1826 4671 1 PB
1826 4671 1 PB
1826 4671 1 PB
1 - 10
ISSN Print : 2356-2102
ISSN Online : 2356-2099
DOI: https://doi.org/10.52657/jfk.v9i1.1826
Abstrak
Guidance and counseling is a form of service in helping students' problems related
to their developmental tasks. Among the students' problems at this school are
learning problems, whether it is related to the low mastery of students on the
subject matter, so that they do not reach the KKM standard (minimum
completeness criteria). One of the instruments used is AUM PTSDL (Prerequisites
for mastery of subject matter, learning skills, socio-emotional, personal self and
environment). It's just that this instrument becomes less effective, because the
implementation of filling out the PTSDL AUM with the delivery of results is too
long, so that the accuracy of student problems changes and the accuracy of
Guidance and counseling services also changes.
This research aims to analyze the implementation of AUM PTSDL at SMKN 4
Kepahiang. This research uses field research, with a qualitative descriptive
approach. With in-depth interviews to get information, explanations, and some
informations.
Based on the results of the research, the administration of AUM PTSDL at SMKN 4
has been carried out well, starting from preparation, implementation, processing of
results, interpretation of services that match student problems. The obstacle
encountered was processing results using a manual system and taking a long time,
so that sometimes student problems have changed, so that they no longer match the
AUM results, in addition to the difficulty of interpreting the PTSDL AUM results
for suitable Guidance and counseling services.
Keywords : AUM PTSDL, Counseling, Counseling Teacher
This is an open access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0
International License
Website: http://ejournal.umpri.ac.id/index.php/fokus
PENDAHULUAN
1
Analisis Pelaksanaan AUM PTSDL....
pelajaran tertentu, serta factor luar diri siswa fasilitas yang kurang memadai dalam
belajar (Hidayati, 2017). Untuk factor diluar diri siswa (eksternal), seperti; fasilitas
belajar, motivasi orang tua, tipologi guru dalam mengajar, sosio kultural masyarakat,
strategi pembelajaran yang digunakan.
Hasil studi awal di SMKN 4 Kepahiang, bahwa rendahnya sebagian hasil belajar
siswa (dibawah KKM), yang ditandai tidak mengerjakan tugas teori dan praktik,
kurang sopan pada guru, membolos dan perkelahian pelajar, untuk mencari
penyebabnya dilakukan dengan AUM PTSDL (Alat Ungkap Masalah Prasyarat
Keterampilan, Sosio Emosional, Diri Pribadi dan Lingkungan belajar), dengan jumlah 4
orang guru BK, yaitu;
Tabel 1. Data Guru BK di SMKN 4 Kepahiang
No Jenis Kelamin Keilmuan Strata Jumlah
1 Perempuan Bimbingan Konseling S2 (Strata 2) 1
2 Laki-Laki Bimbingan Konseling S1 (Strata 1) 3
Jumlah 4
Sumber data : laporan bulan Agustus 2022
2
Beni Azwar
akan keluar hasilnya, baik berkaitan mutu belajar atau masalah belajar, kemudian
juga ada data kelompok dan pribadi. Kedua, Manual; system pengolahan manual
dengan menggunakan kunci jawaban dengan mencocokkan dengan lembar jawaban.
Kunci jawaban terdiri dari K1 (kualitas belajar yang paling diharapkan), K2 (kualitas
belajar yang diharapkan), KM1 (kunci yang dikenai masalah yang sangat tidak
diharapkan) dan KM2 (kunci masalah, dengan masalah tidak terlalu berat).
2. Guru BK
Beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru BK adalah kompetensi personal,
paedagogik, social, professional dan instrumental. Bahkan disamping itu kompetensi
multicultural untuk dengan memasukan muatan multicultural dalam Pendidikan
konselor (Hastuti & Marheni, 2017). Untuk kompetensi profesional sebagian guru BK
sudah memiliki dan melaksanakan (Nurrahmi, 2015). Sedangkan kompetensi
instrumental terungkap bahwa 42% layanan BK didahului dengan menjalankan
instrumentasi, sedangkan 58% layanan BK tidak didahului dengan melaksanakan
instrumentasi BK (Permaga., 2012). Seharusnya guru BK menguasai instrumentasi
yang sangat penting dalam BK (Gibson, R. L., & Mitchell, 2008). kemampuan ini
melliputi instrument tes dan non tes. Untuk instrument tes terbagi menjadi tes hasil
belajar, tes diagnostic dan tes psikologis, yaitu tes IQ, bakat, minat, kepribadian,
kreativitas. Sedangkan instrument non tes terdiri dari AUM Umum, AUM PTSDL, AU
Kref (Alat Ungkap Kreativitas), Self esteem, Analisis Tugas Perkembangan. Guru BK
harus mampu mengadministrasikan, mengolah, menafsirkan hasilnya yang akan
digunakan dalam rencana layanan BK.
AUM PTSDL berkaitan dengan masalah-masalah dalam belajar siswa yang
digunakan secara individu maupun kelompok dan merupakan bagian dari layanan BK
(Prayitno, 1997). Untuk tujuan assessment ini adalah; memperoleh informasi tentang
masalah siswa, identifikasi factor penyebab masalah, menetapkan tujuan konseling,
mengkaji dampak dari masalah jika tak diatasi, mendidik dan memotivasi klien sesuai
perspektif situasi konseling, pemecahan masalah dengan perubahan tingkah laku,
meningkatkan penerimaan klien terhadap treatment dan berkontribusi pada
perubahan dari hasil terapi, informasi yang positif sebagai rencana perawatan yang
efektif (Kartadinata, 2008). Dalam pengolahan AUM PTSDL dengan komputer akan
memudahkan dan menambah keterampilan guru BK (Andriani & Oktasari, 2021).
Adapun manfaat penggunaan AUM PTSDL adalah agar Guru BK lebih mudah
mengenal siswa yang perlu dibantu, mempermudah perencaan layanan BK, membantu
permasalahan belajar siswa, perencananaan layanan BK (Prayitno, 1997). Disamping
itu assessment ini bisa dijadikan alat diagnosis dalam melacak kesulitan belajar siswa
(Radiani, 2022). Dari temuan dilapangan belum semua guru BK melaksanakan
instrumentasi ini, karena hambatan dari dalam diri dan luar diri dan guru BK sudah
menunjukan usaha untuk mengatasinya (Suryani et al., 2019). Assessment ini
merupakan dasar dalam penetapan layanan BK
Riska Andriani dan Maria Oktasari pada tahun 2021 melakukan penelitian
mengenai pelatihan penggunaan aplikasi alat ungkap masalah (AUM) PTSDL seri
SLTP untuk pemetaan masalah belajar siswa, hasilnya pengolahan AUM PTSDL
dengan komputer akan menambah pengetahun guru BK (Andriani & Oktasari, 2021).
Selanjutnya Ade Chita Putri, dkk pada tahun 2022 melakukan penelitian mengenai
pemanfaatan AUM (umum) dan AUM (PTSDL) bagi guru BK dengan hasil bahwa data
pengadministrasian PTSDL dengan tujuan tindaklanjut perncanaan layanan BK, serta
data masih sesuai dengan kondisi siswa (Putri et al., 2022). Ifdil, dkk pada tahun 2017
melakukan penelitian mengenai pengolahan alat ungkap masalah (AUM) dengan
menggunakan komputer bagi konselor, hasilnya adalah penggunaan aplikasi komputer
4
Beni Azwar
METODE
jabawan siswa, yang dikenai kunci dicatat pada lembaran tabel yang sudah disediakan.
Pengolahan membutuhkan waktu lama dan tingkat kesalahan juga besar, berbeda
dengan menggunakan apllikasi komputer yang lebih cepat dan tingkat kesalahannya
juga kecil, dan terdapat kepuasan baik peserta laki-laki maupun perempuan terhadap
pemakaian aplikasi AUM berbasis website (Ifdil et al., 2021). karena sangat praktis
untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan keterampilan dengan aplikasi
komputer (Evianti et al., 2020). Sedangkan dengan manual hasil butuh waktu yang
lama, permasalahannya setelah diadakan layanan informasi tenntang hasil AUM
PTSDL, ternyata masalah siswa sudah berubah, atau bahkan bertambah parah.
Kondisi ini yang dialami guru BK di SMKN 4 Kepahiang.
b. Analisis Hasil dan Interpretasi
Berkaitan dengan tindak lanjut hasil pengolahan AUM harus diinterpretasikan
dalam layanan BK, baik kelompok dalam bentuk layanan informasi, bimbingan
kelompok, maupun individual dalam konseling individu. Dalam hal ini akan
ditampilkan data kelompok:
Tabel 2. Hasil Pengolahan Data Kelompok Kelas XI OTKR 2
Bidang Skor Masalah
Masalah Terendah Tertinggi Jumlah Persentase Terendah Tertinggi Jumlah Persentase
(%) (%)
P 2 29 306 13,9% 2 14 125 5,68%
T 21 109 1006 45,7% 9 48 551 25%
S 9 28 308 14% 1 10 100 4,54%
D 6 42 459 20,9% 4 15 181 8,22%
L 5 41 462 21% 2 16 158 7,18%
Sumber : Hasil pengolahan data kelompok kelas XI OTKR 2
Berkaitan tabel di atas tentang hasil pengolahan AUM PTSDL, sebagaai contoh di
kelas XI OTKR 2 misalnya, jumlah siswa 22 orang, sehingga untuk rata-rata skor dan
masalah dibagi jumlah siswa, rekapitulasi terlihat untuk rata-rata skor kualitas belajar
tertinggi pada keterampilan belajar (T) sebesar 45,7% artinya dari 22 siswa hampir
separoh memiliki keterampilan belajar yang baik dan terendah pada prasyarat belajar
(P) sebesar 13,9% dengan maksud dari 22 siswa 13,9% memiliki kualitas belajar yang
baik pada prasyarat belajar. Adapaun masalah dengan rata-rata tertinggi keterampilan
belajar (T) sebesar 25% artinya dari 22 siswa bermasalah tentang keterampilan belajar
dan terendah sosioemosional (S) sebesar 4,54% dari 22 siswa bermasalah dalam
sosiemosionalnya.
Adapun follow up data hasil pengolahan AUM untuk perencanaan layanan BK,
dilakukan dengan dengan melihat skor masalah tertinggi, kemudian ditelusuri item
soal nomor berapa saja, sehingga dibuat satuan layanan BK yang berisi tentang materi
yang cocok untuk mengatasi masalah itu, kemudian untuk siswa yang paling banyak
masalah yang terlihat dari potret diri atau rekap AUM PTSDL pribadi. Hasil
pengolahan data ini dapat dijadikan sebagai bahan layanan BK (Prayitno & Amti,
2004). Berkaitan layanan klasikal tentang keterampilan belajar yaitu cara belajar
yang efektif, sedangkan untuk layanan konseling individual bagi siswa yang paling
banyak skor masalahnya. Untuk masalah diri pribadi (D) dan lingkungan
sosioemosional akan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan kelompok, karena hanya
8,22% dan 7,18% dengan topik disesuaikan dengan permasalahan siswa yang akan
ditelusuri item-item masalah yang paling banyak. Hal ini sejalan dengan tujuan Guru
BK harus memahami manfaat AUM PTSDL untuk membantu kesulitan belajar siswa.
Manfaat lain adalah supaya guru BK lebih kenal dengan kebutuhan siswa terutama
masalah bellajarnya, memiliki peta masalah belajar, baik masalah individu, maupun
kelompok, sebagai dasar penetapan layanan BK dari hasil pengolahan AUM PTSDL,
6
Beni Azwar
dan siswa akan paham dengan dirinya apakah memerlukan bantuan atau tidak
(Monica & Abdul Gani, 2016). Hal ini dikuatkan bahwa Pemanfaatn AUM bertujuan
peningkatan mutu belajar siswa melalui layanan BK dan kegiatan pendukung dengan
format tertentu (Putri et al., 2022).
Untuk permasalahan pribadi siswa ditampilkan dengan potret diri, seperti contoh
di bawah ini:
7
Analisis Pelaksanaan AUM PTSDL....
perkembangan zaman yang cukup cepat perlu ada penyesuaian dengan kondisi
kekinian, baik dari item pernyataan maupun dari jumlah item.
Sebelum pengisian AUM PTSDL, siswa dianjurkan untuk sarapan pagi, menjaga
kesehatan, dan sehat jasmani dan rohani saat pengisian AUM PTSDL di SMKN 4
Kepahiang sesuai petunjuk standar. Karena keterbatasan jumlah instrumen, guru BK
diwajibkan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan jumlah instrumen.
Keterlibatan kepala sekolah dalam bentuk support moril dan materil. Keterlibatan guru
mata pelajaran lebih pada Kerjasama hasil AUM PTSDL yang berkaitan dengan
masalah penguasaan materi pelajaran, sedangkan wali kelas pada Kerjasama tindak
lanjut pengolahan hasil AUM PTSDL, serta fungsi perbaikan untuk masalah belajar
dan pengembangan untuk kualitas belajar. Pengolahan AUM PTSDL secara manual
kurang efektif, karena lamannya waktu mendapatkan hasil pengolahan, akan
bepengaruh dengan masalah belajar dan kukalitas belajar siswa yang cenderung
berubah karena kedinamisan diri siswa. Artinya masalah belajar yang dialami waktu
pengisian AUM PTSDL belum pasti ada atau bahkan bertambah parah, karena tidak
segera ditindaklanjuti. Adapun layanan BK yang direncanakan adalah; bagi siswa
dengan potret diri yang tinggi dilakukan konseling individual, siswa dengan
permasalahan yang sama berdasarkan item masalah dalam data kelompok diadakan
layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, layanan ini sesuai dengan need
assessment (Satya Anggi Permana, 2018). Sedangkan item masalah yang dialami oleh
seluruh siswa akan diadakan layanan informasi. Dari analisis AUM PTSDL yang
digunakan juga versi lama, sementara pada tahun 2016 sudah diperbaharui, setelah
ditelaah ada penambahan untuk keterampilan belajar sebanyak 10 butir yang
menyesuaikan dengan kondisi kekinian dan menekankan tentang teknologi IT,
handphone, sehingga total item pernyataan menjadi 175 yang semula 165, sedangkan
keterampilan belajar menjadi 85 yang semula 75 (Prayitno et al., 2019).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, setelah dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa
pengadministrasian AUM PTSDL di SMKN 4 Kepahiang, mulai perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan dan interpretasi dalam perencanaan layanan BK sudah
sesuai petunjuk pelaksanaan AUM PTSDL. Cara pengolahan AUM PTSDL di SMKN 4
Kepahiang dengan manual dan membutuhkan waktu lama dan terkadang terjadi
perubahan masalah siswa, baik dari bentuk maupun kualitas masalahnya. Tindak
lanjut interpretasi hasil pengolahan AUM PTSDL dalam bentuk rencana layanan
konseling individual, layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, serta
layanan informasi. Dan saran yang dapat diberikan adalah perlu penambahan AUM
PTSDL untuk efektivitas dan efisiensi waktu dan tenaga. Agar pengisian AUM PTSDL
sebaiknya dilakukan rutin, paling tidak setiap pertengahan semester. Peneliti
berikutnya agar dapat meneliti tingkat kesesuaian item pernyataan soal-soal
pernyataan AUM PTSDL dengan kondisi kekinian, karena rentang waktu yang cukup
lama semenjak AUM PTSDL digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, U., & Nariyah, S. (2019). Bimbingan Karir dalam Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Pada Anak Asuh di UPTD Budi Asih Bandar Lampung.
Jurnal Literasi, 1(2), 108–124.
Andriani, R., & Oktasari, M. (2021). Pelatihan penggunaan aplikasi alat ungkap
masalah (AUM) PTSDL SERI SLTP untuk pemetaan masalah belajar Siswa.
Connection: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 36–41.
https://doi.org/10.32505/connection.v1i2.3229
8
Beni Azwar
10