Anita Amalia R

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Prosiding

Departemen Agronomi dan Hortikultura


Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PENDUGAAN NILAI HERITABILITAS DAN KORELASI GENETIK BEBERAPA KARAKTER


AGRONOMI TANAMAN SEMANGKA (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum dan Nakai)

Estimates of Heritabilities and Genetic Correlation on Several Agronomic Traits of Watermelon (Citrullus lanatus (Thunberg)
Matsum dan Nakai)

Anita Amalia Rachmawati1, Muhamad Syukur2 dan Memen Surahman2


1
Mahasiswa PS Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
2
Staf Pengajar PS Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Abstract
An experiment to investigate suitable selection criterion for developing high yielding varieties of Watermelon estimates of
heritabilies, genetic correlation and path analysis. 20 genotypes of Watermelon were grown in a randomized complete block design
with three replications. Data on yield and its component were analysed using heritabilities broad sense, genetic correlation and path
analysis.
Several observed characters had wide genetic variability, those characters are total fruit stripe and total soluble-solid. The
character of total fruit stripe, total of seed, distance of first fruit, mean of long internode and total soluble-solid had high heritability
values. Total of plant branch, total of leaf plant, weight of fruit at plantt, long of fruit, fruit diameter, rind thick, flesh thick and
distance of harvesting fruit had moderate to low heritability values.
The character of first distance of fruit, distance of harvesting fruit, mean of long internode and total of leaf plant showed
strong genetic correlation with the yield; their coefficient genetic correlation were 0.752, 0.773, 0.892 and 0.783 respectively.
Whereas, strong fenotipic correlation with yield was showed by distance of first fruit, long stem of plant and mean of long internode;
their coefficient fenotipic correlation were 0.474, 0.705 and 0.609 respectively. Based on path analysis, mean of long internode and
distance of first fruit should be simultaneously considered as a selection criterion for developing high yielding Watermelon varieties.

Key word :Watermelon, heritability, genetic correlation, path analysis

PENDAHULUAN genetik dapat memberikan keterangan tambahan mengenai


adanya karakter tertentu yang merupakan komponen-
Latar Belakang komponen penting yang mempengaruhi hasil panen.
Tanaman semangka (Citrullus lanatus (Thunberg) Kunci keberhasilan suatu seleksi ditentukan oleh
Matsum dan Nakai) berasal dari Afrika dan saat ini telah kriteria seleksi yang sesuai. Ada beberapa metode yang dapat
menyebar ke seluruh dunia, baik di daerah subtropis maupun digunakan untuk mencari kriteria seleksi, salah satunya yaitu
tropis termasuk Indonesia. Di Indonesia, tanaman semangka dengan menggunakan metode analisis koefisien lintas.
banyak dikembangkan secara komersial diantaranya Analisis koefisien lintas mengungkapkan pengaruh langsung
Indramayu, Cirebon, Madiun, Klaten, Madura, Malang dan dan tidak langsung dari masing-masing komponen pendukung
Lombok. Semua lapisan masyarakat menggemarinya karena terhadap hasil tanaman (Heliyanto, 1996).
rasa buahnya yang manis dan segar serta berair banyak.
Banyak varietas semangka unggul yang Tujuan
dikembangkan oleh petani di Indonesia. Namun, umumnya Penelitian ini bertujuan menentukan kriteria seleksi
benih semangka yang digunakan masih diimpor dari luar tanaman semangka (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum dan
negeri seperti Jepang, Taiwan dan Eropa (Sunarjono, 2004). Nakai) melalui pendugaan nilai heritabilitas, korelasi genetik
Jumlah benih semangka yang diimpor pada tahun 2003-2005 dan analisis koefisien lintas.
berturut-turut yaitu 27 466.12 kg, 24 028.6 kg dan 16 985 kg
(Direktorat Perbenihan Hortikultura, 2005). Oleh karena itu Hipotesis
diperlukan perakitan varietas semangka unggul nasional yang 1. Ada minimal satu karakter semangka yang memiliki nilai
diharapkan dapat mengurangi impor benih semangka. heritabilitas tinggi
Perakitan varietas semangka unggul nasional dapat 2. Ada minimal satu karakter semangka yang berkorelasi
dilakukan melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Salah satu genetik nyata terhadap hasil
tahapan dari pemuliaan tanaman adalah kegiatan seleksi. 3. Ada minimal satu karakter semangka yang mempunyai
Suatu kegiatan seleksi akan efektif jika karakter-karakter yang pengaruh langsung terhadap hasil
diseleksi terdapat perbedaan nilai ragam genotipe tinggi
(Poespodarsono, 1988).
Sebelum menetapkan metode seleksi yang akan BAHAN DAN METODE
digunakan dan kapan seleksi akan dimulai, perlu diketahui
nilai heritabilitas dan korelasi genetik terutama terhadap hasil. Waktu dan Tempat
Heritabilitas merupakan parameter genetik untuk memilih Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2005
sistem seleksi. Pinaria et al. (1995) menyatakan bahwa seleksi sampai dengan November 2005, berlokasi di Cihideung Ilir
terhadap genotipe-genotipe yang berdaya hasil tinggi dapat Ciampea Bogor dengan ketinggian tempat 250 m dpl.
dilakukan pada generasi awal jika sifat yang diamati pada
populasi tersebut mempunyai nilai heritabilitas yang tinggi. Bahan dan Alat
Permadi et al. (1995) menyatakan bahwa seleksi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20
terhadap karakter komponen hasil dengan hasil pada generasi genotipe semangka yang terdiri dari varietas lokal
awal akan sangat membantu dalam upaya perbaikan terhadap (Banyuwangi, Bone, Kupang, Jombang, Kiara 362, Kaisar)
hasil, apabila karakter-karakter tersebut berkorelasi dengan dan varietas introduksi (Long Dragon AG-13, New Champion
hasil. Korelasi genetik antar sifat adalah derajat keeratan CC-702, Sea Dragon, Round Dragon (311), Super New
hubungan antara sifat-sifat diantara total rata-rata pengaruh Dragon, Super King, Dragon Giant 145, Uranus TC 01-2002,
dari gen yang dikandungnya. Selain itu, analisis korelasi Hokky Star 288, Diana Bangkok Dragon, Select Dragon 117-
S, Sugar Baby-1, TM Dragon dan TM Lion). Alat yang σ2Ex = KTEx
digunakan adalah alat-alat pertanian, timbangan, meteran, KTGx  KTEx
penggaris, Munsell Colour Chart dan handrefraktometer .
σ2Gx = r
Metode Penelitian  Ex
2

Pada penelitian ini digunakan Rancangan Kelompok  2


Gx 
Lengkap Teracak (RKLT) dengan faktor tunggal yang terdiri σ2Px = r
dari 20 genotipe tanaman semangka dengan tiga ulangan yang  Gx
2
ditempatkan secara acak. Sehingga diperoleh 60 satuan KKG = x 100%
percobaan dalam rancangan ini. Setiap satuan percobaan x
terdapat 20 tanaman yang diambil 10 tanaman sebagai
tanaman contoh. Luas atau sempitnya nilai keragaman genetik suatu
Model matematik yang digunakan : karakter ditentukan berdasarkan ragam genetik dan standar
deviasi ragam genetik menurut rumus berikut :
Yij = μ + αi + βj + εij
2  KTGx2 KTEx2 
Keterangan lambang : σσ2G =   
μ = rataan umum r2  dbG  2 dbE  2 
αi = pengaruh perlakuan ke-i (i = 1, 2, 3, 4, 5,...., 20)
βj = pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3)
Apabila σ2G > 2 σσ2G : keragaman genetiknya luas, sedangkan
εij = pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i, kelompok ke-j
σ2G < 2 σσ2G : keragaman genetiknya sempit (Prinaria et al. ,
1995).
Pelaksanaan
Nilai heritabilitas dalam arti luas diduga dengan
Penanaman semangka dilakukan dengan sistem tugal
persamaan :
di lahan petani yang telah diolah sebelumnya. Lahan yang
digunakan seluas 1800 m2 yang merupakan lahan bekas 2
 Gx
2

pertanaman padi. Pada lahan dibuat bedengan-bedengan h bs = x 100%


 Px2
dengan luas 3 m x 7 m, jarak antar bedeng 25 cm dalam
ulangan dan 50 cm antar ulangan. Lubang tanam dibuat
dengan jarak tanam 70 cm x 100 cm. Penanaman dilakukan Standar deviasi heritabilitas diduga dengan persamaan
dengan menanam dua butir benih per lubang. (Hallauer dan Miranda, 1995) :

Pengamatan 2
Gx
Pengamatan dilakukan pada saat pertumbuhan
 Ex2
2
vegetatif maupun generatif pada 10 tanaman contoh. Peubah σ (h bs ) =
yang diamati meliputi:  Gx
2

r
1. Panjang batang tanaman (cm), diukur dari bagian batang
utama yang terletak di atas permukaan tanah hingga
bagian pucuk yang dilakukan pada saat panen
2. Jumlah cabang, dihitung dari cabang-cabang yang Menurut Bahar dan Zen (1993), nilai heritabilitas
tumbuh pada batang utama diklasifikasikan sebagai berikut :
3. Jumlah ruas 1. rendah : h2 ≤ 0.2
4. Panjang ruas rata-rata (cm), diukur dengan membagi 2. sedang : 0.2 < h2 ≤ 0.5
tinggi maksimum tanaman dengan jumlah ruas tanaman 3. tinggi : h2 > 0.5
5. Jumlah daun Dari sidik ragam dan peragam dapat ditentukan
6. Jarak buah pertama muncul (cm), diukur dari bagian komponen kovarians antara satu sifat dengan sifat lainnya,
batang berbuah yang terletak di atas permukaan tanah yaitu :
hingga bagian buah pertama muncul CovG = (KTGxy– KTExy)/r
7. Jarak buah yang dipanen (cm), diukur dari bagian batang CovP = CovG + (KTExy/r)
berbuah yang terletak di atas permukaan tanah hingga Koefisien korelasi fenotipik (rP.(xy)) dan koefisien
bagian buah yang dipanen korelasi genetik (rG.(xy)) antara sembarang sifat ke-x dan y
8. Umur panen (HST), diukur dari hari setelah tanam diduga dengan rumus sebagai berikut:
9. Panjang buah (cm)
10. Diameter buah (cm) Cov P ( xy )
  
11. Bobot buah per tanaman (g) rP(xy) = 2 2
12. Jumlah lurik buah px py
13. Tebal kulit buah (cm)
14. Tebal daging buah (cm)
15. Padatan terlarut (PTT (0Brix)), diukur dengan
Cov G ( xy )
  
menggunakan Handrefraktometer rG.(xy) = 2 2
16. Jumlah biji per buah Gx Gy

Analisis Data Uji signifikansi koefisien korelasi fenotipik dan


Rataan dari 10 tanaman contoh per genotipe genetik antara dua sifat digunakan uji t-student dengan derajat
dianalisis menggunakan uji F. Analisis selanjutnya yang bebas (n-2), dengan rumus sebagai berikut (Singh dan
digunakan pada penelitian ini meliputi analisis ragam untuk Chaudary, 1979):
menduga nilai heritabilitas dalam arti luas (h2bs) dengan rp ( xy )
metode komponen ragam, analisis korelasi genetik dan
analisis lintas. Pengolahan dari analisis data statistik t= 1  rp2( xy )
menggunakan bantuan Software SAS (Statistical Analysis
System) versi 6.12. db
Berdasarkan analisis ragam, perhitungan nilai ragam analog uji t-student untuk koefisien korelasi genetik dan
genotipe (σ2G), ragam fenotipe (σ2P) dan koefisien keragaman fenotipik.
genetik (KKG) diduga menggunakan persamaan sebagai
berikut :
572.00 dengan rataan sebesar 391.07. Jarak buah yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dipanen dari genotipe-genotipe semangka yang diamati
berkisar dari 68.78 cm hingga 155.93 cm dengan rataan
Kondisi Umum Pertanaman 104.02 cm (Tabel 1).
Secara umum kondisi pertanaman semangka pada Jumlah lurik buah berkisar dari 13.00 lurik hingga
saat penelitian tergolong cukup baik. Lahan yang digunakan 18.67 lurik dengan rataan 15.85 lurik. Jarak buah pertama
merupakan lahan bekas pertanaman padi. Paje dan Vossen berkisar dari 64.90 cm hingga 155.93 cm dengan rataan
(1994) menyatakan bahwa semangka yang ditanam pada lahan sebesar 99.89 cm. Panjang batang tanaman dan panjang ruas
bekas pertanaman padi sangat efektif terutama untuk rata-rata tanaman mempunyai nilai rata-rata berturut-turut
menghindari penyakit yang terbawa oleh tanah seperti berkisar dari 166.77 cm hingga 325.42 cm dan 4.47 cm
Fusarium. hingga 6.13 cm, dengan rataan masing-masing sebesar 222.11
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September cm dan 5.13 cm. Padatan total terlarut mempunyai nilai rata-
2005 dengan jumlah curah hujan 293 mm/bulan, sementara rata berturut-turut berkisar dari 7.37 0brix hingga 11.67 0brix
pada bulan tersebut dikatakan hari hujan jika curah hujannya dengan rataan masing-masing sebesar 8.99 0brix (Tabel 1).
berjumlah 262 mm/bulan. Pada bulan yang sama panen
pertama dilakukan, karena buah mengalami busuk dan juga Keragaman Genetik dan Heritabilitas
pecah. Buah semangka yang dipanen tersebut mengalami Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa dari 16 karakter
busuk pada bagian pangkal atau ujungnya dengan jumlah yang diamati, terdapat dua karakter yang mempunyai
sekitar 20 buah. Genotipe-genotipe yang dipanen tersebut keragaman genetik yang luas yaitu karakter jumlah lurik buah
yaitu genotipe 1, 2, 3, 5, 7, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 23, 28 dan dan padatan total terlarut. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
29. Buah semangka yang mengalami busuk pada bagian karakter tersebut dapat digunakan sebagai kriteria seleksi yang
dalam buah berjumlah 11 buah, terdiri dari genotipe 3, 6, 11, baik. Namun demikian, efektifitas seleksi sangat tergantung
14, 26, 28, 29 dan 30 dan buah yang pecah berjumlah 24 buah, pada besarnya nilai duga heritabilitas dan keberadaan
terdiri dari genotipe 1, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 17, 18, 23, 26, 29 keragaman genetik bahan yang diseleksi (Hallauer, 1981).
dan 30. Kisaran nilai heritabilitas karakter yang diamati antara -0.254
Jumlah tanaman semangka yang tumbuh pada – 81.5%. Nilai ragam genetik nol diduga dari nilai negatif
ulangan ketiga sangat sedikit menghasilkan buah, hal ini (Allard, 1960). Angka negatif pada ragam genetik disebabkan
dikarenakan adanya perbedaan jumlah populasi yang tumbuh nilai kuadrat tengah genotipe lebih kecil daripada nilai kuadrat
pada petak ulangan percobaan. Jumlah total buah yang dapat tengah galat. Karena nilai ragam genetik nol maka nilai
diamati sebanyak 377 buah (62.83%). heritabilitas untuk karakter jumlah cabang tanaman juga nol.
Hama yang menyerang pertanaman semangka selama Dari hasil penelitian ini, karakter-karakter seperti
penelitian yaitu oteng-oteng (Aulocophora femoralis jumlah lurik buah, jumlah biji, jarak buah pertama, panjang
Motschulsk) atau kumbang daun, namun serangannya tidak batang tanaman, panjang ruas rata-rata tanaman dan padatan
begitu parah dan masih dapat dikendalikan. Hama lain yang total terlarut mempunyai nilai heritabilitas tinggi. Ini berarti
menyerang yaitu lalat buah (Dacus sp.). Hama ini menyerang penampilan karakter tersebut lebih ditentukan oleh genetik
buah semangka pada saat buah masih muda. Buah menjadi tanaman dibandingkan dengan lingkungan. Karakter jumlah
busuk di dalamnya walaupun penampakan di luarnya masih lurik buah, jumlah biji, jarak buah pertama, panjang batang
terlihat bagus. Menurut Harjadi (1989) buah yang terserang tanaman, panjang ruas rata-rata tanaman dan padatan total
ditandai oleh adanya lubang kecil dan jika buah dipecah maka terlarut mempunyai nilai koefisien keragaman genetik (KKG)
dagingnya sudah berubah menjadi air dan berbau tidak enak. berturut-turut sebesar yaitu 8.23%, 18.29%, 18.75%, 12.91%,
Selain hama, pertanaman semangka ini juga terserang 7.79% dan 10.12%. Untuk karakter jumlah lurik buah dan
penyakit busuk ujung buah (blossom end rot). Pencegahan dan padatan total terlarut nilai KKG termasuk dalam kriteria luas,
pemberantasan penyakit tersebut belum diketahui. Di sekitar sehingga seleksi pada populasi ini akan efisien dan efektif
tanaman semangka juga ditumbuhi oleh padi dan kangkung karena mempunyai keragaman genetik yang luas dan nilai
yang secara tidak langsung berfungsi sebagai mulsa alami. duga heritabilitas yang tinggi. Sedangkan untuk karakter
Gulma yang tumbuh diantaranya Amaranthus sp., Cynodon jumlah biji, jarak buah pertama, tinggi maksimum tanaman
dactilon, dan Mimmosa pudica. dan panjang ruas rata-rata tanaman mempunyai nilai KKG
Pada Tabel 1 terlihat bahwa karakter jumlah lurik yang sempit, walaupun nilai heritabilitasnya tinggi. Hal ini
buah, jarak buah pertama, panjang batang tanaman, panjang menunjukkan bahwa seleksi terhadap keempat karakter yang
ruas rata-rata dan padatan total terlarut berbeda sangat nyata diuji pada populasi tersebut sudah tidak efektif. Untuk
pada taraf 1%. Karakter bobot buah per tanaman, jumlah biji meningkatkan keragaman genetik perlu dilakukan hibridisasi
dan jarak buah yang dipanen berbeda nyata pada taraf 5%. dengan populasi lain yang mempunyai hubungan genetik
Sedangkan karakter umur panen, panjang buah, diameter berbeda dengan populasi yang diuji (Poespodarsono, 1988).
buah, tebal kulit buah, tebal daging buah, jumlah ruas Nilai heritabilitas dari karakter bobot buah per
tanaman, jumlah cabang tanaman dan jumlah daun tidak tanaman, panjang buah, diameter buah, tebal kulit buah, tebal
berbeda nyata. daging buah dan jarak buah yang dipanen masuk ke dalam
Nilai rata-rata umur panen dari kedua puluh genotipe kriteria sedang. Sedangkan nilai heritabilitas karakter umur
semangka yang diamati berkisar dari 80 HST hingga 89 HST panen, jumlah ruas tanaman, jumlah cabang tanaman, dan
dengan rataan sebesar 85.93 HST. Jumlah cabang tanaman jumlah daun termasuk dalam kriteria rendah (Tabel 3). Ini
genotipe-genotipe semangka yang diamati berkisar dari 2.67 berarti bahwa seleksi terhadap karakter-karakter tersebut
cabang hingga 4.00 cabang dengan rataan 3.30 cabang. kurang efektif.
Jumlah ruas tanaman berkisar dari 37.00 hingga 54.33 dengan
rataan 43.47. Jumlah daun semangka berkisar dari 116.33 Korelasi Genetik dan Analisis Lintas
daun hingga 260.67 daun dengan rataan sebesar 164.33 daun. Pada Tabel 4. Terlihat bahwa jarak buah pertama,
Panjang buah dan diameter buah mempunyai nilai rata-rata jarak buah yang dipanen, panjang ruas rata-rata tanaman dan
berturut-turut berkisar dari 11.49 cm hingga 15.16 cm dan jumlah daun mempunyai korelasi genetik yang sangat nyata
11.35 cm hingga 15.24 cm, dengan rataan masing-masing dan searah dengan hasil. Sedangkan korelasi fenotipik antara
sebesar 13.63 cm dan 13.05 cm. Tebal daging buah berkisar hasil dengan komponen hasil pada tabel yang sama terlihat
dari 10.81 cm hingga 14.44 cm dengan rataannya 12.25 cm. bahwa jarak buah pertama, panjang batang tanaman dan
Tebal kulit buah berkisar dari 0.67 cm hingga 0.98 cm dengan panjang ruas rata-rata tanaman mempunyai korelasi yang
rataannya 0.85 cm (Tabel 1). sangat nyata dan searah dengan hasil.
Bobot rata-rata buah per tanaman yang dipanen Karakter jarak buah pertama dan panjang ruas rata-
berkisar dari 736.8 g hingga 1735.6 g dengan rataan sebesar rata berkorelasi genetik dan fenotipik sangat nyata serta searah
1190.20 g. Nilai rata-rata jumlah biji dari kedua puluh dengan hasil. Begitupun dengan karakter jarak buah yang
genotipe semangka yang diamati berkisar dari 213.67 hingga dipanen dan jumlah daun berkorelasi genetik sangat nyata dan
searah dengan hasil. Artinya dengan bertambahnya jarak buah
pertama, panjang ruas rata-rata tanaman, jarak buah yang per tanaman, panjang buah, diameter buah, tebal kulit buah,
dipanen dan jumlah daun diikuti dengan peningkatan hasil. tebal daging buah dan jarak buah yang dipanen masuk ke
Keempat karakter tersebut merupakan karakter-karakter dalam kriteria sedang, sedangkan nilai heritabilitas karakter
komponen hasil dalam seleksi program pemuliaan semangka umur panen, jumlah ruas tanaman, jumlah cabang tanaman
untuk perbaikan daya hasil. dan jumlah daun termasuk dalam kriteria rendah.
Penggunaan karakter jarak buah pertama, panjang Jarak buah pertama, jarak buah yang dipanen,
ruas rata-rata tanaman, jarak buah yang dipanen dan jumlah panjang ruas rata-rata tanaman dan jumlah daun mempunyai
daun sebagai kriteria seleksi akan lebih mantap apabila korelasi genetik yang sangat nyata dan searah dengan hasil.
mempunyai nilai duga daya waris (heritabilitas) yang tinggi. Korelasi fenotipik antara hasil dengan komponen hasil untuk
Pada Tabel 3 terlihat bahwa karakter jarak buah pertama dan karakter jarak buah pertama, tinggi maksimum tanaman dan
panjang ruas rata-rata tanaman mempunyai nilai heritabilitas panjang ruas rata-rata tanaman mempunyai korelasi yang
yang tinggi menurut klasifikasi Permadi et al. (1993). sangat nyata dan searah dengan hasil.
Berdasarkan nilai heritabilitas yang tinggi, maka kedua Berdasarkan hasil analisis lintas, korelasi genetik dan
karakter tersebut akan mudah diwariskan dan seleksi dapat fenotipik positif dan nyata antara jarak buah pertama dan
dilakukan pada generasi awal. Namun karakter jarak buah panjang ruas rata-rata tanaman dengan hasil disebabkan oleh
yang dipanen mempunyai nilai heritabilitas sedang dan pengaruh tidak langsung melalui jarak buah pertama.
karakter jumlah daun memiliki nilai heritabilitas rendah. Begitupun dengan karakter jumlah daun dan jarak buah yang
Sehingga kedua karakter ini tidak dapat dijadikan sebagai dipanen yang berhubungan erat dengan hasil disebabkan oleh
kriteria seleksi. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pengaruh tidak langsung melalui jarak buah pertama, sehingga
karakter jarak buah pertama dan panjang ruas rata-rata karakter jarak buah pertama dan panjang ruas rata-rata
tanaman tidak dapat secara otomatis disarankan sebagai tanaman disarankan untuk digunakan sebagai kriteria seleksi
kriteria tunggal untuk seleksi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan galur semangka yang berpotensi hasil
keeratan hubungan yang diukur melalui koefisien korelasi tinggi.
belum bisa mengungkapkan seberapa jauh peranan dari
komponen itu terhadap hasil akhir.
Hasil perhitungan koefisien lintas menunjukkan SARAN
bahwa pengaruh langsung terbesar disumbangkan oleh jarak
buah pertama (0.101) begitupun dengan jumlah pengaruh total Karakter jarak buah pertama dan panjang ruas rata-
koefisien lintas untuk masing-masing komponen hasil terlihat rata tanaman disarankan untuk digunakan sebagai kriteria
bahwa jarak buah pertama memiliki nilai total terbesar (0.457) seleksi untuk mendapatkan galur semangka yang berpotensi
(Tabel 5). Pengaruh tidak langsung dari jarak buah pertama hasil tinggi. Tetapi dengan catatan perlu dilakukan hibridisasi
melalui komponen lainnya mempunyai nilai (-0.013 s.d dengan tetua lain yang mempunyai jarak genetik jauh dengan
0.103). Hal ini menunjukkan bahwa jarak buah pertama tetua yang diuji, mengingat karakter-karakter tersebut
adalah komponen utama yang berpengaruh terhadap hasil. mempunyai keragaman genetik yang sempit walaupun
Hubungan yang erat antara jarak buah yang dipanen, panjang keduanya mempunyai nilai heritabilitas tinggi.
ruas rata-rata dan jumlah daun tanaman terhadap hasil diduga
ada hubungannya dengan jarak buah pertama.
Dari Gambar 1 terlihat bahwa nilai koefisien korelasi DAFTAR PUSTAKA
genetik jarak buah pertama, jarak buah yang dipanen, panjang
ruas rata-rata dan jumlah daun (masing-masing 0.752 **, Allard, R.W. 1960. Principles of Plant Breeding. John Willey & Sons, Inc.
0.773**, 0.892** dan 0.783**) terhadap hasil positif sangat New York. 485 p.
nyata. Bila dibandingkan dengan nilai koefisien pengaruh Bahar, H. dan S. Zen. 1993. Parameter genetik pertumbuhan tanaman, hasil
langsung (masing-masing 0.101, -0.016, -0.052 dan -0.092) dan komponen hasil jagung. Zuriat. 4(1):4-7
terhadap hasil lebih besar. Menurut Singh dan Chaudhary
(1979) apabila koefisien korelasi bernilai positif namun Direktorat Perbenihan Hortikultura. 2005. Laporan tahunan pemasukan benih
impor hortikultura (sesuai surat ijin pemasukan benih 2003-2005).
pengaruh langsungnya bernilai negatif atau tak bernilai, maka
pengaruh tak langsung merupakan penyebab adanya korelasi Falconer, D. S. 1964. Introduction to Quantitative Genetics. The Ronald
tersebut. Press, New York. 365 hal.
Pengaruh langsung karakter panjang batang tanaman
Hallauer, A. R. 1981. Selection and breeding methods, p. 3-56. In : K. J. Frey
terhadap hasil sangat besar (0.153), namun nilai korelasi (ed.) Plant Breeding II. The IOWA State University, Press Ames
genetik karakter tersebut terhadap hasil positif tidak nyata.
Sehingga karakter tinggi maksimum tanaman tidak dapat Hallauer, A. R. dan J. B. Miranda. 1995. Quantitative Genetics in Maize
digunakan sebagai kriteria seleksi untuk mendapatkan Breeding. 2nd. Iowa State University Press, Ames. United States of
Amerika. 468p.
genotipe semangka yang berpotensi hasil tinggi.
Pada Tabel 5 mengungkapkan pula bahwa korelasi Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Departemen Budidaya
genetik dan fenotipik positif dan nyata antara jarak buah Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal.
pertama dan panjang ruas rata-rata tanaman dengan hasil 379-401
disebabkan oleh pengaruh tidak langsung melalui jarak buah Heliyanto, B. 1996. Kriteria seleksi pada Tossa-Yute. Zuriat. 7(2):46-50
pertama. Begitupun dengan karakter jumlah daun dan jarak
buah yang dipanen yang berhubungan erat dengan hasil Paje, M. M. and H. A. M. Van der Vossen. 1994. Citrullus lanatus
(Thunberg) Matsum & Nakai. p. 144-148. In : J. S. Siemonsma and
disebabkan oleh pengaruh tidak langsung melalui jarak buah
K. Piluek (Eds.). Plant Resources of South East Asia 8 Vegetables.
pertama. Dengan demikian dalam program pemuliaan Pudoc Scientific Publisher. Wageningen. 421p.
tanaman semangka jarak buah pertama dan panjang ruas rata-
rata perlu dipertimbangkan sebagai kriteria seleksi. Permadi, C. , A. Baihaki, M. H. Karmana , dan T. Warsa. 1993. Korelasi sifat
komponen hasil terhadap hasil genotipe-genotipe F1 dan F1
resiprokal lima tetua kacang hijau dalam persilangan dialel. Zuriat.
4(1):45-49
KESIMPULAN
Prinaria, A. , A. Baihaki, R. Setiamihardja, A. A. Daradjat. 1995. Variabilitas
genetik dan heritabilitas karakter-karakter biomassa 53 genotipe
Semua karakter yang diamati mempunyai keragaman kedelai. Zuriat. 6(2):88-92
genetik sempit kecuali karakter jumlah lurik buah dan padatan
total terlarut mempunyai keragaman genetik yang luas. Poespodarsono. S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar
Karakter-karakter seperti jumlah lurik buah, jumlah biji, jarak Universitas, IPB, Bogor. 169 hal.
buah pertama, panjang batang tanaman, panjang ruas rata-rata Singh, R. K. and B. D. Chaudhary. 1979. Biometrical Methods in Quantitative
dan padatan total terlarut tanaman mempunyai nilai Genetic Analysis. Kalyani Publishers, Ludhiana. New Delhi. p. 70-79
heritabilitas tinggi. Nilai heritabilitas dari karakter bobot buah
Sunarjono, H. H. 2004. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya,
Jakarta. Hal. 93-100
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Rataan Beberapa Karakter dari 20 Genotipe Semangka


Karakter Kisaran Rataan Fhitung
Umur panen (HST) 80.00 - 89.00 85.933±4.536 1.10 tn
Bobot buah per tanaman (g) 736.80– 1735.60 1190.202±401.025 1.92*
Panjang buah (cm) 11.49 - 15.17 13.629±1.611 1.51tn
Diameter buah (cm) 11.35 – 15.24 13.053±1.495 1.47tn
Jumlah lurik buah 13.00 – 18.67 15.850±1.676 5.41**
Tebal kulit buah (cm) 0.67 – 0.98 0.854±0.125 1.30tn
Tebal daging buah (cm) 10.81 – 14.44 12.252±1.498 1.26tn
Jumlah biji 213.67 – 572.00 391.078±141.189 2.23*
Jarak buah pertama (cm) 64.90 – 155.93 99.896±32.951 2.52**
Jarak buah yang di panen (cm) 68.78 – 155.93 104.019±33.112 1.92*
Panjang batang tanaman (cm) 166.77 – 325.42 222.114±51.768 2.50**
Jumlah ruas tanaman 37.00 – 54.33 43.467±7.610 1.15tn
Jumlah cabang tanaman 2.67 – 4.00 3.300±0.743 0.80tn
Panjang ruas rata-rata (cm) 4.47 - 6.13 5.131 ± 0.635 3.11**
Jumlah daun 116.33 - 260.67 164.333 ± 54.876 1.14tn
0
Padatan total terlarut ( brix) 7.37 – 11.67 8.992±1.254 4.24**
Keterangan : * = berbeda nyata (5%), ** = berbeda sangat nyata (1%), tn = tidak berbeda nyata

Tabel 2. Koefisien Keragaman Genetik (KKG), Ragam Genetik (σ2G) dan Standar Deviasi Ragam Genetik (σ σ2G) Beberapa
Karakter dari 20 Genotipe Semangka
Karakter KKG σ2G σ σ 2G 2 σ σ2G Kriteria
(%)
Umur panen (HST) 0.91 0.614 3.562 7.125 Sempit
Bobot buah per tanaman (g) 15.28 33087.895 27362.510 54725.020 Sempit
Panjang buah (cm) 4.27 0.339 0.439 0.878 Sempit
Diameter buah (cm) 4.08 0.284 0.397 0.795 Sempit
Jumlah lurik buah 8.23 1.702 0.670 1.339 Luas
Tebal kulit buah (cm) 4.38 0.001 0.003 0.006 Sempit
Tebal daging buah (cm) 3.36 0.170 0.403 0.806 Sempit
Jumlah biji 18.29 5118.935 3481.559 6963.118 Sempit
Jarak buah pertama (cm) 18.75 350.772 210.516 421.031 Sempit
Jarak buah yang di panen (cm) 15.17 248.903 205.406 410.813 Sempit
Panjang batang tanaman (cm) 12.91 821.875 495.846 991.692 Sempit
Jumlah ruas tanaman 3.73 2.634 10.309 20.618 Sempit
Jumlah buku tanaman 3.73 2.634 10.309 20.618 Sempit
Jumlah cabang tanaman ~ -0.041 0.109 0.218 Sempit
Panjang ruas rata-rata 7.79 0.160 0.081 0.162 Sempit
Jumlah daun 6.91 129.081 538.101 1076.201 Sempit
Padatan total terlarut (0brix) 10.12 0.829 0.356 0.712 Luas
Keterangan : ~ = nilai tidak terdefinisikan

Tabel 3. Komponen Ragam, Heritabilitas ( h2bs) dan Standar Deviasi Heritabilitas (σ (h2bs)) Beberapa Karakter dari 20 Genotipe
Semangka
Karakter Komponen Ragam h2bs σ (h2bs) Kriteria
σF2
σ2G σ2E
Umur 6.720 0.614 18.319 0.091 0.530 Rendah
Bobot 69173.730 33087.895 108257.506 0.478 0.396 Sedang
PjgBuah 0.999 0.339 1.979 0.339 0.440 Sedang
Diameter 0.890 0.284 1.817 0.319 0.447 Sedang
Lurik 2.087 1.702 1.157 0.815 0.321 Tinggi
TblKlt 0.006 0.001 0.014 0.231 0.478 Sedang
TblDng 0.827 0.170 1.973 0.205 0.487 Sedang
Biji 9286.520 5118.935 12502.755 0.551 0.375 Tinggi
Jarak1 582.128 350.772 694.066 0.603 0.362 Tinggi
JrkPanen 519.562 248.903 811.979 0.479 0.395 Sedang
PjgBtg 1369.037 821.875 1641.486 0.600 0.362 Tinggi
JmlRuas 20.028 2.634 52.182 0.132 0.515 Rendah
Cabang 0.163 -0.041 0.611 -0.254 0.670 Rendah
PjgRuas 0.235 0.160 0.227 0.679 0.344 Tinggi
Daun 1039.743 129.081 2731.986 0.124 0.518 Rendah
PTT 1.085 0.829 0.768 0.764 0.328 Tinggi
Keterangan : umur = umur panen (HSP); bobot = bobot buah per tanaman (g); Pjgbuah = panjang buah (cm); Diameter = diameter
buah (cm); Lurik = Jumlah lurik buah; TblKlt = tebal kulit buah (cm); TblDng = tebal daging buah (cm); Biji = jumlah
biji; Jarak1 = jarak buah pertama (cm); JrkPanen = jarak buah yang dipanen (cm); PjgBtg = Panjang batang tanaman
(cm); JmlRuas = jumlah ruas tanaman; Cabang = jumlah cabang tanaman; PjgRuas = panjang ruas rata-rata (cm); Daun
= jumlah daun; PTT = padatan total terlarut (0brix).

Tabel 4. Koefisien Korelasi Genetik (rG) dan Fenotipik (rP) Komponen Hasil terhadap Bobot dari 20 Genotipe Semangka
Karakter Koefisien Korelasi
rG rP
Jarak buah pertama (cm) 0.752** 0.474**
Jarak buah yang di panen (cm) 0.773** 0.489
Panjang batang tanaman (cm) 1.067 0.705**
Jumlah ruas tanaman 1.413 0.509
Jumlah cabang tanaman ~ 0.187
Panjang ruas rata-rata (cm) 0.892** 0.609**
Jumlah daun 0.783** 0.259
Keterangan : * = berbeda nyata (5%), ** = berbeda sangat nyata (1%), ~ = nilai tidak terdefinisikan

r = 0.752**
G
Jarak Buah
Pertama
0.101

r = 1.413 r = 0.892**
G -0.029 G

Jumlah Ruas Bobot -0.052 Panjang -0.023


Ruas Rata-
Buah
r = 1.067 0.156 r rata
G Semangka G = 0.773**
-0.016
Panjang Batang -0.015
Tanaman Jarak Buah
yang Dipanen

-0.092

Jumlah Daun
-0.041
r = 0.783**
G

Keterangan : rG = nilai koefisien korelasi genetik; ** = tingkat signifikansi 1%


Garis yang berpanah menunjukkan koefisien lintas

Gambar 1. Diagram Lintas Komponen Hasil terhadap Hasil (Bobot Buah) Semangka
Tabel 5. Koefisien Lintasan yang Menunjukkan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung pada Bobot Buah per Tanaman Melalui Berbagai Karakter Lain dari 20 Genotipe Semangka

Karakter Pengaru Pengaruh tidak langsung melalui karakter Pengaruh


yang h total
PjgBua Diameter TblDng Biji Jarak1 JrkPane PjgBtg Jmlruas PjgRua Daun PTT
dibakukan langsun
h n s
g
PjgBuah 0.176 - 0.112 0.121 0.083 0.051 0.055 0.077 0.055 0.064 0.051 -0.016 0.829
Diameter 0.696 0.445 - 0.683 0.383 0.168 0.200 0.338 0.232 0.319 0.180 -0.195 3.450
TblDng 0.036 0.025 0.035 - 0.019 0.008 0.010 0.017 0.011 0.017 0.009 -0.008 0.179
Biji -0.004 -0.002 -0.002 -0.002 - -0.002 -0.002 -0.002 -0.001 -0.001 -0.001 0.002 -0.016
Jarak1 0.101 0.029 0.024 0.023 0.044 - 0.096 0.067 0.045 0.045 0.045 -0.045 0.475
JrkPanen -0.016 -0.005 -0.005 -0.005 -0.007 -0.015 - -0.011 -0.007 -0.008 -0.007 0.007 -0.078
PjgBtg 0.156 0.068 0.076 0.073 0.063 0.103 0.105 - 0.132 0.091 0.071 -0.044 0.893
JmlRuas -0.029 -0.009 -0.010 -0.009 -0.009 -0.013 -0.013 -0.025 - -0.003 -0.013 0.004 -0.129
PjgRuas -0.052 -0.019 -0.024 -0.025 -0.011 -0.023 -0.025 -0.030 -0.006 - -0.010 0.013 -0.213
Daun -0.092 -0.027 -0.024 -0.022 -0.031 -0.041 -0.043 -0.042 -0.041 -0.018 - 0.029 -0.351
PTT -0.078 0.007 0.022 0.018 0.043 0.035 0.033 0.022 0.010 0.020 0.024 - 0.156

Keterangan : umur = umur panen (HSP); bobot = bobot buah (g); Pjgbuah = panjang buah (cm); Diameter = diameter buah (cm); Lurik = Jumlah lurik buah; TblKlt = tebal kulit buah (cm); TblDng = tebal daging buah (cm);
Biji = jumlah biji; Jarak1 = jarak buah pertama (cm); JrkPanen = jarak buah yang dipanen (cm); PjgBtg = panjang batang tanaman (cm); JmlRuas = jumlah ruas tanaman; Cabang = jumlah cabang tanaman;
PjgRuas = panjang ruas rata-rata (cm); Daun = jumlah daun; PTT = padatan total terlarut (0brix).
Pengaruh sisa = 0.368

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy