Makalah Korupsi Dan Penyelesaiannya
Makalah Korupsi Dan Penyelesaiannya
Makalah Korupsi Dan Penyelesaiannya
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat
parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek
korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah
kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis,
canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat.
Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana
tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan
berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di
Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak
hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana
korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah
menjadi suatu fenomena.
Penyelenggaraan negara yang bersih menjadi penting dan sangat diperlukan
untuk menghindari praktek-praktek korupsi yang tidak saja melibatkan pejabat
bersangkutan, tetapi juga oleh keluarga dan kroninya, yang apabila dibiarkan, maka
rakyat Indonesia akan berada dalam posisi yang sangat dirugikan. Menurut Nyoman
Serikat Putra Jaya menyebutkan bahwa tindak pidana korupsi tidak hanya
dilakukan oleh penyelenggara negara, antar penyelenggara negara, melainkan juga
penyelenggara negara dengan pihak lain, seperti keluarga, kroni dan para
pengusaha, sehingga merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, serta membahayakan eksistensi negara.
Tindak pidana korupsi merupakan perbuatan yang bukan saja dapat
merugikan keuangan negara akan tetapi juga dapat menimbulkan kerugian-
kerugian pada perekonomian rakyat. Di samping itu, mengingat materi hukum
pidana yang sarat dengan nilai-nilai kemanusian mengakibatkan hukum pidana
sering kali digambarkan sebagai pedang yang bermata dua. Satu sisi hukum pidana
bertujuan menegakkan nilai kemanusiaan, namun di sisi yang lain penegakan
3
hukum pidana justru memberikan sanksi kenestapaan bagi manusia yang
melanggarnya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
mempelajari korupsi yang di Indonesia dan bagaimana cara memberantasnya.
1.4. Manfaat
Makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca untuk lebih mengenal
pentingnya memahami tentang korupsi agar tidak terjerumus dan bagaimana tindak
pidana terhadap korupsi yang ada di Indonesia.
4
BAB II
DASAR TEORI
5
Disadari atau tidak, upaya untuk mendefinisikan korupsi hampir selalu terjebak ke
dalam dua jenis standar penilaian yang belum tentu akur satu sama lain, yaitu norma
hukum yang berlaku secara formal dan norma umum yang hidup di tengah-tengah
masyarakat. Ciri - ciri dari korupsi, yaitu:
6
• Secara melawan hukum melakukan perbuatan memper kaya diri sendiri
atau orang lain atau korporasi;
• Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada.
2. Suap Menyuap
7
tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan
hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya;
• Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi
putusan perkara. Diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau
yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada
hubungan dengan jabatannya;
• Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi
putusan perkara.
8
• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang dtugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar
yang khusus untuk pemeriksaan adminstrasi;
4. Pemerasan
9
5. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
6. Gratifikasi
10
BAB III
1. melawan hukum;
11
Pengertian “secara melawan hukum” dalam pasal tersebut adalah mencakup
perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun melawan hukum dalam arti
materiil, yaitu meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan
perundang-undangan, namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena
tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam
masyarakat, maka perbuatan tersebut dapat dipidana. Disamping itu kata “dapat
merugikan keuangan atau perekonomian negara” menunjukkan bahwa tindak
pidana korupsi merupakan delik formil, yaitu adanya tindak pidana korupsi cukup
dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan dengan
timbulnya akibat. Pasal 3 Undang Undang No. 31 tahun 1999 mengatur bahwa
setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda
paling sedikit Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Menurut pasal tersebut, unsur-unsur tindak
pidana korupsi adalah :
1. Tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi;
2. Menyalahgunakan kewenangan atau sarana yang ada padanya , karena
jabatan atau kedudukan;
12
menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan negara.
Pengertian perekonomian negara adalah kehidupan perekonomian yang
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ataupun
usaha masyarakat secara mandiri yang didasarkan pada kebijakan
pemerintah, baik ditingkat pusat maupun daerah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan memberikan manfaat,
kamakmuran dan kesejahteraan pada seluruh kehidupan rakyat.
Tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana (kejahatan) yang luar biasa atau
extraordinary crime mempunyai ciri-ciri khusus yaitu :
Tindak pidana korupsi yang banyak terjadi di Indonesia dikarenakan adanya faktor-
faktor yang menjadi penyebab yaitu :
2. Keserakahan dan etos kerja yang rendah. Saat ini pelaku korupsi bukan
saja dari kalangan tidak mampu, tetapi juga kalangan yang mampu di bidang
13
ekonomi. Karena keserakahan dan etos kerja yang rendah yang medorong
melakukan korupsi.
14
3. Menyusutnya pendapatan negara. Penerimaan negara didapat dari
pungutan bea dan penerimaan pajak. Pendapatan negara akan berkurang bila
tidak diselamatkan dari penyelundupan dan penyelewengan oleh oknum
pejabat pemerintah pada sektor penerimaan negara tersebut.
15
BAB IV
PENYELESAIAN PERMASALAHAN
Dalam rangka mencapai tujuan yang lebih efektif untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi, undang-undang menetapkan ancaman pidana
minimum khusus, pidana denda yang lebih tinggi dan ancaman pidana mati yang
merupakan pemberatan pidana. Undang-undang juga menetapkan pidana penjara
bagi pelaku tindak pidana korupsi yang tidak dapat membayar pidana tambahan
berupa uang pengganti kerugian negara. Undang-undang juga memperluas
pengertian pegawai negeri, yang antara lain meliputi orang yang menerima gaji atau
upah dari korporasi yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau
masyarakat. Arti dari fasilitas adalah perlakuan istimewa yang diberikan dalam
berbagai bentuk, misalnya bunga pinjaman yang tidak wajar, harga yang tidak
wajar, pemberian ijin yang eksklusif termasuk keringanan bea masuk atau pajak
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal baru lainnya adalah dalam hal terjadi tindak pidana korupsi yang sulit
pembuktiannya, maka dibentuk tim gabungan yang dikoordainasikan oleh Jaksa
Agung, sedang proses penyidikan dan penuntutan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan dalam rangka
meningkatkan efisiensi waktu penanganan tindak pidana korupsi dan sekaligus
perlindungan hak asasi tersangka dan terdakwa. Beberapa Lembaga atau komisi
16
dibentuk untuk memberantas tindak pidana korupsi, seperti lembaga ombudsman,
KPKPN dan KPK.
Alat bukti dalam tindak pidana korupsi sama seperti yang diatur dalam
KUHAP, namun ada penambahan dimana untuk alat bukti petunjuk dapat diperoleh
dari, pertama alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan,
diterima atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan
itu “Disimpan secara elektronik” misalnya data yang disimpan dalam mikro film
Compact Disk Read Only Memory (CD-ROM) atau Write Once Read Many
(WORM). Yang dimaksud dengan “alat optik atau yang serupa dengan itu” adalah
tidak terbatas pada data penghubung elektronik, surat elektronik, telegram, teleks
dan faksimili. Kedua, dokumen, yaitu setiap rekaman data atau informasi yang
17
dapat dilihat, dibaca dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa
bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apa pun selain
kertas maupun yang terekam secara elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar,
peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka atau perforasi yang memiliki angka.
Ketiga, petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan keterangan
terdakwa.
18
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Tindak pidana korupsi yang telah berkembang dan terjadi secara sistemik
dan meluas harus segera dilakukan penanggulangan secara tegas untuk
memberantasnya. Pelaku korupsi perlu dijatuhi sanksi yang berat (penjatuhan
hukuman mati bila perlu) disamping perampasan harta kekayaan yang didapat dari
tindak pidana korupsi. Kerjasama berbagai pihak harus ditingkatkan agar proses
penegakan hukum berjalan dengan tertib dan sesuai prosedur, sehingga pelaku
dijatuhi sanksi pidana yang setimpal (sehingga sanksi tersebut mempunyai efek
jera) dan pada akhirnya menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.
5.2. Saran
19
20