Pengaruh Penerapan Penurunan Nilai Aset Tetap Menurut Psak 48 Terhadap Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ayu Rahmaniar Pertiwi
Pengaruh Penerapan Penurunan Nilai Aset Tetap Menurut Psak 48 Terhadap Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ayu Rahmaniar Pertiwi
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Dalam menilai apakah laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan PSAK
48 (Revisi 2014) penulis melakukan penilaian terhadap kualitas laporan keuangan
perusahaan. Apabila terpenuhi dan dinyatakan bahwa suatu aset mengalami penurunan
nilai, maka haruslah sesuai dengan penurunan nilai aset yang diatur dalam PSAK 48
(Revisi 2014):
1) Nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, dan nilai tercatat aset
diturunkan sebesar nilai terpulihkannya.
2) Diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
3) Jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat.
4) Beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan dimasa depan untuk
mengalokasikan nilai tercatat aset revaluasian, setelah dikurangi dengan nilai
sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa manfaatnya.
PT. AMFG
PT Asahimas Flatt Glass Tbk mengindikasi adanya penurunan nilai pada aset
tetap dan mengungkapkan secara rinci dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan
sesuai dengan PSAK 48 (Revisi 2014) yaitu nilai tercatat > nilai terpulihkan dimana
pada tahun 2015 dan 2014 nilai tercatat neto aset tetap masing-masing sebesar Rp
1.822.896.000.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 1.530.836.000.000 Per 31
Desember 2015, jumlah harga perolehan dari aset tetap yang telah disusutkan penuh
tetapi masih digunakan adalah Rp 1.214.121.000.000 (2014: Rp 1.167.441.000.000).
Kondisi penurunan nilai ini timbul karena anggapan manajemen bahwa perlu adanya
penurunan nilai aset dikarenakan kondisi aset tetap yang sudah usang, rusak, atau
ketinggalan zaman.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi aset tetap selama tahun 2015,
perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai aset tetap sebesar Rp 6.882.000.000
(nilai ini dapat berdasarkan akumulasi karena pada tahun 2014 telah terdapat cadangan
penurunan nilai sebesar Rp 3.196.000.000) untuk mesin dan peralatan bahwa nilai
tercatatnya melebihi estimasi jumlah terpulihkannya yang disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan pada catatan 10.
Berdasarkan laporan laba rugi dan penghasilan komprehenshif lain perusahaan
tidak melaporkan penurunan nilai aset tetapnya sesuai dengan PSAK 48 paragraf 61
yang menyatakan bahwa rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi diakui dalam
laba rugi tetapi perusahaan mengungkapkannya dalam catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan untuk penyisihan penurunan nilai yang terjadi untuk mesin dan peralatan
sebesar Rp 3.686.000.000 pada tahun 2015, diakumulasikan ke dalam beban umum dan Fixed Asset,
administrasi oleh manajemen perusahaan. Fixed Asset
Sedangkan laporan posisi keuangan perusahaan tidak mengungkapkan adanya Decrease,
penurunan nilai aset tetap tapi mengungkapkan secara rinci dalam catatan atas laporan Financial
keuangan yang mempengaruhi nilia tercatat aset sehingga nilai aset tetap bersih pada Statement.
tahun 2015 dan 2014 menjadi sebesar Rp 1.822.896.000.000 dan pada tahun 2014
sebesar Rp 1.530.836.000.000
Berdasarkan informasi dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain _____228
dan laporan posisi keuangan bahwa penurunan nilai aset tetap memiliki pengaruh yang
negatif karena berdampak terhadap turunnya nilai aset perusahaan dalam laporan posisi
keuangan yang mengakibatkan turunya laba terhadap laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain. Serta mempengaruhi nilai tercatat aset tetap pada catatan atas
laporan keuangan perusahaan dimana harga perolehan aset tetap dikurangi dengan
akumulasi penyusutan dan dikurangi akumulasi penurunan nilai.
PT. KIAS
PT KIAS tidak mengungkapkan adanya indikasi mengenai penurunan nilai aset
tetap selain tanah, bangunan dan prasarana tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan
antara nilai tercatat dan nilai wajar. Untuk nilai tercatat neto aset tetap masing-masing
sebesar Rp 1.403.341.278.173 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 1.414.911.672.102
sedangkan untuk nilai wajar tanah, bangunan dan prasarana bangunan 2015 sebesar
1.416.292.192.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 845.722.521.499 yang disajikan
pada catatan 16.
Penilaian tersebut didasarkan pada transaksi nilai wajar saat ini, dimana
penilaian yang dilakukan oleh penilai independen didasarkan pada harga pasar aktif, dan
disesuaikan dengan sifat, lokasi, kondisi secara spesifik. Atas dasar penelaahan
manajemen, perusahaan hanya dapat melakukan cadangan kerugian penurunan nilai aset
tetap sebesar Rp 3.000.000. pada tahun 2014 yang mempengaruhi nilai total aset tetap
yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Atas dasar hal tersebut, manajemen
memberikan pendapatnya bahwa cadangan kerugian penurunan nilai aset tetap pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sudah memadai.
Berdasarkan laporan laba rugi komprehenshif bahwa perusahaan tidak
mengungkapkan adanya penurunan nilai untuk aset tetap yang sesuai dengan PSAK 48.
Namun perusahaan mengungkapkannya di catatan atas laporan keuangan dan hanya
mengakui penurunan nilai untuk aset yang tidak digunakan dalam operasi (catatan 11)
untuk tahun 2015 sebesar Rp 35.774.522.075.
Berdasarkan laporan posisi keuangan bahwa perusahaan mengakui adanya
cadangan kerugian penurunan nilai aset yang sudah ditelaah manajemen mempengaruhi
turunnya nilai suatu aset tetap, dimana tahun 2015 dan 2014 aset tetap menjadi sebesar
Rp 1.403.341.278.203 dan Rp 1.414.911.672.102.
PT. MYTX
PT Asia Pacific Investama Tbk mengakui adanya penurunan nilai aset dalam
laporan keuangan perusahan yang disajikan sesuai dengan PSAK 48. Berdasarkan hasil
penelaahan terhadap aset tetap manajemen berpendapat bahwa terdapat penurunan nilai
atas aset tetap pada tahun 2015 sebesar US$ 857.417 (jumlah penuh) ekuivalen
Rp 11.828.000.000 dan penyisihan penurunan ini telah memadai untuk menutupi
kerugian yang mungkin timbul dari penurunan nilai aset tersebut. Namun dikarenakan
pada periode sebelumnya perusahaan telah mencatat adanya cadangan penurunan nilai
aset sebesar Rp 68.422.000.000 maka nilai penurunan nilai pada akhir tahun 2015
adalah sebesar nilai awal ditambah dengan cadangan penurunan nilai pada tahun yang
bersangkutan (ditambah dengan selisih kurs, karena perusahaan mencatat asetnya dalam
Fixed Asset, mata uang asing dan harus ditranslasikan ke mata uang rupiah) yaitu sebesar
Fixed Asset Rp 87.275.000.000, tetapi hanya Rp 11.828.000.000 yang diungkapkan dalam laporan
Decrease, laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebagai kerugian penurunan nilai aset
Financial tetap.
Statement. Berdasarkan laporan laba rugi dan penghasilan komprehenshif lain PT. MYTX
mengakui adanya kerugian penurunan nilai aset pada tahun 2015 dan 2014 sebesar
Rp 12.370.000.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 65.386.000.000 dimana total laba
229_____ menjadi turun pada tahun 2015 dan 2014 sebesar Rp 263.871.000.000 dan
Rp 157.088.000.000 dan sudah ditelaah oleh manajemen mempengaruhi nilai total aset
yang di sajikan dalam posisi keuangan.
Berdasarkan laporan posisi keuangan perusahaan di atas PT. MYTX juga tidak
mengungkapkan penurunan nilai aset tetap tetapi mengungkapkan dicatatan atas laporan
keuangan sehingga aset tetap perusahaan pada tahun 2015 dan 2014 menjadi sebesar
Rp 1.153.797.000.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 1.234.318.000.000
Berdasarkan hasil dari laporan laba rugi komprehenshif dan laporan posisi
keuangan bisa dilihat bahwa penurunan nilai aset tetap memiliki pengaruh yang negatif
karena berdampak terhadap turunnya nilai aset perusahaan. Dalam laporan laba rugi
komprehenshif turunnya suatu aset akan berdampak negatif dikarenakan nilai dari suatu
aset tersebut menjadi turun dan kerugian penurunan nilai aset tetap dapat mengurangi
laba perusahaan, juga mempengaruhi nilai tercatat aset tetap yang diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan yang akan menjadi nilai tercatat bersih aset tetap yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan.
PT. RMBA
PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk. mengakui adanya indikasi penurunan
nilai aset tetap sesuai dengan PSAK 48 yaitu nilai tercatat melebihi nilai terpulihkan.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap kondisi aset, manajemen berpendapat bahwa
perusahaan memerlukan adanya pencadangan penurunan nilai aset sebesar
Rp 23.261.000.000 yang diakui dan dilaporakan perusahaan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain. Beban penurunan nilai aset tetap ini dicatat dalam akun
“Beban Pokok Penjualan” dan “Beban Umum dan Administrasi”. Sementara nilai
sebesar Rp 110.400.000.000 (hasil dari akumulasi atas penurunan nilai pada periode
sebelumnya Rp 87.200.000.000 ditambah dengan cadangan penurunan nilai sebesar
Rp 23.261.000 .000 dikurangi Rp 17.000.000) dan hanya diakui dalam catatan atas
laporan keuangan dan sebagai pengurang aset tetap dalam laporan posisi keuangan.
Berdasarkan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain perusahaan
tidak mengungkapkan kerugian penurunan nilai aset tetap yang sesuai dengan PSAK 48
paragraf 61 yang menyatakan bahwa rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi
diakui dalam laba rugi namun perusahaan mengungkapkan secara rinci dalam catatan
atas laporan keuangan. Namun pada tahun 2015 penurunan nilai aset sebesar
Rp. 23.261.000.000 di catat pada akun beban pokok penjualan dan penghapusan
penurunan nilai sebesar Rp 17.000.000 diungkapkan di laporan posisi keuangan dan
catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan laporan posisi keuangan perusahaan mengakui adanya penurunan
nilai yang sudah ditelaah manajemen mempengaruhi turunnya nilai suatu aset tetap pada
tahun 2015 dan 2014 aset tetap menjadi sebesar Rp 4.332.221.000.000 dan
Rp 3.768.657.000.000.
Berdasarkan informasi bahwa terjadinya penurunan nilai aset tetap sesuai
dengan PSAK 48 memiliki pengaruh yang negatif karena berdampak terhadap turunnya
nilai aset perusahaan. Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehenshif lain
turunnya suatu aset akan berdampak negatif dikarenakan kerugian penurunan nilai aset
tetap dapat mengurangi laba perusahaan
PT. MLBI
Fixed Asset,
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. mengungkapkan adanya penurunan nilai aset
Fixed Asset
tetap terkait dengan mesin dan peralatan sebesar Rp 734.000.000 yang diungkapkan
Decrease,
secara rinci dalam catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan hasil analisis
Financial
manajemem terhadap kondisi aset perusahaan pada akhir periode tahun 2015
Statement.
berkeyakinan bahwa nilai aset tetap yang dapat diperoleh kembali masih melebihi nilai
tercatat aset tetap, sehingga tidak perlu dibuat cadangan penurunan nilai aset untuk
pelaporan pada periode 2015.
Berdasarkan tabel di atas PT. MLBI tidak mengungkapkan adanya kerugian _____230
penurunan nilai aset sesuai dengan PSAK 48 dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain. Namun perusahaan mengungkapkan penurunan nilai aset dalam
catatan atas laporan keuangan dimana sebagai pengurang nilai tercatat aset yang akan
menjadi nilai tercatat bersih pada laporan posisi keuangan perusahaan.
Sedangkan laporan posisi keuangan perusahaan mengakui adanya penurunan
nilai yang sudah ditelaah manajemen mempengaruhi turunnya nilai suatu aset tetap pada
tahun 2015 dan 2014 aset tetap menjadi sebesar Rp 1.266.072.000.000 dan
Rp 1.315.305.000.000.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PT. MLBI melepaskan aset tetap
pada 2015 dan 2014 untuk aset tetap yang telah dilakukan penurunan nilai pada tahun-
tahun sebelumnya. Sedangkan penurunan nilai aset akan berdampak negatif terhadap
turunnya nilai aset dan laba perusahaan yang akan turun dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.
SIMPULAN