Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
NIM P07120520040
TAHUN 2021
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOUR TERAPHY TERHADAP TINGKAT
ANSIETAS PADA PENDERITA DIABETES MILITUS
Profesi Ners
NIM P07120520040
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
NASKAH PUBLIKASI
NIM : P07120520040
Abdul Majid, S.Kep, Ns, M.Kep Sari Candra Dewi, SKM, M.Kep
NIP.197708131999032001
NIP.196705151989031005
LITERATURE REVIEW
THE EFFECT OF COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY ON ANXIETY LEVEL
IN DIABETES MILLITUS PATIENTS
Background: Diabetes Mellitus is a complex chronic disease that requires ongoing medical care with
multi-factor risk reduction strategies beyond glycemic control. Anxiety is a feeling of worry that is not
clear and is usually related to worries about unforeseen dangers that will occur in the future. Cognitive
Behavior Therapy (CBT) is a form of psychotherapy that aims to treat maladaptive behavior and change
individual cognitive processes. Objective: to conduct a review of the effect of CBT therapy on anxiety
levels in patients with diabetes mellitus. Methodology: Search articles using nursing and health
research data bases, namely Pubmed, Schollar, and JKI to find articles according to inclusion and
exclusion criteria, then a review is carried out. Result: based on the results of a review of 5 journals,
it was found that on average CBT therapy can reduce anxiety levels in patients with diabetes mellitus.
Conclusion: that CBT therapy can reduce anxiety levels in diabetic patients
Key Words: Cognitive Behavior Therapy, CBT, Cognitive Behavior, Diabetic Anxiety, Anxiety Levels.
Desricption:
....1) : College Student Of Departement Of Nursing Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....2) : Lecturer of Departement of Nursing Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....3) : Lecturer of Departement of Nursing Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
LITERATURE REVIEW
PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOUR TERAPHY TERHADAP TINGKAT
ANSIETAS PADA PENDERITA DIABETES MILITUS
Latar Belakang: Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang membutuhkan
perawatan medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko multi faktor di luar kontrol
glikemik. Kecemasan merupakan perasaan khawatir yang tidak jelas dan biasanya berkaitan dengan
kekhawatiran tentang bahaya tidak terduga yang terjadi di masa depan. Cognitive Behavior Therapy
(CBT) merupakan suatu bentuk psikoterapi yang bertujuan untuk menangani perilaku maladaptif dan
mengubah proses kognitif individu. Tujuan: untuk melakukan review mengenai pengaruh terapi CBT
terhadap tingkat ansietas pada penderita diabetes melitus. Metodologi: Penelusuran artikel
menggunakan data base penelitian keperawatan dan kesehatan yaitu Pubmed, Schollar, dan JKI untuk
menemukan artikel artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi kemudian dilakukan review. Hasil:
berdasarkan hasil telaah dari 5 jurnal maka didapatkan bahwa rata-rata terapi CBT dapat
menurunkan tingkat ansietas pada pasien diabetes nilitus. Kesimpulan: bahwa Terapi CBT dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien diabetes.
Kata kunci: Cognitive Behaviour Teraphy, CBT, Perilaku Kognitif, Diabetic Anxiety, Tingkat
Kecemasan.
Keterangan:
....1) : Mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....2) : Dosen jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....3) : Dosen Jurusan Keperawatan poltekkes Kemenkes Yogyakarta
I. PENDAHULUAN dari adanya reaksi stres yang terjadi
Diabetes Melitus adalah penyakit secara terus menerus. Reaksi pertama
kronis yang kompleks yang respon stres yaitu sekresi sistem saraf
membutuhkan perawatan medis simpatis untuk mengeluarkan
berkelanjutan dengan strategi norepinefrin yang menyebabkan
pengurangan risiko multi faktor di luar peningkatan frekuensi jantung. Kondisi
kontrol glikemik. Pasien yang ini menyebabkan glukosa darah
mendapat pendidikan dan dukungan meningkat sebagai sumber energi untuk
manajemen mandiri terus menerus perfusi. Peningkatan hormon stres yang
sangat penting untuk mencegah diproduksi dapat menyebabkan kadar
komplikasi akut dan mengurangi risiko gula darah meningkat. Hal ini berkaitan
komplikasi jangka panjang (ADA, dengan adanya sistem neuroendokrin
2016). Berdasarkan Internasional melalui jalur Hipotalamus Pituitary
Diabetes Federation, ditemukan 207 Adrenal (Derek, Rottie, & Kallo, 2017).
juta orang penduduk dunia menderita Cognitive Behavior Therapy
DM. Jumlah tersebut terus meningkat (CBT) merupakan suatu bentuk
pada tahun 2019, didapatkan 415 juta psikoterapi yang bertujuan untuk
orang di dunia yang menderita DM. Hal menangani perilaku maladaptif dan
ini menunjukan bahwa penderita DM di mereduksi penderitaan psikologis,
dunia terus meningkat setiap tahun dengan cara mengubah proses kognitif
(IDF, 2017). Menurut World Health individu (Grebb, Kaplan, dan Sadock,
Organization (WHO), saat ini terdapat 2010). CBT mengacu pada kelas
346 juta penderita diabetes mellitus intervensi yang diinformasikan secara
dimana 80 persennya di Negara ilmiah yang berusaha untuk secara
berkembang (Ayu, 2019). langsung memanipulasi cara berpikir
Individu yang menderita diabetes dan pola perilaku disfungsional untuk
berisiko 2 kali lebih besar untuk mengurangi penderitaan psikologis.
mengalami kecemasan dan depresi Khusus untuk gangguan kecemasan,
daripada individu yang tidak menderita model kognitif berpendapat bahwa
diabetes. Penderita diabetes melitus tipe penilaian ancaman yang berlebihan
2 yang mengalami kecemasan dapat adalah elemen inti yang mendasari
menyebabkan kadar glukosa darah kecemasan patologis (Clark & Beck,
tidak stabil atau mengalami glikemia. 2009).
Apabila kadar glukosa darah pada Pendekatan ini mengajarkan
pasien diabetes melitus tipe 2 tidak individu untuk mengenali bahwa pola
stabil secara terus-menerus maka akan pikir tertentu yang sifatnya negatif
menimbulkan komplikasi dapat membuat individu salah
makrovaskuler maupun mikrovaskuler memaknai situasi dan memunculkan
seperti kebutaan, penyakit ginjal, dan emosi atau perasaan negatif. Pikiran
amputasi (Kodakandla, Maddela, dan emosi yang salah pada akhirnya
Pasha, & Vallepalli, 2016). akan mempengaruhi tingkah laku
Kecemasan merupakan perasaan individu, hingga dianggap
khawatir yang tidak jelas dan biasanya membutuhkan terapi Intervensi
berkaitan dengan kekhawatiran tentang psikologis pada proses kognitif dan
bahaya tidak terduga yang terjadi di perilaku akan didapat perubahan pada
masa depan. Individu yang mengalami pemikiran, perasaan, dan perilaku
gangguan kecemasan biasanya merasa (Arjadi, 2012).
dirinya tidak bebas, gugup, takut, Berdasarkan latar belakang dan
gelisah, tegang, dan resah (Direja, identifikasi masalah yang telah
2011). Timbulnya kecemasan diawali dipaparkan sebelumnya, maka rumusan
masalah adalah apakah terapi CBT efisien adalah mengajukan
berpengaruh terhadap tingkat pertanyaan klinis yang
kecemasan pada pasien diabetes dirancang dengan baik
melitus ? berdasarkan framework PICO,
Penelitian ini bertujuan untuk PIO, atau PEO (Frandsen,
mengetahui pengaruh terapi CBT Lindhart, & Eriksen., 2020).
terhadap tingkat ansietas pada penderita Pertanyaan penelitian ini
diabetes melitus. ditentukan dengan
menggunakan framework PEO
II. METODE PENELITIAN yaitu singkatan dari Population
A. Desain dan Jenis Penelitian – Exposure (intervensi/
Penelitian ini merupakan paparan) – Outcome (luaran/
penelitian literature review yakni hasil).
sebuah jenis penelitian yang Berdasarkan framework
berupaya memeriksa, menganalisa, tersebut, maka didapatkan
mengevaluasi dan mensistensiskan pertanyaan penelitian yaitu
atau menggabungkan berbagai “Bagaimana tingkat Kecemasan
temuan penelitian, teori dan bahan pada pasien Diabetes setelah
penelitian lainnya terkait dengan menjalani Terapi Perilaku
topic tertentu. Desain penelitian ini Kognitif (CBT)?”
membutuhkan keterampilan 4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
mengidentifikasi topik, mencari, Kriteria a) Artikel/ sumber
menganalisis dan menghubungkan Inklusi informasi terbit tahun
berbagai penelitian dalam satu 2016-2021
perspektif yang bermakna dan b) Artikel teks lengkap
koheren (Efron & Ravid, 2019). (full text)
c) Artikel/ sumber
B. Metode Pengumpulan Data informasi berbahasa
1. Sumber Dasabase Penelitian Indonesia atau Inggris
Pemilihan data base literatur d) Original artikel
disesuaikan dengan topik penelitian bukan
pembahasan (Jing et al., 2018). literature review
Pencarian literatur dalam e) Jurnal memuat tentang
penelitian ini berasal dari Terapi Perilaku
Google Scholar, Pubmed, Kognitive (CBT)
SINTA, dan Garuda dengan untuk Kecemasan
kata kunci Cognitive Behaviour f) Intervensi yang
Teraphy, CBT, Perilaku dilakukan terkait
Kognitif, Diabetic Anxiety, dengan Terapi
Tingkat Kecemasan. Perilaku Kognitif
2. Waktu Publikasi (CBT)
Pencarian berbatas dalam Kriteria a) Laporan penelitian
kurun waktu tertentu, dalam Eksklusi dalam bentuk
penelitian ini kurun waktu yang monograf skripsi
digunakan adalah publikasi b) Artikel/ sumber
antara tahun 2016-2021. informasi terbit > 5
3. MenetapkanPertanyaanPenel tahun
itian Setelah dilakukan
Langkah pertama untuk penelusuran artikel/ jurnal dari
menemukan penelitian yang tahun 2016-2021 dengan
menggunakan penelusuran D. Analisa dan Sintesis
google scholar, pudmed, dan Analisis dan sintesis dalam
JKI didapatkan yang memenuhi penelitian ini menggunakan metode
syarat dengan kriteria inklusi 8 naratif. Pada bagian ini peneliti
dari google scholar, 3 dari menggunakan pola pikir induktif
Pubmed, dan 1 dari JKI. (dari khusus ke umum) dan deduktif
Kemudian syarat untuk (dari umum ke khusus). Analisis
dianalisis terdapat 3 dari google yang dilakukan dalam penelitian ini
scholar, 1 dari pubmed, dan 1 berupa menguraikan permasalahan
dari JKI sehingga didapatkan yang ditemukan serta membuat
total 5 jurnal. perbandingan-perbandingan antara
5. Strategi Penelusuran satu sumber bacaan dengan sumber
Publikasi bacaan lainnya. Selain itu peneliti
Pencarian dilakukan juga mengulas kelemahan dan
menggunakan Google Scholar, kelebihan yang ditemukan dalam
PubMed dan JKI. Artikel/ jurnal sumber-sumber bacaan, serta
yang telah memenuhi kriteria menjelaskan manfaat yang bisa
kemudian dijadikan sebagai dipetik dari sumber tulisan yang
literatur dalam penyusunan ada. Hasil dari perbandingan
literature review. tersebut kemudian disatukan
C. Merangkum dalam Tabel menjadi suatu kesatuan yang utuh
Ringkasan Pustaka dan menyeluruh. Cara untuk
Artikel yang sudah masuk menganalisis permasalahan dalam
dalam kriteria inklusi yang dianalisa sumber bacaan penelitian ini ditulis
dan disintesis kemudian akan secara singkat dan padat.Sedangkan
dirangkum dalam bab selanjutnya dalam sintesis peneliti
dalam bentuk tabel ringkasan mengemukakan ide atau gagasan
pustaka. Rangkuman artikel terdiri baru untuk memecahkan masalah
dari judul penelitian, nama peneliti, yang ditemukan. Peneliti
tahun penelitin dan tempat publikasi memberikan komentar, membahas,
artikel, besar sampel, metode atau bentuk lainnya secara
penelitian, alat yang digunakan argumentative yang luas. Hasil
selama penelitian, hasil dan sintesis ini pada dasarnya adalah
kesimpulan penelitian lengkap berupa data, fakta atau informasi,
dengan nilai serta signifikannya. atau ide baru, yang belum pernah
Kemudian tabel rangkuman hasil ditulis oleh peneliti lainnya tidak
penelitiannya, diharapkan akan hanya sekedar mengumpulkan
ditemukan sebuah kesimpulan yang informasi saja.
dapat dijadikan dasar dalam
melakukan pembahasan.
III. RINGKASAN PUSTAKA
Studi/ Kelompok Metode
Tempat Besar Rentang
penelitian/ Outcome
Penulis Penelitian sampel usia Intervensi Kontrol alat ukur