0% found this document useful (0 votes)
130 views16 pages

Pengaruh Electronic Word of Mouth Dan Promosi Media Sosial Terhadap Minat Beli Pada Produk Fashion Eiger - 79

This document discusses a study on the influence of electronic word of mouth (eWOM) and social media promotion on buying interest in fashion products from the brand Eiger in Bogor, Indonesia. The study aims to examine 1) the effect of eWOM on buying interest in Eiger fashion products, 2) the effect of social media promotion on buying interest, and 3) the combined effect of eWOM and social media promotion on buying interest. The research uses a quantitative approach involving 100 respondents. Hypothesis testing uses multiple linear regression analysis to determine if eWOM and social media promotion have a positive and significant influence on buying interest both individually and collectively. The results show that eWOM and social media promotion variables

Uploaded by

Reno Pramu
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
130 views16 pages

Pengaruh Electronic Word of Mouth Dan Promosi Media Sosial Terhadap Minat Beli Pada Produk Fashion Eiger - 79

This document discusses a study on the influence of electronic word of mouth (eWOM) and social media promotion on buying interest in fashion products from the brand Eiger in Bogor, Indonesia. The study aims to examine 1) the effect of eWOM on buying interest in Eiger fashion products, 2) the effect of social media promotion on buying interest, and 3) the combined effect of eWOM and social media promotion on buying interest. The research uses a quantitative approach involving 100 respondents. Hypothesis testing uses multiple linear regression analysis to determine if eWOM and social media promotion have a positive and significant influence on buying interest both individually and collectively. The results show that eWOM and social media promotion variables

Uploaded by

Reno Pramu
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 16

Customer

Pengaruh Electronic Word Of Mouth Buying Intention


Dan Promosi Media Sosial and Promotional
Mix
Terhadap Minat Beli Pada Produk Fashion Eiger

Bona Aripin Sinaga dan Sulistiono


Program Studi Manajemen, Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan _______79
E-Mail: angga.sulistiono@ibik.ac.id

Submitted:
MARET 2020
ABSTRACT
Eiger as a fashion brand and outdoor equipment often promotes social media through Accepted:
JULI 2020
advertisements on social media, but the advertisement is sometimes not well targeted, so it is seen by
many people who do not like to do outdoor activities, which makes the promotion by Eiger ineffective.
This study aims to 1). Knowing the effect of eWOM on buying interest in Eiger fashion products in
Bogor, 2). Knowing the effect of promoting social media on buying interest in Eiger fashion products
in Bogor, and 3). To determine the effect of electronic word of mouth and social media promotion on
buying interest in Eiger fashion products in the city of Bogor. This research uses a quantitative
approach involving 100 respondents. Primary data collection using a questionnaire and secondary
data collection using literature study. Hypothesis testing in this study uses multiple linear regression
analysis with a significance value = 5% using SPSS 22 analysis tools. The results of the study
show that simultaneously electronic variable word of mouth and social media promotion variables
have positive and significant influence on buying interest. Partially the electronic word of mouth
variable has a positive and significant influence on buying interest, as well as the variable of social
media promotion which has a significant and positive influence on buying interest.

Keywords: electronic word of mouth, buying interest, social media promotion

ABSTRAK
Eiger sebagai brand fashion dan perlengkapan outdoor sering melakukan promosi
media sosial melalui iklan di media sosial, namun iklan tersebut terkadang kurang tepat
sasaran, sehingga banyak dilihat oleh masyarakat yang kurang suka melakukan aktivitas
outdoor, hal ini menjadikan promosi yang dilakukan Eiger tidak efektif. Penelitian ini
bertujuan untuk 1). Mengetahui pengaruh eWOM terhadap minat beli produk fashion
Eiger di kota Bogor, 2). Mengetahui pengaruh promosi media sosial terhadap minat beli
produk fashion Eiger di kota Bogor, dan 3). Untuk mengetahui pengaruh electronic word of
mouth dan promosi media sosial terhadap minat beli pada produk fashion Eiger di kota
Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 100
responden. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data
sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan nilai signifikansi  = 5%
menggunakan alat analisis SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan variabel electronic word of mouth dan variabel promosi media sosial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat beli. Secara parsial variabel electronic word of mouth
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli, begitu juga dengan variabel JIMKES
promosi media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap minat beli. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan
Vol. 8 No. 2, 2020
Kata Kunci: electronic word of mouth, minat beli, promosi media sosial pp. 79-94
IBI Kesatuan
ISSN 2337 – 7860
E-ISSN 2721 – 169X
Customer Buying PENDAHULUAN
Decision and Pada zaman sekarang, kemajuan teknologi dan globalisasi membuat setiap elemen
Promotional Mix dalam kegiatan ekonomi mengalami pergeseran dalam setiap aktivitasnya. Konsumen
menginginkan pola pemenuhan kebutuhan yang efektif dan efisien dan produsen
menghasilkan produk-produk inovasi yang selama ini mungkin tidak pernah ada dalam
benak orang lain. Kemajuan teknologi terlihat seperti meningkatnya jumlah telepon
seluler, meningkatnya penggunaan internet dan munculnya bisnis yang selama ini tidak
diperhitungkan dan tiba-tiba merajai pasar seperti yahoo, Amazon.com, google atau e-bay.
Setiap orang memiliki notebook atau netbook, serta munculnya smartphone yang dilengkapi
80_______ oleh internet acces, layanan e-mail, facebook, twitter dan sebagainya. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin memperluas perdagangan bebas seolah-olah
perdagangan menjadi tanpa batas ruang dan waktu, hal ini menyebabkan semakin tinggi
pula persaingan yang harus dihadapi oleh semua pihak terutama pihak perusahaan selaku
produsen, Perusahan-perusahaan menentukan strategi pemasaran agar menjadi pilihan
konsumen.
Pemahaman akan keadaan pasar dan perumusan strategi pasar yang tepat akan
memenangkan persaingan, salah satu strategi yang dilakuakan adalah memanfaatkan
promosi yang merupakan salah satu dari unsur-unsur bauran pemasaran yaitu perantara
antara produsen dengan konsumen dalam berkomunikasi. Seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi, perusahaan dituntut untuk dapat memiliki strategi terbaik
untuk dapat menarik pelanggan supaya mau membeli produk mereka. Selain itu, para
pelanggan saat ini adalah pelanggan yang cerdas dan kritis. Konsumen dapat mengakses
berbagai informasi sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk dengan mencari
informasi lewat berbagai cara, misalnya melalui internet, bertanya kepada teman, dan tak
mudah percaya pada apa yang diucapkan perusahaan atau sales representative yang
melakukan promosi.
Promosi yang dilakukan perusahaan juga telah mengalami pergeseran, dimana banyak
perusahaan yang beralih dari promosi melalui media cetak dan elektronik beralih ke
promosi melalui internet yang salah satunya adalah media sosial. Hadirnya media sosial
seperti facebook, twitter, YouTube sebagai media promosi karena media sosial menjadi porsi
terbesar bagi konsumen menghabiskan waktunya secara online. Media sosial menjadi
tempat yang tepat untuk mempromosikan produk ke konsumen. Gambar 1.1 ditunjukkan
mengenai pemanfaatan media sosial sebagai media promosi sebagai berikut:

Gambar 1. Penggunaan media sosial


Sumber:Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2018
Berdasarkan Gambar 1. dapat dilihat bahwa jejaring sosial sebagai media sosial teratas Customer Buying
yang digunakan perusahaan sebagai media promosi sehingga perusahaan berlomba- Decision and
lomba meggunakan media sosial untuk mempromosikan produknya seperti Facebok, Promotional Mix
Instagram, dan Youtube Meningkatnya penggunaan internet dan media sosial juga
menimbulkan fenomena yang dalam istilah pemasaran sering disebut eWOM Electronic
Word Of Mouth, eWOM berperan besar dalam pengaruhnya pada pengambilan keputusan
pembelian konsumen dan dalam pembentukan pola perilaku konsumen (Jalilvand, 2012).
eWOM dirasa lebih efektif karena informasinya yang lebih reliabel, jenis komunikasi
dengan pesan non-commercial ini memiliki tingkat persuasif yang lebih tinggi dengan
kepercayaan dan kredibilitas yang tinggi pula (Jalilvand, 2012). Sebagian besar orang _______81
cenderung lebih percaya pada pemasaran dari mulut ke mulut dibanding metode promosi
apapun yang sifatnya lebih formal. Orang yang menerima rekomendasi berdasarkan
komunikasi dari mulut ke mulut cenderung lebih yakin bahwa sang pemberi rekomendasi
berbicara jujur dan tidak ditunggangi motif tersembunyi (Christy, 2010).
Persepsi yang positif tentang suatu produk atau jasa akan merangsang timbulnya
minat konsumen untuk membeli yang pada akhirnya ditentukan oleh perilaku pembelian.
Menurut Arwiedya (2011) dalam media promosi yang berpengaruh terhadap keputusan
seseorang dalam pembelian salah satunya ialah onlineword of mouth dengan mengatakan
bahwa onlineword of mouth adalah komunikasi interpersonal dengan media online antara dua
bahkan lebih individu seperti anggota kelompok referensi atau konsumen dan tenaga
penjual dimana semua orang mempunyai pengaruh atas keputusan pembelian. Menurut
Ward dan Ostrom dalam Zhang (2010) internet saat ini telah sangat diberdayakan
konsumen untuk melakukan berbagi informasi yang saat ini dapat dengan mudah diakses
dan sebagian besar konsumen dapat memberitahukan pengalamannya melalui internet
dan mempengaruhi konsumen lainnya melalui eWOM.
Eiger merupakan salah satu merek yang dilahirkan di bawah bendera PT. Eigerindo
Multi Produk Industri pada tahun 1990 yang bergerak dalam bidang bisnis perlengkapan
petualangan. Eiger adalah salah satu merek perlengkapan outdoor yang cukup dikenal oleh
para petualang alam bebas di tanah air. Merek Eiger terkenal dengan berbagai macam
produk perlengkapan outdoor-nya, terutama produk tas ransel (daypack). Tas ransel
merupakan salah satu produk unggulan EIGER yang sampai saat ini merupakan market
leader di Indonesia. Kualitas produk Eiger dapat dikatakan serata dengan produk outdoor
di luar negeri yang terkenal sehingga banyak yang mempersepsikan bahwa kualitas Eiger
sudah diakui sehingga tak jarang jika banyak konsumen yang membicarakan produk
Eiger dan menjadi trend dikalangan pecinta alam. Dengan harga yang relatif berdasarkan
fungsi dan juga kualitasnya membuat Eiger menjadi produk yang dipertimbangkan oleh
setiap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Kualitas produk yang selalu
dijaga dan diperbaharui serta mengikuti selera dan trend pasar menjadi andalan Eiger
untuk tetap bertahan dalam persaingan industri perlengkapan outdoor masa kini, kontrol
yang ketat terhadap produksi serta dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada
pelanggan adalah cara yang dilakukan agar para pelanggan Eiger tidak berpaling ke
produk atau merek lain.
Rimayanti (2018) dalam penelitiannya mengenai pengaruh kualitas produk dan citra
merek terhadap loyalitas pelanggan pada tas Eiger di Samarinda menunjukkan bahwa
kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan secara simultan
terhadap loyalitas pelanggan. Kinerja, daya tahan, fitur produk, kesan kualitas dan
kesesuaian produk masih menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan setia produk Eiger.
Sementara itu Kholiq (2019) dalam analisis SWOT terhadap store Eiger di Kaliurang
Yogyakarta menyampaikan bahwa kekuatan PT. Eigerindo Multi Produk Store di Jalan
Kaliurang Yogyakarta adalah segmentasi, targeting, dan positioning jelas, banyak inovasi
produk, produk berkualitas, brand image terkenal, dan store yang banyak. Kelemahan
pada store ini adalah harga lebih mahal, sumberdaya manusia yang kurang kompeten,
dan pendistribusian yang terlambat. Peluang yang dimiliki oleh store adalah masih
banyak orang yang suka dengan petualangan, produk pesaing kurang lengkap, segmen
Customer Buying pasar besar, sedangkan ancaman yang dihadapi store adalah masuknya produsen dari
Decision and Tiongkok, produk palsu dengan merek Eiger. Untuk strategi yang dapat diterapkan oleh
Promotional Mix PT Eigerindo Multi Produk store jalan Kaliurang yaitu mempertahankan posisi
kompetitif pasar yang kuat, menjaga kualitas produk, meningkatkan kualitas pelayanan.
Sedangkan Heruwansyah (2019) menyebutkan bahwa kualitas produk, promosi
penjualan dan lokasi gerai secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Eiger di Bogor. Kualitas produk
Eiger masih berada diposisi atas brand perlengkapan outdoor dibandingkan dengan brand
lain dengan produk sejenis, promosi penjualan masih harus ditingkatkan jika ingin
82_______ pelanggan tidak lari ke produk lain, sementara lokasi gerai perlu diperhatikan jumlah
gerai yang ada disetiap kota apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan mudah
dijangkau oleh pelanggan. Masih banyak pelanggan Eiger yang tidak puas terhadap
kualitas tas Eiger, konsumen menyampaikan bahwa kualitas yang dijual Eiger tidak
sesuai dengan harga yang mereka beli, dan promosi yang dilakukan Eiger sangat jarang
dilakukan jika disbanding dengan kompetitornya.
Namiramiyah melakukan penelitian tentang akun facebook sebagai sarana marketing
public relationship Eigerindo Multi Produk Industri dengan hasil penelitian menunjukkan
bahwa PT. Eigerindo Multi Produk Industri menggunakan media sosial Facebook dalam
kegiatan Marketing Public Relations. Dengan menggunakan Push Strategy (strategi
mendorong) media sosial Facebook dapat mendorong meningkatkan pembelian produk
dan mendorong masyarakat mengikuti acara atau kegiatan yang diselenggarakan Eiger.
Pull Strategy (strategi menarik) media sosial Facebook dapat menarik masyarakat mengikuti
acara atau kegiatan dengan cara memberikan informasi adanya doorprize atau discount
dalam media sosial Facebook. Pass strategy (strategi mempengaruhi) media sosial Facebook
memberikan informasi acara atau kegiatan sosial yaitu seperti membersihkan sungai
bersama dan acara lain yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Kendala yang
dihadapi Eiger yaitu kurangnya tenaga (karyawan) dalam memanfaatkan media sosial
Facebook sebagai alat Marketing Public Relations. Sedangkan Setiawan dan Rachmawati
(2019) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengkaji penggunaan content marketing
sebagai strategi pemasaran Eiger Adventure di Instagram. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa alasan penggunaan content marketing Eiger di Instragram yang low
budget-high impact dan sifatnya yang soft selling. Sedangkan Rofian (2016) melakukan
penelitian tentang pengaruh word of mouth, persepsi kualitas dan harga terhadap
keputusan pembelian produk Eiger dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga
variabel yaitu word of mouth, persepsi kualitas dan harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.
Electronic word of mouth (eWOM) merupakan bentuk terbaru dari WOM. Word of
Mouth (WOM)adalah keseluruhan komunikasi dari orang ke orang mengenai suatu
produk, jasa atau perusahaan tertentu pada suatu waktu (Rosen, 2000:7). Word of Mouth
(WOM) adalah kegiatan promosi yang dilakukan oleh konsumen yang menawarkan
produk secara sukarela, dimana mereka menceritakan produk dan menyarankan orang
lain untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut (Ekotama, 2009 : 17). Word
of Mouth (WOM) adalah proses dimana informasi yang didapatkan oleh seseorang
tentang suatu produk baik dari interaksi sosial maupun dari pengalaman konsumsi yang
diteruskan kepada orang lain (Ristiyanti, 2005:144). Dari penjelasan di atas dapat dilihat
bahwa WOM merupakan cikal bakal terbentuknya eWOM. Dengan berkembangnya
teknologi komunikasi, konsep WOM pun mengalami evolusi. Apabila dulu, komunikasi
WOM hanya disampaikan oleh sumber informal yang dikenal baik oleh penerima pesan,
saat ini komunikasi informal yang mempengaruhi pembelian konsumen dapat
disampaikan melalui internet yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
berkomunikasi langsung dengan orang dari berbagai belahan dunia tanpa harus bertatap
muka. Bersamaan dengan munculnya komunitas virtual dalam jejaring sosial di internet,
maka muncul pula istilah electronic word of mouth (eWOM). Word of Mouth Online (eWOM)
adalah proses word of mouth dengan menggunakan media internet.
Melalui aktivitas eWOM, konsumen akan mendapatkan tingkat transparansi pasar Customer Buying
yang tinggi, dengan kata lain konsumen memiliki peran aktif yang lebih tinggi dalam Decision and
siklus rantai nilai sehingga konsumen mampu mempengaruhi produk dan harga Promotional Mix
berdasarkan preferensi individu (Park dan Kim, 2008). Perbedaan antara WOM dan
eWOM dapat dibedakan berdasarkan pada media digunakan. Penggunaan WOM
tradisional biasanya bersifat face to face (tatap muka), sedangkan penggunaan eWOM
biasanya bersifat secara online melalui cyberspace. Seiring berkembangnya kemajuan
teknologi, tempat fisik dimana word of mouth terjadi, telah berubah dari face to face ke
cyberspace. Pengukuran eWOM dapat dilakukan dengan menggunakan dimensi eWOM.
Menurut Goyette et al. (2010) dijelaskan bahwa terdapat indikator-indikator yang _______83
dapat digunakan untuk mengukur electronic word of mouth, yaitu:
1. Intensity. Intensitas dalam electronic word of mouth adalah banyaknya pendapat yang
ditulis oleh konsumen dalam sebuah jejaring sosial. Komponen dari intensitas adalah:
a. Frekuensi mengakses informasi dari situs jejaring sosial
b. Frekuensi interaksi dengan pengguna situs jejaring sosial
c. Banyaknya ulasan yang ditulis oleh pengguna situs jejaring sosial.
2. Positive Valence, adalah pendapat konsumen yang positif mengenai produk, jasa, dan
brand. Komponen dari positif valence meliputi:
a. Komentar positif dari pengguna situs jejaring sosial
b. Rekomendasi dari pengguna situs jejaring sosial
3. Negative Valence, adalah pendapat konsumen yang negatif mengenai produk, jasa, dan
brand. Komponen dari negatif valence adalah komentar negatif dari pengguna situs
jejaring sosial.
4. Content. Adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk dan
jasa. Komponen dari konten meliputi:
a. Informasi variasi makanan dan minuman
b. Informasi kualitas (jasa, tekstur, suhu)
c. Informasi harga.
Promosi menjadi salah satu bagian yang menjadikan organisasi pemasar berhasil.
Promosi yang disebut juga alat mengkomunikasikan produk telah mengalami
perkembangan dimana pemasar lebih mudah dan lebih cepat dalam mempromosikan
produknya. Hal ini disebabkan munculnya berbagai media baru yang dapat dimanfaatkan
untuk menjangkau konsumen lebih cepat dan luas. Secara klasik promosi adalah semua
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan
produknya ke target pasar (Kotler, 2004). Promosi sebagai unsur utama dalam kampanye
pemasaran merupakan kumpulan alat-alat yang insentif yang sebagian besar berjangka
pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan
lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang (Kotler dan Keller, 2007).
Penggunaan media sosial digunakan oleh masyarakat dalam melakukan banyak aktivitas
mulai dari entertainment, melakukan bisnis, mencari info atau aktivitas lainnya.
Pengguna internet aktif di Indonesia per Januari 2016 mencapai 88.1 juta orang dan 79
juta di antaranya merupakan pengguna media sosial yang aktif (Balea, 2016). Instagram
sebagai salah satu media sosial populer di Indonesia berada di peringkat kedelapan
dengan pengguna mencapai 10%. Berdasarkan sumber e-marketer.com (2017), penggunaan
instagram di Indonesia bagi pengguna dengan usia 16-35 tahun, melakukan posting foto-
foto saat travelling mencapai 48.4% (peringkat ketiga).
Di Indonesia, jumlah pengguna instagram aktif mencapai 22 juta orang. Adapun
dengan persebaran demografi pengguna instagram 18-29 tahun memiliki penggunaan
terbesar yaitu 83%. Namun 18% dari mereka yang berumur 30-49 tahun dan 6% dari
umur 50-64 tahun juga menggunakan instagram. Berdasarkan data tersebut, maka
instagram merupakan salah satu media yang potensial untuk digunakan sebagai media
promosi.
Menurut Charity (2011) dalam jurnalnya mengatakan bahwa efektivitas Social Media
Marketing (SMM) sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu: Kualitas konten;
Customer Buying Membangun kepercayaan (hubungan); Keterlibatan ; Integrasi dengan platform media
Decision and lainnya.
Promotional Mix Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Minat beli konsumen
merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan penentuan kegiatankegiatan tersebut (Swastha dan Handoko, 2000).
Artinya bahwa minat beli konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial
84_______ yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai,
memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau
pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan
tindakan-tindakan tersebut. Schiffman dan Kanuk (2007), menjelaskan bahwa pengaruh
eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah
hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari
faktor sosial, usaha pemasaran, dan faktor sosial budaya. Menurut Kotler dan Keller
(2003), customer buying decision – all their experience in learning, choosing, using, even
disposing of a product.
Menurut Anwar (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen melakukan
pembelian terhadap suatu produk adalah tahap keinginan (interest) lalu tahap kehendak
(awarnes) yang kuat untuk menikmati jasa tersebut. Menurut Ferdinand (2002) minat beli
dapat diidentifikasi melalui indikator – indikator sebagai berikut:
1. Minat transaksional
Yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. Hal ini bermaksud yakni
konsumen telah memiliki minat untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu
yang ia inginkan.
2. Minat referensial
Yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. Hal
ini bermaksud yakni seorang konsumen yang telah memiliki minat untuk membeli
akan menyarankan orang terdekatnya untuk juga melakukan pembelian produk yang
sama.
3. Minat preferensial
Yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi
utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu
dengan produk preferensinya.
4. Minat eksploratif
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi
mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-
sifat positif dari produk tersebut.
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh eWOM terhadap minat beli produk
fashion Eiger di Kota Bogor
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi melalui media sosial tehadap
minat beli produk fashion Eiger di Kota Bogor
3. Untuk mengetahui secara bersama-sama seberapa besar pengaruh Electronic
Word Of Mouth dan promosi media sosial terhadap minat beli pada produk
fashion Eiger di Kota Bogor

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Kota Bogor dengan lamanya penelitian selama 3 Bulan dari
bulan April 2020 Hingga Juli 2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu
suatu jenis penelitian yang melihat hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lain serta melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan data-data yang
terukur dan alat analisis. Dari penelitian ini akan diperoleh kesimpulan yang dapat di Customer Buying
generalisasikan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan Decision and
penyebaran kuisioner kepada responden Mahasiswa/i STIE KESATUAN. Metode yang Promotional Mix
digunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu melalui wawancara, penyebaran
kuisioner, dan observasi secara langsung kepada individu atau perseorangan dengan
penyataan yang sesuai dengan indikator variabel Pengaruh Electronic word of mouth (X1),
Pengaruh Promosi Media Sosial (X2), terhadap Minat Beli (Y). Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah semua orang yang pernah membeli produk Eiger dan tinggal
di kota Bogor. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, didapat data bahwa
jumlah pengunjung yang datang ke store Eiger di Sukasari sebanyak kurang lebih 1293 _______85
setiap bulannya. Dengan menggunakan rumus slovin diperoleh ukuran sampel sebanyak
100 orang.
Metode Analisis Data menggunakan Analisis regresi Berganda dengan sebelumnya
melakukukan uji kualitas data secara bertahap mulai dari uji validitas dan reliabilitas lalu
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikoliniearitas
dan uji heteroskedastisitas. Hasil uji kualits data menunjukkan bahwa data telah
memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi berganda.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis pertama (H1): Electronic word of mouth (X1) berpengaruh positif terhadap
Minat Beli (Y)
2. Hipotesis kedua (H2): Promosi Media Sosial (X2) berpengaruh positif terhadap Minat
Beli (Y)
3. Hipotesis ketiga (H3): Electronic word of mouth (X1), Promosi Media Sosial (X2) secara
bersama-sama berpengaruh positif terhadap Minat Beli (Y)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Profil Responden
Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 100 responden secara
acak. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan pendapatan
per bulan. Hasil analisis data untuk karakteristik responden sebagaimana dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu
Karakteristik Frekuensi Persen (%)
JENIS KELAMIN
Laki-laki 38 38%
Perempuan 62 62%
PENGHASILAN
< Rp. 3.500.000 39 39%
Rp. 3.500.000 - Rp. 5.000.000 43 43%
Rp. 5.000.000 - Rp. 7.000.000 16 16%
> Rp. 10.000.000 2 2%
Sumber : Data Primer Output SPSS, 2020.
Analisis Persepsi Responden
Variabel electronic word of mouth (x1) terdiri dari tiga komponen pernyataan,
diantaranya: Electronic word of mouth pada Produk Eiger memiliki Frekuensi mengakses
Informasi dan Media Sosial yang tepat (x11), Electronic word of mouth pada Produk Eiger
memiliki Frekuensi Interaksi dengan Pengguna Media Sosial yang tepat (x12), dan
Electronic word of mouth pada Produk Eiger Mempengaruhi Banyaknya ulasan yang ditulis
oleh pengguna Media Sosial (x13).
Variabel promosi media sosial terdiri dari empat komponen diantaranya: kegiatan
promosi media sosial yang dilakukan Eiger memiliki frekuensi promosi yang baik (x21),
kegiatan promosi media sosial yang dilakukan Eiger memiliki kualitas promosi yang baik
(x22), kegiatan promosi media sosial yang dilakukan Eiger memiliki kuantitas promosi
Customer Buying yang baik (x23), dan kegiatan promosi media sosial yang dilakukan eiger memiliki waktu
Decision and promosi yang tepat (x24).
Promotional Mix
Tabel 2 Persepsi Responden atas Indikator Variabel
No Pertanyaan / Indikator Rata-rata Keterangan
E-WOM
Electronic Word of Mouth pada Produk Eiger
1 memiliki Frekuensi mengakses Informasi dan 3.7 Tinggi
Media Sosial yang tepat
86_______ Electronic Word of Mouth pada Produk Eiger
2 memiliki Frekuensi Interaksi dengan Pengguna 3.71 Tinggi
Media Sosial yang tepat
Electronic Word of Mouth pada Produk Eiger
3 Mempengaruhi Banyaknya ulasan yang ditulis 3.78 Tinggi
oleh pengguna Media Sosial
PROMOSI MEDIA SOSIAL
Kegiatan promosi media sosial yang dilakukan
1 3.76 Tinggi
Eiger memiliki frekuensi promosi yang baik
Kegiatan promosi media sosial yang dilakukan
2 3.84 Tinggi
Eiger memiliki kualitas promosi yang baik
Kegiatan promosi media sosial yang dilakukan
3 3.84 Tinggi
Eiger memiliki kuantitas promosi yang baik
Kegiatan promosi media sosial yang dilakukan
4 3.79 Tinggi
eiger memiliki waktu promosi yang tepat
MINAT BELI
Electronic word of mouth pada produk Eiger
1 menyebabkan saya perhatian dan berminat untuk 3.83 Tinggi
melakukan transaksional
Promosi Media Sosial pada produk Eiger
2 menyebabkan saya perhatian dan berminat untuk 3.83 Tinggi
melakukan transaksional
Electronic word of mouth pada produk Eiger
3 menyebabkan saya perhatian dan berminat untuk 3.69 Tinggi
mereferensikan produk ini
Promosi Media Sosial pada produk Eiger
4 menyebabkan saya perhatian dan berminat untuk 3.78 Tinggi
mereferensikan produk ini
Electronic word of mouth yang dilakukan Eiger
5 3.61 Tinggi
menyebabkan anda selalu memilih produk Eiger
Promosi Media Sosial yang dilakukan Eiger
6 3.82 Tinggi
menyebabkan anda selalu memilih produk Eiger
Electronic word of mouth pada produk Eiger
7 menyebabkan saya terdorong untuk terus mencari 3.73 Tinggi
Informasi tentang produk Eiger
Promosi Media Sosial pada produk Eiger
8 menyebabkan saya terdorong untuk terus mencari 3.69 Tinggi
Informasi tentang produk Eiger
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Variabel minat beli (Y) terdiri dari delapan komponen, yaitu: Electronic word of mouth
pada produk Eiger menyebabkan saya perhatian dan berminat untuk melakukan
transaksional (y1), Promosi Media Sosial pada produk Eiger menyebabkan saya
perhatian dan berminat untuk melakukan transaksional (y2), Electronic word of mouth pada
produk Eiger menyebabkan saya perhatian dan berminat untuk mereferensikan produk
ini (y3), Promosi Media Sosial pada produk Eiger menyebabkan saya perhatian dan
berminat untuk mereferensikan produk ini (y4), Electronic word of mouth yang dilakukan Customer Buying
Eiger menyebabkan anda selalu memilih produk Eiger (y5), Promosi Media Sosial yang Decision and
dilakukan Eiger menyebabkan anda selalu memilih produk Eiger (y6), Electronic word of Promotional Mix
mouth pada produk Eiger menyebabkan saya terdorong untuk terus mencari Informasi
tentang produk Eiger (y7), dan Promosi Media Sosial pada produk Eiger menyebabkan
saya terdorong untuk terus mencari Informasi tentang produk Eiger (y8).
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh secara
parsial dan secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
analisis regresi disajikan pada Tabel 3. _______87
Tabel 3 Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.481 2.657 5.074 .000
EWM Total .439 .206 .199 2.125 .036
PMS_Total .766 .153 .469 5.005 .000
a. Dependent Variable: Total minat beli
Tabel 3 menunjukkan output SPSS 22 statistic for windows dengan persamaan regresi
linier berganda dirumuskan sebagai berikut:
Y = 13.481 + 0.439X1 + 0.766X2 + e
Hasil dari analisis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta persamaan diatas sebesar 13.481 angka tersebut menunjukkan bahwa
jika X1 (electronic word of mouth) dan promosi media sosial (X2), konstan (tidak
berubah), maka minat beli adalah sebesar 13.481.
2. X1 (electronic word of mouth) memiliki nilai koefisien sebesar 0.439, artinya setiap
kenaikan variabel electronic word of mouth sebesar 1 satuan maka minat beli akan
mengalami kenaikan sebesar 0.439.
3. X2 (promosi media sosial) memiliki nilai koefisien sebesar 0.766, artinya setiap
kenaikan variabel promosi media sosial sebesar 1 satuan maka minat beli akan
mengalami kenaikan sebesar 0.766.
Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R akan
berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1 hubungan antara variabel independen secara
bersama-sama dengan variabel dependen semakin kuat.
Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Variabel
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .573 a
.328 .313 4.044
a. Predictors: (Constant), PMS_Total, EWM Total
Nilai koefisien korelasi yang ditunjukkan pada Tabel 4.13 yaitu 0.573, dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara variabel electronic
word of mouth dan promosi media sosial dengan variabel minat beli yang dikategorikan
Sedang
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali 2005). Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
Customer Buying yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
Decision and informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2005).
Promotional Mix Pada Tabel 5 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R square) yaitu 0.328,
artinya bahwa 32.8% variabel minat beli dapat dijelaskan oleh variabel electronic word of
mouth dan promosi media sosial sedangkan sisanya yaitu 67.2% dijelaskan oleh sebab-
sebab yang lain diluar variabel yang belum diteliti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan variabel electronic word of mouth dan promosi media sosial dalam menjelaskan
variasi variabel minat beli amat terbatas. Firman (2019) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa harga dan store atmosfer secara simultan berpengaruh signifikan
88_______ terhadap keputusan pembelian di Eiger Store Komplek MMTC Medan.
Uji Hipotesis
Pengujian simultan merupakan pengujian secara bersama-sama variabel electronic word
of mouth dan promosi media sosial terhadap minat beli. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka
variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai Fhitung < Ftabel maka
variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai sig. < 0.05
maka variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). Jika nilai
sig. > 0.05 maka variabel bebas (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(Y). Nilai Ftabel dapat dilihat pada tabel statistik untuk signifikansi 0.05 dengan dF1= (k-
1) dan dF2= (n – k). Dimana k = jumlah variabel dan n = jumlah sampel pembentuk
regresi. Jadi, dF1= (3-1) = 2 dan dF2= (91-3) = 88. Hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar
3.10.
Tabel 6 Hasil Uji f (Simultan)
ANOVAb
Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 702.125 2 351.062 21.466 .000a
Residual 1439.172 88 16.354
Total 2141.297 90
a. Predictors: (Constant), PMS_Total, EWM Total
b. Dependent Variable: Total minat beli
Hasil uji ANOVA atau uji f didapat nilai Fhitung sebesar 21.466, nilai ini lebih besar dari
Ftabel yaitu 3.10 atau Fhitung 21.466 > Ftabel 3.10 dengan probabilitas 0.000. Nilai probabilitas
jauh lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat
beli atau dapat disimpulkan bahwa kedua variabel bebas electronic word of mouth dan
promosi media sosial secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli. Pada
penelitian ini terdapat satu buah hipotesis utama yang akan diuji. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan nilai signifikansi yang terdapat pada tabel Anova hasil regresi.
Batasan nilai signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah 0.05. Jika nilai
signifikansi berada dibawah 0.05 maka H3 diterima, sebaliknya jika nilai signifikansi
berada diatas 0.05 maka H3 ditolak. Hipotesis utama dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis ketiga (H3): Electronic word of mouth (X1) dan promosi media sosial (X2)
berpengaruh positif terhadap Minat Beli (Y). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
signifikansi pada Tabel 4.15 lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H3 diterima.
Untuk mengetahui bahwa electronic word of mouth dan promosi media sosial
berpengaruh secara parsial terhadap minat beli, maka dilakukan uji t. Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada taraf nyata  = 0.1. Apabila
hasil perhitungan thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel) atau probabilitas kesalahan lebih
kecil dari 5% (sig < 0.05) maka dapat dinyatakan bahwa X1 dan X2 berpengaruh terhadap
Y. Nilai ttabel dapat dilihat pada tabel statistik untuk signifikansi 0.05 dengan df= n – k.
Dimana k= jumlah variabel dan n= jumlah observasi/sampel pembentuk regresi. Jadi, df
= 91 – 3 = 88, maka nilai nilai ttabel sebesar 1.66. Adapun hasil uji t dapat dilihat pada
Tabel 3 yang menunjukkan bahwa variabel electronic word of mouth (X1) memiliki thitung Customer Buying
sebesar 2.125 dan nilai ttabel distribusi 5% sebesar 1.66 sehingga dapat disimpulkan bahwa Decision and
thitung > ttabel. Adapun nilai signifikansinya yaitu 0.036 < 0.05 artinya variabel electronic word Promotional Mix
of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Dengan hasil analisis ini
maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis penelitian 1 (H1) (electronic word of mouth
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli) dapat diterima.
Sedangkan untuk variabel promosi media sosial menunjukkan nilai t-hitung sebesar
5.005 dan nilai pada t-tabel 5% sebesar 1.66 maka nilai t-hitung > t-tabel. Adapun nilai
signifikansi yaitu 0.000 < 0.05. Hal ini berarti variabel promosi media sosial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat beli. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa _______89
Hipotesis Penelitian 2 (H2) (Promosi media sosial mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli) dapat diterima.
Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan bahwa responden lebih banyak perempuan dengan rata-
rata penghasilan antara Rp. 3.500.000 hingga Rp. 5.000.000. Dalam penelitian ini
terdapat tiga variabel yang diteliti yaitu electronic word of mouth (X1), promosi media sosial
(X2) dan minat beli (Y). Variabel electronic word of mouth dan promosi media sosial
merupakan variabel independen sedangkan variabel minat beli merupakan variabel
dependen. Pengujian hipotesis antar variabel independen dan dependen dilakukan
dengan menggunakan analisis SPSS 22. Berdasarkan hasil uji hipotesis maka disimpulkan
bahwa electronic word of mouth dan promosi media sosial secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat beli fashion Eiger, sehingga hipotesis yang menyatakan
electronic word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli (H1) dapat
diterima. Demikian halnya dengan hipotesis promosi media sosial yang berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat beli (H2) dapat diterima. Hasil analisis secara
simultan menunjukkan bahwa variabel electronic word of mouth dan promosi media sosial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli, sehingga hipotesis electronic word
of mouth dan promosi media sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
fashion Eiger (H3) dapat diterima.
Pada uji validitas ini diketahui bahwa n adalah 100 dan α = 5% sehingga rtabel (5%;
100-2) = 0.195. Setiap pernyataan dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel sebesar
0.195. Sehingga seluruh komponen pernyataan dapat diikutkan kembali dalam analisis
selanjutnya. Uji Reliabilitas yang dilakukan memperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0.810 untuk variabel electronic word of mouth, 0.846 untuk variabel promosi media sosial
dan 0.884 untuk variabel minat beli. Menurut Bahri dan Zamzam (2015) jika jika
Cronbach’s Alpha > 0.60 sampai dengan 0.80 maka dianggap baik atau reliabel serta dalam
Cronbach’s Alpha > 0.80 sampai dengan 1.00 maka dianggap sangat baik atau reliabel.
Pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu: 1). Jika nilai signifikan > 0.05
maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal, 2). Jika nilai signifikansi < 0.05 maka
data tersebut dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa hasil
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test menghasilkan asymptotic significance ≥ 0.05 (0.403
≥ 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
kenormalan.
Untuk uji multikolinieritas diketahui bahwa nilai tolerance untuk variabel electronic
word of mouth (X1) dan promosi media sosial (X2) adalah 0.868 > 0.10 dengan nilai VIF
1.152 < 10, sehingga mengacu pada dasar pengambilan keputusan dalam uji
multikolinieritas tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas
dalam model regresi. Hasil uji heterokedastisitas dengan metode Glejser diketahui bahwa
nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 yaitu pada variabel electronic word of mouth 0.096 >
0.05 dan nilai signifikansi variabel promosi media sosial 0.994 > 0.05, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Hasil uji koefisien
determinasi (R2) menjelaskan bahwa variabel electronic word of mouth dan promosi media
sosial secara simultan bersama-sama mampu menjelaskan minat beli pelanggan pada
Customer Buying produk fashion Eiger sebesar 32.8% dan sisanya 67.2% dijelaskan oleh sebab-sebab yang
Decision and lain diluar variabel yang belum diteliti.
Promotional Mix Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, electronic word of mouth dan
promosi media sosial secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli fashion Eiger. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji Fhitung yang menunjukkan
bahwa nilai Fhitung sebesar 21.466 nilai ini lebih besar dari Ftabel yaitu 3.10 atau Fhitung
21.466 > Ftabel 3.10 dengan probabilitas 0.000. Nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05
(0.000 < 0.05) maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat beli atau
dapat disimpulkan bahwa kedua variabel bebas electronic word of mouth dan promosi media
90_______ sosial secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli. Berdasarkan hasil dari uji t
dapat diketahui bahwa variabel electronic word of mouth dan promosi media sosial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli masyarakat pada fashion Eiger di
kota Bogor, dengan penjelasan sebagai berikut:
Electronic word of mouth berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli fashion
Eiger
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel electronic word of mouth memiliki thitung
sebesar 2.125 dan nilai ttabel distribusi 5% sebesar 1.66 sehingga dapat disimpulkan bahwa
thitung > ttabel. Adapun nilai signifikansinya yaitu 0.036 < 0.05 artinya variabel electronic word
of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hidayatullah dan Dirgantara (2018), Laksmi dan Oktafani
(2016), Putri dan Sastika (2016), serta Cynthiadewi dan Hatammimi (2014) yang
menyatakan bahwa electronic word of mouth mempengaruhi secara positif dan signifikan
terhadap minat beli suatu barang. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kumar dan Kudeshia (2017) yang menyatakan bahwa electronic
word of mouth memiliki pengaruh positif terhadap minat beli dengan cara membentuk
perilaku konsumen dan pada akhirnya menciptakan minat beli pada konsumen. Selain
itu Jalivland (2012) mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan, Jalivland (2012)
menemukan bahwa electronic word of mouth memiliki peran untuk meningkatkan
popularitas, dan konsumen dapat membaca rekomendasi produk secara online dan akan
menciptakan minat beli yang kemungkinan besar dapat membentuk keputusan
pembelian. Selain itu Cahyono et al. (2016) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
electronic word of mouth memiliki faktor – faktor yang mampu mempengaruhi minat beli
yaitu Plafform Assistance, Expressing Positive Feelings, Economic Incentives, Helping the
Company, dan Concern for Others. Menurut Sari (2012), Electronic word of mouth (eWOM)
memiliki pengaruh yang positif terhadap minat beli konsumen. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin banyak electronic word of mouth (eWOM) yang diterima maka akan
semakin besar pula pengaruhnya terhadap minat beli konsumen. Penerapan electronic
word of mouth dalam media sosial dinilai jauh efektif karena dapat dijamah oleh
masyarakat luas. Dengan menerapkan electronic word of mouth pada media sosial, para
pelaku bisnis khususnya fashion dapat diuntungkan dengan low cost and high impact dari
proses tersebut. Dengan berkembangnya pola pikir seseorang, konsumen akan menjadi
lebih ekspresif dalam meyakinkan konsumen lainnya melalui opini dan pengalamannya.
Media sosial juga dapat membantu pelaku bisnis untuk menampung keluhan pelanggan
dan ketidakpuasan pelanggan secara langsung. (Cahyono et al. 2016). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi penggunaan electronic word of mouth yang terjadi
pada fashion Eiger maka akan semakin menarik minat pembelian oleh konsumen.
Promosi media sosial berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli fashion
Eiger
Hasil analisis variabel promosi media sosial menunjukkan bahwa promosi media
sosial mempengaruhi minat beli masyarakat secara signifikan dan positif dengan nilai t-
hitung sebesar 5.005 dan nilai pada t-tabel 5% sebesar 1.66 maka nilai t-hitung > t-tabel.
Adapun nilai signifikansi yaitu 0.000 < 0.05. Menurut Putranti dan Pradana (2015), para
konsumen khususnya mahasiswa terlihat memberi persepsi yang baik terhadap kehadiran
media sosial karena selain dapat digunakan untuk menjalin interaksi sosial dengan orang
lain, juga dapat mencari berbagai produk yang dibutuhkan karena banyak penjual yang Customer Buying
menggunakan media tersebut untuk menawarkan berbagai produk. Hanya saja untuk Decision and
keinginan melakukan pembelian dari para konsumen untuk melakukan pembelian masih Promotional Mix
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ketersediaan produk yang dibutuhkan karena
masih banyak penjual yang menawarkan produk secara fisik yaitu dengan membuka
toko, sehingga konsumen akan lebih memilih melakukan pembelian di tempat tersebut
apabila di media sosial tidak tersedia produk yang dibutuhkan. Hal ini berarti para
pengguna sosial media harus lebih banyak mengajak para penjual yang belum
menggunakan media sosial media untuk menggunakan media tersebut untuk menjual
produknya sehingga kebutuhan konsumen lebih terpenuhi. Hal ini akan meningkatkan _______91
minat beli para konsumen terhadap berbagai produk yang dijual melalui sosial media.
Dengan adanya jalinan informasi dan komunikasi yang lebih tinggi diantara
konsumen yang dilakukan melalui word of mouth maka akan lebih meningkatkan
penggunaan sosial media untuk mencari produk yang diinformasikan atau
direkomendasikan melalui word of mouth. Dengan ketersediaan produk di sosial media
yang sesuai dengan kebutuhan maka akan menumbuhkan keinginan konsumen untuk
melakukan pembelian. (Putranti dan Pradana, 2015). Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Muslimawati et al. (2017), Andreani (2013), yang
menyatakan bahwa promosi media sosial berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap minat beli masyarakat. Semakin tinggi promosi media sosial maka akan
semakin meningkatkan minat beli masyarakat, jejaring sosial juga dapat membuka
peluang untuk media promosi secara efektif dan efisien (Putranti dan Pradana (2015).
Electronic word of mouth dan promosi media sosial Berpengaruh secara simultan
terhadap minat beli
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung sebesar 21.466,
nilai ini lebih besar dari Ftabel yaitu 3.10 atau Fhitung 21.466 > Ftabel 3.10 dengan
probabilitas 0.000. Nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua variabel bebas electronic word of mouth dan promosi media sosial
secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli. Banyaknya informasi yang
didapat oleh masyarakat melalui komentar-komentar yang ada di media sosial dapat
membantu masyarakat dalam meningkatkan minat beli suatu produk, selain itu promosi
yang dilakukan oleh perusahaan penjual produk menjadi salah satu faktor yang
mendasari seseorang untuk melakukan pembelian. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Azmar dan Laksamana (2018), Susanto dan Keni (2018). Azmar dan
Laksamana (2018), dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa munculnya daya tarik
untuk membeli suatu produk terjadi setelah melihat informasi, adanya rasa ingin
mengetahui lebih dalam mengenai produk yang ditawarkan dengan cara menghubungi
kontak informasi, adanya melakukan interaksi memberikan komnetar pada kolom komen
dan adanya usaha dari seseorang yang mengajak untuk mem-follows, seseorang yang
membagikan informasi dengan orang lain secara online maupun komunikasi dari mulut
ke mulut terhadap informasi yang diposting pada akun resmi sosial media. Sementara itu
Susanto dan Keni (2018) menyampaikan bahwa dalam promosi di media sosial dan
electronic word of mouth harus memperhatikan ulasan-ulasan yang diberikan oleh
pelanggan atau calon pelanggan. Ullasan positif dari calon pelanggan ataupun pelanggan
seringkali menjadi bahan pertimbangan bagi calon pelanggan lainnya sebelum
memutuskan untuk membeli suatu produk atau tidak. Apabila ulasan yang didapat
melalui electronic word of mouth dari calon pelanggan atau pelanggan mengenai produk
tertentu yang bersifat positif maka akan meningkatkan minat beli calon pelanggan baru.

PENUTUP
Variabel dalam penelitian ini adalah electronic word of mouth, promosi media sosial dan
minat beli dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel electronic dan
Customer Buying promosi media sosial baik secara simultan maupun parsial. Berdasarkan hasil analisis
Decision and dengan menggunakan SPSS 22 dapat disimpulkan bahwa:
Promotional Mix 1. Electronic word of mouth memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat
beli fashion Eiger di kota Bogor, semakin banyak masyarakat yang memberikan
informasi melalui media sosial maka akan semakin meningkatkan minat masyarakat
untuk membeli brand fashion Eiger.
2. Promosi media sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat
beli brand fashion Eiger di kota Bogor. Semakin banyak promosi yang dilakukan oleh
brand fashion Eiger di media sosial maka akan meningkatkan minat beli masyarakat
92_______ di kota Bogor
3. Electronic word of mouth dan promosi media sosial memiliki pengaruh yang signifikan
dan positif terhadap minat beli masyarakat secara bersama-sama, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin banyaknya masyarakat mengenal brand fashion Eiger
maka akan melalui eWOM dan promosi di media sosial maka akan meningkatkan
minat beli masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Binangkitsari, L., 2018. The Influence of Brand Equity Elements on Purchase
Decision and Its Imlication on Customer Loyalty.
[2] Gendalasari, G.G. and Triandi, T., 2018. Potret Kinerja UMKM Sepatu Di Bogor
Dalam Berkompetisi Pada Perekonomian Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan, 6(2), pp.102-108.
[3] Hidayat, L., Muktiadji, N. and Supriadi, Y., 2019. Pengaruh Pengetahuan Investasi
Terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi Di Galeri Investasi Perguruan Tinggi. JAS-
PT (Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia), 3(2), pp.63-70.
[4] Iriyadi, I., 2019. Prevention of Earnings Management through Audit Committee and
Audit Quality in the Award-Winning and Non-Winning Companies. Journal of
Accounting Research, Organization and Economics, 2(2), pp.155-169.
[5] Keren, K. and Sulistiono, S., 2019. Pengaruh Motivasi, Budaya, dan Sikap
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Indomie. Jurnal Ilmiah
Manajemen Kesatuan, 7(3), pp.319-324.
[6] Munawar, A., Syarif, R. and Morita, M., 2019. Persepsi Mahasiswa Atas Galeri
Investasi Perguruan Tinggi dan Pengaruhnya Terhadap Minat Berinvestasi. JAS-PT
(Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia), 3(2), pp.89-96.
[7] Nuraini, A., Gendalasari, G.G. and Sastra, H., 2017. Studi Peningkatan
Pertumbuhan dan Nilai Perusahaan Sektor Perkebunan Melalui Analisis Kebijakan
Dividend an Profitabilitas. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 5(2), pp.074-079.
[8] Purba, J.H.V., Ratodi, M., Mulyana, M., Wahyoedi, S., Andriana, R., Shankar, K.
and Nguyen, P.T., 2019. Prediction Model in Medical Science and Health
Care. International Journal of Engineering and Advanced Technology, 8, pp.815-818.
[9] Setiawan, B., Panduwangi, M. and Sumintono, B., 2018. A Rasch analysis of the
community’s preference for different attributes of Islamic banks in
Indonesia. International Journal of Social Economics.
[10] Wibowo, W. and Mekaniwati, A., 2020. Pengaruh Struktur Modal dan
Kemampulabaan Terhadap Return Saham Perusahaan Properti dan Real Estate
Yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 8(1),
pp.19-28.
[11] Zuhdi, S., Rainanto, B.H. and Apriyani, D., 2020, May. Analysis of Co-Branding
Strategy to Improve Company’s Competitive Power (Case Study on Walls Selection
Oreo). In 2nd International Seminar on Business, Economics, Social Science and Technology
(ISBEST 2019) (pp. 146-149). Atlantis Press.
[12] Andreani, Grace. (2013). Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial terhadap Minat
Beli Samsung Berbasis Android pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
Skripsi. Program Studi Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Customer Buying
Universitas Sumatera Utara. [Tidak Dipublikasikan]. Decision and
[13] Arief, Giri Maulana dan Heppy Millianyani. (2015). Pengaruh Social Media Marketing Promotional Mix
Melalui Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen Sugar Tribe. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Telkom.
[14] Assael H. (2001). Consumers Behavior and Marketing Action, Edisi 3, Kent Publishing
Company, Boston Massachusset, AS.
[15] Azmar dan Laksamana, Patria. (2018). Pengaruh Sosial Media Promotion dan
Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan Pemilihan pada Perguruan Tinggi.
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi, 2 (2): 123-13 _______93
[16] Balea, Judith. (2016). The Latest Stats In Web And Mobile In Indonesia (Infographic).
https://www.techinasia.com diakses tanggal 29 Oktober 2016 dari
https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-statistics-we-are-social.
[17] Cahyono, Firman Dwi. Kusumawati, Andraini. Kumadji, Srikandi. (2016). Analisis
Faktor – Faktor Pembentuk Electronic Word of Mouth (eWOM) dan Pengaruhnya
terhadap Minat Beli. Jurnal Administrasi Bisnis, 37 (1): 148-157
[18] Christy M,K,C., dan Lee Matthew, K,O. (2010). “What Drives Consumers to Spread
Electronic Word of Mouth in Online Consumer-Opinion Platforms”. Article Of Decision
Support System.
[19] Cong, Y., & Zheng, Y. Q. (2017). A Literature Review of the Influence of Electronic
Wordof-Mouth on Consumer Purchase Intention. Open Journal of Business and
Management, 5, 543 – 549.
[20] Cynthiadewi, P, R dan Hatammimi, J. (2014). The Influence of Electronic Word of
Mouth Toward Brand Image and Purchase Intention on 13th Shoes. International
Conference on Economics, Education and Humanities (ICEEH’14). p: 66-70
[21] Durianto, Darmadi. (2003). Inovasi Pasar dengan Iklan yang Efektif: Strategi, Program,
dan Teknik Pengukuran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
[22] Ellya. (2015). Promosi Wisata Lebih Cepat Lewat Sosmed dan Media Sosial.
http://beritajateng.net diakses tanggal 11 November 2016 pada jam 15.46 dari
http://beritajateng.net/promosi-wisata-lebih-cepat-lewat-sosmed-dan-media-
sosial/.
[23] Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi Ketiga.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
[24] Goyette, I., Richard L, Bergeron J, & Marticotte F. (2010). e-WOM Scale: Word of
Mouth Measurement Scale for e-services Context. Canadian Journal of
Administrative Sciences/Revue Canadianne des Sciences de l’Administration. 27
(1): 5-23
[25] Hidayatullah, M, R. Dirgantara I, M, B. (2018). Pengaruh Electronic Word of
Mouth, Dukungan Selebritas, dan Pemasaran Media Sosial terhadap Minat Beli
dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening. Diponegoro Journal of Management.
7 (4): 1-10. ISSN (Online): 2337-3792.
[26] Jalilvand dan Samiei (2012). The effect of word-of-mouth on brand image and
purchase intention: An empirical study in the automobile industry in Iran. Marketing
Intelligence & Planning Vol 30 No.4.
[27] Kholiq, A. A. (2019). Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran
Produk Eiger (Studi pada Store Eiger Jalan Kaliurang). Skripsi. Program Studi
Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.
[28] Kotler and Keller. (2016). Marketing Management. Pearson: Prentice hall
[29] Kshetri, Anita and Bidyanand Jha. (2016). “Online Purchase Intention : A Study of
Automobile Sector in India”. Rev. Integr. Bus. Econ. Res. Vol. 5 No.3, p.35-59.
[30] Kumar, Amresh., Kudeshia Chetna (2017) Social Ewom: Does It Affect The Brand
Attitude And Purchase Intention Of Brands?. Management Research Review Vol. 40
No. 3
Customer Buying [31] Laksmi, Aditya Ayu. Oktafani, Farah. (2016). Pengaruh Electronic Word of Mouth
Decision and (eWOM) terhadap Minat Beli Followers Instagram pada Warung Upnormal. Jurnal
Promotional Mix Computech & Bisnis, 10 (2): 78-88.
[32] Madahi, Abdolrazagh dan Inda Sukati. (2012). “The Effect of External Factors on
Purchase Intention Amongst Young Generation in Malaysia”. International Business
Research. Vol. 5 No.8, p. 153-159.
[33] Maoyan et al. (2014). “Consumer Purchase Intention Research Based on Social
Media Marketing”. International Journal of Business and Social Science. Vol. 5 No.10 (1),
p.92-97.
94_______ [34] Muslimawati, C. Sunarto. Wardani, D, K. (2017). Pengaruh Promosi melalui Media
Sosial dan Kesadaran Merek terhadap Minat Beli Air Minum dalam Kemasan
dengan Merek Aqua pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNS. Jurnal
Pendidikan Bisnis dan Ekonomi. 3 (2): 1-19.
[35] Namiraniyah BRA Koes. (2015). Akun Facebook sebagai Sarana Marketing Public
Relations PT. Eigerindo Multi Produk Industri. Skripsi. Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. DR. Moestopo
(Beragama). Jakarta
[36] Nurgiyantoro, Singgih. (2014). Pengaruh Strategi Promosi Melalui Media Sosial
terhadap Keputusan Pembelian Garskin yang Dimediasi Word of Mouth Marketing
(Studi pada Konsumen Produk Garskin Merek SayHello di Kota Yogyakarta).
Skripsi. Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
[37] Prabowo I, J, K, G. (2016). Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Persepsi Harga,
dan Word of Mouth terhadap Minat Beli. Skripsi. Program Studi Manajemen
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
[38] Putranti, Ratnawati Dwi. Pradana, FX Denny. (2015). Electronic of Word of Mouth
(E-WOM), Kepuasan Konsumen dan Pengaruh Langsung dan Tak Langsung
Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Mahasiswa Untag di Semarang).
Jurnal Media Ekonomi dan Manajemen. 30 (1): 101-113.
[39] Putri, Harnita dan Sastika, Widya. (2016). Pengaruh Electronic Word of Mouth (E-
WOM) Melalui Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen pada Steak Ranjang
Bandung. Prosiding SNapp2016 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 6 (1): 637-643
[40] Rimayanti, A, A. (2018). Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap
Loyalitas Pelanggan pada Tas Eiger di Samarinda. eJournal Administrasi Bisnis. 6
(4): 1745-1759. ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
[41] Rofian, M. (2016). Analisis Pengaruh Word of Mouth, Persepsi Kualitas, dan Harga
terhadap Keputusan Pembelian Produk Eiger. Paper. Corpus ID: 191669109
[42] Sari RDK, Astuti SRT. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga, Dan
Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Pembelian Mebel Pada CV.Mega
Jaya Mebel Semarang. Skripsi
[43] Sa’ait, N., Kanyan, A., Nazrin, M. F. (2016). The Effect of E-WOM on Customer
Purchase Intention. International Academic Research Journal of Social Science. 2 (1): 73-
80.
[44] Setiawan MR, Rachmawati I. (2019). Strategi Digital Content Marketing Eiger
Melalui Media Sosial Instagram. Prosiding Manajemen Komunikasi. 5 (2): 625-632
[45] Susanto, W, K, dan Keni. (2018). Pengaruh Social Network Marketing (SNM), dan
Electronic Word of Mouth (EWOM) Terhadap Minat Beli Pelanggan. Jurnal
Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, 2 (6): 68-73.
[46] Tommi Wijaya, Eristia Lidia Paramita. (2014). “Pengaruh Electronic Word of Mouth
(eWOM) Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR”, Seminar Nasional dan Call
for Paper (Sancall 2014), Universitas Kristen Satya Wacana.
[47] Van Vliet, Vincent. (2014). AIDA Model. http://www.toolshero.com diakses pada
tanggal 4 November 2019 pada jam 21.15 dari
http://www.toolshero.com/marketing/aidamodel/

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy