Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu Untuk Meningkatkan Kinerja Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu Untuk Meningkatkan Kinerja Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu Untuk Meningkatkan Kinerja Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
net/publication/313850067
CITATIONS READS
2 1,503
2 authors:
All content following this page was uploaded by Dian Imanina Burhany on 24 March 2020.
ABSTRACT
Sustainable development contains three aspects those are ecological, social and economic. With increasing of
environmental damages, ecological/environmental aspect is being an important concern. In this regard,
environmental management accounting can help management to improve company’s environmental
performance to support sustainable development. This study aims to determine management’s understanding
about importance of environmental performance in sustainable development, identify environmental accounting
information is needed by management, determine accountant’s understanding about environmental
management accounting, and measure effectiveness of environmental management accounting in improving
environmental performance. Analysis method uses descriptive verificative by simple regression analysis. Sample
are 28 manufacturing companies in Bandung and Makassar. The study result shows that: (1) Management
sufficiently understand about importance of environmental performance in sustainable development, (2)
Environmental management accounting information that are the most needed by management are the amount of
energy consumed, waste disposed, generated and processed, cost of evaluating and selecting waste processing
equipment, system development, and cost of audit, regulation and waste, (3) Management accountant
sufficiently understand about environmental management accounting, and (4) Environmental management
accounting is effective to improve environmental performance.
ABSTRAK
Pembangunan berkelanjutan mengandung tiga aspek yaitu ekologi, sosial dan ekonomi. Dengan
meningkatnya kerusakan lingkungan, aspek ekologi/lingkungan menjadi perhatian penting. Dalam
hal ini, akuntansi manajemen lingkungan dapat membantu manajemen untuk meningkatkan kinerja
lingkungan perusahaan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pemahaman manajemen mengenai pentingnya kinerja lingkungan dalam
pembangunan berkelanjutan, mengidentifikasi informasi akuntansi manajemen lingkungan yang
dibutuhkan manajemen, mengetahui pemahaman akuntan mengenai akuntansi manajemen
lingkungan, dan mengukur efektifitas akuntansi manajemen lingkungan untuk meningkatkan kinerja
lingkungan. Metode analisis adalah deskriptif verifikatif dengan alat analisis regresi sederhana.
Sampel penelitian adalah 28 perusahaan manufaktur di kota Bandung dan Makassar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Manajemen cukup memahami pentingnya kinerja lingkungan dalam
pembangunan berkelanjutan, (2) Informasi akuntansi manajemen lingkungan yang paling dibutuhkan
oleh manajemen adalah informasi jumlah energi yang dikonsumsi, jumlah limbah yang dibuang,
dihasilkan dan diolah, biaya mengevaluasi dan memilih peralatan pengolah limbah, biaya
pengembangan sistem, serta biaya audit, regulasi dan limbah, (3) Akuntan manajemen cukup paham
mengenai akuntansi manajemen lingkungan, dan (4) Akuntansi manajemen lingkungan efektif untuk
meningkatkan kinerja lingkungan.
279
280 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298
Kata Kunci: Akuntansi manajemen lingkungan, Kinerja lingkungan, Informasi akuntansi manajemen
lingkungan, Pembangunan berkelanjutan.
seperti pencemaran tanah, air dan udara, matriks yang menyajikan kerangka kerja
deforestasi, limbah beracun yang men- bagi organisasi untuk mengukur kinerja
cemari laut dan sungai, dan lain-lain. Semua lingkungan ke dalam empat dimensi (lihat
masalah tersebut sering dikaitkan dengan Gambar 1). Pertama, dimensi proses inter-
industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi nal yaitu organizational systems; meng-
yang merupakan aktivitas yang dominan gambarkan karakteristik struktur dan
dalam pembangunan. Kondisi itulah yang program perusahaan, termasuk kebijakan
mendorong kesadaran pemerintah di ber- tertulis, mekanisme pengendalian internal,
bagai negara untuk mempromosikan kon- komunikasi, public relation, pelatihan dan
sep pembangunan berkelanjutan, baik yang insentif. Kedua, dimensi proses eksternal
berbentuk regulasi, voluntary, incentive- yaitu stakeholder relations; menyangkut
based, maupun berupa instrumen informasi hubungan dengan stakeholder seperti karya-
dan kebijakan lainnya (Xiaomei, 2004). wan, pelanggan, dan lain-lain. Ketiga,
dimensi outcome internal yaitu regulatory
Kinerja Lingkungan compliance; menyangkut kepatuhan atau
Bennett dan James (1999) mendefinisi- pelanggaran terhadap hukum dan regulasi
kan kinerja lingkungan sebagai “the com- serta denda yang dibayarkan. Keempat,
pany’s achievement in managing any interaction dimensi outcome eksternal yaitu environ-
between the company’s activities, products or mental impact; menggambarkan pencapaian
services and the environment”. Kinerja lingku- hasil yang lebih nyata dan dapat dihitung
ngan adalah pencapaian perusahaan dalam seperti tingkat polusi, limbah yang di-
mengelola interaksi antara aktivitas, produk hasilkan, limbah yang diolah, dan lain-lain.
dan jasa perusahaan dengan lingkungan.
Lober (1996) mengemukakan suatu
Internal External
Process Organizational Systems Stakeholder Relations
Outcome Regulatory Compliance Environmental Impact
Gambar 1
Matriks Kinerja Lingkungan
Sumber: Lober (1996)
Dalam berbagai penelitian, pada kan peringkat lingkungan yang dibuat oleh
umumnya digunakan satu indikator ter- lembaga eksternal. Di Indonesia, berbagai
tentu saja yang umumnya difokuskan pada penelitian seperti oleh Sarumpaet (2005);
dimensi dampak lingkungan (environmental Suratno et al. (2006); Utami (2007); Almilia
impact) seperti jumlah limbah yang di- dan Wijayanto (2007); Burhany (2011),
hasilkan (Cormier dan Magnan, 1999; mengukur kinerja lingkungan dengan
Patten, 2002), jumlah limbah yang diolah, dimensi kepatuhan yang dinyatakan dalam
atau jumlah limbah yang diolah di- peringkat. Pemeringkatan dilakukan oleh
bandingkan dengan jumlah keseluruhan Kementerian Negara Lingkungan Hidup
limbah yang dihasilkan yang disebut TRI yang dinamakan PROPER (Program Pe-
(toxic releases index) (Verma et al., 2001; Al- nilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Tuwaijri et al., 2004; Clarkson et al., 2008). Pengelolaan Lingkungan Hidup atau Pro-
Beberapa penelitian lain mengguna- gram for Pollution Control, Evaluating and
kan dimensi kepatuhan terhadap regulasi Rating). Namun saat ini perusahaan yang
(regulatory compliance), baik berupa kepatu- menjadi target PROPER baru difokuskan
han secara individual maupun mengguna- pada perusahaan yang memenuhi kriteria
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 283
yaitu perusahaan yang berdampak besar of energy, water and materials (including wastes)
terhadap lingkungan hidup, perusahaan and (2) monetary information on environment-
yang berorientasi ekspor dan/atau produk- related costs, earnings and savings.”
nya bersinggungan langsung dengan Informasi fisik adalah informasi me-
masyarakat, serta perusahaan publik yang ngenai input yang digunakan dalam proses
terdaftar di pasar modal. Dengan demikian, produksi berupa bahan, air dan energi serta
ukuran kinerja lingkungan yang dapat informasi mengenai output yang dihasilkan
digunakan untuk semua perusahaan adalah berupa produk dan non-produk (limbah
dampak lingkungan atau environmental dan emisi). Informasi input dan output
impact. tersebut berkaitan erat dengan pengen-
dalian lingkungan, sedangkan informasi
Akuntansi Manajemen Lingkungan untuk moneter adalah informasi biaya yang
Meningkatkan Kinerja Lingkungan berhubungan dengan input dan output,
Jika ingin meningkatkan kinerja lingku- yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
ngan, perusahaan harus melakukan pe- meminimalkan dampak lingkungan (UN
ngelolaan lingkungan (environmental mana- DSD, 2001; IFAC, 2005).
gement). Sistem pengelolaan lingkungan Hansen dan Mowen (2007) meng-
membutuhkan dukungan informasi lingku- klasifikasikan biaya lingkungan dengan
ngan sebagai dasar untuk pengambilan mengembangkan environmental quality cost
keputusan yang berkaitan dengan lingku- model yang diadopsi dari quality cost model
ngan (Bosshard, 2003). Sistem akuntansi dalam total quality management. Dengan pen-
manajemen tradisional tidak dapat me- dekatan kualitas, biaya lingkungan di-
nyediakan informasi lingkungan yang di- kelompokkan ke dalam biaya pencegahan,
perlukan. Pengklasifikasian biaya secara biaya perbaikan, biaya kegagalan internal
fungsional (biaya bahan langsung, biaya dan biaya kegagalan eksternal.
tenaga kerja langsung dan biaya overhead) Informasi fisik dibutuhkan oleh mana-
menyebabkan biaya-biaya yang terkait de- jemen untuk menentukan tingkat dampak
ngan lingkungan cenderung dimasukkan lingkungan yang dihasilkan sehingga dapat
dan tersembunyi di dalam biaya overhead dikendalikan. Informasi seperti tingkat
sehingga manajer kesulitan untuk menemu- emisi gas yang dihasilkan, jumlah limbah
kan dan melakukan pengendalian terhadap- yang dihasilkan, dan jumlah limbah yang
nya (Dascalu et al., 2010; Xiaomei, 2004). diolah ini penting untuk menentukan target
Akuntansi manajemen lingkungan pengurangan emisi, limbah, dan lain-lain
hadir untuk mengatasi keterbatasan akun- (Schaltegger dan Hinrichsen, 1996 dalam
tansi manajemen tradisional dengan cara Bosshard, 2003), sedangkan informasi biaya
memunculkan aspek lingkungan dalam lingkungan berguna bagi manajemen agar
sistem akuntansi manajemen perusahaan. dapat mengendalikan biaya untuk men-
Aspek lingkungan yang menjadi concern capai efisiensi (Burritt, 2002).
akuntansi manajemen lingkungan bukan Akuntansi manajemen lingkungan
hanya yang berkaitan dengan data dan memberi manfaat penting bagi perusahaan
informasi moneter (monetary) tapi juga yang berupa penyediaan informasi yang lengkap
berkaitan dengan data dan informasi fisik untuk pengambilan keputusan (Burritt et al.,
(physical), sebagaimana definisi akuntansi 2002). Informasi tersebut dapat meng-
manajemen lingkungan yang dikemukakan ungkapkan peluang tersembunyi, seperti
oleh United Nations Division for Sustai- proses pengelolaan limbah yang lebih baik,
nable Development (2001) berikut ini: pengurangan konsumsi energi dan bahan
“Identification, collection, analysis and use of two atau peluang untuk daur ulang bahan. Dari
types of information for internal decision making: (1) perspektif lingkungan, informasi ini juga
physical information on the use, flows and destinies dapat digunakan dalam pengembangan
284 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298
proses yang lebih efisien yang mengarah ke putusan yang lebih baik pula.
inovasi. Adams (2002), menemukan bahwa IFAC (2005) mengadaptasi bagan yang
perusahaan yang menyajikan informasi menggambarkan kegunaan dan manfaat
lingkungan dapat mengembangkan sistem akuntansi manajemen lingkungan atau
pengendalian internal yang lebih baik dan environmental management accounting (EMA)
mengarahkannya pada pengambilan ke- seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Planning and implementing More accurately tracking the Working with suppliers to
pollution control flow of energy, water, design products and services
investments materials and wastes for “green” markets
Gambar 2
Kegunaan dan Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan
Sumber: German Environment Ministry (2003) dalam IFAC (2005)
Verma et al. (2001); Al-Tuwaijri et al. (2004); kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengukur
Clarkson et al. (2008). efektifitas atau pengaruh akuntansi mana-
jemen lingkungan terhadap kinerja lingku-
Sampel Penelitian ngan, digunakan metode analisis regresi
Penelitian dilakukan pada perusahaan sederhana, dengan persamaan regresi
manufaktur di kota Bandung dan Makassar. sebagai berikut:
Pemilihan kota dan jenis perusahaan di- KL = a + Aml +
lakukan secara purposive. Dengan jumlah Di mana:
penduduk yang terus bertambah dengan KL = Kinerja lingkungan
cepat karena tingginya tingkat urbanisasi, Aml = Akuntansi manajemen lingkungan
kedua kota ini sangat rentan terhadap a = Konstanta
masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh = Koefisien variabel Aml
perusahaan yang sebagian di antaranya ber- = Error term
ada dekat dengan pemukiman penduduk.
Perusahaan manufaktur diambil dengan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
pertimbangan bahwa jenis perusahaan ini Pemahaman Manajemen tentang Penting-
melakukan aktivitas produksi (konversi nya Kinerja Lingkungan dalam Pem-
bahan baku menjadi barang jadi) yang pro- bangunan Berkelanjutan
ses produksinya menghasilkan limbah yang Pemahaman manajemen tentang
berpotensi mencemari/merusak lingku- pentingnya kinerja lingkungan dalam pem-
ngan. Sampel diambil secara acak (simple bangunan berkelanjutan diukur dari 4 per-
random sampling) dari daftar perusahaan tanyaan kepada responden manajer penge-
manufaktur di kota Bandung dan Makassar, lola lingkungan.
yang berjumlah 63 perusahaan. Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk
pemahaman tentang konsep pembangunan
Data dan Teknik Pengumpulan Data berkelanjutan, lebih dari setengah yaitu
Data penelitian adalah data primer 53,57% manajer menyatakan sudah menge-
yang dikumpulkan melalui kuesioner yang tahui dan memahami. Jumlah ini tidak ber-
disebarkan kepada dua responden pada beda jauh dengan yang belum mengetahui
masing-masing perusahaan yaitu manajer dan memahami yaitu sebanyak 46,43% res-
yang memiliki wewenang/tanggung jawab ponden. Dengan demikian dapat dikatakan
pengelolaan lingkungan di perusahaan dan bahwa baru sebagian manajer yang me-
akuntan manajemen perusahaan. Dari 126 mahami bahwa pembangunan dilaksanakan
kuesioner yang disebar ke 63 perusahaan, tidak hanya untuk mengejar kepentingan
sebanyak 44,4% atau 56 kuesioner (28 per- ekonomi tetapi juga memperhatikan aspek
usahaan) yang dikembalikan. sosial dan lingkungan. Hal ini menunjuk-
kan bahwa masih ada manajer yang kurang
Metode Pengujian Data mengikuti perkembangan yang terjadi di
Pengujian data terdiri atas uji validitas lingkungan eksternal perusahaannya terkait
dan uji reliabilitas. Uji validitas mengguna- dengan konsep pembangunan berkelanju-
kan teknik korelasi Rank-Spearman, tan di mana perusahaan merupakan bagian
sedangkan uji reliabilitas menggunakan yang tidak terpisahkan. Selanjutnya, tabel 2
koefisien Cronbach’s Alpha. memperlihatkan bahwa sebagian besar
manajer (89,29%) menyadari bahwa dunia
Metode Analisis Data usaha harus meberi kontribusi demi ter-
Data penelitian dianalisis dengan wujudnya pembangunan berkelanjutan.
menggunakan metode analisis deskriptif
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 287
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Jawaban Pemahaman tentang Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Sudah Belum
1. Bapak/Ibu sudah mengetahui dan memahami 15 13 28
sebelumnya tentang konsep pembangunan
berkelanjutan sebagaimana diuraikan di atas
53,57% 46,43% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jawaban Kontribusi Perusahaan dan Dunia Usaha untuk
Pembangunan Berkelanjutan
Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Ya Tidak
2. Sebagai salah satu pelaku pembangunan, 25 3 28
Bapak/Ibu menyadari bahwa perusahaan dan
dunia usaha harus memberi kontribusi demi
terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan
89,29% 10,71% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
Kemudian dari tabel 3 dapat dilihat Sementara itu, pada tabel 4 terlihat
bahwa untuk pemahaman mengenai konsep bahwa semua manajer perusahaan sepakat
kinerja lingkungan, cukup banyak manajer bahwa kinerja lingkungan yang baik pen-
yang menyatakan sudah memahaminya ting bagi perusahaan. Lebih dari se-
yaitu sebanyak 71,43%. Sisanya sebanyak tengahnya (67,86%) menyatakan sangat
28,57% menyatakan belum memahami. penting dan sisanya (32,14%) menyatakan
Kinerja Lingkungan adalah kinerja per- penting.
usahaan dalam mengelola lingkungan Ini menunjukkan bahwa kesadaran
hidup yang diukur dari cara perusahaan manajer untuk peduli terhadap kinerja ling-
memperlakukan lingkungan sekitar tempat kungan sudah tinggi.
perusahaan berada, cara memperlakukan Terlepas dari motivasinya untuk me-
limbah, cara menggunakan energi, dan lain- ningkatkan kinerja lingkungan, apakah
lain. Dengan posisinya sebagai manajer untuk berpartisipasi dan mendukung pem-
yang bertanggung jawab atas pengelolaan bangunan berkelanjutan atau untuk men-
lingkungan, responden pasti sudah paham datangkan keuntungan bagi perusahaan,
mengenai hal ini. Namun sebagian di hasil ini menggambarkan bahwa sebenar-
antaranya ternyata belum memahami me- nya manajemen menyadari bahwa kinerja
ngenai konsepnya. Yang dilakukan selama lingkungan merupakan hal yang penting
ini mungkin sebatas menjalankan kewajiban bagi perusahaan.
untuk mematuhi regulasi.
288 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Jawaban Pemahaman tentang Konsep Kinerja Lingkungan
Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Sudah Belum
3. Bapak/Ibu sudah mengetahui dan memahami 20 8 28
sebelumnya tentang konsep kinerja lingkungan
sebagaimana diuraikan di atas
71,43% 28,57% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Jawaban Pentingnya Kinerja Lingkungan bagi Perusahaan
Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Sangat Biasa Tidak Sangat Tdk Jumlah
Penting
penting saja penting penting
4. Menurut Bapak/Ibu, 19 9 0 0 0 28
seberapa penting kinerja
lingkungan yang baik
bagi perusahaan
67,86% 32,14% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
Jika skor jawaban dari keempat per- atas pertanyaan ini disajikan pada tabel 5.
tanyaan di atas dirata-ratakan, diperoleh Terlihat bahwa untuk informasi fisik,
skor keseluruhan atau skor rata-rata sebesar manajer paling membutuhkan informasi
78,57%. Berdasarkan skor ini dapat diinter- mengenai jumlah energi (bahan bakar) yang
pretasikan bahwa pemahaman manajemen dikonsumsi karena informasi ini terkait
secara keseluruhan tentang pentingnya dengan pengadaan energi itu sendiri.
kinerja lingkungan dalam pembangunan Dari aspek lingkungan, informasi ini
berkelanjutan berada dalam kategori cukup, dapat digunakan untuk mengendalikan
atau dapat dikatakan bahwa manajemen konsumsi energi, yang sangat berarti dalam
cukup paham mengenai pentingnya kinerja menjaga kelestarian sumber daya energi
lingkungan dalam pembangunan berke- yang ada di bumi.
lanjutan. Manajer juga sangat membutuhkan
informasi mengenai jumlah limbah yang
Informasi Akuntansi Manajemen Ling- dibuang karena harus melakukan pengen-
kungan yang Dibutuhkan oleh Mana- dalian atas kandungan limbah dan me-
jemen untuk Membantu Pengelolaan mutuskan pengolahan sebelum limbah ter-
Lingkungan Lingkungan sebut dibuang.
Pertanyaan tertutup diberikan kepada Ada 96,43% responden yang menyata-
manajer dan manajer memilih apakah infor- kan membutuhkan kedua informasi ini.
masi akuntansi manajemen lingkungan Demikian juga dengan informasi mengenai
yang terdiri atas informasi fisik dan jumlah limbah yang dihasilkan dan jumlah/
informasi moneter dibutuhkan atau tidak persentase limbah yang diolah.
dalam pengelolaan lingkungan. Distribusi
frekuensi jawaban responden selengkapnya
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 289
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Jawaban Informasi Akuntansi Manajemen Lingkungan yang
Dibutuhkan oleh Manajemen
Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Dibutuhkan Tdk Dibutuhkan
INFORMASI FISIK
1. Jumlah/persentase bahan yang berasal 13 15 28
dari bahan yang didaur ulang
2. Jumlah energi (bahan bakar) yang di- 27 (96,43%) 1 28
konsumsi
3. Jumlah energi (bahan bakar) yg dihemat 19 9 28
4. Jumlah air yang diambil dari alam 10 18 28
5. Jumlah dan persentase air yang didaur 11 17 28
ulang dan digunakan kembali
6. Jumlah air yang dibuang/terbuang 15 13 28
7. Jumlah emisi gas yang dihasilkan 23 5 28
8. Jumlah limbah yang dihasilkan 26 (92,86%) 2 28
9. Jumlah/persentase limbah yang diolah 26 (92,86%) 2 28
10. Jumlah limbah yang dibuang 27 (96,43%) 1 28
INFORMASI MONETER/BIAYA
11. Biaya mengevaluasi dan memilih 26 (92,86%) 2 28
peralatan pengendalian lingkungan
12. Biaya pengembangan/desain proses/ 23 5 28
produk yang ramah lingkungan
13. Biaya pelatihan karyawan utk masalah 24 (85,71%) 4 28
lingkungan
14. Biaya pengembangan sistem pengelola- 26 (92,86%) 2 28
an lingkungan
15. Biaya audit lingkungan 25 (89,29%) 3 28
16. Biaya pemeriksaan proses produksi 25 (89,29%) 3 28
untuk menjamin kepatuhan terhadap
regulasi lingkungan
17. Biaya melakukan uji emisi 24 4 28
18. Biaya pemeriksaan kandungan limbah 25 (89,29%) 3 28
berbahaya
19. Biaya pengolahan dan pembuangan 25 (89,29%) 3 28
limbah berbahaya
20. Biaya pemeliharaan peralatan pengolah 25 (89,29%) 3 28
limbah
21. Biaya daur ulang bahan sisa untuk 19 9 28
digunakan kembali
22. Biaya daur ulang air untuk digunakan 15 13 28
kembali
23. Biaya perbaikan/konservasi lahan yang 9 19 28
rusak
24. Biaya pembersihan lingkungan yang 21 7 28
tercemar
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
290 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298
Informasi ini sangat dibutuhkan oleh masi moneter. Dengan adanya informasi
manajemen karena terkait dengan inti dari tersebut maka manajer memiliki dasar
pengelolaan lingkungan yaitu mengurangi untuk mengelola aspek lingkungan agar
dampak lingkungan dengan cara mengolah dapat mengurangi tingkat polusi, me-
limbah sebelum dibuang. Sebanyak 92,86% ngurangi limbah, menghasilkan produk
responden yang menyatakan membutuhkan yang ramah lingkungan, sehingga kinerja
kedua informasi ini. lingkungan dapat ditingkatkan.
Untuk informasi moneter, manajer
paling membutuhkan informasi mengenai Pemahaman Akuntan Manajemen Me-
biaya mengevaluasi dan memilih peralatan ngenai Akuntansi Manajemen Lingku-
pengendalian lingkungan serta biaya pe- ngan
ngembangan sistem pengelolaan lingku- Pemahaman akuntan manajemen me-
ngan. Hal ini terkait dengan keputusan ngenai akuntansi manajemen lingkungan
investasi dalam peralatan pengendalian ditanyakan kepada akuntan manajemen
lingkungan atau peralatan pengolah limbah perusahaan melalui dua pertanyaan. Distri-
serta keputusan untuk mengembangkan busi frekuensi jawaban responden disajikan
sistem pengelolaan lingkungan di perusaha- pada tabel 6 dan 7.
an. Tentunya informasi ini sangat penting Pada tabel 6 terlihat bahwa hanya se-
dan dibutuhkan oleh perusahaan karena tengah lebih sedikit (53,57%) dari responden
melibatkan investasi dan biaya yang besar. yang sudah mengetahui sebelumnya ten-
Sebanyak 92,86% responden menyatakan tang konsep akuntansi manajemen lingku-
membutuhkan kedua informasi ini. ngan, sedangkan sisanya (46,43%) belum
Informasi mengenai biaya audit ling- mengetahui tentang konsep ini. Akuntansi
kungan, biaya pemeriksaan proses produksi manajemen lingkungan merupakan konsep
untuk menjamin kepatuhan terhadap regu- akuntansi yang relatif baru, khususnya di
lasi lingkungan, biaya pemeriksaan kandu- Indonesia, sehingga wajar jika sebagian
ngan limbah berbahaya, serta biaya pe- akuntan belum mengetahui konsep ini.
ngolahan dan pembuangan limbah ber- Akuntansi manajemen lingkungan pada
bahaya, juga penting dan dibutuhkan oleh dasarnya merupakan pengembangan dari
manajer karena berkaitan dengan kepatu- akuntansi manajemen tradisional dengan
han terhadap regulasi lingkungan dalam hal penekanan pada aspek lingkungan dan
pembuangan limbah. Adapun informasi dengan memperhatikan aliran data dan
biaya pemeliharaan peralatan pengolah informasi secara fisik maupun moneter.
limbah terkait dengan aktivitas pemeliharan Akuntansi manajemen lingkungan di-
peralatan agar selalu berada dalam kondisi kembangkan untuk mengatasi keterbatasan
yang baik sehingga dapat digunakan secara akuntansi manajemen tradisional yang
maksimal. Kelima jenis informasi ini di- tidak dapat memberikan pertimbangan
butuhkan oleh 89,29% responden. Informasi lingkungan yang memadai (Xiaomei, 2004).
biaya pelatihan karyawan utk masalah Pada tabel 7 dapat dilihat pemahaman
lingkungan juga dianggap penting yang akuntan manajemen bahwa akuntansi
dinyatakan oleh 85,71% responden. manajemen lingkungan dapat membantu
Dari hasil tersebut jelas bahwa manajer pengambilan keputusan manajemen dalam
memang membutuhkan sebagian besar melakukan pengelolaan lingkungan sudah
informasi akuntansi manajemen lingku- cukup baik, yang ditunjukkan oleh sebagian
ngan, baik informasi fisik maupun infor- besar yaitu 75% responden yang menjawab.
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 291
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Jawaban Pemahaman tentang
Konsep Akuntansi Manajemen Lingkungan
Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Sudah Belum
1. Bapak/Ibu sudah mengetahui sebelumnya tentang 15 13 28
konsep akuntansi manajemen lingkungan sebagai-
mana diuraikan di atas
53,57% 46,43% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Jawaban Pemahaman Akuntansi Manajemen Lingkungan sebagai
Alat Bantu Manajemen
Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Ya Tidak
2. Bapak/Ibu memahami bahwa akuntansi mana- 21 7 28
jemen lingkungan dapat membantu pengambilan
keputusan manajemen dalam melakukan penge-
lolaan lingkungan
75% 25% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
Walaupun akuntansi manajemen ling- sebesar 69,49%. Ini sejalan dengan jawaban
kungan merupakan pendekatan yang masih responden akuntan manajemen tentang
relatif baru dalam membantu meningkatkan pemahaman akuntansi manajemen lingku-
kinerja lingkungan, namun dukungannya ngan (lihat tabel 6 dan 7) dan juga sejalan
dalam pengambilan keputusan manajemen dengan jawaban responden manajer tentang
melalui pengumpulan dan penyajian infor- informasi akuntansi manajemen lingkungan
masi menjadikannya sebagai sebuah alat yang dibutuhkan (lihat tabel 5).
bantu yang bernilai (Gale, 2006). Dengan hasil ini dapat diinter-
Jika skor jawaban dari kedua per- pretasikan bahwa sebagian perusahaan
tanyaan di atas dirata-ratakan, diperoleh sudah mencatat dan membuat informasi
skor 64,29%. Jadi dapat dikatakan bahwa yang berkaitan dengan lingkungan sesuai
akuntan manajemen cukup paham menge- kebutuhan manajemen. Untuk dimensi fisik,
nai akuntansi manajemen lingkungan. perhitungan dan pencatatan jumlah energi
yang dikonsumsi, jumlah limbah yang
Efektifitas Akuntansi Manajemen Lingku- dihasilkan, jumlah/ persentase limbah yang
ngan untuk Meningkatkan Kinerja diolah, dan jumlah limbah yang dibuang
Lingkungan dalam Pembangunan Ber- menunjukkan skor yang paling tinggi.
kelanjutan Untuk dimensi moneter, skor tertinggi
Deskripsi data hasil penelitian untuk adalah pada perhitungan dan pencatatan
variabel akuntansi manajemen lingkungan biaya mengevaluasi dan memilih peralatan
dan kinerja lingkungan ditunjukkan pada pengendalian lingkungan, biaya pelatihan
tabel 8 dan tabel 9. karyawan untuk masalah lingkungan, biaya
Pada tabel 8 terlihat bahwa implemen- pengembangan sistem pengelolaan lingku-
tasi akuntansi manajemen lingkungan di ngan, biaya audit lingkungan, biaya
perusahaan berada pada level sedang yaitu
292 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298
Tabel 8
Deskripsi Data Variabel Akuntansi Manajemen Lingkungan
Jumlah
No. Pertanyaan
Skor
Akuntansi Manajemen Lingkungan Fisik
Perusahaan melakukan:
1. Perhitungan dan pencatatan jumlah/persentase bahan yang berasal dari 65
bahan yang didaur ulang
2. Perhitungan dan pencatatan jumlah energi yang dikonsumsi 134
3. Perhitungan dan pencatatan jumlah energi yang dihemat 91
4. Perhitungan dan pencatatan jumlah air yang diambil dari alam 91
5. Perhitungan dan pencatatan jumlah dan persentase air yang didaur ulang 66
dan digunakan kembali
6. Perhitungan dan pencatatan jumlah dan persentase air yang dibuang/ 81
terbuang
7. Perhitungan dan pencatatan jumlah emisi gas yang dihasilkan 96
8. Perhitungan dan pencatatan jumlah limbah yang dihasilkan 114
9. Perhitungan dan pencatatan jumlah/persentase limbah yang diolah 111
10. Perhitungan dan pencatatan jumlah limbah yang dibuang 114
Akuntansi Manajemen Lingkungan Moneter
Perusahaan melakukan:
11. Perhitungan dan pencatatan biaya mengevaluasi dan memilih peralatan 120
pengendalian lingkungan
12. Perhitungan dan pencatatan biaya pengembangan/ desain proses/produk 82
ramah lingkungan
13. Perhitungan dan pencatatan biaya pelatihan karyawan untuk masalah 111
lingkungan
14. Perhitungan dan pencatatan biaya pengembangan sistem pengelolaan 105
lingkungan
15. Perhitungan dan pencatatan biaya audit lingkungan 104
16. Perhitungan dan pencatatan biaya pemeriksaan proses produksi untuk 100
menjamin kepatuhan terhadap regulasi lingkungan
17. Perhitungan dan pencatatan biaya melakukan uji emisi 98
18. Perhitungan dan pencatatan biaya pemeriksaan kandungan limbah 115
berbahaya
19. Perhitungan dan pencatatan biaya pengolahan dan pembuangan limbah 118
berbahaya
20. Perhitungan dan pencatatan biaya pemeliharaan peralatan pengolah limbah 112
21. Perhitungan dan pencatatan biaya daur ulang bahan sisa untuk digunakan 69
kembali
22. Perhitungan dan pencatatan biaya daur ulang air untuk digunakan kembali 63
23. Perhitungan dan pencatatan biaya perbaikan/konservasi lahan yang rusak 85
24. Perhitungan dan pencatatan biaya pembersihan lingkungan yang tercemar 90
Jumlah Skor Aktual 2335
Jumlah Skor Ideal (28 x 5 x 24) 3360
Persentase Skor Implementasi Akuntansi Manajemen Lingkungan
(Skor Aktual : Skor Ideal) 69,49%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 293
pemeriksaan proses produksi untuk men- bah berbahaya, biaya pengolahan dan pem-
jamin kepatuhan terhadap regulasi lingku- buangan limbah berbahaya, dan biaya
ngan, biaya pemeriksaan kandungan lim- pemeliharaan peralatan pengolah limbah.
Tabel 9
Deskriptif Statistik Variabel Kinerja Lingkungan
Tabel 9 menunjukkan bahwa sesuai dan jika lebih besar dari 0,05 berarti tidak
dengan indikator kinerja lingkungan yang valid.
digunakan dalam penelitian ini yaitu Selanjutnya, hasil pengujian reliabilitas
jumlah limbah yang diolah dibagi dengan data menunjukkan bahwa semua item yang
jumlah limbah yang dihasilkan (TRI/toxic valid adalah reliabel. Hal ini ditunjukkan
releases index), nilai mean menunjukkan oleh koefisien Cronbach’s Alpha sebesar
bahwa rata-rata 0,5239 atau 52,39% dari 0,955 yang semakin mendekati satu.
limbah yang dihasilkan diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Regresi
Dengan demikian kinerja lingkungan Tujuan pengujian hipotesis adalah
perusahaan secara rata-rata adalah sedang. untuk mengetahui apakah variabel inde-
Dapat dikatakan bahwa kinerja ini belum penden akuntansi manajemen lingkungan
maksimal, terlebih lagi karena skor kinerja berpengaruh signifikan terhadap variabel
yang sangat bervariasi, dengan nilai standar dependen kinerja lingkungan. Pengujian di-
deviasi sebesar 0,29750 (29,75%), nilai lakukan dengan membandingkan nilai
maksimum 1,00 (100%) dan nilai minimum signifikansi dalam uji F dengan derajat ke-
0,10 (10%). salahan sebesar 0,05 (tingkat kepercayaan
95%). Adapun analisis regresi bertujuan
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk menghasilkan model persamaan
Hasil uji validitas data variabel akun- regresi untuk memprediksi nilai variabel KL
tansi manajemen lingkungan menunjukkan (kinerja lingkungan).
bahwa ada 23 item yang valid dan 1 item Pada tabel 10 terlihat bahwa nilai
tidak valid. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi adalah sebesar 0,000 yang
signifikansi item data terhadap total data berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan
dengan menggunakan koefisien korelasi demikian maka dengan tingkat kepercayaan
Spearman. Signifikansi yang lebih kecil dari 95%, dapat disimpulkan bahwa terdapat
0,05 (tingkat kepercayaan 95%) menunjuk- pengaruh positif dan signifikan akuntansi
kan bahwa item yang bersangkutan valid manajemen lingkungan terhadap kinerja
Tabel 10
Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Regresi
Unstandardized
F Signifikansi
Coefficients
Akuntansi Manajemen Lingkungan 26,118 0,000 0,221
R Square 0,498
Constant -0,237
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
294 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298
lingkungan perusahaan. Terlihat pula bah- Hasil ini mengonfirmasi kembali hasil
wa nilai R Square atau R2 adalah 0,498 yang penenelitian Ja'far dan Arifah (2006); Perez
berarti bahwa besarnya pengaruh variabel et al. (2007); Henri dan Journeault (2010)
akuntansi manajemen lingkungan terhadap yang menemukan bahwa implementasi
variabel kinerja lingkungan adalah sebesar akuntansi lingkungan berhubungan atau
0,498 atau 49,8%. Ini berarti bahwa 49,8% berpengaruh positif terhadap kinerja ling-
perubahan kinerja lingkungan perusahaan kungan. Secara khusus terbukti pula bahwa
disebabkan oleh implementasi atau praktik hasil penelitian yang dilakukan pada
akuntansi manajemen lingkungan. Adapun perusahaan manufaktur ini, sejalan dengan
50,2% sisanya dipengaruhi oleh faktor- hasil penelitian Burhany (2011) yang di-
faktor atau variabel-variabel selain akun- lakukan pada perusahaan pertambangan
tansi manajemen lingkungan yang tidak umum. Dengan indikator akuntansi lingku-
diamati oleh peneliti. Jadi, dapat dikatakan ngan/akuntansi manajemen lingkungan
bahwa akuntansi manajemen lingkungan yang sama namun indikator kinerja ling-
efektif untuk meningkatkan kinerja lingku- kungan yang berbeda, kedua penelitian ini
ngan. memberikan hasil yang konsisten.
Selanjutnya, dari nilai koefisien regresi Penelitian Burhany (2011) mengguna-
(unstandardized coefficients) dapat dibentuk kan indikator kinerja lingkungan berupa
suatu model persamaan regresi: kepatuhan terhadap regulasi (regulatory
KL = -0,237 + 0,221Aml + . compliance) yang diproksikan dengan pe-
Model ini menggambarkan taksiran ringkat PROPER, sedangkan penelitian ini
atau prediksi terhadap variabel KL yaitu menggunakan indikator kinerja lingkungan
kinerja lingkungan, yang menjelaskan bah- berupa dampak lingkungan (environmental
wa jika tidak ada variabel Aml yaitu impact) yang diproksikan dengan jumlah
akuntansi manajemen lingkungan, maka limbah yang diolah dibandingkan dengan
kinerja lingkungan akan berkurang sebesar jumlah keseluruhan limbah yang dihasilkan
0,237 atau 23,7%. Selanjutnya, setiap tamba- (TRI/toxic releases index), yang juga di-
han atau peningkatan implementasi akun- gunakan oleh Verma et al. (2001); Al-
tansi manajemen lingkungan akan me- Tuwaijri et al. (2004); Clarkson et al. (2008).
ningkatkan kinerja lingkungan sebesar 0,221 Hasil ini juga sesuai dengan IFAC
atau 22,1%. (2005) yang menyatakan bahwa agar dapat
Berdasarkan hasil ini dapat diinter- mengelola dan mengurangi dampak lingku-
pretasikan bahwa kinerja lingkungan dapat ngan dari produk dan proses produksi,
ditingkatkan jika perusahaan meng- perusahaan harus memiliki data yang
implementasikan akuntansi manajemen akurat mengenai jumlah dan tujuan dari
lingkungan, yaitu dengan cara melakukan semua energi, air dan bahan yang di-
perhitungan, pencatatan dan pelaporan gunakan. Harus diketahui berapa yang
secara fisik atas jumlah dan aliran input digunakan, berapa yang menjadi produk
(bahan, energi dan biaya) dan output (emisi akhir dan berapa yang menjadi limbah.
dan limbah), serta melakukan perhitungan, Deegan (2002) menegaskan bahwa elemen
pencatatan dan pelaporan secara moneter penting dari akuntansi lingkungan adalah
atas biaya-biaya lingkungan. Dengan ada- pencatatan data, bukan hanya dalam unit
nya informasi fisik dan moneter yang di- moneter tapi juga dalam unit fisik. Demi-
hasilkan oleh akuntansi manajemen lingku- kian juga dengan Schaltegger dan
ngan, manajer memiliki dasar yang kuat Hinrichsen (1996) dalam Bosshard (2003)
dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang mengemukakan pentingnya meng-
sehingga memudahkan peningkatan kinerja eksplorasi ukuran yang lebih akurat dan
lingkungan. tepat untuk aliran fisik (seperti energi,
bahan, limbah, dan lain-lain) dan hubu-
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 295
jangka panjang. Posisi bersaing juga dapat memperketat regulasi lingkungan, serta
diperoleh melalui eco-efficiency, di mana konsisten memberikan sanksi kepada per-
akuntansi manajemen lingkungan memberi- usahaan yang melanggar. Organisasi profesi
kan dukungan secara simultan terhadap akuntan harus meningkatkan sosialisasi dan
pengurangan biaya dan dampak lingku- pengembangan bidang akuntansi lingku-
ngan melalui penggunaan energi, air dan ngan khususnya akuntansi manajemen
bahan yang lebih efisien dalam operasi dan lingkungan di kalangan akuntan. Institusi
produk perusahaan. pendidikan tinggi akuntansi harus me-
Terakhir, hasil penelitian ini membawa masukkan muatan atau materi akuntansi
implikasi yang penting terhadap pengemba- lingkungan kedalam kurikulum perkulia-
ngan ilmu akuntansi. Isu sosial, lingkungan, han. Peneliti harus lebih banyak lagi
dan tanggung jawab sosial perusahaan melakukan penelitian mengenai akuntansi
(corporate social responsibility) sudah cukup manajemen lingkungan dan akuntansi
lama menjadi perhatian berbagai pihak lingkungan.
yang berkepentingan termasuk akuntan.
Sudah banyak pula penelitian yang dilaku- DAFTAR PUSTAKA
kan oleh akademisi akuntansi dalam area Adams, C. 2002. Internal Organisational
tersebut. Sudah saatnya isu tersebut di- Factors Influencing Corporate Social
fokuskan pada aspek akuntansi yang se- and Ethical Reporting: Beyond Current
benarnya yaitu dalam hal pencatatan dan Theorising. Accounting, Auditing &
pelaporan. Accountability Journal 15(2): 223-50.
Almilia, L. S. dan D. Wijayanto. 2007.
SIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Environmental Performance
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- dan Environmental Disclosure Ter-
bahasan yang sudah diuraikan, dapat hadap Economic Performance. Prosi-
disimpulkan bahwa: (1) Manajemen cukup ding The 1st Accounting Conference
memahami pentingnya kinerja lingkungan Faculty of Economics Universitas Indo-
dalam pembangunan berkelanjutan, (2) nesia Depok: 1-23.
Informasi akuntansi manajemen lingkungan Al-Tuwaijri, S. A., T. E Christensen, dan K.
yang paling dibutuhkan oleh manajemen E. Hughes II. 2004. The Relations
adalah informasi jumlah energi yang di- Among Environmental Disclosure,
konsumsi, jumlah limbah yang dibuang, Environmental Performance, and Eco-
dihasilkan dan diolah, biaya mengevaluasi nomic Performance: a Simultaneous
dan memilih peralatan pengolah limbah, Equations Approach. Accounting,
biaya pengembangan sistem, serta biaya Organizations and Society 29: 447–471.
audit, regulasi dan limbah, (3) Akuntan Bebbington, J. 2001. Sustainable deve-
manajemen cukup paham mengenai akun- lopment: A Review of The International
tansi manajemen lingkungan, dan (4) Sistem Development, Business and Accoun-
akuntansi manajemen lingkungan efektif ting Literature. Accounting Forum 25:
untuk meningkatkan kinerja lingkungan. 128–157.
Dengan hasil penelitian yang diper- Bennett, M and P. James. 1999. Sustainable
oleh, disarankan kepada dunia usaha untuk Measures: Evaluation and Reporting of
meningkatkan kepedulian dan kontribusi- Environmental and Social Performance.
nya terhadap pembangunan berkelanjutan Greenleaf Publishing.
dengan cara meningkatkan kinerja lingku- Bosshard, R. E. 2003. Environmental
ngannya. Untuk itu perusahaan harus men- Accounting: A Case Study of its
dalami dan mengimplementasikan akun- Application to a Small Business in
tansi manajemen lingkungan. Pemerintah Atlantic Canada. Tesis: Dalhousie
selaku regulator harus menata kembali dan University Halifax. Nova Scotia.
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 297