1826 4671 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Fokus Konseling, Volume 9 Number 1 (2023) pp.

1 - 10
ISSN Print : 2356-2102
ISSN Online : 2356-2099
DOI: https://doi.org/10.52657/jfk.v9i1.1826

Analisis Pelaksanaan AUM PTSDL di SMKN 4 Kepahiang


Beni Azwar
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
e-mail: beniazwar1967@gmail.com

Abstrak
Guidance and counseling is a form of service in helping students' problems related
to their developmental tasks. Among the students' problems at this school are
learning problems, whether it is related to the low mastery of students on the
subject matter, so that they do not reach the KKM standard (minimum
completeness criteria). One of the instruments used is AUM PTSDL (Prerequisites
for mastery of subject matter, learning skills, socio-emotional, personal self and
environment). It's just that this instrument becomes less effective, because the
implementation of filling out the PTSDL AUM with the delivery of results is too
long, so that the accuracy of student problems changes and the accuracy of
Guidance and counseling services also changes.
This research aims to analyze the implementation of AUM PTSDL at SMKN 4
Kepahiang. This research uses field research, with a qualitative descriptive
approach. With in-depth interviews to get information, explanations, and some
informations.
Based on the results of the research, the administration of AUM PTSDL at SMKN 4
has been carried out well, starting from preparation, implementation, processing of
results, interpretation of services that match student problems. The obstacle
encountered was processing results using a manual system and taking a long time,
so that sometimes student problems have changed, so that they no longer match the
AUM results, in addition to the difficulty of interpreting the PTSDL AUM results
for suitable Guidance and counseling services.
Keywords : AUM PTSDL, Counseling, Counseling Teacher

Received : 2022-10-18. Published : 2023-01-31.

This is an open access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0
International License
Website: http://ejournal.umpri.ac.id/index.php/fokus

PENDAHULUAN

Bimbingan konseling merupakan usaha yang terencana,sistematis, ilmiah,


objektif dan berkesinambungan dalam mewujudkan kemandirian belajar siswa di
sekolah, dengan tujuan optimalisasi potensi siswa, baik secara pribadi, social, belajar,
karir, keberagamaan dan keluarga. Optimalisasi dalam belajar disamping kemampuan
dasar, fasilitas belajar, lingkungan sosioemosional, juga kondusivitas lingkungan
belajar. Guru Bimbingan Konseling (BK) harus mampu menelaah masalah tersebut,
mulai mengumpulkan data, mengolahnya, mengkaji penyebab masalah (diagnosis),
menkaji jika masalah tak teratasi (prognosis), pemecahan masalah (threatment), serta
penilaian dan menindaklanjutinya (Umar, 2001). Faktor penyebab masalah ada yang
bersumber dari diri siswa (internal), seperti; sulit berkonsentrasi, tidak paham sebagian
atau keseluruhan pelajaran, gugup/grogi, kurang termotivasi, kurang berminat pada

1
Analisis Pelaksanaan AUM PTSDL....

pelajaran tertentu, serta factor luar diri siswa fasilitas yang kurang memadai dalam
belajar (Hidayati, 2017). Untuk factor diluar diri siswa (eksternal), seperti; fasilitas
belajar, motivasi orang tua, tipologi guru dalam mengajar, sosio kultural masyarakat,
strategi pembelajaran yang digunakan.
Hasil studi awal di SMKN 4 Kepahiang, bahwa rendahnya sebagian hasil belajar
siswa (dibawah KKM), yang ditandai tidak mengerjakan tugas teori dan praktik,
kurang sopan pada guru, membolos dan perkelahian pelajar, untuk mencari
penyebabnya dilakukan dengan AUM PTSDL (Alat Ungkap Masalah Prasyarat
Keterampilan, Sosio Emosional, Diri Pribadi dan Lingkungan belajar), dengan jumlah 4
orang guru BK, yaitu;
Tabel 1. Data Guru BK di SMKN 4 Kepahiang
No Jenis Kelamin Keilmuan Strata Jumlah
1 Perempuan Bimbingan Konseling S2 (Strata 2) 1
2 Laki-Laki Bimbingan Konseling S1 (Strata 1) 3
Jumlah 4
Sumber data : laporan bulan Agustus 2022

Berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin melihat efektivitas AUM PTSDL


terhadap masalah belajar siswa, dengan cara menganalisis mulai dari persiapan,
pengadministrasian, pengolahan dan interpretasinya dalam bentuk layanan BK.
Sehingga peneliti tertarik mengangkat judul penelitian; Analisis Pelaksanaan AUM
PTSDL di SMKN 4 Kepahiang.
1. Pelaksanaan AUM PTSDL
Instrumen ini disebut AUM PTSDL yang bertujuan mengungkapkan
permasalahan belajar siswa. Atau alat ungkap masalah yang sederhana dan mudah
digunakan untuk mengkomunikasikan mutu dan masalah belajar klien (Komalasari et
al., 2011). Antara lain semua masalah pembelajaran dalam 1) teknik pembelajaran, 2)
motivasi belajar, dan 3) sikap (Wahyuni, 2020). Manfaatnya bagi guru BK
mempermudah mendeteksi permasalahan belajar siswa, disamping itu juga dapat
dilakukan secara individual, kelompok atau klasikal, validitas dan reliabiltas yang
cukuptinggi, siswa akan mudah mengenal masalah belajarnya, sudah ada aplikasi
komputer pengolahannya.(Monica & Abdul Gani, 2016). AUM PTSDL diklasifikasikan
menjadi 5 yaitu; Persyaratan penguasaan materi pelajaran (disingkat P), keterampilan
belajar (disingkat T), sarana belajar (disingkat S), keadaan diri pribadi (disingkat D),
Lingkungan belajar dan sosio-emosional (disingkat L) (Fadila, 2013).
Prasyarat penguasaan materi pelajaran, bukan karena kecerdasan siswa. Guru
BK bekerjasama dengan dengan guru mata pelajaran harus menciptakan suasana dan
proses pembelajaran yang menantang, jika hasil yang diperoleh siswa kurang atau
sama dengan KKM, siswa harus diberikan pembelajaran remedial agar memiliki
penguasaan materi pelajaran sampai pencapaian atau di atas KKM, sekaligus dapat
membantu pengembangan kompetensi yang dimiliki siswa. Beberapa prasyarat belajar
adalah; diawali dengan yang mudah, memahami konsep secara mendalam,
menggunakan akal dan rasio untuk memahami yang abstrak dan hilangkan image
bahwa pelajaran itu sulit.(Susdarwono, 2020) Item untuk kelompok ini sebanyak 20
soal.
Komponen ini diharapkan agar siswa dapat menemukan sendiri fakta dan konsep
serta dapat mengembangkan sikap dan nilai yang baik dalam belajar. Tujuan
keterampilan belajar adalah pengaturan waktu belajar, proses membaca, menyimpan
dan memanggil kembali, mengikuti pelajaran di kelas, mengunakan lliterasi pustaka,
menulis karya tulis dengan baik, dan persiapan diri mengikuti ujian. Bebberapa
keterampilan belajar yaitu; berpikir kritis, memecahkan masalah, metakognisi,

2
Beni Azwar

berkomunikasi, berkolaborasi, inovasi dan kreatif, literasi informasi (Mardhiyah et al.,


2021). Untuk mencapai keterampilan ini siswa dituntut untuk lebih kreatif tanpa
dibatasi ruang dan waktu.(Kuncahyono, Suwandayani, B. I & A., 2020) Adapun item
soal paling banyak unutuk keterampilan belajar ini, yaitu 75 soal.
Komponen ini terdiri dari buku bacaan berupa buku teks dan elektoronik, alat
dan sarana belajar, internet, media pembelajaran, dll. diperlukan untuk proses
pembelajaran yang baik. Semua fasilitas belajar yang digunakan siswa belajar di
sekolah merupakan bentuk sarana belajar. Diantara sarana belajar yaitu ruangan
belajar, penerangan yang memadai, buku ajar dan kelengkapan lainnya.(Santoso,
2021) Sarana belajar sangat penting dalam meningkatkan kemandirian belajar. Atau
sarana belajar memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian
belajar.(Santoso, 2021) Item pernyataan untuk bagian ini 15 soal.
Hal-hal yang berkaitan dengan diri pribadi adalah control diri, motivasi
pengembangan ide, tanggung jawab belajar, menumbuhkan inisiatif, dan motivasi
belajar, bakat, minat, pengetahuan, tujuan, dan nilai siswa. Motivasi adalah kekuatan
penggerak dalam belajar.(Sadirman, 2012) menggerakkan seseorang bertingkah
laku.(Jannati, 2020) Dan motivasi sangat penting dalam merealisasikan kemandirian
belajar.(Arifayani, 2015) Demikian halnya dengan bakat bahwa kompetensi guru harus
ditingkatkan agar minat dan bakat siswa dalam belajar bisa lebih baik dari sebelumnya
(Lena et al., 2020). Bahkan minat mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-
cita.(Friantini, R. N., & Winata, 2019) Bentuk-bentuk Peran guru dalam
mengembangkan bakat adalah perhatian, kerjasama anatara orang tua dan guru,
belajar atau latihan, menjaga kestabilan motivasi, memberikan penguatan, dan
kegiatan ekstrakurikuler.(Magdalena et al., 2020) Guru harus mampu mengembangkan
potensi siswa berupa potensi kemampuan, minat, dan perbedaan intelektual antara
individu dan kepribadiannya yang khas selama proses pembelajaran. Jumlah item soal
bagian ini 30 soal.
Lingkungan belajar yang berpengaruh dalam pembelajaran diantaranya;
lingkungan alam, yang bisa panas, dingin, atau sejuk, serta lingkungan sosial, yang
bisa sepi, ramai, ramai, atau berisik. Bahkan dikatakan lingkungan merupakan sumber
informasi yang diperoleh melalui panca indera dan selanjutnya diterima oleh otak,
maka lingkungan meliputi segala sesuatu yang berada di luar individu.
Kondisi keluarga yang terdiri kondusifitas keluarga, pola asuh dan kehangatan
keluarga, ekonomi keluarga, jumlah anggota keluarga, lingkungan masyarakat seperti
sikap masyarakat terhadap pendidikan, ketaatan dan kesolehan masyarakat, sikap
menerima atau menolak. Penellitian menunjukan ada hubungan positif yang signifikan
antara lingkungan keluarga dengan hasil belajar, dimana r hitung 111 lebih dan r tabel
0.348 lebih kecil dari 0,5 (Rumadaul et al., 2021). Lingkungan sosial seperti keluarga,
rukun tetangga, desa, kota, pasar, dan lingkungan budaya seperti candi dan adat
istiadat juga berpengaruh dalam pembelajaran (Rumadaul et al., 2021). Jumlah item
soal pada bagian ini 25 soal.
Untuk pengadministrasian AUM PTSDL dilakukan dengan Langkah-langkah :
Petunjuk AUM PTSDL berisi instruksi rinci yang harus dibaca siswa dengan telliti.
Guru BK harus membaca dengan Bahasa yang jelas sesuai petunjuk manual dan
meminta siswa menanyakan yang tidak dipahami. Petunjuk bisa dibaca dalam buku
soal dan siswa diberikan waktu yang cukup untuk membaca.
Lembar jawaban terpisah dari buku soal, buku soal tidak boleh dicoret-coret harus
bersih, jawaban harus diisi dengan identitas yang lengkap. Dengan waktu pengerjaan
AUM PTSDL selama 30 menit, soal dibaca dan dijawab dengan teliti dan berurutan,
perkirakan waktu pengerjaan, jika sudah selesai silahkan diperiksa lagi, jika ada yang
tertinggal. Pertama proses pengolahan AUM PTSDL dilakukan dengan dua acara;
Aplikasi komputer, dengan menginput hasil jawaban pada aplikasi komputer, sehingga
3
Analisis Pelaksanaan AUM PTSDL....

akan keluar hasilnya, baik berkaitan mutu belajar atau masalah belajar, kemudian
juga ada data kelompok dan pribadi. Kedua, Manual; system pengolahan manual
dengan menggunakan kunci jawaban dengan mencocokkan dengan lembar jawaban.
Kunci jawaban terdiri dari K1 (kualitas belajar yang paling diharapkan), K2 (kualitas
belajar yang diharapkan), KM1 (kunci yang dikenai masalah yang sangat tidak
diharapkan) dan KM2 (kunci masalah, dengan masalah tidak terlalu berat).
2. Guru BK
Beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru BK adalah kompetensi personal,
paedagogik, social, professional dan instrumental. Bahkan disamping itu kompetensi
multicultural untuk dengan memasukan muatan multicultural dalam Pendidikan
konselor (Hastuti & Marheni, 2017). Untuk kompetensi profesional sebagian guru BK
sudah memiliki dan melaksanakan (Nurrahmi, 2015). Sedangkan kompetensi
instrumental terungkap bahwa 42% layanan BK didahului dengan menjalankan
instrumentasi, sedangkan 58% layanan BK tidak didahului dengan melaksanakan
instrumentasi BK (Permaga., 2012). Seharusnya guru BK menguasai instrumentasi
yang sangat penting dalam BK (Gibson, R. L., & Mitchell, 2008). kemampuan ini
melliputi instrument tes dan non tes. Untuk instrument tes terbagi menjadi tes hasil
belajar, tes diagnostic dan tes psikologis, yaitu tes IQ, bakat, minat, kepribadian,
kreativitas. Sedangkan instrument non tes terdiri dari AUM Umum, AUM PTSDL, AU
Kref (Alat Ungkap Kreativitas), Self esteem, Analisis Tugas Perkembangan. Guru BK
harus mampu mengadministrasikan, mengolah, menafsirkan hasilnya yang akan
digunakan dalam rencana layanan BK.
AUM PTSDL berkaitan dengan masalah-masalah dalam belajar siswa yang
digunakan secara individu maupun kelompok dan merupakan bagian dari layanan BK
(Prayitno, 1997). Untuk tujuan assessment ini adalah; memperoleh informasi tentang
masalah siswa, identifikasi factor penyebab masalah, menetapkan tujuan konseling,
mengkaji dampak dari masalah jika tak diatasi, mendidik dan memotivasi klien sesuai
perspektif situasi konseling, pemecahan masalah dengan perubahan tingkah laku,
meningkatkan penerimaan klien terhadap treatment dan berkontribusi pada
perubahan dari hasil terapi, informasi yang positif sebagai rencana perawatan yang
efektif (Kartadinata, 2008). Dalam pengolahan AUM PTSDL dengan komputer akan
memudahkan dan menambah keterampilan guru BK (Andriani & Oktasari, 2021).
Adapun manfaat penggunaan AUM PTSDL adalah agar Guru BK lebih mudah
mengenal siswa yang perlu dibantu, mempermudah perencaan layanan BK, membantu
permasalahan belajar siswa, perencananaan layanan BK (Prayitno, 1997). Disamping
itu assessment ini bisa dijadikan alat diagnosis dalam melacak kesulitan belajar siswa
(Radiani, 2022). Dari temuan dilapangan belum semua guru BK melaksanakan
instrumentasi ini, karena hambatan dari dalam diri dan luar diri dan guru BK sudah
menunjukan usaha untuk mengatasinya (Suryani et al., 2019). Assessment ini
merupakan dasar dalam penetapan layanan BK
Riska Andriani dan Maria Oktasari pada tahun 2021 melakukan penelitian
mengenai pelatihan penggunaan aplikasi alat ungkap masalah (AUM) PTSDL seri
SLTP untuk pemetaan masalah belajar siswa, hasilnya pengolahan AUM PTSDL
dengan komputer akan menambah pengetahun guru BK (Andriani & Oktasari, 2021).
Selanjutnya Ade Chita Putri, dkk pada tahun 2022 melakukan penelitian mengenai
pemanfaatan AUM (umum) dan AUM (PTSDL) bagi guru BK dengan hasil bahwa data
pengadministrasian PTSDL dengan tujuan tindaklanjut perncanaan layanan BK, serta
data masih sesuai dengan kondisi siswa (Putri et al., 2022). Ifdil, dkk pada tahun 2017
melakukan penelitian mengenai pengolahan alat ungkap masalah (AUM) dengan
menggunakan komputer bagi konselor, hasilnya adalah penggunaan aplikasi komputer

4
Beni Azwar

untuk pengolahan AUM dapat menambah wawasan, pengetahuan, pemahaman dan


keterampilan (Ifdil et al., 2017).

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif


kualitatif. sumber data yang dipakai bersifat primer dan skunder (Bungin, 2007).
Untuk data primer diperoleh dari dokumentasi data AUM PTSDL, wawancara
mendalam dengan guru BK. Sedangnkan data sekunder wawancara dengan kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, siswa.
Dokumen data PTSDL, wawancara, observasi, akan dipaparkan secara dekriptif.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran dari analisis pelaksanaan AUM
PTSDL.
Anallisa data dilakukan dengan cara; menganalisa data dengan cara
menguumpulkan dan menelaah wawancara, observasi, dan dokumentasi,. Kemudian
mereduksi data dengan cara pemilihan, penyederhanaan, pemusatan perhatian pada
hal-hal yang menguatkan data yang diperoleh di lapangan, setelah itu data akan
disajikan (display data) dari berbagai sumber dan dideskripsikan dalam bentuk uraian
atau kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Terakhiir disimpulkan
(verification dan conclution) yang didasarkan gabungan informasi yang tersusun dalam
bentuk penyajian data (Aisyah & Nariyah, 2019).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


a. Analisis Proses Pengadministrasian
Pengadministrasian sudah sesuai sesuai dengan petunjuk pelaksanaannya, mulai
persiapan buku dan lembar jawaban, proses informasi pada siswa, hal teknis yang
harus disiapkan siswa. Informasi ini harus disampaikan dengan jelas, termasuk jarak
duduk, alat tulis yang dibawa, harus sarapan terlebih dahulu, termasuk durasi waktu
yang digunakan, serta tujuan pengisian AUM PTSDL untuk pengungkapan masalah
belajar. Atau permasalahan khusus yang berhubungan dengan upaya kegiatan belajar
siswa (Prayitno, 2008). Adapun AUM PTSDL efektif dalam mengungkapkan kualiltas
dan permasalahan belajar, sesuai dengan hasil riset Secara keseluruhan persepsi siswa
mengenai pelaksanaan aplikasi instrumen AUM PTSDL berada pada kategori sedang
dengan skor rata-rata sebesar 17,79 atau dengan besaran persentase responden sebesar
49,3% (Nurjanah, 2019).
Pelaksanaan pengisian juga sudah sesuai petunjuk pelaksanaannya, terlebih
dahulu lembar jawaban dibagikan pada siswa, atas arahan guru BK siswa mengisi
identitasnya, setelah itu buku AUM PTSDL dibagikan, baru boleh dibuka kalau
diizinkan, kemudian dijelaskan cara pengisian dengan cara menyilang lembar jawaban
“Ya” atau “tidak”. Siswa diberi kesempatan bertanya sebelum memulai pengisian. Guru
BK harus memastikan bahwa siswa betul-betul siap dan mengerti cara pengisian AUM
PTSDL. Setelah itu siswa mengisi dengan waktu 30 menit. Untuk siswa yang jumlah
perkelas lebih dari 30 orang tidak sekaligus, mengingat buku AUM PTSDL hanya 30
buku, pengisian dilakukan bergantian. Kepala sekolah berjanji untuk menambah
jumlah AUM PTSDL ini karena memang dibutuhkan untuk mengetahui permasalahan
belajar siswa. Ini merupakan kendala guru BK dalam melaksanakan program BK,
seperti tidak tersedianya buku AUM, kelengkapan administrasi, dan anggaran yang
cukup.(Devianti & Sari, 2020).
Untuk pengolahan AUM PTSDL dilakukan secara manual, yaitu dengan
menggunakan kunci jawaban yang ada. Untuk kunci K1 dan K2 tentang kualitas
belajar, sedangkan KM1 adalah kunci masalah yang paling tidak diharapkan dibanding
KM2. Kunci jawaban dibuat dalam plastic transparan dan ditempelkan pada lembar
5
Analisis Pelaksanaan AUM PTSDL....

jabawan siswa, yang dikenai kunci dicatat pada lembaran tabel yang sudah disediakan.
Pengolahan membutuhkan waktu lama dan tingkat kesalahan juga besar, berbeda
dengan menggunakan apllikasi komputer yang lebih cepat dan tingkat kesalahannya
juga kecil, dan terdapat kepuasan baik peserta laki-laki maupun perempuan terhadap
pemakaian aplikasi AUM berbasis website (Ifdil et al., 2021). karena sangat praktis
untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan keterampilan dengan aplikasi
komputer (Evianti et al., 2020). Sedangkan dengan manual hasil butuh waktu yang
lama, permasalahannya setelah diadakan layanan informasi tenntang hasil AUM
PTSDL, ternyata masalah siswa sudah berubah, atau bahkan bertambah parah.
Kondisi ini yang dialami guru BK di SMKN 4 Kepahiang.
b. Analisis Hasil dan Interpretasi
Berkaitan dengan tindak lanjut hasil pengolahan AUM harus diinterpretasikan
dalam layanan BK, baik kelompok dalam bentuk layanan informasi, bimbingan
kelompok, maupun individual dalam konseling individu. Dalam hal ini akan
ditampilkan data kelompok:
Tabel 2. Hasil Pengolahan Data Kelompok Kelas XI OTKR 2
Bidang Skor Masalah
Masalah Terendah Tertinggi Jumlah Persentase Terendah Tertinggi Jumlah Persentase
(%) (%)
P 2 29 306 13,9% 2 14 125 5,68%
T 21 109 1006 45,7% 9 48 551 25%
S 9 28 308 14% 1 10 100 4,54%
D 6 42 459 20,9% 4 15 181 8,22%
L 5 41 462 21% 2 16 158 7,18%
Sumber : Hasil pengolahan data kelompok kelas XI OTKR 2

Berkaitan tabel di atas tentang hasil pengolahan AUM PTSDL, sebagaai contoh di
kelas XI OTKR 2 misalnya, jumlah siswa 22 orang, sehingga untuk rata-rata skor dan
masalah dibagi jumlah siswa, rekapitulasi terlihat untuk rata-rata skor kualitas belajar
tertinggi pada keterampilan belajar (T) sebesar 45,7% artinya dari 22 siswa hampir
separoh memiliki keterampilan belajar yang baik dan terendah pada prasyarat belajar
(P) sebesar 13,9% dengan maksud dari 22 siswa 13,9% memiliki kualitas belajar yang
baik pada prasyarat belajar. Adapaun masalah dengan rata-rata tertinggi keterampilan
belajar (T) sebesar 25% artinya dari 22 siswa bermasalah tentang keterampilan belajar
dan terendah sosioemosional (S) sebesar 4,54% dari 22 siswa bermasalah dalam
sosiemosionalnya.
Adapun follow up data hasil pengolahan AUM untuk perencanaan layanan BK,
dilakukan dengan dengan melihat skor masalah tertinggi, kemudian ditelusuri item
soal nomor berapa saja, sehingga dibuat satuan layanan BK yang berisi tentang materi
yang cocok untuk mengatasi masalah itu, kemudian untuk siswa yang paling banyak
masalah yang terlihat dari potret diri atau rekap AUM PTSDL pribadi. Hasil
pengolahan data ini dapat dijadikan sebagai bahan layanan BK (Prayitno & Amti,
2004). Berkaitan layanan klasikal tentang keterampilan belajar yaitu cara belajar
yang efektif, sedangkan untuk layanan konseling individual bagi siswa yang paling
banyak skor masalahnya. Untuk masalah diri pribadi (D) dan lingkungan
sosioemosional akan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan kelompok, karena hanya
8,22% dan 7,18% dengan topik disesuaikan dengan permasalahan siswa yang akan
ditelusuri item-item masalah yang paling banyak. Hal ini sejalan dengan tujuan Guru
BK harus memahami manfaat AUM PTSDL untuk membantu kesulitan belajar siswa.
Manfaat lain adalah supaya guru BK lebih kenal dengan kebutuhan siswa terutama
masalah bellajarnya, memiliki peta masalah belajar, baik masalah individu, maupun
kelompok, sebagai dasar penetapan layanan BK dari hasil pengolahan AUM PTSDL,

6
Beni Azwar

dan siswa akan paham dengan dirinya apakah memerlukan bantuan atau tidak
(Monica & Abdul Gani, 2016). Hal ini dikuatkan bahwa Pemanfaatn AUM bertujuan
peningkatan mutu belajar siswa melalui layanan BK dan kegiatan pendukung dengan
format tertentu (Putri et al., 2022).
Untuk permasalahan pribadi siswa ditampilkan dengan potret diri, seperti contoh
di bawah ini:

Gambar 1. Contoh Data Permasalahan Pribadi Siswa


Adapun layanan BK yang dilakukan di sekolah ini berkaitan berdasarkan potret
diri pribadi siswa dilakukan dengan melihat skor masalahnya diatas rata-rata dengan
jumlah masalah melebihi jumlah kualitas belajarnya. Siswa ini akan dipanggil atau dia
akan datang sendiri keruang BK. Kami dapat melihat permasalahan berdasarkan
potret dirinya, masalah terbanyak seperti keterampilan belajar, akan dilihat item-item
masalahnya.
Melihat paparan di atas hasil AUM PTSDL bermanfaat untuk layanan BK, dari
hasil penyajian data kelompok, akan terlihat kualitas belajar siswa dalam kelompok,
serta permasalahan siswa secara kelompok, sehingga akan dijadikan acuan dalam
memberikan layanan informasi atau bimbingan dan konseling kelomppok. Untuk mutu
belajar akan dipertahankan dan diberikan motivasi agar terus meningkat. Data
kelompok untuk tindak lanjut layanan BK dilaksanakan dengan memperhatikan
jumlah masalaah terbaanyak pada kelompok keterampilan belajar, kemudian dilihat
item-item yang paling banyak dialami siswa yaitu menghafal hukum-hukum, definisi-
definisi, rumus-remus dan sebagainya tanpa memahami apa yang dimaksudkannya,
baru guru BK akan menjadikan sebagai materi layanan, karena masalah dialami oleh
seluruh siswa, maka dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, kemudian masalah
cara belajar efektif dilaksanakan dengan layanan bimbingan kelompok, karena hanya 7
siswa. Dalam pelaksanaannya digabung dengan siswa yang biasa dan bagus, dengan
tujuan agar ada dinamika kelompok, sehingga ada kebersamaan kualitatif untuk
memudahkan pembahasan topik. Item yang banyak diisi oleh siswa padda kualitas
belajar akan dijadikan materi BK untuk layanan informasi dengan fungsi pemeliharaan
dan pengembangan.
AUM PTSDL merupakan perubahan dari SSHA (Survey of StudyHabits
Attiitudes) oleh William. F. Brown dan Wayne H. Holtzman tahun 1953, kemudian pada
tahun 1982 berubah menjadi PSKB (Pengungkapan Sikap dan Kebiasaan Belajar) oleh
Prayitno dan berubah menjadi AUM PTSDL dengan kesahiihan 86,36% dengan

7
Analisis Pelaksanaan AUM PTSDL....

perkembangan zaman yang cukup cepat perlu ada penyesuaian dengan kondisi
kekinian, baik dari item pernyataan maupun dari jumlah item.
Sebelum pengisian AUM PTSDL, siswa dianjurkan untuk sarapan pagi, menjaga
kesehatan, dan sehat jasmani dan rohani saat pengisian AUM PTSDL di SMKN 4
Kepahiang sesuai petunjuk standar. Karena keterbatasan jumlah instrumen, guru BK
diwajibkan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan jumlah instrumen.
Keterlibatan kepala sekolah dalam bentuk support moril dan materil. Keterlibatan guru
mata pelajaran lebih pada Kerjasama hasil AUM PTSDL yang berkaitan dengan
masalah penguasaan materi pelajaran, sedangkan wali kelas pada Kerjasama tindak
lanjut pengolahan hasil AUM PTSDL, serta fungsi perbaikan untuk masalah belajar
dan pengembangan untuk kualitas belajar. Pengolahan AUM PTSDL secara manual
kurang efektif, karena lamannya waktu mendapatkan hasil pengolahan, akan
bepengaruh dengan masalah belajar dan kukalitas belajar siswa yang cenderung
berubah karena kedinamisan diri siswa. Artinya masalah belajar yang dialami waktu
pengisian AUM PTSDL belum pasti ada atau bahkan bertambah parah, karena tidak
segera ditindaklanjuti. Adapun layanan BK yang direncanakan adalah; bagi siswa
dengan potret diri yang tinggi dilakukan konseling individual, siswa dengan
permasalahan yang sama berdasarkan item masalah dalam data kelompok diadakan
layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, layanan ini sesuai dengan need
assessment (Satya Anggi Permana, 2018). Sedangkan item masalah yang dialami oleh
seluruh siswa akan diadakan layanan informasi. Dari analisis AUM PTSDL yang
digunakan juga versi lama, sementara pada tahun 2016 sudah diperbaharui, setelah
ditelaah ada penambahan untuk keterampilan belajar sebanyak 10 butir yang
menyesuaikan dengan kondisi kekinian dan menekankan tentang teknologi IT,
handphone, sehingga total item pernyataan menjadi 175 yang semula 165, sedangkan
keterampilan belajar menjadi 85 yang semula 75 (Prayitno et al., 2019).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, setelah dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa
pengadministrasian AUM PTSDL di SMKN 4 Kepahiang, mulai perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan dan interpretasi dalam perencanaan layanan BK sudah
sesuai petunjuk pelaksanaan AUM PTSDL. Cara pengolahan AUM PTSDL di SMKN 4
Kepahiang dengan manual dan membutuhkan waktu lama dan terkadang terjadi
perubahan masalah siswa, baik dari bentuk maupun kualitas masalahnya. Tindak
lanjut interpretasi hasil pengolahan AUM PTSDL dalam bentuk rencana layanan
konseling individual, layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, serta
layanan informasi. Dan saran yang dapat diberikan adalah perlu penambahan AUM
PTSDL untuk efektivitas dan efisiensi waktu dan tenaga. Agar pengisian AUM PTSDL
sebaiknya dilakukan rutin, paling tidak setiap pertengahan semester. Peneliti
berikutnya agar dapat meneliti tingkat kesesuaian item pernyataan soal-soal
pernyataan AUM PTSDL dengan kondisi kekinian, karena rentang waktu yang cukup
lama semenjak AUM PTSDL digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, U., & Nariyah, S. (2019). Bimbingan Karir dalam Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Pada Anak Asuh di UPTD Budi Asih Bandar Lampung.
Jurnal Literasi, 1(2), 108–124.
Andriani, R., & Oktasari, M. (2021). Pelatihan penggunaan aplikasi alat ungkap
masalah (AUM) PTSDL SERI SLTP untuk pemetaan masalah belajar Siswa.
Connection: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 36–41.
https://doi.org/10.32505/connection.v1i2.3229

8
Beni Azwar

Arifayani, Y. (2015). Pengaruh Motivasi Belajar, Kemandirian Belajar, Lingkungan


Teman Sebaya, dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas X SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2014/2015. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainny (Vol. 2). Kencana.
Devianti, R., & Sari, S. L. (2020). Penggunaan Aplikasi Instrumentasi Pada Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Indonesian Journal of Counseling &
Development, 2(1), 71–81.
Evianti, N., Subekti, R., & Firmansyah, B. (2020). Pelatihan Pengolahan Alat Ungkap
Masalah (AUM) Dengan Menggunakan Komputer Bagi Konselor Sekolah SMKN 62
Lenteng Agung. Jurnal Pengabdian Teratai, 1(2), 303–307.
https://doi.org/10.55122/teratai.v1i2.156
Fadila. (2013). Instrumen Non-Tes Bimbingan dan Konseling (p. 43). LP2 IAIN Curup.
Friantini, R. N., & Winata, R. (2019). Analisis Minat Belajar pada Pembelajaran
Matematika. JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia), 4(1), 6–11.
Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2008). Introduction to Counseling and Guidance
(Pearson Prentice Hall (ed.)).
Hastuti, M. M. S., & Marheni, A. K. I. (2017). Kompetensi Konseling Multikultur Bagi
Konselor Sekolah: Suatu Kajian Teoretis. Proceeding Seminar Dan Lokakarya
Nasional Bimbingan Dan Konseling 2017, 1(mcc), 93–109.
Hidayati, S. H. (2017). Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengidentifikasi
permasalahan belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Kandangan. Jurnal
Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia, 3(2), 1–6. https://ojs.uniska-
bjm.ac.id/index.php/AN-NUR
Ifdil, I., Ilyas, A., Churnia, E., Erwinda, L., Zola, N., Fadli, R. P., Sari, A., & Refnadi, R.
(2017). Pengolahan Alat Ungkap Masalah (AUM) dengan Menggunakan Komputer
Bagi Konselor. Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia, 1(1), 17–24.
Ifdil, I., Sin, T. H., & Fadli, R. P. (2021). Tingkat Kepuasan Pengguna Aplikasi
Pengolahan Alat Ungkap Masalah (AUM) berbasis Website ditinjau dari gender.
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 21(3), 350–355.
https://doi.org/10.1007/sb.01940
Jannati, M. (2020). Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Terhadap Kemandirian
Belajar Ekonomi Siswa Klas XI IPS. Universitas Jambi.
Kartadinata, S. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. In Departemen
Pendidikan Nasional.
Komalasari, G., Wahyuni, E., & Karsih. (2011). Asesmen Teknik Nontes dalam
Perspektif BK Komprehensif. PT Indeks.
Kuncahyono, Suwandayani, B. I, M., & A. (2020). Aplikasi E-Test “That Quiz” Sebagai
Digitalisasi Pembelajaran Abad 21 Di Sekolah. Indonesia Bangkok. Lectura :
Jurnal Pendidikan, 11(2), 153–166.
Lena, I. M., Anggraini, I. A., Utami, W. D., & Rahma, S. B. (2020). Analisis Minat dan
Bakat Peserta didik terhadap Pembelajaran. Terampil: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Dasar, 7(1), 23–28.
Magdalena, I., Fatharani, J., Oktavia, S. A., Amini, Q., & Tangerang, U. M. (2020).
Peran Guru dalam Mengembangkan Bakat Siswa. Jurnal Pendidikan Dan
Dakwah, 2(1), 61–69. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa
Mardhiyah, R. H., Aldriani, S. N. F., Chitta, F., & Zulfikar, M. R. (2021). Pentingnya
keterampilan belajar di abad 21 sebagai tuntutan dalam pengembangan sumber
daya manusia. Lectura: Jurnal Pendidikan, 12(1), 29–40.
Monica, M. A., & Abdul Gani, R. (2016). Efektivitas Layanan Konseling Behavioral
9
Analisis Pelaksanaan AUM PTSDL....

dengan Teknik Self-Management untuk Mengembangkan Tanggung Jawab Belajar


pada Peserta Didik Kelas XI SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2015/2016. KONSELI : Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 3(2), 119–
132. https://doi.org/10.24042/kons.v3i2.576
Nurjanah, I. (2019). Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Aplikasi Instrumentasi
AUM PTSDL di SMA N 3 Kota Jambi. In Universitas Jambi.
Nurrahmi, H. (2015). Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling. Jurnal
Dakwah Al Hikmah, 45–55.
Permaga., J. R. (2012). Pengadministrasian Insntrumen Non-Tes oleh Guru BK dalam
Pemberian Layanan BK di SMA N 1 Kota Pariaman. FIP UNP Padang.
Prayitno. (2008). Pedoman Alat Ungkap Masalah: AUM PTSDL Format 2 untuk Siswa
SLTA. UNP Press.
Prayitno, & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. In Jakarta: Rineka
Cipta (Vol. 3). Rineka Cipta.
Prayitno, D. (1997). AUM (Alat Ungkap Masalah) Seri Umum Format 2: SLTA. UNP
FIP BK.
Prayitno, Mudjiran, H, N., Neviyarni, Marjohan, & Daharnis. (2019). Panduan Alat
Ungkap Masalah Kegiatan Belajar. Universitas Negeri Padang.
Putri, A. C., Sembiring, A. P. D., Rambe, A., & Fitri, A. L. (2022). Pemanfaatan AUM
Umum dan AUM PTSDL Bagi Guru BK. Jurnal Pendidikan Dan Konseling
(JPDK), 4(4), 4916–4919.
Radiani, W. A. (2022). Asesmen Psikologis Dan Nilai Budaya Sebagai Landasan
Konseling Dalam Pengembangan Diri Siswa. … Seminar Nasional Bimbingan Dan
Konseling …, 66–79.
http://conference.um.ac.id/index.php/bk/article/view/2870%0Ahttp://conference.um.a
c.id/index.php/bk/article/download/2870/1494
Rumadaul, D., Rampisela, T., & Sampe, P. D. (2021). Hubungan Lingkungan Keluarga
Terhadap Hasil Belajar Siswa MTs Nurul Ikhlas Ambon. Prosiding Seminar
Nasional Bimbingan Dan Konseling Universitas Pattimura, 1(1).
Sadirman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Edisi Revi). Raja Grafindo
Persada.
Santoso, R. (2021). Pengaruh Motivasi dan Sarana Belajar Online Terhadap
Kemandirian Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan
Ekonomi, 14(1), 25–36.
Satya Anggi Permana. (2018). Kerjasama Guru BK dengan Personil Sekolah Dalam
Melaksanakan Kegiatan layanan BK di Sekolah Menengah Atas (SMAN) 4 Kerinci.
MENARA Ilmu, XII(1), 142–153.
Suryani, R., Said, A., & Sukmawati, I. (2019). Hambatan Yang Dialami Guru BK Untuk
Melaksanakan Instrumen Non-Tes Dalam Pelayanan BK Dan Usaha
Mengatasinya. Biblio Couns : Jurnal Kajian Konseling Dan Pendidikan, 2(1), 33–
40. https://doi.org/10.30596/bibliocouns.v2i1.3035
Susdarwono, E. T. (2020). Meningkatkan Kemampuan Siswa Sekolah Dasar Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Mastering 4 ( Four ) Basic Procedures of
Arithmatics To Improve Basic School Students ’ Ability in Completing Mathematics
Problems. Jurnal Pembelajaran Dan Matematika Sigma (Jpms), 6(2), 72–84.
Umar, S. (2001). Bimbingan dan Penyuluhan. Pustaka Setia.
Wahyuni, S. (2020). Assessment dalam Bimbingan dan Konseling. Hikmah, 10(2). 1 No.
4 Pp. 204-209.

10

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy