 color
(yellow), aroma 4.80 (like) and the sense of 4.73 ( like).
Abstrak
Tempoyak merupakan produk makanan yang dibuat dengan cara
fermentasi spontan dan pembuatannya dilakukan dengan penambahan
garam pada daging buah durian dan selanjutnya difermentasi secara
anaerob selama 3 – 7 hari. Permasalahan utama pada produk tempoyak
adalah mempunyai rasa yang terlalu asam, sehingga pembuatan
tempoyak di Kalimantan (khususnya di Kabupaten Ketapang), dilakukan
penambahan gula. Penambahan gula pada pembuatan tempoyak selain
untuk memberikan cita rasa yang manis juga berperan sebagai substrat
84
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
85
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
86
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
87
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
88
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
89
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
90
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
91
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
10,0000
9,0000
8,0000
gula 7,0000
total 6,0000
5,0000
(%) 4,0000
3,0000
2,0000
1,0000
0 5 10 15 20
Lama fermentasi (hari)
gula 0% gula 3% gula 6%
92
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
3,500
3,000
2,500
total
asam 2,000
(%)
1,500
1,000
0,500
0,000
0 5 10 15 20
lama fermentasi (hari)
93
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
94
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
10,0000
9,0000
8,0000
total 7,0000
bakteri
asam 6,0000
laktat (log
CFU/gr) 5,0000
4,0000
3,0000
2,0000
1,0000
0,0000
0 5 10 15 20
lama fermentasi
95
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
3,0000
2,5000
kadar
2,0000
alkohol (%)
1,5000
1,0000
0,5000
0,0000
0 5 10 15 20
lama fermentasi
96
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
97
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
Pada Tabel 11
menunjukkan bahwa perlakuan 8. Organoleptik
lama fermentasi menunjukkan Uji organoleptik yang
tidak berpengaruh nyata terhadap dilakukan meliputi : uji skoring
kadar serat kasar tempoyak yang yaitu (tekstur dan warna) dan uji
dihasilkan. Hal ini disebabkan hedonik (rasa dan aroma).
serat yang dihasilkan berasal dari
daging buah durian dan selama a) Tekstur
proses fermentasi, serat tidak Hasil analisis ragam
dapat dipecah menjadi komponen menunjukkan bahwa tidak
lain dengan fermentasi alami. terdapat perbedaan yang nyata
Menurut Winarno (1995), antara perlakuan penambahan
serat kasar adalah komponen gula dengan lama fermentasi
dari jaringan tanaman yang tahan terhadap pengujian skor tekstur
terhadap proses hidrolisis yang tempoyak. Berdasarkan uji skor
tidak dapat dipecah oleh nilai rata – rata skor tekstur
komponen lain. terhadap tempoyak dengan
Menurut Steinkraus (1983) penambahan gula dan lama
dalam Amin dkk (2001), fermentasi adalah berkisar antara
Tempoyak adalah hasil 4,03 – 4,17 yang berarti panelis
fermentasi berupa bubur yang memberikan nilai (lembut). Nilai
berasal dari buah durian yang rata-rata skor tekstur tempoyak
ditemukan di Sumatera dengan perlakuan penambahan
mengandung serat kasar 2,5% gula dan lama fermentasi dapat
(Suan ,1996 dalam Amin dkk., dilihat pada Tabel 12.
2001)
98
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
99
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
100
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
101
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
102
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 8 NO. 1 2014
103