0% found this document useful (0 votes)
42 views

Pengaruh Penerapan Penurunan Nilai Aset Tetap Menurut Psak 48 Terhadap Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ayu Rahmaniar Pertiwi

The document discusses the impact of implementing fixed asset impairment according to PSAK 48 on the financial statements of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. It analyzes 5 sample companies and finds that most complied with PSAK 48 (2014 revision), though 1 company inappropriately reported a decreased fixed asset value. The analysis indicates fixed asset impairment has a negative impact, as some companies reported book values higher than expected returns and recognized impairment losses.

Uploaded by

m.fauzi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
42 views

Pengaruh Penerapan Penurunan Nilai Aset Tetap Menurut Psak 48 Terhadap Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ayu Rahmaniar Pertiwi

The document discusses the impact of implementing fixed asset impairment according to PSAK 48 on the financial statements of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. It analyzes 5 sample companies and finds that most complied with PSAK 48 (2014 revision), though 1 company inappropriately reported a decreased fixed asset value. The analysis indicates fixed asset impairment has a negative impact, as some companies reported book values higher than expected returns and recognized impairment losses.

Uploaded by

m.fauzi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

PENGARUH PENERAPAN PENURUNAN NILAI ASET TETAP Fixed Asset,

MENURUT PSAK 48 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA Fixed Asset


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Decrease,
INDONESIA Financial
Statement.
Ayu Rahmaniar Pertiwi, Sutarti dan David H M Hasibuan
Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Bogor, Indonesia 224
Email : lemlit@stiekesatuan.ac.id
Submitted:
JANUARI 2019
ABSTRACT
Accepted:
APRIL 2019
Fixed assets are tangible assets owned and used in production or providing
goods and/or services, for rent to other parties or for administrative purposes and are
forecasted to be made of service for more than a period of time and occasionally
decreased in value due to the unrecoverable amount of the expected return compared to
its booked value. Fixed assets decrease happens when the carrying amount/book value
is higher than the expected recoverable amount. Recoverable amount is the higher
value produced by the fair value when subtracted by selling cost and value in used. This
research is designated to investigate the application of accountancy on the decreasing
values of fixed assets on financial reports of manufacturing companies, whether they
are already in accordance with the PSAK 48 (2014 revision); and to determine the
effect of impairment of fixed asset value to the financial statements of manufacturing
companies. This study uses descriptive-qualitative analysis and purposive sampling in
the sample selection in which suitable for the applied criteria, and obtained 5 sample of
143 manufacturing companies. The data used are of secondary one obtained by
downloading from the Indonesian Stock Exchange site. The study shows that most
companies have complied to the PSAK 48 (2014 revision). Where of the 5 sample
companies, 1 of them found to have released an inappropriate decreased fixed asset
value in their notes of financial statements of 2015 and 2014. Based on the analysis, this
indicates that fixed asset decrease has a negative influence and it is proven by fixed
asset value presented in the financial statement and disclosed in the notes that its
booked value is higher than the expected return, and that there is fixed assets value
decrease acquired and recognized in the comprehensive income statements.

Keyword: Fixed Asset, Fixed Asset Decrease, Financial Statement.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan haruslah disajikan sesuai dengan PSAK, agar dapat


menggambarkan kinerja keuangan sebuah perusahaan secara menyeluruh, sehingga
dapat bermanfaat bagi para pengguna.
Salah satu kegiatan yang cukup menunjang dan memiliki peran penting dalam
laporan keuangan adalah aset khususnya aset tetap. Berdasarkan kondisi sebuah asset
maka akan dapat dinilai apakah sebuah asset masih layak pakai atau tidak. Aset tetap
yang sudah usang atau tidak layak pakai dan tidak tertata dengan baik yang disimpan JIAKES
Jurnal Ilmiah Akuntansi
oleh perusahaan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, sebab perusahaan Kesatuan
Vol. 7 No. 1, April 2019
dianggap tidak mampu mengelola aset tetap dan proses pengukuran terhadap penurunan pg. 224 - 231
STIE Kesatuan
nilai aset tetap tidak diperhitungkan dengan baik, seperti realisasi lebih kecil dari ISSN 2337 – 7852
Fixed Asset, anggaran perusahaan, banyak pencurian atau penyimpangan yang dilakukan oleh
Fixed Asset karyawan terhadap aset suatu perusahaan.
Decrease, Dalam usahanya untuk mengelola asset tetap, maka perusahaan dituntut untuk
Financial memiliki sistem informasi manajemen dan sistem pengendalian internal yang baik,
Statement. sehingga informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan akan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang belaku.
Berdasarkan PSAK 48 penurunan nilai aset, nilai aset yang dimiliki dan
225_____ dilaporkan dalam laporan keuangan diasumsikan tidak melebihi nilai aset yang dapat
dipulihkan melalui pemanfaatan dan penjualan aset tersebut. Nilai jual aset atau nilai
pemanfaatan aset yang lebih rendah dari nilai tecatat menunjukkan bahwa aset tersebut
nilainya telah turun, atau dalam kata lain aset tersebut mengalami penurunan daya untuk
menghasilkan aliran masuk ekonomi dimasa depan.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu adalah penelitian
terdahulu masih menggunakan PSAK 48 revisi 2009 sedangkan penulis menggunakan
PSAK 48 revisi terbaru yaitu revisi 2014 yang per efektif 1 januari 2015. Selain itu,
penulis lebih menekankan bagaimana pengaruh penerapan penurunan nilai aset tetap
terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Penurunan Nilai Aset


Menurut PSAK 48 (revisi 2014), pengertian Penurunan Nilai Aset adalah
”Penurunan Nilai Aset didefinisikan dalam PSAK 48 (revisi 2014) sebagai, jumlah yang
merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah
terpulihkan”. PSAK 48 merupakan standar akuntansi keuangan yang diadopsi dari IAS
No. 36 tentang Penurunan Nilai Aset atau Impairment of Assets.

Pengertian Aset Tetap


Definisi aset tetap berdasarkan PSAK no.16 (revisi 2014): “Aset tetap adalah
aset berwujud yang:
a) Dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyedia barang atau jasa,
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk bertujuan administratif;dan
b) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Pengertian Laporan Keuangan


Menurut Kartikahadi, Sinaga, Syamsul, Siregar (2012, 118) : “Laporan keuagan
merupakan wujud pertanggungjawaban manajemen atas penggunanan sumber daya
yang dipercaya kepada mereka dalam mengelola suatu entitas”.

METODE PENELITIAN

Untuk memudahkan dalam melakukan analisis, maka penelitian ini


menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana dilakukan dengan cara mempelajari
laporan keuangan perusahaan yaitu dengan menguraikan, mengkaji, dan menganalisis
data tentang aset tetap yang memiliki indikasi terjadinya penurunan nilai asset.
Selanjutnya dibandingkan dengan PSAK 48 bersama dengan teori yang ada sehingga
mampu memberikan informasi atas diterapkannya PSAK 48 agar dapat diketahui
pengaruh atas penurunan nilai aset yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Fixed Asset,
Fixed Asset
Pengaruh Penerapan Penurunan Nilai Aset Tetap terhadap Laporan Keuangan Decrease,
Perusahaan Financial
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka diketahui terdapat beberapa Statement..
perusahaan yang memiliki indikasi terjadinya penurunan nilai dimana perusahaan
tersebut menerapkan PSAK 48 (Revisi 2014) untuk aset tetap terkait.
PSAK 48 paragraf 8 menyatakan bahwa suatu aset mengalami penurunan nilai
jika jumlah tercatat (carrying amount) melebihi jumlah terpulihkan (recoverable _____226
amount). Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual (fair value less cost to sell) dan nilai pakai (value in use).
Sesuai dengan ketentuan PSAK 48 (Revisi 2014), pada setiap akhir periode
pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indkasi mengalami penurunan dengan
mempertimbangkan informasi dari sumber-sumber eksternal dan internal. Sumber
eksternal seperti teknologi, pasar, tingkat suku bunga, dan jumlah tercatat aset neto
entitas melebihi kapitalisasi pasarnya sedangkan sumber internal seperti bukti
keusangan atau kerusakan fisik aset, dan terdapat bukti dari pelaporan internal yang
mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.
Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan
aset tersebut. Namun jika sebaliknya, maka entitas tidak perlu mengestimasi jumlah
terpulihkan. Apabila jumlah tercatatnya lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, maka
selisih antara keduanya tersebut diakui sebagai rugi penurunan nilai dan nilai tercatat
aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan tersebut. Rugi penurunan nilai
dalam PSAK 48 paragraf 61 dikatakan bahwa rugi penurunan nilai segera diakui dalam
laba rugi. Akan tetapi, kerugian penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam
penghasilan komprehensif. Adapun ayat jurnal untuk rugi penurunan nilai aset yang
mengacu pada PSAK 48 ialah sebagai berikut:

Nama Akun Debit Kredit


Rugi penurunan nilai aset tetap XXX
Akumulasi penurunan nilai aset tetap XXX

Dalam menilai apakah laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan PSAK
48 (Revisi 2014) penulis melakukan penilaian terhadap kualitas laporan keuangan
perusahaan. Apabila terpenuhi dan dinyatakan bahwa suatu aset mengalami penurunan
nilai, maka haruslah sesuai dengan penurunan nilai aset yang diatur dalam PSAK 48
(Revisi 2014):
1) Nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, dan nilai tercatat aset
diturunkan sebesar nilai terpulihkannya.
2) Diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
3) Jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat.
4) Beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan dimasa depan untuk
mengalokasikan nilai tercatat aset revaluasian, setelah dikurangi dengan nilai
sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa manfaatnya.

Berdasarkan dari kriteria-kriteria sesuai PSAK 48 tersebut, maka hasil penelitian


terhadap laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Fixed Asset, Tabel 1
Fixed Asset Perusahaan yang Telah Mengakui Adanya Penurunan Nilai Terkait
Decrease, dengan Aset Tetap
Financial Diungkapkan
Statement. Nilai tercatat Diakui dalam Diakui dalam
Nama dalam catatan
aset > nilai laporan laba posisi
perusahaan atas laporan
terpulihkan rugi keuangan
keuangan
227_____ PT Asahimas
Flatt Glass, √ √ √ √
Tbk. (AMFG)
PT Keramik
Indonesia
X √ X √
Asosiasi, Tbk
(KIAS)
PT. Asia
Pacific
√ √ √ √
Investama,
Tbk. (MYTX)
PT. Bentoel
Internasional
√ √ √ √
Investama,
Tbk. (RMBA)
PT. Multi
Bintang
X √ X √
Indonesia, Tbk.
(MLBI)

PT. AMFG
PT Asahimas Flatt Glass Tbk mengindikasi adanya penurunan nilai pada aset
tetap dan mengungkapkan secara rinci dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan
sesuai dengan PSAK 48 (Revisi 2014) yaitu nilai tercatat > nilai terpulihkan dimana
pada tahun 2015 dan 2014 nilai tercatat neto aset tetap masing-masing sebesar Rp
1.822.896.000.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 1.530.836.000.000 Per 31
Desember 2015, jumlah harga perolehan dari aset tetap yang telah disusutkan penuh
tetapi masih digunakan adalah Rp 1.214.121.000.000 (2014: Rp 1.167.441.000.000).
Kondisi penurunan nilai ini timbul karena anggapan manajemen bahwa perlu adanya
penurunan nilai aset dikarenakan kondisi aset tetap yang sudah usang, rusak, atau
ketinggalan zaman.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi aset tetap selama tahun 2015,
perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai aset tetap sebesar Rp 6.882.000.000
(nilai ini dapat berdasarkan akumulasi karena pada tahun 2014 telah terdapat cadangan
penurunan nilai sebesar Rp 3.196.000.000) untuk mesin dan peralatan bahwa nilai
tercatatnya melebihi estimasi jumlah terpulihkannya yang disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan pada catatan 10.
Berdasarkan laporan laba rugi dan penghasilan komprehenshif lain perusahaan
tidak melaporkan penurunan nilai aset tetapnya sesuai dengan PSAK 48 paragraf 61
yang menyatakan bahwa rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi diakui dalam
laba rugi tetapi perusahaan mengungkapkannya dalam catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan untuk penyisihan penurunan nilai yang terjadi untuk mesin dan peralatan
sebesar Rp 3.686.000.000 pada tahun 2015, diakumulasikan ke dalam beban umum dan Fixed Asset,
administrasi oleh manajemen perusahaan. Fixed Asset
Sedangkan laporan posisi keuangan perusahaan tidak mengungkapkan adanya Decrease,
penurunan nilai aset tetap tapi mengungkapkan secara rinci dalam catatan atas laporan Financial
keuangan yang mempengaruhi nilia tercatat aset sehingga nilai aset tetap bersih pada Statement.
tahun 2015 dan 2014 menjadi sebesar Rp 1.822.896.000.000 dan pada tahun 2014
sebesar Rp 1.530.836.000.000
Berdasarkan informasi dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain _____228
dan laporan posisi keuangan bahwa penurunan nilai aset tetap memiliki pengaruh yang
negatif karena berdampak terhadap turunnya nilai aset perusahaan dalam laporan posisi
keuangan yang mengakibatkan turunya laba terhadap laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain. Serta mempengaruhi nilai tercatat aset tetap pada catatan atas
laporan keuangan perusahaan dimana harga perolehan aset tetap dikurangi dengan
akumulasi penyusutan dan dikurangi akumulasi penurunan nilai.

PT. KIAS
PT KIAS tidak mengungkapkan adanya indikasi mengenai penurunan nilai aset
tetap selain tanah, bangunan dan prasarana tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan
antara nilai tercatat dan nilai wajar. Untuk nilai tercatat neto aset tetap masing-masing
sebesar Rp 1.403.341.278.173 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 1.414.911.672.102
sedangkan untuk nilai wajar tanah, bangunan dan prasarana bangunan 2015 sebesar
1.416.292.192.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 845.722.521.499 yang disajikan
pada catatan 16.
Penilaian tersebut didasarkan pada transaksi nilai wajar saat ini, dimana
penilaian yang dilakukan oleh penilai independen didasarkan pada harga pasar aktif, dan
disesuaikan dengan sifat, lokasi, kondisi secara spesifik. Atas dasar penelaahan
manajemen, perusahaan hanya dapat melakukan cadangan kerugian penurunan nilai aset
tetap sebesar Rp 3.000.000. pada tahun 2014 yang mempengaruhi nilai total aset tetap
yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Atas dasar hal tersebut, manajemen
memberikan pendapatnya bahwa cadangan kerugian penurunan nilai aset tetap pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sudah memadai.
Berdasarkan laporan laba rugi komprehenshif bahwa perusahaan tidak
mengungkapkan adanya penurunan nilai untuk aset tetap yang sesuai dengan PSAK 48.
Namun perusahaan mengungkapkannya di catatan atas laporan keuangan dan hanya
mengakui penurunan nilai untuk aset yang tidak digunakan dalam operasi (catatan 11)
untuk tahun 2015 sebesar Rp 35.774.522.075.
Berdasarkan laporan posisi keuangan bahwa perusahaan mengakui adanya
cadangan kerugian penurunan nilai aset yang sudah ditelaah manajemen mempengaruhi
turunnya nilai suatu aset tetap, dimana tahun 2015 dan 2014 aset tetap menjadi sebesar
Rp 1.403.341.278.203 dan Rp 1.414.911.672.102.

PT. MYTX
PT Asia Pacific Investama Tbk mengakui adanya penurunan nilai aset dalam
laporan keuangan perusahan yang disajikan sesuai dengan PSAK 48. Berdasarkan hasil
penelaahan terhadap aset tetap manajemen berpendapat bahwa terdapat penurunan nilai
atas aset tetap pada tahun 2015 sebesar US$ 857.417 (jumlah penuh) ekuivalen
Rp 11.828.000.000 dan penyisihan penurunan ini telah memadai untuk menutupi
kerugian yang mungkin timbul dari penurunan nilai aset tersebut. Namun dikarenakan
pada periode sebelumnya perusahaan telah mencatat adanya cadangan penurunan nilai
aset sebesar Rp 68.422.000.000 maka nilai penurunan nilai pada akhir tahun 2015
adalah sebesar nilai awal ditambah dengan cadangan penurunan nilai pada tahun yang
bersangkutan (ditambah dengan selisih kurs, karena perusahaan mencatat asetnya dalam
Fixed Asset, mata uang asing dan harus ditranslasikan ke mata uang rupiah) yaitu sebesar
Fixed Asset Rp 87.275.000.000, tetapi hanya Rp 11.828.000.000 yang diungkapkan dalam laporan
Decrease, laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebagai kerugian penurunan nilai aset
Financial tetap.
Statement. Berdasarkan laporan laba rugi dan penghasilan komprehenshif lain PT. MYTX
mengakui adanya kerugian penurunan nilai aset pada tahun 2015 dan 2014 sebesar
Rp 12.370.000.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 65.386.000.000 dimana total laba
229_____ menjadi turun pada tahun 2015 dan 2014 sebesar Rp 263.871.000.000 dan
Rp 157.088.000.000 dan sudah ditelaah oleh manajemen mempengaruhi nilai total aset
yang di sajikan dalam posisi keuangan.
Berdasarkan laporan posisi keuangan perusahaan di atas PT. MYTX juga tidak
mengungkapkan penurunan nilai aset tetap tetapi mengungkapkan dicatatan atas laporan
keuangan sehingga aset tetap perusahaan pada tahun 2015 dan 2014 menjadi sebesar
Rp 1.153.797.000.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp 1.234.318.000.000
Berdasarkan hasil dari laporan laba rugi komprehenshif dan laporan posisi
keuangan bisa dilihat bahwa penurunan nilai aset tetap memiliki pengaruh yang negatif
karena berdampak terhadap turunnya nilai aset perusahaan. Dalam laporan laba rugi
komprehenshif turunnya suatu aset akan berdampak negatif dikarenakan nilai dari suatu
aset tersebut menjadi turun dan kerugian penurunan nilai aset tetap dapat mengurangi
laba perusahaan, juga mempengaruhi nilai tercatat aset tetap yang diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan yang akan menjadi nilai tercatat bersih aset tetap yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan.

PT. RMBA
PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk. mengakui adanya indikasi penurunan
nilai aset tetap sesuai dengan PSAK 48 yaitu nilai tercatat melebihi nilai terpulihkan.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap kondisi aset, manajemen berpendapat bahwa
perusahaan memerlukan adanya pencadangan penurunan nilai aset sebesar
Rp 23.261.000.000 yang diakui dan dilaporakan perusahaan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain. Beban penurunan nilai aset tetap ini dicatat dalam akun
“Beban Pokok Penjualan” dan “Beban Umum dan Administrasi”. Sementara nilai
sebesar Rp 110.400.000.000 (hasil dari akumulasi atas penurunan nilai pada periode
sebelumnya Rp 87.200.000.000 ditambah dengan cadangan penurunan nilai sebesar
Rp 23.261.000 .000 dikurangi Rp 17.000.000) dan hanya diakui dalam catatan atas
laporan keuangan dan sebagai pengurang aset tetap dalam laporan posisi keuangan.
Berdasarkan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain perusahaan
tidak mengungkapkan kerugian penurunan nilai aset tetap yang sesuai dengan PSAK 48
paragraf 61 yang menyatakan bahwa rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi
diakui dalam laba rugi namun perusahaan mengungkapkan secara rinci dalam catatan
atas laporan keuangan. Namun pada tahun 2015 penurunan nilai aset sebesar
Rp. 23.261.000.000 di catat pada akun beban pokok penjualan dan penghapusan
penurunan nilai sebesar Rp 17.000.000 diungkapkan di laporan posisi keuangan dan
catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan laporan posisi keuangan perusahaan mengakui adanya penurunan
nilai yang sudah ditelaah manajemen mempengaruhi turunnya nilai suatu aset tetap pada
tahun 2015 dan 2014 aset tetap menjadi sebesar Rp 4.332.221.000.000 dan
Rp 3.768.657.000.000.
Berdasarkan informasi bahwa terjadinya penurunan nilai aset tetap sesuai
dengan PSAK 48 memiliki pengaruh yang negatif karena berdampak terhadap turunnya
nilai aset perusahaan. Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehenshif lain
turunnya suatu aset akan berdampak negatif dikarenakan kerugian penurunan nilai aset
tetap dapat mengurangi laba perusahaan
PT. MLBI
Fixed Asset,
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. mengungkapkan adanya penurunan nilai aset
Fixed Asset
tetap terkait dengan mesin dan peralatan sebesar Rp 734.000.000 yang diungkapkan
Decrease,
secara rinci dalam catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan hasil analisis
Financial
manajemem terhadap kondisi aset perusahaan pada akhir periode tahun 2015
Statement.
berkeyakinan bahwa nilai aset tetap yang dapat diperoleh kembali masih melebihi nilai
tercatat aset tetap, sehingga tidak perlu dibuat cadangan penurunan nilai aset untuk
pelaporan pada periode 2015.
Berdasarkan tabel di atas PT. MLBI tidak mengungkapkan adanya kerugian _____230
penurunan nilai aset sesuai dengan PSAK 48 dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain. Namun perusahaan mengungkapkan penurunan nilai aset dalam
catatan atas laporan keuangan dimana sebagai pengurang nilai tercatat aset yang akan
menjadi nilai tercatat bersih pada laporan posisi keuangan perusahaan.
Sedangkan laporan posisi keuangan perusahaan mengakui adanya penurunan
nilai yang sudah ditelaah manajemen mempengaruhi turunnya nilai suatu aset tetap pada
tahun 2015 dan 2014 aset tetap menjadi sebesar Rp 1.266.072.000.000 dan
Rp 1.315.305.000.000.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PT. MLBI melepaskan aset tetap
pada 2015 dan 2014 untuk aset tetap yang telah dilakukan penurunan nilai pada tahun-
tahun sebelumnya. Sedangkan penurunan nilai aset akan berdampak negatif terhadap
turunnya nilai aset dan laba perusahaan yang akan turun dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.

SIMPULAN

Beberapa simpulan yang dapat diungkapkan, yaitu :


1. Aset tetap berupa tanah, bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan, dan
kendaraan telah sesuai dengan PSAK 16 dalam hal penyajiannya yaitu
seluruhnya telah menyajikan aset tetap sebesar nilai tercatat dibawah pos aset
lancar tetapi masih memiliki kekurangan dalam hal pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan yaitu rincian aset tetap yang masih dijelaskan kurang lengkap
seperti penambahan dan pelepasan aset dimana dalam catatan atas laporan
keuangan perusahaan menggungkapkan kerugian atas penjualan aset tetap tetapi
tidak di ketahui berapa harga perolehan dan akumulasi untuk penjualan aset
tersebut. Sedangkan dalam hal penyajian setelah pengakuan awal, seluruhnya
telah sesuai yaitu dengan menyatakan model yang di pilih yaitu model biaya.
2. Terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai yang sesuai dengan PSAK 48 untuk
aset tetap terkait. Dari 5 sampel perusahaan yang dijadikan objek penelitian
hanya terdapat 4 perusahaan yang telah menyajikan penurunan nilai aset tetap
dalam laporan keuangan tahun 2015 dan 2014 sedangkan 1 perusahaan
melepaskan aset tetap pada tahun 2015 dan 2014 untuk aset tetap yang telah
dilakukan penurunan nilai pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk pengaruh
penerapan penurunan nilai aset tetap sendiri akan berdampak negatif terhadap
laporan keuangan perusahaan yaitu dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain turunanya suatu aset akan berdampak terhadap laba
perusahaan karena adanya beban atau kerugian penurunan nilai aset tetap dan
dalam laporan posisi keuangan turunnya suatu aset akan berdampak terhadap
nilai aset tetap yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan dan akan
disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset tetap bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Fixed Asset,
Fixed Asset Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Decrease, Keuangan (KDPPLK). Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Financial Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Revisi 2014. PSAK No.48
Statement. Penurunan Nilai Aset Tetap Revisi 2014. Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Revisi 2014. PSAK No.1
Penyajian Laporan Keuangan. Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
231_____ Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Revisi 2014. PSAK No.16
Aset Tetap revisi 2014. Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Kartikahadi, Hans., Sinaga, Rosita Uli. Syamsul, Merlyana., dan Siregar, Veronica
Sylvia., 2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS. Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy