1886 5189 1 PB
1886 5189 1 PB
1886 5189 1 PB
2 Juli 2018
p-ISSN:2459-9921 E-ISSN:2528-0570 HAL: 100-114
Ahmad Izzuddin
Universitas Muhammadiyah Jember
Email: Izzudin@unmuhjember.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahUIpengaruh label halal, kesadaran halal dan
bahan makanan terhadap minat beli makanan kuliner pecel Garahan Jember.
Populasi penelitian ini adalah seleuruh mahasiswa universitas Muhammadiyah
Jember yang telah merasakan membeli makanan pecel Garahan Jember. Sampel
yang digunakan sebanyak 112 yang diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator
dikalikan 10. Uji instrument dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel terikat.hasil penelitian menujukkan bahwa Kesadaran
halal dan bahan makanan berpengaruh terhadap minat beli Nasi Pecel Garahan
Jember. Tetapi label halal tidak berpengaruh terhadap minat beli Nasi Pecel
Garahan, yang artinya meski tidak ada label halal dibungkus nasi pecel garahan,
sebenarnya responden tetap membeli nasi pecel garahan.
Kata Kunci: kuliner, label halal, kesadaran halal, bahan makanan, minat beli.
ABSTRACT
This study aims to find out the effect of halal labels, halal awareness and food
ingredients on buying food interests in pecel Garahan Jember. The population of this
research is all students of Muhammadiyah Jember University who have experienced
buying food from Pecel Garahan Jember. The sample used was 112 which was
obtained by multiplying the number of indicators multiplied by 10. Test the
instrument carried out by testing the validity and reliability test. Multiple linear
regression analysis was used to determine the effect of independent variables on the
dependent variable. The results showed that the awareness of halal and food
ingredients had an effect on buying interest in Rice Pecel Garahan Jember. But the
halal label has no effect on buying interest in Rice Pecel Garahan, which means that
even though there is no halal label wrapped in garahan rice, the respondents actually
buy pecel garahan rice.
Keywords: Culinary, halal labels, halal awareness, food ingredients, buying interest.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara dengan beragam suku, budaya, dan agama.
Keragaman tersebut disatukan dengan pedoman “bhineka tunggal ika” yg berarti
“berbeda beda tapi tetap satu jua”. Keberagaman suku yang ada di Indonesia
menghasilkan berbagai hal yang unik-unik, seperti halnya rumah, pakaian, nyanyian,
tarian, dan makanan. Berbagai makanan yang dihasilkan suku-suku yang dulunya
dianggap sebagai kekayaan bangsa yang hanya dinikmati suku itu sendiri, sekarang
berubah menjadi wisata, yang sekarang lebih dikenal dengan istilah “wisata kuliner”.
Pemerintah Indonesia sangat mendukung program wisata kuliner ini, bahkan
ingin menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata kuliner terfavorit di dunia yang
berdaya saing. serangkaian upaya yang terus dilakukan termasuk promosi ke luar negeri
dan di dalam negeri serta meningkatkan rasa cinta dan minat masyarakat terhadap
kuliner tradisional nusantara. Wisata kuliner ini mampu membantu ekonomi masyarakat,
khususnya dalam hal bisnis skala kecil. Pemerintah mencatat pada 2013 sektor kuliner
memberikan kontribusi nilai tambah bruto sebesar Rp208,6 triliun dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 4,5 persen dari tahun 2012-2013. Sektor kuliner juga menyerap
tenaga kerja sebesar 3,7 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,26 persen.
Unit usaha yang tercipta dari sektor kuliner tercatat sebesar 3,0 juta dengan rata-rata
pertumbuhan 0,9 persen. Oleh karena itu wisata kuliner diyakini mampu menjadi unsur
utama yang berfungsi sebagai perekat terhadap rangkaian berwisata, mengingat
kepariwisataan merupakan sektor yang multi-atribut dan prospektif sebagai pintu
gerbang sekaligus citra pariwisata Indonesia.
Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam terbesar di
Asia Tenggara yakni sebesar 207.176.162 (www.bps.go.id). Jumah penduduk islam
yang banyak tersebut merupakan pasar potensial bagi berbagai produsen barang dan jasa,
Meskipun masing-masing konsumen muslim memiliki kadar kepatuhan terhadap syariah
yang berbeda-beda tergantung tingkat religiusitas mereka, secara umum konsumen
muslim akan memiliki sikap yang positif terhadap produk-produk yang menggunakan
pendekatan halal dalam proses pemasaran mereka (Aliman dan Othman, 2007).
Konsumen muslim di Indonesia mencari sertifikasi halal otentik yang dikeluarkan oleh
MUI (Majelis Ulama Indonesia). Sertifikasi ini memberikan kewenangan bagi
perusahaan dalam penggunaan logo halal untuk dicetak pada kemasan produk atau
untuk dipajang di premis perusahaan (www.halalmui.org).
Populasi muslim di dunia untuk saat ini mendekati angka 2 miliyar. Menurut
Kettani (2010) estimasi populasi muslim akan mencapai 2,049 milyar jiwa pada tahun
2020. Populasi muslim di seluruh dunia diperkirakan mencapai 2,049 milyar jiwa
dengan populasi terbesar muslim di dunia berada pada benua Asia dengan persentase
sebesar 70.94% dan di posisi kedua diikuti oleh benua Afrika dengan persentase sebesar
26.47%. Populasi muslim tumbuh secara berkala sebesar 1,75 % tiap tahunnya (Kettani,
2010). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah umat muslim semakin
tumbuh dengan pesat tiap tahunnya. Meningkatnya jumlah umat muslim, berdampak
pada meningkatnya jumlah permintaan konsumsi makanan halal secara pesat sejalan
dengan ekspansi 2,1 miliar populasi muslim di seluruh dunia. Perkembangan pasar halal
di seluruh dunia adalah sekitar USD 2,1 triliun dan pada tahun 2011 diperkirakan bahwa
perkembangan pasar untuk sektor makanan halal adalah USD 661 milyar (World Halal
Forum, 2011). Pasar halal tumbuh cepat dan meningkat sekitar 25% per tahun (Dewan
Ekonomi, 2011). Makanan halal menjadi bisnis yang menguntungkan tidak hanya di
dilakukan oleh hussain, ismail, dan yunus (2016) mengenai pengaruh label halal terhadap
keputusan pembelian, menghasilkan penemuan lain, yaitu label halal berpengaruh
negative terhadap keputusan pembelian. Menurut Shaari dan Arifin (2010) kesadaran
halal merupakan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen muslim untuk
mencari dan mengkonsumsi produk halal sesuai dengan syariat Islam.
Kesadaran muslim ditandai dengan adanya pengetahuan mengenai proses
penyembelihan, pengemasan makanan, dan kebersihan makanan sesuai dengan hukum
Islam. Penelitian yang dilakukan oleh Yunus, Rashid, Ariffin, dan Rashid (2013)
menyatakan bahwa kesadaran halal suatu muslim berpengaruh signifikan terhadap minat
pembelian konsumen terhadap suatu produk. Penelitian yang dilakukan ismi (2017)
tentang pengaruh label halal dan citra merek terhadap keputusan pembelian kosmetik,
menghasilkan penemuan bahwa label halal dan citra merek berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian. pengaruh label halal, terhadap keputusan pembelian yang ternyata
lebih kecil dari pada pengaruh citra merek, menjadikan masalah baru, yaitu rendahnya
kesadaran halal kaum muslim, karena kehalalan sebuah produk seharusnya menjadi
perhatian yg penting dari pada sekedar gaya hidup.
Menurut Yunus, Rashid, Ariffin, dan Rashid, (2014) bahan makanan (food
ingredients) adalah bahan-bahan yang digunakan dalam membuat suatu produk
makanan. Bahan makanan menjadi salah satu faktor penentu dalam memprediksi
bagaimana minat beli konsumen terhadap suatu produk makanan (Johri and
Sahasakmontri, 1998). Menurut penelitian Yunus, Rashid, Ariffin, dan Rashid (2014)
terkait minat membeli produk halal menunjukkan bahwa komposisi bahan-bahan yang
terdapat dalam produk berpengaruhi positif secara signifikan terhadap minat membeli
konsumen muslim. Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Hussin, Hashim, Yusof,
dan Alias (2013) terkait dengan minat membeli konsumen muslim pada produk halal
menunjukkan hal yang berbeda. Penelitian tersebut membuktikan bahwa komposisi atau
bahan-bahan yang terdapat pada produk berpengaruh negatif signifikan terhadap minat
membeli konsumen.
Sebagian masyarakat muslim yang kurang memperhatikan tentang pentingnya
mengetahui bahan-bahan pembuatan produk, baik yang berupa makanan atau produk
kecantikan, mengakibatkan banyaknya oknum-oknum yang secara sengaja melakukan
pencampuran antara bahan yang halal dengan bahan yang tidak halal. Masih banyak
konsumen di Indonesia yang tetap membeli makanan di toko atau warung makan tanpa
ada label halal yang dicantumkan pada warung tersebut (www.republika.co.id). Hal ini
yang melatar belakangi para pengusaha enggan mendaftarkan produk mereka untuk
segera memiliki sertifikat halal. Menurut data Badan Standarisasi Nasional (BSN)
produk di Indonesia yang terdaftar dan memilki sertifikat halal hanya sebesar 20%
(www.detik.com). Kejadian bakso celeng, merupakan sedikit gambaran bahwa, masih
minimnya pengetahuan masyarakat muslim tentang konsep halal dan haram, dan
banyaknya konsumen yang ikut mengkonsumsi makanan haram tersebut, membuktikan
tentang mulai rendahnya kesadaran akan pentingnya memilih makanan yang halal.
Banyak produk makanan yang tidak halal atau belum bersertifikat halal, seharusnya
menjadi PR bagi pemerintah untuk melindungi masyarakat islam Indonesia, selain itu
masyarakat islam Indonesia juga harus pandai memilih jenis makanan yang halal dan
yang haram, sehingga dapat mengurangi kasus “makanan haram”.
Kota jember merupakan salah satu kota di jawa timur yang letaknya sebelum
kota banyuwangi. Kota jember memiliki banyak tempat wisata yang bagus. Indah dan
alami seperi pantai papuma, teluk love, pantai pancer, wisata rembangan dan lain-lain.
Selain tempat wisata yang indah, jember juga memiliki event yang sangat terkenal
hingga ke international yaitu jember fashion carnival (JFC). Kota jember juga memiliki
wisata kuliner dengan menu yang lezat dan sangat enak. Berikut ini adalah berbagai
macam wisata kuliner : Pecel Pincuk Garahan Jember, Warung Gudeg Dan Pecel
Lumintu, Martabak Dan Terang Bulan King Jember, Roti Ciliwung Jember, Soto Ayam
Dahlok. Berbagai makanan yang terdapat di kota jember, sebagian ada yang memiliki
label halal, adapula yg belum. Penelitian ini focus pada salah satu kuliner kota
pandalungan ini, yaitu nasi pecel garahan. Pecel adalah sejenis makanan yang terbuat
dari nasi yang diberi bumbu kacang dan sayur, Pincuk itu identik dengan tempatnya,
yang terbuat dari daun pisang yang dibuat sedikit mengerucut, sedangkan Garahan
adalah nama desa di daerah Kabupaten Jember paling ujung timur perbatasan dengan
Kabupaten Banyuwangi. Sensasi rasa semakin terasa nikmat, jika dilengkapi dengan
kerupuk merah atau rempeyek dengan bumbu kacangnya yang sedikit pedas. Ditambah,
minuman teh hangat dengan bungkusan plastik yang sengaja dijual sebagai penawar
pedas.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Label
Label mempunyai hubungan erat dengan pemasaran. Label merupakan bagian
dari suatu produk yang menyampaikan informasi tentang apa yang yang ada dalam
penjual dan produk itu sendiri. Pemberian label (labeling) merupakan elemen produk
yang sangat penting yang patut memperoleh perhatian seksama dengan tujuan untuk
menarik para konsumen (Sinamora, 2000). Secara umum, label minimal harus berisi
nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi,
tanggal kedaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas (Apriyantono A dan Nurbowo,
2003). Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau bisa sebagai tanda
pengenal yang melekat dalam kemasan.
Pengertian Halal
Halal berasal dari kata arab yang berarti melepaskan atau tidak terikat. Secara
etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dilakukan secara bebas atau tidak terikat oleh
hal-hal yang melarangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan makanan halal menurut
Himpunan Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah makanan yang dibolehkan
memakanya menurut ajaran Islam (Departemen Agama, 2003). Sertifikat halal adalah
suatu fatwa tertulis dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan suatu
kehalalan produk menurut syariat islam. Sertifikat ini merupakan syarat apabila ingin
mendapatkan pencantuman label halal dari instansi pemerintah yang berwenang.
Adapun yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang memenuhi
klehalalan sesuai dengan syariat islam (Burhanuddin, 2011). Dalam Al-Qur’an, Allah
memerintahkan agar manusia mengkonsumsi makanan dan minuman yang sifatnya
halalan dan thayyiban. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 168: yang Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagimu”. Halal adalah sesuatu yang diperbolehkan menurut
PENGARUH LABEL HALAL, KESADARAN HALAL ……………….. Ahmad Izzuddin. 104
Jurnal Penelitian Ipteks Vol. 3 No. 2 Juli 2018
p-ISSN:2459-9921 E-ISSN:2528-0570 HAL: 100-114
ajaran Islam. Seperti yang telah terkandung di dalam firman Allah Surah Al-Ma’idah
ayat 88: yang Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-
Nya”. Agama Islam merupakan agama yang sangat bijak dalam mengatur umatnya agar
tidak memakan makanan yang haram dengan menjelaskan semua yang halal dimakan
maupun yang diharamkan. Allah telah menciptakan bumi lengkap dengan isinya agar
manusia dapat memilih dan tidak mengikuti langkah-langkah syaitan yang selalu
menggoda manusia untuk mengikuti jalanya (Qardhawi, 1993).
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory
research) yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian
hipotesis Singarimbun dan Efendi (1995:65). Dengan metode survei yang
penyelidikannya dilakukan untuk memperoleh fakta dari gejala yang faktual, dimana
informasi dikumpulkan dari jawaban responden yang dijadikan obyek penelitian dengan
memberikan kuesioner.
Identifikasi variabel
a. Label Halal (X1)
Label halal adalah Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 69 tahun 1999, label
halal tentang label halal dan iklan pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan
yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau atau bentuk lain yang
disertakan dalam pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada dan atau merupakan
bagian kemasan pangan. Menurut peraturan pemerintah Pasal 10 pasal 9, setiap orang
yang memproduksi dan mengemas pangan yang dikemas keseluruh wilayah Indonesia
untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat islam
bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencancantumkan
keterangan halal pada label.
Indikator variabel label halal adalah
1. Gambar logo halal (X1.1)
2. Tulisan yang menjelaskan kehalalan produk (X1.2)
3. Kombinasi gambar dan tulisan yang menjelaskan kehalalan produk (X 1.3)
4. Bentuk lainnya yang disertatkan dalam pangan yang menjelaskan kehalalan
produk (X1.4)
b. Kesadaran Halal (Halal Awareness) (X2)
Kesadaran halal atau halal awareness merupakan tingkat pemahaman umat
muslim dalam mengetahui isu-isu terkait konsep halal. Pengetahuan tersebut termasuk
didalamnya memahami apa itu halal dan bagaimana proses produksi suatu produk sesuai
standar halal dalam Islam. Pengukuran variabel halal awareness mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh dewi kirana windisukma (2015) yang mengunakan beberapa
indicator, yaitu
1. Memperhatikan logo halal sebelum mengkonsumsi produk (X2.1)
2. Berusaha menghindari produk yang syubhat (tidak jelas/ meragukan
kehalalannya) (X2.2)
3. Selalu mengkonsumsi produk yang halal (X2.3)
c. Bahan Makanan (Food Ingredients) (X3)
Bahan makanan atau food ingredients didefiniskan sebagai bahan-bahan yang
terkandung dalam suatu produk yang memastikan bahwa produk tersebut halal atau
tidak. Komposisi makanan ini dapat dilihat dari pelabelan makanan pada kemasan
produk. Komposisi makanan ini menjadi tambahan pengetahuan bagi konsumen untuk
memilih produk mana yang akan mereka beli. Pengukuran variabel komposisi makanan
atau food ingredients mengacu pada beberapa indicator yang pernah digunakan dalam
penelitian Yunus, Rashid, Ariifin, Rashid (2013) yaitu
1. Bahan-bahan yang dipakai dalam suatu produk mencerminkan kehalalan suatu
produk (X3.1)
2. Saya akan membeli makanan yang sudah jelas halal komposisi makanannya
(X3.2)
3. Informasi kandungan makanan dalam pelabelan sangat penting. (X 3.3).
menyukai nasi pecel garahan, bisa jadi karena rasanya yang enak atau karena sensasi saat
makan nasi pecelnya, saat di kereta api.
Pembahasan
Setelah dilakukan pengujian statistik baik secara parsial (individu) dengan
menggunakan uji t maupun secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F,
maka analisis lebih lanjut dari hasil analisis regresi adalah:
Nasi pecel garahan ini, oleh produsennya tidak diberi label halal, atau
keterangan tentang kehalal produk, dikarenakan bungkus dari nasi pecel ini terbuat dari
daun pisang, dan sulit memberi label halalnya pada bungkusnya, selain itu pengetahuan
dari masyarakat, khususnya responden dalam penelitian ini bahwa nasi pecel itu
merupakan makanan halal. Ada beberapa kegiatan yang sering dilakukan masyarakat
baik di desa maupun di kota, yang terkadang untuk sajian makanannya menggunakan
menu nasi pecel, sehingga menguatkan pemikiran masyarakat bahwa ada atau tidaknya
label halal pada nasi pecel, tidak mempengaruhi minat beli. Melihat hasil dari kuisioner,
sebenarnya beberapa responden ada yang mengatakan terdapat label halal pada banner
yang dipasang diwarung pinggir jalan, meskipun tidak berupa label halal versi MUI,
hanya tulisan halal saja.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesadaran halal dan bahan makanan berpengaruh terhadap minat beli nasi pecel
garahan jember. Tetapi label halal tidak berpengaruh terhadap minat beli nasi pecel
garahan, yang artinya meski tidak ada label halal dibungkus nasi pecel garahan,
sebenarnya responden tetap membeli nasi pecel garahan.
2. Akan tetapi secara simultan label halal, kesadaran halal dan bahan makanan
berpengaruh terhadap pembelian. Hal ini didasari oleh beberapa hasil penelitian dan
teori, yang menyatakan bahwa label halal, kesadaran halal dan bahan makanan
menjadi pertimbangan bagi munculnya minat beli kaum muslimin.
Saran
Mengacu pada hasil kesimpulan dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak produsen nasi pecel garahan Jember, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel kesadaran halal dan bahan makanan berpengaruh terhadap minat
beli konsumen, yang artinya sangat penting bagi konsumen untuk mengetahui
keterangan bahan makanan dan keterangan halal,untuk meningkatkan minat beli,
jadi sebaiknya produsen harus memikirkan bagaimana caranya memberi label berupa
komposisi bahan makanan, sehingga konsumen tambah yakin akan kehalal produk
nasi pecel garahan itu.
2. Sebagai acuan penelitian yang akan datang dengan tema sejenis diharapkan untuk
dapat menambahkan variabel yang digunakan seperti inovasi produk, marketing mix
dan lainnya sehingga hasil temuannya lebih baik dalam menjelaskan mengenai
factor-faktor yang mempengaruhi minat beli nasi pecel garahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. A., Abaidah, T. N. T., & Yahya, M. H. A. (2013). A study on halal food
awareness among Muslim customers in Klang. In 4th International conference on
Business and Economic Research(pp. 1073–1087)
Abdul Aziz, Y. & Vui, C. N. (2012). The role of Halal awareness and Halal certification
in influencing non-Muslim‟s purchasing intention. Paper presented at 3rd
International Conference on Business and Economic Research (3rd ICBER 2012)
Proceeding, 1819-1830.
Ajzen, I. (1991), “The Theory of Planned Behavior”, Organizational Behavior and
Human Decision Processes, 50, 179-211
Ajzen, I. (1985), “From Intentions to actions: A Theory of Planned Behavior”, Kuhl, J.
And Beckmann, J. (Eds), Action Control: From Cognition to Behavior, Springer,
Heidelberg, pp. 11-39
Ajzen, I., & Fishbein, M. (2005). The influence of attitudes on behavior. In D.
Albarracín, B. T. Johnson, & M. P. Zanna (Eds.), The handbook of attitudes (pp.
173-221). Mahwah, NJ: Erlbaum
Aliman, N.K. dan Othman, M.N. (2007) Purchasing Local and Foreign Brands: What
Product Attributes Metter? Proceedings of the 13th Asia Pacific Management
Conference, Melbourne, Australia, pp 400-411
Al-Qur‟an dan Terjemahannya. (2008). Departemen Agama RI. Bandung: Diponegoro
Apriyantono, Anton dan Nurbowo,(2003) Panduan Belanja dan Konsumsi Halal,Jakarta:
Khairul Bayaan
Ardayanti, A., Nashril, T.T. A, & Helmi, A. (2013), A Study on Halal Food Awareness
among Muslim Customers in Klang Valley, 4 th International Conference on
Business and Economic Research, Bandung, Indonesia, paper 1073.
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta
.------------. 2008. Metode penelitian bisnis. Bandung: alfabeta
Assael,Henry. (2001). Consumer Behaviour 6th Edition. Yew York: Thompson Learning
Burhanuddin. 2011. Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat Halal.
Malang: UIN-MALIKI PERS
CAP (2006). Panduan Persatuan Pengguna Pulau Pinang: Halal Haram, Persatuan
Pengguna Pulau Pinang, Malaysia.
Che Man Y., Sazili A.Q. (2010) Food Production from the Halal Perspective. In:
Guerrero Legarreta I., Alarcón-Rojo, A.D., Y.H. Hui, Alvarado C. Handbook of
Poultry Science and Technology. 183-216.
Danang Waskito (2015) pengaruh sertifikasi halal, kesadaran halal, bahan makanan
terhadap minat beli produk makanan halal (studi pada mahasiswa muslim di
yogyakarta).skripsi. Yogyakarta
Departemen Agama Republik Indonesia, Panduan Sertifikasi Halal, Jakarta: Departemen
Agama RI, 2003.
PENGARUH LABEL HALAL, KESADARAN HALAL ……………….. Ahmad Izzuddin. 112
Jurnal Penelitian Ipteks Vol. 3 No. 2 Juli 2018
p-ISSN:2459-9921 E-ISSN:2528-0570 HAL: 100-114
Dewi Kirana Windisukma (2015) pengaruh kesadaran halal, terhadap sikap dan
implikasinya terhadap minat beli ulang. Skripsi. Semarang
Dr.Jamal abdul nassir shaari and Nur shahira bt mohd arifin.2009. dimension of halal
purchase intention: a preliminary study.serawak malaysia
Ferdinand, Agusty. 2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen.
Edisi kedua. Semarang: Badan Penelitian Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Kedua, Penerbit Universitas Diponegoro.
Hrubes, D., Ajzen, I., & Daigle, J. (2001). Predicting hunting intentions and behavior:
An application of the theory of planned behavior. Leisure Sciences, 23, 165-178.
Hussin S. R.*, Hashim, H., Yusof, R. N. and Alias, N. N (2013) Relationship between
Product Factors, Advertising, and Purchase Intention of Halal Cosmetic.
Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 21 (S): 85 - 100 (2013)
Ismi aziz Makrufah (2017) pengaruh citra merek dan label halal terhadap keputusan
pembelian kosmetik (studi pada konsumen di outlet laris kartasura).
Skripsi.Surakarta
Kettani, H. (2010) World Muslim Population. Proceeding og the 8th Hawaii
International Conference on Arts and Humanities, Honolulu Hawaii
Lalit M. Johri, Kanokthip Sahasakmontri, (1998) "Green marketing of cosmetics and
toiletries in Thailand", Journal of Consumer Marketing, Vol. 15 Issue: 3, pp.265-
281.
Nazahah, A . R & Sutina, J. (2012), The Halal Product Acceptance Model for the
Religious Society, Business & Management Quarterly Review, 3(1), 17-25
Philip Kotler, Keller, Kavin lane.2003. Manajemen pemasaran: Analisis, Perencanaan,
implementasi, pengendalian
Rajagopal, S., Ramanan, S., Visvanathan, R., & Satapathy, S. (2011). Halal certification:
implication for marketers in UAE, Journal of Islamic Marketing, 2 (2), 132-153
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen. Teori dan penerapannya dalam pemasaran.
Ghalia Indonesia: Bogor.
Sugiyono. 2001. Metode penelitian administrasi. Bandung: tarsito
Tati musdyaningwati (2016) Pengaruh tingkat pengetahuan tentang pangan halal
terhadap keputusan pembelian produk pangan halal pada mahasiswa universitas
muhammadiyah semarang. Skripsi.semarang
Tika, Moh.Pabundu. 2006. Metodologi riset bisnis. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Qardhawi, Muhammad Yusuf. 1993 Halal dan Haram Dalam Islam, Semarang: PT. Bina
Ilmu,.
Wandel, M.(1997). Food Labeling from a Consumer Perspective, British Food Journal,
MCB University Press, 99(6)
Yunuz M., Rashid W., Ariffin M., & Rasyid M. (2014). Muslim‟s Purchase Intention
Towards Non-Muslim‟s Halal Packaged Food Manufacturer. Procedia - Social
And Behavioral Sciences. 145 – 154.
www.republika.co.id
(www.detik.com).
www.bps.go.id
(www.halalmui.org).