Manuskrip Nella Febrilia DP P27834121081

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 8 Nomor 1, Juni 2019

p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

Studi Komparasi Uji Diagnostik Mycobacterium tuberculosis


Menggunakan Metode Genexpert dan Ziehl Neelsen

Nella Febrilia Dhama Prismariyanti


Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya;
nellafebrilia@gmail.com
Suliati
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya;
suli_ati@rocketmail.com
Diah Titik Mutiarawati
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya;
diahtitikmutiarawati@gmail.com

ABSTRACT

Tuberculosis (TB), which is caused by the bacillus Mycobacterium tuberculosis, is one of the top 10
infectious diseases that cause death in the world. Bacteriological examinations used to establish the diagnosis
of TB are microscopic examination, TB Molecular Rapid Test and culture examination. However, culture
examination cannot give fast results because the growth of MTB bacteria is slow, thus preventing early
detection of TB cases. This study aims to analyze the diagnostic test of Mycobacterium tuberculosis using the
GeneXpert and Ziehl Neelsen methods. This research is descriptive analytic using a cross sectional design. The
sample studied was 102 samples taken by the total sampling method during January 2022 at the Sidotopo
Public Health Center Surabaya. The results of the identification of suspected TB samples using the GeneXpert
and Ziehl Neelsen methods were in line with 96 samples (94.12%), while the difference in results from the two
was 6 samples (5.88%). The results of the GeneXpert method sensitivity test are 75%, and Ziehl Neelsen are
60%, meaning that GeneXpert's ability to detect positive results in sick people is greater. While the specificity of
the GeneXpert method is 95.7%, and Ziehl Neelsen is 97.8%, meaning that Ziehl Neelsen's ability to classify
people who are not sick as people who really do not have the disease is slightly better. So it can be concluded
that the GeneXpert method is more recommended in establishing a TB diagnosis because it has a higher
sensitivity than the Ziehl Neelsen method, and can provide results much faster than culture examination
Keywords: Mycobacterium tuberculosis; Genexpert; Ziehl Neelsen

ABSTRAK

Tuberculosis (TB), yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis, merupakan salah satu dari
10 penyakit menular penyebab kematian tertinggi di dunia. Pemeriksaan bakteriologi yang digunakan untuk
menegakkan diagnosa TB yaitu pemeriksaan mikroskopis, Tes Cepat Molekuler TB dan pemeriksaan biakan.
Akan tetapi pemeriksaan biakan tidak dapat memberikan hasil yang cepat karena pertumbuhan kuman MTB
yang lambat, sehingga menghambat penemuan dini kasus TB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa uji
diagnostik Mycobacterium tuberculosis menggunakan metode GeneXpert dan Ziehl Neelsen. Penelitian ini
bersifat deskriptif analitik menggunakan rancangan cross sectional. Sampel yang diteliti sebanyak 102 sampel
diambil dengan metode total sampling selama bulan Januari 2022 di Puskesmas Sidotopo Surabaya. Hasil
identifikasi sampel suspek TB dengan metode GeneXpert dan Ziehl Neelsen yang sejalan sebanyak 96 sampel
(94,12%), sedangkan perbedaan hasil dari keduanya adalah sebanyak 6 sampel (5,88%). Hasil uji sensitifitas
metode GeneXpert sebesar 75%, dan Ziehl Neelsen sebesar 60%, artinya kemampuan GeneXpert mendeteksi
hasil positif pada orang yang sakit lebih besar. Sedangkan spesifisitas metode GeneXpert sebesar 95,7%, dan
Ziehl Neelsen sebesar 97,8%, artinya kemampuan Ziehl Neelsen mengklasifikasikan orang yang tidak sakit
sebagai orang yang benar-benar tidak memiliki penyakit sedikit lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
metode GeneXpert lebih disarankan dalam penegakan diagnose TB karena memiliki sensitifitas lebih tinggi
dibandingkan dengan metode Ziehl Neelsen, serta dapat memberikan hasil yang jauh lebih cepat dibandingkan
dengan pemeriksaan biakan.
Kata kunci: Mycobacterium tuberculosis; Genexpert; Ziehl Neelsen.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tuberculosis (TB), yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis, merupakan salah satu dari
10 penyakit menular penyebab kematian tertinggi di dunia, penyakit ini menular melalui droplet ketika penderita

1 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES
Email : analiskesehatan18a@yahoo.co.id
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 8 Nomor 1, Juni 2019
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

TB batuk atau bersin. Diduga sekitar seperempat dari penduduk dunia terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (1).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2017, jumlah kasus TB di Jawa Timur menduduki peringkat
kedua yaitu 48. 323 penderita (2). Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab penyakit TB mempunyai ciri
yaitu berbentuk batang, bersifat aerob, dan bersifat asam. Selain Mycobacterium tuberculosis, terdapat beberapa
spesies Mycobacterium lain yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA), yaitu M. africanum, M.
bovis, M. Leprae dsb. Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis, yang dikenal
sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) dapat juga menimbulkan gangguan pada saluran
nafas. Hal ini terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB (2).
Pemeriksaan bakteriologi yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa TB yaitu pemeriksaan
mikroskopis BTA, pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB dan pemeriksaan biakan (3). Pemeriksaan
mikroskopis BTA merupakan metode pemeriksaan yang banyak digunakan, karena biayanya murah. Namun
memiliki kelemahan, yaitu untuk mendapatkan hasil yang positif harus terkandung minimal 5000 kuman/ml
sputum. Kekurangan lainnya, dalam interpretasi hasil laboratorium, para klinisi sering mengalami kesulitan
menentukan diagnosis TB pada penderita dengan hasil mikroskopis scanty (4). Tes Cepat Molekuler (TCM)
GeneXpert merupakan pemeriksaan molekuler secara automatis dan terintegrasi dengan tehnik Polymerase
Chain Reaction (PCR) berdasarkan uji deoxyribonucleic acid (DNA) bakteri untuk mendeteksi Mycobacterium
tuberculosis dan sekaligus mendeteksi resistensi bakteri tersebut terhadap rifampisin (5). Kelebihan dari TCM
adalah mengurangi kontaminasi silang, mengurangi penggunaan fasilitas Biosafety dan memiliki sensitifitas
yang tinggi pada preparat BTA yang negatif. Adapun kekurangannya adalah memiliki ambang batas tertentu dan
waktu proses amplifikasi yang singkat sekitar 1,5 jam sehingga ada beberapa sampel tertentu pada preparat
dinyatakan positif BTA tetapi dengan GeneXpert dinyatakan negatif (6).
Gold standart untuk penegakan diagnosa TB saat ini adalah biakan Mycobacterium tuberculosis dari
dahak penderita. Media yang umum digunakan untuk biakan Mycobacterium tuberculosis adalah media
Lowenstein Jensen (LJ) dan Mycobacteria Growth Indicator Tube (MGIT). Akan tetapi metode biakan memiliki
kekurangan tidak dapat memberikan hasil yang cepat karena sifat Mycobacterium tuberculosis lambat pada
waktu pembelahan sekitar 20 jam, sehingga dalam biakan, pertumbuhan baru tampak setelah 4-8 minggu (7).
Selain itu metode biakan memerlukan prosedur dan fasilitas laboratorium BSL II/III yang tidak dapat dipenuhi
oleh semua pelayanan kesehatan (6).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa uji diagnostik Mycobacterium tuberculosis menggunakan
metode GeneXpert dan Ziehl Neelsen di Puskesmas Sidotopo Surabaya.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitik. Menggunakan rancangan
penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode total sampling, yaitu seluruh
suspek TB di bulan Januari 2022, yang melakukan pemeriksaan bakteriologis sputum dengan pengantar dari
dokter di Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya. Penelitian dilakukan di Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya dan
Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya pada bulan Januari - April 2022. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dari uji diagnostik Mycobacterium tuberculosis menggunakan metode
Genexpert dan Ziehl Neelsen di Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya.

Prosedur
Pasien menyerahkan dahak P (pagi) – S (sewaktu) atau S (sewaktu) – S (sewaktu) dalam 3 pot sputum.
Pot sputum pertama digunakan untuk pemeriksaan BTA dengan metode Ziehl Neelsen yang prosesnya terdiri
pembuatan sediaan apus, perwarnaan menggunakan pewarna Ziehl Neelsen lalu dibaca menggunakan
mikroskop dengan pembesaran objektif 100x, paling sedikit 100 lapang. Pot sputum kedua digunakan untuk
pemeriksaan dengan metode GeneXpert dengan tahapan preparasi sampel (menambahkan sample reagent pada
sampel, diinkubasi 15 menit), persiapan catridge (memasukkan 2 mL sampel menggunakan pipet steril yang
tersedia di dalam kit) dan pembacaan pada alat GeneXpert. Apabila ditemukan sputum dengan hasil positif
(MTB DETECTED) dengan metode GeneXpert, maka identifikasi dilanjutkan dengan metode biakan
menggunakan media MGIT. Sampel yang digunakan adalah sampel dari pot sputum ketiga.

2 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES
Email : analiskesehatan18a@yahoo.co.id
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 8 Nomor 1, Juni 2019
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

HASIL

Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari 2022 sampai dengan April 2022 di Puskesmas
Sidotopo Surabaya dan BBLK Surabaya, dengan tujuan untuk menganalisa uji diagnostik Mycobacterium
tuberculosis menggunakan metode GeneXpert dan Ziehl Neelsen di Puskesmas Sidotopo Surabaya. Selama
bulan Januari 2022, sampel yang diperoleh untuk penelitian adalah sebanyak 102 sampel yang diuji
menggunakan metode GeneXpert dan Ziehl Neelsen.

Table 1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Suspek TB di Puskesmas Sidotopo
Surabaya
Jumlah Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 43 42.16
Perempuan 59 57.84
Usia (th)
11 - 20 6 5.88
21 - 40 43 42.16
41 - 60 38 37.25
61 - 80 14 13.73
> 81 1 0.98

Komparasi Uji Diagnostik M. tuberculosis menggunakan metode GeneXpert dan Ziehl Neelsen
Tabel 2. Data Hasil Pemeriksaan GeneXpert
Persentase
Hasil Pemeriksaan Jumlah
(%)
Negatif (MTB not detected) 92 90,2
Positif (MTB detected) 10 9,8
- MTB detected very low 3 2,94
- MTB detected low 2 1,96
- MTB detected medium 3 2,94
- MTB detected high 1 0,98
- MTB detected very high 1 0,98
Total 102 100

Dari 102 sampel yang dianalisa menggunakan metode GeneXpert menunjukkan hasil Negatif sebanyak
92 sampel (90,20%) dan hasil Positif sebanyak 10 sampel (9,80%). Hasil positif terdiri dari MTB detected very
low sebanyak 3 sampel (2,94%), MTB detected low sebanyak 2 sampel (1,96%), MTB detected medium
sebanyak 3 sampel (2,94%), MTB detected High sebanyak 1 sampel (0,98%) dan MTB detected very high
sebanyak 1 sampel (0,98%).

3 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES
Email : analiskesehatan18a@yahoo.co.id
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 8 Nomor 1, Juni 2019
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

Tabel 3. Data Hasil Pewarnaan Ziehl Neelsen


Hasil Persentase
Jumlah
Pemeriksaan (%)
Negatif 94 92,16
Positif 8 7,84
- Scanty 2 1,96
- 1+ (positif 1) 1 0,98
- 2+ (positif 2) 1 0,98
- 3+ (positif 3) 4 3,92
Total 102 100
Sedangkan pemeriksaan menggunakan metode Ziehl Neelsen pada 102 sampel uji, diperoleh hasil
negative sebesar 92,16% (94 sampel) dan hasil positif sebesar 7,84% (8 sampel). Hasil positif terdiri dari scanty
sebanyak 2 sampel (1,96%), 1+ (positif 1) sebanyak 1 sampel (0,98%), 2+ (positif 2) sebanyak 1 sampel
(0,98%) dan 3+ (positif 3) sebanyak 4 sampel (3,92%).

Tabel 4. Komparasi Metode GeneXpert dan Ziehl Neelsen


Ziehl Neelsen Jumlah
Positif Negatif
GeneXpert Positif 6 4 10
Negatif 2 90 92
Jumlah 8 94 102

Berdasarkan tabel 11, hasil identifikasi sampel suspek TB dengan metode GeneXpert dan Ziehl Neelsen
yang sejalan sebanyak 96 sampel (94,12%), dimana yang terdapat hasil positif sebanyak 6 sampel (5,99%) dan
negative sebanyak 90 sampel (88,24%). Sedangkan perbedaan hasil dari kedua metode adalah sebanyak 6
sampel (5,88%), dimana hasil positif pada metode GeneXpert tetapi Ziehl Neelsen negative sebanyak 4 sampel
(3,92%) dan metode GeneXpert negative namun terbaca positif pada metode Ziehl Neelsen terdapat 2 sampel
(1,96%).
Uji Sensitifitas dan Spesifisitas
Positif Benar
Sensitifitas = x 100%
Positif Benar + Negatif Palsu
Negatif Benar
Spesifisitas = Positif Palsu + Negatif Benar x 100%

Sensitifitas 6 Sensitifitas Ziehl 6


= x 100% = 75% = x 100% = 60%
GeneXpert 8 Neelsen 10
Spesifisitas 90 Spesifisitas Ziehl 90
= x 100% = 95,7% = x 100% = 97,8%
GeneXpert 94 Neelsen 92

Komparasi Uji Diagnostik M. tuberculosis menggunakan metode GeneXpert dan biakan MGIT
Dari 102 sampel yang diperoleh selama bulan Januari, didapatkan sebanyak 11 sampel untuk dilakukan
identifikasi menggunakan biakan MGIT dimana 10 sampel dengan hasil positif menggunakan metode
GeneXpert dan 1 sampel dengan hasil negatif menggunakan metode GeneXpert.

Tabel 5. Komparasi Metode GeneXpert dan MGIT


MGIT Jumlah
Positif Negatif
Gene
Positif 8 2 10
Xpert
Negatif 0 1 1
Jumlah 8 3 11

4 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES
Email : analiskesehatan18a@yahoo.co.id
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 8 Nomor 1, Juni 2019
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

Tabel 5 menggambarkan dari 10 sampel dengan hasil pengujian positif pada metode GeneXpert,
terdapat 8 sampel (72,73%) yang hasilnya positif dan 2 sampel (18,18%) hasilnya negatif pada saat dilakukan
identifikasi dengan biakan MGIT. Sedangkan pada 1 sampel (9,09%) dengan hasil negative pada metode
GeneXpert, ketika dilakukan identifikasi menggunakan biakan MGIT hasilnya tetap negative.

Sensitifitas MGIT = 8 x 100% = 100%


8
Spesifisitas MGIT 1 x 100% = 33,3%
=
3

Tabel 6. Hasil Uji Sensitifitas & Spesifisitas


Sensitifitas Spesifisitas
Metode
(%) (%)
GeneXpert 75 95,7
Ziehl Neelsen 60 97,8
Biakan MGIT 80 100

PEMBAHASAN

Distribusi sampel sputum suspek TB di Puskesmas Sidotopo Surabaya menunjukkan bahwa jumlah
responden suspek TB dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki, dimana responden
perempuan berjumlah 59 orang (57.84%) responden laki-laki sebanyak 43 orang (42.16%). Hal ini serupa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramana (2021) pada suspek TB di RSUD Sanglah Denpasar pada
Januari-Desember 2015 diperoleh 124 sampel dimana 61 sampel (49,2%) berjenis kelamin laki-laki dan 63
sampel (50,8%) berjenis kelamin perempuan (8).
Distribusi sampel berdasarkan kelompok usia yang tertinggi terdapat pada rentang usia 21-40 tahun
sebanyak 43 orang (42.16%) dan yang terendah adalah rentang usia >81 tahun sejumlah 1 orang (0.98%). Pada
usia produktif memiliki resiko tinggi terpapar TB Paru dikarenakan oleh kondisi lingkungan kerja yang padat
dan berhubungan dengan banyak orang (9).
Pada hasil komparasi 102 sampel yang dilakukan uji diagnostic menggunakan metode GeneXpert dan
Ziehl Neelsen terdapat 6 sampel (5,88%) memiliki hasil positif dan 90 sampel (88,24%) menunjukkan hasil
negative dengan kedua metode. Namun, terdapat 2 sampel (1,96%) yang terbaca negatif pada metode
GeneXpert tetapi ketika diperiksa dengan metode Ziehl Neelsen hasilnya positif (scanty). Perbedaan tersebut
dapat terjadi karena GeneXpert merupakan alat yang sensitif untuk pemeriksaan M. tuberculosis, sehingga
GeneXpert hanya akan membaca adanya bakteri M. tuberculosis. Sedangkan metode Ziehl Neelsen digunakan
untuk mendeteksi adanya BTA pada preparat, yang mana tidak dapat mendeteksi BTA yang ditemukan
merupakan bakteri M. tuberculosis atau bukan.
Selain itu terdapat juga 4 sampel (3,92%) terbaca positif pada metode GeneXpert (3 sampel MTB
detected very low dan 1 sampel MTB detected low), tetapi pada metode Ziehl Neelsen terbaca negative.
Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena jumlah bakteri dalam sputum terlalu sedikit, sehingga tidak dapat
terdeteksi menggunakan metode Ziehl Neelsen.
Berdasarkan uji sensitifitas dan spesifisitas (tabel 6), metode GeneXpert memiliki sensitifitas lebih
tinggi dari metode Ziehl Neelsen. Ini menunjukkan bahwa metode GeneXpert lebih sensitive dibandingkan
dengan metode Ziehl Neelsen yang berarti bahwa kemampuan metode GeneXpert mendeteksi hasil positif pada
orang yang sakit lebih besar dibandingkan metode Ziehl Neelsen. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sampel
positif yang diperiksa dengan metode GeneXpert sebanyak 10 sampel, sedangkan metode Ziehl Neelsen
sebanyak 8 sampel.
Dari tabel 6 juga dapat terlihat jika spesifisitas metode GeneXpert lebih rendah dari metode Ziehl
Neelsen, artinya kemampuan metode Ziehl Neelsen mengklasifikasikan orang yang tidak sakit sebagai orang
yang benar-benar tidak memiliki penyakit sedikit lebih baik dari metode GeneXpert. Hal ini terlihat dari jumlah
sampel negative pada metode Ziehl Neelsen sebanyak 94 sampel, sedangkan metode GeneXpert sebanyak 92
sampel.
Biakan MGIT dipilih sebagai gold standar dalam penelitian ini karena memiliki kelebihan waktu
penanaman yang lebih singkat dibandingkan dengan biakan Lowenstein Jensen (LJ). Hasil biakan MGIT akan
keluar dalam 42 hari jika tidak ada pertumbuhan bakteri, sedangkan LJ memerlukan waktu inkubasi sekitar 8
minggu setelah inokulasi.
Pada 10 sampel yang terbaca positif menggunakan metode GeneXpert dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan biakan menggunakan MGIT. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat 8 sampel (80%) yang

5 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES
Email : analiskesehatan18a@yahoo.co.id
Jurnal Analis Kesehatan Sains Volume 8 Nomor 1, Juni 2019
p ISSN 2302-3635 e ISSN 2407-8972

dapat tumbuh pada media MGIT, namun ada 2 sampel (20%) yang hasilnya negatif. Hal ini dapat disebabkan
karena kedua sampel tersebut berasal dari pasien suspek TB Resisten Obat dimana pasien tersebut sudah pernah
mengkonsumsi OAT (Obat Anti Tuberkulosis) lini 1 sebelumnya. Sedangkan pada 2 sampel dengan hasil Ziehl
Neelsen positif namun GeneXpert negative tidak dilanjutkan ke biakan MGIT karena diperkirakan BTA yang
teridentifikasi dengan metode Ziehl Neelsen adalah bakteri MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis).
Alat uji diagnostik dengan tingkat sensitivitas yang tinggi dibutuhkan untuk mendeteksi penyakit,
sedangkan spesifisitas yang tinggi lebih dibutuhkan untuk memperkuat dugaan adanya suatu penyakit, bukan
untuk mendeteksi suatu penyakit (10). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode GeneXpert lebih
disarankan dalam penegakan diagnose TB dibandingkan dengan metode yang lain karena memiliki sensitifitas
lebih tinggi dibandingkan dengan metode Ziehl Neelsen, memiliki kemampuan mendeteksi mutasi pada gen
rpoB yang menyebabkan resistansi terhadap rifampisin serta memiliki kemampuan memberikan hasil yang jauh
lebih cepat dibandingkan dengan pemeriksaan biakan. Sedangkan metode Ziehl Neelsen lebih tepat digunakan
dalam rangka pemantauan pengobatan TB karena memiliki spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
metode GeneXpert.

KESIMPULAN

Identifikasi M. tuberculosis pada 102 sampel sputum suspek TB menggunakan metode GeneXpert,
diperoleh hasil Negatif sebanyak 92 sampel (90,20%) dan hasil Positif sebanyak 10 sampel (9,80%).
Identifikasi M. tuberculosis pada 102 sampel sputum suspek TB menggunakan metode Ziehl Neelsen,
diperoleh hasil negatif sebesar 92,16% (94 sampel) dan hasil positif sebesar 7,84% (8 sampel).
Dari pemeriksaan biakan MGIT 10 sampel sputum positif pada metode GeneXpert, terdapat 8 sampel
(80%) dengan hasil positif dan 2 sampel (20%) dengan hasil negatif.
Pada uji sensitifitas dan spesifisitas, metode GeneXpert memiliki sensitifitas 75% dan spesifisitas 95,7%
sedangkan metode Ziehl Neelsen memiliki sensitifitas 60% dan spesifisitas 97,8%. Hal ini menunjukkan bahwa
metode GeneXpert lebih sensitive, karena memiliki kemampuan mendeteksi hasil positif pada orang sakit lebih
besar dibandingkan dengan metode Ziehl Neelsen. Berdasarkan nilai spesifisitas, menunjukkan bahwa
kemampuan metode Ziehl Neelsen mengklasifikasikan orang yang tidak sakit sebagai orang yang benar-benar
tidak memiliki penyakit sedikit lebih baik dari metode GeneXpert.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Global Tuberculosis Report 2020. World Health Organization 2020; 2020.
2. Kemenkes RI. Tuberkulosis ( TB ). Infodatin Pus Data dan Inf Kementeri Kesehat RI [Internet].
2018;1(april):2018. Available from: www.kemenkes.go.id
3. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/755/2019. Vol. 8, Kemenkes RI.
2019. p. 55.
4. Sayumi E, Dewi SS, Rohmawati E. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis dan GeneXpert Pada
Sputum Suspek TB Kambuh [Internet]. 2018. Available from: http://repository.unimus.ac.id
5. Husna N, Dewi NU. Comparation of Decontaminated Acid-Fast Bacilli Smear. J Ris Kesehat.
2020;12(2):316–23.
6. Rivani E, Sabrina T, Patricia VP. Perbandingan uji diagnostik GeneXpert MTB/RIF untuk mendeteksi
resistensi rifampicin Mycobacterium tuberculosis pada pasien Tb paru di RSUP dr. Moh. Hoesin
Palembang. J Kedokt dan Kesehat Publ Ilm Fak Kedokt Univ Sriwij. 2019;6(1):23–8.
7. Zuraida Z, Latifah I, Atikasari ZI. Studi Literatur Hasil Pemeriksaan Tcm (Tes Cepat Molekuler),
Mikroskopik Bta Dan Kultur Pada Suspek Tb (Tuberkulosis). Anakes J Ilm Anal Kesehat [Internet].
2021;7(1):83–7. Available from: http://journal.thamrin.ac.id/index.php/anakes/issue/view/43
8. Pramana PHI, Dwija IBNP, Hendrayana MA. Spesifisitas dan Sensitifitas Pemeriksaan Mikroskopis TBC
Dibandingkan Pemeriksaan Kultur TBC pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Periode Januari-Desember 2015. J Med Udayana. 2021;10(6):79–84.
9. Barus EAB. Uji Sensitifitas dan Spesifisitas Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGIT) pada
Penderita Suspek Tuberculosis Paru di Puskesmas Pancur batu Kabupaten Deli Serdang [Internet]. Vol. 8,
Poltekkes Kemenkes Medan. Poltekkes Kemenkes Medan; 2019. Available from: http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/3898/1/KARYA TULIS ILMIAH lengkap lampiran.pdf
10. Noerjanto RPB, Savitri Y, Putri MC. Sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi pengukuran mental indeks pada
radiografi panoramik wanita pascamenopause. Dentomaxillofacial Radiol Dent J [Internet]. 2014;5(1):8–
13. Available from: http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/radfkg8c0109472efull.pdf

6 Website: http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/ANKES
Email : analiskesehatan18a@yahoo.co.id

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy