0323 Sifat Material

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 75

SIFAT-SIFAT PADA MATERIAL

23 Maret 2021
• Proses manufaktur membutuhkan bahan / material yang sifatnya sesuai dengan
tuntutan pemakaiannya dengan biaya murah, cara/proses mudah, dan dapat
memilih dengan benar material untuk aplikasi yang tepat (the right material for the
right application)maka

1. Komposisi
Pemilihan
2. Struktur mikro SIFAT MATERIAL
yang tepat
3. Proses yang tepat

Strength, Toughness, Formability, Weldability, Anti Corrosion,


Melting Point, etc.
Ada 4 sifat material (Materials Properties)

• Sifat mekanik (mechanical properties)

• Sifat fisik (physical properties)

• Sifat kimia (chemical properties)

• Sifat teknologi (technological properties)


SIFAT FISIK (PHYSICAL PROPERTIES)
• Physical property – a characteristic of a substance that
can be observed or measured without changing the
composition of the substance.

Physical Properties
• Shape
• Melting point, boiling point, density, strength,
hardness, conductivity, electrical, magnet etc.
Physical properties of Iron (Fe)
1811 K
Melting point
(1538 °C, 2800 °F)
3134 K
Boiling point
(2861 °C, 5182 °F)
Heat of fusion 13.81 kJ·mol−1
Heat of vaporization 340 kJ·mol−1
Heat capacity (25 °C) 25.10 J·mol−1·K−1

Physical properties of Gold (Au)


1337.33 K
Melting point
(1064.18 °C, 1947.52 °F)
3129 K
Boiling point
(2856 °C, 5173 °F)
Heat of fusion 12.55 kJ·mol−1
Heat of vaporization 324 kJ·mol−1
Heat
5 capacity (25 °C) 25.418 J·mol−1·K−1
Density of several metals

Metals Density (g/cm3) Metals Density (g/cm3)


Aluminum 2,712 Platinum 21,400
Cobalt 8,746 Plutonium 19,816
Copper 8,930 Silver 10,490
Gold 19,320 Tin 7,280
Iron 7,850 Titanium 4,500
Lead 11,340 Tungsten 19,600
Magnesium 1,738 Uranium 18,900
Mercury 13,593 Vanadium 5,494
Molybdenum 10,188 Zinc 7,135
Nickel 8,800
6
THERMAL PROPERTIES

• Thermal property - the response of a material to the application of heat.

1. Heat capacity indicates a material’s ability to absorb heat from the


external surroundings
2. Thermal expansion is The change in length with temperature
Polymers > Metals > Ceramics
3. Thermal conductivity is the transport of thermal energy from high- to
low-temperature regions of a material
Pure metals have larger thermal conductivity than polymer and
ceramis
ELECTRICAL PROPERTIES
• Electrical conductivity is used to specify the electrical character of a material.
• classifying solid materials according to the ease with which they conduct
an electric current : Conductor, Insulator and semiconductor
SIFAT KIMIA (CHEMICAL PROPERTIES)
• Chemical property – the way a substance reacts with
others to form new substances with different properties.
• Involve the reactivity of elements or compounds
• Flammable
• Able to rust or oxidize
• Chemical changes are changes in composition

• Reactivity – the ability of a substance to combine chemically with


another substance.
• A chemical change is a type of change that also changes the identity
of a substance due to breakage and formation of new chemical
bonds.
• This can be seen here, where two substances, A and B, form and
break bonds with each other and two other substances, shown as C
and D.
CORROSION
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena terjadinya
reaksi kimia antara logam dengan zat-zat di lingkungannya
membentuk senyawa yang tak dikehendaki.

Proses Elektrokimia :
Oksidasi - Reduksi
SIFAT TEKNOLOGI
(TECHNOLOGICAL PROPERTIES)

• Technological property - the suitability of a material for a


particular manufacturing process.

• Bahan atau logam biasanya diproses menjadi barang setengah


jadi maupun produk akhir melalui satu atau gabungan dari beberapa
proses seperti pengecoran, rolling, proses las, maupun proses pengerjaan
panas lainnya. Sifat yang menunjukkan kemudahan bahan dapat
dikerjakan dengan proses-proses tersebut dikatakan sebagai sifat
teknologi.
1.Sifat mampu cor
adalah sifat yang ditunjukkan suatu bahan sehingga dapat
dikerjakan dengan proses cor. Contoh bahan besi cor, aluminium, dan
semuanya ini memiliki sifat mampu cor yang baik.

Sifat mampu cor dipengaruhi oleh:


 Proses pembekuan,
 Aliran logam cair ke dalam cetakan,
 Proses perpindahan panas pada waktu
terjadi pembekuan dan
 Proses pendinginan dan jenis material
cetakan yang digunakan.
2. Sifat Mampu Las
adalah sifat yang ditunjukkan oleh suatu bahan sehingga bisa
dikerjakan dengan proses las. Contoh bahan baja, aluminium, tembaga,
stainless steel.
Sifat mampu las lebih ditekankan pada sifat yang
dihasilkan akibat pengelasan.
Seperti: homogenitas antara daerah las-an
dengan daerah fusi, maupun logam induknya.

Dalam hal ini, diinginkan sifat yang baik pada


daerah sekitar las-an, struktur sesuai dengan yang
diharapkan dan keseragaman distribusi unsur
pemadu.
3. Sifat Mampu Bentuk
• adalah sifat yang ditunjukkan suatu bahan sehingga mampu
dibentuk tanpa mengalami kerusakan bahan. Contoh bahan baja,
aluminium, tembaga, timah, kuningan. Semua ini merupakan bahan
yang memiliki sifat mampu bentuk yang baik.

Kapasitas deformasi plastik dari


bahan logam dibatasi sampai
batas mengalami fraktur (patah).
4. Sifat Mampu Mesin
• adalah sifat bahan yang dikaitkan dengan kemampuan dibentuk
melalui proses pemesinan (pembubutan, milling, bor,
penggerindaan dan lain-lain).

Mampu mesin dipengaruhi oleh:


 Komposisi,
 Sifat mekanis,
 Proses perlakuan panas,
 Proses pengerjaan.
SIFAT MEKANIK PADA LOGAM

** Kemampuan suatu logam untuk menahan beban yang diberikan.


Pembebanan yang diberikan dapat berupa pembebanan statis (besar dan
arahnya tetap), ataupun pembebanan dinamis (besar dan arahnya
berubah).

** Sifat mekanik  dilakukan suatu pengujian


SIFAT MEKANIK PADA LOGAM
• Kekuatan (strength)  Kemampuan material untuk menahan tegangan tanpa kerusakan atau
Ukuran kekuatan bahan adalah tegangan maksimumnya, atau gaya terbesar persatuan luas yang
dapat ditahan bahan tanpa patah. Untuk mengetahui kekuatan suatu material dapat dilakukan
dengan pengujian tarik, tekan, atau geser.

• Kekerasan (hardness)  Suatu bahan untuk menahan pembebanan yang dapat berupa goresan
atau penekanan. Untuk mengetahui kekerasan suatu material digunakan uji Brinell.

• Kekakuan (stiffness)  Kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk atau
deformasi setelah diberi beban.

• Ketangguhan (Toughness)  Sifat yang menyatakan kemampuan bahan dalam menyerap energi
yang diberikan sampai patah.
s
E ngineering smaller toughness (ceramics)
tensile stress larger toughness
(metals, PMCs)

smaller toughness-
unreinforced
polymers

𝝐
Engineering tensile strain

For a material to be tough it must display


both strength & ductility!
SIFAT MEKANIK PADA LOGAM
• Kelenturan (Elasticity)  Kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan, atau dengan kata lain
kemampuan material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah mengalami deformasi
(perubahan bentuk).

• Plastisitas (Plasticity)  Kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan


bentuk secara permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang mempunyai plastisitas tinggi
dikatakan sebagai material yang ulet (ductile), sedangkan material yang mempunyai plastisitas
rendah dikatakan sebagai material yang getas (brittle).

• Melar (Creep)  Kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik bila
pembebanan yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama pada suhu yang tinggi.
Elastic deformation
Reversible:
(For small strains)
Stress removed  material returns to original size
Plastic deformation
Irreversible:
Stress removed  material does not return to
original dimensions.
Elastic deformation

Gives Hooke's law for Tensile Stress

s = E
E = Young's modulus or modulus of
elasticity (same units as s, N/m2 or Pa)
The diagram shown below illustrates the comparison of some
selected metals
SIFAT MEKANIK PADA LOGAM
• Kelelahan (fatique)  Kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila
menerima beban bolak-balik (dynamic load) yang besarnya masih jauh di
bawah batas kekakuan elastiknya.
• Keuletan (ductility)  Merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan
derajat deformasi plastis yang terjadi sebelum suatu bahan putus atau gagal
pada uji tarik. Bahan disebut ulet (ductile) bila regangan plastis yang terjadi
sebelum putus lebih dari 5%, bila kurang dari itu suatu bahan disebut getas
(brittle). Bahan yang memiliki sifat ini antara lain besi lunak, tembaga,
aluminium, nikel, dll.
• Kegetasan (brittleness)  Suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan
dengan keuletan. Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu
material dengan sedikit terjadinya perubahan bentuk (deformasi). Contoh
bahan yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.
UJI TARIK (TENSION TEST)
• Uji Tarik : salah satu metode penting yang digunakan untuk mengetahui sifat
mekanik material. Misalnya kekuatan, keuletan, ketangguhan, modulus
elastis.

Spesifikasi Spesimen :
Original gage length, lo = 50 mm
Cross sectional area, Ao (diameter)
= 12.5 mm
Standard Spesimen Uji Tarik

Schematic illustration of how a tensile


load produces an elongation and
positive linear strain.
Berdasarkan tipe dari beban yang diberikan, mesin ujin Tarik dibagi menjadi
dua macam yaitu :
1 – Screw Driven Testing Machine:
Selama pengujian, laju elongasi (elongation rate) dijaga konstan.
2 – Hydraulic Testing Machine:
Selama pengujian, laju beban (loading rate) yang diberikan adalah konstan.
Laju beban ini dapat diatur berdasarkan waktu patah.
TEGANGAN-REGANGAN
• Engineering stress
𝑃
𝜎=
𝐴0
P = besar beban yang diberikan (N or Lbf)
A0 = luas permukaan sebelum beban diberikan
beban (m2)
• Engineering strain
𝑙𝑖 − 𝑙𝑜
𝜖=
𝑙𝑜
li = panjang spesimen setelah beban diberikan
l0 = panjang specimen mula-mula
• Hubungan stress-strain
Hukum Hooke  𝜎 = 𝐸 𝜖
E = Modulus Elastisitas
The greater the modulus,
the stiffer the material
• Tegangan tarik maksimum (UTS)
Parameter yang diperoleh : Besar tegangan maksimum yang
didapatkan dalam uji tarik.
• Tegangan Luluh (Yield Stress)
If stress maintained specimen will break Tegangan yang menghasilkan
regangan permanen sebesar 0.002.
Regangan ini disebut offset-strain.
Fracture • Kekuatan patah (breaking strength)
Strength Besar tegangan di mana bahan yang
diuji putus atau patah.
• True stress
𝑃
𝜎=
𝐴
A = luas permukaan ketika deformasi
“Necking” terbentuk (m2)
• True strain
Tensile strength = max. stress 𝑙𝑖
𝜖 = 𝑙𝑛
(~ 100 - 1000 MPa) 𝑙𝑜
li = panjang spesimen setelah beban
diberikan
l0 = panjang specimen mula-mula
TENSILE PROPERTIES: YIELDING

For a low-carbon steel, the stress vs. strain curve includes both an upper
and lower yield point.
The yield strength is defined in this case as the average stress at the
lower yield point.
Ductility — %EL and %RA

• Percent elongation (%EL): L L


%EL  f o x10 0%
plastic tensile strain at failure L
o
s
smaller %EL
Engineering (brittle if %EL<5%)
tensile stress,
larger %EL
(ductile if
%EL>5%)

Engineering tensile strain,

• Percent reduction in area: A A


%RA  o f x10 0%
A
o
UJI TEKAN (COMPRESSION TEST)
• Prinsip : Sama dengan uji Tarik tetapi beban yang diberikan ditekan.
• Bahan yang digunakan bisa berupa logam, polimer, dan bahan
bangunan seperti beton dan batu-bata.

Stress-strain diagram for ductile materials

Schematic illustration of how


a compressive load produces
contractionand a negative
linear strain.
UJI KEKERASAN (HARDNESS TEST)
• Pengujian kekerasan  metode penekanan.

Penekan kecil (identor) ditekankan pada permukaan bahan yang akan diuji dengan
penekanan tertentu. Kedalaman atau hasil penekanan merupakan fungsi dari nilai kekerasan,
makin lunak suatu bahan makin luas dan makin dalam akibat penekanan tersebut, dan makin
rendah nilai kekerasannya.

• Mengapa pengujian Hardness?

Dalam produksi dan perakitan, hardness material atau komponen kebanyakan diuji dengan 2
alasan, yaitu untuk :

* Menentukan karakteristik material baru

Pengujian kekerasan  untuk mengetahui nilai kekerasan bahan dan juga sifat mekanik
lainnya seperti kekuatan.

** Menjamin kualitas cara memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditetapkan.


UJI KEKERASAN (HARDNESS TEST)
• Brinell Test
Indenter : Bola baja keras (d = 10 mm)
Load : 500 – 3000 kg (umumnya 3000 kg)
Materials : material lunak  baja lunak atau
bahan logam yang lunak
• Vickers Test

Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan


kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor
intan yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid.
Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian
rockwell dan brinel yaitu antara 1 sampai 1000 gram.

• Knoop hardness testing

Pengujian yang cocok untuk pengujian material yang nilai kekerasannya


rendah. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur material yang getas
seperti keramik.
• Rockwell test
Indenter : bola baja kecil (a small steel
sphere) atau intan kerucut (diamond cone)
Load : 10 – 150 kg
Nilai kekerasan berdasarkan kedalam
penekannya (penetration)
PEMBEBANAN
LIHAT BUKU CALLISTER BAB PENGUJIAN TARIK

Computation of Load to Produce Specified Diameter Change


• A tensile stress is to be applied along the long axis of a cylindrical brass rod
that has a diameter of 10 mm (0.4 in.). Determine the magnitude of the load
required to produce a 2.5 x 10-3-mm (10-4-in.) change in diameter if the
deformation is entirely elastic.
• Poisson’s Ratio
Nilai regangan lateral dan axial.
LIHAT BUKU CALLISTER BAB PENGUJIAN TARIK

• Mechanical Property Determinations from Stress–Strain Plot

From the tensile stress–strain behavior for the brass specimen shown in Figure, determine
the following:

(a) The modulus of elasticity

(b) The yield strength at a strain offset of 0.002

(c) The maximum load that can be sustained by a cylindrical specimen having an
original diameter of 12.8 mm (0.505 in.)

(d) The change in length of a specimen originally 250 mm (10 in.) long that is subjected
to a tensile stress of 345 MPa (50,000 psi)
345 MPa

250 MPa

150 MPa

0.0016

0.06
• Engineering stress
𝑃
𝜎=
𝐴0
• Engineering strain
𝑙𝑖 − 𝑙0 ∆𝑙
𝜖= =
𝑙0 𝑙0

Mpa (SI)
1 MPa = 106 N/m2
UJI IMPAK (IMPACT TEST)
Impact test
suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan
suatu specimen bila diberikan beban secara tiba-tiba melalui
tumbukan.

Untuk mengetahui sifat material:


1. Terhadap adanya notch (takikan).
2. Terhadap adanya beban tiba-tiba.
3. Perubahan sifat ulet ke getas (ductile to
brittle transition temperature-DBTT)
Kurva transisi brittle to ductile
PRINSIP PENGUJIAN IMPAK
• Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energy yang diberikan
oleh beban(pendulum) dan menghitung energy yang diserap oleh
specimen.

• Nilai Harga Impak pada suatu spesimen adalah energi yang diserap
tiap satuan luas penampang lintang spesimen uji.

• Material yang mempunyai nilai impak tinggi  nilai kekuatan, ulet


(ductile), dan ketangguhan (toughness) tinggi.
METODE IZOOD
• Banyak digunakan di Eropa terutama Inggris
• Specimen berada pada posisi vertical pada tumpuan dengan salah satu ujung-
nya dicekam dengan arah takikan pada arah gaya tumbukan. Tumbukan pada
specimen dilakukan tidak tepat pada pusat takikan melainkan pada posisi agak
diatas dari takikan.
• Kelebihan :
* Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam
* Dapat menggunakan spesimen dengan ukuran yang lebih besar
* Spesimen tidak mudah bergeser karena dicekam pada salah satu ujungnya
• Kekurangan :
** Biaya pengujian yang lebih mahal
** Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil yang
diperoleh kurang baik
** Waktu yang digunakan cukup banyak
METODE CHARPY
• Banyak digunakan di Amerika Serikat
• Spesimen dipasang secara horizontal dengan kedua ujungnya berada
pada tumpuan, sedangkan takikan pada specimen diletakkan di tengah-
tengah dengan arah pembebanan tepat diatas takikan.
• Kelebihan :
* Menghasilkan tegangan uniform di sepanjang penampang
* Harga alat lebih murah
* Waktu pengujian lebih singkat
• Kekurangan :
** Hanya dapat dipasang pada posisi horizontal
** Spesimen dapat bergeser dari tumpuannya karena tidak dicekam
** Pengujian hanya dapat dilakukan pada spesimen yang kecil
Kerusakan kapal Liberty
Kapal mengalami patah lambung saat berlayar pada di North Altlantic, dimana
suhu air sangat dingin.
Kondisi kejadian :
• Pada suhu rendah, seperti di North
Atlantic menyebabkan baja menjadi
brittle.
• Kapal pertama diproduksi dengan
teknik las.
• Terjadi Fracture

Kesimpulannya
 Suhu rendah material menjadi brittle.
 Teknik penyambungan las banyak cacat dan brittle pada suhu rendah
FAILURE
• Why study failure ?
Design of a component or structure : Minimize failure possibility

It can be accomplished by understanding the mechanics of failure


modes and applying appropriate design principle.

• Failure causes :
1. Improper material selection
2. Inadequate design
3. Processing

Regular inspection, repair and replacement critical to safe design


• There are two types of failure :

1. FRACTURE  BRITTLE AND DUCTILE

2. BUCKLING

(a) necking and fracture of ductile


materials
(b) buckling of ductile materials under
a compressive load
(c) fracture of brittle materials in
compression
FUNDAMENTALS OF FRACTURE
• Fracture (Perpatahan) : pemisahan material (patah) ke dalam dua atau
lebih bagian karena tegangan statis (besarnya tetap dan perubahan
terhadap waktu sangat lambat), pada temperature dibawah titik lelehnya.

• Tahapan perpatahan : - Pembentukan retak (crack formation)

- Perambatan retak (crack propagation)

• Klasifikasi perpatahan ada 2 (berdasarkan kemampuan material ketika


terjadi deformasi plastic sebelum patah) : Ulet (Ductile) dan Getas (Brittle)

Fracture that occurs over a very short time period and under simple loading
conditions (static i.e. constant or slowly changing) is considered here
• Ductile fracture (Patah Ulet)
 Plastic deformasi sangat besar (extensive plastic deformation)
 Retak  stabil : melawan perambatan kecuali tegangan
ditingkatkan
• Brittle fracture (Patah Getas)
 Plastic deformasi sangat kecil (little plastic deformation)
 Retak  tidak stabil : perambatan sangat cepat tanpa
peningkatan tegangan

Ductile fracture is preferred in most applications


Cold metals
DUCTILE VS BRITTLE FRACTURE
• Ductile materials - extensive plastic deformation and energy
absorption (“toughness”) before fracture
• Brittle materials - little plastic deformation and low energy absorption
before fracture

Ductile  regangan
plastis yang terjadi
sebelum putus lebih
dari 5%.

Brittle  regangan
plastis
< 5%
a) Highly ductile, soft metals (e.g. Pb,
Au) at room temperature, other
metals, polymers, glasses at high
temperature.

b) Moderately ductile fracture after


some necking, typical for ductile
metals (many metal alloys),

c) Brittle fracture, cold metals, ceramics.


DUCTILE FRACTURE
a) Initial Necking
b) Formation of microvoids
c) Coalescence of microvoids
to form a crack
d) Crack propagation by
shear deformation
e) Fracture
DUCTILE FRACTURE
Scanning electron fractograph showing
(a) spherical dimples characteristic of ductile fracture
resulting from uniaxial tensile loads. 3300 X.
(b) parabolic-shaped dimples characteristic of ductile
fracture resulting from shear loading. 5000 X.

(Cup-and-cone fracture
in Aluminium)
BRITTLE FRACTURE
 No appreciable plastic deformation

 Crack propagation is very fast

 Crack propagates nearly perpendicular to


the direction of the applied stress
Brittle fracture in mild steel
 Relatively flat fracture surfaces
(a) Photograph showing V-
shaped “chevron” markings
characteristic of brittle
fracture.

(b) Photograph of a brittle


fracture surface showing
radial fan-shaped ridges
Transgranular fracture: Fracture cracks pass through grains. Fracture surface
have faceted texture because of different orientation of cleavage planes in
grains.
Intergranular fracture: Fracture crack propagation is along grain boundaries
(grain boundaries are weakened or embrittled by impurities segregation etc.)
PIPE FAILURES

• Ductile Failure :
-- One piece
-- Large deformation
• Brittle Failure :
-- Many pieces
-- Small deformations
DUCTILE TO BRITTLE TRANSITION
• The ductile-to-brittle transition can be
measured by impact testing: the impact
energy needed for fracture drops
suddenly over a relatively narrow
temperature range – temperature of the
ductile-to-brittle transition

• Ductile to brittle transition is related to


the temperature dependence of the
measured impact energy absorption
Berikut adalah data berdasarkan uji impak dengan metode Charpy pada
paduan baja karbon-rendah (low-carbon steel alloy).

• Plot grafik energi impak versus temperature berdasarkan data yang telah
diberikan
• Tentukan temperature ductile-to-brittle transition dengan melihat rata-rata
energi impak maksimum dan minimum
• Tentukan temperature ductile-to-brittle transition ketika energy impak
sebesar 20J.
-2 10

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy